Anda di halaman 1dari 33

LOGAM FERROUS DAN

NON FERROUS
DESTRI MULIASTRI, S.Si, M.T
SIFAT MEKANIK MATERIAL
Sifat Mekanik adalah Salah Satu Sifat terpenting, Karena Sifat Mekanik Menyatakan Kemampuan Suatu Bahan
(tentunya juga komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban/gaya/energy tanpa
menimbulkan kerusakan pada bahan/komponen tersebut.

Beberapa Sifat Mekanik yang penting antara lain :


1. Kekuatan (Strength) menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabka bahan
menjadi patah.
2. Kekerasan (Hardness) Kemampuan bahan untuk tahan terhadap penggoresan, pengikisan, indentasi
3. Kekenyalan (Elasticity) Kemampuan Bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan di hilangkan
4. Kekakuan, (Stiffness) Kemampuan bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa mengakibatkan terjadinya
deformasi plastis
5. Plastisitas (Plasticity) Kemampuan Bahan untuk mengalami deformasi plastis tanpa mengakibatkan terjadinya
kerusakan
6. Ketangguhan, Kemampuan Bahan untuk menyerap sejumlah energy tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan
7. Kelelahan, Kecenderungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang-ulang
BESI COR

Ferrous alloys with > 2.1 wt% C


◦more commonly 3.0 -4.5 wt% C
Low melting –relatively easy to cast
Generally brittle
Cementite decomposes or dissociate to -ferrite + graphite
Fe3C 3 Fe () + C (graphite)
◦generally a slow process
Fe-C True Equilibrium Diagram
T(ºC)
1600
Graphite formation promoted by
1400 L
Liquid +
• Si > 1 wt% Graphite
 +L
• slow cooling 1200  1153ºC
Austenite 4.2 wt% C

Most cast irons, the iron exist as 1000


graphite.   + Graphite
800
740ºC

0.65
600
Adapted from Fig. 11.2, Callister & Rethwisch 8e. [Fig.  + Graphite
11.2 adapted from Binary Alloy Phase Diagrams, 2nd
ed., 400
Vol. 1, T.B. Massalski (Ed.-in-Chief), ASM 0 1 2 3 4 90 100
International, Materials Park, OH, 1990.] (Fe) C, wt% C
Types of Cast Iron
Gray iron
Kandungan karbon antar 2.5 – 4.0 wt%
Kandungan silicon tinggi (1.0 dan 3.0 wt % Si) membentuk grafit dengan
mudah sehingga Fe3C tidak terbentuk
graphite flakes  serpih grafit terbentuk saat proses pendinginan (lihat
gambar)
Keuletannya rendah krn adanya serpihan karbon sehingga gray iron lemah dan
getas dalam penarikan
Sangat kuat saat proses penekanan
Adapted from Fig.
11.3(a) & (b),
Peredam getaran yang sangat baik. Callister &
Rethwisch 8e.

Tahan pemakaian  digunakan sebagai landasan mesin dan alat berat


Types of Cast Iron
Nodular or ductile iron
Penambahan sedikit Mg dan Ce dapat menyebabkan mikrostruktur
gray iron berubah menjadi nodular iron
Grafit sebagai spheroid (nodul) bukan serpih

Keuletannya lebih tinggi disbanding gray iron (%EL = 10-20 %)


Nodular iron dapat mengalami laku panas menjadi ferit, perlit, dan
martensit temper. Ex : fasa ferit mempunyai kekuatan 380 dan 480
Mpa dan % EL ferit > martensit temper
Aplikasi : valve, gears, komponen mesin dan Adapted from Fig.
11.3(a) & (b),
otomotif Callister &
Rethwisch 8e.
TYPE S O F C AST IRON
White iron

•Mengandung 2.25 wt% C dan < 1 wt% Si


•Karbon merupakan fasa simentit bukan grafit  pada saat
pendinginan cepat
•pearlite + simentit Sangat keras
dan getas
•Aplikasi  untuk pembuatan suku cadang yang tahan gesekan karena
White iron: the light cementite regions
jumlah karbida yang besar ~30% (volume) tahan terhadap kikisan are
dansurrounded by pearlite, which has
the ferrite–cementite layered structure.
produk tahan aus. 400x. Adapted from Fig. 11.3(c) & (d),
Callister & Rethwisch 8e.

