Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING 20 13© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK

Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR


CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT
MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37
Ilyas Jamil & Arsyad Abdullah
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea – Makassar, 90245
Telp./Fax: (0411) 588400
e-mail: a.mangkau@yahoo.com

Abstrak
Pengaruh Ukuran Butir Katalisator Cangkang Kerang Darah (CaCo3) Pada Proses
Karburasi Padat Terhadap Kekerasan Baja St 37. Salah satu hasil laut yang sering
dikonsumsi selain ikan adalah kerang laut. Kerang Darah (Ariadara Grnosa) paling sering
dijumpai di restoran-restoran sea food, cangkang kerang ini kemudian menjadi sampah
yang hanya terbuang percuma. Cangkang kerang ternyata mengandung kalsium karbonat
yang dapat dijadikan sebagai katalisator alternatif di dalam proses karburisasi pada selain
barium karbonat. Proses karburisasi padat merupakan salah satu proses pengerasan
permukaan baja karbon rendah dengan metode difusi atom karbon. JRenelitan ini bertujuan
mengetahui ukuran butir katalisator cangkang kerang darah (CaCOs) 30 % dan karbon
tempurung kelapa 70 % pada proses karburasi padat serta membandingkan kekerasan baja
sebelum dan sesudah proses karburasi padat. Penelitian ini menggunakan bahan baja
karbon rendah yaitu baja St 37 dengan suhu pemanasan 950 oC, Waktu Penahanan 1 Jam
dan didinginkan cepat dengan air, menggunakan arang tempurung kelapa dengan ukuran
butir 0,149 mm. Adapun spesimen yang digunakan dalam penelitian sebanyak 5 buah,
dengan variasi ukuran butir cangkang kerang darah yaitu 0,149 mm, 0,595 mm, 1,19 mm,
1,6 mm dan 2 mm. Spesimen ini di uji dengan pengujian kekerasan Rockwell C. hasil
pengujian kekerasan diperoleh nilai kekerasan tertinggi 60 HRC pada ukuran butir 2 mm
dan rendah 56,4 HRC pada ukuran butir 0,149 mm. Dan rata-rata nilai kekerasan St 37
sebelum di karburasi yaitu 41,2 HRC dan terjadi kenaikan rata-rata kekerasan pada setiap
ukuran butir. Pada ukuran butir kenaikan rata-rata kekerasan pada setiap ukuran butir.
Pada ukuran butir 0,149 mm kenaikan rata-rata kekerasan 36,89 %. Ukuran butir 0,595 mm
kenaikan rata-rata kekerasan 38,83 % ukuran butir 1,19 mm kenaikan rata-rata kekerasan
42,23 % ukuran butir 1,6 mm kenaikan rata-rata kekerasan 44,39 % dan kekerasan
tertinggi pada ukuran butir 2 mm dengan kenaikan rata-rata kekerasan 45,63 %. Untuk laju
keausan bahan berbanding terbalik dengan kekerasan, dimana laju keausan tertinggi pada
kekerasan bahan terendah sedang bahan kekerasan tertinggi menghasilkan laju keausan
terendah.

Kata Kunci: karburasi pada, baja st 37 cangkang kerang darah, karalisator, keausan,
kekerasan Rockwiell. C

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi kehidupan manusia, yang secara
langsung merasakan dampak pengembangannya di berbagai bidang. Dimana kebutuhan manusia tidak lepas
dari unsur logam, karena hampir semua lat yang digunakan manusia terbuat dari unsur logam. Sehingga logam
mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia dan menunjang teknologi di masa sekarang. Oleh
karena itu timbul usaha manusia untuk memperbaiki sifat-sifat dari logam tersebut dengan merubah sifat
mekanis dan sifat fisiknya. Karburasi atau carburizing adalah proses perlakuan termokimia untuk mengeraskan
permukaan baja, umunya diterapkan pada jenis baja yang mudah dikeraskan.

Mengeraskan permukaan dengan menggunakan cara karburasi adalah cara pengerasan yang paling tua dan
ekonomis. Karena pada proses pengerasan ini hanya merubah komposisi kimia dari baja karbon tersebut. Baja
karbon rendah tidak dapat langsung dikeraskan karena kadar karbon dari baja terlalu rendah. Agar dapat

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Mesin ISBN : 978-979-127255-0-6


TM3 - 1
Pengaruh Karburasi Padat dengan… Ilyas Jamil & Arsyad Abdullah
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

dikeraskan maka kadar karobnnya harus ditambah. Penambahan kadar karbon dilakukan dengan mendifusikan
karbon melalui permukaan baja dengan cara memanaskan pada temperatur yang cukup tinggi yaitu pada
temperatur austenit dalam lingkungan yang mengandung atom karbon aktif.

