Ekstrasistol ventrikel adalah gangguan irama jantung dimana timbul denyut jantung
prematur yang berasal dari fokus yang terletak di ventrikel. Ekstrasistol ventrikel dapat berasal
dari satu ventrikel atau lebih . Ekstrasisitol ventrikel merupakan kelainan irama jantung yang
paling sering ditemukan dan dapat timbul pada jantung yang normal. Biasanya frekuensinya
bertambah dengan bertambahnya usia, terlebih bila banyak minum kopi, merokok atau emosi.
Ekstrasistol ventrikel dapat disebabkan oleh iskemia miokard, infark miokard akut, gagal
jantung, sindrom QT memanjang, prolaps katup mitral, cerebrovaskular accident, keracunan
digitalis, hipokalemia, miokarditis, kardiomiopati. Pengobatan ditujukan pada penyakit dasarnya
atau pengobatan perlu diberikan pada ventrikel ekstrasistol yang dapat berkembang menjadi
aritmia ventrikel yang dapat berbahaya, seperti takikardi ventrikel.
Pada pasien yang infark jantung akut terapi perlu diberikan bila ekstrasistol dianggap
maligna, karena dapat berkembang menjadi aritmia ventrikel yang berbahayaseperti takikardi
atau fibrilasi ventrikel. Ekstrasistol yang maligna yaitu yang jumlahnya lebih dari lima kali
permenit, ekstrasistol ventrikel yang timbul berturut-turut (consequtive), ekstrasistol ventrikel
yang multifokal, ekstrasistol ventrikel yang muncul pada gelombang T (R on T).
-PVC repetitif: bila muncul pada tiap denyutan (beat) kedua dari irama dasar disebut
PVC bigemini, bila timbul pada denyutan ketiga dari irama dasar disebut PVC trigemini
-PVC berkelompok: bila dua PVC muncul berkelompok disebut PVC salvo. Bila tiga
atau lebih PVC disebut VT
-PVC multifokal : bila bentuk PVC dalam satu sadapan bentuknya berlainan. In
menunjukkan fokus ektopik berasal lebih dari satu tempat.
-Fenomena R on T. PVC muncul pada periode repolarisasi ventrikel yang rentan untuk
terjadi VF yaitu
pada downslop
gelompang T.
DIAGNOSIS
•P sinus biasanya terbenam di dalam kompleks QRS, segmen ST atau gelombang T, komplek
QRS muncul lebih awal dari seharusnya, QRS melebar (≥0,12 detik), gambaran QRS wide and
bizzare, segmen ST dan gelombang T berlawanan arah dengan kompleks QRS, bila karena
mekanisme reentri maka interval antara kompleks QRS normal yang mendahuluinya dengan
kompleks ekstrasistol ventrikel akan selalu sama. Bila berbeda maka asalnya dari fokus ventrikel
yang berbeda
Pemeriksaan penunjang
TERAPI
•Tidak perlu diobati jika jarang,timbul pada pasien,tanpa/tidak dicurigai kelainan jantung
organik
b) Poliformik VT
Gambar 2. Monomorfik VT dan polimorfik VT
PATOFISIOLOGI
Secara umum terdapat tiga mekanisme terjadinya aritmia, termasuk aritmia ventrikel,
yaitu automaticity, reentrant, dan triggered activity.
Automaticity terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi jantung.
Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya tercetus pada keadaan akut dan kritis
seperti infark miokard akut, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa, dan tonus
adrenergik yang meninggi. Oleh karena itu, bila berhadapan dengan aritmia ventrikel karena
gangguan automaticity, perlu dikoreksi faktor penyebab yang mendasarinya.Aritmia ventrikel
yang terjadi pada keadaaan akut tidaklah memiliki aspek prognostik jangka panjang yang
penting.
Mekanisme aritmia ventrikel yang tersering adalah reentry dan biasanya disebabkan oleh
kelainan kronis seperti infark miokard lama atau kardiomiopati dilatasi (dilated
cardiomyopathy). Jaringan parut (scar tissue) yang terbentuk akibat infark miokard yang
berbatasan dengan jaringan sehat menjadi keadaan yang ideal untuk terbentuknya sirkuit
reentry.Bila sirkuit ini telah terbentuk maka aritmia ventrikel reentrant dapat timbul setiap saat
dan menyebabkan kematian mendadak.
