Anda di halaman 1dari 25

REVIEW JURNAL UJI AKTIVITAS

PADA BAHARI KELAS


GASTROPODA
KELOMPOK 3
Amar Maruf 11161003
Faima Shahnai Tahirah 11161024
Resti Rismayanti 11161085
Senya Nur Islami 11161109
Yohana Liunaruly 11161176
PENELITI SUMBER DAN TAHUN BAHARI YANG UJI AKTIVITAS
DITELITI

Haslianti et al JPHPI 2017, Volume 20 Keong Kowoe Antioksidan


Normal 1

Cakasana et al Journal of Marine Cangkang Kerang Antioksidan


Research, Volume 3, Simping (Amusium sp)
Nomor 4, tahun 2014, dan Kerang Darah
Halamn 395-404 (Anadara sp)

Cahyani et al Journal of Coastal Life Keong matah merah Antidiabetes


Medicine 2015; 3(5): (Cerithidea obtuse)
356-360

3
JURNAL 1
KARAKTERISTIK KEONG KOWOE
DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDANNYA
TAKSONOMI

 Filum : Mollusca
 Kelas : Gastropoda
 Ordo : Operculata
 Famili : Ampullaridae
 Genus : Pomacea
 Spesies : Pomacea canaliculata Lamarck

5
EKSTRAKSI dan ISOLASI
1. Ekstraksi menggunakan tiga pelarut :
✘ yaitu kloroform p.a. (non polar),
✘ etil asetat p.a. (semi polar) dan
✘ metanol p.a. (polar).

2. Ekstraksi dilakukan dengan maserasi


3. Residu yang dihasilkan dimaserasi dalam 100 ml etil asetat p.a. selama 48 jam dan
menggunakan orbital shaker dengan kecepatan 8 rpm,
4. filtrat ekstrak kloroform yang diperoleh dievaporasi hingga pelarut memisah dengan
ekstrak menggunakan rotary vacuum evapotator pada suhu 50 C.
5. Selanjutnya Residu etil asetat dimaserasi dalam 100 ml metanol kecepatan 8 rpm.
6. Filtrat yang diperoleh dari tiap ekstraksi dievaporasi menggunakan rotary vacum
evapotator pada suhu 50o C.
6
UJI AKTIVITAS
✘ Pengujian antioksidan dilakukan
dengan metode (Molyneux ✘ Larutan DPPH yang akan digunakan dibuat
2004). dengan melarutkan kristal DPPH dalam pelarut
✘ Ekstrak keong kowoe dari hasil metanol dengan konsentrasi 1 mM. Masing-
ekstraksi bertingkat dan hasil masing sampel uji dan pembanding diambil 4,50
mL dan direaksikan dengan 500 μL
pemurnian dilarutkan dalam
metanol dengan konsentrasi ✘ larutan DPPH 1 mM dalam tabung reaksi yang
berbeda dan telah diberi label. Campuran
200, 400, 600 dan 800 ppm.
tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 37°C
✘ Antioksidan sintetik BHT selama 30 menit dan diukur absorbansinya
digunakan sebagai pembanding menggunakan spektrofotometer UV-VIS Hitachi
dan kontrol positif, dibuat U-2800 pada panjang gelombang 517 nm.
dengan cara dilarutkan dalam ✘ Absorbansi dari larutan blanko juga diukur untuk
pelarut metanol p.a. dengan melakukan perhitungan persen inhibisi. Larutan
konsentrasi 2, 4, 6 dan 8 ppm. blanko dibuat dengan mereaksikan 4,50 mL
pelarut metanol dengan 500 μL larutan DPPH 1
7 mM dalam tabung reaksi.
Hasil ekstraksi senyawa aktif keong kowoe

✘ Ekstraksi senyawa aktif keong kowoe bertujuan untuk


mendapatkan informasi mengenai rendemen,
kandungan fitokimia, dan aktivitas antioksidan ekstrak
kasar keong kowoe