Yang patut dipertimbangkan dalam penerapan proses karburasi adalah bahwa proses karburasi akan
menghasilkan deformasi yang sangat kecil dibanding pad proses pengerasan yang diperoleh melalui
pendinginan (quenching).

Baja Karbon

Baja karbon atau carbon steel adalah antara besi (Fe) dan karbon (C) dimana unsur karbon sangat menentukan
sifat-sifatnya. Sedangkan unsur-unsur paduan lainnya yang biasa terkandung di dalamnya terjadi karena prose
pembuatannya. Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan dalam bidang teknik. Baja dalam
pencetakannya dapat berbentuk pelat (sheet metal), batang, pipa dan lain sebagainya. Berdasarkan kadar
karbon, baja karbon dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

 Baja Karbon Rendah (Hypoeutectoid) Kadar Karbon < 0,30 %


 Baja Karbon Sedang (Eutectoid) Kadar Karbon (0,30 ÷ 0,83) %
 Baja Karbon Tinggi (Hypereutectoid) Kadar Karbon > 0,83 %

Baja ST 37

Baja adalah logam paduan yang terdiri dari logam besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai unsur paduan
utamanya. Kandungan unsur Karbon dalam baja berkisar antara 0.2 % hingga 2.1% berat sesuai grade-nya.
Baja ST 37 adalah baja yang memiliki kekuatan tarik maximum < 37 kg/mm2. Baja ST 37 merupakan baja
karbon rendah yang mempunyai kandungan karbon kurang dari 0,3% dan lebih dari 99% seperti tampak pada
tabel 1.

Tabel 1. Baja ST 37
Kandungan Kandungan
Unsur Unsur
(%) (%)
Fe 99,310 S 0,015
Mn 0,375 Co 0,007
C 0,118 Nb 0,006
Si 0,055 Cu Max. 0,004
W 0,046 Mo Max. 0,005
Ni 0,026 Al Max. 0,002
Cr 0,021 V Max. 0,001
P 0,017 - -
(Sumber: Rusianto & Sigit, 2002)

Karburasi Padat (Pack Carburizing)

Pada proses karburasi pada Benda kerja dimasukkan ke dalam kotak yang berisi bubuk karbon dan ditutup rapat
kemudian dipanaskan pada temperatur austenitc, yaitu antara 800 oC - 950 oC Selama waktu tertentu. Bahan
karburasi padat terdiri dari bubuk karbon aktif ditambah BaCO3 (Barium Carbonat) atau CaCo3 (Kalsium
Carbonat) sebanyak ± 30 % sebagai katalisator yang mempercepat proses karborisasi. Namun biasanya BaCO3
yang dipakai karena lebih mudah terurai dari pada CaCO3. Sebenarnya tanpa katalisator pun dapat terjadi proses
karburasi karena temperatur sangat tinggi, maka karbon teroksidasi oleh oksigen yang terperangkap dalam
kotak menjadi CO2 reaksi dengan karbon bereaksi terus hingga diperoleh;

CO2 + C 2 CO (1)

Dengan pengaturan yang semakin tinggi keseimbangan reaksi cenderung ke kanan, makin banyak CO. Pada
permukaan baja CO akan terurai;

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Mesin Volume 7 : Desember 2013


TM3 - 2
PROSIDING 20 13© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

2 CO CO2 + C (2)

Dimana C yang terbentuk ini berupa atom karbon yang dapat masuk berdifusi ke dalam fase austenid dari baja.

Dengan adanya katalisator proses akan lebih mudah berlangsung karena meskipun udara yang terperangkap
sedikit, tetapi katalisator menyediakan CO2 yang akan segera mulai mengaktifkan reaksi – reaksi selanjutnya.
Reaksi dekomposisi CaCO3.

CaCO3 Ca O + CO2 (3)

Dengan temperatur tinggi baja mampu melarutkan banyak karbon, maka dalam waktu singkat permukaan baja
dapat menyerap karbon hingga mencapai batas jenuhnya.

