Anda di halaman 1dari 10

J. MANUSIA DAN LINGKTINGAN, Vol. 20, No.

3, November 2013,252-261

POTENSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROOF GARDEN


DI KAWASAN MAMPANG PRAPATAN DAN SEKITARNYA, JAKARTA
SELATAN
(Development Potential of Roof Garden Technology in Mampang Prapatan Area and
S urroundings, So uth Jakarta)

Sitti Sarifa Kartika Kinasih, Luthfi Mutaoali


Prodi Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana UGM
email : alestkiky o87 @y ahoo. co. i d ; luthfi m utaah@yahoo. co. id

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi kota Jakarta yang memiliki beragam masalah lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan fakta rinci manfaat ekologis, ekonomis, estetika, dan
sosial yang dapat diraih oleh kawasan Jalan Mampang Prapatan dengan penerapan roof garden secara
meluas; mengkaji persepsi stakeholder mengenai roof garden di kawasan Mampang Prapatan dan
sekitarnya; serta memperoleh fakta peluang dan tantangan dalam penerapannya di Mampang Prapatan
dan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan yakni analisis proyeksi manfaat dari citra Quick Bird
kawasan Mampang Prapatan tahun 2010, analisis deskriptif induktif kondisi saat ini dan persepsi
stakeholder terhadap penerapan roof garden, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
analisis proyeksi manfaat dari blok terdelineasi daerah penelitian dengan luasan lahan 416.380 m2 dapat
diperoleh manfaat secara ekologis (menghemat 25oh energi yang biasa terpakai, dapat mereduksi 8.956
kg hingga 89.563 kg kotoran udara, dapat menjadi habitat untuk 597,088 tumbuhan, dan dapat
meresapkan air hujan sebanyak 5.105.102 liter per tahun); secara ekonomis akan dapat menghasilkan
1.378 kg nasi mochi; secara estetis mengurangi kebisingan sekitar l0 dB hingga 40 dB serta dapat
menyediakan 203 area estetis kota; secara sosial dapat memberikan tambahan 203 area komunitas pada
blok kawasan terdelineasi Jalan Mampang Prapatan. Zona paling berpotensi memberikan manfaat adalah
zona B yaitu zona perdagangan dan jasa (mengubah RTH existing 10,84Yo menjadi 28,l5Yo) dan terdapat
8 struktur di zona B yang telah menggunakan teknologi roof garden, Persepsi stakeholder dianalisis dari
5 konsep telah terbukti sangat positif dan mendukung. Peluang penerapan roof garden di Mampang
Prapatan dan sekitarnya jauh lebih besar daripada tantangan yang ada, bahkan solusi untuk tantangan
tersebut diberikan oleh informan.

Kata kunci: potensi pengembangan, roof garden, citra Quick Bird, proyeksi manfaat, persepsi

Abstract

This research is slimulated by the condition of Jakarta city, which has cotnplex environmental issues.
This sludy aims to get the facts how large the potency on ecological, economic, aesthetic, and social
benefits that can be achieved by the Mampang Prapatan area with the widespread application of the rooJ
garden; investigate the perceptions of stakeholders in Mampang Prapaton area and its surrounding
about roof garden; os well as to ascertain the facts about the opportunities and challenges in its
implementation. The research method was carried out by using the benefits projection analysis of Quick
Bird 2010 imagery in Mampang Prapatan erea, then conducting inductive descriptive analysis of existing
condition and stakeholders perception toward the implementation of a roof garden, and literature study,
The results of this study indicate that the benefits obtained according to benefits projection analysis oJ
this research area delineated blockwith 416,380 m2 of land area can give be:nefiis i.e; ecologicalty (b-e
able to made reduction of energ,, consumption that is 50.75 times than the usual used by; made reduction
of approximately 8,956 kg to 89,563 kS of impurities air; being habitat of 597,088 plants; and absorb
rainwater as many as 5,105,102 liters per year); economically (can produce 1,378 kg of mochi rice);
aesthetically can reduce the noise about 10 dB and 40 dB and also will be able to provide 203
aesthetically pleasing areas; socially it will be add 203 community areas on the delineated block
Mampang Prapatan road. The zone which the most potential to give benefits is zone B trqde and service
November 2013 KINASIH, S.S.K., dan MUTA'ALI, L. : POTENSI PENGEMBANGAN

and service (could change existing green open space from 10.84% into 28.1 5%o) and there are 8 structure
in zone B that have used roof garden technolog,t. Stakeholders perception analized by 5 concepts has
been proved very positive and supporting. Chances for applying roof garden technologt in Mampang
Prapatan and its surrounding area is much larger than the existing challenges, and solutions to these
challenges has been given by informants.

