c1
NETARThIE\T
Vol 13, No 1 (2013)
Journal of Mechanical Engineering
Table of Contents
Articles
l'{*)-:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License.
IIilU]Uililffiilililil
URNAL REKAYASA MESIN
Enrollment U9ER
it. jcsrrdti
Section Editors
ls.ct'o" Edjto.r Fl Fhrt T;'l [;o"trl"s T;l T-------_l Fii;l
""re
4C EE EI EErIE!rlll9E9BSI UyU XY I Al! T{OTT FI CATIOT{9
ALL EiqOLLEO U!ERs !rtl3"
. r,1.^.o.
!A!!E !l:1!-!=
]OURTAI COTTENT
t,l llasat Prof. Or. Ir. HasBn Basri l'r!a.bar: Ei al' I
uSEgEelL I EDII I rqlltsjg I orEABLE
I55Nr yy vy-v i v,
URNAL REKAYASA MESIN
|ISER HC|llE
Enrollment U9€R
1! i.!r1a i
Reviewers 11r 3rci e
A!!1.!j4.9!!E!_.9S!ES
.{E!
1l.n ao.
!44!
touRtitar" cottEllT
t.l llasEj Prof. Or. Ir. Hlsan e.sri has8rbss:E,alr l urE!8g!J I EqII !es-$is I gIEAriE
I
n !s4Yu Ir. lvlT., FtT. D6rmr,ri 6.yin d-birir:a l9 -.! l ll$!E-a!L lEeE I !!g.I!l5 lqlsAai I;n l-J
- ISIZI! Ir. tlT. Ir,lin eizzy '.., r._L(itz, n1i l !!t!8!!r lEEr! ll€flu-as ltrEA$r I 6-'c' I
t,l fElrxaflE ST. l''lT. Elly.ni. Ellyanir ell;_ura- -a ra l u!r!!e!r l lsE l jpglllE l !Ir4!lj
. lluu.r
tr SABDEASEIA.SAn l,lr. lchrn Ichan aa'd.'aseirar',a l U',IEIIROLL I EqII I LO6 IN A5 I OISATLE . ae /tuthcr
, !e rltL
n AU.OIEUSI Dipl.-1n9. Ir. PhD Amrif.n hrch'ur argr.i l I,I!E!89!! I EDtr . ottlr l6lhrL
S.l.din Nlohruni
[] !l!!rruA0 Or. lr. Nukman Nukman ,-_r.J{!iar:l--: l ll!E!!9lr I tctr l!!lsJ!ls loEAlll
f] pcRArrwr Dr Diah Kusum6 Pratiri F'al .,'dia'< I !]rE!8!u I rPU I l{rEJ!'At I nIfttU .4,
t"l Esat]Iesq Budi S.ntoro blrdrinFtc.c ( I rJxrxtg!! IttlI I !!Eu!!t I lEulrl
tt ca!1084 Irlr. Candra Setia,^an jel.ar-.!S';a'. l n!rr89* lInlI llgu!15 lu$$I
fl csElaur^}r l"lr Clndr! Sctiawan :ard -a-aur! 1 l u$lrgs I EEII I !99.u-as I !l!a4t
i:r RsrpAHUTA^ tr. 1r. Riman SipBhut.r - mar-5rFal_u:. I !M!E!!! I lpII I !eg$.AS I OEAi!E
Ll rrEooY Livi.n T.ddy jrirtEddl gu .. I lB$Egu I EpII I lecJI-sl I clsagrl
n rRgYApr Mr. lr.yadi Yani '! r-rdi-r'nriC l uNEnr.oL! I EOIf | !e6l!4E I orslBLE
STUDI PERIIITUNGAN ALAT PEI\UKAR KALOR TIPE
SHELL AND TUBE DENGAN PROGRAM HEAT TRANSFER
RESEARCH INC.
