DOI
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
DOI
LAPORAN KASUS
ABSTRAK
Takikardia supraventrikular (SVT) mewakili serangkaian takiaritmia yang berasal dari
sirkuit atau fokus yang muncul di atas bundel His dan mengakibatkan denyut jantung
melebihi 100 kali/menit. Takikardia reentri atrioventrikuler (AVRT) ortodromik merupakan
jenis SVT kedua yang paling umum dijumpai pada sekitar 55% pasien dengan sindrom Wolff-
Parkinson-White (WPW). Sindrom WPW merupakan bentuk kelainan pre-eksitasi ventrikel
yang paling umum dijumpai. Sindrom ini ditandai dengan adanya jalur aksesori antara atrium
dan ventrikel yang memungkinkan adanya rute alternatif untuk depolarisasi ventrikel.
Dilaporkan seorang wanita, 34 tahun dengan sindrom WPW yang terdiagnosis setelah
terminasi dari takikardi kompleks sempit melalui manuver valsava yang dimodifikasi.
Manuver ini merupakan teknik lini pertama yang biasa digunakan untuk mengembalikan
irama sinus. Teknik non-invasif ini berfungsi untuk memperpanjang periode refrakter nodus
AV melalui peningkatan tekanan intrathorakal dalam waktu singkat sehingga menstimulasi
aktivitas baroreseptor di lengkung aorta dan karotis yang selanjutnya meningkatkan tonus
parasimpatis. Sebagai kesimpulan, dokter perlu menyadari bahwa manuver ini berpotensi
untuk menginduksi takiaritmia letal akibat blokade nodus AV sehingga memicu konduksi
melalui jalur aksesori pada pasien dengan sindrom pre-eksitasi.
ABSTRACT
Supraventricular tachycardia (SVT) represent a range of tachyarrhythmias originating
from a circuit or focus arising above the bundle of His and causing heart rates exceed 100
beats/minute. Orthodromic atrioventricular reentrant tachycardia (AVRT) is the second most
common form of SVT and inducible in approximately 55% of individuals with Wolff-
Parkinson-White (WPW) syndrome. WPW syndrome is the most common form of ventricular
pre-excitation. It is characterized by the presence of an accessory pathway between the
atrium and ventricles which allows an alternative route for ventricular depolarization. We
reported, a 34 years old female with WPW syndrome that was diagnosed following successful
termination of narrow complex tachycardia after modified Valsalva maneuver. Modified
Valsalva maneuver, commonly used as first-line technique to restore the normal sinus rhythm.
This non-invasive technique can increase AV nodal refractoriness by increasing intrathoracic
pressure for a brief period, thus stimulating baroreceptor activity in the aortic arch and
carotid bodies, resulting in increased parasympathetic tone. In conclusion, clinicians need to
be aware of the potential for this maneuver to induce lethal tachyarrhythmias via AV nodal
blockade and preferential conduction down the accessory pathway in patients with pre-
excitation syndrome.
kompleks sempit pada kunjungan di sebagai sistem konduksi dari situs anatomi
departemen emergensi.1 asal takikardia ke daerah jantung lainnya
Takikardia supraventrikuler (SVT) (misalnya, atrial fibrilasi dan atrial flutter),
merupakan takiaritmia yang berasal dari AVRT merupakan suatu takikardia khusus
sirkuit atau fokus yang muncul di atas dimana jalur aksesori diperlukan sebagai
bundel His dan mengakibatkan denyut sistem konduksi untuk inisiasi dan
jantung melebihi 100 kali/menit. Irama keberlangsungan dari takikardia tersebut.5
yang sangat cepat ini kadang menakutkan Dalam laporan ini, kami akan
bagi pasien terutama jika sering berulang mendeskripsikan suatu kasus tentang fitur
atau persisten, dan dapat menyebabkan khas sindrom preeksitasi yang terdeteksi
morbiditas yang signifikan.2,3 Takikardia pada pemeriksaan EKG setelah proses
supraventrikuler (SVT) (tidak termasuk reversi dari suatu SVT melalui manuver
atrial fibrilasi atau flutter dan takikardia valsalva yang dimodifikasi. Kami juga
atrial multifokal) diperkirakan memiliki ingin memperingatkan tentang resiko
insiden sebanyak 35 per 100.000 penggunaan manuver vagal ataupun obat-
orang/tahun, dengan prevalensi 2.29/1000 obatan yang dapat menghambat konduksi
orang. Takikardia reentri nodus atrioventrikuler pada pasien-pasien dengan
atrioventrikuler (AVNRT) merupakan sindrom preeksitasi serta menegaskan
jenis SVT yang paling umum dijumpai kembali pentingnya pemeriksaan EKG
pada orang dewasa (sekitar 50 hingga 60 ulang setelah manajemen dari suatu aritmia
persen), sedangkan takikardi reentri akut.
