Oleh:
Preseptor:
KATA PENGANTAR
1
Meet the Expert (MTE)
Penulis
2
Meet the Expert (MTE)
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................................... 1
Kata Pengantar...................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................... 3
Daftar Gambar...................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 5
1.2 Batasan Masalah............................................................................. 6
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 6
1.4 Metode Penulisan............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Glaukoma.......................................................................... 7
2.2 Anatomi Mata................................................................................. 7
2.3 Epidemiologi Glaukoma................................................................. 11
2.4 Klasifikasi Glaukoma...................................................................... 12
2.5 Faktor Risiko Glaukoma................................................................. 13
2.6 Etiopatogenesis Glaukoma.............................................................. 14
2.7 Gejala Klinis Glaukoma.................................................................. 17
2.8 Diagnosis Glaukoma....................................................................... 18
2.9 Evaluasi Potensi Glaukoma............................................................ 21
2.10 Tatalaksana Glaukoma.................................................................. 27
2.11 Komplikasi dan Prognosis Glaukoma........................................... 29
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan......................................................................................... 30
3.2 Saran............................................................................................... 30
Daftar Pustaka....................................................................................... 31
3
Meet the Expert (MTE)
DAFTAR GAMBAR
4
Meet the Expert (MTE)
BAB I
PENDAHULUAN
5
Meet the Expert (MTE)
6
Meet the Expert (MTE)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Meet the Expert (MTE)
8
Meet the Expert (MTE)
9
Meet the Expert (MTE)
10
Meet the Expert (MTE)
11
Meet the Expert (MTE)
12
Meet the Expert (MTE)
13
Meet the Expert (MTE)
Glaukoma akut jarang terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Risiko
meningkat dengan usia dekade lebih dari 40 tahun. Peningkatan insiden
dengan usia dapat dijelaskan karena dengan bertambahnya usia,
kedalaman dan volume ruang anterior mata berkurang, terjadi penebalan
lensa yang dapat mendorong lensa ke depan sehingga menimbulkan
peningkatan kontak iridolentikuler.
2. Gender
Dikatakan risiko dua hingga empat kali lebih sering terjadi pada wanita
karena biometri wanita yang cenderung mempunyai segmen anterior lebih
kecil dan axial length lebih pendek dibanding pria.
3. Riwayat Keluarga
Menunjukkan risiko lebih besar pada pasien dengan riwayat keluarga. 6
kali lebih berisiko.
4. Refraksi
Sering terjadi pada pasien dengan hipermetropia karena kedalaman dan
volume ruang anterior pada orang hipermetropia lebih kecil.
5. Biometri
Segmen anterior yang kecil dan padat serta axial lengt hpendek. Ruang
anterior yang dangkal, lensa yang tebal dan kurvatura anterior lensa
meningkat, diameter serta radius kurvatura kornea kecil. Kedalaman ruang
anterior yang kurang dari 2,5 mm.
6. Ras
Meningkat pada usia 40 tahun dengan variasi terbesar tergantung oleh ras.
Tertinggi pada ras Inuit 2,1 – 0,5%
14
Meet the Expert (MTE)
15
Meet the Expert (MTE)
5. Peripapillary Athrophy
Peripapillary athrophy (PPA) merupakan akibat dari perubahan posisi dari
16
Meet the Expert (MTE)
sisi luar neurosensori retina, epitel pigmen retina, koroid dan sklera, di
salah satu penelitian 75% pasien dengan kerusakan diskus optikus yang
progresif mengalami proses PPA, Namun, PPA terjadi pada tingkat yang
bervariasi pada sebagian besar mata normal dan mungking hanya hasil dari
degenerasi koroid dan retina.
17
Meet the Expert (MTE)
sudut terbuka)
• Pupil lebar lonjong, tidak ada refleks terhadap cahaya
• TIO meningkat
18
Meet the Expert (MTE)
19
Meet the Expert (MTE)
20
Meet the Expert (MTE)
21
Meet the Expert (MTE)
22
Meet the Expert (MTE)
Gambar 2.10 Asimetri nervus optikus dengan ekskavasi di inferior okular sinistra
a b
23
Meet the Expert (MTE)
c d
Gambar 2.11 Hasil pemeriksaan funduskopi pada glaukoma. (a) Defek lapisan serat
saraf retina. (b) Penipisan inferior rim. (c) Perdarahan di arah jarum jam 5. (d) Glaukoma
lanjut dengan cup vertikal sebesar 0,9.14
c. Tonometri
TIO bervariasi dari jam ke jam pada setiap individu. Ritme sirkadian TIO
biasanya menyebabkannya meningkat paling sering saat dini hari; TIO juga dapat
meningkat dengan postur terlentang. Jika tersedia, pembacaan tonometri
sebelumnya haruslah ditinjau. Pada pasien obesitas, kemungkinan gerakan
Valsava yang menyebabkan peningkatan TIO harus dipertimbangkan ketika
diukur dalam slit lamp dengan aplanasi Goldmann.
