Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahan Kontruksi dan Korosi
Oleh :
Rima Amira Darmawanti (161411084)
2C TKI
2017
Definisi dari korosi adalah perusakan atau penurunan mutu dari material akibat
bereaksi dengan lingkungan (MARS G. FONTANA,1987), dalam hal ini adalah interaksi
secara kimiawi. Sedangkan penurunan mutu yang diakibatkan interaksi secara fisik bukan
disebut korosi, namun biasa dikenal sebagai erosi dan keausan. Contoh korosi antara lain:
karat besi dan paduannya pada temperatur kamar, kerak baja pada temperatur tinggi, noda
pada perak, dan lain sebagainya.
Penyebab korosi pada temperatur tinggi :
1. Oksidasi
Pengertian oksidasi dapat ditinjau berdasarkan 3 landasan teori, yaitu :
a. Reaksi Pengikatan dan pelepasan unsur oksigen
Reaksi oksidasi (pengoksigenan) adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan
oksigen.Contoh: 4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3
Reaksi oksidasi logam dikenal juga dengan nama perkaratan. Reaksi pembakaran
juga termasuk reaksi oksidasi, misalnya pembakaran minyak bumi, kertas, kayu
bakar, dll.
b. Reaksi pelepasan dan pengikatan elektron
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron. Contoh: Na Na + + e
c. Reaksi penambahan dan pengurangan bilangan oksidasi
Oksidasi adalah peristiwa naiknya / bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur.
Oksidasi merupakan reaksi yang paling penting pada korosi temperatur tinggi,
membentuk lapisan oksida yang dapat menahan serangan dari peristiwa korosi
yang lain bila jumlah oksigen dilingkungannya cukup (jumlah oksigen dalam
lingkungan disebut oksigen potensial). Tetapi harus terkontrol dan oksidasinya
terbentuk dari senyawa dengan unsur unsur yang menguntungkan.
c. Karburisasi Cair
Media cair yang digunakan adalah berbentuk garam yang mengandung
karbon. Penggunaan media cair dalam proses ini memiliki beberapa keuntungan
baik dari aspek kualitatif maupun ekonomi. Cara ini sangat cocok diterapkan pada
benda kerja yang relatif kecil. Pemanasannya berlangsung homogen dan selama
proses karburisasi berlangsung, oksidasi dan dekarburisasi dapat dicegah.
Jenis garam yang digunakan umumnya adalah yang banyak mengandung
NaCN atau KCN. Garam ini kemudian dicampur dengan bahan activator seperti
NaCl, BaCl, KCl, atau Na2CO3. Penambahan activator ini berfungsi sebagai
pemercepat reaksi pada proses pengkarburisasian.Dalam praktek, garam NaCN
lebih umum digunakan dibandingkan dengan KCN karena berbagai alasan sebagai
berikut :
- NaCN lebih murah
- Mengandung banyak karbon, hal ini mengakibatkan untuk temperatur dan
waktu proses yang sama NaCN memberikan lapisan yang lebih tebal.
- Titik cair NaCN relatif rendah, NaCN mencair mulai suhu 500oC.
Untuk waktu dan temperatur proses karburisasi sama, penetrasi karbon pada
proses karburisasi dengan menggunakan media zat cair lebih besar dibandingkan
menggunakan zat padat. Kadar NaCN yang diizinkan untuk proses ini berkisar
antara 25% sampai dengan 50%. Komposisi campuran garam sangat berpengaruh
terhadap sifat permukaan yang akan diperoleh. Oleh karena itu perlu penelaahan
yang teliti sebelum memilih garam yang akan digunakan untuk proses
karburisasi.
Ada 3 cara penambahan karbon atau karburasi :
Komponen yang akan dikarburisasi ditempatkan dalam kotak yang berisi media
penambah unsur karbon atau media karburasi.
Garam cair terdiri dari campuran sodium cyanide (NaCN) atau potasium cyanide (KCN)
yang berfungsi sebagai karburasi agent yang aktif.
