Anda di halaman 1dari 20

BAJA

Fe - C
BAJA
• Baja didefinisikan sebagai paduan besi (Iron = Fe) dan karbon
(Carbon = C), dimana konsentrasi karbon dalam baja
mempunyai batas tertentu.

• Baja banyak diproduksi dan digunakan secara luas dalam


kegiatan rekayasa berbagai industri, karena beberapa faktor
sebagai berikut :
1) Senyawa besi banyak terkandung dalam kerak bumi.
2) Logam besi dan baja paduan dapat diproduksi relatif
ekonomis melalui proses ekstraksi, pemurnian, pemaduan
dan fabrikasi.
3) Paduan baja beraneka guna, dan mampu diproses menjadi
berbagai bentuk produk dengan sifat fisik dan mekanis yang
bervariasi
KLASIFIKASI BAJA
1) Menurut komposisi kimia :
• baja karbon rendah (low carbon steel) : C < 0,25 %,
• baja karbon menengah (medium carbon steel) :
0,25 % < C < 0,60 %
• baja karbon tinggi (high carbon steel) :
0,60 % < C < 1,40 %
• baja paduan rendah (low alloy steel) : unsur paduan
< 10 %,
• baja paduan tinggi (high alloy steel) : unsur paduan
> 10 %.
2) Menurut mikrostrukturnya :
• baja hipoeutektoid : ferit dan perlit,
• baja eutektoid : perlit,
• baja hipereutektoid : sementit dan perlit,
• baja bainit,
• baja martensit.
3) Menurut cara pembuatannya :
• open hearth
• basic oxygen process
• electric furnace,
• Bessemer,
• Siemen – Martin,
• dan lain-lainnya.
4) Menurut penggunannya :
• baja konstruksi,
• baja mesin,
• baja pegas,
• baja ketel,
• baja perkakas, dll.
5) Menurut bentuknya :
• baja pelat,
• baja strip, barang setengah jadi yang
• baja sheet, banyak di pasaran
• baja pipa,
• baja batang profil, dll.
6) Menurut kekuatannya : St37, St42, St50, dst.
Standar DIN (Jerman)
St X X
Kekuatan dalam kg/mm2
Steel
(baja)

Contoh : St37 = baja dengan kekuatan 37 kg/mm2


PENAMAAN
STANDAR PENAMAAN NEGARA

AISI 1010 1030 1070 USA

AMS 5040,5042,5044,5047, - - USA


5053
ASTM A29,A108,A510,A519, A29, A108, A510, A512, A29, A510, USA
A545,A549,A575,A576 A519, A544, A545, A546, A576, A682
A547, A682
SAE J403,J412,J414 J403, J412, J414 J403, J412, USA
J414
UNS G10100 G10300 G10700 USA

MIL SPEC MIL-S-11310 MIL-S-11310 MIL-S-11713 USA

SS14 - - 1770, 1778 SWEDEN

JIS S 9 CK, S 10 C, S 12 C S 38 C S 15 C JAPAN

DIN 1.1121 1.1172 1.1231 GERMANY

AFNOR XC 10 XC 32, XC 35, XC 38 XC 68 FRANCE

UNI - CB 35 ITALY
Plain Carbon Steel
• Besi + Karbon + sedikit unsur lain disebut baja
karbon (plain carbon steel).

• Terbagi menjadi tiga kelompok:


1) Baja Karbon Rendah ( < 0,25 % C )
2) Baja Karbon Medium ( 0,25 % < C < 0,60 % )
3) Baja Karbon Tinggi ( 0,60 % < C < 1,40 % )
Baja Karbon Rendah (Low Carbon Steel)
a.Sifatnya :
Relatif lunak dan ulet
Ductility dan toughness tinggi
mudah dibentuk
Kekuatan relatif rendah
Mampu mesin dan mampu las
Tidak dapat dikeraskan kecuali dengan karburizing
b.Aplikasi:
Baja konstruksi umum: baja profil rangka, bangunan, baja
tulangan beton, rangka kendaraan, mur baut, pelat pipa
c.Memiliki yield strength of 275 MPa (40,000 psi), tensile strengths
between 415 and 550 MPa (60,000 and 80,000 psi), and a
ductility of 25%EL.
Baja Karbon Medium (Medium Carbon Steel)
a. Sifatnya :
 Kekuatan lebih tinggi dari baja karbon rendah
 Lebih tangguh
 Dapat dikeraskan
 Dapat dilakukan perlakuan panas melalui austenizing, quenching dan
kemudian tempering untuk meningkatkan sifat mekaniknya. Biasanya
digunakan pada kondisi temper untuk mendapatkan microstruktur berupa
temper martensite.
b. Aplikasi:
Baja konstruksi umum: baja profil rangka, bangunan, baja tulangan beton,
rangka kendaraan, mur baut, pelat pipa
Baja konstruksi mesin: bahan poros, roda gigi dan suku cadang yang
berkekuatan tinggi (rantai)
c. Penambahan chromium, nickel, dan molybdenum meningkatkan kapasitas
paduan untuk di lakukan perlakuan panas, akan didapatkan kombinasi
kekuatan-keuletan, tahan aus dan tangguh.
Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel)

