Anda di halaman 1dari 3

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian
yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat
menjadi penggerak pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan
sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen impor yang kecil
akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar.
Memasuki millennium III, komoditas kelapa sawit masih tetap menjadi
komoditas perkebunan yang penting dan menjanjikan, mengingat hasilnya
(minyak kelapa sawit dan inti sawit) merupakan bahan baku industri sekaligus
komoditas ekspor yang sangat penting karena kemanfaatannya sangat luas.
Komoditas kelapa sawit saat ini telah diperkebunkan yakni terbentang dari pulau
Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Irian Jaya. Pada saat ini Indonesia
masih menduduki peringkat kedua terbesar penghasil kelapa sawit di dunia. Minat
untuk memperkebunkan kelapa sawit di Indonesia terus menigkat sejalan dengan
ketersediaan laha yang amat luas dan cocok untuk kelapa sawit.
Menurut Astono (1997), para ahli telah merumuskan manfaat dari kelapa
sawit dari hulu hingga ke hilir yaitu : 1. Minyak sawit (CPO) yang menghasilkan
carotene, tocopherol, olein, stearin, soap stock dan free fatty acid. 2. Inti sawit
menghasilkan minyak inti dan bungkil. 3. Tempurung menghasilkan arang,
tepung tempurung dan bahan bakar. 4. Serat menghasilkan bahan bakar dan
sumber selulosa. 5. Tandan kosong digunakan sebagai sumber selulosa. 6. Sludge
digunakan sebagai komponen makanan ternak.
Perkembangan kelapa sawit yang menunjukkan daya saing yang tinggi
sehingga kelapa sawit menjadi komoditas ekspor yang penting di Indonesia.
Kualitas dan kuantitasnya harus terjaga dengan baik, untuk itu dibutuhkan
pemeliharaan yang baik dan intensif dalam pembudidayaannya. Aspek aspek
pemeliharaan yang penting dalam budidaya kelapa sawit adalah pemupukan,
pengendalian gulma dan penunasan. Selain itu ada pemeliharaan yang bersifat
konsolidasi seperti pengamatan individu tanaman, perbaikan tempat tumbuh
(perbaikan pokok yang tumbuh miring, pemupukan ekstra selektif), pemeliharaan
parit dan pemeliharaan badan jalan. Pemupukan kelapa sawit dapat dibagi menjadi
dua tergantung dari usia tanaman, yaitu pada masa tanaman belum menghasilkan
(TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).
Tanaman belum menghasilkan untuk komoditi kelapa sawit adalah
tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan produksi secara maksimal.
Tanaman TBM ini dibagi menjadi 3, yaitu (1) TBM 1 yaitu tanaman pada tahun
ke I (0-12 bulan), (2) TBM 2 yaitu tanaman pada tahun ke II (13024 bulan), dan
(3) TBM 3 yaitu tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan). Masa TBM
merupakan masa pemeliharaan yang banyak memerlukan tenaga dan biaya karena
pada dasarnya merupakan penyempurnaan dari pembukaan lahan dan persiapan
tanaman, selain itu pada masa ini sangat menentukan keberhasilan masa TM.
Pada masa TBM pemeliharaa yang dilakukan meliputi konsilidasi atau
sensus tanaman, penyisipan tanaman, pemeliharaan LCC, pemeliharaan piringan,
jalan rintis, dan gawangan, pemupukan tanaman, tunas pasir, kastrasi,
pengendalian hama dan penyakit tanaman sawit, dan manajemen
irigasi/pengairan. Pemeliharan ini dilakukan agar tanaman TBM dapat tumbuh
dengan baik. Tanaman sawit pada masa TBM dapat mengalami suatu kondisi
dimana tanaman tidak tumbuh dengan baik dikarenakan kandungan unsur hara
didalam tanah tidak tercukupi atau kandungan unsur hara terlalu rendah. Gejala
yang biasanya ditunjukkna tanaman adalah gejala defisiensi hara.
Pada masa TM pemeliharan tanaman yang dilakukan meliputi
pengendalian gulma, penunasan dan penyusunan pelepah, perawatan piringan,
pengendalian hama dan penyakit, konservasi tanah dan air, dan pemupukan.
Pemupukan pada tanaman sawit memiliki beberapa kriteria jenis dan dosis
pupuk yang berbedA, karena pada masa TBM dan TM, dosis pupuk yang
diberikan berbeda dan ada sebagian jenis pupuk yang berbeda. Jenis pupuk yang
biasa digunakan adalah pupuk tunggal, campuran, majemuk dan pupuk organik.
Pemberiuan pupuk pada tanaman sawit haruslah memperhatikan aturan pemberian
pupuk yang sesuai yang sudah ditetapkan. Pemberian pupuk pada tanaman yang
ditanaman di tanah mineral dan tanah gambut memiliki perbedaan dosis, ynag
wajib untuk diperhatikan.
Pada pemeliharaan tanaman kita juga harus mempersiapkan untuk
pemanenan. Tujuan persipan pemanenan adalah untuk memudahkan pemanenan
saat tanaman sawit sudah berbuah, namun bukan buah pasir. Persipan pemanenan
meliputi pembuatan jalan kontrol, tempat pengumpulan hasil, saran panen, dan
pengerasan jalan.
Dengan menyadari pentingnya tanaman sawit bagi sektor perdagangan
yang mampu meningkatkan pendapatan negara maka kita diwajibkan untuk
memahami pemeliharaan tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar. Oleh
karena itu kami disi mencoba membuat suatu makalah ynag berisikan tentang
pemeliharaan kelapa sawit ytang baik dan benar. Semoga dengan adanya makalah
ini dapat menambah pengetahuan pembaca tentang pemeliharaan kelapa sawit.

1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kuliah
mata kuliah Budidaya Tanaman Perkebunan dengan topik yang dibahas adalah
pemeliharaan tanaman kelapa sawit (TBM dan TM).

Anda mungkin juga menyukai