Key words: development potential, roof garden, Quick Bird imagery, benefits projection, perception

PENGANTAR Kondisi tersebut menyebabkan


mayoritas pemukim kota memilih tinggal
Penggunaan lahan perkotaan saat ini di periphery region padahal bekerja di core
telah berubah dari lahan terbuka htjau region. Namun, saat ini prinsip
menjadi built-up area. Fenomena tersebut pengembangan kota telah berubah dari the
menyebabkan fungsi sekuestrasi karbon city beautiful menjadi the city efficient
oleh tanah dan biomassa berkurang pesat (Adisasmita, 2006). Hal itu bisa
seiring peningkatan urbanisasi terutama ke dicontohkan oleh Kota Chicago di
ibukota Jakarta. Pada akhirnya berdampak Amerika Serikat yang sangat berkomitmen
buruk berupa keterbatasan lahan untuk menerapkan teknologi roof garden untuk
habitat alami flora-fauna sehingga mengatasi masalah dampak perubahan
mengurangi keindahan kota karena yang iklim. Terdapat lebih dari 232.258 m2
mayoritas terlihat adalah gedung-gedung proyek green roof baik yang telah
pencakar langit. dilaksanakan maupun yang sedang
Minimnya Ruang Terbuka Hijau di berjalan (Cify of Chicogo, 2005 dalam
kawasan ibukota Jakarta, berakibat polusi Kloss dan Calarusse, 2006). Kota Chicago
udara meningkat yang dibuktikan dari menduduki ranking ke-30 dengan
banyaknya total emisi COz di DKI Jakarta 9.750.000 penduduk, sedangkan Kota
tahun 2005 yakni 43,68 juta ton, Jakarta ranking ke-4 dengan 25.400.000
sedangkan proyeksi tahun 2030 emisi penduduk (termasuk Bekasi, Bogor,
COz sebesar 203,94 juta ton yang Depok, Tangerang, dan Tangerang
merupakan gabungan seklor transportasi, Selatan) sebagai kota metropolitan
pembangkit, industri, sampah, rumah berpenduduk terbanyak di dunia
tangga, dan limbah cair (BPLHD DKI (www. citypopulation. de, 20 12) .
Jakarta dalam Susandi, 20ll). Terjadinya Kawasan Mampang Prapatan
penyempitan ruang publik untuk rekreasi merupakan kawasan pusat kota Jakarta
dan tempat berkumpul komunitas, serta sangat strategis yang berada di selatan
kurangnya area resapan air hujan yang Segitiga Emas Sudirman Central
berdampak banjir besar seperti tahun 2007 Business District dan Kuningan, sebelah
dengan kerugian ekonomis sebesar Rp 8,6 timur area Blok M Square, terdapat
triliun (Kinasih, 2009) dan kurangnya gedung Trans TV dan Trans 7 , serta
pasokan air bersih menyebabkan pertemuan arus lalu lintas Jakarta Pusat
pelayanan PDAM semakin tidak dengan Depok sehingga
ekonomis. Selain itu, iklim mikro Jakarta menyebabkannya memiliki kondisi
sangat panas, ditandai banyaknya lingkungan khas metropolitan dengan
penggunaan AC bahkan di malam hari. beragam masalah lingkungan. Roof
Fakta terkini, RTH Jakarta tinggal 9,8oA garden yang diterapkan secara meluas
(Dirkot Kemen PU, 2011). diharapkan dapat mengembalikan
254 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, Nomor 3