Triggered activity memiliki gambaran campuran dari kedua mekanisme di
atas.Mekanismenya adalah adanya kebocoran ion positif ke dalam sel sehingga terjadi lonjakan
potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari aksi potensial jantung. Bila lonjakan ini cukup
bermakna maka akan tercetus aksi potensial baru. Keadaan ini disebut after depolarization.
Gambar 3. Patofisiologi VT
a) Capture beat
b) Fusion beat
Gambar 4. Capture beat dan fusion beat
DIAGNOSIS BANDING
Tidak semua takikardi dengan kompleks QRS lebar adalah VT meskipun 70% takikardi
jenis ini adalah VT. Takikardi dengan kompleks QRS lebar bisa terjadi pada:
b. VT idiopatik alur keluar ventrikel kanan (right ventricular outflow tract VT)
Berasal dari RVOT dan jenis VT ini merupakan 90% dari VT idiopatik.pasien umumnya
adalah perempuan muda.VT dapat dapat dicetuskan oleh ketegangan, emosidan aktivitas
fisik.Manifestasi klinis jenis ini dapat berupa VT yang dicetuskan oleh latihan (exercise-induced
VT)atau VT monoformik yang berulang (repetitive monophormic VT) yang timbul saat
istirahat.Pada beberapa pasien kerap dijumpai dalam bentuk premature ventricular contraction
(PVC) bigemini atau VTnon-sustained yang simpatomatik dan mengganggu.Pemeriksaan
ekokardiografi dan angiografi koroner biasanya normal.
Gambaran ekokardiogram (EKG) menunjukkan suatu takikardi dengan kompleks QRS
lebar, morfologi kompleks QRS left bunddle branch block (LBBB) pada sandapan V1, dengan
aksis kompleks QRS ke arah inferior (right axis deviation) atau normal.
Umumnya VT jenis ini disebabkan oleh proses otomatisasi, triggered activity, dan
takikardi dengan perantaraan siklik-AMP yang dirangsang oleh sistem saraf adrenergik dan
sensitif terhadap peningkatan kalsium intrasel. Oleh karena itu dapat diberikan pengobatan
dengan obat penyekat kalsium (calsium channel blocker) seperti verapamil. Sedangkan pada VT
jenis lain obat ini adalah kontraindikasi. Karena salah satu VT jenis ini dicetuskan oleh latihan
(exercise induced) maka obat penyekat beta (beta blocker) juga efektif. Dapat diberikan
metoprolol sampai dosis optimal 2x100 mg per hari.Bila pasien tetap bergejala maka dapat
diberikan terapi definitif dengan ablasi kateter.
Diagnosis banding VT tipe ini adalah jenis VT lainnya.Hanya saja perlu diperhatikan
jenis VT yang paling mirip denganVT ini yaitu Arrhythmogenic Right Ventricular Dysplasia
(ARVD).Perbedaannya adalah pada ARVD didapatkan adanya infiltrasi lemak pada ventrikel
kanan (terdapat kelainan struktural).
TATALAKSANA UMUM
Definisi
Fibrilasi ventrikel (VF) adalah suatu aritmia dimana ventrikel mengalami depolarisasi
secara kacau dan cepat, sehingga ventrikel tidak berkontraksi sebagai satu kesatuan, tetapi
bergetar secara inefektif tanpa menghasilkan curah jantung. Keadaan ini ditandai dengan
gelombang P, segmen ST yang tidak beraturan dan sulit dikenali (disorganized), bahkan tanpa
kompleks QRS.
Epidemiologi
Fibrilasi ventrikel (VF) merupakan penyebab henti jantung yang paling sering dan
biasanya disebabkan oleh iskemik akut atau infark miokard selama fase akut sekitar 2-8% kasus.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa pasien yang dengan VF selama fase akut infark
miokard memiliki risiko kematian mendadak yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang singkat.
