ASAM AMINO
Disusun Oleh :
Nama : Jumiyatun
Nim
: D1A015004
Kelas : A
Dosen pengampu : Ir. Neliyati M,SI.
Asisten laboratorium : Jambang Tumanggor (D1A012077)
M. Nurhadi Setiawan (D1A012002)
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein.Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter -ion .
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan
satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa
tersebut merupakan asam -amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan
berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai
samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik
jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Karena atom C pusat mengikat empat
gugus yang berbeda, maka asam aminokecuali glisina memiliki isomer
optik : L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran
dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan
karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah
putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam
bahasa Inggris dengan nama CLRN, dari singkatan COOH R - NH2).
Pada umumnya, asam amino alami yang dihasilkan eukariota merupakan
tipe L meskipun beberapa siput laut menghasilkan tipe D. Dinding sel bakteri
banyak mengandung asam amino tipe D. Asam amino dapat bersifat asam dan
juga dapat bersifat basa tergantung pada gugus fungsional yang bereaksi dan
senyawa yang dibentuk. Asam amino dapat bereaksi dengan basa kuat karena
bersifat asam lemah dan bereaksi dengan asam kuat karena mengandung gugus
-NH2 yang bersifat basa lemah. Gugus yang memberikan sifat asam adalah gugus
COOH. Hal ini karena asam amino bersifat amfoter.
Teori asam basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh
Sevante Arhenius pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius asam adalah sepesies
OH
hidroksida (
). Pada tahun 1923 Thomas M. Lowry dan Johanes N
melengkapi teori asam basa yang melibatkan pelarut. Menurut teori BronstedLowry asam adalah donor (penyumbang) proton dan basa adalah akseptor
(penerima) proton .
Glisin (Gly, G) atau asam amino etanoat adalah asam amino alami paling
sederhana. Rumus kimianya C2H5NO2. Glisin merupakan satu-satunya asam
amino yang tidak memiliki isomer optik karena gugus residu yang terikat pada
atom karbon alpha adalah atom hiydrogen sehingga terjadi simetri. Jadi, tidak ada
L-glisin atau D-glisin
Dalam praktikum ini praktikan ingin mencoba mengidentifikasi jenis asam
amino dan bobot melekulnya dengan menggunakan HCL dan NaOH.
1.2 Tujuan Praktikum
Untuk mengidentifikasi jenis asam amino dan menduga bobot melekulnya
dengan menggunakan NaOH.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia
seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C)
yang sama (disebut atom C " alfa " atau ). Gugus karboksil memberikan sifat
asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino
bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa
pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter
-ion . Asam amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari
karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai
penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan
satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Atom C pusat tersebut dinamai atom C ("C-alfa") sesuai dengan penamaan
senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus
karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C ini, senyawa
tersebut merupakan asam -amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan
berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai
samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik
jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar. Karena atom C pusat mengikat empat
gugus yang berbeda, maka asam aminokecuali glisina memiliki isomer
optik : L dan D. Cara sederhana untuk mengidentifikasi isomeri ini dari gambaran
dua dimensi adalah dengan "mendorong" atom H ke belakang pembaca (menjauhi
pembaca). Jika searah putaran jarum jam (putaran ke kanan) terjadi urutan
karboksil-residu-amina maka ini adalah tipe D. Jika urutan ini terjadi dengan arah
putaran berlawanan jarum jam, maka itu adalah tipe L. (Aturan ini dikenal dalam
bahasa Inggris dengan nama CLRN, dari singkatan COOH R - NH2).
-amino yang dipolarkan bereaksi dengan asam, gugus karboksil akan mendapat
sebuah proton dan ion dipolar ini akan berubah menjadi suatu proton. Bila
direaksikan dengan basa, asam amino akan kehilangan sebuah proton sehingga
terbentuk sebuah amino.
Berdasarkan pada struktur rantai samping (R) aSam-asam amino termasuk
dalam golongan asam amino berikut:
1)
2)
3)
1)
2)
pH 6-7 suatu asam amino basa mempunyai dua muatan positif dan satu muatan
negatif atau akhirnya sebuah muatan positif.
