Anda di halaman 1dari 17

SISTEM IRIGASI TAIWAN

M RIFKI GUNAWAN
KELAS A1
2019610031
PENDAHULUAN

 Perkembangan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur irigasi dari


perspektif sejarah sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan nasional
dan politik ekonomi dalam suatu kawasan atau suatu negara. Walaupun
pembangunan irigasi di Indonesia telah berlangsung ribuan tahun ada periode-
periode tertentu yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan infrastruktur
irigasi untuk dapat dijadikan pelajaran pada masa yang akan datang.
APA ITU SISTEM IRIGASI

 Sistem irigasi dapat diartikan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari
berbagai komponen, menyangkut upaya penyediaan, pembagian,
pengelolaan, dan pengaturan air dalam rangka meningkatkan produksi
pertanian.
Ada empat periode yang perlu diperhatikan dengan masing masing
periode mengandung ciri ciri tertentu. Keempat periode tersebut adalah
periode prakolonial, kolonial, periode perang dingin, dan periode
globalisasi

 Pada periode prakolonial pembangunan irigasi dilakukan oleh masyarakat tani sendiri.
Pada umumnya pembangunan irigasi mengikuti pembangunan persawahan dan dalam
periode ini salah satu ciri yang menonjol adalah terbangunnya kapital sosial yang kuat
dalam pengelolaan irigasi yang diwariskan dan dikembangkan lebih lanjut dari satu
generasi kegenerasi berikutnya .
 Pada periode kolonial komitmen pemerintah dalam membangun irigasi mulai muncul
yaitu tatkala terjadi kelaparan besar yang menyebabkan kematian .
 Hal yang menonjol dalam periode perang dingin adalah munculnya teknologi revolusi
hijau yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian internasional antara lain IRRI
yang menghasilkan varitas varitas padi unggul
Dalam mendukung terwujudnya irigasi masa depan ada tiga faktor yang
perlu diperhatikan yaitu (i) integrasi pinsip prinsip yang dipraktekkan
masyarakat lokal dalam pengelolaan irigasi (ii) perkembangan teknologi
dan (iii) pendekatan keterpaduan

 integrasi prinsip prinsip lokal Dalam praktek irigasi di pedesaan dikenal


berbagai kearifan lokal yang memungkinkan terjadinya interaksi antar
individu, antar kelompok dalam suatu sistem irigasi, dan antarkelompok
masyarakat dalam sistem irigasi yang berbeda dalam suatu Daerah Aliran
Sungai (DAS). Dalam sistem interaksi tersebut penggunaan air antarindividu
ataupun antarkelompok dapat dipertukarkan pada suatu musim ataupun antar
musim berdasarkan prinsip kepercayaan timbal balik (mutual trust) dan ada
sanksi-sanksi yang dilaksanakan berdasarkan norma yang berlaku setempat.
Pengawasan terhadap proses yang berlaku dilakukan secara kolektif dan
transparan dan pengambilan keputusan yang dilakukan bersama didorong oleh
rasa tanggung-jawab bahwa sumberdaya air adalah kepentingan bersama yang
perlu dipelihara dengan baik
(2) Perkembangan Teknologi

 Teknologi irigasi dapat dipandang sebagai suatu kerangka fisik yang melandasi
perkembangan kelembagaan pengelolaan irigasi. Oleh karena itu
perkembangan teknologi irigasi terkait erat dengan fase-fase perkembangan
kelembagaan pengelolaan irigasi. Teknologi penyadapan air dengan
pengambilan bebas dari sungai (free intake diversion system) dilengkapi
dengan cross regulator yang sederhana dan sementara untuk memasukkan air
ke blok persawahan mungkin merupakan inovasi awal yang dilakukan oleh
masyarakat petani.
(3) Pendekatan Keterpaduan

 Pada hakekatnya pendekatan keterpaduan menekankan keseimbangan antara fungsi-


fungsi ekonomi dan kesejahteraan sosial pengelolaan air, lahan dan sumberdaya yang
terkait dengan tetap memperhatikan keberlanjutan ekosistem. Keterpaduan
menyangkut peran yang lebih berimbang antar berbagai pelaku dan pemangku
kepentingan dan memperhatikan keserasian berbagai keputusan yang dibuat pada
berbagai jenjang mulai dari tingkat lokal sampai tingkat nasional. Oleh karena
terbatasnya air sebagai sumberdaya sedangkan permintaan terhadap air terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk masalah alokasi air
menjadi semakin kritis. Keterpaduan dalam alokasi air memerlukan upaya untuk
memperbaiki efisiensi khususnya sektor yang merupakan pengguna air yang terbesar
seperti irigasi. Sampai sekarang irigasi memanfaatkan sebesar 87 persen dari total
penggunaan air untuk berbagai keperluan di Indonesia dengan kecenderungan yang
semakin menurun karena meningkatnya pertumbuhan permintaan terhadap air di luar
irigasi.
DESA CHINGSHANG TAIWAN

