Definisi : Irama ventrikal yang cepat dan sama sekali tidak teratur.
Dasar Kelainan : I.DIAGNOSIS
A.Keluhan Pokok
Sesak,palpitasi
B.Tanda Penting
Tekanan darah dan nadi tidak teratur (dianggap cardiac arrest)
C.Pemeriksaan Laboratorium
D.Pemeriksaan Khusus
Elektrokardiografi :
Gambaran kompleks QRS dig anti dengan gambaran fibrilasi yang ireguler.
II.KOMPLIKASI III.PENATALAKSANAAN
A.Terapi Umum
1.Istirahat
Rawat inap di ICCU
Di lakukan resusitasi kardiopulmoner
2.Diet
3.Medikamentosa
Obat pertama :
Xilokain 75 mg IV,di ulangi tiap 5 menit
Inj. Epinefrin 0,5 1 mg IV atau intrakardial
Propranolol 1 mg IV
Bila VF akibat intoksikasi di gitalis,xilokain dig anti phenyntoin 100 mg/IV
Obat alternative : 4.Defibrilasi 400 Joule (Direct Current Countershok)
B.Terapi Komplikasi IV.PROGNOSIS
Buruk.
http://www.infokedokteran.com/info-obat/diagnosis-dan-penatalaksanaan-padafibrilasi-ventrikel.html
Kamis, 22 November 2007
askep aritmia/disritmia
ARITMIA / DISRITMIA
1. PENGERTIAN
Beberapa tipe malfungsi jantung yang paling mengganggu tidak terjadi sebagai akibat
dari otot jantung yang abnormal tetapi karena irama jantung yang abnormal. Sebagai
contoh, kadang-kadang denyut atrium tidak terkoordinasi dengan denyut dari
ventrikel, sehingga atrium tidak lagi berfungsi sebagai pendahulu bagi ventrikel.
Aritmia adalah kelainan elektrofisiologi jantung dan terutama kelainan system
Ekstrasistol atrial
Takiakardia atrial
Gelepar atrial
Fibrilasi atrial
Pemacu kelana atrial
c. Pembentukan impuls di penghubung AV (aritmia penghubung).
Ekstrasistole penghubung AV
Takikardia penghubung AV
Irama lolos penghubung AV
d. Pembentukan impuls di ventricular (Aritmia ventricular).
Ekstrasistole ventricular.
Takikardia ventricular.
Gelepar ventricular.
Fibrilasi ventricular.
Henti ventricular.
Irama lolos ventricular.
2) Gangguan penghantaran impuls.
a. Blok sino atrial
b. Blok atrio-ventrikular
c. Blok intraventrikular.
3. PENYEBAB
Penyebab dari aritmia jantung biasanya satu atau gabungan dari kelainan berikut ini
dalam sistem irama-konduksi jantung :
v Irama abnormal dari pacu jantung.
v Pergeseran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
v Blok pada tempat-tempat yang berbeda sewktu menghantarkan impuls melalui
jantung.
v Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
v Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hamper semua bagian
jantung.
Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah :
Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi).
Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti
aritmia lainnya.
Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung.
Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.
Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor jantung.
Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi
jantung).
4. TANDA/GEJALA
DISRITMIA ATRIUM
Kontraksi premature atrium
Penyebab :
Iritabilitas otot atrium karena kafein, alcohol, nikotin.
Miokardium teregang seperti pada gagal jantung kongestif
Stress atau kecemasan
Hipokalemia
Cedera
Infark
Keadaaan hipermetabolik.
Karakteristik :
Frekwensi : 60 sampai 100 denyut per menit.
Gelombang P : Biasanya mempunyai konfigurasi yang berbeda dengan gelombang P
yang berasal dari nodus SA.
Kompleks QRS : Bisa normal, menyimpang atai tidak ada.
Hantaran : Biasanya normal.
Irama : Reguler, kecuali bila terjadi PAC. Gelombang P akan terjadi lebih awal
dalam siklus dan baisanya tidak akan mempunyai jeda kompensasi yang lengkap.