Gambar 1. Skema proses karburasi padat


(Sumber: muhnabil.wordpress.com, 2012)

Maksudnya bila baja yang dikeraskan permukaannya mengalami pemanasan hingga temperatur tinggi atau
temperatur austenit maka difusi karbon dapat mencapai batas jenuhnya yang berdifusi melebihi batas Acm
maka akan terjadi atau tumbuh fasa baru yaitu sementit.

Kedalaman lapisan karburasi (case depth) dipengaruhi oleh kandungan karbon dari baja asal, temperatur dan
waktu karburasi. Semakin tinggi karbon dan semakin lama holding time maka. Semakin banyak penyerapan
karbon yang masuk kedalam spesimen.

Katalisator Karbursi Padat

Katalisator adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar reaksi. Katalis
terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan kimiawi yang permanen, CaCO3 yang
berfungsi sebagai katalisator dengan reaksi sebagai berikut;

1. Penguraian energi untuk memberikan gas CO pada permukaan baja.

CaCO3 CaCO + CO2 (4)

2. Karbon monoksida bereaksi dengan permukaan baja.

Fe (c) + CO2 2 CO + Fe (5)

Sifat-sifat yang dimiliki baja karbon setelah Proses Karburasi sebagai berikut:
1. Kekerasan permukaan tinggi dan tahan aus.
2. Tahan temperatur tinggi.
3. Umur lelah lebih tinggi.

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Mesin ISBN : 978-979-127255-0-6


TM3 - 3
Pengaruh Karburasi Padat dengan… Ilyas Jamil & Arsyad Abdullah
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

Diagram Fasa Fe-Fe3C

Diagram Fase Fe-Fe3C merupakan sebuah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana
terjadi perubahan fase selama proses pendinginan lambat dan pemanasan lambat dengan kandungan karbon (C),
seperti terlihat pada gambar 2. Diagram fase besi Fe3C ini menjadi landasan untuk perlakuan panas terhadap
kebanyakan jenis baja.

Gambar 2. Diagram Fase Fe-Fe3C

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian disusun sebagai berikut.

1. Pemotongan spesimen dengan ukuran diameter 2 cm dan tebal 1 cm.


Spesimen seperti terlihat pada gambar 3.b.
2. Pengkodean spesimen (A,B,C,D,E dan F).
3. Perlakuan spesimen dengan karburasi
4. Perlakuan spesimen dengan tidak dikarburasi
5. Uji kekerasan Rockweel C.
6. Uji Keausan.
Pengujian keausan seperti terlihat pada gambar 3.a.
7. Analisa data dan Pembahasan.
8. Penarikan simpulan.

a b

Gambar 3. a). Uji Keausan .,b) Spesimen Uj

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Mesin Volume 7 : Desember 2013


TM3 - 4
PROSIDING 20 13© HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

HASIL DAN BAHASAN

Nilai Kekerasan baja St 37 Sesudah di karbursasi dengan katalisator cangkang keong darah (CaCO3)
Mengalami peningkatan dibanding sebelum di karburisasi yaitu rata-rata 41,2 HRC menjadi 52, 5 HRC pada
Spesimen A yang dikarburisasi tanpa katalisator, sedang pengaruh katalisator CaCO3 terhadap peningkatan
kekerasan baja St 37 yang dikarburisasi ditentukan oleh besar ukuran butir katalisator, dimana ukuran butir
makin besar, makin tinggi peningkatan kekerasan yang dicapai, untuk ukuran butir 0,149 mm, kekerasannya
rata-rata 57 HRC, besar butir 0,595mm 57,4 HRC, besar butir 1,19 mm 58,6 HRC, sedang besar butir 1,6 mm
59,2 HRC dan besar butir 2 mm nilai kekrasannya 62 HRC.

Untuk nilai laju keausan baja St 37 sebelum dikarburisasi adalah rata-rata 0,000528 gr/mm2 dt menjadi
0,000346 gr/mm2dt. Sesudah dikarburisasi tanpa katalisator, pengaruh katalisator tergantung pada ukuran butir
dimana laju keausan mengalami penurunan tertinggi pada ukuran butir katalisator 2 mm yaitu menjadi
0,000170 gr/mm2dt. Hubungan pengaruh karburisator dengan katalisator terhadap kekerasan dan laju keausan
pada baja St 37 berbanding terbalik dan ditentukan ukuran butir katalisator (lihat tabel 2, gambar 4 dan 5).

