Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

ASAM AMINO

Disusun Oleh :
Nama : Jumiyatun
Nim

: D1A015004

Kelas : A
Dosen pengampu : Ir. Neliyati M,SI.
Asisten laboratorium : Jambang Tumanggor (D1A012077)
M. Nurhadi Setiawan (D1A012002)

AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein.Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter -ion .
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan
satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa
tersebut merupakan asam -amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan
berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai
samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik
jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Karena atom C pusat mengikat empat
gugus yang berbeda, maka asam aminokecuali glisina memiliki isomer
optik : L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran
dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan
karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah
putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam
bahasa Inggris dengan nama CLRN, dari singkatan COOH R - NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan
tipe L meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri
banyak mengandung asam amino tipe D. Asam amino dapat bersifat asam dan

juga dapat bersifat basa tergantung pada gugus fungsional yang bereaksi dan
senyawa yang dibentuk. Asam amino dapat bereaksi dengan basa kuat karena
bersifat asam lemah dan bereaksi dengan asam kuat karena mengandung gugus
-NH2 yang bersifat basa lemah. Gugus yang memberikan sifat asam adalah gugus
COOH. Hal ini karena asam amino bersifat amfoter.
Teori asam basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh
Sevante Arhenius pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius asam adalah sepesies

yang mengandung ion-ion hidrogen ( H ) dan basa mengandung ion-ion

OH
hidroksida (
). Pada tahun 1923 Thomas M. Lowry dan Johanes N
melengkapi teori asam basa yang melibatkan pelarut. Menurut teori BronstedLowry asam adalah donor (penyumbang) proton dan basa adalah akseptor
(penerima) proton .
Glisin (Gly, G) atau asam amino etanoat adalah asam amino alami paling
sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Glisin merupakan satu-satunya asam
amino yang tidak memiliki isomer optik karena gugus residu yang terikat pada
atom karbon alpha adalah atom hiydrogen sehingga terjadi simetri. Jadi, tidak ada
L-glisin atau D-glisin
Dalam praktikum ini praktikan ingin mencoba mengidentifikasi jenis asam
amino dan bobot melekulnya dengan menggunakan HCL dan NaOH.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengidentifikasi jenis asam amino dan menduga bobot melekulnya
dengan menggunakan NaOH.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama (disebut atom C " alfa " atau ). Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter
-ion . Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan
satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa
tersebut merupakan asam -amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan
berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai
samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik
jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Karena atom C pusat mengikat empat
gugus yang berbeda, maka asam aminokecuali glisina memiliki isomer
optik : L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran
dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan
karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah
putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam
bahasa Inggris dengan nama CLRN, dari singkatan COOH R - NH2).

Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan


tipe L meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri
banyak mengandung asam amino tipe D. Asam amino dapat bersifat asam dan
juga dapat bersifat basa tergantung pada gugus fungsional yang bereaksi dan
senyawa yang dibentuk.
Reaksi asam amino
Asam amino dapat bereaksi dengan basa kuat karena bersifat asam lemah
dan bereaksi dengan asam kuat karena mengandung gugus -NH 2 yang bersifat
basa lemah. Gugus yang memberikan sifat asam adalah gugus COOH. Hal ini
karena asam amino bersifat amfoter.
asam -amino secara umum dimisalkan sebagai R-CH(NH 2)-COOH. Pada
saat larutannya direaksikan dengan basa kuat, NaOH maka OH - menyerang gugus
-COOH terbentuklah -COO-.
R-CH(NH2)-COOH + OH- R-CH(NH2)-COO- + H2O
Ketika asam amino itu direaksikan dengan asam kuat, H2SO4(aq), ion-ion
H+ tertarik ke gugus -NH2 membentuk -NH3+.
R-CH(NH2)-COOH + H+ R-CH(NH3+)-COOH
Perhatikan persamaan reaksi ini. Ketika larutan NaOH ditambahkan ke
dalam larutan asam amino, ion-ion OH- dari NaOH menumbuk gugus -COOH dan
menarik ion H+ membentuk H2O. Gugus asam berubah menjadi -COO-. Berarti
saat asam amino ditambah basa kuat, bersifat asam lemah. Kebalikannya, saat
asam amino direaksikan dengan asam kuat HCl(aq), ion-ion H + tertarik ke gugus
-NH2 membentuk -NH3+. Berarti ketika asam amino ditambah dengan asam kuat,
bersifat basa lemah. Kesimpulannya, asam amino bersifat amfoter, dapat bereaksi
dengan asam kuat dan basa kuat.
Suatu ion dipolar mempunyai sebuah muatan positif dan sebuah muatan
negatif; sehingga muatan listriknya netral. Walaupun netral, tetapi ion dipolar
masih merupakan senyawa ion. Terlihat dari sifat-sifat fisiknya. Misalnya: titik
didihnya tinggi, dapat larut dalam air, tetapi hampir tidak larut dalam pelarut
organik. Sifat-sifat ini tidak ada bila ion dipolar tidak mempunyai muatan ion.
Ion dipolar bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam atau basa. Sifat
penting ini disebabkan karena adanya muatan positif dan negatif. Bila asam