Kontraksi atrium premature sering terlihat pada jantung normal. Pasien biasanya
mengatakan berdebar-debar. Berkurangnya denyut nadi (perbedaan antara frekwensi
denyut nadi dan denyut apeksi) bisa terjadi. Bila PAC jarang terjadi, tidak diperlukan
penatalaksanaan. Bila terjadi PAC sering (lebih dari 6 per menit) atau terjadi selama
repolarisasi atrium, dapat mengakibatkan disritmia serius seperti fibrilasi atrium.
Sekali lagi, pengobatan ditujukan untuk mengatasi penyebabnya.
Takikardia Atrium Paroksimal
Adalah takikardia atrium yang ditandai dengan awitan mendadak dan penghentian
mendadak. Dapat dicetuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan
simpatomimetik atau alcohol. Takikardia atrium paroksimal biasanya tidak
berhubungan dengan penyakit jantung organic. Frekwensi yang sangat tinggi dapat
menyebabkan angina akibat penurunan pengisian arteri koroner. Curah jantung akan
menurun dan dapat terjadi gagal jantung.
Karakteristik :
Frekwensi : 150 sampai 250 denyut per menit.
Gelombang P : Ektopik dan mengalami distorsi dibanding gelombang P normal;
dapat ditemukan pada awal gelombang T; interval PR memendek (Kurang dari 0, 12
detik).
Kompleks QR : Biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila terjadi
penyimpangan hantaran.
Hantaran : Biasanya normal.
Irama : Reguler.
Pasien biasanya tidak merasakan adanya PAT. Penanganan diarahkan untuk
menghilangkan penyebab dan menurunkan frekwensi jantung. Morfin dapat
memperlambat frekwensi tanpa penatalaksanaan lebih lanjut. Tekanan sinus karotis
yang dilakukan pada satu sisi, akan memperlambat atau menghentikan serangan dan
biasanya lebih efektif setelah pemberian digitalis atau vasopresor, yang dapat
menekan frekwensi jantung. Penggunaan vasopresor mempunyai efek refleks pada
sinus karotis dengan meningkatkan tekanan darah dan sehingga memperlambat
Irama : Ireguler.
Bila terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ketiga maka disebut trigemini, tiap
denyut keempat, quadrigemini.
Penanganan bigemini ventrikel adalah sama dengan PVC karena penyebab yang
sering mendasari adalah intoksikasi digitalis, sehingga penyebab ini harus
disingkirkan atau diobati bila ada. Bigemini ventrikel akibat intoksikasi digitalis
diobati dengan fenitoin (dilantin).
Takikardia Ventrikel
Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti PVC. Penyakit
ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi
ventrikel. Takikardia ventrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai keadaan
gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan adanya irama cepat ini dan sangat cemas.
Irama ventrikuler yang dipercepat dan takikardia ventrikel mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
Frekwensi : 150 sampai 200 denyut per menit.
Gelombang P : Biasanya tenggelam dalam kompleks QRS; bila terlihat, tidak slealu
mempunyai pola yang sesuai dengan QRS. Kontraksi ventrikel tidak berhubungan
dengan kontraksi atrium.
Kompleks QRS : Mempunyai konfigurasi yang sama dengan PVC- lebar dan anerh,
dengan gelombang T terbalik. Denyut ventrikel dapat bergabung dengan QRS normal,
menghasilkan denyut gabungan.
Hantaran : Berasal dari ventrikel, dengan kemungkinan hantaran retrograde ke
jaringan penyambung dan atrium.
Irama : Biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takiakrdia ventrikel ireguler.
Terapi yang akan diberikan dtentukan oleh dapat atau tidaknya pasien bertoleransi
terhadap irama yang cepat ini. Penyebab iritabilitas miokard harus dicari dan
dikoreksi segera. Obat antidisritmia dapat digunakan. Kardioversi perlu dilakukan bila
terdapat tanda-tanda penurunan curah jantung.
Fibrilasi Ventrikel
Fibrilasi ventrikel adalah denyutan ventrikel yang cepat dan tak efektif. Pada disritmia
ini denyut jatung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. Polanya
sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada
koordinasi antivitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila
fibrilasi ventrikel tidak segera dikoreksi.