Dengan natrium carbonat (NaCO3) yang berfungsi sebagai energizer dan penurun titik
cair garam. Dalam praktek, NaCN lebih banyak digunakan karena relaitif lebih murah,
lebih banyak menagndung karbon dan titik cair relatif lebih rendah (500C)
Metal dusting adalah peristiwa yang tergolong kepada reaksi suhu tinggi (korosi
suhu tinggi) dimana tidak diperlukan lagi media berupa elektrolit untuk
melangsungkan terjadinya reaksi. Metal dusting juga disebut catastrophic
carburization, prosesnya seperti karburasi biasa (carburization) yang membedakan
adalah adanya Nickel (Ni) pada logam induk selain juga melindungi dari korosi suhu
tinggi juga merupakan katalis terhadap metal dusting, Nickel merupakan katalis dalam
proses Bouduard. Reaksi metal dusting terjadi antara suhu 400 - 800C. Fenomena
metal dusting banyak menyerang logam yang mengandung Iron (besi), Nickel (Nikel),
dan Cobalt (kobalt).
Reaksi metal dusting terjadi karena fluida yang mengandung kadar CO atau C
(kabron) tinggi pada lingkungan yang bertekanan bersentuhan dengan permukaan
logam. Metal dusting tidak akan terjadi pada low alloy steel , metal dusting hanya
akan terjadi pada nickel alloy.
3. Nitridisasi
Proses nitridasi merupakan suatu proses pengerasan permukaan dengan cara
pendifusian unsur nitrogen kedalam permukaan baja atau besi pada temperatur dan
jangka waktu tertentu, pendifusian unsur nitrogen ini akan menghasilkan kedalaman
lapisan nitrid pada permukaan baja, yang menyebabkan permukaan baja menjadi lebih
keras dan kuat. Nitridasi merupakan suatu metode pengerasan permukaan yang
berfungsi untuk meningkatkan ketahanan sifat mekanik pada baja terhadap laju korosi
dan keausan.
Penggunaan metode nitridasi dalam dunia industri biasanya dilakukan dengan
menggunakan metode gas nitridasi konvensional yakni dengan pendifusian senyawa
ammonia (NH3) kedalam baja atau besi pada temperatur 450 C sampai 650 C
selama puluhan jam. Akan tetapi penggunaan metode gas nitridasi dapat
menyebabkan kerapuhan pada permukaan material sehingga material harus melalui
proses permesinan sebelum digunakan.
Nitridasi digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan baja paduan,
dengan cara memanaskan baja paduan pada temperatur 5000 s.d 5900 di dalam
kontainer yang lingkungannya nitridasi yang membuat amoniak akan terurai menjadi
gas Nitrogen dan H2. Nitrogen bebas akan bereaksi / berdifusi dengan paduan baja
atau dengan ferit membentuk nitrida dipermukaan baja.
Kedalaman lapisan nitrida mencapai 0,7 mm pada temperatur 5100 dengan
lama pemanasan 80 jam, permukaan produk akan menjadi tahan aus, karena
kekerasan yang tinggi, tahan fatik, tahan temper, tahan korosi
.
4. Korosi Halogen
Senyawa halida akibat penyerapan halogen oleh logam, dapat bersifat mudah
menguap atau mencair pada temperatur rendah. Kenyataan ini mengakibatkan
perusakan yang sangat parah.
5. Sulfidisasi
Terjadi dalam lingkungan yang mengandung bahan bakar atau hasil
pembakaran yang mengandung sulfur. Dengan oksigen membentuk SO2 dan SO3
yang bersifat pengoksidasi yang kurang agresif dibandingkan H2S yang bersifat
pereduksi, tetapi dapat terjadi efek penguatan dengan adanya Na dan K yang akan
membentuk uap yang kemudian akan mengendap kepermukaan logam pada
temperatur yang lebih rendah dan merudak permukaan.