atrioventrikuler (AVRT) umumnya
dijumpai pada populasi anak-anak dan LAPORAN KASUS
pasien dengan sindrom preeksitasi Seorang perempuan, usia 34 tahun,
(menyumbang sekiatar 30 persen dari datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD)
semua SVT).4 RSUD Bumi Sebalo, Kabupaten
AVRT merupakan suatu takikardia Bengkayang dengan keluhan utama berupa
reentri yang secara anatomis terdiri dari dada berdebar sejak 30 menit sebelum
dua jalur konduksi yang berbeda, yakni masuk ke rumah sakit. Pasien juga
sistem konduksi AV normal dan jalur mengeluhkan perasaan tidak nyaman di
aksesori AV yang menghubungkan atrium dada. Dada terasa seperti ditindih beban
dan ventrikel. Berbeda dengan aritmia lain berat dan dirasa menembus ke belakang.
yang dapat menggunakan jalur aksesori Pasien juga megeluh keringat dingin, dan
sakit kepala. Pasien menyangkal keluhan kematian jantung mendadak pada keluarga
sesak. Pasien mengaku sudah sering juga disangkal.
mengalami keluhan serupa sejak usia 8 Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tahun namun keluhan biasanya membaik kelainan berupa takikardia dengan
dengan sendirinya dalam hitungan diaforesis. Denyut jantung pasien kurang
beberapa menit. Pasien menyangkal lebih 180 kali/menit, regular, dengan
mengkonsumsi kafein atau obat-obatan tekanan darah 110/70 mmHg. Pada
sebelum keluhan muncul. Riwayat pemeriksaan EKG didapatkan irama SVT
penyakit lain seperti hipertensi, diabetes dengan denyut jantung yang teratur
mellitus, dan dislipidemia disangkal. sebanyak kurang lebih 190 kali/menit,
Pasien tidak pernah merokok dan minum aksis normal, dan depresi segmen ST pada
alkohol. Riwayat keluhan serupa atau sadapan I, II, III, aVF, V3-V6 (Gambar 1).