Kematian mendadak terjadi 300.000 per tahun di Amerika Serikat, dimana 75-80% disebabkan
oleh VF. Insiden VF pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita dengan rasio 3:1, yang terjadi
pada usia 45-75 tahun.
Patofisiologi
Secara umum terdapat 3 mekanisme terjadinya aritmia, termasuk aritmia ventrikel, yaitu
automaticity, re-entry, dan triggered activity. Automaticity terjadinya karena adanya percepatan
aktivitas fase 4 dari potensial aksi jantung. Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity
biasanya tercetus pada keadaan akut dan kritis seperti infark miokard akut, gangguan elektrolit,
gangguan keseimbangan asam basa, dan tonus adrenergik yang tinggi. Oleh karena itu bila
berhadapan dengan aritmia ventrikel karena gangguan automaticity, perlu dikoreksi faktor
penyebab yang mendasarinya. Aritmia ventrikel yang terjadi pada keadaan akut tidaklah
memiliki aspek prognostik jangka panjang yang penting.. Mekanisme aritmia ventrikel yang
tersering adalah re-entry dan biasanya disebabkan oleh kelainan kronis seperti infark miokard
lama atau kardiomiopati dilatasi. Jaringan parut yang terbentuk akibat infark miokard yang
berbatasan dengan jaringan sehat menjadi keadaan yang ideal untuk terbentuk sirkuit re-entry.
Bila sirkuit ini telah terbentuk maka aritmia ventrikel re-entrant dapat timbul setiap saat dan
menyebabkan kematian mendadak. Triggered activity memiliki gambaran campuran dari kedua
mekanisme diatas. Mekanismenya adalah adanya kebocoran ion positif ke dalam sel sehingga
terjadi lonjakan potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari aksi potensial jantung. Bila
lonjakan ini cukup bermakna maka akan tercetus aksi potensial baru. Keadaan ini disebut
afterdepolarization.
Fibrilasi ventrikel terjadi akibat impuls pada otot jantung timbul diluar kendali. Impuls
tersebut akan merangsang salah satu bagian otot ventrikel dan juga bagian lain, kemudian yang
lain lagi, dan akhirnya kembali ke tempat semula dan merangsang kembali otot ventrikel yang
sama berulang-ulang kali, dan tidak pernah berhenti, sehingga tidak terjadi kontraksi otot yang
terkoordinasi pada otot ventrikel yang diperlukan untuk siklus pompa jantung. Walaupun
terdapat aliran sinyal-sinyal perangsangan yang sangat banyak diseluruh ventrikel, ruangan di
dalam ventrikel tidak membesar, tidak juga berkontraksi tetapi tetap betahan pada tahap
kontraksi parsial yang tidak dapat ditentukan, juga tidak memompa darah dalam jumlah yang
berarti. Oleh karena itu, pada saat fibrilasi tersebut dimulai, akan terjadi kehilangan kesadaran
dalam waktu 4 sampai 5 menit, akibat tidak ada aliran darah ke otak dan terjadi kematian
jaringan di seluruh tubuh yang berlangsung selama beberapa menit.
Bila impuls jantung yang normal pada jantung yang normal telah berjalan ke seluruh
ventrikel, impuls tersebut tidak mempunyai tempat lain untuk dituju lagi karena semua otot
ventrikel dalam keadaan refrakter dan tidak dapat mengantarkan impuls lebih jauh lagi, oleh
karena itu impuls akan berhenti dan jantung menunggu potensial aksi yang baru untuk
merangsang nodus sinus atrium kembali. Pada keadaan fibrilasi ventrikel, keadaan normal ini
tidak terjadi yang diakibatkan oleh fenomena masuk-kembali atau Re-entry sehingga
menyebabkan gerakan berputar.