-amino yang dipolarkan bereaksi dengan asam, gugus karboksil akan mendapat
sebuah proton dan ion dipolar ini akan berubah menjadi suatu proton. Bila
direaksikan dengan basa, asam amino akan kehilangan sebuah proton sehingga
terbentuk sebuah amino.
Berdasarkan pada struktur rantai samping (R) aSam-asam amino termasuk
dalam golongan asam amino berikut:
1)

rantai samping netral

2)

rantai samping basa

3)

rantai samping asam.

1)

Asam Amino Netral


Pada rantai samping netral, asam amino yang termasuk dalam golongan ini
tidak mempunyai gugus karboksil maupun gugus fungsional basa dalam rantai
sampingnya. Lima belas dari 20 asam amino termasuk dalam golongan ini. Asam
amino netral ini dibagi dalam asam amino polar dan non polar.
Contoh asam amino netral non polar : alanin, glisin, isoleusin, leusin, metionin,
fenilalanin, triptofan, dan valin.
Sedangkan asam amino netral polar : asparagin, sistein, glutamin, serin, threonin,
tirosin.
Asam amino netral non polar umumnya adalah yang paling sukar larut
dalam air dari seluruh 20 asam amino ini. Pada pH 6-7 mereka berada sebagai ino
dipolar yang netral. Tak satupun dari asam amino ini yang gugus fungsional rantai
cabangnya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air (Nitrogen heterosiklik
dari triptofan tak membentuk ikatan hidrogen dengan air karena pasangan
elektronnya adalah sebagian dari awan elektron pi. Gugus sulfida dalam metionin
tak polar sehingga tak membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Enam dari asam amino netral polar adalah karena rantai cabangnya
mengandung gugus polar seperti:-OH. Asam amino ini lebih mudah larut dalam
air daripada asam amino netral non polar.

2)

Asam Amino Basa


Asam amino basa terdiri dari : arginin, histidin, dan lisin. Masing-masing dari
asam amino ini mempunyai gugus fungsional yang dapat bereaksi dengan proton
pada pH 6-7 dan membentuk senyawa ion yang bermuatan positif. Sehingga pada

pH 6-7 suatu asam amino basa mempunyai dua muatan positif dan satu muatan
negatif atau akhirnya sebuah muatan positif.
3)

Asam Amino Asam


Dua dari asam amino digolongkan ke dalam asam karena mempunyai gugus
karboksil pada rantai cabangnya. Pada pH 6-7, rantai cabang karboksil ini akan
melepaskan protonnya ke air untuk membentuk suatu bentuk dengan dau muatan
negatif dan sebuah muatan positif sehingga pada pH 6-7 asam amino mempunyai
muatan negatif. (anita H Simbolon, 2012.4)
Kurva Titrasi memberikan Gambaran Akan Muatan Listrik Asam Amino
Terdapat hubungan antara total muatan listrik dengan pH larutan. misalnya
pada alanin, pada pH 6,02, yaitu titik balik diantara kedua tahap titrasi, alanin
terdapat sebagai bentuk dipolar atau zwiterion, yang bersifat mengion dengan
sempurna, tetapi tidak mempunyai muatan total. Molekul alanin pada pH ini
bersifat netral dan tidak mengion di dalam medan listrik, pH yang sifatnya khas
inilah yang disebut dengan pH isoelektrik, yaitu rata-rata dari nilai pK.
Pada setiap pH diatas titik isoelektrik, alanin mempunyai muatan negatif, dan
karenanya akan bergerak ke arah elektode positif (anoda) jika ditempatkan pada
suatu medan listrik. Pada setiap pH di bawah titik isoelektrik, alanin mempunyai
muatan positif dan akan bergerak menuju elektroda negatif katoda. Semakin jauh
pH larutan alanin dari titik isoelektriknya, semakin besar muatan listrik total
populasi molekul alanin.
Teori asam basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh
Sevante Arhenius pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius asam adalah sepesies

yang mengandung ion-ion hidrogen ( H ) dan basa mengandung ion-ion

OH
hidroksida (
). Pada tahun 1923 Thomas M. Lowry dan Johanes N
melengkapi teori asam basa yang melibatkan pelarut. Menurut teori BronstedLowry asam adalah donor (penyumbang) proton dan basa adalah akseptor
(penerima) proton .