8
JURNAL 2
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KITOSAN YANG
DIPRODUKSI DARI CANGKANG KERANG
SIMPING (AMUSIUM SP) DAN KERANG
DARAH (ANADARA SP)
✘ Kerang simping ditemukan di sepanjang pesisir
utara Jawa Tengah (Brebes, Tegal, Pemalang,
Weleri-Kendal, dan Semarang) dan Jawa Timur
(Tuban, Pasuruan)
✘ Kerang darah di Pulau Jawa terpusat di perairan
pesisir Jawa Timur, Jawa Tengah, Cirebon, dan
Banten
✘ Jumlah kerang tersebut setiap tahun mengalami
peningkatan

10
PROSES PEMBUATAN KITIN

✘ Preparasi Sampel
Cangkang dipisah sesuai dengan warnanya yaitu merah dan putih

Dicuci dan dikeringkan

Digiling

Diayak dengan sieve shaker

Diambil sampel dengan ukuran butir 350µ

11
Demineralisasi : Tepung cangkang dan HCl 1 M (1:10) gram/ml (25 - 30ᵒC) diaduk
120 menit  Residu dicuci dan dikeringkan

Deproteinasi : Tepung dan NaOH 1 M (1:10 gram/ml (60 - 70ᵒC) diaduk 60 menit
 Residu disaring  diperoleh padatan bebas dari kandungan protein  dicuci
dengan aquadest hingga diperoleh pH netral

Depigmentasi : Diekstrak dengan aseton selama 5 menit. Perbandingan (1:10)


gram/ml

Bleaching : NaOCl 0,315% selama 20 menit. Perbandingan NaOCl dengan sampel


yaitu 1:10 (gram/ml)  Dicuci dengan aquadest hingga pH netral  dikeringkan
dengan oven  diperoleh kitin.
12
Deasetilasi Kitin Menjadi Kitosan
Menggunakan NaOH 50% 1:20 (gram/ml), suhu 90 - 100ᵒC 
diaduk selama 1 jam.  Rendemen disaring dan dicuci dengan
aquadest hingga pH netral  dikeringkan  diperoleh padatan
yang berupa kitosan

Lakukan Karakterisasi dan Analisis Kandungan Kimia

13
UJI ANTIOKSIDAN

✘ Sampel 0,5 gr diekstrak dengan methanol, 2 jam.


✘ Ekstrak diambil 0,1 ml dan direaksikan dengan 3,9 ml larutan DPPH 6x10-5
mol/L.
✘ Pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 515 nm. Metanol dipakai
sebagai blanko.
✘ Aktivitas antioksidan terukur sebagai % discoloration dengan rumus:

Keterangan:

✗ At30 = absorbansi DPPH oleh sampel


✗ At0 = absorbansi blank

14
HASIL DAN KESIMPULAN

Tidak ditemukan adanya aktivitas antioksidan pada ketiga sampel.

15
JURNAL 3
Antidiabetic potential and secondary
metabolites screening of mangrove
gastropod Cerithidea obtusa
TAKSONOMI
Kingdom: Animalia

Phylum: Mollusca

Class: Gastropoda
(unranked): clade Caenogastropoda
clade Sorbeoconcha
Superfamily: Cerithioidea

Family: Potamididae

Genus: Cerithidea

Species: C. obtusa

17
PROSES PEMBUATAN KITIN

✘ Preparasi Sampel
Siapkan bahan baku C. obtusa

Dicuci bahan baku dengan air bersih

Pisahkan bagian shell, daging dan jeroan

Bagian daging dipotong kecil-kecil untuk memaksimalkan


proses ekstraksi

18
PROSES PEMBUATAN KITIN
✘ Ekstraksi
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut tunggal,
yaitu metanol (polar), etil asetat (semi-polar) dan heksana (non-polar).

Daging C. obtusa ditimbang (75 g), lalu dipotong kecil-kecil, dimasukkan ke


dalam labu Erlenmeyer

larutan ekstrak yang diperoleh disaring dengan kertas saring untuk


memisahkan filtrat dan residu

Residu resoaked dengan 225 mL pelarut selama 24 jam dan disaring


menggunakan kertas saring.
19 filtrat diuapkan dengan rotavapor pada 40 ° C.
UJI AKTIVITAS

✘ Kegiatan antidiabetes diukur in vitro


menggunakan α- Metode glucosidase
penghambatan [ 10]. Sekitar 1 mg α- enzim
glukosidase dilarutkan dalam 100 mL buffer
fosfat (pH 7,0) yang mengandung 200 mg
albumin bovine serum.

