900 30 300
% elongation
Strength
600 20 200
Hardness
300 10 100
8/31/2019 Slide - 3
Allotropy
Allotropy:
1. Fe a (BCC) ~ 910 oC
liquid
1535 2. Fe g (FCC) 910 - 1400 oC
Fe d BCC
1400 3. Fe d (BCC) 1400 - 1535 oC
Fe g FCC
910
Fe a BCC non magnetic
768
Temperature oC
Fe a BCC magnetic
Time
8/31/2019 Slide - 4
Phase diagram Fe – Fe3C
L+d
1535 1496
d Liquid
1400
d+g
Likuid + g Likuid + karbida
1200
Temperatur oC
g 1130
1000
910 g + karbida
g+
800 a+ g g + eutektik + karbida eutektik + karbida
a karbida A1 = 723
eutektoid
eutektik
600
eutektoid eutektoid
a
400 + + + eutektik + karbida eutektik + karbida
eutektoid karbida
200 a + karbida
8/31/2019 Slide - 6
Definition
5. Perlit : suatu campuran eutektoid dari sementit dan ferrit,
berselang-seling, berlapis-lapis. Mengandung 0,8 % C, terbentuk
pada 723 oC. Kekuatan tarik 84 kg/mm2, keuletan (elongation) 20
%, kekerasan 95-100 RB atau ± 250-300 BHN.
6. Lower Critical Temperature (Temperature kritis bawah) A1,
temperatur eutektoid. Pada diagram Fe-Fe3C tampak berupa
garis mendatar di temperatur 723 oC. Pada temperatur ini terjadi
reaksi eutektoid
austenit pendingina
n ferrit
+
sementit
perlit
8/31/2019 Slide - 7
Definition
7. Upper Critical Temperature (Temperatur kritis atas) A3,
temperatur awal terjadinya perubahan allotropik dari g ke a
(pada pendinginan) atau akhir perubahan allotropik dari
ferrit (a) ke austenit (g) (pada pemanasan).
8. Garis solvus Acm merupakan batas kelarutan karbon dalam
austenit, di bawah garis ini terjadi pengendapan.
8/31/2019 Slide - 8
Paduan 3 Paduan 2 Paduan 5
L+ ferrit d Paduan 4 Paduan 1
ferritd
1535 1496
Liquid
1400 ferritd+
austenit L+ L + sementit
1200 austenit
Temperatur oC austenit 1130
1000 austenit + sementit
ferrit +
910 austenit austenit+ ledeburit +
austenit ledeburit +sementit
800 sementit
+sementit
A1 723
ferrit
600
ledeburit
perlit
ferrit + sementit
200
hypo hyper hypo hyper
eutektoid eutektoid eutektik eutektik
0,8 1 2,0 3 4 4,3 5 66,6
Fe % berat karbon
7
Baja Besi tuang
8/31/2019 Slide - 9
Paduan 1 (besi tuang eutektik) 4,3%C
1.Pembekuan akan dimulai pada 1130 oC dengan ter-bentuknya karbida
besi, sementit, kadar karbon 6,67.
2.Liquid di sekitar sementit kadar karbonnya turun, <4,3, karenanya di
sebelah sementit terbentuk g (2,0 %C)
3.Karbon yang tadinya ada di tempat g didorong ke liquid disekitar g
sehingga kadar karbon dalam liquid tsb naik >4,3 sehingga segera
terbentuk lagi sementit
4.Demikian seterusnya akan terjadi secara bergantian sementit-g-
sementit-g-sementit-g-…dst sampai semua liquid habis. Ini berlangsung
pada temperatur konstan.
5.Diperoleh solid dengan struktur berselang-seling sementit-g-sementit-g-
sementit-g-……… bentuk khas dari suatu struktur eutektik, diberi nama
Ledeburit
8/31/2019 Slide - 10
Ledeburit Besi tuang hypoeutektik
1130
1000
910
800
Temperatur
723
600
eutektik
400
200
8/31/2019 Slide - 12
Paduan 2, baja eutektoid, 0,8 %C
1.Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus
dengan terbentuknya kristal austenit. Pembekuan berlangsung
dengan menurunnya temperatur, makin turun temperatur makin
banyak austenit yang terjadi, sampai di solidus pembekuan
selesai, seluruhnya menjadi austenit
2.Pada pendinginan selanjutnya tidak terjadi perubahan, tetap
austenit,
3.Perubahan baru terjadi pada saat mencapai 723, mulai terjadi
reaksi eutektoid. Dari austenit mulai keluar sementit yang diikuti
ferrit-sementit-ferrit….
