BAB VI
CASE HARDENING
a. Straight Nitriding
Digunakan untuk meningkatkan kekerasan,
ketahanan gesek dan fatigue.
b. Anti Corosion Nitriding
Bahan yang digunakan biasanya besi tiang dan baja
paduan. Derajat kelarutan nitrogen dapat dicapai 30-700C.
3. Cyaniding
Merupakan proses penjenuhan permukaan baja dengan
unsur karbon dan nitrogen yang bertujuan untuk meningkatkan
kekerasan, ketahanan gesek, dan kelelahan. Apabila proses ini
dilakukan di udara maka disebut carbonnitriding. Macamnya
antara lain yaitu :
- High temperature liquid cyaniding
- High temperature gas cyaniding
- Low temperature liquid cyaniding
- Low temperature gas cyaniding
- Low temperature solid cyaniding
4. Sulphating
Digunakan untuk meningkatkan ketahanan gesek dari
bagian-bagian mesin maupun alat-alat tertentu dari bahan HSS
dengan jalan penjenuhan lapisan permukaan dengan sulfur.
5. Carbonitriding
Carbonitring adalah kombinasi antara gas carburizing
dan nitriding. Carbonitriding, sianida kering atau nirkabing
adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja
dipanaskan di atas suhu kritis di dalam lingkungan gas dan
terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Dapat digunakan
amonia atau gas kaya karbon. Amonia dan gas alami dialirkan
mengenai material, material yang dihasilkan adalah kombinasi
antara besi carbida dan besi nitrida, lapisan yang tahan aus
mempunyai ketebalan antara 0,08 – 0,75 mm. Keuntungannnya
ialah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila
ditambah nitrogen sehingga dapat dimanfaatkan baja yang relatif
murah.
6. Boronizing
Boronizing adalah alah satu metode surface hardening
baru. Ada dua macam teknik boronizing, yaitu dengan
boronizing padat dan gas. Untuk boronizing padat, komponen
ditempatkan di dalam kotak tahan panas dan dicampur dengan
butiran atau pasta boron karbida atau senyawa boron lain dengan
tambahan katalis pada suhu 900-1000C. Boron berdifusi ke
dalam dan membentuk lapisan besi borid (FeB dan Fe2B). Pada
permukaan paling luar akan terbentuk lapisan FeB dan pada
bagian dalamnya terbentuk fase Fe 2B. Lapisan borid sangat
keras, kekerasannya dapat mencapai lebih dari 1500 VPN.
Lapisan ini memiliki resistansi tinggi, dan digunakan untuk
kompenen traktor, cetakan drop forging, dan jig buses.
6.2.2. Carburizing
Carburizing merupakan salah satu perlakuan panas secara
kimiawi. Carburizing adalah penambahan unsur karbon pada
permukaan baja rendah. Suhu pada pemanasan carburizing
dilakukan pada suhu 900 0C-950 0C. Unsur karbon dapat diperoleh
dari arang kayu, arang tempurung kelapa, atau suatu material yang
mengandung unsur karbon. Hal ini bertujuan memberikan
kandungan karbon yang lebih banyak pada bagian permukaan
dibandingkan dengan bagian dalam, sehingga kekuatan pada
2. Temperatur
Temperatur yang tinggi akan menyebabkan arang lebih
mudah berdifusi masuk mengisi celah-celah kosong diantara
butiran atom sehingga akan meningkatkan kekerasan.
3. Quenching
Semakin cepat proses quenching, maka hasil kekerasan
akan meningkat.
4. Katalis
Penambahan CO ditingkatkan oleh katalis, seperti
BaCO3, Na2CO3 yang terdapat di carburizing. Katalis ini
mengfasilitasi pengurain karbon dioksida dengan CO.
5. Bahan pengarbonan
Arang juga menetukan terhadap proses kekerasan.
Penggunaan arang batok akan berbeda dengan menggunakan
arang jati karena memiliki kandungan karbon berbeda. Karena
semakin besar kandungan karbon, maka presentase terjadinya
carburizing semakin kecil. Hal ini dikarenakan ketika spesimen
mengandung banyak karbon maka karbon yang akan
dimasukkan ke dalam spesimen melalui pack carburizing akan
semakin sulit masuk secara difusi.
. 6. Media pendingin
Media pendingin berpengaruh terhadap pendinginan
semakin cepat pendinginan semakin banyak struktur martensite
yang terbentuk.