Karateristik :
Frekwensi : Cepat, tak terkoordinasi dan tak efektif.
Gelombang P : Tidak terlihat.
Kompleks QRS : CEpat, undulasi iregulertanpa pola yang khas (multifokal).
Ventrikel hanya memiliki gerakan yang bergetar.
Hantaran : Banyak focus di ventrikel yang melepaskan impuls pada saat yang sama
mengakibatkan hantaran tidak terjadi; tidak terjadi kontraksi ventrikel.
Irama : Sangat ireguler dan tidak terkordinasi, tanpa pola yang khusus.
Penanganan segera adalah melalui defibrilasi.
ABNORMALITAS HANTARAN
Penyekat AV Derajat Satu
Penyekat AV derajat satu biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organic atau
mungkin disebabkan oleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pad apasien dengan
infark miokard dinding inferior jantung.
Karakteristik :
Frekwensi : Bervariasi, biasanya 60 sampai 100 denyut per menit.
Gelombang P : Mendahului setiap kompleks QRS. Interval PR berdurasi lebih besar
dari 0, 20 detik.
Kompleks QRS : Mengikuti setiap gelombang P, biasanya normal.
Hantaran : Hantaran menjadi lambat, biasanya di setiap tempat antara jaringan
penyambung dan jaringan purkinje, menghasilkan interval PR yang panjang. Hantaran
ventrikel biasanya normal.
Irama : Biasanya regular.
Disritmia ini penting karena dapat mengakibatkan hambatan jantung yang lebih
serius. Merupakan tanda bahaya. Maka pasien harus dipantau ketat untuk setiap tahap
lanjut penyekat jantung.
Penyekat AV Derajat Dua
Penyekat AV derajat dua juga disebabkan oleh penyakit jantung organic, infark
miokard atau intoksikasi digitalis. Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan
frekwensi jantung dan biasanya penurunan curah jantung.
Karakteristik :
Frekwensi : 30 sampai 55 denyut per menit. Frekwensi atrium dapat lebih cepat dua ,
tiga atau empat kali disbanding frekwensi ventrikel.
Gelombang P : Terdapat dua, tiga atau empat gelombang untuk setiap kompleks
QRS. Interval PR yang dihantarkan biasanya berdurasi normal.
Kompleks QRS : Biasanya normal.
Hantaran : Satu atau dua impuls tidak dihantarkan ke ventrikel.
Irama : Biasanya lambat dan regular. Bila terjadi irama ireguler, hal ini dapat
diebabkan oleh kenyataan adanya penyekat yang bervariasi antara 2:1 sampai 3:1 atau
kombinasi lainnya.
Penanganan diarahkan untuk meningkatkan frekwensi jantung guna mempertahankan
curah jantung normal. Intoksikasi digitalis harus ditangani dan seitap pengoabtan
dengan fungsi depresi aktivitas miokard harus ditunda.
Penyekat AV Derajat Tiga
Penyekat AV derajat tiga (penyekat jantung lengkap) juga berhubungan dengan
penyakit jantung organic, intoksikasi digitalis dan MI. frekwensi jantung berkurang
drastic, mengakibatkan penurunan perfusi ke organ vital, seprti otak, jantung, ginjal,
paru dan kulit.
Karakteristik :
Asal : Impuls berasal dari nodus SA, tetapi tidak dihantarkan ke serat purkinje.
Mereka disekat secara lengkap. Maka setiap irama yang lolos dari daerah
penyambung atau ventrikel akan mengambil alih pacemaker.
Frekwensi : frekwensi atrium 60 sampai 100 denyut per menit, frekwensi ventrikel
40 sampai 60 denyut per menit bila irama yang lolos berasal dari daerah penyambung,
20 sampai 40 denyut permenit bila irama yang lolos berasal dari ventrikel.
Gelombang P : Gelombang P yang berasal dari nodus SA terlihat regular sepanjang
irama, namun tidak ada hubungan dengan kompleks QRS.