Asam
Asam Nitrat dalam Air :HNO3---------> H+ + NO3-Asam Klorida dalam air :HCl
--------> H+ + Cl-Asam Sulfat dalam air :H2SO4 --------> 2H+ + SO4-Setiap
molekul HNO3 dan HCl hanya dapat menghasilkan 1 ion H+ disebut valensi
asam, asam semacam ini disebut juga asam monoprotik. Asam yang setiap
molekulnya dapat menghasilkandua ion H+ disebut Asam diprotik, sedangkan
Asam yang setiap molekulnya dapatmenghasilkan tiga ion H+ disebut Asam
Tripotik. asam diprotik dan triprotik dikelompokkan kedalam asam poliprotik.
(didik hariadi.2011. 1)
Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asamaminonya. Dalam
keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan

berbentuk zwitter-ion

Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam aminosebagai struktur kristal


putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya.Kebanyakan asam amino
bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netralmaupun pH fisiologis yang
dekat netral.Menurut Lehninger (1982), Asam amino dapat digolongkan
berdasarkangugus R. Terdapat empat golongan asam amino: (1) golongan dengan gugus
Rnonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi
tidak bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, dan (4)
golongan dengan gugus R bermuatan positif. ( funchem09.2012.4)
Glisin (Gly, G) atau asam amino etanoat adalah asam amino alami paling
sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Glisin merupakan satu-satunya asam
amino yang tidak memiliki isomer optik karena gugus residu yang terikat pada
atom karbon alpha adalah atom hiydrogen sehingga terjadi simetri. Jadi, tidak ada
L-glisin atau D-glisin.
Glisin merupakan asam amino yang mudah menyesuaikan diri dengan
berbagai situasi karena strukturnya sederhana. Glisin adalah satu-satunya asam
amino internal pada heliks kalogen, suatu protein structural. Pada sejumlah
protein penting tertentu, misalnya sitikrom c, mioglobin, dan hemoglobin glisin
selalu berada pada posisi yang sama sepanjang evaluasi (konservasi). Penggantian
glisin dengan asam amino lain akan merusak struktur dan membuat protein
berfungsi dengan tidak normal.
Secara umum protein tidak banyak mengandung glisin, perkecualian ialah
pada kolagen yang dua pertiga dari keseluruhan asam aminonya adalah glisin.
Glisin merupakan asam amino non esensial bagi manusia. Tubuh manusia dalam
memproduksi glisin mencukupi. Glisin berperan dalam system saraf sebagai
inhibitor neurotransmiter pada system saraf pusat.

Glisin
Glisin membawa rumus kimia NH2CH2COOH

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin 14 maret 2016,
pukul 10.00 wib s/d selesai, yang bertempat di ruangan Lab. Bioteknologi
Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah Beker glass, Buret,Corong, Gelas piala, gelas
ukur, Pengaduk magnetik, pH meter, Sudip, statip buret, timbangan.
Bahan yang digunakan adalah glisin 1,6gr, NaOH 0,5N, aquades 20ml,
3.3 Langkah Kerja

1. Larutkan glisin sebanyak 1,6 gram dengan 20 ml aquades aduk


hingga larut
2. Ukur pH larutan glisin dengan pH meter
3. Pasangkan 1 buah buret pada standarnya dan isi dengan NaOH
0,5 N
4. Letakkan larutan glisin yang ada dalm gelas piala itu dibawah
biuret.
5. Teteskan larutan NaOH dengan cara membuka statip biuret
bagian ujung
6. Lakukan titrasi dengan NaOH,
7. Letakkan titrasi sebagaimana butir (c) titrasi dengan NaOH
dilakukan sampai pH 12,0
8. Catat perubahan pH selama 1 ml volume titrat bila perubahan
terlalu drastis pencatatan dilakukan selang 0,5 ml volume titrat
9. Buatlah grafik pH terhadap volume titrat untuk masing-masing
titrasi
10. Berdasarkan grafik yang saudara buat:
Perkirakan nilai-nilai pKa, dan pH isoelektik dari asam
amino tersebut ( pH isoelektrik adalah nilai pH pada saat
jumlah muatan-muatan dalam larutan = 0)
Hitung bobot molekulnya dengan persamaan berikut
2 x pOH + log (sisa asam amino)
Dari bentuk kurva yang didapat simpulkan apakah asam
amino yang saudara titrasi termasuk monoprotik, diprotik
atau triprotik

