A; Tinjauan Teori
1; Pengertian
Fibrilasi ventrikular adalah kelainan irama jantung dengan tidak
ditemukan depolarisasi ventrikel yang terorganisasi sehingga ventrikel tidak
mampu berkontraksi sebagai suatu kesatuan dengan irama yang sangat kacau
serta tidak terlihat gelombang P,QRS, maupun T. Aktivitas listrik jantung
menjadi terganggu. Ketika ini terjadi, ventrikel berkontraksidengan sangat
cepat dan tidak teratur. Jantung memompa sedikit atau bahkan tidak ada
darah.Dapat tiba-tiba terjadi kolaps dan henti jantung mendadak. (Hudak,
1997).
Pada aritmia ini denyut jantung tidak terdengar dan tidak teraba, dan
tidak ada respirasi. Polanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan
aritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi aktivitas jantung, maka dapat
terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi ventrikel tidak segera
dikoreksi (Smeltzer, 2001). Fibrilasi ventrikel jantung merupakan penyebab
utama dari berhenti berdetaknya otot jantung. Fibrilasi jantung terjadi jika
terdapat potensial aksi yang menjalar pada otot jantung tanpa terkendali atau
menjadi liar (douglas,2007). Hal ini bisa disebabkan karena sengatan listrik
yang mendadak dan ischemia (kurangnya suplai darah pada satu bagian,
biasanya disebabkan karena penghambatan fungsional
atau penyumbatan
2;
P
e
n
ye
b
a
b (Etiologi)
Vibrilasi ventrikel dapat terjadi pada kondisi : iskemia dan infark miokard,
c; Noncardiac respiratory
Bronchospasm
Aspirasi
Hipertensi pulmonal primer
Emboli pulmonal
Tension pneumotoraks
Metabolik atau toksik
Obat-obatan
Keracunan
Sepsis
e; Neurologik
Kejang
Perdarahan intrakranial atau strok iskemik
Tenggelam
atau koma, mempunyai insidensi asistole lebih tinggi dari pada VF,
mempunyai kecendrungan menjadi durasi penyakit terminal memanjang, dan
didominasi oleh peristiwa non kardiak sebelum penyakit terminal
Sebaliknya, kematian gagal sirkulasi terjadi pada pasien yang tidak
aktif
atau
mempunyai
menjadi
durasi
penyakit
pada VF,
terminal
yang
4; Patofisiologi
Aktivitas listrik pada fibrilasi ventrikel ditandai oleh depolarisasi sel
yang tidak beraturan melalui otot jantung ventrikel. Berkurangnya depolarisasi
yang terkoordinasi mencegah terjadinya kontraksi yang efektif dari otot
jantung dan pengeluaran darah dari jantung. Pada pemeriksaan EKG tidak
ditemukan kompleks QRS walaupun jarak amplitudo yang melebar pada
aktivitas listrik ditemukan, dari gelombang sinus di ventrikel menyebabkan
terjadinya fibrilasi ventrikel yang mungin sulit dibedakan dengan asistol.
Aritmia ini dipertahankan oleh adanya jalur masuk yang berulang-ulang
karena bagian dari otot jantung mengalami depolarisasi secara konstan.
Fibrilasi ventrikel dimulai ketika daerah pada miokard memiliki bagian
refraksi dan bagian konduksi pada jalur masuk. Adanya kombinasi ini
menghasilkan irama sendiri. Fibrilasi ventrikel terjadi pada situasi klinis yang
bervariasi, namun lebih sering dihubungkan dengan penyakit jantung koroner
(PJK) dan sebagai kondisi terminal. Firilasi ventrikel dapat disebabkan oleh
infark miokard akut atau iskemik, atau dapat pula disebabkan oleh skar infark
yang kronik. Akumulasi kalsium intraseluler, aktivitas radikal bebas,
gangguan metabolik, dan modulasi autonom memiliki pengaruh yangbesar
pada perkembangan fibrilasi ventrikel pada iskemik.
Terdapat 3 jenis sel dalam jantung yang berperan dalam proses impuls
normal di dalam jantung, yaitu:
1; Sel perintis (pacemaker cells)> Sumber daya listrik jantung.
Nodus sino- atrial (SA) adalah pacemaker jantung. Ia terletak di atas krista
terminalis, dibawah pembukaanvena cava superior di dalam atrium kanan
2; Sel konduksi listrik> Kabel jantung.
Impuls yang dihasilkan oleh nodus SA diantar melalui otot-otot atrial
untuk menyebabkan sinkronisasikontraksi atrial. Impuls tiba ke nodus
atrioventrikular
(AV)
yang terletak
di
septum
interatrial
dibawahpembukaan sinus koronaria. Dari sini impuls diantar keventrikel
melalui serabut atrioventrikular (His) yangturun ke dalam septum
interventrikular. Serabut His terbagi menjadi 2 cabang kanan dan kiri
yangmenghantar serabut Purkinje untuk tetap didalam subendokardium
dari ventrikel. Posisi serabut Purkinjemenentukan kontraksi ventrikel yang
hampir sinkron.
3; Sel miokardium> Mesin kontraksi jantung.
Jika sebuah gelombang depolarisasi mencapai sebuah sel jantung, kalsium
akan dilepaskan ke dalam selsehingga sel tersebut berkontraksi. Sel
jantung memiliki banyak sekali protein kontraktil, yaitu aktin danmiosin.