Kompleks QRS : Bila lolosnya irama berasal dari daerah penyambung , maka
kompleks QRS mempunyai konfigurasi supraventrikuler yang normal, tetapi tidak
berhubungan dengan gelombang P. kompleks QRS terjadi secara regular. Bila irama
yang lolos berasal dari ventrikel, kompleks QRS berdurasi 0, 10 detik lebih lama dan
baisanya lebar dan landai. Kompleks QRS tersebut mempunyai konfigurasi seperti
kompleks QRS pada PVC.
Hantaran : Nodus SA melepaskan impuls dan gelombang P dapat dilihat. Namun
mereka disekat dan tidak dihantarkan ke ventrikel. Irama yang lolos dari daerah
penyambung biasnaya dihantarkan secara normal ke ventrikel. Irama yang lolos dari
ventrikel bersifat ektopik dengan konfigurasi yang menyimpang.
Irama : Biasanya lambat tetapi regular.
Penanganan diarahkan untuk meningkatkan perfusi ke organ vital. Penggunaan pace
maker temporer sangat dianjurkan. Mungkin perlu dipasang pace maker permanent
bila penyekat bersifat menetap.
Asistole Ventrikel
Pada asistole ventrikel tidak akan terjadi kompleks QRS. Tidak ada denyut jantung,
denyut nadi dan pernapasan. Tanpa penatalaksanaan segera, asistole ventrikel sangat
fatal.
Karakteristik :
Frekwensi : tidak ada.
Gelombang P : Mungkin ada, tetapi tidak dapat dihantarkan ke nodus AV dan
ventrikel.
Kompleks QRS : Tidak ada.
Hantaran : Kemungkinan, hanya melalui atrium.
Irama : Tidak ada.
Resusitasi jantung paru (CPR) perlu dilakukan agar pasien tetap hidup. Untuk
menurunkan stimulasi vagal, berikan atropine secara intravena. Efinefrin
(intrakardiak) harus diberikan secara berulang dengan interval setiap lima menit.
Natrium bikarbonat diberikan secara intravena. Diperlukan pemasangan pacemaker
secara intratoraks, transvena atau eksternal.
5. KOMPLIKASI
6. PROSEDUR DIAGNOSTIK
EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan oabt jantung.
Monitor Holter : gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup.
Skan pencitraan miokardia : Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard
yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
Tes stress latihan : Dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.
Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
Pemeriksaan Tiroid : Peningkatan atau penurunan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan /meningkatnya disritmia.
Takikardian atrium dan ventrikel yang tidak berespons terhadap pengobatan dan tidak
sesuai untuk cetusan anti takikardia dapat ditangani dengan metode selain obat dan
pacemaker. Metode tersebut mencakup isolasi endokardial, reseksi endokardial,
krioablasi, ablasi listrik dan ablasi frekwensi radio.
Isolasi endokardial dilakukan dengan membuat irisan ke dalam endokardium,
memisahkannya dari area endokardium tempat dimana terjadi disritmia. Batas irisan
kemudian dijahit kembali. Irisan dan jaringan parut yang ditimbulkan akan mencegah
disritmia mempengaruhi seluruh jantung.
Pada reseksi endokardial, sumber disritmia diidentifikasi dan daerah endokardium
tersebut dikelupas. Tidak perlu dilakukan rekonstruksi atau perbaikan.
Krioablasi dilakukan dengan meletakkkan alat khusus, yang didinginkan sampai suhu
-60C (-76F), pada endokardium di tempat asal disritmia selama 2 menit. Daerah
yang membeku akan menjadi jaringan parut kecil dan sumber disritmia dapat
dihilangkan.
Pada ablasi listrik sebuah kateter dimasukkan pada atau dekat sumber disritmia dan
satu sampai lima syok sebesar 100 sampai 300 joule diberikan melalui kateter
langsung ke endokardium dan jaringan sekitarnya. Jaringan jantung menjadi terbakar
dan menjadi parut, sehingga menghilangkan sumber disritmia.