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah kami lakukan didaptkanlah hasil sebagai
berikut:
4.1.1 Tabel Titrasi Larutan Glisin oleh Larutan NaOH
Larutan NaOH

Ph

0
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9

6,13
8,23
8,21
8,37
8,47
8,53
8,65
8,68
8,76
8,81
8,84
8,89
8,93
8,99
9
9,3
9,06
9,09

9,5
10
10,5
11
11,5
12
12,5
13
13,5
14
14,5
15
15,5
16
16,5
17
17,5
18
18,5
19
19,5
20
20,5
21
21,5
22
22,5
23
23,5
24
24,5
25
25,5
26
26,5
27
27,5
28
28,5
29
29,5
30
30,5
31
31,5
32

9,11
9,16
9,18
9,20
9,25
9,33
9,37
9,37
9,39
9,40
9,42
9,45
9,47
9,50
9,53
9,55
9,59
9,61
9,63
9,66
9,67
9,69
9,72
9,74
9,74
9,79
9,81
9,83
9,84
9,86
9,93
9,94
9,99
10.01
10,02
10,03
10,08
10,09
10,11
10,18
10,19
10,21
10,26
10,27
10,33
10,36

32,5
33
33,5
34
34,5
35
35,5
36
36,5
37
37,5
38
38,5
39
39,5
40
40,5
41

10,40
10,43
10,46
10,49
10,52
10,64
10,66
10,71
10,86
10,89
11,06
11,23
11,64
11,84
11,84
11,92
11,98
12,08

4.1.2 Grafik Titrasi Glisin oleh NaOH

Grafik Titrasi Glisin oleh NaOH


pH

pH
Larutan NaOH

1.

Nilai-nilai pKa glisin:


a. Mencari molaritas dari normalitas
EK
N = V ( L)
gram
= BE x V (L)

gram
Mr
x V (L)
Valensi

gram x Valensi
Valensi x V ( L)

= Molaritas x Valensi
N = Molaritas x Valensi
Normalitas
Molaritas =
Valensi
Diketahui NaOH = 0,5 N
Valensi NaOH

=1

Untuk asam dan basa, valensi adalah jumlah [H+] dan [OH-]
M=

Normalitas
Valensi
0,5 N
1

= 0,5 Molar
Jadi M NaOH = 0,5 Molar.

b. Diketahui pH glisin = 6,13


Massa glisin = 1,6 gram
Mr glisin = (2 x12) + (5 x 1) + (1 x 14) + (2 x 16)
= 24 + 5 + 14 + 32
= 75
Volume aquades = 20 ml
= 0,2 L
Ma =

mol
V ( L)
massa
Mr
V (L)

massa
Mr x V (L)

1,6
75 x 0,2

= 0,1 Molar

Mencari pKa
pH awal = 6,13
[H+] = 10-Ph
[H+] = 10-6,13
[H+] =

ka x Ma

[H+]2= Ka x Ma
H +

Ka =

( 106,13 )
0,1
12,26

10
0,1

= 5,5 x 10-12
pKa = - log Ka
= - log 5,5 x 10-12
= 12 - log 5,5
= 12- 0,74
= 11,26 (pKa awal)

Mencari pKb menggunakan pH akhir titrasi yaitu pH = 12,08


pOH = pKw- pH
pOH = 14 12,08
pOH = 1,92
[OH-] = 10 - pOH
[OH-] = 10 1,92
[OH-] =

kb x Mb

[OH-]2= Kb x Mb
OH

2
Kb =

1,92

10
0,5

0,012
0,5

= 0,024
pKb = - log Kb
= - log 2,4.10-2m
= 2-log 2,4
= 2-0,38
= 1,62

pH isoelektrik =

1
2

(pKa + pKb)

1
2

(11,26 + 1,62)

1
2

(12,88)

= 6,44

2. Bobot molekul
2 x Poh + log (sisa asam amino) = pKw pKa
2 x 1,92+ log asam amino = 10-14- 11,26
3,84 + 11,26 =- log asam amino
15,10 -10 -14 = - log asam amino
15,10
= - log asam amino
-log asam amino