a. Sifatnya :
 Lebih keras (keras dan getas)
 Tahan aus
 Ketangguhan rendah

b. Aplikasi:
Baja ini biasanya dicelup agar keras,disusul dengan penemperan
pada suhu 250oC sehingga dapat dicapai kekuatan yang
memadai dengan keuletan yang memenuhi persyaratan untuk
pegas, perkakas potong dan bagian-bagian yang harus tahan
terhadap gesekan, mata bor, reamer, tap dan cetakan untuk
material pembentukan dan cetakan sepeti pisau, pahat, gergaji
besi, dan kawat kekuatan tinggi.
HYPOEUTECTOID STEEL
T(°C)
1600

1400 L
(Fe-C
   +L System)
  1200 1148°C L+Fe 3 C
austenite)

Fe 3 C (cementite)
  1000 Adapted from Figs. 9.21
  +Fe 3 C and 9.26,Callister 6e. (Fig.
9.21 adapted from Binary
 r s
  800 727°C Alloy Phase Diagrams, 2nd
ed., Vol. 1, T.B. Massalski
  R S (Ed.-in-Chief), ASM
w  =s /(r +s ) 6 00 +Fe 3 C International, Materials
w  =(1-w ) Park, OH, 1990.)

4 00
 0 Co 1 2 3 4 5 6 6.7
0.77

 pearlite C o , wt% C
 w pearlite = w 
w  =S/(R+S) 100 m
Hypo eutectoid
w Fe3C =(1-w ) steel

Adapted from
Fig. 9.27,Callister
6e. (Fig. 9.27 courtesy Republic Steel Corporation.) 22
EUTECTOID STEEL
HYPEREUTECTOID STEEL
T(°C)
1600

1400 L
(Fe-C
   +L System)
  1200 1148°C L+Fe 3 C
austenite)

Fe 3 C (cementite)
  1000
  +Fe 3 C Adapted from Figs. 9.21
and 9.29,Callister 6e. (Fig.
Fe 3 C 9.21 adapted from Binary
  800 r s Alloy Phase Diagrams, 2nd
   R S
ed., Vol. 1, T.B. Massalski
(Ed.-in-Chief), ASM
w Fe3C =r/(r +s )6 00 +Fe 3 C International, Materials
w  =(1-w Fe3C ) Park, OH, 1990.)
4 00
0 1 Co 2 3 4 5 6 6.7
0.77