Ablasi frekwensi radio dilakukan dengan memasang kateter khusus pada atau dekat
asal disritmia. Gelombang suara frekwensi tinggi kemudian disalurkan melalui kateter
tersebut, untuk menghancurkan jaringan disritmik. Kerusakan jaringan yang
ditimbulkan lebih spesifik yaitu hanya pada jaringan disritmik saja disertai trauma
kecil pada jaringan sekitarnya dan bukan trauma luas seperti pada krioablasi atau
ablasi listrik.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN DATA DASAR
AKTIVITAS /ISTIRAHAT
Gejala :
1) Kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja.
Tanda :
2) Perubahan frekwensi jantung/TD dengan aktivitas/olahraga.
SIRKULASI
Gejala :
3) Riwatar IM sebelumnya/akut 90%-95% mengalami disritmia), kardiomiopati, GJK,
penyakit katup jantung, hipertensi.
Tanda :
4) Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode disritmia.
5) Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus altenan (denyut kuat
teratur/denyut lemah), nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur/denyut lemah).
6) Deficit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
7) Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun.
8) Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat (gagal
jantung, syok).
9) Edema : dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung).
10) Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.
INTEGRITAS EGO
Gejala :
Perasaan gugup (disertai takiaritmia), perasaan terancam.
Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitas selama fase akut.
Demonstrasikan /dorong penggunaan perilaku pengaturan stress, contoh tehnik
relaksasi , bimbingan imajinasi, napas lambat/dalam.
Selidiki laporan nyeri dada, catat lokasi, lamanya, intensitas, dan faktor
penghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal, contoh wajah mengkerut,
menangis, perubahan TD/frekwensi jantung.
Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi.
Kolaborasi
Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit.
Kadar obat.
Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Berikan obat sesuai indikasi.
Kalium,
Antidisritmia :
Kelompok Ia, contoh disopiramid (norpace), prokainamid (pronestly), quinidin
(quinagulate).
Kelompok Ib contoh lidokain, fenitoin, tokainidin, meksiletine.
Kelompok Ic, contoh enkainid, flekainid, propafenon.
Kelompok II, contoh propranolol, nadolol, asebutolol, esmolol.
Kelompok III, contoh bretilium toslat, aminodaron.
Kelompok IV, contoh verapamil, nifedipin, diltiazem.
Lain-lain, contoh atropine sulfat, isoproterenol, glkosid jantung , digitalis.
Siapkan untuk/Bantu kardioversi elektif.
Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung.
Masukan/pertahankan masukan IV
Siapkan untuk prosedur diagnostic invasive/bedah sesuai indikasi.
Siapkan untuk/Bantu penanaman otomatik kardioversi atau defibrilator (AICD) bila
diindikasikan.
2)
KURANG
PENGETAHUAN
TENTANG
PENYEBAB/KONDISI
PENGOBATAN.
Dapat dihubungkan dengan :
v Kurang informasi/salah pengertian kondisi medis/kebutuhan terapi.
v Tidak mengenal sumber informasi.
v Kurang mengingat.
Kemungkinan dibuktikan oleh :
v Pertanyaan
v Pernyataan salah konsepsi.
v Gagal memperbaiki program sebelumnya.
3. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Emergency Cardiovascular Care Program, Advanced Cardiac Life Support, 19971999, American Heart Association.
Noer Sjaifoellah, M.H. Dr. Prof, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi ketiga,
1996, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg
http://www.ce5.com/ekg101.htm
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0305/07/112208.htm
http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg
Smeltzer Bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & Studdarth,
edisi 8 , EGC, Jakarta.
Guyton & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Cetakan I, EGC, Jakarta.
http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2004/3/7/ink1.html
Ganong F. William, 2003, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20, EGC, Jakarta.
Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6,
Volume I, EGC, Jakarta.
Diposkan oleh keperawatan ADIL AKPER di 07:23
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/askep-aritmiadisritmia.html
Hal senada diungkapkan mantan Direktur Pusat Jantung Nasional Dr Aulia Sani SpJP.
Dia mengungkapkan, salah satu penyebab fibrilasi atrium adalah adanya pembesaran
pada serambi kiri ataupun serambi kanan sehingga mengganggu hantaran dari serambi
ke bilik.