4.Akhirnya diperoleh struktur berselang-seling (lamellar) sementit-
ferrit-sementit-ferrit …….dinamakan perlit
8/31/2019 Slide - 13
sementit
a
sementit
Liquid
pembekuan
austenit
Temperatur
Reaksi eutektoid
Perlit
8/31/2019 Slide - 14
Waktu
Paduan 3, baja hipoeutektoid, 0,4 %C
1.Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus dengan
terbentuknya ferrit d. Pembekuan berlangsung dengan menurunnya
temperatur, makin turun temperatur makin banyak ferrit d yang terjadi
2.Sampai di 1496, antara liquid yang masih ada dengan ferrit d yang
sudah ada mengalami reaksi peritektik menjadi austenit (setelah reaksi
masih ada tersisa likuid, likuid yang masih tersisa akan membeku
menjadi austenit pada pendinginan selanjutnya)
3.Setelah seluruhnya menjadi austenit tidak ada perubahan dengan
turunnya temperatur, sampai mulai mencapai garis temperatur A3
4.Di A3 austenit mulai bertransformasi (allotropik) menjadi ferrit a
dengan mulai membentuk inti ferrit di batas butir austenit
8/31/2019 Slide - 15
5.Makin turun temperatur makin banyak austenit yang
bertransformasi menjadi ferrit, inti2 ferrit tumbuh menjadi
butiran yang lebih besar
6.Sampai di temperatur A1 yang adalah temperatur eutektoid,
sudah ada (0,8 – 0,4)/(0,8 – 0,0025) bagian ferrit dan masih ada
(0,4 – 0,0025)/(0,8 – 0,0025) bgn austenit. Kadar karbon dalam
ferrit 0,0025 % dan kadar karbon dalam austenit 0,8 % (=
komposisi eutektoid), maka austenit yang tersisa akan
mengalami reaksi eutektoid, menjadi perlit
7.Setelah selesai pendinginan struktur akan terdiri dari butiran2
kristal ferrit (pro eutectoid) dan butiran2 kristal perlit
8/31/2019 Slide - 16
a
austenit Paduan 2
b
austenit austenit
Temperatur
Temperatur
+
c ferrit
A3 Acm
A1
austenit ferrit
perlit
d +
ferrit
e
Fe 0,4 0,8
%C Waktu
Hypo eutektoid
perlit
ferrit
8/31/2019 Slide - 17
Paduan 4, baja hyper eutektoid, 1 %C
1.Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus
dengan terbentuknya kristal austenit. Pembekuan berlangsung
dengan menurunnya temperatur, makin turun temperatur makin
banyak austenit yang terjadi, sampai di solidus pembekuan selesai,
seluruhnya menjadi austenit
2.Pada pendinginan berikutnya tidak terjadi perubahan, hanya saja
dengan turunnya temperatur kemampuan austenit melarutkan
karbon makin berkurang, pada 1130 mampu melarutkan sampai
2,0 %C, pada temperatur di bawah itu akan kurang dari 2 %
3.Pada temperatur Acm yang merupakan garis solvus, austenit tepat
jenuh
8/31/2019 Slide - 18
Paduan 4, baja hyper eutektoid, 1 %C
4.Dengan pendinginan di bawah Acm austenit menjadi larutan lewat jenuh
dan akan mulai ada karbon yang harus keluar (mengendap) dari
austenit. Karbon yang keluar ini akan keluar sebagai sementit dan
mengendap di batas butir austenit
5.Makin turun temperatur makin banyak sementit yang terjadi dan makin
rendah kadar karbon dalam austenit. Pada 723 (temperatur eutektoid)
kadar karbon dalam austenit tinggal 0,8 %, sehingga austenit yang ada
akan mengalami reaksi eutektoid, menjadi perlit
6.Setelah selesai reaksi struktur akan terdiri dari perlit yang dikelilingi oleh
sementit (di mikroskop sementit ini tampak seperti jaring, sehingga
dinamakan jaringan sementit, cementite network)
8/31/2019 Slide - 19
Perlit
Paduan 4
a.
austenit
b. Acm
austenit
austenit +
c. A3 sementit
A1
sementit perlit
+
sementit
d.