(HrRr)
l.Bizzyt't,, R. Setiadi b)
(l'2tu.usan
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Prabumulih KM. 32
Inderalaya-30662
E-Mail :' I )irwin_bizzymt@yahoo.coid
'''rachmat.setiad i5989@gmai I.com
Nnghasan
Untuk mengurangi biaya produksi, perancangan alat pem*ar kalor terlebih dahulu sangatlah
efektd dari pada membeli alot penukar yang sudah jadi. Perancangan ini berupa perhitungan
dimensi alat penukar kalor tipe shell and tube menggunakan metode analisa komputeisssi Heqt
Transfer Research |nc. (HTRI) dan metode analisa perhitungan manual. Perhitungan dimensi alat
penukar kalor ini bertujuan untuk mengetahui kulitqs dqi alat penukar kslor betdasarkan
koefisien perpindahon kalor keseluruhan, faklor pengotorqn, dan penuntnan tekanan yang akan
te[adi Alat penukar kalor yang dirancang adalah alat penukar kalor tipe shell and tube 1 (sah)
pass shell dan 1 (satu) pdss tube aliran berlowanqn denganfluida panas berupa gas ammonia dan
Jluida dingin berupa air berdasarkqn data lapangan yang diperoleh di PT Pupuk Sriy/iayq
Palembang. Hqsil qnqlisa perhitungan dimensi diperoleh bahvq alqt penukar kalor yang
dirancang sudqh memenuhi syqrat minimam dari faktor pengotorqn yong telah ditetapkan.
Kuqlitas qlqt penukar kalor akan meningkat sebanding dengan menurunnya nilai falAor
pengotoran, metrurannya nilai Wnurunan tekanan dan besaruya dimensi alat pefiuktr kalor.
Alat penukar kalor di industri - industri Salah satu tipe dari alat penukar kalor yang paling
perminyakan atau kimia, tidak selamanya dapat banyak digunakan adalah Shell qnd Tube Heat
beroperasi dengan baik. Sebagai contoh PT Pupuk Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah slel/
Sriwijaya, alat penukar kalor lebih rentan untuk silindris di bagian luar dan sejumlah tur€ di bagien
mengalami kerusakan di karenakan bahan kimia dalam, di mana t€mperatu.r fluida di dalam tube
yang diproses (ammonia) yang bersifat korosif bila berbeda dengan di luar tube (di dalam shell)
bersentuh dengan logam. Untuk mengurangi biaya sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran
l. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan 2-3 Klasifikasi Alat Penukar Kalor
pengamatan secara langsung di lapangan.
Alat penukar kalor dapat diklasifikasikan dalam
2. Wawancara, yaitu pencarian data dengan beberapa kelompok sebagai berikut :
menanyakan secara langsung kepada
pembimbing di lapangan t€ntang hal-hat l. Berdasarkan proses perpindahan kalor
yang berhubungan dengan permasalahan L Perpindahan kalor secara langsung
yang dibahas.
F Perpindahan kalor secara tak langsung
3. Pustaka, yaitu pengumpulan data dengan
acuan buku-buku pendukung yang 2. Berdasarkankontruksi
mempunyai hubungan dengan alat yang > Konstruksi tabung (tubular)
ditinjau
> Konsruksi tipe pelat
1.5 SistematikaPenulisan
> Konstruksi dengan luas permukaan
Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan diperluas
laporan ini terdiri dari : Pendahuluan" Tinjauan
Pustak4 Metodelogi perancangan , Perhitungan dan
! Konstruksiregeneratif
Analisis Data. Kesimpulan dan saran. 3. Berdasarkan jenis aliran
! Kombinasi perpindahan kalor secara 2.3.1 Alat Penukar Kalor Aliran Sejajar
konveksi dan radiasi
Alat penukar kalor tipe aliran sejajar, memiliki arah
Berdasarkan standar "Tubular Exchanger aliran dari dua fluida yang bergerak secara sejajar.
