Anda di halaman 1dari 44

PREEKLAMPSIA BERAT

DENGAN EDEMA PARU AKUT


OLEH:
dr. Dina Ryanti
PEMBIMBING:
dr. Deden Antoni, Sp.OG
PENDAMPING:
dr. Marniyanti
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Usia : 30 tahun
Nama Suami : Tn. T
Usia : 32 tahun
Alamat : Paraman Ampalu
Tanggal Masuk : 15 Juli 2017
Tanggal Keluar: 19 Juli 2017
ANAMNESA

NYERI KEPALA
KELUHAN UTAMA TERASA BERAT,
sejak 2 bulan SMRS
ANAMNESA

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien G1P0A0H0 rujukan dari Puskesmas Paraman
Ampalu tanggal 15 Juli 2017 diantar keluarga dan
bidan ke RSUD Pasaman barat dengan keluhan
nyeri kepala.

Hal ini dialami sejak 2 bulan SMRS, dan


memberat dalam 1 hari ini. Nyeri kepala bersifat
hilang timbul dan sudah dirasakan sejak usia
kehamilan 30 minggu
- Riwayat tekanan darah tinggi selama kehamilan ini
(+), diketahui sejak usia kehamilan 28 minggu. Tetapi
pasien tidak rutin kontrol ke puskesmas dan poli
kandungan. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum
kehamilan (-)

- Nyeri ulu hati (+), mual-muntah (+), pandangan


kabur (-). Riwayat kejang (-). BAK/BAB +/+ normal.
RIWAYAT PENYAKIT
HIPERTENSI (-), DM (-), PJK (-)
TERDAHULU

RIWAYAT
-
PEMAKAIAN OBAT

HPHT & TTP HPHT : 23 10 2016


TTP : 30 07 2017

Selama kehamilan, pasien memeriksa


ANTENATAL CARE kehamilannya ke puskesmas 2 kali.
Pemeriksaan USG belum pernah dilakukan
PEMERIKSAAN FISIK

KU/KG/KP : Sedang/Baik/Buruk
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 160/110 mmHg Suhu : 36,5 oC
Nadi : 98x/i BB : 70 Kg
RR : 22/i TB : 160 cm
STATUS GENERALISATA
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, Pupil isokor +/+, RC +/+
Leher : Dalam batas normal
Paru : Vesikuler +/+, Ronkhi +/+ minimal,
wheezing -/-
Jantung : Murmur -, gallop
Abdomen : membesar, striae (+), tampak linea
nigra
Ekstremitas : Edema (+/+)
STATUS OBSTETRIK

Leopold I : 3Jari Bpx, teraba bagian lunak


(bokong)
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Presentasi kepala
Leopold IV : Belum masuk PAP
DJJ : 132x/i
HIS : 10 x 10
PD : Portio tebal, - , ketuban (+), presentasi
kepala
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Tanggal 15/7/2017)

Pemeriksaan Hematologi Hasil Nilai Normal

Hemoglobin 11,1 g/dl L : 14-18 gr% P: 12-16 gr/dl

Leukosit 13.810/mm3 5.000-10.000

Trombosit 185.000/mm3 150.000 400.000

Hematokrit 34 % L : 40-48 % P : 37-43 %

SGOT 31 U/I L:< 37 U/I P:< 32 U/I

SGPT 21 U/I L: < 40 U/I P:< 31 U/I

Ureum 46 mg/dl 10-50 mg/dl

Kreatinin 1,1 mg/dl L:0,6-1,1mg/dl P:0,5-0,9mg/dl

KGD 198 mg/dl < 200 mg/dl


Pemeriksaan Hematologi Hasil Nilai Normal

Waktu perdarahan 2 30 13%

Waktu pembekuan 4 30 26%


Pemeriksaan Urine Hasil (Makro) Nilai Normal

Protein +++ Positif Negatif

Reduksi - Negatif Negatif

Bilirubin - Negatif Negatif

Urobilin - Negatif Negatif


DIAGNOSA KERJA:
G1P0A0 + gravid (37 38 minggu) + Preeklampsia Berat

PENATALAKSANAAN :
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. MgSO4 40% 4 gr 10 cc (Initial dose) (IV) bolus
perlahan selama 5-10 menit
Inj. Ceftriaxone 2x1 (iv)
Pasang folley cateter
Konsul dr. Deden Antoni, Sp.OG Rencana SC cito
FOLLOW UP
HARI/TGL VITAL SIGN TERAPI

