Fe - C
BAJA
• Baja didefinisikan sebagai paduan besi (Iron = Fe) dan karbon
(Carbon = C), dimana konsentrasi karbon dalam baja
mempunyai batas tertentu.
UNI - CB 35 ITALY
Plain Carbon Steel
• Besi + Karbon + sedikit unsur lain disebut baja
karbon (plain carbon steel).
a. Sifatnya :
Lebih keras (keras dan getas)
Tahan aus
Ketangguhan rendah
b. Aplikasi:
Baja ini biasanya dicelup agar keras,disusul dengan penemperan
pada suhu 250oC sehingga dapat dicapai kekuatan yang
memadai dengan keuletan yang memenuhi persyaratan untuk
pegas, perkakas potong dan bagian-bagian yang harus tahan
terhadap gesekan, mata bor, reamer, tap dan cetakan untuk
material pembentukan dan cetakan sepeti pisau, pahat, gergaji
besi, dan kawat kekuatan tinggi.
HYPOEUTECTOID STEEL
T(°C)
1600
1400 L
(Fe-C
+L System)
1200 1148°C L+Fe 3 C
austenite)
Fe 3 C (cementite)
1000 Adapted from Figs. 9.21
+Fe 3 C and 9.26,Callister 6e. (Fig.
9.21 adapted from Binary
r s
800 727°C Alloy Phase Diagrams, 2nd
ed., Vol. 1, T.B. Massalski
R S (Ed.-in-Chief), ASM
w =s /(r +s ) 6 00 +Fe 3 C International, Materials
w =(1-w ) Park, OH, 1990.)
4 00
0 Co 1 2 3 4 5 6 6.7
0.77
pearlite C o , wt% C
w pearlite = w
w =S/(R+S) 100 m
Hypo eutectoid
w Fe3C =(1-w ) steel
Adapted from
Fig. 9.27,Callister
6e. (Fig. 9.27 courtesy Republic Steel Corporation.) 22
EUTECTOID STEEL
HYPEREUTECTOID STEEL
T(°C)
1600
1400 L
(Fe-C
+L System)
1200 1148°C L+Fe 3 C
austenite)
Fe 3 C (cementite)
1000
+Fe 3 C Adapted from Figs. 9.21
and 9.29,Callister 6e. (Fig.
Fe 3 C 9.21 adapted from Binary
800 r s Alloy Phase Diagrams, 2nd
R S
ed., Vol. 1, T.B. Massalski
(Ed.-in-Chief), ASM
w Fe3C =r/(r +s )6 00 +Fe 3 C International, Materials
w =(1-w Fe3C ) Park, OH, 1990.)
4 00
0 1 Co 2 3 4 5 6 6.7
0.77
pearlite C o , wt% C
w pearlite = w
w =S/(R+S) 6 0m Hypereutectoid
w Fe3C =(1-w ) steel
Adapted from
Fig. 9.30,Callister
6e. (Fig. 9.30
copyright 1971 by United States Steel Corporation.) 23
PENGARUH ELEMEN PADUAN
(a). Karbon ( C ).
Karbon adalah unsur pengerasan (Hardening Agent) yang dominan dalam baja.
bertambahnya kandungan karbon akan meningkatkan sifat kekerasan baja. akibat
kekuatan tarik dan kekerasan juga ikut meningkat, tetapi keuletan dan sifat mampu
las cenderung turun dengan naiknya kandungan karbon.
(b). Mangan (Mn), Titik lebur 12440C.
Mangan (Mn) meningkatkan kekuatan dan kekerasan (karena menguatkan fasa
ferit), tetapi pengaruhnya lebih kecil bila dibandingkan dengan karbon. Pengaruh
Mn akan memperbaiki kekakuan dan tahan terhadap abrasi atau gesekan, Mn juga
berfungsi sebagai deoksidasi, yaitu mengikat sulfur membentuk senyawa Mns yang
titik cairnya lebih tinggi dari titik cair baja, sehingga cenderung terperangkap
sebagai inklusi.
(c). Silisium (Si), titik lebur 14100C.
Ditambahkan sebagai unsur deoksidasi (deoxidator) disamping itu dapat
meningkatkan kekuatan baja tanpa mengakibatkan penurunan terhadap sifat
keuletannya (karena berfungsi sebagai stabilator cementite), dan juga menaikkan
tahanan listrik, dan magnetic permeability.
(d). Phospor, Titik lebur 44 0C.
Phospor (P) dengan jumlah yang cukup besar dalam baja akan meningkatkan
kekuatan dan kekerasan, tetapi keuletannya cenderung turun dan mudah
mengalami retak dingin (Cold Shortness) atau getas pada suhu rendah, sehingga
peka terhadap beban benturan (impak). Efek positif unsur P akan meningkatkan
fluiditas, sehingga baja mudah di rol secara panas.
(e). Sulfur (S), Titik lebur 118 0C.
Sulfur akan menurunkan sifat keuletan dan ketangguhan (terhadap beban
benturan). Sulfur yang berlebihan akan bereaksi dengan Fe membentuk FeS. Dan
sistem Fe-FeS memiliki titik lebur 985 °C (lebih rendah dari titik cair baja 1400 °C -
1539 °C), sehingga terjadi diskontiunitas struktur yang disebut Hot-Shortness
(kegetasan pada suhu tinggi) ketika mengalami proses Hot-Rolling, atau ketika
mengalami proses pengelasan.
(f). Aluminium (A1), Titik lebur 660 0C.
Al sebagai unsur deoksidator (mengikat oksigen yang ada dalam cairan baja).
Disamping itu Al muda bereaksi dengan nitrogen, membentuk endapan Nitrida
yang cenderung mengendap dibatas butir struktur baja, sehingga sifat kekerasan
baja meningkat. Al dalam kadar kecil menekan pembentukan Blow Hole pada
ingot dan dapat menyebabkan butiran halus (fine grain size) pada baja.
(g). Nickel (Ni), Titik lebur 1453 0C.
Ni meningkatkan kekuatan (meskipun keuletannya sedikit turun) dan
memperbaiki ketangguhan baja, terutama pada temperatur rendah. Ni
bersama Chrom (Cr) meningkatkan ketahanan korosi dan ketahanan
panas baja. Nickel tidak mengganggu sifat mampu las baja.