Perbedaan antara dua mata sebesar 3 mmHg atau lebih menunjukkan
kecurigaan yang lebih besar terhadap glaukoma. Pengukuran harus diulang
setidaknya 2-3 kali sebelum memutuskan rencana perawatan. Pengukuran harus
diselesaikan pada pagi dan malam hari untuk memeriksa variasi diurnal, jika
memungkinkan (variasi diurnal lebih dari 5-6 mmHg mungkin menunjukkan
peningkatan risiko glaukoma sudut terbuka. Penyakit ini diduga kuat ketika TIO
terus meningkat.
d. Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi dilakukan untuk menyingkirkan adanya glaukoma
sudut tertutup atau penyebab sekunder peningkatan TIO, seperti glaukoma resesi
sudut, glaukoma pigmen, dan pseudoeksfoliasi. Selain itu, diperiksa pula kontur
perifer iris untuk menilai iris plateau, dan juga diperiksa anyaman trabekula untuk
menilai adanya sinekia anterior perifer, serta membran neovaskular atau inflamasi.
24
Meet the Expert (MTE)
a b
Gambar 2.13 Gambaran sudut pada gonioskopi. (a) Sudut Terbuka. (b) Sudut
Tertutup14
25
Meet the Expert (MTE)
Gambar 2.14 Hilangnya lapang pandang secara progresif pada pasien glaukoma
26
Meet the Expert (MTE)
27
Meet the Expert (MTE)
28
Meet the Expert (MTE)
29
Meet the Expert (MTE)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Glaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dengan
pencekungan “cupping” diskus optikus dan penyempitan lapang pandang
yang disertai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang merupakan
faktor risiko terjadinya glaukoma. Dengan pengontrolan TIO yang buruk,
perubahan berkelanjutan dari nervus optikus dan lapang pandang dapat
terjadi.
3.2 Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penyusunan referat ini. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi para pembaca dan juga bagi penulis sendiri.
30
Meet the Expert
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilyas S, Editor. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI; 2008. hal. 212-17.
2. Eva PR, Augsburger JJ. Glaucoma : Salmon JF, Editor. Voughan & Asbury’s
General Ophtalmology. Chapter 11. Edisi 9. Amerika Serikat : McGraw-Hill
Education; 2018. hal. 518-39
3. Sun X, Dai Y, Chen Y ,Yu DY, Cringle SJ, Chen J, et al . Primary angle closure
glaucoma: What we know and what we don’t know. Prog Retin Eye Res.
2017;57:26-45.
4. Schellack N, Schellack G, Bezuidenhout S. Glaucoma : a brief review. S Afr Pharm J.
2015;82(5):18-22
5. Kementerian Kesehatan RI. Info DATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan RI: Situasi dan Analisis GLAUKOMA. Pus Data dan Inf. Published online
2015:1-6.
6. Yip JL, Foster PJ. Ethnic difference in primary angle-closure glaucoma. Curr Opin
Opthtalmol.2006:17(2):175-80
7. Epstein DL, Allingham RR, Schuman JS, eds. Chandler and Grant’s Glaucoma. Ed
4. Baltimore: Williams & Wilkins;1997:641–6.
8. Cho HK, Kee C. Population-based glaucoma prevalence studies in Asians. Surv
Ophthalmol.2014;59(4):434–47.
9. Salmon, J, Glaukoma. Dalam: Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta:
EGC.2008.hal. 212-24
10. Jeffery U. Glaucoma : a clinical guide. Science and Practice.2013;72.
11. Artini W. Glaukoma. Dalam Sitorus RS, Sitompul R, Widyawati S, Bani AP, editor.
Buku Ajar Oftalmologi. Ed 1. Jakarta, Badan Penerbitan FK UI, 2017.
12. Lee CS, Larson EB, Gibbons LE, Lee AY, McCurry SM, Bowen JD, et al.
Associations between recent and established ophthalmic conditions and risk of
Alzheimer's disease. Alzheimers Dement. 2018.
14. International Council of Ophtalmology. ICO Guidelines for Glaucoma Eye Care.
Brussel: The Council. 2016.
15. De Moraes CG, Juthani VJ, Liebmann JM, Teng CC, Tello C, Susanna R Jr, et al.
Risk factors for visual field progression in treated glaucoma. Arch Ophthalmol. 2011.
129(5):562-8.
16. Rao HL, Kumar AU, Babu JG, Senthil S, Garudadri CS. Relationship between
Severity of Visual Field Loss at Presentation and Rate of Visual Field Progression in
Glaucoma. Ophthalmology. 2011. 118(2):249-53.