Gambar 1. Elektrokardiografi pasien yang menunjukkan irama SVT dengan denyut jantung
189kali/menit
Gambar 2. Elektrokardiografi pasien menunjukkan irama sinus dengan denyut jantung 102
kali/menit dengan gelombang delta dan deviasi segmen ST yang diskordan di lead II, III, aVF,
V1-V4
Pilihan terapi lini pertama untuk pasien defleksi positif yang diikuti oleh kompleks
ini adalah manuver vagal. Setelah QRS pada sadapan II. Interval PR sangat
memastikan pasien tidak memiliki riwayat pendek dengan gambaran gelombang delta
penyakit serebrovaskuler dalam 3 bulan yang khas atau gelombang bertakik yang
terakhir, dan tidak ditemukan adanya bruit jelas dapat diamati pada kompleks QRS di
pada kedua arteri karotis pasien. Pijat sinus sadapan positif, terutama pada sadapan
karotis dilakukan pada pasien selama 5 ekstrimitas. Kompleks QRS tampak sedikit
menit tetapi tindakan ini gagal melebar dengan pola blok berkas cabang
mengembalikan irama jantung pasien kanan. Dapat juga diamati perubahan
menjadi normal. Tindakan kemudian repolarisasi pada sadapan ekstremitas yang
dilanjutkan dengan maneuver valsalva ditandai dengan deviasi segmen ST yang
yang dimodifikasi. Status hemodinamik diskordan (Gambar 2). Seluruh temuan ini
pasien stabil selama prosedur intervensi mengarahkan pasien terhadap sindrom
tanpa ditemui tanda hipoperfusi. Pada WPW. Pasien kemudian dirawat di ICU
akhirnya, irama jantung pasien berhasil di- dan diberi terapi berupa oksigenasi,
reversi, dan pemeriksaan EKG kembali pemberian cairan rumatan, dan tablet
diulang, hasil EKG menunjukkan amiodarone 100mg/8jam. Pasien kemudian
gambaran khas dari sindrom pre-eksitasi. dirujuk ke rumah sakit rujukan Provinsi
EKG setelah proses reversi ini Kalimantan Barat, RSUD Dr. Soedarso,
menunjukkan irama sinus yang dibuktikan Pontianak untuk kemungkinan
dengan adanya gelombang P dengan diperlukannya suatu studi elektrofisiologi
MK | Vol. 3 | No. 2 | APRIL 2020 75
Agustinus Vincent : Takikardia Reentri Atrioventrikuler …
umum dijumpai adalah AVNRT diikuti sistem saraf otonom, gangguan konduksi
oleh AVRT dan takikardia atrial.4 intraventrikuler, interval atrioventrikuler
AVRT merupakan suatu takikardia yang memanjang, dan gelombang P
reentri yang terjadi pada pasien-pasien retrograd yang tumpang tindih dengan
dengan sindrom WPW. Pada AVRT, segmen ST berkontribusi terhadap
nodus atrioventrikuler dan jalur aksesori gambaran depresi segmen ST.9
berperan dalam membentuk suatu sirkuit Meskipun temuan klasik untuk
antara atrium dan ventrikel yang menegakkan diagnosis sindrom WPW
memungkinkan adanya proses reentri dari adalah ditemukannya interval PR yang
impuls yang dihasilkan. Ada dua bentuk pendek dan gelombang delta dengan
AVRT: ortodromik, dan antidromik. Pada kompleks QRS yang lebar, disritmia yang
AVRT ortodromik, impuls dari atrium paling umum terjadi adalah takikardia
dikonduksikan ke ventrikel melalui nodus kompleks sempit. Secara umum, sulit
atrioventrikuler, kemudian dikonduksikan untuk membedakan SVT paroksismal yang
kembali secara retrograd melalui jalur diakibatkan oleh AVNRT dengan SVT
aksesori yang memungkinkan impuls paroksismal yang diakibatkan oleh AVRT
tersebut masuk kembali ke dalam sistem ortodromik karena keduanya akan
konduksi sehingga takikardia terjadi secara menghasilkan gambaran takikardia
terus-menerus.7 kompleks sempit pada pemeriksaan EKG.9
AVRT ortodromik menyumbang 90- Tanda khas yang dapat ditemui apabila
95% kasus dari keseluruhan takikardia SVT paroksismal diakibatkan oleh suatu
