Nama Kelompok :
Hamdani : 08160100138
Sri Yosmeri : 08160100024
Sriwati : 08160100005
Desiana : 08160100003
Achmad : 08160100095
Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat limpahan
rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Hipertensi pada Lansia”.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi
penulisan, isi dan juga penggunaan tata bahasa yang baik dalam penulisan laporan ilmiah ini.
Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bantuan moril maupun
materil, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua semua anggota kelompok yang sudah ikut mengerjakan secara bersama.
Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri. Semoga
laporan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya,
semoga Allah SWT memberi berkahnya bagi kita semua. Amiin
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….…………1
KATA PENGANTAR……………………………………………………….….………….2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….…………3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….. ………. 4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….. ….….…. .5
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..….……. .5
1.4 Manfaat………………………………………………………………………… .…. …5
1.5 Epidemiologi…………………………………………………………………. ….…... 5
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 DefinisiVentrikel Fibrilasi……………………………………………….. …..………. 7
2.2 Etiologi Ventrikel Fibrilasi………………………………………………….………… 7
2.3 Patofisiologi Ventrikel Fibtrilasi……………………………………………………… 8
2.4 Tanda dan gejala Ventrikel Fibrilasi……………………………………….……….… 9
2.5 Prosedur Diagnostik Ventrikel Fibrilasi…………………………………….………… 9
2.6 Penatalaksanaan Medis Ventrikel Fibrilasi…………………………………………… 10
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian………………………………………………………………….………… 13
3.2 Analisa Data Dan Masalah………………………………………………….…………14
3.3 Pathway………………………………………………………………….. .…………..15
3.4 Diagnosa Keperawatan (NANDA)………………………………………….……….. 15
3.5 Perencanaan keperawatan (NOC)…………………………………………….……….16
3.6 Intervensi keperawatan (NIC)………………………………………………..………..19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
ventrikel tidak mampu berkontraksi sebagai suatu kesatuan.Kenyataannya, ventrikel kelihatan
seperti bergetar dengan sangat cepat dan tidak teratur tanpa menghasilkan curah
jantung.Sehingga tidak ada atau hanya sedikit darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh
tubuh. Bentuk fibrilasi ventrikel ada yang kasar ( coarse ) dan halus ( fine ) tergantung pada
besarnya amplitudo gelombang fibrilasi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian tentang Ventrikel Fibrilasi;
1.3.2 Untuk mengetahui asuhan keperawatan untuk pasien Ventrikel Fibrilasi;
1.3.3 Untuk mengetahui algoritma sesuai AHA dan pembahasan jurnal mengenai Ventrikel
Fibrilasi.
1.4 Manfaat
1.4.1 Kita dapat menambah wawasan kita tentang Ventrikel Fibrilasi
1.4.2 Kita sebagai perawat dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan untuk pasien
dengan Ventrikel Fibrilasi.
1.5 Epidemiologi
Kejadian VF di dunia tidak msuk akal, sehingga sulit untuk menilai kejadian
yang sebenarnya.Dari300.000 kasus gangguan imun yang terjadi setiap tahun di Amerika
Serikat, hanya sepertiga yang dikaitkan dengan VF. Kejadian VF 0,08-0,16% pertahun pada
orang dewasa. Persentase ini lebih banyak daripada kematian yang diakibatkan oleh kanker paru,
kanker payudara dan AIDS. Pada usia anak dan remaja, kejadian bertahun mencapai 1,3-8,5 per
100.000 orang. Penyakit jantung koroner adalah penyebab terjadinya VF paling tinggi yakni
sekitar 50% kematian manusia.
5
Insidensi VF paling tinggi dialami pada pria dibandingkan wanita dengan perbandingan
3:1. Hal ini disebabkan karena insidensi penyakit jantung koroner banyak terjadi pada pria.
