Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH KOMPLEMENTER

TANAMAN OBAT “BAWANG PUTIH”

Disusun Oleh:
MARLINAWATI, AMK
NIM: 1821084

STIKES TENGKU MAHARATU


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN 2019
A. PENDAHULUAN

Bawang putih dikenal secara luas sebagai salah satu bumbu masak penting pelengkap

hidangan. Khususnya bagi segala macam kuliner di indonesia. Hampir seluruh hidangan

masakan menggunakan campuran bumbu jenis ini. Selain sebagai bumbu yang teramat penting,

bawang putih ternyata memiliki beragam manfaat bagi kesehatan yang tidak banyak diketahui

oleh sebagian besar masyarakat.

Bawang putih merupakan tanaman dari jenis genus Allium yang telah dimanfaatkan

oleh manusia sejak 7000 tahun yang lalu. Tanaman ini pertama kali ditemukan di wilayah Asia

Tengah dan telah lama diambil manfaatnya sebagai bahan makanan dan sebagai bahan dasar obat

khususnya di wilayah Asia, Eropa, dan Afrika.

Kini bawang putih bukan lagi menjadi tanaman yang asing di telinga masyarakat dunia.

Meskipun begitu, tak banyak yang mengetahui manfaat yang dihasilkan dari mengonsumsi

bawang putih selain dari kegunaannya sebagai bahan pelengkap bumbu dapur.

B. PEMBAHASAN
a. Definisi

Bawang putih adalah nama tanaman dari genus Allium sekaligus nama dari umbi yang

dihasilkan. Umbi dari tanaman bawang putih merupakan bahan utama untuk bumbu dasar

masakan Indonesia. Bawang putih mentah penuh dengan senyawa-senyawa sulfur, termasuk zat

kimia yang disebut alliin yang membuat bawang putih mentah terasa getir atau angur. Arisandi

dan Andriani (2008) menyatakan bahwa salah satu syarat tumbuhnya bawang putih (Allium

Sativum L) adalah ditanam pada jenis tanah gromosol (ultisol), teksturnya berlempung pasir

(gembur) dan draniase baik dengan kedalaman air tanah 50 cm -150 cm dari permukaan tanah.
Bawang putih adalah salah satu tanaman tertua dari semua tanaman budidaya, telah

digunakan sebagai bumbu makanan dan banyak terdapat pada cerita rakyat untuk obat selama

lebih dari 4000 tahun, dan merupakan salah satu tanaman obat yang paling banyak diteliti

(Setyono, 2016). Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena

memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur bawang putih memegang peranan sebagai

tanaman apotek hidup.

Manfaat utama bawang putih adalah sebagai bumbu penyedap masakan yang membuat

masakan menjadi beraroma dan mengundang selera. Meskipun kebutuhan untuk bumbu masak

hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya masakan akan terasa hambar. Selain sebagai bumbu

masak, bawang putih dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Secara tradisional, berbagai bangsa di dunia telah menggunakan bawang putih dalam beragam

ramuan obat. Pemakaiannya sebagian besar masih bersifat empiris, artinya digunakan secara

turun temurun.

b. Taksonomi

Klasifikasi bawang putih adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum L.

Gambar 1.1
Sumber : (M. Hembing, hlm 17, 2005)

c. Morfologi

Bawang putih (Allium sativum L.) adalah herba semusim berumpun yang mempunyai

ketinggian sekitar 60 cm. Tanaman ini banyak ditanam di ladang-ladang di daerah pegunungan

yang cukup mendapat sinar matahari (Syamsiah dan Tajudin, 2003). Adapun morfologi dari

tanaman bawang putih (Allium sativum L.) ialah sebagai berikut:

1. Daun

Berupa helai-helai seperti pita yang memanjang ke atas. Jumlah daun yang dimiliki oleh tiap

tanamannya dapat mencapai 10 buah. Bentuk daun pipih rata, tidak berlubang, runcing di

ujung atasnya dan agak melipat ke dalam (arah panjang/membulur).

2. Batang

Batangnya merupakan batang semu, panjang (bisa 30 cm) tersusun pelepah daun yang tipis,

namun kuat.

