Anda di halaman 1dari 3

ARITMIA LETHAL

Terdapat 4 jenis aritmia lethal yang dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu aritmia letal
dengan irama yang shockable (berespon terhadap tindakan defibrilasi) dan aritmia
lethal yang non - shockable (tidak berespon terhadap tindakan defibrilasi)

1. Irama yang shockable

VENTRIKEL FIBRILASI

Suatu henti jantung yang disebabkan oleh infark miokardium seringkali terjadi
setelah jantung tersebut mengalami proses fibrilasi ventrikel. Istilah coarse dan fine
ventricular fibrillation digunakan untuk menjelaskan gambaran amplitudo dari
gelombang yang terbentuk pada fibrilasi ventrikel. Coarseventricular fibrillation
secara umum menunjukkan fibrilasi ventrikel yang baru terjadi dalam waktu singkat
dengan amplitudo yang tinggi, biasanya kurang dari 3-5 menit. Terjadinya coarse
ventricular fibrillation memerlukan adenosine triphosphate energi tinggi dalam jumlah
yang banyak. Jika jantung mendapatkan shock defibrilasi sebelum cadangan energi ini
habis maka kontraksi yang spontan dan teratur dari jantung akan lebih mungkin
terjadi. Fine ventricular fibrillation dengan gambaran menyerupai asistole
menunjukkan suatu fibrilasi ventrikel sudah berlangsung lama dengan amplitudo yang
rendah. Seringkali tertunda atau tidak dilakukannya CPR akan diikuti dengan
terjadinya kolap, dimana cadangan ATP akan menjadi habis dan tidak mungkin lagi
terjadi sirkulasi spontan setelah pemberian shock.

Para ahli yang terlibat dalam ECC Guidelines 2000 menggambarkan


bermacam tipe fibrilasi ventrikel berdasarkan respon penderita terhadap shock
menjadi lebih jelas yaitu:
 Persistent atau shock-resistent ventricular fibrillation adalah fibrilasi ventrikel
yang terjadi setelah suatu shock defibrilasi yang multiple.
 Refractory ventricular fibrillation adalah fibrilasi ventrikel yang terjadi setelah
shock, pemberian agen adrenergik, penguasaan jalan nafas dan pemberian obat
antiaritmia.
 Recurrent atau Intermittent ventricular fibrillation adalah fibrilasi ventrikel yang
muncul lagi atau berlanjut terus setelah perbaikan dari spontaneous perfusing
rhythm.

VENTRIKEL TRACIKARDI
Secara umum ventrikel trakikardi dibagi menjadi :
 VT monomorfik
VT monomorfik memiliki kompleks QRS yang sama pada tiap denyutan dan
menandakan adanya depolarisasi yang berulang dari tempat yang sama. Umumnya
disebabkan oleh adanya focus atau subtrat aritmia yang mudah di eliminasi dengan
teknik ablasi kateter.
 VT polimorfik
VT polimorfik ditandai dengan adanya kompleks QRS yang bervariasi dan
menunjukan adanya urutan depolarisasi yang berubah dari beberapa tempat. biasanya
VT ini berkaitan dengan jaringan parut (scar tissue) akibat infark miokard (ischemic
VT).
Berdasarkan etiologi VT dikelompokan menjadi :
a. VT idiopatik

- VT idiopatik alur keluar ventrikel kanan : merupakan 90 % dari VT idiopatik. Pasien


umumnya adalah perempuan muda. VT dapat dicetuskan oleh stres, emosi dan
aktivitas fisik. Gambaran EKG menunjukkan suatu trakikardia dengan kompleks QRS
lebar, morfologi kompleks QRS LBBB pada sadapan VI, dengan aksis kompleks QRS
ke arah inferior atau normal.

- Umumnya VT jenis ini disebabkan oleh proses automatisasi, trigerred activity, dan
takikardi dengan perantaraan siklik AMP yang dirangsang oleh saraf adrenergic dan
sensitive terhadap peningkatan kalsium intrasel. Oleh karena itu dapat diberikan
pengobatan dengan calcium channel blocker seperti verapamil. Sedangkan pada VT
jenis lain, obat ini adalah kontraindikasi.
Karena salah satu jenis VT ini dicetuskan oleh latihan/exercise maka juga bisa
diberikan beta blocker. Bila pasien masih bergejala maka dapat diberikan terapi
definitive dengan ablasi kateter.