sebagian fungsi RTH dimana luasan atap Pembangunan Rumah Susun Sederhana,
datar di kawasan Mampang Prapatan dan Perda Provinsi DKI Jakarta RTRW 2030,
sekitarnya cukup banyak. Untuk itu, pedoman wawancara, citra Quick Bird
rumusan masalah berikut menjadi kawasan Mampang Prapatan dan
penting, antara lain: (1) seberapa besar sekitarnya 2010, peta Rupabumi DKI
potensi manfaat ekologis, ekonomis, Jakarta 2005 skala 1: 53.000 dari
estetika, dan sosial yang bisa diraih oleh Bakosurtanal, peta Jakarta 2005 dari Dinas
kawasan Jalan MamPang PraPatan di Pariwisata Jakarta, dan peta Mampang
Jakarta Selatan dengan menerapkan Prapatan dan Jakarta Selatan dari Kantor
teknologr roof garden; (2) bagaimana Kec. Mampang Prapatan. Adapun alat-alat
persepsi stakeholder (baik pengelola penelitiannya yakni alat tulis, kamera dan
bangunan maupun orang-orang sekitar) perekam suara, software ATcGIS 10, Corel
di kawasan Mampang PraPatan dan Draw X5, komputer dan printer.
sekitarnya mengenai pembangunan roof
garden untuk bangunan; dan (3) meliputi Metode Pengumpulan Data
apa saja kendala dan kemungkinan Penelitian ini mengumpulkan data
penggunaan teknologt roof garden dengan teknik berikut: (1) anallisis citra
secara meluas di kawasan Mampang pengenderaan jauh; (2) observasi
Prapatan dan sekitarnya. Dengan adanya langsung; (3) wawancara mendalam; (4)
pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti studi pustaka; dan (5) dokumentasi. Unit
di atas, maka tujuan dari penelitian ini analisis penelitian ini yakni para pengelola
antura lain: (1) mendapatkan fakta rinci bangunan di kawasan existing Mampang
potensi manfaat ekologis, ekonomis, Prapatan dan sekitarnya dengan teknik
estetika, dan sosial yang dapat diraih purposive sampling. Dalam penelitian ini,
oleh kawasan Jalan Mampang Prapatan, dasar pemilihan sampel tersebut adalah
Jakarta Selatan dengan penerapan roof tiga kategori yakni: (a) informan pengelola
garden; (2) mengkaji persepsi bangunan yang sudah memakai roof
stakeholder (baik pengelola bangunan garden (permukiman, perkantoran
maupun orang-orang sekitar) di kawasan pemerintah, perkantoran jasa, dan
Mampang Prapatan dan sekitarnya perdagangan); (b) informan pengelola
mengenai pembangunan roof garden bangunan yang belum memakai roof
untuk bangunan; dan (3) memperoleh garden (permukiman, bangunan publik,
fakta mengenai peluang dan tantangan perkantoran pemerintah, perkantoran jasa,
penerapan teknologi roof garden di dan perdagangan); (c) informan terkait
kawasan Mampang Prapatan dan @ihak pemerintah, elemen masyarakat,
sekitarny a, J akarta S el atan. dan LSM). Jumlah keseluruhan informan
yakni 22 orang sampel. Alasan pemilihan
METODOLOGI PENELITIAN sampel tersebut karena mereka dapat
mewakili beragam elemen stakeholders di
Bahan dan Alat Penelitian dalam sebuah kota. Informan terpilih
Bahan-bahan yang diperlukan untuk yakni: pengelola bangunan apartemen
melakukan penelitian ini antara lain Wisma Indah, wisma atap datar di
sebagai berikut: Permen PU nomor Kelurahan Selong, wisma atap miring,
05/PRTA4/2008 tentang pedoman Yayasan Al Azhar, Dana Pensiun PLN,
Penyediaan dan Pemanfaatan RTH, Kementerian Pekerjaan Umum, ELS,
Pergub DKI Jakarta,No. 2712009 tentang Bank KCP Mampang, Nurul Fikri, ruko
November 2013 KINASIH, S.S.K., dan MUTA'ALI, L. : POTENSI PENGEMBANGAN

