Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1: PROYEK DAN UNSUR-UNSUR MANAJEMEN (6M)

Nama : Edma Nadhif Oktariani Kelas : Manajemen Proyek Industri-03


NPM :1706027156 Phone : 082136499743
Email : edma.nadif@ui.ac.id

PROYEK PRIORITAS NASIONAL: JAKARTA SEWERAGE SYSTEM (JSS) atau


INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH TERPADU (IPALT) JAKARTA
A. Informasi Umum:
Nilai Investasi : Rp 69.6 Triliun
Skema Pendanaan : APBN, KPBU dan B2B
Lokasi : DKI Jakarta
Penanggung Jawab Proyek : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Rencana Mulai Konstruksi : 2019
Rencana Mulai Operasi : 2022
Status Proyek : Tahap Penyiapan
B. Deskripsi Proyek:
Proyek Jakarta Sewerage System akan menangani pengolahan limbah domestik di
15 zona (termasuk Zona yang sudah beroperasi), dengan rencana pembangunan awal
pada Zona 1 dan 6. Kedua zona ini diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2022, dimana
Zona 1 akan melayani wilayah pusat dan utara dan Zona 6 akan melayani wilayah barat.
Total biaya proyek di Zona 1 adalah ± 8,1 Triliun sedangkan pengembangan Zona 6 akan
membutuhkan biaya sebesar ± 5 Triliun.
Zona 1 merupakan pembangunan sistem pengolahan limbah terpusat yang terdiri
dari: 1) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); 2) Sistem perpipaan; 3) Sambungan
rumah, dengan cakupan wilayah seluas 4.901 Ha. IPAL Zona 1 akan dibangun di Pluit
dengan kapasitas rata-rata 198.000 m3 per hari. Pada saat ini, percepatan proyek
difokuskan pada Zona 1.

C. Signifikansi proyek:
Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta telah berkembang sebagai pusat
pemerintahan, bisnis, dan industri. Karena perkembangan tersebut tidak disertai dengan
perbaikan sistem pembuangan untuk menangani limbah yang dihasilkan, maka kondisi
air dan sanitasi di Jakarta semakin memburuk. Saat ini, cakupan wilayah (coverage ratio)
di DKI Jakarta hanya meliputi 4% dari keseluruhan wilayah dengan tingkat pencemaran
BOD sebesar 84 mg/l. Dengan kondisi tersebut, DKI Jakarta berada di posisi kedua
terendah dalam hal sanitasi di antara ibu kota di Asia Tenggara. Selain itu, JSS juga
dibutuhkan untuk mendukung efektivitas Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara
(PTPIN)/ National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang juga sudah
mulai dibangun.

NCICD memerlukan percepatan pembangunan proyek pengolahan air limbah


sehingga proyek ini mendapatkan prioritas khusus dari pemerintah pusat dengan
diterbitkannya surat No: S-130/D.VI.M.EKON/09/2013 mengenai Percepatan
Pengembangan Pengolahan Sistem Air Limbah Terpusat di DKI Jakarta, dengan target
pencapaian 75% cakupan wilayah pelayanan air limbah pada tahun 2022.Pembangunan
Zona 1 dan Zona 6 akan meningkatkan cakupan wilayah pelayanan air limbah di DKI
Jakarta sebesar 20%. Diharapkan dengan dimulainya penyiapan proyek untuk Zona 1
dapat menjadi spillover effect kepada pembangunan zona lainnya. Pada akhirnya,
pembangunan seluruh proyek JSS dapat melebihi target jangkauan layanan limbah di
DKI Jakarta.

Pendanaan akan berasal dari pinjaman Japan International Cooperation Agency


(JICA).Rencananya, JICA akan mengucurkan pinjaman untuk proyek JSS sebesar
US$903,6 juta, terdiri dari US$622 juta untuk Zona 1 dan US$281,6 juta untuk Zona 6.

Sebagaimana diketahui, JSS merupakan bagian dari proyek strategis nasional


(PSN). Proyek ini amat penting untuk meningkatkan cakupan wilayah pengolahan air
limbah yang saat ini hanya 4% dengan tingkat pencemaran Biological Oxygen Demand
(BOD) 84 mg/l. Pencemaran terjadi karena air limbah rumah tangga langsung dibuang ke
sungai.