Insidensi VF sama dengan prevalensi penyakit jantung koroner, dengan tingkat puncak VF
terjadi pada usia45-75 tahun. Proporsi kematian mendadak dari penyakit jantung koroner dapat
menurunkan tingkat usia. Pada penelitian Framing Heart Study didapatkan bahwa kematian
mendadak dikarenakan penyakit jantung koroner pada pria yaitu 62% pada usia 45-54 tahun,
58% pada pria berusia 55-64 tahun dan 42% pada pria berusia 65-74 tahun. Menurut Kuller, 31%
kematian mendadak terjadi pada pasien berusia 20-29 tahun.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.2. Etiologi
Penyebab yang paling umum dari fibrilasi ventrikel adalah heart attack, akan tetapi
fibrilasi ventrikel dapat terjadi ketika jantung tidak memperoleh oksigen yang cukup, atau orang
tersebut memiliki penyakit jantung yang lain. Fibrilasi ventrikel dapat disebabkan antara lain:
a. Gangguan jantung structural
- Iskemik atau infark miokard akibat penyakit jantung koroner
- Kardiomiopati
b. Gangguan jantung nonstructural
- Mekanik (commotio cordis)
- Luka atau sengatan listrik
- Pre-eksitasi (termasuk Wolf-Parkinson-White syndrome)
- Heart block
- Channelopathies
- Long QT syndrome
- Short QT syndrome
- Brugada syndrome
c. Noncardiac respiratory
- Bronchospasm
- Aspirasi
7
- Hipertensi pulmonal primer
- Emboli pulmonal
- Tension pneumotoraks
- Metabolik atau toksik
d. Gangguan elektrolit dan asidosis
- Obat-obatan
- Keracunan
- Sepsis
e. Neurologik
- Kejang
- Perdarahan intrakranial atau strok iskemik
- Tenggelam
2.3 Patofisiologi
Aktivitas listrik pada fibrilasi ventrikel ditandai oleh depolarisasi sel yang tidak beraturan
melalui otot jantung ventrikel. Berkurangnya depolarisasi yang terkoordinasi mencegah
terjadinya kontraksi yang efektif dari otot jantung dan pengeluaran darah dari jantung.
Pada pemeriksaan EKG tidak ditemukan kompleks QRS walaupun jarak amplitudo yang
melebar pada aktivitas listrik ditemukan, dari gelombang sinus di ventrikel menyebabkan
terjadinya fibrilasi ventrikel yang mungkin sulit dibedakan dengan asistol. Aritmia ini
dipertahankan oleh adanya jalur masuk yang berulang-ulang karena bagian dari otot jantung
mengalami depolarisasi secara konstan. Fibrilasi ventrikel dimulai ketika daerah pada miokard
memiliki bagian refraksi dan bagian konduksi pada jalur masuk.Adanya kombinasi ini
menghasilkan irama sendiri.
Fibrilasi ventrikel terjadi pada situasi klinis yang bervariasi, namun lebih sering
dihubungkan dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan sebagai kondisi terminal.Fibrilasi
ventrikel dapat disebabkan oleh iskemia atau infark miokard akut (merefleksikan instabilitas
elektrik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan biokimiawi pada miokard), dan atau dapat
pula disebabkan oleh skar infark yang kronik.Takikardia Ventrikel monomorfik dan polimorfik
dapat memburuk menjadi fibrilasi ventrikel yang menyebabkan kematian.Namun di luar konteks
iskemia miokard akut, fibrilasi ventrikel lebih jarang terjadi dibandingkan dengan Takikardi
ventrikel sebagai kejadian primer.Fibrilasi ventrikel kemungkinan merupakan aritmia dasar pada
mayoritas pasien dengan kematian jantung mendadak.Akumulasi kalsium intraseluler, aktivitas
radikal bebas, gangguan metabolik, dan modulasi autonom memiliki pengaruh yang besar pada
perkembangan fibrilasi ventrikel pada iskemik.Terdapat 3 jenis sel dalam jantung yang berperan
dalam proses impuls normal di dalam jantung, yaitu:
a. Sel perintis (pacemaker cells) Sumber daya listrik jantung.
Nodus sino- atrial (SA) adalah pacemaker jantung.Ia terletak di atas krista terminalis,
dibawah pembukaan vena cava superior di dalam atrium kanan
8
b. Sel konduksi listrik Kabel jantung.
Impuls yang dihasilkan oleh nodus SA diantar melalui otot-otot atrial untuk
menyebabkan sinkronisasi kontraksi atrial.Impuls tiba ke nodus atrioventrikular (AV)
yang terletak di septum interatrial dibawah pembukaan sinus koronaria. Dari sini impuls
diantar ke ventrikel melalui serabut atrioventrikular (His) yang turun ke dalam septum
interventrikular. Serabut His terbagi menjadi 2 cabang kanan dan kiri yang menghantar
serabut Purkinje untuk tetap didalam subendokardium dari ventrikel.Posisi serabut
Purkinje menentukan kontraksi ventrikel yang hampir sinkron.
9
2. Pemeriksaan ini mencatat aktivitas kelistrikan di jantung pasien dengan cara
menempelkan lempeng elektroda pada kulit pasien. Impuls yang dicatat sebagai
gelombang akan ditampilkan pada monitor atau dicetak diatas kertas khusus. Karena
jantung mengalami cedera otot, jantung tidak dapat melakukan impuls listrik secara
normal, dalam EKG menunjukkan pasien sedang mengalami serangan jantung atau telah
terjadi serangan jantung.