3. Akar
Terletak di batang pokok atau di bagian dasar umbi ataupun pangkal umbi yang berbentuk

cakram. Sistem perakarannya akar serabut, pendek, menghujam ke tanah, mudah goyang

dengan air dan angin berlebihan.

4. Siung dan Umbi

Di dekat pusat pokok bagian bawah, tepatnya diantara daun muda dekat pusat batang pokok,

terdapat tunas, dan dari tunas inilah umbi-umbi kecil yang disebut siung muncul. Hampir

semua daun muda yang berada di dekat pusat batang pokok memiliki umbi. Hanya sebagian

yang tidak memiliki umbi (Syamsiah dan Tajudin, 2003).

d. Kandungan dan kegunaan

Komposisi kimia bawang putih per 100 gr: protein 4,5 gram, lemak 0,20 gram, hidrat

arang 23,10 gram, vitamin B1 0,22 mg, vitamin C15 mg, kalori 95 kalori, posfor 134 mg,

kalsium 49 mg dan besi 1 mg. Dari beberapa penelitian bawang putih mengandung zat aktif

allicin, enzim alinase, germanium (mampu mencegah rusaknya sel darah merah), sativine

(mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan serta merangsang susunan sel saraf), selenium

(mikromineral penting yang berfungsi sebagai antioksidan), skordinin (antioksidan). Kandungan

bawang putih bermanfaat sebagai bakterisida, fungisida dan dapat menghambat pertumbuhan

jamur maupun mikroba lainnya. (Solihin,2009)

Tanaman bawang putih juga terkandung zat aktif pertama yaitu allicin yang

menghasilkan bau bawang putih (aroma) yang khas dihasilkan ketika senyawa sulfur dan allicin

bereaksi dengan enzim alinase (Evennett, 2006). Adapun kandungan sulfur lainnya adalah aliiri,

ajoene, allylpropyl disulfide, diallyl trisulfide, sallylcysteine, vinyldithinnes, dan lainnya. Selain
itu juga terdapat enzim-enzim antara lain : allinase, peroxides, mirosinase dan lain-lain

(Kemper,2000).

Meskipun sosok bawang putih tampak sederhana, namun di dalamnya terkandung

bermacam-macam zat kimia yang berkomposisi sedemikian rupa sehingga menimbulkan khasiat

yang berguna bagi manusia Allicin adalah komponen utama yang berperan memberi aroma

bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif yang diduga dapat membunuh kuman-kuman

penyakit (bersifat antibakteri), berperan ganda membunuh bakteri, yaitu bakteri gram positif

maupun gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoate.

Bawang putih (Allium sativum L) memiliki konsentrasi senyawa sulfur yang lebh tinggi

daripada spesies Allium lainnya, yang bertanggung jawab baik untuk bau tajam bawang putih dan

banyak efek obat. Salah satu yang paling aktif adalah senyawa biologis allicin. Allicin dianggap

sebagai antioksidan utama, namun studi terbaru menunjukkan bahwa senyawa lain mungkin

memainkan peran yang lebih, seperti senyawa polar fenolik dan steroid, yang menawarkan

berbagai sifat farmakologi tanpa bau dan juga panas yang stabil (Gebreyohannes, 2013).

Bawang putih merupakan contoh obat tradisional yang banyak digunakan masyarakat

Indonesia karena memiliki berbagai macam khasiat. Bawang putih memiliki khasiat sebagai

antibakteri, antifungi, antipertensi, antioksidan yang memiliki efek hipoglikemik dan anti

agregasi platelet (Ebadi, 2006).

Menurut Rustama dkk, (2005) bawang putih mengandung senyawa alkaloid, saponin, dan

tanin, sedangkan berdasarkan penelitian Safithri (2004), bawang putih mengandung karbohidrat,

protein, sterol, alkoloid, flavonoid, fenolhidroquinon dan saponin.


Adapun efek dan manfaat bawang putih terhadap tubuh kita ialah sebagai berikut:

1. Pada Metabolisme Lemak dan Kolesterol

Bawang putih membantu metabolisme lemak dan menurunkan level kolesterol tubuh.

Meningkatkan kolesterol baik, HDL dan menurunkan kadar kolesterol jahat, LDL dan

trigliserida, melindungi pembuluh darah dan jantung. Secara signifikan mengurangi aktivitas

HMG CoA dan enzim lainnya (Bayan, 2013).