Mereka yang menderita gangguan irama jantung biasanya memiliki penyakit yang
sudah menahun. Sebut saja gangguan jantung atau hipertensi. Penyakit tersebut bisa
menyebabkan gangguan irama jantung karena semakin lama, atrium semakin
membesar, tuturnya.
Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan pasien FA, meliputi kendali irama atau usaha
mengembalikan irama jantung ke irama normal, penggunaan obat-obatan, seperti
sotalol, disopiramid, amiodaron, yang saat ini paling banyak digunakan. Selain itu,
ada kendali laju. Terapi ini merupakan kendali usaha untuk mengendalikan laju irama
jantung yang tidak normal tersebut agar berada di antara 60100 kali per menit. Selain
itu, bisa dengan obat-obatan dan tanpa obat-obatan.
Selain terapi tersebut, hal yang bisa dilakukan adalah mengobati penyakit dasarnya
dulu. Kalau dia menderita hipertensi, ya hipertensinya dulu yang diobati, tandas
Aulia. Risiko yang ditimbulkan dari gangguan irama jantung ini adalah stroke
tromboemboli. Pasien dengan gangguan irama jantung FA memiliki kejadian stroke
lima kali lipat dibandingkan mereka yang memiliki irama jantung normal.
Akibatnya, terjadi perlambatan aliran darah di atrium kiri (serambi kiri jantung),
yang dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus) di rongga jantung,
paparnya. Jika aliran darah melambat, otomatis darah yang mengalir ke otak akan
terhambat sehingga memicu terjadinya stroke.
Kaum Muda pun Bisa
Hasil penelitian yang dilakukan di negara-negara Barat menunjukkan, gangguan
irama jantung diderita 2,1 persen pria dan 1,7 persen wanita. Sementara data di ruang
perawatan koroner intensif (ICCU) RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM)
terdapat 6,72 persen pasien yang mengalami FA, di antaranya 4,72 persen dengan
infark miokard akut (serangan jantung).
Secara umum, FA memang rentan dialami oleh para usia lanjut. Namun, bukan berarti
kaum muda terhindar dari gangguan ini. Apalagi jika sering merasa berdebar-debar,
disertai pusing, rasa letih, maupun nyeri dada.
Ya, usia muda pun bisa terkena fibrilasi atrium. Jika memang katupnya sudah rusak.
Atau dari kecil dia sudah memiliki penyakit jantung, ungkap Staf Rehabilitasi Pusat
Jantung Nasional/RS Jantung Harapan Kita Dr Aulia Sani SpJP.
Dia menambahkan, biasanya, penderita FA berusia muda dipicu oleh faktor stres,
rokok, maupun alkohol. Hanya yang perlu diingat, tidak semua debaran jantung bisa
dikatakan menderita gangguan irama jantung. Kalau dia berdebar-debar karena
kaget, itu hal yang wajar. Denyut jantung menjadi lebih cepat dari biasanya, nanti juga
akan kembali normal lagi, tandasnya.
http://www.indomp3z.us/showthread.php/33257-Fibrilasi-Atrium-Risiko-Stroke-
Mengintai
fibrilasi atrium atau AF, merupakan aritmia yang paling umum. aritmia adalah sebuah
masalah dengan kecepatan atau irama denyut jantung. Sebuah gangguan pada sistem
listrik jantung menyebabkan AF dan jenis lain aritmia.
AF terjadi ketika cepat, sinyal-sinyal listrik tidak terorganisir dalam dua jantung bilik
yang di atas, disebut atrium, menyebabkan mereka kontrak sangat cepat dan tidak
teratur (ini disebut fibrilasi). Akibatnya, darah kolam di atrium dan tidak dipompa
sepenuhnya menjadi dua bilik jantung lebih rendah, yang disebut ventrikel. Ketika ini
terjadi, ruang jantung atas dan bawah tidak bekerja sama sebagaimana mestinya.