3. Tes Darah
Pengambilan sampel darah bertujuan untuk menguji keberadaan enzim hati tertentu yang
bocor kedalam aliran darah pasien jika hati pasien mengalami kerusakan akibat serangan
jantung.
4. X-Ray Dada
Gambaran X-Ray dada pasien bertujuan untuk memeriksa ukuran dan bentuk jantung
serta pembuluh darah
5. Ekokardiogram
Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung
pasien. Selama ekokardiogram, gelombang suara diarahkan pada jantung pada pasien dari
traduser dan perangkat lainnya. Nantinya akan diproses secara elektronik, gelombang
suara memberikan gambar video dari jantung anda.
6. Kateterisasi Koroner (Angiogram)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah arteri koroner pasien menyempit
atau tersumbat. Pewarna cair disuntikkan melalui tabung panjang tipis (kateter) yang
dimasukkan melalui arteri pasien, biasanya arteri yang terdapat di kaki pasien. Pewarna
cair akan membuat arteri pasien menjadi terlihat pada X-Ray yang akan memperlihatkan
daerah penyumbatan arteri.
7. Tomografi jantung terkomputerisasi (CT) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Meskipun pemeriksaan ini lebih digunakan untuk pemeriksaan gagal jantung.
Pemeriksaan ini dapat mendiagnosa masalah jantung lainnya. Pasien berbaring di meja
dalam sebuah mesin bebentuk donat. Tabung X-Ray di dalam mesin akan berputar untuk
mengambil gambar organ di dada dan jantung.Pemeriksaan MRI jantung pasien
berbaring di atas meja didalam sebuah tabung panjang yang menghasilkan medan magnet
yang berjqalan dalam partikel atom dan beberapa sel pasien. Gelombang radio bertujuan
untuk menghasilkan sinyal yang menggambarkan jantung pasien.
10
kondisi pasien dengan hemodinamik yang stabil.Jenis obat-obatan yang digunakan
sebagai anti aritmia ventrikel adalah:
2. Amiodaron
Pada VT atau VF tanpa nadi diberikan 300 mg iv bolus diencerkan20-30 cc, dapat
diulang dengan dosis 150 mg selang waktu 3-5menit sampaidosis maksimal 2,2 gram
dalam 24 jam. Dapatdiberikan secara drip dengan dosis 0,5 mg/ menit.
3. Lidokain
Pada cardiac arrest dosis 1,0 – 1,5 mg/kg BB iv bolus dan dapatdiulang dengan dosis 0,5
– 0, 75 mg/kg BB. Dapat diberikanperdrip dengandosis 1-4 mg / menit.
4. Magnesium sulfat
Pada ventrikel fibrilasi diberikan dengan dosis 1-2 gr diencerkan dalam 10 cc iv bolus
dan diberikan cepat dengan memperhatikanefek hipotensi dan asistol.
5. Terapi dengan listrik, meliputi:
a. Defibrilasi
- Pengobatan dengan menggunakan aliran listrik dalam waktu yangsingkat secara
unsinkron.
- Indikasi : Ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi
- Energi pertama adalah 200 joule, kedua 200-300 joule, ketiga 360joule
- Jenis alat : selain defibrillator yang biasa digunakan di rumah sakit,ada jenis lain
dari alat ini yaitu:
b. Automatic External defibrillator ( AED ) yaitu defibrillator otomatis yang dapat
dipakai oleh orang awam, tanpa harus mengenali gambaran EKG, karena
defibrillatortersebut akan secara otomatis menganalisa dan menginstrusikanperlu
tidaknya dilakukan defibrilasi.
c. AICD (automatic implantable cardioverter defibrillators)yaitu alat defibrilasi yang
ditanam dibawah kulit pasien, dan jikaVT atau VF terdeteksi maka AICD
mengeluarkan 0,05sampai 34Joule listrik dan dapat berulang sampai 4 kali jika
aritmia menetap.Menurut penelitian Robert Sheldon, seorang doctor dari
Universitasdi Kanada, AICD lebih baik dibanding pengobatan untuk pasienlansia,
terbukti dapat menurunkan angka kematian 30 % pada penderita VF/VT.
1. Cardioversi
- Pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktusingkat secara
sinkron
- Indikasi pada aritmia ventrikel : Ventrikel takikardi dengannadi ( + ) dan
hemodinamik tidak stabil
- Energi pertama adalah 100 joule, kedua 200 joule, ketiga 300joule dan
keempat 360 joule.
