C. Signifikansi proyek:
Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta telah berkembang sebagai pusat
pemerintahan, bisnis, dan industri. Karena perkembangan tersebut tidak disertai dengan
perbaikan sistem pembuangan untuk menangani limbah yang dihasilkan, maka kondisi
air dan sanitasi di Jakarta semakin memburuk. Saat ini, cakupan wilayah (coverage ratio)
di DKI Jakarta hanya meliputi 4% dari keseluruhan wilayah dengan tingkat pencemaran
BOD sebesar 84 mg/l. Dengan kondisi tersebut, DKI Jakarta berada di posisi kedua
terendah dalam hal sanitasi di antara ibu kota di Asia Tenggara. Selain itu, JSS juga
dibutuhkan untuk mendukung efektivitas Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara
(PTPIN)/ National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang juga sudah
mulai dibangun.
Unsur manajemen yang paling utama adalah sumber daya manusia. Manusia yang
membuat perencanaan dan yang melakukan proses untuk mencapai tujuan dalam
suatu proyek. Sumber daya manusia yang terlibat pada proyek ini adalah Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, BAPPEDA, BAPPENAS, Kemenko, Kementrian PUPR, dan
PD PAL Jaya. Adapun perusahaan Kontraktor yang terlibat adalah JICA (Japan
International Cooperation Agency).
3. Materials
Ketersediaan bahan baku atau material sangat utama dalam proses produksi.
Tanpa bahan baku perusahaan manufaktur tidak bisa mengolah sesuatu untuk dijual.
Dibutuhkan tenaga ahli untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi atau
setengah jadi. Sumber Daya Manusia dan bahan baku sangat berkaitan erat satu sama
lain dan tidak bisa dipisahkan. Pada proyek ini, bahan yang digunakan adalah adalah
bak pengumpul limbah, beton, semen, material pembangunan seperti batu bata, pasir.
Kemudian terdapat juga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berupa septic tank,
wastewater treatment, sistem perpipaan, dan sambungan rumah. Material yang
terlibat juga berupa limbah rumah tangga.
Pada proyek ini misalnya pada zona 8 Marunda, dibutuhkan materials sebagai
berikut.
No Materials Quantitiy
.
1. Kepadatan Penduduk 1.100137
2. Luas Area 4.702 Ha
3, Kapasitas WWTP 176.022 m3/hari
4. Teknologi WWTP CAMS/Activated Sludge
5. Panjang Pipa 743.616 m
6. Jumlah HC 93.841 units
7. Gross Floor Area 53.516.000 m3
4. Machines (Peralatan)
Untuk mengolah bahan baku menjadi barang jadi dibutuhkan seperangkat mesin
dan peralatan kerja. Dengan adanya mesin maka waktu yang dibutuhkan dalam proses
produksi akan semakin cepat dan efisien. Disamping efisien, tingkat kesalahan
manusia atau human error dapat diminimalisir, namun dibutuhkan sumber daya yang
handal dan bahan baku yang berkualitas untuk memperoleh hasil yang maksimal.
Pada proyek ini alat yang digunakan diantaranya panel control pompa, wastewater
treatment, reaktor, blower, difuser, septic tank, filter, dan alat berat untuk instalasi,
5. Methods (Metode)
(sumber: ptsp.jakarta.go.id)
Gambar 2. Algoritma pemilihan teknologi sanitasi
(sumber: ptsp.jakarta.go.id)
6. Markets
Konsumen atau pasar merupakan elemen yang sangat penting, tanpa permintaan
maka proses produksi akan terhenti dan segala aktifitas perusahaan akan vakum. Agar
dapat menguasai segmentasi pasar pihak manajemen harus memiliki strategi pemasaran
yang handal dan dapat bersaing dengan kompetitor market sejenis baik dari sisi harga,
kualitas maupun kuantitas.
Proyek ini merupakan proyek yang diadakan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kualitas sanitasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat
DKI Jakarya. Sehingga market proyek ini adalah sebagai perbaikan sistem pembuangan
untuk menangani limbah diperuntukkan bagi warga DKI Jakarta.
E. Struktur Organisasi
Proyek ini terbentuk dari ketiga pihak, yaitu (i) Chief Adviser Dan Koordinator Tugas
(Pakar Jangka Panjang), (ii) Rencana Saluran Pembuangan Air Limbah (Pakar Jangka
Pendek), Dan (Iii) Tim Pakar (Konsultan) (selanjutnya disebut “Tim pakar”). Langkah
dukungan kerja sama JICA yang bertujuan mencapai target proyek ini dilakukan melalui
kerja sama dengan ketiga pihak tersebut di bawah pengelolaan Chief Adviser secara
keseluruhan.
1. Chief Adviser (Pakar Jangka Panjang)
Chief adviser bertuga untuk memimpin, melakukan koordinasi serta mengelola
tugas proyek secara keseluruhan sebagai pemimpin keseluruhan proyek ini.
2. Koordinator Tugas (Pakar Jangka Panjang)
Di bawah instruksi dari Chief Adviser, koordinator melakukan koordinasi proyek
secara keseluruhan dan mendukung pembangunan sistem organisasi untuk
memperkuat struktur pelaksanaan. Selain itu, mendukung dan mengelola
kemajuan kegiatan proyek apabila pakar-pakar lain tidak ada.
3. Rencana Saluran Pembuangan Air Limbah (Pakar Jangka Pendek)
Di bawah instruksi instruksi dari chief adviser, mendukung bidang yang berkait
dengan rencana pembangunan saluran pembuangan air limbah.
4. Tim Pakar (Konsultan)
Dalam pelaksanaan proyek, utamanya tim pakar menangani kegiatan terkait Hasil
2 dan membantu chief adviser dalam kegiatan terkait Hasil 1.
(sumber: openjicareport.jica.go.jp)
Gambar 4. Bagan Konsep Pelaksanaan Proyek
(sumber: openjicareport.jica.go.jp)
Referensi:
KPPIP. (2016). Pengolahan Air Limbah Jakarta - KPPIP. [online] Available at:
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/air-dan-sanitasi/pengolahan-air-limbah-jakarta/ [Accessed
15 Sep. 2020].
Indonesia, R., Jenderal, D., Karya, C., Kementerian, P., Umum, D., Perumahan, R., Dki, J., Pal,
J. and Ge (2018). LAPORAN PENYELESAIAN PROYEK UNTUK PROYEK
PENINGKATKAN KAPASITAS PERENCANAAN SISTEM SALURAN LIMBAH DI DKI
JAKARTA REPUBLIK INDONESIA. [online] Available at:
https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/12303178_01.pdf [Accessed 15 Sep. 2020].
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum (2012). PROYEK UNTUK
PENGEMBANGAN KAPASITAS SEKTOR AIR LIMBAH MELALUI PENINJAUAN MASTER
PLAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI DKI JAKARTA DI REPUBLIK INDONESIA.
[online] Available at: https://openjicareport.jica.go.jp/pdf/1000005120_01.pdf [Accessed 18
Sep. 2020].