reentri yang terjadi pada pasien dengan AVRT ortodromik, yaitu depresi segmen
sindrom WPW, aritmia ini biasa ST, dan adanya osilasi antar denyut pada
dicetuskan oleh suatu denyut ekstrasistol amplitudo QRS. Sebuah aspek yang dapat
atrium atau ventrikel.7,8 Gambaran EKG diamati pada EKG untuk menentukan
pada AVRT ortodromik, biasanya diagnosis diferensial adalah pada AVNRT,
menunjukkan suatu irama teratur dengan gelombang P dapat diamati pada kompleks
kecepatan ventrikel yang berkisar dari 150 QRS atau di akhir kompleks QRS, namun
hingga 250 denyut/menit. Gelombang P pada SVT yang dimediasi oleh suatu jalur
defleksi negatif dengan interval PR yang aksesori, gelombang P dapat diamati
memendek juga dapat diamati. Depresi setelah kompleks QRS karena impuls
segmen ST juga dapat ditemukan pada harus berjalan terlebih dahulu di ventrikel
AVRT ortodromik, perubahan pada tonus dan jalur aksesori sampai akhirnya sampai
di atrium. Ketika irama jantung telah flutter atrium dengan konduksi AV yang
kembali normal, interval PR yang pendek, bervariasi. Perhatian lebih harus
dan gelombang delta selanjutnya dapat ditekankan pada kasus AF dengan respon
diamati. ventrikuler cepat, ketidakteraturan dari
Saat melakukan penilaian pada pasien respon ventrikel terkadang sulit untuk
dengan kecurigaan SVT, penting untuk dideteksi dan bisa salah didagnosis sebagai
mengevaluasi status hemodinamik pasien suatu SVT.3
dengan cepat. SVT jarang berakibat fatal Apabila ditemukan SVT yang reguler,
tetapi resiko kematian jantung mendadak temuan ini dapat mewakili AT dengan
tahunan, kasus ini mencapai 0,02%-0,15% konduksi 1:1 atau SVT yang melibatkan
pada pasien-pasien dengan sindrom nodus AV. Suatu takikardia junctional,
WPW.3 Meskipun demikian, pada pasien- yang berasal dari simpang AV (termasuk
pasien tertentu dengan komorbiditas bundle His), bisa regular atau ireguler,
jantung mungkin tidak dapat mentolerir dengan konduksi yang bervariasi ke
laju ventrikel yang terlalu cepat, yang atrium. SVT yang melibatkan nodus AV
selanjutnya dapat mengakibatkan sebagai komponen yang diperlukan dalam
ketidakstabilan hemodinamik, eksaserbasi sirkuit takikardia reentri mencakup
gagal jantung kongestif, atau angina. AVNRT, dan AVRT. Dalam takikardi
Apabila pasien dianggap tidak stabil akibat reentri ini, gelombang P yang
SVT, dan percobaan manuver vagal dikonduksikan secara retrograd sulit untuk
maupun pemberian adenosine intravena dapat diamati, terutama jika ada suatu blok
tidak efektif atau tidak tersedia, kardioversi cabang berkas. Pada AVNRT tipikal,
listrik tersinkronasi harus segera dilakukan aktivasi atrium hampir terjadi bersamaan
pada pasien-pasien tersebut.3 dengan QRS, sehingga bagian akhir dari
Pada pasien dengan SVT, EKG 12- gelombang P biasanya terletak di ujung
sadapan berfungsi untuk mengidentifikasi kompleks QRS, muncul sebagai
mekanisme aritmia yang terjadi gelombang P yang sempit dengan defleksi
(Gambar3). Takikardia tersebut pertama- negatif pada sadapan inferior (gelombang
tama harus diklasifikasikan berdasarkan pseudo S) dan defleksi positif pada akhir
teratur atau tidaknya laju ventrikel. Laju kompleks QRS pada sadapan V1 (pseudo
ventrikel yang tidak teratur R’). Pada AVRT ortodromik (dengan
mengindikasikan suatu atrial fibrilasi (AF), konduksi anterograd melalui nodus AV),
takikardi atrial multifokal (MAT), atau gelombang P biasanya dapat dilihat pada
bagian awal segmen ST-T. Dalam bentuk (seperti pada cepat-lambat), gelombang P
AVNRT dan AVRT yang tipikal karena terletak lebih dekat ke kompleks QRS
