Disusun Oleh:
MARLINAWATI, AMK
NIM: 1821084
Bawang putih dikenal secara luas sebagai salah satu bumbu masak penting pelengkap
hidangan. Khususnya bagi segala macam kuliner di indonesia. Hampir seluruh hidangan
masakan menggunakan campuran bumbu jenis ini. Selain sebagai bumbu yang teramat penting,
bawang putih ternyata memiliki beragam manfaat bagi kesehatan yang tidak banyak diketahui
Bawang putih merupakan tanaman dari jenis genus Allium yang telah dimanfaatkan
oleh manusia sejak 7000 tahun yang lalu. Tanaman ini pertama kali ditemukan di wilayah Asia
Tengah dan telah lama diambil manfaatnya sebagai bahan makanan dan sebagai bahan dasar obat
Kini bawang putih bukan lagi menjadi tanaman yang asing di telinga masyarakat dunia.
Meskipun begitu, tak banyak yang mengetahui manfaat yang dihasilkan dari mengonsumsi
bawang putih selain dari kegunaannya sebagai bahan pelengkap bumbu dapur.
B. PEMBAHASAN
a. Definisi
Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang
dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar
masakan Indonesia. Bawang putih mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat
kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Arisandi
dan Andriani (2008) menyatakan bahwa salah satu syarat tumbuhnya bawang putih (Allium
Sativum L) adalah ditanam pada jenis tanah gromosol (ultisol), teksturnya berlempung pasir
(gembur) dan draniase baik dengan kedalaman air tanah 50 cm -150 cm dari permukaan tanah.
Bawang putih adalah salah satu tanaman tertua dari semua tanaman budidaya, telah
digunakan sebagai bumbu makanan dan banyak terdapat pada cerita rakyat untuk obat selama
lebih dari 4000 tahun, dan merupakan salah satu tanaman obat yang paling banyak diteliti
(Setyono, 2016). Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena
memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur bawang putih memegang peranan sebagai
Manfaat utama bawang putih adalah sebagai bumbu penyedap masakan yang membuat
masakan menjadi beraroma dan mengundang selera. Meskipun kebutuhan untuk bumbu masak
hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar. Selain sebagai bumbu
masak, bawang putih dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Secara tradisional, berbagai bangsa di dunia telah menggunakan bawang putih dalam beragam
ramuan obat. Pemakaiannya sebagian besar masih bersifat empiris, artinya digunakan secara
turun temurun.
b. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Gambar 1.1
Sumber : (M. Hembing, hlm 17, 2005)
c. Morfologi
Bawang putih (Allium sativum L.) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai
ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan
yang cukup mendapat sinar matahari (Syamsiah dan Tajudin, 2003). Adapun morfologi dari
1. Daun
Berupa helai-helai seperti pita yang memanjang ke atas. Jumlah daun yang dimiliki oleh tiap
tanamannya dapat mencapai 10 buah. Bentuk daun pipih rata, tidak berlubang, runcing di
2. Batang
Batangnya merupakan batang semu, panjang (bisa 30 cm) tersusun pelepah daun yang tipis,
namun kuat.
3. Akar
Terletak di batang pokok atau di bagian dasar umbi ataupun pangkal umbi yang berbentuk
cakram. Sistem perakarannya akar serabut, pendek, menghujam ke tanah, mudah goyang
Di dekat pusat pokok bagian bawah, tepatnya diantara daun muda dekat pusat batang pokok,
terdapat tunas, dan dari tunas inilah umbi-umbi kecil yang disebut siung muncul. Hampir
semua daun muda yang berada di dekat pusat batang pokok memiliki umbi. Hanya sebagian
Komposisi kimia bawang putih per 100 gr: protein 4,5 gram, lemak 0,20 gram, hidrat
arang 23,10 gram, vitamin B1 0,22 mg, vitamin C15 mg, kalori 95 kalori, posfor 134 mg,
kalsium 49 mg dan besi 1 mg. Dari beberapa penelitian bawang putih mengandung zat aktif
allicin, enzim alinase, germanium (mampu mencegah rusaknya sel darah merah), sativine
(mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf), selenium
bawang putih bermanfaat sebagai bakterisida, fungisida dan dapat menghambat pertumbuhan
Tanaman bawang putih juga terkandung zat aktif pertama yaitu allicin yang
menghasilkan bau bawang putih (aroma) yang khas dihasilkan ketika senyawa sulfur dan allicin
bereaksi dengan enzim alinase (Evennett, 2006). Adapun kandungan sulfur lainnya adalah aliiri,
ajoene, allylpropyl disulfide, diallyl trisulfide, sallylcysteine, vinyldithinnes, dan lainnya. Selain
itu juga terdapat enzim-enzim antara lain : allinase, peroxides, mirosinase dan lain-lain
(Kemper,2000).
bermacam-macam zat kimia yang berkomposisi sedemikian rupa sehingga menimbulkan khasiat
yang berguna bagi manusia Allicin adalah komponen utama yang berperan memberi aroma
bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif yang diduga dapat membunuh kuman-kuman
penyakit (bersifat antibakteri), berperan ganda membunuh bakteri, yaitu bakteri gram positif
maupun gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoate.