Seringkali, orang yang memiliki AF mungkin tidak pernah merasakan gejala. Namun,
bahkan ketika tidak melihat, AF dapat menyebabkan peningkatan risiko stroke. Pada
banyak pasien, terutama ketika ritme sangat cepat, AF bisa menyebabkan nyeri dada,
serangan jantung, atau gagal jantung. AF mungkin terjadi jarang atau setiap sekarang
dan kemudian, atau mungkin menjadi irama jantung terus-menerus atau permanen
berlangsung selama bertahun-tahun.
Sistem Memahami Listrik di Hati
Jantung memiliki sistem listrik internal yang mengontrol kecepatan dan irama detak
jantung. Dengan setiap detak jantung, sinyal listrik menyebar dari atas hati ke bawah.
Seperti perjalanan, sinyal menyebabkan jantung berkontraksi dan darah pompa.
Proses ini mengulangi dengan setiap detak jantung baru.
Setiap sinyal listrik dimulai dalam kelompok sel yang disebut sinus node, atau
sinoatrial (SA) node. SA node ini terletak di atrium kanan, yang merupakan ruang
kanan atas jantung. Dalam jantung dewasa yang sehat saat istirahat, SA node
kebakaran dari sinyal listrik untuk memulai detak jantung baru 60 sampai 100 kali per
menit. (Angka ini mungkin lebih lambat pada atlet sangat pas.)
Dari SA node, sinyal listrik perjalanan melalui jalur khusus ke kanan dan atrium kiri.
Hal ini menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dua bilik jantung
lebih rendah dari ventrikel. Sinyal listrik kemudian pindah ke sekelompok sel yang
disebut node (AV) atrioventrikular, terletak antara atrium dan ventrikel. Di sini, sinyal
memperlambat sedikit saja, sehingga waktu untuk menyelesaikan mengisi ventrikel
dengan darah.
Sinyal listrik kemudian meninggalkan AV node dan perjalanan sepanjang jalur yang
disebut ikatan-Nya. jalur ini membagi menjadi cabang berkas kanan dan cabang
berkas kiri. Sinyal turun cabang-cabang ke ventrikel, menyebabkan mereka untuk
berkontraksi dan memompa darah keluar ke paru-paru dan seluruh tubuh. Ventrikel
kemudian bersantai, dan proses detak jantung dimulai lagi di SA node.
Memahami Masalah Listrik di Fibrilasi Atrial
Dalam AF, sinyal listrik jantung dimulai di bagian yang berbeda dari atrium atau vena
paru terdekat dan dilakukan normal. Sinyal tidak melakukan perjalanan melalui jalur
yang normal, tetapi dapat menyebar ke seluruh atrium dengan cara yang cepat tidak
teratur. Hal ini dapat menyebabkan atrium untuk mengalahkan lebih dari 300 kali per
menit dalam mode kacau. cepat The atrium itu, tidak teratur, dan pemukulan tidak
terkoordinasi disebut fibrilasi.
Sinyal abnormal dari SA node banjir AV node dengan impuls listrik. Akibatnya,
ventrikel juga mulai untuk mengalahkan sangat cepat. Namun, AV node tidak dapat
melakukan sinyal ke ventrikel secepat mereka tiba, sehingga walau mungkin ventrikel
berdetak lebih cepat dari biasanya, mereka tidak pemukulan secepat atrium. Atrium
dan ventrikel tidak lagi mengalahkan secara terkoordinasi, menciptakan cepat dan
irama jantung yang tidak teratur. Dalam AF, ventrikel mungkin memukuli sampai
100-175 kali per menit, berbeda dengan tingkat normal 60-100 kali per menit.
Ketika ini terjadi, darah tidak dipompa ke ventrikel serta seharusnya, dan jumlah
darah yang dipompa keluar dari ventrikel didasarkan pada keacakan dari beats atrium.
Dalam AF, bukannya tubuh menerima jumlah, konstan teratur darah dari ventrikel, ia
akan menerima cepat, jumlah kecil dan jumlah yang lebih besar kadang-kadang acak,,
tergantung pada berapa banyak darah mengalir dari atrium ke ventrikel dengan
mengalahkan masing-masing.