 Sebuah desa kecil di Chingshang, Kabupaten Taitung, Taiwan menjadi desa


dengan daya tarik wisatawan yang cukup tinggi. Suasana alam pedesaan
dengan hamparan sawah dan pegunungan di desa ini, bisa dinikmati para
wisatawan dengan menyewa alat transportasi sepeda roda empat yang
disediakan di sana.
SISTEM IRIGASI DI DESA CHINGSHANG
TAIWAN
 SISTEM IRIGASI YANG DIGUNAKAN ADALAH SISTEM IRIGASI PERMUKAAN
Pada irigasi permukaan, air diberikan secara langsung melalui permukaan
tanah dari suatu saluran atau pipa dimana elevasi muka airnya lebih tinggi dari
elevasi lahan yang akan diairi (sekitar 10~15 cm). Air irigasi mengalir pada
permukaan tanah dari pangkal ke ujung lahan dan meresap ke dalam tanah
membasahi daerah perakaran tanaman. Terdapat dua syarat penting untuk
mendapatkan sistim irigasi permukaan yang efisien, yaitu perencanaan sistim
distribusi air untuk mendapatkan pengendalian aliran air irigasi dan perataan
lahan (land grading) yang baik, sehingga penyebaran air seragam ke seluruh
petakan.
Hidrolika aliran permukaan

 Pada irigasi permukaan air irigasi diberikan lewat permukaan tanah. Air irigasi
akan mengalir di permukaan tanah dari bagian pangkal ke ujung petakan,
sambil meresap ke dalam tanah mengisi lengas tanah di daerah perakaran
tanaman. Proses aliran air irigasi terdiri dari: (a) awal jelajah aliran air
(advance stream) sepanjang lereng permukaan lahan, (b) periode
pembasahan dimana seluruh aliran berinfiltrasi ke dalam tanah, (c) aliran
resesi sejak dimana pasok air irigasi dihentikan (Gambar 1.2).
 Total jumlah air yang meresap merupakan fungsi dari laju infiltrasi tanah dan
waktu kesempatan berinfiltrasi. Idealnya sistim irigasi harus menghasilkan
jumlah air meresap yang sama/seragam sejak di pangkal sampai ke ujung
lahan, sehingga menghasilkan efisiensi pemakaian air yang tinggi di sepanjang
daerah perakaran tanaman. Akan tetapi hal ini tidak mudah untuk
didapatkan, kecuali melalui serangkaian uji-coba dan prosedur rancangan
yang tepat. Contoh hubungan antara laju jelajah, laju resesi dan waktu
kesempatan berinfiltrasi dapat dilihat pada Gambar
 1.2. Pada prinsipnya rancangan irigasi permukaan adalah merancang
beberapa parameter sehingga didapatkan waktu kesempatan berinfiltrasi
yang relatif seragam dari pangkal sampai ke ujung lahan. Umumnya di bagian
pangkal, air akan lebih banyak air meresap daripada bagian ujung petakan
lahan, sehingga didapatka efisiensi pemakaian air yang kecil.
 Prosedur pelaksanaan irigasi dalam irigasi permukaan adalah dengan
menggunakan debit yang cukup besar, maka aliran akan mencapai bagian
ujung secepat mungkin, dan meresap ke dalam tanah dengan merata. Setelah
atau sebelum mencapai bagian ujung, aliran masuk dapat diperkecil debitnya
(cut-back flow) sampai sejumlah air irigasi yang diinginkan sudah diresapkan.
Pasok aliran air dihentikan dan proses resesi sepanjang lahan akan terjadi
sampai proses irigasi selesai.
METODE SISTEM IRIGASI PERMUKAAN

 Yaitu dengan menggunakan debit air yang besar , sehingga air sampai pada
ujung lahan secepat mungkin dan meeresap ke dalam tanah secara
merata,setelah atau sebelum air samapai pada ujung lahan,aliran air yang
masuk dapat diperkecil debit airnya sampai jumlah air irigasi yang diharapkan
meresap kedalam tanah. Aliran air dihentikan dan proses resesi sepanjang
lahan terjadi sampai proses irigasi selesai, sistem irigasi permukaan telah
berkembang luas dan dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu irigasi
basin,irigasi alur,irigasi border,penggenangan air bebas
TUJUAN PENGELOLAAN AIR

 Pada prinsipnya irigasi adalah upaya manusia untuk mengambil air dari sumber,
mengalirkannya ke dalam saluran, membagikan ke petak sawah, memberikan air
pada tanaman, dan membuang kelebihan air ke jaringan pembuang. Pemberian air
irigasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

 1) Tempat : setiap daerah irigasi mempunyai kebutuhan air yang berbeda tergantung
dari jenis tanah dan iklim (evapotranspirasi dan curah hujan efektif), serta
kehilangan air di saluran.
 2) Jumlah : petak tersier memiliki luas dan usaha tani yang berbeda.
 3) Waktu : setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan tanah, pertumbuhan
dan panen) mempunyai kebutuhan air yang berbeda.
 4) Mutu : air irigasi harus memenuhi standar mutu irigasi (contoh: pH dan salinitas).
PENUTUP

 Sekian ppt ini saya buat semoga bermanfaat dan point yang ingin
disampaiakan dapat diterima dengan jelas

Anda mungkin juga menyukai