2. Terhadap Proses Oksidasi Sel Kanker

Studi baru belakangan ini menunjukkan bahwa suatu kandungan dalam bawang putih

memiliki kadar anti-oksidan yang kuat. Dan komponen sulfur dalam bawang putih juga

dipercaya memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan tumor (Bayan, 2013).

3. Terhadap Sistem Kardiovaskular

Bawang putih dapat memperbaiki keseimbangan profil lipid, mempengaruhi tekanan darah,

menginhibisi fungsi platelet, antioksidan dan aktivitas fibrinolisis (Bayan, 2013).

4. Terhadap Tulang dan Sendi

Diallyl disulfide (DADS), menghambat ekspresi protease matriks yang menyebabkan

kerusakan pada struktur kondrosit. Serta memiliki mekanisme potensial bersifat protektif

terhadap pasien dengan osteoporosis. Selain itu pula, bawang putih memiliki kemampuan

anti-inflamasi (Bayan, 2013).

5. Kemampuan antibakteri

Studi In vitro telah menunjukkan bahwa bawang putih memiliki aktivitas melawan banyak

bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Beberapa bakteri yang telah diuji

sensitivitasnya terhadap bawang putih antara lain ialah Escherichia, Salmonella,

Staphylococcus, Streptococcus, Klebsiella, Proteus, Bacillus, Clostridium dan


Mycobacterium tuberculosis (Bayan, 2013). Louis Pasteur merupakan orang pertama yang

menemukan efek antibakteri dari jus bawang putih. Bawang putih dipercayai memiliki

aktivitas antibakteri berspektrum luas (Stavelikova, 2008). Kemampuan antibakteri ini

diyakini dikarenakan adanya zat aktif Allicin dalam bawang putih. (Cai et al., 2007)

e. Cara Menggunakan Bawang Putih

Berikut ini adalah dosis bawang putih yang direkomendasikan berdasarkan penelitian

ilmiah:

1. Menurunkan tekanan darah tinggi

 Bawang putih ekstrak 600-1200 mg dibagi dan diberikan 3 kali sehari, atau

 Bawang putih segar 4 gram sekali sehari.

2. Mencegah kanker kolon, lambung, dan rektum

 Bawang putih segar atau yang dimasak 3,5-29 gram dimakan mingguan.

3. Infeksi jamur kulit (kurap, kutu air)

 Krim atau salep dengan kandungan ajoene 0,4%, 0,6% gel, dan 1% gel diaplikasikan 2

kali sehari selama 1 minggu.

C. KESIMPULAN

Bawang putih adalah salah satu tanaman tertua dari semua tanaman budidaya yang

digunakan sebagai bumbu masakan. Bawang putih mengandung bermacam-macam zat kimia

yang berkomposisi sedemikian rupa sehingga menimbulkan khasiat yang berguna bagi manusia.

Efek dan manfaat bawang putih terhadap tubuh manusia adalah pada metabolisme lemak dan
kolesterol, proses oksidasi sel kanker, system kardiovaskular, pada tulang dan sendi, dan sebagai

antibakteri.

REFERENSI

Anonim. (2019). Kandungan dan Manfaat Bawang Putih Bagi Kesehatan. Diperoleh tanggal
24 April 2019 dari https://www.honestdocs.id/manfaat-bawang-putih-bagi-kesehatan

Deshinta, H. (2017). Uji Daya Hambat Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) Sebagai
Fungisida Terhadap Pertumbuhan Jamur Alternaria Sp Tanaman Jeruk (citrus sp).
Diperoleh tanggal 24 April 2019 dari http://repository.unpas.ac.id/id/eprint/29883

Ichsan, B.Z. (2009). Efek Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum) terhadap
Pertumbuhan Streptococcus Mutans Secara In Vitro. Diperoleh tanggal 24 April 2019
dari https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/8166/MjA4NDY=/Efek-antibakteri-
ekstrak-bawang-putih-Allium-sativum-terhadap-pertumbuhan-Streptococcus-mutans-
secara-in-vitro-abstrak.pdf

Anda mungkin juga menyukai