15/07/2017 S: -Sakit kepala Th/:


- Kaki bengkak - O2 3-4 l/i
13.00 WIB - Nyeri ulu hati - IVFD RL + drip MgSO4 40% 28 gtt/I
- Sesak Nafas (maintenance dose)
- Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
O: KU= Sedang - Elevasi semi-fowler
SENSORIUM : Compos Mentis
TD: 160/90 mmHg Nb:
HR: 97x/i Observasi vital sign, DJJ dan tanda-tanda
RR: 24 x/i eklampsia
T: 36,7 oC USG :
DJJ : 132x/I - Janin tunggal intra uterus
Refleks patella (+) - Biometri : TBA : 3000 gr
Urine : 600 cc (selama 6 jam) - Plasenta di corpus belakang
- Kesan: gravid 37-38 minggu, janin hidup
Persiapan operasi SC pukul 15.00
A: G1P0A0H0+KDR (37 -38minggu)
+ Preeklampsia Berat
HARI/TGL VITAL SIGN TERAPI
15/07/2017 S: - Sesak Nafas (+) Th/:
16.30 WIB - Kaki bengkak (+)
- O2 5-6 l/i
- Nyeri luka post op (-)
- IVFD RL + drip MgSO4 40% 28gtt/I
(maintenance dose)
O: KU= Sedang
- Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
SENSORIUM : Compos Mentis
- Metronidazole infus 3x1 (IV)
TD: 150/100
- Pronalgess supp
HR: 101x/i
- Lasix drip 5mg/jam (IV)
RR: 32 x/i
- KSR 1x1
T: 36,5 oC
- Elevasi semi-fowlar
Thorax :
- Diet ML
Auskultasi : Rh (+/+), wh (-/-)
Cek darah post op
Ekstremitas : Edema (+/+)
Hb : 9,8 gr%
nb:
Balance cairan : -87 (input : 913,
Hasil Operasi : Lahir bayi dengan JK laki-
output 1000)
laki, BB 3100 gr, PB 42cm, LD
33cm,LK 31cm, anus dijumpai. Langsung
A: Post SC P1H1 a/i preeklampsia berat
menangis, gerakan aktif. Sianosis (-)
+ edema paru akut
Pasien di rawat di ruang HCU
HARI/TGL VITAL SIGN TERAPI
16/07/2017 S: - Sesak Nafas (+) Th/:
- Kaki bengkak (+)
- Nyeri luka post op (+) - O2 5-6 l/I
- IVFD RL 20 gtt/i
O: KU= Sedang - Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
SENSORIUM : Compos Mentis - Metronidazole infus 3x1 (IV)
TD: 150/90 mmHg - Lasix drip 2 mg/jam(IV)
HR: 92 x/i - KSR 1x1 (PO)
RR: 28 x/i - ISDN 3x10 mg (PO)
T: 36,5 oC - Elevasi semi-fowlar
Thorax : - Diet ML
Auskultasi : Rh (+/+), wh (-/-)
Ekstremitas : Edema (+/+)

Balance cairan :
-816 (input : 1984, output 2800)

A: Post SC P1H1 a/i preeklampsia


berat H+I + edema paru akut
HARI/TGL VITAL SIGN TERAPI

17/07/2017 S: - Sesak Nafas (+) berkurang Th/:


- Kaki bengkak (+) - O2 5-6 l/i
- Nyeri luka post op (+) - IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
O: KU= Sedang - Metronidazole tab 3x1 (PO)
SENSORIUM : Compos Mentis - Lasix drip Aff ganti Spironolakton
TD: 130/90 mmHg 2x1
HR: 94 x/i - KSR 2x1
RR: 26 x/i - Elevasi semi-fowlar
T: 36,5 oC - Diet ML
Thorax :
Auskultasi : Rh (+/+) minimal, wh (-
/-)
Ekstremitas : Edema (+/+)