= 15,10

Anti log asam amino

= 1,25 x 1015

Jadi, bobot molekul asam amino sisa adalah sebanyak 1,25 x 1015

4.2 PEMBAHASAN
Dalam percobaan untuk mengidentifikasi jenis asam amino dan menduga
bobot molekul dengan melakukan titrasi diperolehlah data seperti diatas. Dari dari
data tabel diatas dapat diketahui bahwa naik dan turunnya pH selama percobaan
terlalu drastis sehingga pencatatan perubahan pH dilakukan bukan setiap 1 ml
melainkan setiap 0,5 ml. Kenaikan yang drastis yaitu dari 6,13 menjadi 8,23,
dimana ini termasuk kedalam asam. Hal ini karena Asam amino dapat bereaksi

dengan basa kuat karena bersifat asam lemah dan bereaksi dengan asam kuat
karena mengandung gugus -NH2 yang bersifat basa lemah. Gugus yang
memberikan sifat asam adalah gugus COOH. Hal ini karena asam amino bersifat
amfoter.
Hal yang menyebabkan kenaikan dan penurunan pH secara drastis adalah
karena saat pentitrasian tetesan yang jatuh terlalu banyak karena

saat membuka

statip biuret bagian bawah terlalu cepat, sehingga mengakibatkan NaOH yang
Jatuh kedalam larutan asam amino terlalu banyak.
Dari perhitungan yang dilakukan dengan penggunaan NaOH 0,5 N dapat
dihitung jumlah pKa serta pH isoelektriknya dengan menggunakan rumus dan
tahapan sebagai berikut:
3. Nilai-nilai pKa glisin:
c. Mencari molaritas dari normalitas
EK
N = V ( L)
gram
= BE x V (L)

gram
Mr
x V (L)
Va lensi

gram x Valensi
Valensi x V ( L)

= Molaritas x Valensi
N = Molaritas x Valensi
Normalitas
Molaritas =
Valensi
Mr glisin = (2 x12) + (5 x 1) + (1 x 14) + (2 x 16)
= 24 + 5 + 14 + 32 = 75

Ma =

mol
V ( L)
massa
Mr
V (L)

[H+] =

massa
Mr x V (L)

ka x Ma
[H+]2= Ka x Ma

Ka =

H +

pKa = - log Ka
pOH = pKw- pH
[OH-] =

kb x Mb

[OH-]2= Kb x Mb
OH

2
Kb =

pKb = - log Kb
pH isoelektrik =

1
2

(pKa + pKb)

Bobot molekul
2 x Poh + log (sisa asam amino) = pKw pKa
2 x 1,92+ log asam amino = 10-14- 11,26

Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asam amino
yang dititrasi adalah asam amino monoprotik. Hal ini karena pada grafik terlihat

bahwa asam amino hanya menghasilkan 1 ion H+ , dimana pengertian dari


monoprotik adalah asam yang hanya dapat menghasilkan 1 ion H+ .

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa dalam melakukan titrasi ini
kenaikan dan penurunan pH sangat drastis sehingga pengamatan terhadap
percobaan dilakukan setiap 0,5 ml.
Berdasarkan grafik dapat diperkirakan hasil dari nilai pKa yaitu 11,26
(pKa awal) dan 1,62 (pKb akhir) sedangkan pH isoelektriknya yaitu 6,44.Serta
bobot molekulnya asam amino sisa adalah sebanyak 1,25 x 1015
Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asam amino yang
dititrasi adalah asam amino monoprotik.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8982904/laporan_titrasi_formol_asam_amino_biokimi
a
http://kimia.ub.ac.id/sikma/files/DIKTAT%20PRAKT%20BIOKIMIA.pdf
www.scribd.com/doc/302442495/Titrasi-Formol#scribd
www.scribd.com/doc/186921681/Menetukan-Kadar-Protein-Dengan-MetodeTitrasi-Formol#scribd
https://id.scribd.com/doc/96561716/Titrasi-Formal-Asam-Amino
didik hariadi.2011.AsamPoliprotik.https://id.scribd.com/doc/53042881/Asam-Poliprotik
funchem09.10 juni 2012.Titrasi Formal Asam
Amino.https://id.scribd.com/doc/96561716/Titrasi-Formal-Asam-Amino
Buku Penuntun Praktikum Biokimia Tanaman,Fakultas Pertanian,Universitas
Jambi

LAMPIRAN

gambar glisin

gambar pH meter

Gambar aquades

CARA KERJA

gambar timbangan

Anda mungkin juga menyukai