- VT idiopatik ventrikel kiri : istilah lain VT jenis ini adalah takikardi fasikular karena
adanya proses reentry pada fasikel anterior dan posterior sebagai penyebab takikardi.
Umumnya diderita pada usia muda. pada rekaman EKG permukaan terlihat takikardi
dengan morfologi kompleks QRS berbentuk blok RBBB, dengan aksis superior,
kompleks QRS tidak begitu lebar karena focus takikardi dekat dengan septum (lokasi
jaringan konduksi normal). Terapi yang diberikan adalah verapamil, adenosi,
propanolol. Bila gagal dapat dilakukan eliminasi dengan ablasin kateter.

b. VT pada kardiomiopati dilatasi non iskemia

- Bundle branch reentrant VT : VT jenis ini ditemukan sekitar 40% pada pasien
kardiummiopati dilatasi idiopatik. secara klinis VT jenis ini berbahaya sehingga
menyebabkan sinkop atau henti jantung. Takikardia dapat dihilangkan dengan
melakukan ablasi kateter.

- Arrhytmogenic Right Ventricular Dysplasia (ARVD) : Kelainan ini sangat jarang


biasanya diderita oleh kelompok usia muda di mana terdapat infiltrasi lemak dan
jaringan paru pada miokarp ventrikel kanan. Karakteristiknya adalah Komplek qrs
dengan morfologi blok berkas. Tatalaksana jenis VT ini adalah implementable
cardioverter defibrilator (ICD) yang efektif mencegah kematian jantung mendadak.

- VT ischemia : disebabkan oleh penyakit jantung koroner seperti infark miokard


takut titik-titik secara prognostik jenis ini sangat penting karena dapat menyebabkan
kematian jantung mendadak VT iskemia terjadi karena adanya reentry akibat adanya
jaringan parut di sekitar jaringan sehat secara umum semakin luas jaringan infark
semakin besar peluang terjadinya reentry schemia cenderung bersifat fatal karena
dapat berdegenerasi menjadi FV dan kematian mendadak tetapi VT iskemia umumnya
adalah menggunakan obat-obatan.
2. Irama yang non-shockable

Asistol ditandai dengan tidak adanya aktivitas listrik jantung. Asistol adalah tidak
adanya kontraksi ventrikel jantung. Pada kondisi asistol ini terjadi keadaan
penghentian total aktivitas listrik dari jantung, yang berarti tidak ada kontraksi dari
otot jantung dan oleh karena itu tidak ada aliran darah ke seluruh tubuh. Pulseless
Electrical Activity (PEA) (kadang-kadang disebut Electromechanical Dissociation -
EMD) adalah kehadiran irama elektrik terkoordinasi dengan tanpa adanya curah
jantung atau cardiac output. Pada kasus PEA ini, elektrokardiogram (EKG) monitor
menunjukkan irama jantung yang seharusnya menghasilkan nadi (pulse), tetapi pada
kenyataannya tidak ada nadi yang teraba (pulseless). Dalam keadaan normal, aktivasi
listrik sel otot jantung mendahului proses kontraksi mekanis jantung (yang dikenal
sebagai kopling elektromekanik). Dalam kasus PEA, ada aktivitas listrik tetapi otot
jantung tidak berkontraksi sehingga menyebabkan tidak cukupnya curah jantung
untuk menghasilkan nadi dan memasok darah ke organ-organ tubuh.

Prognosis dalam kelompok irama non-shockable ini jauh kurang menguntungkan


daripada dengan irama VF / VT Defibrilasi tidak diindikasikan pada irama yang non-
shockable ini dan penekanannya adalah pada RJP dan intervensi bantuan hidup lanjut
lainnya seperti pemasangan akses intravena, mempertimbangkan pemberian jalan
nafas yang definitif, administrasi obat-obatan dan pacu jantung (pacing).

DAFTAR PUSTAKA

Kazzi AA, Bright A. Ventricular Fibrillation. Available at :


http://www.eMedicine.com. Accessed Mei 19, 2023.

Yamin M, Harun S, aritmia ventrikel dalam buku ajar IPD. Jilid II edisi ke 5
Jakarta : interna publishing ; 1623-9.

Baldzizhar A, Manuylova E, Marchenko R, Kryvalap Y, Carey MG.


Ventricular tachycardias: characteristics and management. Crit Care Nurs Clin.
2016;28(3):317–29.

Anda mungkin juga menyukai