Anda di halaman 1dari 2

HASIL

Dari data analisis dieksklusikan 3685 peserta yang memiliki gigi palsu (tidak
ada gigi alami) dan 386 dengan penyakit jantung yang sudah ada. Peserta dengan data
demografis yang hilang (n = 204) juga dieksklusi, didapatkan sampel akhir 11 869
(46,1% laki-laki, rata-rata usia 50,0 (SD 11,0) berarti). Peserta tanpa gigi yang
dikecualikan lebih tua dan lebih mungkin untuk menjadi perempuan dan perokok.

Peserta yang memiliki perilaku menjaga kesehatan mulut dengan baik, sekitar
62% (14 718) dari peserta yang biasa melakukan kunjungan ke dokter gigi
(setidaknya setiap enam bulan) dan 71% (8481) dilaporkan memiliki kebersihan
mulut yang baik (menyikat gigi dua kali sehari). Peserta yang menyikat gigi kurang
dari dua kali sehari paling banyak ditemukan pada usia lebih tua, laki-laki, dan status
sosial yang rendah menjadi faktor resiko tertinggi termasuk merokok, aktivitas fisik,
obesitas, hipertensi, dan diabetes (tabel 1). Peserta dari survei tahun yang berbeda
sebanding dalam hal demografi dan faktor resiko

Ada sebanyak 555 kejadian penyakit kardiovaskular dengan rata-rata 8,1 (SD
3,4) pada masa follow-up, dimana 170 kejadian tersebut dapat mengakibatkan
kematian. Sekitar 74% (411) kejadian penyakit kardiovaskular didiagnosis adalah
penyakit jantung koroner. Usia rata-rata peserta yang tidak memiliki penyakit
kardiovaskular dibandingkan dengan peserta dengan penyakit kardiovaskular tercatat
49,6 (SD 10,9) dan 57,0 (SD 10,3), masing-masing (P <0,001). Pada usia dan jenis
kelamin berdasarkan analisis peserta dilaporkan kesehatan gigi yang buruk memiliki
peningkatan risiko kejadian penyakit kardiovaskular dan kematian penyakit
kardiovaskuler (tabel 2 dan 3). Peserta yang dilaporkan jarang menyikat gigi memiliki
70% peningkatan risiko kejadian penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan
peserta yang menyikat gigi dua kali sehari. Prediktor independen lain kejadian
penyakit kardiovaskular termasuk merokok (rasio hazard 2,4, 95% confidence interval
1,9-2,9), hipertensi (1,7, 1,4-2,0), dan diabetes (1,9, 1,4-2,7).

Seperti beberapa studi sebelumnya telah melaporkan bahwa usia, jenis


kelamin, dan status merokok ada kaitannya dengan kesehatan mulut dan penyakit
kardiovaskular. Dalam penelitian ini dilakukan berbagai analisis sensitivitas. Tidak
ada perbedaan jenis kelamin yang jelas dalam hasilyang didapatkani; usia rasio hazard
yang disesuaikan untuk kejadian penyakit kardiovaskular dengan kaitannya dengan
menyikat gigi kurang dari sekali sehari pada pria yaitu 2,2 (1,6-3,1) dan wanita 3,6
(1,7-7,7). Tidak juga terdapat perbedaan dengan usia; umur / seks rasio hazard pada
peserta yang berusia 65 tahun atau yaitu sebanyak 2,7 (1,4-5,4) lebih tinggi
dibandingkan mereka yang berusia kurang dari 65 tahun yaitu sebesar 2,2 (1,6-3,0).
Tidak ada perbedaan antara perokok (2,0, 1,3-3,0) dan orang-orang yang tidak pernah
merokok (2,0, 1,1-3,6).

Ada hubungan yang signifikan antara frekuensi menyikat gigi dan penanda
inflamasi sistemik kelas rendah (tabel 4). Peserta yang menyikat gigi mereka lebih
jarang mengalami peningkatan konsentrasi C reaktif protein dan fibrinogen. Asosiasi
ini tetap signifikan setelah beberapa penyesuaian. Di sub-sampel dari peserta dengan
data biologis tersedia kembali kepada analisis survival untuk menguji apakah terdapat
hubungan antara menyikat gigi dengan penyakit kardiovaskular dengan diinklusikan
penanda inflamasi (lihat lampiran pada bmj.com). Dalam analisis ini terdapat
kesamaan, ada 161 kejadian penyakit jantung dengan usia dan jenis kelamin yang
sama dibandingkan dengan sampel utama. Pengenalan C protein reaktif dan
fibrinogen menunjukkan peran mediasi.

Anda mungkin juga menyukai