Sebagian besar gejala AF terkait dengan seberapa cepat jantung berdetak. Jika obatobatan atau usia memperlambat denyut jantung, efek dari ketukan teratur
diminimalkan.
AF mungkin singkat, dengan gejala yang datang dan pergi dan berakhir pada mereka
sendiri, atau mungkin gigih dan memerlukan pengobatan. Atau, AF dapat permanen,
dalam hal obat-obatan atau intervensi lain tidak dapat mengembalikan irama normal.
Pandangan
Orang yang memiliki AF bisa hidup normal, hidup aktif. Bagi beberapa orang,
pengobatan dapat menyembuhkan AF dan detak jantung mereka kembali ke irama
normal. Bagi orang yang memiliki AF permanen, pengobatan berhasil dapat
mengontrol gejala dan mencegah komplikasi. Pengobatan terutama terdiri dari
berbagai jenis obat-obatan atau prosedur pembedahan.
Jenis Fibrilasi Atrial
Fibrilasi atrium paroksismal
Pada fibrilasi atrium paroksismal (AF), sinyal-sinyal listrik yang abnormal dan detak
jantung yang cepat mulai tiba-tiba dan kemudian berhenti sendiri. Gejala dapat ringan
atau berat dan berlangsung selama detik, menit, jam atau hari.
Persistent Atrial Fibrilasi
Persisten AF adalah suatu kondisi di mana irama jantung abnormal berlanjut sampai
itu berhenti dengan pengobatan.
Fibrilasi Atrial Permanen
Tetap AF adalah suatu kondisi di mana irama jantung yang normal tidak bisa
dipulihkan dengan perawatan biasa. Baik fibrilasi atrium paroksismal dan persisten
mungkin menjadi lebih sering dan akhirnya menghasilkan AF permanen.
Apa Penyebab Fibrilasi Atrial?
Atrial fibrilasi (AF) terjadi ketika sinyal-sinyal listrik bepergian melalui jantung
dilakukan normal dan menjadi tidak teratur dan sangat cepat.
Ini adalah akibat dari kerusakan sistem kelistrikan jantung. Kerusakan ini paling
sering hasil dari kondisi lain, seperti penyakit arteri koroner atau tekanan darah tinggi,
yang mempengaruhi kesehatan jantung. Kadang-kadang, penyebab AF tidak
diketahui.
http://www.news-medical.net/health/Atrial-Fibrillation-(AF)-(Indonesian).aspx
Atrial fibrillation (AF) usually causes the ventricles to contract faster than normal.
When this happens, the ventricles don't have enough time to fill completely with
blood to pump to the lungs and body. This inefficient pumping can cause signs and
symptoms, such as:
Palpitations (a strong feeling of a fast heartbeat or a "thumping" in the chest)
Shortness of breath
Weakness or difficulty exercising
Chest pain
Dizziness or fainting
Fatigue (tiredness)
Confusion
Complications
AF has two major complications - stroke and heart failure. Heart attack is another,
rarer complication.
Stroke
During AF, the atria don't pump all of their blood to the ventricles. Some blood pools
in the atria. When this happens, a blood clot (also called a thrombus) can form. If the
clot breaks off and travels to thebrain, it can cause a stroke. (A clot that forms in one
part of the body and travels in the bloodstream to another part of the body is called an
embolus.)
Blood-thinning medicines to reduce the risk of stroke are a very important part of
treatment for patients who have AF.
Heart Failure
Heart failure occurs when the heart can't pump enough blood to meet the body's
needs. Because the ventricles are beating very fast and aren't able to properly fill with
blood to pump out to the body, AF can lead to heart failure.
Fatigue and shortness of breath are common symptoms of heart failure. A buildup of
fluid in the lungs causes these symptoms. Fluid also can build up in the feet, ankles,
and legs, causing weight gain.
Lifestyle changes, medicines, and sometimes special care (rarely, a mechanical heart
pump or heart transplant) are the main treatments for heart failure.
http://www.news-medical.net/health/Atrial-Fibrillation-Signs-and-Symptoms.aspx