3)
OH
hidroksida (
). Pada tahun 1923 Thomas M. Lowry dan Johanes N
melengkapi teori asam basa yang melibatkan pelarut. Menurut teori BronstedLowry asam adalah donor (penyumbang) proton dan basa adalah akseptor
(penerima) proton .
Asam
Asam Nitrat dalam Air :HNO3---------> H+ + NO3-Asam Klorida dalam air :HCl
--------> H+ + Cl-Asam Sulfat dalam air :H2SO4 --------> 2H+ + SO4-Setiap
molekul HNO3 dan HCl hanya dapat menghasilkan 1 ion H+ disebut valensi
asam, asam semacam ini disebut juga asam monoprotik. Asam yang setiap
molekulnya dapat menghasilkandua ion H+ disebut Asam diprotik, sedangkan
Asam yang setiap molekulnya dapatmenghasilkan tiga ion H+ disebut Asam
Tripotik. asam diprotik dan triprotik dikelompokkan kedalam asam poliprotik.
(didik hariadi.2011. 1)
Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asamaminonya. Dalam
keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion
Glisin
Glisin membawa rumus kimia NH2CH2COOH
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah kami lakukan didaptkanlah hasil sebagai
berikut:
4.1.1 Tabel Titrasi Larutan Glisin oleh Larutan NaOH
Larutan NaOH
Ph
0
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
6,13
8,23
8,21
8,37
8,47
8,53
8,65
8,68
8,76
8,81
8,84
8,89
8,93
8,99
9
9,3
9,06
9,09
9,5
10
10,5
11
11,5
12
12,5
13
13,5
14
14,5
15
15,5
16
16,5
17
17,5
18
18,5
19
19,5
20
20,5
21
21,5
22
22,5
23
23,5
24
24,5
25
25,5
26
26,5
27
27,5
28
28,5
29
29,5
30
30,5
31
31,5
32
9,11
9,16
9,18
9,20
9,25
9,33
9,37
9,37
9,39
9,40
9,42
9,45
9,47
9,50
9,53
9,55
9,59
9,61
9,63
9,66
9,67
9,69
9,72
9,74
9,74
9,79
9,81
9,83
9,84
9,86
9,93
9,94
9,99
10.01
10,02
10,03
10,08
10,09
10,11
10,18
10,19
10,21
10,26
10,27
10,33
10,36
32,5
33
33,5
34
34,5
35
35,5
36
36,5
37
37,5
38
38,5
39
39,5
40
40,5
41
10,40
10,43
10,46
10,49
10,52
10,64
10,66
10,71
10,86
10,89
11,06
11,23
11,64
11,84
11,84
11,92
11,98
12,08
pH
Larutan NaOH
1.
gram
Mr
x V (L)
Valensi
gram x Valensi
Valensi x V ( L)
= Molaritas x Valensi
N = Molaritas x Valensi
Normalitas
Molaritas =
Valensi
Diketahui NaOH = 0,5 N
Valensi NaOH
=1
Untuk asam dan basa, valensi adalah jumlah [H+] dan [OH-]
M=
Normalitas
Valensi
0,5 N
1
= 0,5 Molar
Jadi M NaOH = 0,5 Molar.
mol
V ( L)
massa
Mr
V (L)
massa
Mr x V (L)
1,6
75 x 0,2
= 0,1 Molar
Mencari pKa
pH awal = 6,13
[H+] = 10-Ph
[H+] = 10-6,13
[H+] =
ka x Ma
[H+]2= Ka x Ma
H +
Ka =
( 106,13 )
0,1
12,26
10
0,1
= 5,5 x 10-12
pKa = - log Ka
= - log 5,5 x 10-12
= 12 - log 5,5
= 12- 0,74
= 11,26 (pKa awal)
kb x Mb
[OH-]2= Kb x Mb
OH
2
Kb =
1,92
10
0,5
0,012
0,5
= 0,024
pKb = - log Kb
= - log 2,4.10-2m
= 2-log 2,4
= 2-0,38
= 1,62
pH isoelektrik =
1
2
(pKa + pKb)
1
2
(11,26 + 1,62)
1
2
(12,88)
= 6,44
2. Bobot molekul
2 x Poh + log (sisa asam amino) = pKw pKa
2 x 1,92+ log asam amino = 10-14- 11,26
3,84 + 11,26 =- log asam amino
15,10 -10 -14 = - log asam amino
15,10
= - log asam amino
-log asam amino
= 15,10
= 1,25 x 1015
Jadi, bobot molekul asam amino sisa adalah sebanyak 1,25 x 1015
4.2 PEMBAHASAN
Dalam percobaan untuk mengidentifikasi jenis asam amino dan menduga
bobot molekul dengan melakukan titrasi diperolehlah data seperti diatas. Dari dari
data tabel diatas dapat diketahui bahwa naik dan turunnya pH selama percobaan
terlalu drastis sehingga pencatatan perubahan pH dilakukan bukan setiap 1 ml
melainkan setiap 0,5 ml. Kenaikan yang drastis yaitu dari 6,13 menjadi 8,23,
dimana ini termasuk kedalam asam. Hal ini karena Asam amino dapat bereaksi
dengan basa kuat karena bersifat asam lemah dan bereaksi dengan asam kuat
karena mengandung gugus -NH2 yang bersifat basa lemah. Gugus yang
memberikan sifat asam adalah gugus COOH. Hal ini karena asam amino bersifat
amfoter.