Balance cairan :
-256 (input : 2144, output 2400)

A: Post SC P1H1 a/i preeklampsia


berat H+II + edema paru akut
HARI/TGL VITAL SIGN TERAPI

18/01/2017 S: - Sesak Nafas (+) berkurang Th/:


- Kaki bengkak (+)
- Nyeri luka post op (+) - O2 3-4 l/i
- IVFD RL 20 gtt/i
O: KU= Sedang - Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
SENSORIUM : Compos Mentis - Metronidazole tab 3x1 (PO)
TD: 130/80 mmHg - Asam Mefenamat 3X1 (PO)
HR: 94 x/i - Spironolakton 2x1 (PO)
RR: 22 x/i - KSR 2x1 (PO)
T: 36,5 oC - Elevasi semi-fowlar
Thorax : - Diet MBRG
Auskultasi : Rh (-/-), wh (-/-)
Ekstremitas : Edema (+/+) Nb : pasien sudah bisa dipindahkan ke
berkurang ruang kebidanan
Balance cairan :
-816 (input : 1984, output 2800)

A:Post SC P1H1 a/i preeklampsia


berat H+III + edema paru akut
HARI/TGL VITAL SIGN TERAPI

19/01/2017 S: - Kaki bengkak (+) berkurang Th/:


- Nyeri luka post op (+)
- Sesak Nafas (-) - Cefixim tab 3x1 (PO)
- Metronidazole tab 3x1 (PO)
O: KU= Sedang - Sanmol tab 3x1 (PO)
SENSORIUM : Compos Mentis - B comp c 2x1 (PO)
TD: 130/80 mmHg Nb:
HR: 94 x/i kateter aff
RR: 20 x/i Pasien sudah diperbolehkan pulang
T: 36,5 oC Kontrol poli Obgyn pada hari Sabtu,
Thorax : 22/7/2017
Auskultasi : Rh (-/-), wh (-/-)
Ekstremitas : Edema (+/+)
berkurang

A:Post SC P1H1 a/i preeklampsia


berat H+IV + edema paru akut
KESIMPULAN
Ny.H, 30 tahun, G1P0A0H0 datang dengan
keluhan nyeri kepala 2 bulan SMRS.
nyeri epigastrium (+), mual (+), riw.HT selama
kehamilan (+).
TD : 160/110 mmHg. Proteinuria 3+.
Os mengeluhkan sesak nafas sejak pre op sc,
dan diberi terapi preeklampsia dengan edema
paru akut
Setelah 5 hari dirawat, pasien diperbolehkan
pulang dengan keadaan tekanan darah
terkontrol dan sesak nafas sudah tidak
dijumpai
Os dijadwalkan kontrol poli kandungan pada
tanggal 22/7/2017
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

1. Hipertensi Kronik

Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum


kehamilan menetap setelah persalinan.
-TD 140/90 mmHg
-Riwayat HT sebelum hamil, Hipertensi <20minggu kehamilan
-Tidak ada proteinuria
-Dapat disertai keterlibatan organ lain seperti mata, jantung
dan ginjal.
2. Hipertensi gestasional

Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah


kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan.
- TD>140/90mmHg
- Tidak ada riwayat HT sebelum hamil, TD darah normal
di usia kehamilan < 20 minggu
- Tidak ada proteinuria
3. Pre-eklampsia, superimposed eklampsia dan
Eklampsia
Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda
hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena
kehamilan. Timbul gejala setelah > 20 minggu

Superimposed eklampsia adalah ibu dengan riwayat


hipertensi kronik + Protein urine >+1 atau trombosit
<100.000/mm3 pada kehamilan >20 minggu
Gejala dan Tanda
PRE-EKLAMPSIA RINGAN PRE-EKLAMPSIA BERAT