Dulux, ruko TB. Sumbermas, Toko Zoya, HASIL DAN PEMBAHASAN


Pasar Mampang Prapatan, Kantor
Kecamatan Mampang Prapatan, Ketua RT Proyeksi Manfaat Penerapan Roof
04/RW 0l Duren Tiga, Kantor Kelurahan Garden di Blok Jalan Mampang
Selong, Sudintaru Jaksel, pejalan kaki, Prapatan
warga sekitar, dan WALHI Pusat. Proyeksi manfaat dianalisis dengan
menggunakan penghitungan luasan atap
Metode Analisis datar pada blok delineasi wilayah
Pada tahap pertama, besaran potensi penelitian seperti terlihat di Gambar I
dapat diukur dari besaran manfaat yang dengan mengambil 80% luasannya. Iklim
diperoleh dari hasil perhitungan proyeksi tropis Indonesia sesungguhnya dapat
manfuat hasil interpretasi citra Quick Bird memberikan lebih banyak kemudahan
(analisis bangunan di lokasi penelitian dalam penerapan roof garden, yakni tidak
yang berpotensi memanfaatkan teknologi akan terlalu banyak menahan beban hidup
roof garden). Interpretasi citra tersebut tambahan (apabila dibandingkan dengan
dilakukan dengan cara mendelineasi suatu kota yang memiliki 4 musim, yakni beban
blok di kawasan Mampang Prapatan dan salju). Ketika musim kemarau, tumbuh-
dibuat 3 zonasi yakni zoflaA permukiman, tumbuhan khas tropis Indonesia yang
zona B perdagangan danjasa, dan zonaC memang memerlukan panas melimpah
campuran kemudian dianalisis proyeksi juga dapat tumbuh dengan baik.
manfaat seperti Tabel 1. Menurut analisis proyeksi manfaat dari
Pada tahap kedua, analisis kualitatif citra Quick Bird sebagaimana ditunjukkan
dilakukan dengan mempersiapkan oleh Tabel 2, blok delineasi penelitian ini
transkripsi, data lapangan, gambar; dengan luasan lahan 416.380 m2 dapat
melakukan coding data dengan tangan/ memperoleh manfaat diantaranya:
komputer ke deskripsi dan tema-tema; menghemat sekitar 25% energi yang biasa
menghubungkan tema-tema/deskripsi terpakai (energi untuk 203 struktur tanpa
kasus; menginterpretasi tema/deskripsi; roof garden setara dengan untuk 152
dan memvalidasi keakuratan informasi struktur memakai roof garden); mereduksi
(Creswell, 2009). Tahapan penelitian 8.956 kg hingga 89.563 kg kotoran udara,
yang telah dilakukan meliputi: bisa menjadi habitat dari 597.088
pengumpulan data sekunder, pengolahan tumbuhan, dan dapat meresapkan air hujan
data citra, pengurusan surat tjin sebanyak 5.105.102 liter per tahun); secara
penelitian, persiapan alat dan bahan, ekonomis akan dapat menghasilkan I "378
observasi lapangan dan wawancara, kg nasi mochi (bisa juga buah-buahan,
dokumentasi berupa foto dan rekaman, sa)ruran, atau tanaman bunga dengan
analisis data awal di lapangan dan jumlah berbeda-beda); mengurangi
pengkodean, analisis proyeksi manfaat kebisingan sekitar 10 dB dan 40 dB;
dari data olahan crtra, analisis persepsi, tambahan 203 area komunitas; dan akan
penyajian data, induksi konsep, studi dapat menyediakan 203 area estetis kota
pustaka, pengujian temuan, merumuskan pada blok tersebut.
peluang dan tantangan, kemudian Hasil analisis dari proyeksi manfaat
menarik kesimpulan). tersebut juga menuntun pada kesimpulan
256 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, Nomor 3

Tabel l. Proyeksi Manfaat Roof Garden


No. Manfaat Luas atap & jumlah Faktor Pengali Hasil
struktur Proveksi
I Mengurangiefek ',,.. m, I struktur lhemat *25Yo energi (Berkshire,
UHI (Gedung atap datar + 2004)
a Mengurangi polusi rumah atap datar) Minimum*l m'(0,2 kg)
udara Maksimal lt
m212 kg1
(Minke, 1982 dalam Bass, e/ aI.,1999)
3 Menambah space 3.000 m'i
habitat alami 40.000 tumbuhan 235 jenis
(www.sciencelinksjp, 201 I )
4. Manajemen air ll4 liter/m'ztiap tahun
'Beckman. 1997 dalam Peck dan Kuhn.2003)
5. Keuntungan ekonomi 1.300 m'dapat menghasilkan 40 kg nasi mochi
(Hui, 201 I )
6. Mengurangi 10 dB (ekst.) - 40 dB (int.) untuk I struktur
kebisinean (Renterehem dan Botteldooren. 2008)
7. Area komunitas I struktur = I area komunitas
(ruans nublik)
8. Keindahan kota I struktur = I area keindahan

