1. Nama Tanaman
Nama lokal: bawang putih
Nama asing: garlic (English)
2. Gambar Tanaman
5. Kandungan Senyawa Aktif yang memiliki khasiat terhadap penyakit dan mekanisme
kerjanya
Metabolit sekunder yang terkandung di dalam umbi bawang putih membentuk suatu
sistem kimiawi yang kompleks serta merupakan mekanisme pertahanan diri dari kerusakan
akibat mikroorganisme dan faktor eksternal lainnya. Sistem tersebut juga ikut berperan dalam
proses perkembangbiakan tanaman melalui pembentukan tunas (Amagase et al., 2001).
Sebagaimana kebanyakan tumbuhan lain, bawang putih mengandung lebih dari 100
metabolit sekunder yang secara biologi sangat berguna (Challem, 1995). Senyawa ini
kebanyakan mengandung belerang yang bertanggungjawab atas rasa, aroma, dan sifat-sifat
farmakologi bawang putih (Ellmore dan Fekldberg, 1994). Dua senyawa organosulfur paling
penting dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino non-volatil γ-glutamil-Salk(en)il-L-
sistein (1) dan minyak atsiri S-alk(en)ilsistein sulfoksida atau alliin (2).
Dua senyawa di atas menjadi prekursor sebagian besar senyawa organosulfur lainnya. Kadarnya
dapat mencapai 82% dari keseluruhan senyawa organosulfur di dalam umbi (Zhang, 1999).
Senyawa γ-glutamil-S-alk(en)il-L-sistein (1) merupakan senyawa intermediet biosintesis
pembentukan senyawa organosulfur lainnya, termasuk alliin (2). Senyawa ini dibentuk dari jalur
biosintesis asam.
Hal ini ditempuh untuk membuktikan khasiat dan aktivitas biologi dari senyawa aktif bawang
putih, sekaligus dosis dan kemungkinan efek sampingnya. Berbagai penelitian yang telah
dikembangkan untuk mengeksplorasi aktivitas biologi umbi bawang putih yang terkait dengan
farmakologi, antara lain sebagai antidiabetes, anti-hipertensi, anti-kolesterol, antiatherosklerosis,
anti-oksidan, anti-agregasi sel platelet, pemacu fibrinolisis, anti-virus, antimikrobia, dan anti-
kanker.
Anti-kolesterol dan anti-atherosklerosis Bawang putih dapat mengurangi pembekuan darah dan
mengurangi tekanan darah, sehingga penting dalam terapi penyakit kardiovaskuler (Mabey, et
al., 1988). Allisin dan adrenosin merupakan kandungan anti-platelet paling penting dalam
bawang putih (Agarwal, 1996). Minyak bawang putih yang diberikan kepada pasien penyakit
jantung koroner dapat menghambat agregasi platelet secara in vivo. Pemberian bawang putih
dengan dosis rendah menghambat agregasi platelet tersebut (Bordia et al., 1996). Dithiin (16- 17)
dan ajoene memiliki sifat-sifat antithrombik, bahkan ajoene kini dikembangkan untuk obat
gangguan thromboembolik (Agarwal, 1996). Dithiin dan ajoene menurunkan kecepatan
pembekuan darah karena bersifat antikoagulasi dan darah rendah. Hal ini secara langsung dapat
mengurangi resiko strok dan penyakit kardiovaskuler (Jesse et al., 1997). Bawang putih dapat
menaikkan fungsi kardiovaskuler karena dapat menjaga serangan hiperkolesterolemik, arthero
sklerosis, ischemiareperfusi, arrhythmia, dan infarksi. Radikal bebas merupakan penyebab utama
penyakit ini dan antioksidan tampaknya dapat mengimbangi hal ini karena dapat memburu
radikal bebas ini (Prasad et al., 1996). Suatu keadaan dimana kadar lemak dalam darah
mengalami kenaikan melebihi batas normal disebut hiperlipidaemia. Keadaan ini biasa dihadapi
oleh seseorang yang mengalami masalah kegemukan. Hiperlipidaemia meliputi dua kondisi
yaitu, hiperkolesterolaemia (kolesterol tinggi) dan hipertrigliseridaemia (trigliserida tinggi).
Keduanya memicu atherosklerosis dan mempertinggi resiko penyakit kardiovaskuler (Barness,
2002).
6. Hasil penelitian
Bawang putih (Allium sativum) merupakan tanaman obat yang telah terbukti mampu menurunkan
kolesterol total pada penderita hiperkolesterolemia. Adapun Tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengetahui efek bawang putih terhadap pencegahan hiperkolesterolemia yang hingga saat ini belum
diketahui. Metode Penelitian ini menggunakan tikus Sprague Dawley berjumlah 28 ekor yang dibagi
menjadi kelompok kontrol, kelompok pemberian bawang putih dosis rendah (125 mg/kgBB/hari/tikus),
kelompok pemberian bawang putih dosis sedang (250 mg/kgBB/hari/tikus), dan kelompok pemberian
bawang putih dosis tinggi (500 mg/kgBB/hari/tikus). Perlakuan terhadap tikus berupa pemberian pakan
bawang putih selama 14 hari, 14 hari berikutnya ditambah dengan diet hiperkolesterol, yaitu kuning
telur. Pemeriksaan kolesterol dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu awal penelitian, hari ke 15, dan akhir
penelitian. Hasil: Kadar kolesterol total tidak berbeda bermakna antara sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan dengan diberi bawang putih selama 14 hari lalu ditambah dengan diet kuning telur baik pada
bawang putih dosis rendah (p=0,778), dosis sedang (p=0,688), dosis tinggi (p=0,877). Kesimpulan:
Pemberian bawang putih dengan dosis rendah (125 mg/kgBB), sedang (250 mg/kgBB), dan tinggi (500
mg/kgBB) mampu mencegah hiperkolesterolemia. Dosis tinggi tidak dianjurkan karena menyebabkan
penurunan kolesterol yang bermakna pada kadar kolesterol total yang normal, sedangkan dosis anjuran
adalah dosis rendah
2. Klasifikasi Tanaman
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
Jenis : Allium sativum L.
3. Uraian Tanaman
Habitus : Herba annual (2-4 bulan), tegak, 30 – 60 cm.
Batang : kecil (corpus), 0,5 – 1 cm.
Daun : bangun garis, kompak, datar, lebar 0,4 – 1,2 cm, pangkal pelepah membentuk umbi, bulat
telur melebar, anak umbi, bersudut, dibungkus oleh selaput putih, pelepah bagian atas
membentuk batang semu. Bunga : susunan majemuk payung sederhana, muncul disetiap anak
umbi, 1-3 daun pelindung, seperti selaput. Tenda bunga : enam daun, bebas atau berlekatan di
pangkal, bentuk memanjang, meruncing, putih-putih kehijauan-ungu (Sudarsono et al., 2006).
Umbi lapis Allium sativum L. berupa umbi majemuk berbentuk hampir bundar, garis tengahnya 4
– 6 cm terdiri dari 8 – 20 siung seluruhnya diliputi 3 – 5 selaput tipis serupa kertas berwarna
agak putih, tiap siung diselubungi oleh 2 selaput serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan
agak longgar, selaput dalam warna merah muda dan melekat pada bagian padat dari siung tetapi
mudah dikupas; siung bentuk membulat dibagian punggung, bidang samping rata atau agak
bersudut.