gelombang P terletak dekat dengan berikutnya. Interval PR yang panjang dapat
kompleks QRS sebelum dan sesudahnya. ditemui pada kasus AVRT yang tidak
Takikardi ini sering disebut takikardi biasa, dikenal sebagai takikardi reentri
dengan segmen PR yang pendek yang junctional permanen (PJRT), yang terdapat
memiliki hubungan 1:1 antara gelombang jalur aksesori tidak biasa yang bertindak
P dan kompleks QRS, kecuali pada sebagai jalur pintas untuk konduksi
beberapa kasus AVNRT langka dimana retrograd yang lambat dari AVRT
dapat terjadi blok AV 2:1 atau AV blok ortodromik sehingga menghasilkan
lainnya dengan berbagai derajat blok. Pada penundaan aktivasi atrium dan
beberapa kasus AVNRT yang tidak biasa menghasilkan interval PR yang panjang.3
Gambar 3. Alogaritme diagnosis banding untuk suatu takikardia kompleks sempit pada
pasien dewasa. AV, atrioventrikuler; AVNRT, takikardi reentri nodus atrioventrikuler;
AVRT, takikardi reentri atrioventrikuler; ECG, elektrokardiografi; MAT, takikardi atrial
multifocal; dan PJRT, takikardi reentri junctional permanen. 3
yang mencakup manuver Valsalva yang penurunan periode refrakter atrium akibat
sama-sama dilakukan dalam posisi semi- manuver vagal dan aktivasi impuls listrik
telentang namun segera setelah pasien pada substrat anatomis AVRT akibat
meniup syringe, pasien kemudian arborisasi yang terjadi pada jalur aksesori.9
diarahkan untuk berbaring sambil Pada pasien AF terkait sindrom WPW
menaikkan kakinya sebesar 45o selama 15 yang tidak stabil harus segera mendapat
detik. Manuver Valsalva termodifikasi terapi kardioversi tersinkronisasi. Obat-
terbukti lebih efektif dalam terminasi obatan yang dapat menghambat nodus AV
irama SVT dibanding dengan manuver harus senantiasa dihindari penggunaannya
Valsalva standar (43% v. 17%).12 pada semua kondisi. Agen-agen ini
Kasus ini merupakan sebuah kasus termasuk agen penghambat beta, agen
tipikal SVT yang berhasil dikelola dengan penghambat kanal kalsium, adenosine, dan
manuver Valsalva termodifikasi dimana digoksin. Agen tersebut dapat
setelahnya, gelombang delta dapat diamati meningkatkan konduksi melalui jalur
pada EKG yang mengindikasikan adanya aksesori yang menghasilkan konduksi
suatu pre-eksitasi pada sindrom WPW. preferensial pada jalur aksesori yang
Pada kasus ini, tidak ada kepentingan selanjutnya akan mempercepat laju
secara klinis bagi kita untuk membedakan ventrikel, dan mengakibatkan kolaps
apakah SVT yang terjadi mengikuti kardiovaskuler.13 Adenosine merupakan
mekanisme AVNRT atau AVRT karena agen yang banyak digunakan sebagai lini
keduanya dapat diterapi dengan manuver pertama manajemen akut, secara umum
atau obat-obatan yang dapat menghambat dianggap aman dan efektif sebagai agen
nodus AV. Akan tetapi, penting bagi kita diagnostic, dan terapeutik. Efek samping
untuk mengamati bahwa pada kasus-kasus yang umum terjadi pada penggunaan
tertentu dimana pasien memiliki sindrom adenosine adalah bronkospasme, nyeri
pre-eksitasi, manuver vagal berpotensi dada, bradikardia, dan takiaritmia letal
memicu potensi AF yang telah ada terutama pada pasien dengan pre-eksitasi.
sebelumnya, kejadian ini selanjutnya dapat Oleh karena itu, mengingat takiaritmia
berakibat fatal apabila laju ventrikel terlalu yang dapat terjadi berpotensi letal,
cepat. Tingginya insiden atrial fibrilasi pemberian adenosine ataupun manuver
pada pasien dengan jalur aksesori vagal hanya boleh dilakukan apabila
dibandingkan dengan pasien-pasien defibrilasi dan obat antiaritmia tersedia dan
dengan AVNRT disebabkan oleh dapat diakses dengan cepat.