Tek. Darah sistolik 140 Tek. Darah sistolik 160 mmHg


mmHg
Tek. Darah diastolik 90 Tek. Darah diastolik 110 mmHg
mmHg
Kadar enzim hati dalam batas Peningkatan kadar enzim hati atau/dan
normal / ikterus (-) Ikterus
Trombosit > 100.000/mm3 Trombosit < 100.000/mm3
Urine > 400 ml/24 jam Oliguria < 400 ml/24 jam
Proteinuria (+1/+2) Proteinuria > 3 g/liter (+3/+4)
Bisa ditemukan / tidak nyeri Nyeri epigastrium
PREEKLAMPSIA RINGAN PREEKLAMPSIA BERAT
Belum atau minim gejala Skotoma dan gangguan visus lain
gangguan visus dan nyeri frontal atau nyeri frontal yang berat
Perdarahan retina (-) Pendarahan retina
Edema pretibial Edema pulmonum
Sadar Dapat terjadi penurunan kesadaran

Eklampsia : Gejala Pre eklampsia + Kejang / koma


Tidak ada penyebab lain ( misalnya epilepsi, perdarahan
subrakhnoid, dan meningitis )
ETIOLOGI

Banyak terjadi pada primigravida


Riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan
Riwayat mengalami preeklampsia sebelumnya
Kehamilan kembar
Obesitas
DIAGNOSIS Tekanan Darah

Meningkat
140/90mmHg

Gejala/tanda lain

Nyeri kepala dan atau gangguan penglihatan


dan atau hiperrefleksia dan atau proteinuria

Hamil < 20 minggu Hamil >20 minggu

Kejang (-) Kejang (+)


Hipertensi Superimposed
kronik preeclampsia
Eklampsia
Preeklampsia Preeklampsia
Hipertensi
Ringan Berat
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang tambahan

Pemeriksaan darah lengkap


Golongan darah dan rhesus
Fungsi hati (SGOT, SGPT)
Fungsi ginjal (Ureum, Kreatinin)
Profil koagulasi (PT, APTT)
USG terutama jika ada indikasi gawat janin
KOMPLIKASI

Koma / penurunan kesadaran

Kelainan mata

Edema paru

Kelainan ginjal

Sindroma HELLP

Prematuritas dan kematian janin intra uterin.


PENATALAKSANAAN

Penderita harus dirawat di rumah sakit


Penderita dikirim ke rumah sakit dengan diberikan cairan infus yang
berisi MgSO4 untuk menghindari kejang atau (dapat diberikan
loading dose ) dan di dampingi tenaga kesehatan yang terampi
Penderita dirawat di ruang ICU
Hindari pemeriksaan dalam yang berulang-ulang
Pertahankan jalan napas yang bebas, berikan O2 dan pasang
kateter
Medikamentosa:
1. MgSO4
CARA PEMBERIAN MgSO4
Berikan dosis awal 4 g MgSO4 Syarat pemberian MgSO4
sesuai prosedur untuk mencegah Tersedia Ca Glukonas 10%
kejang atau kejang berulang. Ada refleks patella
Jumlah urin minimal 0,5
Sambil menunggu rujukan, mulai ml/kgBB/jam
dosis rumatan 6 g MgSO4 dalam
6 jam sesuai prosedur.

CARA PEMBERIAN DOSIS AWAL


Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSo4 40%) dan larutkan dengan
10 ml akuades
Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit.
Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri dan kanan.
CARA PEMBERIAN DOSIS RUMATAN
Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSo4 40%) dan larutkan dalam 500 ml larutan
Ringer Laktat/Ringer Asetat, lalu berikan secara IV dengan kecepatan 28 tetes
permenit selama 6 jam, dan diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau
kejang berakhir (bila eklampsia).

Lakukan pemeriksaan fisik meliputi vital sign, refleks patella dan jumlah
urin.
Bila RR<16 x/menit, atau refleks patella (-) atau oliguria (urin<0,5
cc/kgBB/jam), stop pemberian MgSO4.
Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV (10 ml larutan
10%) bolus dalam 10 menit.
Jika terjadi eklampsia, berikan kembali MgSO4 2 g IV perlahan (15-20
menit). Bila setelah pemberian MgSO4 ulangan masih kejang, dapat
dipertimbangkan pemberian diazepam 10 mg IV selama 2 menit.
2. Antihipertensi
Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu mendapat terapi
antihipertensi.
Pilihan antihipertensi
Nama Obat Dosis Keterangan
Nifedipin 4x10-30 mg per oral (short acting) Dapat menyebabkan hipoperfusi pada
1x20-30 mg per oral (long acting) ibu dan janin bila diberikan sublingual
Metil Dopa 2x250-500mg per oral (dosis
maksimum 2000 mg/hari)

Antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya captopril), ARB (misalnya


valsartan), dan klorotiazid dikontraindikasikan pada ibu hamil.
2. Tindakan Obstetrik
Pada ibu dengan eklampsia, bayi harus segera dilahirkan dalam 12
jam setelah terjadinya kejang

Pada ibu dengan pre eklampsia berat, dimana janin sudah viable
namun usia kehamilan belum mencapai 34 minggu, manajemen
ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi (gejala
PEB persisten, eklampsia, edema paru, disfungsi renal, sindrom
HELLP, DIC).
Pada ibu dengan preeklampsia berat, dimana usia kehamilan
antara 34-37 minggu, manajemen ekspektan boleh dianjurkan,
asalkan tidak terdapat hipertensi tidak terkontrol, disfungsi
organ ibu dan gawat janin.
Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya
sudah aterm, persalinan dini dianjurkan.
Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi
gestasional yang sudah aterm, induksi persalinan di anjurkan.
PROGNOSIS

Preklampsia dan Eklampsia di Indonesia masih


merupakan penyakit pada kehamilan yang meminta
korban besar dari ibu dan bayi.

Tingginya kematian ibu dan anak di negara-negara yang


kurang maju disebabkan oleh kurang sempurnanya
pengawasan antenatal dan natal;
EDEMA PARU PADA
PREEKLAMPSIA BERAT
Pada preeklampsia berat, edema paru dapat terjadi
disebabkan oleh:

a. Disfungsi endotel ditandai peningkatan kadar VCAM-1,


vWF, dan fibrin monomer sebagai petanda aktivasi
koagulasi.
b. Peningkatan permeabilitas kapiler akibat timbulnya
mediator inflamasi (tromboksan dan endothelin)
c. Ketidakseimbangan Starling Force akibat hipertensi
dan hemodilusi menyebabkan peningkatan tekanan vena
pulmonalis, penurunan tekanan onkotik plasma, dan
peningkatan negativitas tekanan interstisial
GOALS THERAPY
EDEMA PARU PADA
PREEKLAMPSIA BERAT

Mempertahankan oksigenasi dan


ventilasi yang adekuat
Menurunkan preload dan afterload
pada ventrikel kiri
Mencegah penyakit jantung iskemik
DAFTAR PUSTAKA

Hartuti Agustina, dkk. Referat Preeklampsia. Purwokerto. Universitas Jendral Sudirman. 2011
Simona Gabriella R. Tugas Obstetri dan Ginekologi, Patofisiologi Preeklampsia. Maluku.
Universitas Pattimura. 2009
Dharma Rahajuningsih, Noroyono Wibowo dan Hessyani Raranta. Disfungsi Endotel pada
Preeklampsia. Jakarta. Universitas Indonesia. 2005
Prawirohardjo Sarwono dkk. Ilmu Kebidanan, Hipertensi Dalam Kehamilan. Jakarta. PT Bina
Pustaka. 2010. Hal : 542-50\
Wiknjosastro, H. Pre-eklampsia dan eklampsia. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2007. 281-301.
Sastrawinata S, Martaadisoebrata D, Wirakusumah F.Obstetri Patologi ilmu kesehatan
reproduksi Edisi 2. Gestosis. Jakarta: EGC; 2005; h.64-82.
Cunningham, FG et.al. Hypertensive Disorder in Pregnancy. Williams Obstetrics, 21st ed.
Prentice Hall International Inc. Appleton and Lange. Connecticut. 2001. 653 - 694.
Jurnal penatalaksanaan Pre-eklampsi dan Eklampsi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, RS. Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, April 1998.
Muchtar. Acute Pulmonary Edema in Preeclampsia. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, Makasar, Juni 2016.
Lukas, Tatalaksana Edema Paru pada Preeklampsia Berat. Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, Makassar, Februari 2016.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai