Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

PROYEK PENYUSUNAN DETAILED ENGINEERING


DESIGN (DED) DAN KONSTRUKSI INSTALASI
PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) KOTA BANDUNG

Oleh:

Rahma Fauziah Yusri (15715014)

Chandra David (15715017)

Annindita Rizky P.S. (15715021)

Baiq Faradina Utari (15715031)

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LIGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
I. Latar Belakang
Kota Bandung merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk
berdasarkan proyeksi sensus penduduk tahun 2012 yaitu 2,455,517 juta jiwa, dengan
kepadatan penduduk 14.676 jiwa/km2 (Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2014).
Berdasarkan data sensus jumlah penduduk, Kota Bandung di kategorikan sebagai Kota
Metropolitan. Pertumbuhan penduduk Kota Bandung sangat cepat sehinga memberi
dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak
tersebut harus disikapi dengan cepat, khususnya pengelolaan air limbah. Akibat kenaikan
jumlah penduduk terjadi peningkatan konsumsi air minum/bersih yang berdampak pada
peningkatan jumlah air limbah. Pembuangan air limbah tanpa melalui proses pengelolaan
akan mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya terjadi pada
pencemaran pada sumber-sumber air baku untuk air minum baik air permukaan maupun
air tanah. Selain itu, untuk mendukung program 100-0-100 yang dicanangkan pemerintah,
maka diperlukan upaya dalam peningkatan sanitasi.

Pada umumnya penduduk di Kota Bandung menggunakan sistem pengolahan


limbah setempat (on-site system) seperti tangki septik, cubluk, dan lain-lain untuk
mengolah limbah domestik. Pada saat tangki septik dan cubluk penuh dilakukan
pengurasan lumpur tinja. Namun, hingga saat ini belum ada tempat pembuangan lumpur
tinja yang sesuai dengan aturan sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya penindaklanjutan. Salah satu cara yang
dapat dilakukan yaitu pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). IPLT
yang dirancang akan menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut dengan
mobil (truk tinja) atau gerobak tinja yang beroperasi di daerah Kota Bandung. Lumpur
kemudian diolah melalui proses pengeringan dan air olahan yang sudah aman untuk
dibuang atau dimanfaatkan kembali. Lumpur kering yang dihasilkan akan dimanfaatkan
menjadi pupuk dan air dapat digunakan sebagai sumber air irigasi. Untuk mewujudkan
hal tersebut maka dipilih suatu lokasi IPLT yang akan dibangun yaitu di Kelurahan
Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.

Dengan ada nya pembangunan IPLT ini diharapkan dapat menampung dan
mengolah lumpur tinja hasil pengurasan sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak
menimbulkan masalah kesehatan dan kenyamanan lingkungan. Selain itu pembangunan
ini berguna untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk akibat adanya peningkatan
volume lumpur dan juga dapat menangani masalah lumpur tinja secara efektif dan
higienis. Oleh karena itu dilakukan kegiatan penyusunan DED Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) Kota Bandung
II. Maksud dan Tujuan
2.1 Maksud

Maksud dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan DED Instalasi Pengolahan


Lumpur Tinja (IPLT) Kota Bandung adalah Tersusunya suatu dokumen perencanaan
detail berwawasan lingkungan dalam rangka mengatasi permasalahan sanitasi dalam
Kota Bandung dan membantu pemerintah daerah dan instansi terkait dalam
menyusun perencanaan teknis terhadap pengadaan sarana dan prasarana IPLT
serta sebagai acuan dalam pelaksanaan kontruksi fisik.

2.2 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan DED dan Konstrusksi Instalasi


Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kota Bandung adalah menyusun rencana teknis
prasarana dan sarana IPLT yang komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai
aspek, baik teknis maupun non teknis, sosial/ekonomi dan financial, serta
mengembangkan sistem pengelolaan lumpur tinja yang efektif, efesien, berwawasan
lingkungan serta berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya air dan
lingkungan juga membangun bangunan fisik IPLT dengan sistem kolam yang sesuai
dengan rancangan teknis dan mampu beroperasi secara optimal untuk menampung
lunpur tinja di wilayah Kota Bandung.

III. Dasar Hukum


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya


Air; Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kwalitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan Perubahan Perpres No. 70


Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang


Jenis dan RencanaUusaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi Dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
(KSNP-SPALP); Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010
Tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang;

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2012 tentang


Persyaratan

Kwalitas Air Minum.

IV. Ruang Lingkup


4.1. Pekerjaan

Pekerjaan yang dilakukan meliputi pembangunan unit-unit pengolahan lumpur


tinja beserta fasilitas-fasilitas pendukungnya. Unit-unit pengolahan tersebut
mencakup bak pengumpul, tangki imhoff, kolam aerasi, kolam anaerobik, kolam
fakultatif, kolam maturasi dan bak pengering lumpur. Fasilitas pendukung mencakup
pagar pembatas area IPLT beserta kantor.

4.2. Lokasi
Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) ini direncanakan
untuk skala pelayana Kota Bandung. Pelaksanaan konstruksi direncanakan akan
dilakukan di Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.
4.3 Fasilitas
Fasilitas yang disediakan dari pengguna jasa meliputi personil pendamping
survey dan asistensi dari pihak pengguna jasa. Pengguna jasa tidak menyediakan data
maupun fasilitas penunjang kepada penyedia jasa. Penyedia jasa mempersiapkan data
dan fasilitas penunjang untuk pelaksanaan kegiatan sesuai kebutuhan dan dimasukkan
sebagai bagian dari rencana pembiayaan (cost proposal) dalam penawaran.

V. Keluaran
Keluaran yang diharapkan oleh pengguna jasa meliputi:

5.1 Laporan Pendahuluan


Berisi Rencana Kerja yang akan dilaksanakan dan hasil orientasi lapangan serta
kerangka kegiatan yang harus dijelaskan seperti kegiatan persiapan, pengurusan
perijinan, mobilisasi tenaga dan peralatan, jadwal pelaksanaan dan jadwal penugasan
personil atau tenaga ahli serta program kerja berikutnya diserahkan 14 (sepuluh) hari
setelah Surat Perintah Mulai Kerja. Laporan Pendahuluan diserahkan kepada pemilik
pekerjaan sebanyak 5 (lima) set.

5.2 Laporan Interim

Berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, Kendala dan Solusi


Penyelesaiannya, Gambar-gambar pra-rencana, Draf Gambar-Gambar Detail Hasil
Perencanaan. Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 27 (dua puluh
tujuh) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan
sebanyak 5 (lima) set.
5.3. Laporan Akhir
Berisi Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan, Kendala dan Solusi
Penyelesaiannya, Gambar-Gambar Detail Hasil Perencanaan. Laporan Akhir
Perencanaan tersebut diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari
kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya digandakan sebanyak
5 (lima) set. Laporan ini disertai dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
5.4 Executive Summary
Laporan ini merupakan ringkasan dari isi keseluruhan laporan akhir. Laporan ini
diserahkan sebanyak 5 (set) bersamaan dengan penyerahan laporan akhir.
5.5 CD
CD dengan konten meliputi :
1) Berisi seluruh laporan pendahuluan, antara, akhir;
2) Softcopy file peta;
3) Animasi 3D dari kawasan yang menjadi objek kajian.
5.6 Album Peta
Berisi seluruh peta yang dibutuhkan dalam format GIS (berupa peta kompilasi
dan analisa), yang merupakan hasil identifikasi kajian yang telah dioverlaykan dengan
dengan kondisi eksisting lapangan dan dituangkan dalam dokumen album peta.
5.7 Bangunan Fisik
Bangunan fisik yang diharapkan selesai setelah tahapan konstruksi berupa kolam bak
pengumpul, tangki imhoff, kolam aerasi, kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam
maturasi dan bak pengering lumpur. Selain itu, dibuat 1 kantor administrasi yang
bertugas untuk pengawasan dalam masa pembangunan yang selanjutnya digunakan
sebagai kantor pengawasan dalam tahap operasional.

VI. Metodologi
Penyusunan DED dan Konstruksi pembangunan IPLT Kota Bandung dilakukan
dengan melakukan tahap pengumpulan data, survey, sosialisasi awal, analisis dan
kajian, perencanaan teknis, tahap pembangunan dan uji hidrolis. Konsultan wajib
menjelaskan metode kerja kepada kontraktor.

6.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang diperlukan yaitu data primer dan sekunder dengan
melakukan tinjauan pustaka.

6.2 Sosialisasi Tahap Awal


Sosialisasi dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang pembangunan yang
akan dilakukan kepada masyarat sekitar. Sosialisasi ini dilakukan oleh pejabat
setempat bersama dengan kontraktor dan konsultan kepada masyarakat sekitar
terutama ketua RT,RW, dan petinggi desa. Kesepakatan yang didapat akan
menjadi dasar pertimbangan dalam perencanaan dan tahapan konstruksi.
6.3 Survey Lokasi
Setelah dilakukan sosialisasi dan disepakati untuk dilaksanakan pembangunan
maka dilakukan survey lokasi untuk mendapatkan data-data yang perlu diambil
dari lapangan
6.4 Analisis dan Kajian
Analisis yang dilakukan berdasarkan data-data yang telah didapatkan dan juga
hasil survey lapangan. Analisis dilakukan bersama-sama oleh konsultan dan
owner. Analisis dilakukan terhadap kondisi eksisting lapangan, perencanaan
teknis, kendala yang mungkin dihadapi dan solusinya juga kajian mengenai peran
serta masyarakat terhadap pembangunan.

6.5 Peracangan Rencana Teknis


Hasil dari analisis dan kajian diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis.
Dengan tahapan penyusunan sebagai berikut:
1) Penyusunan Layout
Layout yang disusun yaitu horizontal layout, vertikal layout serta perhitungan
dimensi dari unit-unit yang akan dibangun.
2) Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
DED yang disusun meliputi unit-unit serta bangunan pelengkapnya
3) Menghitung biaya berdasarkan pekerjaan konstruksi
4) Rekomendasi jenis peralatan dan tenaga ahli yang memadai
5) Membuat TOR
6.6 Tahap Persiapan Pembangunan
Persiapan pembangunan dilaksanakan untuk memastikan agar pada saat konstruksi
ha-hal yang diperlukan telah tersedia dan memadai. Persiapan dilakukan dengan
menyiapkan peralatan dan bahan-bahan konstruksi serta melaksanakan pengukuran
dan pematokan pada lokasi konstruksi.
6.7 Pelaksanaan Pembangunan
Konstruksi dilaksanakan pada tahap ini. Pada tahap ini akan dilakukan pembangunan
tiap-tiap unit yang dibutuhkan dalam IPLT antara lain bak pengumpul, tangki imhoff,
kolam aerasi, kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam maturasi dan bak pengering
lumpur. Dibangun juga sebuah kantor administrasi sebagai pusat pengawasan dan
pusat pengaduan jika terjadi permasalahan ditahap konstruksi hingga operasional
6.8 Uji Coba Hidrolis
Uji coba hidrolis dilakukan untuk mengetahui aliran dan kebocoran yang terjadi
setelah tahapan pembangunan. Uji coba hidrolis dilakukan dengan uji kebocoran dan
mencari titik kebocoran yang terjadi.
6 Nama dan Organisasi Pengguna Jasa
Penyelenggara proyek pembangunan IPLT Kota Bandung adalah Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jendral Ciptakarya Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman, yang beralamat di Gedung Ciptakarya Lt.7 Jl.
Pattimura no. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Visi dari Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman adalah


terwujudnya permukiman yang layak huni, bebas air limbah, bersih dari sampah dan
bebas genangan serta mewujudkan kawasan yang sehat, aman dan berkelanjutan
melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Berikut adalah struktur organisasi dari Direktorat Jendral Ciptakarya
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman.

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman

7 Pendanaan
Untuk mewujudan pembangunan IPLT ini membutuhkan dana yang cukup besar.
Dengan terbatasnya dana APBD maka pemerintah Kota Bandung akan mengajukan
pendanaan ke APBN untuk sub kegiatan pembangunan infrastruktur dan
pengawasannya. Sedangkan untuk sub kegiatan perencanaan, sosialisasi, penyediaan
lahan, operasional dan pemeliharaan akan dibiayai sendiri dari APBD Kota Bandung.
Dana APBD Kota Bandung dengan pagu anggaran sebesar Rp 500.000.000,- sudah
dikenai pajak terkait. Pendanaan pembangunan IPLT yang akan didanai oleh
pendanaan APBN sebesar Rp500.000.000.000,-

8 Jangka Waktu Pelaksanan Pekerjaan


Jangka waktu penyelesaian proyek ini selama 90 (sembilan Puluh) hari kalender
untuk penyelesain DED dan 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender untuk
pelaksaanaan pembangunan, terhitung sejak penandatangan kontrak/ perjanjian
pelaksanaan pekerjaan oleh kedua belah pihak.
Waktu Pengerjaan
Nama Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 Bulan 9 Bulan 10 Bulan 11
Pengumpulan Data
Perancangan Rencana Teknis
Persiapan Alat-Alat
Persiapan Bahan-Bahan
Pengukuran Pematokan
Sosialisasi
Pelaksanaan Pembangunan
Uji kebocoran
Uji Aliran