• Ex : mesin roll pada rolling mills


TYPE S O F C AST IRON

Malleable iron
White iron di anil pada T = 800-900ºC, maka

Fe3C  Fe + C (grafit)

Reaksi ini terjadi dalam keadaan padat dan


grafit membentuk gumpalan
Malleable iron: dark graphite
Lebih mampu tempa dibandingkan dengan besi cor kelabu rosettes (temper carbon) in an
a-ferrite matrix. 150x. (Adapted
from Fig. 11.3(c) & (d), Callister &
Rethwisch 8e.
LOGAM NON FERROUS DAN
PADUANNYA
KLASIFIKASI LOGAM PADUAN
ALUMINUM ALLOY
Aluminum dan Paduannya memiliki karakteristik sebagai
berikut :

 Densitas Rendah (2,7 g/cm3)


 Konduktivitas panas dan listrik yang tinggi
 Tahan Korosi
 Dalam Keadaan murni, bersifat non toxic

Kekuatan Al dapat ditingkatkan dengan pengerolan, peningkatan kekuatan dapat diperoleh dengan
pemaduan unsur lain. Misalnya Mg, Si, Cu dan Zn.

 Aplikasi : Aluminium – lithium  industry pesawat


terbang (membutuhkan biaya yang tinggi dlm proses
manufaktur)

Aluminium 6061  saluran pipa, truk, perkakas


rumah
Klasifikasi dan Tanda Tempering

Klasifikasi aluminum didasarkan pada : ;

 Aluminum Tempa dan aluminum paduan tempa


 Aluminum paduan cor casting

Struktur kristal Al adalah FCC, dalam bentuk pelat Aluminum memiliki keuletan tinggi. Aluminum
memiliki temperature leleh, 6600C. Aluminum bisa dikeraskan dengan cara age hardening.
 Produksi Aluminium
Bijih Aluminium  Bauxite  Aluminium oxide
(Al 2 O 3 -H 2 O) dan oksida lainnya

 Proses Ekstraksi Aluminium dari bauxite, ada


3 tahap :
Proses Ekstraksi
1. Pembuatan serbuk (dibersihkan
dan
dihancurkan)

2. Proses Bayer (bauxite  Alumina (Al2 O3 )


3. Proses Elektrolisis (Alumina  Aluminium dan
g as oksig en, O 2)
 Aluminium murni  99.3 s.d 99.7 % Al.
 Aluminium dengan kemurnian tinggi di pilih
Komposisi untuk keperluan conductor listrik , reflector
Kimia dan dll.

Aplikasi Al  Aluminium yang relatif lunak, dan


memiliki mampu ulet bentuk dan
yang baik. mampu las
Komposisi
Kimia dan
Aplikasi Al
Pengkodean pada
Aluminium

 Klasifikasi aluminum didasarkan pada ;


a. Aluminum tempa dan aluminum paduan tempa

TUGA b. Aluminium paduan cor casting (casting )

S1 Sistem penandaan aluminum empat digit


menandakan apakah aluminum tempa
yang
atau
aluminum tempa paduan .
Tembaga dan paduan menurut C DA ( Copper
Development Assocition) diklasifikasikan dalam :

TUGA  a. Tembaga paduan tempa C 100 s.d. C


799

S2  b. Tembaga paduan cor C 800 s.d C 999.