bahwa zona yang paling berPotensi mikro, rekreasi, dan efektivitas


memberikan manfaat adalah zona B bangunan.
perdagangan dan jasa karena daPat Hal penting dalam membangun dan
mengubah RTH eksisting l0,84oh menjadi pemelih araan roof garden
28,150 . Selain itu, terdapat 8 struktur di Membangun taman atap yang perlu
zona B yang telah menggunakan teknologi diperhatikan adalah struktur bangunan,
roof garden sehingga masih ada ketebalan tanah, drainase, jenis tanaman,
kekurangan 98 struktur bangunan atap jenis isian taman atap, wadah/ tempat
datar yang berpotensi menerapkannya. tumbuh tanaman. Ada yang menganggap
bahwa struktur bangunan yang dibutuhkan
seperti bangunan biasa sehingga justru
Persepsi Stakeholder atas Penerapan tidak menganggap struktur tersebut
Roof Garden di Mampang Prapatan penting untuk dibahas. Justru membahas
dan sekitarnya Kondisi Eksistin g Roof mengenai tanamannya yang harus tahan
Garden di Mampang Prapatan dan air dan senang cahaya matahari, atau
Sekitarnya wadah unhrk menanamnya seperti dari
Faktor pendorong membangun roof torerV ember bekas, dan apa saja yang ada
garden di roof garden miliknya (Gambar 3).
Pemimpin adalah faktor penentu dari Biaya pembuatan roof garden persepsi
semua kebijakan yang akan diambil. Hal pelaku
ini terlihat dari mayoritas jawaban Biaya pembuatan dak beton jika
informan mengenai faktor-faktor dibandingkan dengan atap konvensional
pendorong adanya pembangunan roof hampir tidak jauh berbeda. Perawatan dak
garden pada atap bangunan yang mereka beton cenderung lebih murah dan mudah,
kelola. Terdapat 39 bangunan di dan bisa memberikan tambahan space
kawasan Mampang Prapatan dan untuk pemilik bangunan. Pendapat
sekitarnya yang memiliki roof garden seorang pemilik dak rumah yang memang
(Gambar 2). Selain itu, manfaat yang direncanakan untuk aktivitas yakni, atap
dirasakan adalah penghijauan, iklim genteng perawatannya lebih susah.
November 2013 KINASIH, S.S.K., dan MUTA'ALI, L. : POTENSI PENGEMBANGAN 2s7

Peta Proyeksi Roof Grden per Zona di Kawasan Delinoasi


ah Penelitian Jalan MampanE Prapatan

Logenda
a plan arleri

ralan kol€lifr

- Flan tct 3t
- -l ut,i.n
-i" ",,
:illi:;';:,i;'i'
-
,_ . rut,' al, iltF li,JaL dstar

rilli::,';:i,i:'"
ffi 1e'iunq alap lrdtk Ltalar

i,. ,. '; ctx


fJnrNr
pcmbagian zona
.*. itrr,f.r:,:r,
'*€ t-.Frdidanlrn & Ja.a

t\rmuktnlar

- N

t {tr'- '
I
I'
\
0 ?s du gr0 12Q 16Q
fflfflfflll!!! t i:rr:n t

tloyel;i Irtnlsrr! \,101i;3tat l(ec. Llamplng Prapatan


gcrem Cld llf li
lr?lLrrHoitnnlal WGSi1.1
r'D.rs i-lTM ./'.
18 5
--. ff-\
.'t ri "
\/\^-\
*f"L}
I
\

toticr
/t
/ lJ \':
I I /
Prnrlltrln ]

Gambar 1. Peta Proyeksi Roof Garden per Zona


di Kawasan Delineasi Jalan Mampang Prapatan (sumber: olahan penulis, 2011)

Jenis tanaman dan usia roof garden Konseptualisasi Persepsi Stakeholder


Usia roof garden yang ada diantaranya tentang Roof Garden
adalah 12 tahun, 10 tahun, 9 tahun dan Terdapat 18 tema yang berhasil
berbentuk bonsai, ada pula 17 tahun. dirumuskan dari analisis deskriptif
Jenisnya antara lain: mangga 5-6 macam, induktif penelitian ini. Kedelapanbelas
jeruk nipis dan limau, anggur juga bisa tema tersebut yakni: faktor pendorong
tumbuh 5 tahun terakhir ini, kacang membangun roof garden, hal penting
panjang, kunyit-kunyit, sereh, sayur- dalam membangun dan pemelih araan
sayuran, kangkung impor, kedondong, roof garden, biaya pembuatan roof
cerrnai, lidah buaya, jambu klutuk, jambu garden persepsi pelaku, jenis tanaman
air, sawo, lidah buaya, belimbing, pohon dan usia roof garden, kondisi bangunan
beringin, bambu kecil-kecil, cemara, di Mampang Prapatan, dampak
bunga-bunga. kemajuan perekonomian terhadap
lingkungan, aturan tentang RTH dan alih
258 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, Nomor 3