Beberapa potongan otot jantung berbentuk lingkaran dimana potongan tersebut dirangsang
pada posisi jam 12, sehingga impuls akan berjalan hanya dalam satu arah saja. Impuls akan
menyebar dengan cepat di sekeliling lingkaran tersebut sampai impuls kembali pada posisi jam
12. Bila serabut-serabut otot yang benar-benar dirangsang masih dalam keadaan refrkter, impuls
akan berhenti karena otot yang refrakter tidak dapat menghantarkan impuls yang kedua, tetapi
terdapat 3 keadaan berbeda yang dapat menyebabkan impuls terus berjalan di sekeliling
lingkaran tersebut untuk menyebabkan impuls masuk-kembali atau Re-entry ke dalam otot yang
dirangsang dan menghasilkan “gerakan berputar”, yaitu:
bila jalur di sekeliling lingkaran itu sangat panjang, pada saat impuls kembali pada posisi jam
12, otot yang sebenarnya sudah terangsang tidak lagi berada dalam keadaan refrakter dan
impuls akan terus mengelilingi lingkaran tersebut
bila panjang jalur tetap konstan tetapi kecepatan konduksi cukup menurun, akan terjadi
perpanjangan selang waktu yang harus dilewati sebelum impuls dapat kembali ke posisi jam
12. Pada saat ini, otot yang sebenarnya sudah terangsang mungkin telah keluar dari keadaan
refrakter, dan impuls akan terus mengelilingi lingkaran tersebut berulang kali.
periode refrakter otot bisa menjadi sangat memendek. Pada keadaan ini impuls juga aan
mengelilingi lingkaran tersebut.
Semua keadaan ini dapat disebabkan oleh : Jalur yang panjang yang biasanya terjadi pada
jantung yang berdilatasi
a) Penurunan kecepatan konduksi akibat blok pada sistem purkinje, iskemik otot jantung,
hiperkalemia
b) Periode refrakter yang memendek biasanya tejadi sebagai respon terhadap berbagai obat,
seperti epinefrin atau setelah sengatan listrik yang berulang
Etiologi
Penyebab utama VF adalah infark miokard akut, blok AV total dengan respon ventrikel
yang lambat, gangguan elektrolit (hipokalemia dan hiperkalemia), asidosis berat, hipoksia,
gangguan neurologik, dan sengatan listrik yang berulang. Salah satu penyebab VF primer yang
sering pada orang dengan jantung normal adalah sindrom Brugada. Pada keadaan ini terjadi
kelainan genetik pada gen yang mengatur kanal natrium (SCN5A) sehingga tercetus VF primer.
Diagnosis
Fibrilasi ventrikel merupakan keadaan terminal dari aritmia ventrikel yang ditandai oleh
kompleks QRS, gelombang P, dan segmen ST yang tidak beraturan dan sulit dikenali
(disorganized) yang merupakan penyebab utama kematian mendadak. Fibrilasi ventrikel akan
menyebabkan tidak adanya curah jantung sehingga pasien dapat pingsan dan mengalami henti
napas dalam hitungan detik. Fibrilasi ventrikel ditandai dengan gelombang fibrilasi yang sangat
cepat dan kacau dan tanpa kompleks QRS, dengan karakteristik diagnostik sebagai berikut :
Fibrilasi ventrikel terbagi menjadi 2 jenis yaitu VF kasar (coarse VF) dan VF halus (fine
VF). Coarse VF menunjukkan aritmia ini baru terjadi dan lebih besar peluangnya untuk
diterminasi dengan defibrilasi, sedangkan Fine VF sulit dibedakan dengan asistol dan biasanya
sulit dideterminasi, seperti gambar berikut:
Gambar 3. Coarse Ventrikel Fibrilasi(3)
Tatalaksana
- setelah diintubasi, lanjutkan RJP dengan 100 kompresi per menit tanpa henti serta lakukan
respirasi buatan sebanyak 8-10 kali napas per menit.
11. Beri vasopressor saat RJ sebelum atau sesudah syok, setelah akses intravena atau intreosseus
didapatkan. Berikan epinefrin 1 mg setiap 3-5 menit. Pertimbangkan juga pemberian
vasopressin 40 unit sebagai pengganti dosis epinefrin pertama atau kedua.
12. Berikan obat antidisritmia saat RJP, sebelum atau sesudah syok, amiodarone 300 mg IV/IO
satu kali, lalu pertimbangkan pemberian tambahan 150 mg satu kali.