2. Dapur listrik
4. Alat penimbang
5. Media pendingin
TC = (723.0,7) + (730.0,675)
0,7 + 0,675
= 726, 436oC
% C = (723.0,74) + (730.0,675)
723 + 730
= 0,6874 %
Keterangan : Fe – Fe3C
Pergeseran Titik Eutectoid
Gambar 6.7 : Pergeseran Titik Eutectoid
14
Skala = 1:1
Satuan = mm
Gambar 6.8 : Bentuk dan Dimensi Spesimen
6.4 Hipotesa
Semakin tinggi temperatur dan waktu holding maka energi aktivasi
karbon semakin besar. Hal ini mengakibatkan difusi karbon semakin
mendesak ke dalam sehingga menambah kedalaman pengerasan permukaan
suatu material. Media pendinginan berbeda mengakibatkan viskositas dan
konduktivitas termal juga berbeda pula, sehinnga ukuran butir dan struktur
material juga berbeda. Dengan perbedaan pada saat proses pembentukan
butiran sehingga menyababkan kekerasan yang berbeda.
Suhu = 900oC
Holding time = 30 menit
Media Pendingin = Air garam
Tabel 6.5 Data Kekerasan pada Suhu 900oC 30’, Air Garam
Titik Jarak dari tepi (ηm) Kekerasan (HV) Rata-rata
1281,4
1 500 1214,7 1235,7
1211
1203,1
2 100 1176,2 1198,7
1216,8
1162,9
3 1500 949,6 1152
1143,5
1131,5
4 2000 1156,3 1140,7
1134,3
1035,6
5 2500 1049,6 1046,3
1053,8
Suhu = 900oC
Holding time = 30 menit
Media Pendingin = Udara
Suhu = 850oC
Holding time = 30 menit
Media Pendingin = Oli
Suhu = 800oC
Holding time = 30 menit
Media Pendingin = Oli
6.6 Pembahasan
a. Data kelompok
Pada grafik spesimen tanpa perlakuan dapat dlihat bahwa
hubungan antara jarak dari tepi spesimen dengan kekerasan yaitu sama
besar 240,4 HV. Sedangkan pada spesimen pada carburizing dengan
suhu 900oC dan diholding 30 menit dengan media pendingin oli
memiliki kekerasan yang paling tinggi diantara lainya, yaitu pada jarak
500 ηm sebesar 503,7 HV dan memiliki nilai kekerasan berbeda pada
setiap titiknya. Hal ini disebabkan karena karbon teleh masuk secara
menyeluruh dibagian permukaan yang disebabkan kedalaman yang
dicapai 0,3 mm dari luar. Pada jarak 1000 ηm dari tepi mulai
kekerasannya menjadi 463,6 HV. Hal ini terjadi karena karbon tidak
dapat berdifusi secara menyeluruh sehingga menurunkan kekerasan.
Begitu juga jarak 1500, 2000, 2500 kekerasannya semakin rendah,
karena karbon hanya berdifusi ke dalam sebagian spesimen dan tidak
secara menyeluruh. Jadi sesuai dengan teori bahwa spesimen yang
mengalami pack carburizing memiliki kekerasan lebih tinggi dibanding
tanpa perlakuan serta semakin jauh dari tepi maka kekerasannya
semakin cenderung menurun.
Perlakuan
236
Laboratorium Pengujian Bahan
Perlakuan
238
Laboratorium Pengujian Bahan
Perlakuan
240
Laboratorium Pengujian Bahan
6.7.2 Saran
1. Pada saat asistensi lebih memberitahukan secara detail apa yang
salah dan kurang dalam penulisan laporan.
2. Praktikan harus mematuhi tata tertib yang sudah ditetapkan saat
praktikum.
3. Untuk praktikum agar waktu diperpanjang agar tidak terburu –
buru dan pengambilan data tidak salah.
4. Sebaiknya asisten ingat kepada jadwal asistensi supaya asisten
berjalan terjadwal.
5. Baiknya praktikan harus pro – aktif selama asistensi supaya bisa
mendapat acc sebelum deadline.
6. Ketika praktikum, asisten hendaknya memberikan instruksi
supaya praktikan tidak bingung.
7. Sebaiknya asisten dalam asistensi lebih fleksibel lagi.
8. Sebaiknya pada saat praktikum benda yang diuji masing-masing
kelompok berbeda bentuk.
9. Untuk mesin pengujian untuk praktikum bisa lebih ditambah
agar praktikan lebih banyak mengetahui dalam pengujian.
10. Alat mesin yang rusak diperbaiki agar bisa digunakan.
11. Sebaiknya praktikan lebih aktif bertanya pada asisten agar
asistensi tidak pasif.
12. Praktikum untuk konsep ditulis tangan dan untuk acc tinta
diketik pakai komputer agar estimasi pembagian waktu lebih
efisien.
13. Sebaiknya praktikan membawa alat tulis untuk mencatat hal –
hal penting selama praktikum.
14. Praktikum pada penempelan data hasil praktikum mungkin bisa
dikelompokkan berdasarkan masing-masing pengujian.