Gambar 2 Jadwal Penyelesain Proyek

9 Persyaratan penyedia jasa dan kualifikasi tenaga ahli serta jumlah personil
9.1 Tahap Penyusunan DED
9.1.1 Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Satu orang Ketua Tim (team leader) yang merangkap sebagai Ahli
Lingkungan, Ahli Perencanaan dan Kontruksi, Managemen kontruksiuntuk
proyek Penanganan Air Limbah atau Sanitasi , Ahli Penanganan Air Limbah
dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil /
Lingkungan / Penyehatan yang mempunyai sertifikat tentang pengelolaan
lingkungan dengan pengalaman profesional selama 5 tahun di bidang
perencanaan dan kontruksi serta penanganan airlimbah / sanitasi dan
melaksanakan tugas selama 6 (enam) bulan.
2. Satu orang Tenaga Ahli Struktur / Bangunan dengan latar belakang
pendidikan minimal Sarjana (S1) Bidang Teknik Sipil dengan pengalaman
profesional selama 3 tahun pada Perencanaan danPelaksanaan kontruksi serta
Struktur Bangunan dan atau di bidang sejenis khususnya Sarana Bangunan
Air Limbah dan melaksanakan tugas selama 2,5 (dua setengah) bulan.
3. Satu orang Tenaga Ahli Lingkungan dengan latar belakangpendidikan
minimal Sarjana (S1) Bidang Teknik Lingkungan denganpengalaman
profesional selama 3 tahun pada Perencanaan dan Pelaksanaan dan / atau
dibidang sejenis khususnya Sarana Bangunan Air Limbah dan melaksanakan
tugas selama 2,5 (dua setengah) bulan
4. Satu (1) orang Tenaga Ahli Mekanika Tanah / Geologi Teknik dengan latar
belakang pendidikan minimal Sarjana (S1) Teknik Sipil yang
mempunyai pengalaman profesional selama 3 Tahun di bidangperencanaan /
pelaksanaan kontruksi dalam hal analisis sifat –sifatmekanik tanah, struktur
tanah dan geologi mapping dan melaksanakan tugas selama 2 (dua) bulan.
5. Satu orang Tenaga Ahli Estimasi Biaya dengan latar belakang
pendidikan minimal sarjana (S1) Teknik Sipil / Arsitektur danpengalaman
profesional selama 3 tahun dibidang perencanaan danpelaksanaan
pembangunan, menguasai perhitungan Rencana Anggaran Biaya Kontruksi
dan melaksanakan tugas selama 1,5 (satu setengah) bulan

9.1.2 Asisten Tenaga Ahli / Sub Professional Staff

1. Satu orang Tenaga Juru Bor dengan latar belakang pendidikan minimal
D1 Teknik Sipil dengan pengalaman profesional selama 1Tahun di
bidangnya; dan melaksanakan tugas selama 1 (satu) bulan.
2. Satu orang Tenaga Assisten Ahli Muda Gambar (Autu CAD Drafter)
dengan latar belakang pendidikan minimal Sarjana Muda (D3)
TeknikSipil / Pengairan dengan pengalaman profesional selama 1 tahun
dibidangnya dan bertugas selama 2 (dua) bulan.
3. Satu orang Tenaga Assisten Ahli Muda Surveyor Topografi dengan latar
belakang pendidikan minimal Sarjana Muda (D3) Teknik Sipildengan
pengalaman profesional selama 1 Tahun di bidangnya dan melaksanakan
tugas selama 1,5 (satu setengah) bulan

9.1.3 Tenaga Pendukung / Supporting Staff

Selain beberapa kebutuhan tenaga diatas, pelaksanaan pekerjaanakan


didukung beberapa tenaga penunjang seperti : Tenaga Operator Komputer
/ Administrasi & Keuangan, pelayan kantor, serta tenagabantu lapangan.

9.2 Tahap Konstruksi

9.1.2 Tenaga Ahli

1. Ketua Tim (Team Leader) Team Leader, adalah Sarjana S1 Teknik


Lingkungan yang memiliki keahlian dan pengalaman bidang Sanitasi dan
Limbah dan memiliki SKA Ahli Sanitasi dan Limbah dengan pengalaman
minimal 5 (lima) tahun.
2. Ahli Struktur Ahli Struktur, adalah Sarjana S1 Teknik Sipil yang memiliki
keahlian dan pengalaman bidang struktur dan memiliki SKA Ahli Teknik
Bangunan Gedung dengan pengalaman minimal 3 (tiga) tahun. B.

9.1.3 Tenaga Pendukung

1. Pengawas Lapangan/Inspector yang akan bertugas penuh dilapangan selama


pelaksanaan kontrak pengawasan. Pengawas Lapangan tersebut memiliki
kemampuan pada bidangnya dengan kualifikasi lulusan sarjana S1/D3
Teknik dengan pengalaman kerja minimal 1 (tiga) tahun.
2. Juru Gambar/Drafter/CAD/Administrasi yang akan bertugas penuh
dilapangan selama pelaksanaan kontrak pengawasan. Juru Gambar/Drafter
tersebut memiliki kemampuan pada bidangnya dengan kualifikasi lulusan
sarjana S1/D3 Teknik dengan pengalaman kerja minimal 1 (tiga) tahun.

Anda mungkin juga menyukai