Anda di halaman 1dari 4

KYO LAERELY JEHAN PENTRYS

D III Kebendaharaan Negara 5-01


4301170018

TUGAS INDIVIDU
PENGOLAHAN AIR LIMBAH JAKARTA

A. Informasi Dasar
Nama Proyek : Pengolahan Air Limbah Jakarta
Lokasi : DKI Jakarta
Nilai Investasi : Rp 69,6 Triliun
Skema Pendanaan : APBN, KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha),
B2B (Business to Business)
Penanggung Jawab Proyek : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Mulai Konstruksi : 2019
Rencana Mulai Operasi : 2022
Status Proyek : Tahap Penyiapan

B. Deskripsi Proyek
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat
Jenderal Cipta Karya bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA)
membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun instalasi pengolahan air limbah
domestik dan jaringan perpipaan yang disebut dengan Jakarta Sewerage Development
Project (JSDP).
Proyek Jakarta Sewerage System akan menangani pengolahan limbah domestik di
15 zona (termasuk zona yang sudah beroperasi), dengan rencana pembangunan awal pada
Zona 1 dan 6. Kedua zona ini diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2022, dimana Zona
1 akan melayani wilayah pusat dan utara dan Zona 6 akan melayani wilayah barat.
Zona 1 merupakan pembangunan sistem pengolahan limbah terpusat yang terdiri
dari: 1) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); 2) Sistem perpipaan; 3) Sambungan
rumah, dengan cakupan wilayah seluas 4.901 Ha. IPAL zona 1 akan mulai dibangun pada
Februari 2021 di kawasan Pluit dengan luas lahan 3,9 hektar dengan kapasitas sebesar
240.000 m3/hari untuk melayani 220.000 Sambungan Rumah (SR) atau 989.389 jiwa.
Cakupan layanannya meliputi 41 kelurahan yang tersebar di 8 Kecamatan yakni
Kecamatan Menteng, Tanah Abang, Gambir, Sawah Besar, Taman Sari, Tambora,
Pademangan, dan Penjaringan. Saat ini telah diselesaikan Detail Engineering Desain
(DED).
Konstruksi IPAL Zona 1 direncanakan akan dibiayai menggunakan APBD
Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian PUPR melalui bantuan Pemerintah Jepang. Nilai
investasi untuk pembangunan IPAL zona 1 sebesar Rp9,87 triliun (Rp 7,7 triliun
Kementerian PUPR dan Rp 2,17 triliun APBD DKI), termasuk untuk jaringan perpipaan
dengan sistem interseptor.
Untuk zona 6 akan dibangun IPAL di kawasan Duri Kosambi dengan kapasitas
282.500 m3/hari menggunakan teknologi pengolahan A2O yang dikombinasikan dengan
Integrated Fixbed Film Acivated Sludge (IFAS). Target penerima manfaat sebanyak
180.800 jiwa di 2 Kecamatan di Jakarta Pusat, yakni Gambir dan Tanah Abang, serta 8
kecamatan di Jakarta Barat yakni Cengkareng, Grogol, Petamburan, Kebon Jeruk,
Kalideres, Palmerah, Kembangan, dan Tambora; Kecamatan Kebayoran Lama di Jakarta
Selatan dan Kecamatan Penjaringan di Jakarta Utara.

C. Signifikansi Proyek
Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta telah berkembang sebagai pusat
pemerintahan, bisnis, dan industri. Perkembangan kota yang pesat ternyata tidak
diimbangi dengan perbaikan sistem pembuangan untuk menangani limbah.
Hal itulah yang membuat kondisi air dan sanitasi di Jakarta semakin memburuk.
Bahkah menurut Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), cakupan
wilayah (coverage ratio) di DKI Jakarta hanya meliputi 4% dari keseluruhan wilayah
dengan tingkat pencemaran BOD sebesar 84 mg/l. Dengan kondisi tersebut, DKI Jakarta
berada di posisi kedua terendah dalam hal sanitasi di antara ibu kota di Asia Tenggara.
Selain itu, JSS juga dibutuhkan untuk mendukung efektivitas Pengembangan Terpadu
Pesisir Ibukota Negara (PTPIN)/ National Capital Integrated Coastal Development
(NCICD) yang juga sudah mulai dibangun.
NCICD memerlukan percepatan pembangunan proyek pengolahan air limbah
sehingga proyek ini mendapatkan prioritas khusus dari pemerintah pusat dengan
diterbitkannya surat No: S-130/D.VI.M.EKON/09/2013 mengenai Percepatan
Pengembangan Pengolahan Sistem Air Limbah Terpusat di DKI Jakarta, dengan target
pencapaian 75% cakupan wilayah pelayanan air limbah pada tahun 2022.
Pembangunan Zona 1 dan Zona 6 akan meningkatkan cakupan wilayah pelayanan
air limbah di DKI Jakarta sebesar 20%. Diharapkan dengan dimulainya penyiapan proyek
untuk Zona 1 dapat menjadi spillover effect kepada pembangunan zona lainnya. Pada
akhirnya, pembangunan seluruh proyek JSS dapat melebihi target jangkauan layanan
limbah di DKI Jakarta.
D. Status Perkembangan Proyek
TAHAP PENYIAPAN
- Pada 27 Juni 2019 telah dilakukan technical workshop untuk pemaparan progres studi
OBC di aspek teknologi
- Sebelumnya telah dilakukan penandatanganan kesepakatan nota kesepahaman antara
Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan Pemerintah
Indonesia melalui Kementerian Keuangan pada 11 Juli 2019.
- Pembangunan IPAL Zona 6 terdiri atas 4 fase dan saat ini akan difokuskan pada fase
pertama dengan total 4 paket pekerjaan, yakni Paket 1 IPAL (termasuk Stasiun Pompa
dan ICB), Paket 2 (Trunk Sewer, Paket 3 (Pipa Servis, Pipa Lateral, dan Pipa Persil
dalam model area) serta Paket 4 (Pipa Servis, Pipa Lateral, dan Pipa Persil luar model
area). Basic and Detailed Design mulai dilaksanakan pada Agustus 2020 dan diikuti
dengan pekerjaan konstruksi.
(Oktober 2019)
Sumber:
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/air-dan-sanitasi/pengolahan-air-limbah-jakarta/
http://indonesiabaik.id/infografis/pengelolaan-air-limbah-jakarta-1
https://economy.okezone.com/read/2019/10/11/320/2115601/atasi-masalah-sanitasi-pupr-
bangun-instalasi-pengolahan-air-limbah?page=2
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4083833/gandeng-jepang-pemerintah-bangun-
pengolahan-air-limbah-di-jakarta

Anda mungkin juga menyukai