Bawang putih (Allium sativum L) memiliki konsentrasi senyawa sulfur yang lebh tinggi
daripada spesies Allium lainnya, yang bertanggung jawab baik untuk bau tajam bawang putih dan
banyak efek obat. Salah satu yang paling aktif adalah senyawa biologis allicin. Allicin dianggap
sebagai antioksidan utama, namun studi terbaru menunjukkan bahwa senyawa lain mungkin
memainkan peran yang lebih, seperti senyawa polar fenolik dan steroid, yang menawarkan
berbagai sifat farmakologi tanpa bau dan juga panas yang stabil (Gebreyohannes, 2013).
Bawang putih merupakan contoh obat tradisional yang banyak digunakan masyarakat
Indonesia karena memiliki berbagai macam khasiat. Bawang putih memiliki khasiat sebagai
antibakteri, antifungi, antipertensi, antioksidan yang memiliki efek hipoglikemik dan anti
Menurut Rustama dkk, (2005) bawang putih mengandung senyawa alkaloid, saponin, dan
tanin, sedangkan berdasarkan penelitian Safithri (2004), bawang putih mengandung karbohidrat,
Bawang putih membantu metabolisme lemak dan menurunkan level kolesterol tubuh.
Meningkatkan kolesterol baik, HDL dan menurunkan kadar kolesterol jahat, LDL dan
trigliserida, melindungi pembuluh darah dan jantung. Secara signifikan mengurangi aktivitas
Studi baru belakangan ini menunjukkan bahwa suatu kandungan dalam bawang putih
memiliki kadar anti-oksidan yang kuat. Dan komponen sulfur dalam bawang putih juga
Bawang putih dapat memperbaiki keseimbangan profil lipid, mempengaruhi tekanan darah,
kerusakan pada struktur kondrosit. Serta memiliki mekanisme potensial bersifat protektif
terhadap pasien dengan osteoporosis. Selain itu pula, bawang putih memiliki kemampuan
5. Kemampuan antibakteri
Studi In vitro telah menunjukkan bahwa bawang putih memiliki aktivitas melawan banyak
bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Beberapa bakteri yang telah diuji
menemukan efek antibakteri dari jus bawang putih. Bawang putih dipercayai memiliki
diyakini dikarenakan adanya zat aktif Allicin dalam bawang putih. (Cai et al., 2007)
Berikut ini adalah dosis bawang putih yang direkomendasikan berdasarkan penelitian
ilmiah:
Bawang putih ekstrak 600-1200 mg dibagi dan diberikan 3 kali sehari, atau
Bawang putih segar atau yang dimasak 3,5-29 gram dimakan mingguan.
Krim atau salep dengan kandungan ajoene 0,4%, 0,6% gel, dan 1% gel diaplikasikan 2
C. KESIMPULAN
Bawang putih adalah salah satu tanaman tertua dari semua tanaman budidaya yang
digunakan sebagai bumbu masakan. Bawang putih mengandung bermacam-macam zat kimia
yang berkomposisi sedemikian rupa sehingga menimbulkan khasiat yang berguna bagi manusia.
Efek dan manfaat bawang putih terhadap tubuh manusia adalah pada metabolisme lemak dan
kolesterol, proses oksidasi sel kanker, system kardiovaskular, pada tulang dan sendi, dan sebagai
antibakteri.
REFERENSI
Anonim. (2019). Kandungan dan Manfaat Bawang Putih Bagi Kesehatan. Diperoleh tanggal
24 April 2019 dari https://www.honestdocs.id/manfaat-bawang-putih-bagi-kesehatan
Deshinta, H. (2017). Uji Daya Hambat Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) Sebagai
Fungisida Terhadap Pertumbuhan Jamur Alternaria Sp Tanaman Jeruk (citrus sp).
Diperoleh tanggal 24 April 2019 dari http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/29883
Ichsan, B.Z. (2009). Efek Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) terhadap
Pertumbuhan Streptococcus Mutans Secara In Vitro. Diperoleh tanggal 24 April 2019
dari https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/8166/MjA4NDY=/Efek-antibakteri-
ekstrak-bawang-putih-Allium-sativum-terhadap-pertumbuhan-Streptococcus-mutans-
secara-in-vitro-abstrak.pdf