D. Identifikasi Sumber Daya Manajemen (6M):

1. Man (Sumber Daya Manusia)

Unsur manajemen yang paling utama adalah sumber daya manusia. Manusia yang
membuat perencanaan dan yang melakukan proses untuk mencapai tujuan dalam
suatu proyek. Sumber daya manusia yang terlibat pada proyek ini adalah Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, BAPPEDA, BAPPENAS, Kemenko, Kementrian PUPR, dan
PD PAL Jaya. Adapun perusahaan Kontraktor yang terlibat adalah JICA (Japan
International Cooperation Agency).

2. Money (Sumber Dana)


Suatu proyek membutuhkan sumber dana. Dengan ketersediaan uang atau dana
yang memadai maka manajemen proyek akan lebih leluasa dalam melakukan
sejumlah efisiensi untuk mencapai tujuan akhir. Sumber dana pada proyek ini adalah
dari APBN, KPBU dan B2B. Pendanaan juga berasal dari pinjaman Japan
International Cooperation Agency (JICA).

3. Materials

Ketersediaan bahan baku atau material sangat utama dalam proses produksi.
Tanpa bahan baku perusahaan manufaktur tidak bisa mengolah sesuatu untuk dijual.
Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau
setengah jadi. Sumber Daya Manusia dan bahan baku sangat berkaitan erat satu sama
lain dan tidak bisa dipisahkan. Pada proyek ini, bahan yang digunakan adalah adalah
bak pengumpul limbah, beton, semen, material pembangunan seperti batu bata, pasir.
Kemudian terdapat juga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berupa septic tank,
wastewater treatment, sistem perpipaan, dan sambungan rumah. Material yang
terlibat juga berupa limbah rumah tangga.

Pada proyek ini misalnya pada zona 8 Marunda, dibutuhkan materials sebagai
berikut.

Tabel 1. Kebutuhan Material Proyek pada Zona 8

No Materials Quantitiy
.
1. Kepadatan Penduduk 1.100137
2. Luas Area 4.702 Ha
3, Kapasitas WWTP 176.022 m3/hari
4. Teknologi WWTP CAMS/Activated Sludge
5. Panjang Pipa 743.616 m
6. Jumlah HC 93.841 units
7. Gross Floor Area 53.516.000 m3

4. Machines (Peralatan)

Untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi dibutuhkan seperangkat mesin
dan peralatan kerja. Dengan adanya mesin maka waktu yang dibutuhkan dalam proses
produksi akan semakin cepat dan efisien. Disamping efisien, tingkat kesalahan
manusia atau human error  dapat diminimalisir, namun dibutuhkan sumber daya yang
handal dan bahan baku yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Pada proyek ini alat yang digunakan diantaranya panel control pompa, wastewater
treatment, reaktor, blower, difuser, septic tank, filter, dan alat berat untuk instalasi,
5. Methods (Metode)

Dalam menerapkan manajemen untuk mengelola sejumlah unsur-unsur diatas


dibutuhkan suatu metode atau standard opartional prosedure yang baku. Pada
proyek ini dilakukan kegiatan berupa membangun wastewater treatment dan
sewerage system. Kemudian Pada proyek ini juga diciptakan Siklus Air Masyarakat
yang Berkelanjutan di DKI Jakarta dan meningkatkan kualitas air sungai saat ini
sampai pada level dimana air sungai dapat digunakan sebagai sumber air untuk
system penyediaan air di DKI Jakarta pada tahun 2050.

Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan strategi-strategi yaitu peningkatan akses


prasarana dan sarana air limbah baik sistem on site maupun off site di DKI Jakarta,
peningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam penyelenggaraan
pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman, pengembangan perangkat
peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman,
penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah
permukiman, dan peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan
pembangunan prasarana dan sarana air limbah pemukiman.

Gambar 1. Konsep pengelolaan air limbah

(sumber: ptsp.jakarta.go.id)
Gambar 2. Algoritma pemilihan teknologi sanitasi

(sumber: ptsp.jakarta.go.id)

6. Markets

Konsumen atau pasar merupakan elemen yang sangat penting, tanpa permintaan
maka proses produksi akan terhenti dan segala aktifitas perusahaan akan vakum. Agar
dapat menguasai segmentasi pasar pihak manajemen harus memiliki strategi pemasaran
yang handal dan dapat bersaing dengan kompetitor market sejenis baik dari sisi harga,
kualitas  maupun kuantitas.
Proyek ini merupakan proyek yang diadakan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas sanitasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat
DKI Jakarya. Sehingga market proyek ini adalah sebagai perbaikan sistem pembuangan
untuk menangani limbah diperuntukkan bagi warga DKI Jakarta.
E. Struktur Organisasi
Proyek ini terbentuk dari ketiga pihak, yaitu (i) Chief Adviser Dan Koordinator Tugas
(Pakar Jangka Panjang), (ii) Rencana Saluran Pembuangan Air Limbah (Pakar Jangka
Pendek), Dan (Iii) Tim Pakar (Konsultan) (selanjutnya disebut “Tim pakar”). Langkah
dukungan kerja sama JICA yang bertujuan mencapai target proyek ini dilakukan melalui
kerja sama dengan ketiga pihak tersebut di bawah pengelolaan Chief Adviser secara
keseluruhan.
1. Chief Adviser (Pakar Jangka Panjang)
Chief adviser bertuga untuk memimpin, melakukan koordinasi serta mengelola
tugas proyek secara keseluruhan sebagai pemimpin keseluruhan proyek ini.
2. Koordinator Tugas (Pakar Jangka Panjang)
Di bawah instruksi dari Chief Adviser, koordinator melakukan koordinasi proyek
secara keseluruhan dan mendukung pembangunan sistem organisasi untuk
memperkuat struktur pelaksanaan. Selain itu, mendukung dan mengelola
kemajuan kegiatan proyek apabila pakar-pakar lain tidak ada.
3. Rencana Saluran Pembuangan Air Limbah (Pakar Jangka Pendek)
Di bawah instruksi instruksi dari chief adviser, mendukung bidang yang berkait
dengan rencana pembangunan saluran pembuangan air limbah.
4. Tim Pakar (Konsultan)
Dalam pelaksanaan proyek, utamanya tim pakar menangani kegiatan terkait Hasil
2 dan membantu chief adviser dalam kegiatan terkait Hasil 1.

Gambar 3. Bagan Struktur Pelaksanaan Proyek

(sumber: openjicareport.jica.go.jp)
Gambar 4. Bagan Konsep Pelaksanaan Proyek

(sumber: openjicareport.jica.go.jp)

Referensi:
KPPIP. (2016). Pengolahan Air Limbah Jakarta - KPPIP. [online] Available at:
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/air-dan-sanitasi/pengolahan-air-limbah-jakarta/ [Accessed
15 Sep. 2020].

Indonesia, R., Jenderal, D., Karya, C., Kementerian, P., Umum, D., Perumahan, R., Dki, J., Pal,
J. and Ge (2018). LAPORAN PENYELESAIAN PROYEK UNTUK PROYEK
PENINGKATKAN KAPASITAS PERENCANAAN SISTEM SALURAN LIMBAH DI DKI
JAKARTA REPUBLIK INDONESIA. [online] Available at:
https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/12303178_01.pdf [Accessed 15 Sep. 2020].

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum (2012). PROYEK UNTUK
PENGEMBANGAN KAPASITAS SEKTOR AIR LIMBAH MELALUI PENINJAUAN MASTER
PLAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI DKI JAKARTA DI REPUBLIK INDONESIA.
[online] Available at: https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/1000005120_01.pdf [Accessed 18
Sep. 2020].

Rinaldi, F. (n.d.). 6 Unsur Manajemen terpenting dalam Fungsi Manajemen - Kembar.pro.


[online] Available at: https://www.kembar.pro/2015/10/6-unsur-manajemen-terpenting-
dalam-fungsi-manajemen.html [Accessed 20 Sep. 2020].

Anda mungkin juga menyukai