2. PTCA ( Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty
- Bertujuan membuka pembuluh darah koroner yang menyempit dengan cara
dilatasi dengan kateter balonsehingga aliran darah pulih kembali.
11
- Indikasi: ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi berulang yang berhubungan
dengan iskemik miokard, syokkardiogenik
12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit sekarang
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit terdahulu yang pernah diderita klien, seperti penyakit jantung
rematik, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan trauma.
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat kesehatan keluarga yang berhubungan dengan penyakit jantung atau
jenis penyakit kardiovaskuler lainnya.
13
Gejala : bingung, lelah, lemah, gugup, takut akan kematian
Tanda : Cemas, takut, menolak, gelisah
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Nilai spiritual dan kepercayaan pasien terhadap Tuhan yang tinggi dapat
meningkatkan status kesehatan pasien
14
3.3 Pathway
Forward falure
Suplai darah jar menurun Suplai O2 ke otak menurun Renal flow menurun Edema paru
15
3.5 Perencanaan Keperawatan (NOC)
DX 1 : Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan
penurunan kontraktilitas
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat
mempertahankan curah jantung yang adekuat.
NOC :
- Cardiac pump effectiveness
- Circulation status
- Vital sign status
- Kriteria hasil:
- Tanda vital dalam rentang normal (Tekanan darah.nadi, respirasi)
- Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
- Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
- Tidak ada penurunan kesadaran.
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 3 x 24 jam nyeri pada pasien berkurang
16
NOC :
- Pain level
- Pain control
- Comfort level
Kriteria hasil :
- Pasien mampu mengontrol nyeri (mengetahui penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala,intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Ansietas berhubungan dengan takut terhadap ancaman kematian, lingkungan
perawatan dan pengobatan kritis.
17
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
- Tanda-tanda vital normal
- Energy psikomotor
- Level kelemahan
- Mampu berpindah: dengan atau tanpa bantuan alat
- Status kardiopulmonari adekuat
- Sirkulasi status baik
- Status respirasi: pertukaran gas dan ventilasi adekuat
18
DX 8 : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan kram otot
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan selama 2 x 24 jam pasien merasa nyaman
NOC :
- Ansiety
- Fear level
- Sleep deprivation
- Comfort, readiness for enchanced
Kriteria hasil:
- Mampu mengontrol kecemasan
- Status lingkungan yang nyaman
- Mengontrol nyeri
- Kualitas tidur dan istirahat adekuat
- Agresi pengendalian diri
- Respon terhadap pengobatan
- Kontrol gejala
- Status kenyamanan meningkat
- Dapat mengontrol ketakutan
- Support sosial
- Keinginan untuk hidup
Intervensi :
19
Cardiac care :
- Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
- Catat adanya disritmia jantung
- Catat tanda dan gejala penurunan cardiac output
- Monitor status kardiovaskuler
- Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
- Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
- Monitor balance cairan
- Monitor adanya perubahan tekanan darah
- Monitor respon pasien terhadap efek pengobatan antiaritmia
- Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
- Monitor toleransi aktivitas pasien
- Monitor adanya dispneu, fatigue, takipnu dan ortopneu
- Anjurkan untuk menurunkan stress
- Vital sign monitoring:
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan setelah aktivitas
- Monitor kualitas nadi
- Monitor jumlah dan irama jantung
- Monitor bunyi jantung
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi dan
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
DX 2 : Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak efektifnyadaya pompa
jantung.
Intervensi :
Peripheral sensation management (manajemen sensasi perifer) :
- Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas/dingin/tajam/tumpul
- Monitor adanya paretese
- Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
- Gunakan sarung tangan untuk proteksi
20
- Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
- Monitor kemampuan BAB
- Kolaborasi pemberian analgetik
- Monitor adanya tromboplebitis
- Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
21
- Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
- Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
- Monitor vital sign sebelumdan sesudah pemberian analgesic pertama kali
- Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat
- Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan gejala
22
- Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
- Monitor respon fisik, emosi, sosial, dan spiritual
23
- Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor respirasi dan status O2
- Oxigen Therapy:
- Bersihkan mulut, hidung dan secret bila ada
- Pertahankan jalan napas yang paten
- Atur peralatan oksigenasi
- Monitor aliran oksigen
- Pertahankan posisi pasien
- Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
- Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
- Vital sign monitoring:
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Monitor VS saat pasien berbaring, duduk,atau berdiri
- Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
- Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama dan setelah aktivitas
- Monitor kualitas dari nadi
- Monitor frekuensi dan irama pernapasan
- Monitor suara paru
- Monitor pola pernapasan abnormal
- Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi,peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
24
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi
- Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
- Environtment Management Comfort
- Pain Management
25
DAFTAR PUSTAKA
26