8/31/2019 Slide - 20
Paduan 5,besi tuang hypoeutektik (3 %C)
1.Pembekuan dimulai pada saat mencapai temperatur liquidus dengan
terbentuknya kristal austenit. Pembekuan berlangsung dengan
menurunnya temperatur, makin turun temperatur makin banyak
austenit yang terjadi
2.Pada awal pembekuan terbentuk austenit dengan kadar karbon yang
rendah (tarik garis mendatar dari titik likuidus sampai memotong
solidus, ini menunjukkan komposisi solid), makin turun temperatur
makin tinggi kadar karbon dalam solid (mengikuti garis solidus), dan
dalam likuid (mengikuti garis likuidus)
3.Sampai temperatur 1130 (temperatur eutektik) sudah ada (4,3 –
3,0)/(4,3 – 2) bgn solid dan (3-2)/(4,3-2) bgn likuid
4.Kadar karbon dalam solid 2,0%, dalam likuid 4,3%
8/31/2019 Slide - 21
5.Selanjutnya sisa likuid mengalami reaksi eutektik pada temperatur
konstan, menjadi Ledeburit, setelah selesai pembekuan strukturnya
terdiri dari austenit dan ledeburit
6.Pada akhir pembekuan austenit mengandung kadar karbon maksimum,
pada pendinginan selanjutnya kelarutan karbon dalam austenit
berkurang, dari austenit akan keluar karbon berupa karbida sekunder
(sementit sekunder, karena tidak berasal dari likuid)
7.Dengan keluarnya karbon (menjadi karbida) maka pada 723 kadar C
dalam austenit tinggal 0,8 % dan akan mengalami reaksi eutektoid,
menjadi perlit
8.Pada temperatur kamar strukturnya terdiri dari perlit (berasal dari
austenit primer) + ledeburit + sementit sekunder
8/31/2019 Slide - 22
1535
Liquid
1400
Likuid Likuid + sementit
1200 + austenit
Temperatur oC
1130
1000
910 Eutektik+austenit+
800 sementit
723
Temperatur
600
eutektik
400
Eutektik+perlit +
200 sementit
Temperatur oC
Paduan 2
Eutektoid
Paduan 3 TE
Paduan 4
L+d
1535 T1
d Liquid
1400 T2
d+g Liquid
+ austenit Waktu
1200
austenit
1000 austenit Kurva pendinginan Baja Eutektoid
910
+ ferrit
austenit
800 + sementit T
A1
ferrit TE 1 Tp
Temperatur oC
600
ferrit perlit T
+
+ T2
400
perlit 1
Temperatur oC
TE
sementit
200
TE
0,8 1 2,0 ⃗ %C
Fe
hipo hiper Waktu
eutektoid eutektoid
Kurva pendibginan Baja Hipoeutektoid 0,4 %C
(a) baja
Waktu
8/31/2019 Slide - 27
Learning objectives
After careful study of this chapter you should be able to do the following:
• Make a schematic fraction transformation versus- logarithm of time plot for a
typical solid–solid transformation; cite the equation that describes this
behavior.
• Briefly describe the microstructure for each of the following
microconstituents that are found in steel alloys: fine pearlite, coarse pearlite,
spheroidite, bainite, martensite, and tempered martensite.
• Cite the general mechanical characteristics for each of the following
microconstituents: fine pearlite, coarse pearlite, spheroidite, bainite,
martensite, and tempered martensite. Now, in terms of microstructure (or
crystal structure), briefly explain these behaviors.
• Given the isothermal transformation (or continuous cooling transformation)
diagram for some iron–carbon alloy, design a heat treatment that will produce
a specified microstructure.
8/31/2019 Slide - 28
Beberapa Jenis Transformasi Austenite
• Transformasi austenit pada temperatur konstan
• Mekanisme transformasi
• Kurva pendinginan
• Transformasi austenit pada pendinginan kontinyu
(continuous transformation (CT) atau continuous cooling
transformation (CCT) diagram)
• Transformasi austenit pada pemanasan kembali
8/31/2019 Slide - 29
Pembuatan Diagram Transformasi Isothermal
• Ambil sample (mis. Baja eutektoid), dan buat sejumlah
spesimen, berukuran kecil, tipis (seperti coin)
• Panaskan semua spesimen mencapai temperatur austenit
• Ambil satu spesimen, dinginkan dengan cepat ke temperatur
sedikit di bawah A1, tahan pada temperatur tsb, amati kapan
mulai dan selesai berubah, dan berubah menjadi apa
• Ambil spesimen berikutnya, dinginkan dengan cepat ke
temperatur sedikit di bawahnya yang sebelumnya, amati
kapan mulai dan selesainya perubahan, dan berubah
menjadi apa
8/31/2019 Slide - 30
Diagram Transformasi Isothermal (Baja Eutectoid)