Tabel 2. Hasil Pengujian Rerata Kekerasan dan Laju Keausan Baja St 37


KARBURASI DENGAN LAJU KEAUSAN (gr/mm2
SPESIMEN KEKERASAN (HRC)
UKURAN BUTIR dt)
UJI
KATALISATOR Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
A Tanpa katalisator 41,4 52, 5 0,000528 0,000346
B 0,149 mm 41,4 57 0,000528 0,000263
C 0,595 mm 41,4 57,4 0,000528 0,000242
D 1,19 mm 41,4 58,6 0,000528 0,0002
E 1,6 mm 41,4 59,2 0,000528 0,000208
F 2 mm 41,4 62 0,000528 0,000170
(Sumber: Hasil Olahan 2013)
KEKERASAN

Gambar 4. Benda Uji Dikarburisasi Grafik Uji Kekerasan Baja St 37


Sebelum dan Sesudah Dikarburisasi

Gambar 5. Benda Uji Karborisasi Grafik Uji Laju Keausan Baja St 37


Sebelum dan Sesudah Karburisasi

Volume 7 : Desember 2013 Group Teknik Mesin ISBN : 978-979-127255-0-6


TM3 - 5
Pengaruh Karburasi Padat dengan… Ilyas Jamil & Arsyad Abdullah
Arsitektur Elektro Geologi Mesin Perkapalan Sipil

SIMPULAN

1. Dari penelitian yang dilakukan dihasilkan bahwa variasi ukuran butir katalisator cangkang kerang darah
(CaCO3) mempengaruhi nilai kekerasan pada baja St 37. dengan nilai kekerasan tertinggi 60 HRC
diperoleh pada ukuran butir 2 mm terendah 56,4 HRC pada ukuran butir 0,149 mm.
2. Rata-rata nilai kekerasan St 37 sebelum dikarburasi yaitu 41,2 HRC dan terjadi kenaikan rata-rata
kekerasan pada setiap ukuran butir cangkang. Kerang darah (CaCOs) pada ukuran butir 0,149 mm
kenaikan rata-rata kekerasan 36,89 % ukuran butir 0,595 mm rata-rata kekerasan 38,83 % ukuran butir
1,19 mm kenaikan rata-rata kekerasan 42,23 % ukuran butir 1,6 mm kenaikan rata-rata kekerasan 44,39%
dan kekerasan tertinggi pada ukuran butir 2 mm dengan kenaikan rata-rata kekerasan 45,63 %.
3. laju keausan baja St 37 setelah dikarburisasi dengan katalisator cangkang kerang darah (CaCO3) laju
keausan tertinggi pada bahan tanpa karbursasi 0,000528 gr/mm2dt dan terendah pada bahan yang
dikarburisasi dengan katalisator ukuran butir 2 mm 0,000170 gr/mm2dt.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Kuswanto (2010). Pengaruh Perbedaan Ukuran Butiran Arang Tempurung Kelapa-Barium Karbonat
Terhadap Peningkatan Kekerasan Permukaan Materil Baja St 37 Dengan Proses Pack Carburizing.
UNDIP.
Beumer Ing, B. J. M., BS. Anwir (1994) Ilmu Bahan Logam. (Terjemahan) Jilid III, Penerbit Bhatara, Jakarta.
Hari, A., dan Daryanto, (1999). Ilmu Bahan. Bumi Aksara, Jakarta.
Jusuf Talaperu (2009). Analisa Komperatif Perubahan Nilai Kekerasan Baja St 42 Pada Proses Pack
Carburizing Dengan Menggunakan Media Alternatif Pengganti Bubuk Karbon Aktif Sebagai
Katalisator. Jurnal Teknologi.
Muhammad Iqbal (2008) Pengaruh Temperatur Terhadap Sifat Mekanis > Pada Proses Pengkarbonan Padat
Baja Karbon Renda. Jurnal SMARTER.
www. muhnabil. Wordpress. Com/2012/01/17/karburasi-Pada-logam-dan pendingan-quenching/

ISBN : 978-979-127255-0-6 Group Teknik Mesin Volume 7 : Desember 2013


TM3 - 6

Anda mungkin juga menyukai