NYERI KEPALA
KELUHAN UTAMA TERASA BERAT,
sejak 2 bulan SMRS
ANAMNESA
RIWAYAT
-
PEMAKAIAN OBAT
KU/KG/KP : Sedang/Baik/Buruk
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 160/110 mmHg Suhu : 36,5 oC
Nadi : 98x/i BB : 70 Kg
RR : 22/i TB : 160 cm
STATUS GENERALISATA
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, Pupil isokor +/+, RC +/+
Leher : Dalam batas normal
Paru : Vesikuler +/+, Ronkhi +/+ minimal,
wheezing -/-
Jantung : Murmur -, gallop
Abdomen : membesar, striae (+), tampak linea
nigra
Ekstremitas : Edema (+/+)
STATUS OBSTETRIK
PENATALAKSANAAN :
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. MgSO4 40% 4 gr 10 cc (Initial dose) (IV) bolus
perlahan selama 5-10 menit
Inj. Ceftriaxone 2x1 (iv)
Pasang folley cateter
Konsul dr. Deden Antoni, Sp.OG Rencana SC cito
FOLLOW UP
HARI/TGL VITAL SIGN TERAPI
Balance cairan :
-816 (input : 1984, output 2800)
Balance cairan :
-256 (input : 2144, output 2400)
1. Hipertensi Kronik
Meningkat
140/90mmHg
Gejala/tanda lain
Kelainan mata
Edema paru
Kelainan ginjal
Sindroma HELLP
Lakukan pemeriksaan fisik meliputi vital sign, refleks patella dan jumlah
urin.
Bila RR<16 x/menit, atau refleks patella (-) atau oliguria (urin<0,5
cc/kgBB/jam), stop pemberian MgSO4.
Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan
10%) bolus dalam 10 menit.
Jika terjadi eklampsia, berikan kembali MgSO4 2 g IV perlahan (15-20
menit). Bila setelah pemberian MgSO4 ulangan masih kejang, dapat
dipertimbangkan pemberian diazepam 10 mg IV selama 2 menit.
2. Antihipertensi
Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu mendapat terapi
antihipertensi.
Pilihan antihipertensi
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipin 4x10-30 mg per oral (short acting) Dapat menyebabkan hipoperfusi pada
1x20-30 mg per oral (long acting) ibu dan janin bila diberikan sublingual
Metil Dopa 2x250-500mg per oral (dosis
maksimum 2000 mg/hari)
Pada ibu dengan pre eklampsia berat, dimana janin sudah viable
namun usia kehamilan belum mencapai 34 minggu, manajemen
ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi (gejala
PEB persisten, eklampsia, edema paru, disfungsi renal, sindrom
HELLP, DIC).
Pada ibu dengan preeklampsia berat, dimana usia kehamilan
antara 34-37 minggu, manajemen ekspektan boleh dianjurkan,
asalkan tidak terdapat hipertensi tidak terkontrol, disfungsi
organ ibu dan gawat janin.
Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya
sudah aterm, persalinan dini dianjurkan.
Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi
gestasional yang sudah aterm, induksi persalinan di anjurkan.
PROGNOSIS
Hartuti Agustina, dkk. Referat Preeklampsia. Purwokerto. Universitas Jendral Sudirman. 2011
Simona Gabriella R. Tugas Obstetri dan Ginekologi, Patofisiologi Preeklampsia. Maluku.
Universitas Pattimura. 2009
Dharma Rahajuningsih, Noroyono Wibowo dan Hessyani Raranta. Disfungsi Endotel pada
Preeklampsia. Jakarta. Universitas Indonesia. 2005
Prawirohardjo Sarwono dkk. Ilmu Kebidanan, Hipertensi Dalam Kehamilan. Jakarta. PT Bina
Pustaka. 2010. Hal : 542-50\
Wiknjosastro, H. Pre-eklampsia dan eklampsia. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007. 281-301.
Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah F.Obstetri Patologi ilmu kesehatan
reproduksi Edisi 2. Gestosis. Jakarta: EGC; 2005; h.64-82.
Cunningham, FG et.al. Hypertensive Disorder in Pregnancy. Williams Obstetrics, 21st ed.
Prentice Hall International Inc. Appleton and Lange. Connecticut. 2001. 653 - 694.
Jurnal penatalaksanaan Pre-eklampsi dan Eklampsi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, RS. Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, April 1998.
Muchtar. Acute Pulmonary Edema in Preeclampsia. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, Makasar, Juni 2016.
Lukas, Tatalaksana Edema Paru pada Preeklampsia Berat. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, Makassar, Februari 2016.
Terima Kasih