Gambar 2. Foto dari Beberapa Gedung di Mampang Prapatan dan Sekitarnya, yakni:
Bank BTPN KCP Mampang, Ruko Dulux, dan Apartemen Wisma Indah (sumber:
survei, 201 1)

Gambar 3.(a) Kolam Lele di Atap TB. Sumbermas, (b) Lidah Buaya di Roof Garden
TB. Sumbermas, (c) Pot-Pot Roof Garden yang banyak ditanami buah dan sayuran di
Ruko Dulux, dan (d) Tanaman Bonsai di Roof Garden Kantor ELS (sumber: survei,
201r)

fungsi kawasan RTH di Mampang mengenai aturan RTH sedangkan alih


Prapatan, intervensi pemerintah, fungsi kawasan RTH sudah sangat banyak
pengetahuan dan aturan tentang roof terjadi di Jakarta dikarenakan fungsi
garden, biaya roof garden, manfaat roof kotanya yang sangat kompleks. Namun
garden, keinginan membangun roof intervensi pemerintah terhadap alih fungsi
garden, kendala pengembangan roof lahan hijau temyata cukup banyak akhir-
garden untuk Mampang Prapatan dan akhir ini. Adanya fakta keberhasilan roof
sekitarnya, kelayakan teknis, ekonomis, garden hingga berusia belasan tahun dan
dan sosial pengemb angan roof gorden, fakta atas banyaknya manfaat roof garden
pengaruh insentif, pengaruh roof garden, yang lebih besar daripada biayanya
pentingnya penerapan roof garden, menjadi salah satu faktor yang secara
sosialisa si roof garden. perlahan dapat mengikis kekhawatiran
Dampak kemajuan perekonomian yang masyarakat dalam membangun taman di
terjadi di kawasan Mampang Prapatan ini atas atap bangunannya.
ada yang baik dan ada pula yang buruk Gambar 4 menunjukkan bahwa konsep
terhadap masyarakat dan lingkungan pertama, yakni 'manfaat' yan1 merupakan
sekitar, sedangkan negatifrrya adalah cakupan perrnasalahan di Jakarta dan
semakin banyak polusi udara dan kondisi kota, serta manfaat keberadaan
kemacetan. Hal ini bisa memberikan roof garden sebagai wujud adaptasi
peluang roof garden untuk menjadi solusi terhadap dua hal tersebut. Kerepotan
bagi masalah lingkungan tersebut. membangun dan memelihara roof garden
Masyarakat masih belum banyak tahu serta alternatif cara mengatasinya terdapat
November 2013 KINASIH, S.S.K., dan MUTA'ALI, L. : POTENSI PENGEMBANGAN 259

pada konsep 'kelayakan'. Seberapa positif Space dimana untuk itu salah satu caranya
apresiasi stakeholder terhadap dengan menghijaukan bangunan memakai
pembangunan roof garden secara meluas green rooflgreen wall (Ismaun, 201 l).
di Mampang Prapatan dan sekitarnya
merupakan inti dari konsep 'persepsi fL$T.l{T (+)

keinginan'. Kendala pengembangan roof


garden, biaya dan manfaat yang dapat PELt-.{]\-c
Td\r.t\6,tlr
D.{\
t+r
diperoleh serta biaya dalam membangun
dan memelihara menurut pembuat roof Poleusi Peugernbaugan Roo/ Ganlat
rli llarnpatg Prapat;ru rlau
garden eksisting adalah sari dari konsep sekitrrula t Besar