Magnesium dan Paduaannya

• Magnesium memiliki karakteristik masa jenis 1,7 g/cm 3, (ringan), sel


satuan HCP relatif lunak dengan modulus elastisitas sekitar 45 GPa.
• Pada suhu kamar manesium sulit dibentuk dengan pengerjaan dingin.
Oleh sebab itu pembentukkan dapat dilakukan dengan pengerjaan
panas (200 s.d 350 oC) atau dengan cara casting. [2], temperatur cair
sekitar 651oC.
• Berdasarkan komposisi kimia magnesium tidak stabil terhadap korosi
air laut, dan cukup baik untuk kondisi atmosfir normal dan mudah
terbakar. Magnesium diklasisifikasikan dalam dua kelompok :
• Magnesium wrought alloy
• Magnesium cast alloy
NIKEL DAN
PADUANNYA
Nikel (Ni) mempunyai sifat yang mirip dengan Besi (Fe). Misalnya Ni bersifat
megnetik, molulus elastisitas hamper sama dengan Besi dan Baja.
Nikel lebih tahan Korosi dan Nikel paduan mempunyai sifat tahan terhadap
temperature tinggi.
The most important ore of nickel is pentlandite ((Ni, Fe)9S8)
TITANIUM DAN
PADUANNYA
• Bijih Titanium  rutile (98 – 99% TiO2 ) dan
Ilmenite (FeO dan TiO2 )
 Titanium alloy juga memiliki ketahanan terhadap korosi atmosfir
dan air laut dan digunakan di beberapa industri proses kimia.
 Seperti halnya baja, titanium murni adalah allotropic dalam bentuk
HCP ( alfa-phase), pada suhu diatas 885 o C, akan bertranformasi
menjadi B C C ( beta-phase), dengan titik lebur sekitar 1668 o C.
Titanium Adanya penambahan unsur aluminum, dan karbon akan menjadi
penstabil alpha. Penambahan copper, chromium, iron,
dan molybdinium dan vanadium akan menjadi penstabil beta-phase.
Paduannya  Sifat mekanis dari titanium paduan memiliki rentang “kuat dan
ulet”, namum dalam phasa beta- akan sangat kuat tapi getas
(jarang digunakan).
 Timah, timbal, bismuth, antimony, cadmium dan
indium,
merupakan kelompok material temperatur rendah.
 Karakteristik dari material ini adalah titik lebur yang
rendah, kekuatan dan kekerasannya rendah, tetapi memiliki
keuletan dan ketahanan korosi. Sehingga banyak digunakan
untuk paduan, baterai, bearing dan solder.
Material
Temperat
ur Rendah
 Refractory kelompok logam dengan titik cair diatas 1630o C.
Kelompok logam atau unsur logam ini tungsten, molybdinum,
tantalum dan niobium. Paduan ini memiliki kekuatan tinggi,
tahan terhadap oksidasi pada suhu tinggi. Problem utama bahan
ini adalah sulit dalam fabrikasi, dalam bentuk pelat. Penggunaan
lainnya adalah “motor roket atau turbojet engine”.

Refactory
Metal
 Terdiri dari 8 element : silver, gold, platinum,
palladium, rhodium, ruthenium, iridium, dan osmium

 Limited, mahal, berharga dan unggul


 Sifat : densitas tinggi, ductile, konduktivitas listrik tinggi,
dan than terhadap korosi

 Silver dan gold dapat dikuatkan dengan solid-


solution
Logam (paduan Cu)
Mulia  Silver dan gold digunakan untuk material perbaikan gigi
(Precious  Silver, gold, palladium digunakan pada perhiasan
Metal)  Platinum digunakan untuk peralatan laboratorium
kimia missal sebagai katalis dan thermokopel.

 Emas dpat jug a digunakan sebagai pelapis


atau
Logam
Mulia
 The superalloys are a group of high-performance
alloys designed to meet very demanding
requirements for strength and resistance to surface
degradation (corrosion and oxidation) at high service
temperatures  ex : gas turbines - jet and rocket engines,
steam turbines, and nuclear power plants - systems

The strengthening is accomplished by precipitation


Superalloy hardening

s
 What is the principal difference between wrought
and cast alloys
• Give the distinctive features, limitations, and
applications of the following alloy groups :
Titanium alloys, , refractory metals,
superalloys, and noble metals.
Small
 Identifikasi material nonferrous yg ada di
Group badan pesawat dan uang koin
Discussion
s
THANKS FOR YOU ATTENTION 

Anda mungkin juga menyukai