5; Komplikasi
1; Emboli paru
2; Emboli otak
3; Henti jantung
4; Kematian
5; Penatalaksanaan
sebab lainnya. Dua bagian utama dari CPR adalah bantuan pernapasan dan
pemijatan dada. Oleh karena itu CPR bisa digolongkan pendukung kehidupan
darurat atau pertolongan darurat (Arthur,2008 ; Dachlan,2010).
Menurut Prof. dr Ruswan Dachlan Sp An KIC, CPR dapat menggandakan
kesempatan korban untuk selamat jika dilakukan dengan segera (Dachlan,2012).
Hal ini dikarenakan jika ditunda-tunda maka dalam 5 sampai 8 menit maka akan
terjadi kecacatan mental permanen atau kerusakan jaringan otak. Jika dibiarkan
lebih lama lagi maka dapat dipastikan korban akan meninggal.
Berdasarkan pengalaman dalam unit perawatan koroner dan program latihan yang
diawasi, mungkin sebagian besar korban kematian mendadak dapat diresusitasi
pada saat henti yang dengan sokongan kardiopulmoner segera dan defibrilasai.
Sehingga penting bagi sebagian masyarakat dilatih untuk memulai CPR sesegera
setelah henti jantung dan bahwa sistem paramedis disusun untuk berespon dengan
defibrilator dalam 3 menit.
d;
e;
f;
g;
6; Pemeriksaan penunjang
;
EKG
Hasil
rekaman
elektrokardiografik
yang
kontinyu
umumnya
7; Prognosis
Menurut Dewanto (2009), prognosis pada klien dengan stroke adalah
bergantung pada penyebab, beratnya gejala, dan respon terapi.
B; Asuhan Keperawatan
1; Pengkajian
1; Pola Persepsi Kesehatan Dan Peliharaan Kesehatan
2;
3;
4;
5;
2; Diagnosa Keperawatan
1; Penurunan curah jantung berhubungan dengan Gangguan kontraktilitas
2; Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
kapiler-alveolar.
3; Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan
4; Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum
3; Intervensi Keperawatan
1; Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan kontraktilitas
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 124 jam Klien
menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung , Melaporkan
penurunan epiode dispnea, angina, Ikut serta dalam aktivitas yang
mengurangi beban kerja jantung.
Kriteria evaluasi :
; Menunjukan curah jantung yang memuaskan
; Menunjukan status sirkulasi
; Tekanan darah sistolik, diastolik, dan rerata rentang tekanan
darah dalam batas normal
; Denyut jantung dibawah normal
Intervensi
1; Auskultasi nadi apical ; kaji
frekuensi, irama jantung.
Rasional
Biasnya terjadi takikardi (meskipun
pada
saat
istirahat)
untuk
mengkompensasi
penurunan
kontraktilitas ventrikel.
3;
4;
5;
6;
kapiler-alveolar.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 124 jam Klien dapat
Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi adekuat pada jaringan
Krikteria Hasil:
; Oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress
pernapasan.,
; Menunjukan pertugaran gas efektif
; Menunjukan status pernapasan : ventilasi tidak terganggu
Intervensi
Rasional
menyatakan
adnya
kongesti
paru/pengumpulan secret menunjukkan
kebutuhan untuk intervensi lanjut.
2; Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, membersihkan
jalan
nafas
dan
nafas dalam.
memudahkan aliran oksigen.
1; Pantau bunyi nafas, catat krekles
sesuai indikasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 124 jam Klien sudah
tidak merasa nyeri lagi atau nyeri hilang
Krikteria Hasil:
; Klien tampak rileks
; Skala nyeri 1
Intervensi
Rasional
Nyeri secara khas terletak subternal
perhatikan awitan dan factor
dan dapat menyebar keleher dan
pemberat dan penurun.Perhatikan
punggung. Namun ini berbeda dari
petunjuk nonverbal ketidak
iskemia infark miokard. Pada nyeri ini
nyamanan
dapat memburuk pada inspirasi dalam,
gerakan atau berbaring dan hilang
dengan duduk tegak/membungkuk
2; Lingkungan yang tenang dan
Untuk menurunkan ketidaknyamanan
tindakan kenyamanan mis: perubahan fisik dan emosional pasien.
posisi, masasage punggung,kompres
hangat dingin, dukungan emosional
1; Selidiki keluhan nyeri dada,
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 124 jam Klien
Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan diri
sendiri, Mencapai peningkatan toleransi aktivitas
Krikteria Hasil:
; Menurunnya kelemahan dan kelelahan.
; Keadaan umum cukup
1; Periksa tanda vital sebelum dan
aktivitas.
4; Implementasi program rehabilitasi
jantung/aktivitas (kolaborasi)
Penurunan/ketidakmampuan
miokardium
untuk
meningkatkan
volume sekuncup selama aktivitas dpat
menyebabkan peningkatan segera
frekuensi jantung dan kebutuhan
oksigen juga peningkatan kelelahan
dan kelemahan.
Dapat
menunjukkan
peningkatan
dekompensasi
jantung
daripada
kelebihan aktivitas.
Peningkatan bertahap pada aktivitas
menghindari kerja jantung/konsumsi
oksigen berlebihan. Penguatan dan
perbaikan fungsi jantung dibawah
stress, bila fungsi jantung tidak dapat
membaik kembali,
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media
Aesculapius FKUI
Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. salemba medika: jakarta.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna
Publishing
Smeltzer, Suzanne.(1996). Keperawatan Medikal Bedah.(2002) alih bahasa
Monica Ester. Jakarta : EGC
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R.,(2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Diagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC Edisi Revis Jilid 2.