pearlite C o , wt% C
w pearlite = w 
w  =S/(R+S) 6 0m Hypereutectoid
w Fe3C =(1-w ) steel
Adapted from
Fig. 9.30,Callister
6e. (Fig. 9.30
copyright 1971 by United States Steel Corporation.) 23
PENGARUH ELEMEN PADUAN
(a). Karbon ( C ).
Karbon adalah unsur pengerasan (Hardening Agent) yang dominan dalam baja.
bertambahnya kandungan karbon akan meningkatkan sifat kekerasan baja. akibat
kekuatan tarik dan kekerasan juga ikut meningkat, tetapi keuletan dan sifat mampu
las cenderung turun dengan naiknya kandungan karbon.
(b). Mangan (Mn), Titik lebur 12440C.
Mangan (Mn) meningkatkan kekuatan dan kekerasan (karena menguatkan fasa
ferit), tetapi pengaruhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan karbon. Pengaruh
Mn akan memperbaiki kekakuan dan tahan terhadap abrasi atau gesekan, Mn juga
berfungsi sebagai deoksidasi, yaitu mengikat sulfur membentuk senyawa Mns yang
titik cairnya lebih tinggi dari titik cair baja, sehingga cenderung terperangkap
sebagai inklusi.
(c). Silisium (Si), titik lebur 14100C.
Ditambahkan sebagai unsur deoksidasi (deoxidator) disamping itu dapat
meningkatkan kekuatan baja tanpa mengakibatkan penurunan terhadap sifat
keuletannya (karena berfungsi sebagai stabilator cementite), dan juga menaikkan
tahanan listrik, dan magnetic permeability.
(d). Phospor, Titik lebur 44 0C.
Phospor (P) dengan jumlah yang cukup besar dalam baja akan meningkatkan
kekuatan dan kekerasan, tetapi keuletannya cenderung turun dan mudah
mengalami retak dingin (Cold Shortness) atau getas pada suhu rendah, sehingga
peka terhadap beban benturan (impak). Efek positif unsur P akan meningkatkan
fluiditas, sehingga baja mudah di rol secara panas.
(e). Sulfur (S), Titik lebur 118 0C.
Sulfur akan menurunkan sifat keuletan dan ketangguhan (terhadap beban
benturan). Sulfur yang berlebihan akan bereaksi dengan Fe membentuk FeS. Dan
sistem Fe-FeS memiliki titik lebur 985 °C (lebih rendah dari titik cair baja 1400 °C -
1539 °C), sehingga terjadi diskontiunitas struktur yang disebut Hot-Shortness
(kegetasan pada suhu tinggi) ketika mengalami proses Hot-Rolling, atau ketika
mengalami proses pengelasan.
(f). Aluminium (A1), Titik lebur 660 0C.
Al sebagai unsur deoksidator (mengikat oksigen yang ada dalam cairan baja).
Disamping itu Al muda bereaksi dengan nitrogen, membentuk endapan Nitrida
yang cenderung mengendap dibatas butir struktur baja, sehingga sifat kekerasan
baja meningkat. Al dalam kadar kecil menekan pembentukan Blow Hole pada
ingot dan dapat menyebabkan butiran halus (fine grain size) pada baja.
(g). Nickel (Ni), Titik lebur 1453 0C.
Ni meningkatkan kekuatan (meskipun keuletannya sedikit turun) dan
memperbaiki ketangguhan baja, terutama pada temperatur rendah. Ni
bersama Chrom (Cr) meningkatkan ketahanan korosi dan ketahanan
panas baja. Nickel tidak mengganggu sifat mampu las baja.

(h). Chromium (Cr), Titik lebur 19200C.


Meningkatkan kekerasan dan kekuatan, dan sifat elas-tisitas sedikit
turun, demikian pula ketangguhannya. Cr, meningkatkan ketahanan
terhadap aus bahan baja. Dengan meningkatnya kandungan Cr, sifat
mampu lasnya akan semakin terganggu. Cr biasanya dipadukan
bersama-sama tambahan Nickel (Ni) untuk menghasil-kan baja tahan
karat "stainless", yang biasa dipakai untuk baja heat resistant dan high
deformance.

(i). Tembaga (Cu), Titik lebur 10840C.


Cu meningkatkan kekuatan dan batas mulur (yield point) bahan baja,
tetapi mengurangi sifat elastisitas-nya. Cu dalam jumlah kecil akan
meningkatkan ketahanan korosi baja terhadap atmosfir. Dan Cu tidak
mengurangi sifat mampu las baja
(j). Molybdenum (Mo), Titik lebur 26100C.
Mo meningkatkan kekuatan tarik, terutama ketahanan panas baja dan juga
mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat mampu lasnya. Baja dengan
kandungan Mo tinggi sulit diproses tempa (forging). Mo berfungsi sebagai
stabilator karbida, sehingga mencegah terbentuknya grafitisasi pada pemanasan
yang cukup lama, dan meningkatkan ketahanan creep pada suhu tinggi.

(k). Vanadium (V), Titik lebur 17300C.


Meningkatkan kekuatan tarik dan batas mulur, terutama sifat Hot-Hardness baja.
V sebagai elemen penstabil karbida, dan dikombinasikan dengan Cr diperoleh
baja tahan panas, dan dikombonasikan dengan W (tungsten) dimanfaatkan
sebagai baja perkakas.

(l). Tungsten/ Wolfram (W), Titik lebur 33800C.


Meningkatkan sifat kekuatan, kekerasan dan kekuatan aus baja. W mempunyai
kecenderungan sangat kuat untuk membentuk karbida, oleh karenanya
dimanfaatkan untuk membuat baja tahan panas.

(m). Titanium (Ti), Titik lebur 18120C.


Elemen sangat keras, penstabil karbida. Sebagai elemen pemadu dalam
Stainless Steel untuk meningkatkan ketahanan korosi batas kristal (Intergranular
Corrosion), disamping memperhalus butir kristal.

Anda mungkin juga menyukai