Austenit (stabil)
A1
Austenit (unstable)
Perlit kasar HRc 15
Transformation start Perlit medium HRc 30
Mf
Martensit HRc 64
A1
Ms
Mf
(Bainit atas)
(b)
(c)
(Bainit bawah)
8/31/2019 Slide - 33
Mekanisme: Austenit - Perlit
• Berlangsung dengan difusi
• Temperatur activated dan time dependent
• Terjadi mekanisme “pengintian” dan “pertumbuhan”
• Perlu gaya dorong untuk berubah (thermodynamic driving
force)
8/31/2019 Slide - 34
Mekanisme: Austenit – Perlit (jika dibawah A1)
• Jika temperatur transformasi lebih rendah butir makin
halus dan jarak lamel lebih kecil
• Pengintian lebih banyak sedang pertumbuhan makin lambat
8/31/2019 Slide - 35
Mekanisme: Austenit – Bainit
• Jika sangat rendah “driving force berubah menjadi shear
force” (Austenit (FCC) berubah ke ferit (BCC)). Namun
sebenarnya ada struktur antara yaitu BCT ketika jumlah karbon
banyak dan tidak larut dalam ferrit sehingga mengakibatkan satu
rusuk BCC memanjang menjadi BCT. Setelah karbon keluar
membentuk sementit kemudian BCT BCC
• Sementit kemudian keluar dari BCT pada bidang kristalografi
tertentu dari ferit yang terbentuk
• Struktur inilah yang disebut dengan “BAINIT”
• Dalam TTT baja didinginkan cepat dibawah CCR dan ditahan
8/31/2019 Slide - 36
Mekanisme: Austenit – Bainit
• Sebenarnya struktur nya terdiri dari ferrit dan sementit tapi
tidak lamelar seperti perlit
• Struktur bainit atas = feathery bainite (seperti bulu ayam)
• Struktur bainit bawah = accicular bainite (jarum jarum)
8/31/2019 Slide - 38
Mekanisme: Austenit – Martensit
70
60
Kekerasan HRc
50
40
Kadar Karbon %
8/31/2019 Slide - 39
Mekanisme: Austenit – Martensit
• Kadar karbon mempengaruhi martensit 1000
start (Ms)
• Pada karbon tinggi Mf beraada pada
Temperatur oF
temperatur rendah sehingga pendinginan 600
cepat sdh selesai, akibatnya masih ada sisa Ms
austenit yang belum bertransformasi (yang
menurunkan kekerasan) .
Mf
• Strukturnya menjadi austenit sisa (retained 200
austenite) dan Martensit
• Baja Hipoeutectoid dipanaskan diatas 0 0,4 0,8 1,2
A3 sehinga semua mjd austenit Kadar Karbon %
• Baja Hypereutectoid dipanaskan sampai
A1 untuk menghindari banyaknya retained
austenit
8/31/2019 Slide - 40
Kurva pendinginan pada diagram IT Eutectoid
(garis yg diarsir menunjukkan saat transformasi)
Austenit (stabil)
A1
1 x1
2 x 1
Austenit (unstable) 3 x2
4 x3 Perlit kasar HRc 15
5 x3
x4 Perlit medium HRc 30
7 x
5
6 x4
Perlit halus HRc 40
Temperatur →
x5
Bainit atas HRc 40
Mf
Martensit HRc 64
8/31/2019
Waktu (skala log) Slide - 41
Unsur yang mempengaruhi diagram
• Unsur paduan:Vanadium, Tungsten, Molybdenum, Chrom,
Mangan, Silicon, nikel
• Cr, Mo, W, V dan Si kuat pengaruhnya terhadap
transformasi Austenit – perlite
• C, Ni, Mn, Cu, Al menggeser kurva transformasi ke kanan
bersama – sama (tidak merubah bentuk)
8/31/2019 Slide - 42
IT Diagram dari baja karbon 0,35 %C (AISI 1035)
8/31/2019 Slide - 43
IT Diagram baja karbon 0,50 %C (AISI 1050)
8/31/2019 Slide - 44
Material & Metalurgi
Dekomposisi Martensit
Dekomposisi martensit
• Martensit terjadi dari austenit yang didinginkan cepat, kristal
besi berubah dari FCC menjadi Body Centered Tetragonal (belum
Cubic karena ada atom karbon terperangkap di dalamnya)
• Martensit merupakan struktur metastabil.
• Kalau martensit dipanaskan maka karbon secara bertahap keluar
dari struktur BCT martensit, dengan keluarnya karbon maka
struktur BCT akan menjadi BCC (martensit → ferrit)
• Karbon yang keluar akan menjadi karbida
• Hasil dari pemanasan kembali martensit akan berupa ferrit +
karbida. Proses ini dinamakan tempering
8/31/2019 Slide - 46
8/31/2019 Slide - 47
• Makin tinggi temperatur pemanasan makin banyak karbon
yang dapat keluar dari martensit, makin banyak martensit
yang berubah menjadi ferrit
• Kalau martensit menjadi ferrit maka terjadi penurunan
kekerasan
• Makin tingi temperatur tempering makin banyak kehilangan
kekerasan tetapi makin banyak kenaikan
keuletan/ketangguhan
8/31/2019 Slide - 48
8/31/2019 Slide - 49