'peluang dan tantangan'. Adapun konsep sosL{LIs-{sI u{l\T.r{ T


D.t\ KEL..l,Y.$i$
'sosialisasi' menyimpulkan mengenai (+)

sudah seberapa besar keterlibatan aktif Gambar 4. Model Hubungan Antar


stakeholder dalam penerapannya saat ini, Konsep (sumber: hasil analisis, 201 1)
dan bahkan paft informan justru banyak
memberikan usulan media untuk Kebijakan Green Building. Gubernur
sosialisasinya. DKI Jakarta akan mengesahkan peraturan
standarisasi gedung hijau dengan 6 kriteria
Peluang dan Tantangan Penerapan hijau dari GBCI dalam Perda tahun 2012
Roof Garden di Mampang Prapatan (Syam, 2009).
dan Sekitarnya Kebijakan Rusuna. Pergub DKI
Adapun hasil dari studi pustaka Jakarta No. 2712009 menyebutkan
diketahui bahwa peluang penerapan roof persyaratan taman (roof garden) untuk
garden ini diantaranya sebagai berikut: permukaan atap bangunan dan difungsikan
Kondisi Kota dan Pemadatan sebagai ruang publik.
Ruang. Di Jakarta untuk menambah 1% Adapun hasil dari sintesisasi persepsi
RTH sama dengan mengubah lahan seluas stakeholder diketahui bahwa kendala
5 hingga 6 kali luas Monas. Roof garden penerapan roof garden ini yakni: biaya,
dapat menjembatani kebutuhan RTH ketidaktahuan, kurangnya motivasi/
sesuai tipologi kota (kawasan metropolitan kemauan, struktur bangunan mayoritas
kJras bangunan pencakar langit dimana warga. Secara lebih jelas dapat diamati
KDB mendekati 100%) meski tetap tidak pada Tabel 3.
dapat menggantikan keseluruhan fungsi
RTH di bentang alami tanah. Jumlah kota KESIMPULAN
di Indonesia yakni 45 kota menjadi 98
kota dan jumlah penduduk rata-rata tiap Menurut analisis proyeksi manfaat dari
kota dan 2l juta menjadi 123 juta jiwa citra Quick Bird, blok delineasi penelitian
(1970-2010) (Dirkot Kemen PU, 2011). ini dengan luasan lahan 416.380 m2 dapat
Kebijakan Kota Hijau. Pada tahun memperoleh manfaat secara ekologis
20ll Kementerian PU menginisiasi P2KH (menghemat 25% energi yang biasa
dimana 60 kotalkab. se-Indonesia terpakai, dapat mereduksi 8.956 kg hingga
(termasuk Jakarta) dengan aksi kota hijau, 89.563 kg kotoran udara, bisa menjadi
wilayah-wilayah tersebut mengalokasikan habitat dat'. 597.088 tumbuhan, dan dapat
anggaran pembangunan daerah untuk meresapkan air hujan sebanyak 5.105.102
Rencana Aksi Kota Hrjau (terdapat 8 liter per tahun); secara ekonomis akan
item). Salah satunya adalah Green Open dapat menghasilkan 1.378 kg nasi mochi;
260 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, Nomor 3

Tabel 3. Matriks Potensi Pengembangan Roof Garden


No Peluang No Tantangan Strategi Solusi
Kondisi Kota dan 1 Biaya Step by step,mekanisme insentif,
Pemadatan Ruang penegasan model kerjasama antar
stakeholders
Kebijakan Kota Hijau Ketidaktahuan Transfer teknologi, sosialisasi masif,
pendidikan lewat media
Kebijakan Green Building Kurangnya Sosialisasi manfaat dan keberhasilan,
Motivasi/ kampanye gerakan roof garden
Kemauan perkotaan
Kebijakan Rusuna Struktur Penelitian lebih lanjut
Rumah
Proyeksi Manfaat sangat Ket: Peluang yang ada jauh besar daripada tantangannya,
besar rumusan solusi unfuk tantangan pun sudah tersedia dan berasal
Persepsi Stakeholder positif dari stakeholder itu sendiri.