20
✘ Sebelum digunakan, 1 mL larutan enzim diencerkan 25 kali dengan
dapar fosfat (pH 7,0) yang mengandung 200 mg bovine serum
albumin. Larutan stok ekstrak dibuat dengan melarutkan ekstrak
50 mg dalam 1 mL dimetil sulfoksida dengan ultrasonik bath
sonicator. Sebanyak 10 μL ekstrak kemudian ditambahkan ke
tabung reaksi yang mengandung 25 μL p-nitrophenyl α-D-
glucopyranoside (P-NPG) (20 mmol / L) dan 50 µL buffer fosfat
(pH 7,0). Reaksi dimulai dengan penambahan 25 μL larutan enzim
dan 25 μL buffer fosfat diikuti dengan inkubasi selama 30 menit
pada suhu 37 ° C. Reaksi dihentikan dengan penambahan 100 μL
Na2CO3 (200 mmol / L). Absorbansi larutan diukur menggunakan
ELISA reader pada 410 nm.
21
✘ Persentase penghambatan α-glukosidase ditentukan dengan
menggunakan persamaan ini: Penghambatan alfa-glukosidase
(%) = [(B1 - B0) / (S1 - S0)] × 100 Dimana B1 adalah absorbansi
blanko, B0 adalah absorbansi kontrol kosong, S1 adalah
absorbansi sampel dan S0 adalah absorbansi kontrol sampel.
Sistem reaksi penghambatan α-glukosidase dalam penelitian
ini disajikan pada Tabel 1.

22
HASIL
✘ Menurut uji ANOVA F pada ekstrak ✘ Menurut hasil dari uji F ANOVA di
metanol C. obtusa, nilai signifikan 0,000 acarbose, nilai signifikan 0,000 (P <0,05)
(P <0,05) diperoleh, yang menunjukkan diperoleh, yang menunjukkan bahwa
bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak perbedaan konsentrasi acarbosa (0,1, 0,5,
(10, 20, 30, 40 dan 50 mg / mL) 1, 5 dan 10 mg / mL) mempengaruhi α-
mempengaruhi penghambatan α- inhibisi glukosidase dengan persentase
glukosidase dengan persentase masing- masing-masing 23,83%, 63,20%,
masing 12,19%, 33,97%, 43,25%, 54,48% 75,98%, 92,36% dan 96,05%. Nilai IC50
dan 57,91%. Nilai IC50 adalah 36,40 mg adalah 0,32 mg / mL. Hasil uji Duncan
/ mL. Hasil uji Duncan selanjutnya lebih lanjut menunjukkan bahwa ada
menunjukkan bahwa ada perbedaan perbedaan yang signifikan dalam
yang signifikan dalam penghambatan α- penghambatan α-glukosidase pada
glukosidase pada berbagai konsentrasi berbagai konsentrasi acarbose.
ekstrak.

23
Kesimpulan

✘ Korelasi antara konsentrasi ekstrak metanol C.


obtusa dengan persentase penghambatan α-
glukosidase dan korelasi antara konsentrasi
acarbose dengan persentase penghambatan
α-glukosidase disajikan pada Gambar 2 dan 3.
Berdasarkan Gambar 2, ada korelasi antara
konsentrasi ekstrak dengan persentase
penghambatan, di mana peningkatan
konsentrasi ekstrak diikuti oleh peningkatan
penghambatan α-glukosidase. Kurva
dibentuk oleh persamaan y = 28,821 ln (x) -
53,599, menghasilkan nilai IC50 sebesar
36,40 mg / mL. Acarbose sebagai kontrol
positif, kurva dibentuk oleh persamaan y =
15.306 ln (x) + 67.478 yang menghasilkan
24 nilai IC50 sebesar 0,32 mg / mL.
THANK’S
ANY QUESTIONS?

25

Anda mungkin juga menyukai