Hal yang menyebabkan kenaikan dan penurunan pH secara drastis adalah
karena saat pentitrasian tetesan yang jatuh terlalu banyak karena
saat membuka
statip biuret bagian bawah terlalu cepat, sehingga mengakibatkan NaOH yang
Jatuh kedalam larutan asam amino terlalu banyak.
Dari perhitungan yang dilakukan dengan penggunaan NaOH 0,5 N dapat
dihitung jumlah pKa serta pH isoelektriknya dengan menggunakan rumus dan
tahapan sebagai berikut:
3. Nilai-nilai pKa glisin:
c. Mencari molaritas dari normalitas
EK
N = V ( L)
gram
= BE x V (L)
gram
Mr
x V (L)
Va lensi
gram x Valensi
Valensi x V ( L)
= Molaritas x Valensi
N = Molaritas x Valensi
Normalitas
Molaritas =
Valensi
Mr glisin = (2 x12) + (5 x 1) + (1 x 14) + (2 x 16)
= 24 + 5 + 14 + 32 = 75
Ma =
mol
V ( L)
massa
Mr
V (L)
[H+] =
massa
Mr x V (L)
ka x Ma
[H+]2= Ka x Ma
Ka =
H +
pKa = - log Ka
pOH = pKw- pH
[OH-] =
kb x Mb
[OH-]2= Kb x Mb
OH
2
Kb =
pKb = - log Kb
pH isoelektrik =
1
2
(pKa + pKb)
Bobot molekul
2 x Poh + log (sisa asam amino) = pKw pKa
2 x 1,92+ log asam amino = 10-14- 11,26
Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asam amino
yang dititrasi adalah asam amino monoprotik. Hal ini karena pada grafik terlihat
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah bahwa dalam melakukan titrasi ini
kenaikan dan penurunan pH sangat drastis sehingga pengamatan terhadap
percobaan dilakukan setiap 0,5 ml.
Berdasarkan grafik dapat diperkirakan hasil dari nilai pKa yaitu 11,26
(pKa awal) dan 1,62 (pKb akhir) sedangkan pH isoelektriknya yaitu 6,44.Serta
bobot molekulnya asam amino sisa adalah sebanyak 1,25 x 1015
Dari gambar grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asam amino yang
dititrasi adalah asam amino monoprotik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8982904/laporan_titrasi_formol_asam_amino_biokimi
a
http://kimia.ub.ac.id/sikma/files/DIKTAT%20PRAKT%20BIOKIMIA.pdf
www.scribd.com/doc/302442495/Titrasi-Formol#scribd
www.scribd.com/doc/186921681/Menetukan-Kadar-Protein-Dengan-MetodeTitrasi-Formol#scribd
https://id.scribd.com/doc/96561716/Titrasi-Formal-Asam-Amino
didik hariadi.2011.AsamPoliprotik.https://id.scribd.com/doc/53042881/Asam-Poliprotik
funchem09.10 juni 2012.Titrasi Formal Asam
Amino.https://id.scribd.com/doc/96561716/Titrasi-Formal-Asam-Amino
Buku Penuntun Praktikum Biokimia Tanaman,Fakultas Pertanian,Universitas
Jambi
LAMPIRAN
gambar glisin
gambar pH meter
Gambar aquades
CARA KERJA
gambar timbangan