secara estetis (dapat mengurangi Bass,8., Peck, S. W., Callaghan, C., and
kebisingan sekitar 10 dB dan 40 dB serta Kuhn, M.E. 1999. Greenbacks From
bisa menyediakan 203 area estetis kota); Green Roofs: Forging A New Industry
serta secara sosial akan memberikan In Canada. Status Report On Benefits,
tambahan 203 area komunitas pada blok Barriers And Opportunities For Green
kawasan delineasi Jalan Mampang Roof & Vertical Garden Technology
Prapatan tersebut. Zona paling berpotensi Dffision. Environmental Adaptation
memberikan manfaat adalah zona B Research Group. Canada Mortgage and
perdagangan dan jasa (dapat mengubah Housing Corporation.
RTH existing l0,84yo menjadi 28,15%) Berkshire, M. 2004. Extensive Green
dan terdapat 8 strukfur di zona B yang Roofs What are the Benefits on
telah menggunakan teknologi roof garden Green Roofs. City of Chicago.
sehingga masih ada 98 bangunan atap Berndtsson, J.C. 2010. "Green Roof
datar y ang berpotensi menerapkannya. Performance Towards Management of
Persepsi stakeholder dianalisis dari 5 Runoff Water Quantity and Quality: A
konsep yang ada yakni: manfaat, persepsi Review" . Ecological Engineering; 36:
keinginan, peluang dan tantangan, 351-360.
kelayakan, serta sosialisasi telah terbukti BPLHD PROVINSI DKI Jakarta. 2008.
sangat positif dan mendukung. Laporan Status Lingkungan I{idup
Peluang penerapan roof garden di Provinsi DKI Jakarta.
Mampang Prapatan dan sekitarnya jauh Creswell, J.W. 2009. Research Design:
lebih besar daripada tantangan yang ada, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
dan solusi untuk tantangan tersebut justru Mixed. (Third Edition). Terjemahan
diberikan oleh informan dan telah Fawaid, 2010. Penerbit Pustaka
dirumuskan dengan baik. Pelajar, Yogyakarta.
Direktur Perkotaan Kementerian
DAFTAR PUSTAKA Pekerjaan Umum. 26 September 2011.
Kota Hijau Sebagai Respon Mitigasi
R. 2006.
Adisasmita, Pembangunan dan Adaptasi Perubahan Iklim.
Perdesaan dan Perkotaan. Lokakarya "Perubahan lklim dan Kota
Yogyakarta, Graha llmu.
November 2013 KINASIH, S.S.K., dan MUTA'ALI, L. : POTENSI PENGEMBANGAN 261

Hijau: Dari Konsep Menuju Rencana Association of Architects. Home to


Aksi" . Kementerian PU. Jakarta, 201I. Canadians, Canada.
Gault, M. 2009. Fulcuoko's Step Garden. Renterghem, T.V. and Botteldooren, D.
ENVS 662 Oct 15. Nature/ Building 2008. "Numerical Evaluation of Sound
ACROS. Propagating over Green Roofs".
Hui, S.C.M. 2011. Green Roof Urban Journal of Sound and Vibration; 317:
Farming For Buildings In High' 781-799.
Density Urban Cities. Invited paper for Simmons, M.T., Brian G., Steve W., and
the Hainan China World Green Roof Jeannine T. 2008. "Green Roofs are
Conference 201 1. Hainan, China. Not Created Equal: The Hydrologic
Ismaun, I. 201 l. Ruang Terbuka Hijau. and Thermal Performance of Six
Lokakarya "Perubahan lklim dan Kota Different Extensive Green Roofs and
Hijau: Dari Konsep Menuju Rencana Reflective and Non-Reflective Roofs
Al6i" . Kementerian PU. Jakarta,20l I . in A Sub-Tropical Climate". Urban
Kinasih, S.S.K. 2009. Strategi dan Ecosyst; I 1:339-348.
Skenario Perencanaan Kota Chicago, Susandi, A. 2011. Telaah Kritis
Illinois, AS. Skripsi. Teknik Fenomena dan Dampak Perubahan
Perencanaan Wilayah dan Kota UGM. Iklim di Indonesia. Lokakarya
Yogyakarta "Perubahan lklim dan Kota Hijau:
Kloss, C. and Calarusse, C. 2006. Dari Konsep Menuju Rencana Aksi".
Rooftops to Rivers: Green Strategies Kementerian PU. Jakarta, 201 l .
-fo, Controlling Stormwoter and Syam, M.S. 2009. Program Gedung
Combined Sewer Ove(Iows. Natural Hijau Diwajibkan di Jakarta (internet).
Resources Defense Council. <http://bataviase.co.id/ detailberita-
Menteri PU. 2008. Pedoman Penyediaan 10438825.htm1> (diakses 29 Oktober
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka 201 1). Www.citypopulation.de. 2012.
Hijau &fry di Kawasan Perkotaan Agglomeration (internet).
Peraturon Menteri Pekerjaan Umum <http :i/www. citypopulati on. de/worl d/
No: 05/PRT/M/2008. Agglomerations.html> (diakses l1
Peck, S. and Kuhn, M. 2003. Design Agustus 201
Guidelines for Green Roofs. Ontario

Anda mungkin juga menyukai