Manufadures Association" (TEMA) terdapat 3 Kedua fluida masuk dan keluar pada sisi penukar
(tiga) macam kelas alat penukar kator : panas yang sarna. Temperatur fluida yang
m€mberikan energi akan selalu lebih tinggi
l. Kelas R, untuk peralatan yang bekerja dibanding temperatur fluida yang menerima sejak
dengan kondisi berat. Biasa digunakan di
memasuki alat penukar kalor hingga keluar.
industri minyak Temperatur fluida yang menerima kalor tidak akan
2. Kelas C, dibuat untuk p€nggunaan secam pemah mencapai temperatur fluida yang
umum. Didasarkan pada segi ekonomis memberikan kalor.
dan ukuran kecil, digunakan untuk proses
- proses umum industri.
3. Kelas B, untuk pelayanan proses kimia
juga
|---=--,
Standar TEMA mengklasifikasikan alat
penukar kalor menurut tipe "stasionary head",
"shell" dan " rear head" kedalam tiga kode hurul
yaitu :
Hurufkedua : E, F, G, H, J, K dan X
Menunjukkan tipe shell
Gambar 2: Profil temperatur alat penukar kalor
lluruf ketiga: L, M, D, U, P, S, T dan W aliran sejajar alat penukar kalor
Menunjukkan tipe ujung belakang
aliran berlawannn
Alat penukar kalor tipe aliran berlawanan, memiliki
arah aliran yang berlawanan. Perpindahan kalor
terjadi antara satu ujung bagian yang panas dari
kedua fluida dan juga bagian yang paling dingin.
Temperatur keluar fluida dingin dapat melebihi
temperatu keluar fluida panas.
AIat penukar kalor tipe ini adalah salah satu jenis Langkah - langkah yang biasa di lakukan dalam
alat penuk kalor yang menurut konstruksinya merencanakan atau mendisain alat penukar kalor
dicirikan adanya sekumpulan "tube" yang adalah :
dipasangkan di dalam "shell" berbentuk silinder di
l. Penentuan heat duty ( Q ) yang diperlukan.
mana dua jenis fluida yang saling bertukar kalor
Penukar kalor yang direncanakan harus
mengalir secara terpisah, masing-rnasing melalui
memenuhi atau melebihi syarat ini.
sisi "tube" dan sisi "shell".Alat penukar kalor tipe
ini sering digunakan di industri kimia. Satu fluida Menentukan ukuran ( size ) alat penukar kalor
mengalir didalam pipa, sementam fluida lain dengan perkiraan yang masuk akal umuk
dialirkan dalam shell. Agar aliran dalam shell koefi sien perpindahan kalor keseluruhannya.
turbulen dan untuk memperbesar koefisien Menentukan fluida yang akan mengalir di sisi
perpindahan panas konveksi, maka pada shell
tube atau shell. Biasanya sisi tube di
dipasang penghalang (bafile).
rencanakan untuk fluida yang bersifat korosif,
beracun, bertekanan tinggi, atau bersifat
mengotori dinding. Hal ini dilakukan agar lebih
mudah dalam proses pembersihan atau
perawatannya.
Alat penukar kalor tipe 'shell snd tube" memiliki L: Panjang tube ( mm )
komponen - komponen yang sangat berpengaruh 5. Menentukan ukuran shell. Langkah ini
pada konstruksinya. Adapun komponen - dilakukan setelah kita mengetahui jumlah tube
komponen dari alat penukar kalor tipe ini adalah : yang direncanakan. Kemudian perkirakan
jumlah pass dan tube pitch yang akan
digunakan.
Tr : Temperatur fluida masuk ke dalam shell Pendekatan LMTD dengan penukar kalor berguna
Ccl bila suhu masuk dan suhu kelua dapat ditentukan
dengan mudah, sehingga LMTD dapat dengan
T2 = Temp€ratur fluida keluar shell (0C)
mudah dihitung. S€lanjutnya aliran kalor, luas
tr : Temperatur fluida masuk ke dalam tube permukaan, dan koefisien perpindahan kalor
('c ) menyeluruh dapat diteniukan. Bila kita menentukan
0C temperatur masuk atau temperatur keluar, analisis
t2 = Temperatur fluida ke luar tube ( ) akan melibatkan prosedur iterasi karena LMTD itu
2.6 Faktor Pengotorirn sesuai dengan fingsi logaritma. Analisis akan lebih
mudah dilaksanakan dengan dengan menggunakan
Faldor pengotoran ini sangat mempengaruhi metode yang berdasarkan atas efek;tifitas penukar
perpindahan kalor pada alat penukar kalor. kalor dalam memindahkon kalor tertentu.
Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida
yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada Untuk mendefenisikan efektifitas suatu penukar
komponen dari alat penukar kalor akibat pengaruh kalor, laju perpindahan kalor maksimum yang
dari jenis fluida yang dialirinya. Selama alat mungkin terjadi, q.* untuk penukar kalor itu harus
penukar kalor ini dioperasikan maka pengaruh ditentukan terlebih dahulu.
pengotoran pasti akan terjadi. Terjadinya Untuk menentukan laju perpindahan kalor
pengotoran tersebut dapat menganggu atau maksimum pada suatu penukar kalor, pertama-tama
mempengaruhi temperatur fluida mengalir dan harus dipahami terlebih dahulu bahwa nilai
dapat menuunkan atau mempengaruhi koefisien maksimum akan didapat bila salah satu fluida
perpindahan panas menyeluruh dari fluida temebut. mengalami perubahan temperatur sebesar beda
Faktor pengotoran dapat dicari dengal persamaan : temperatur maksimum yang terdapat dalam penukar
kalor itu, yaitu selisih antara tempefatue masuk
fluida panas Th.; dan fluida dingin T",; Fluida yang
JURNAL REKAYASA MESIN Vol. 13No. I Maret 2013 71
mengalami beda temperatur maksimum adalah 3 METODOLOGIPERANCANGAN
fluida yang kapasitas kalornya minimum, karena
kesetimbangan energi menyaratkan bahwa energi 3.1 Diagram Alir (flow chart)
yang diterima oleh fluida satu harus sama dengan 1. Diagram alir perancangan alat penukar
energi yang dilepaskan oleh fluida yang satu lagi. kalor ( APK ) tipe shell and tube di vf
Jika fluida yang mempunyai nilai kapasitas yang Pupuk Sriwijaya
lebih besar mengalami beda beda temperature
maksimum, maka fluida yang satu lagi akan
mengalami perubahan temperatur yang Iebih besar
dari makimum, dan ini tentu saja tidak mungkin.
Jadi laju perpindahan kalor maksimum dinyatakan
sebagai berikut:
Nru=#
72 Studi Perhitungan Alat Penukar Kalor Tipe Shell And Tube dengan Program
Heat Transfer Research Inc.( HTRI )
oC
54,55m2 r 39,94
.I PERIIITI'NGAN DAN A\ALISA = 207.76w/nf oC
,
Tdor
h.r+rrg,osz
- 14,71 kPa
_ 1((i2S,1 r 0,86r2S.1)-.-- .-)
f,i-rt , o,os
t. Laju Kapasitas lftlor ( C )
4 ((12.7, ?1!!:t)- 142,11) l. Untuk perhitungan fluida dingin di slrel/ :
*- = 19,05 mm
Jadi, C^=m-.C-^
_ rg,O+S rO-". r +rz.O+z# = 10,37 ke/s . 4L78,7 l/kgoc
* -
0'63710-3lJ'
oC
= 12.243,40 = 43.328,94 W /
Jadi,jenis aliran yang tedadi di dalam rube adalah
aliran turbulen karena R . >2300 (Inffopera :
2. Untuk perhitungan fluida panas di sisi ,.rre
1996) "
- Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi Ch=mh.Cp.h
(lr")
Koefisien perpindahan kalor konveksi (ho) = 3,61 kels . 2228,3 | /kgo(
dapat dicari dari persamaan Nusselt (Nu)
oC
sebagai berikut : = 8.046,6tW /
Dari laju kapasitas kalor yang didapat, C">Ch maka
-.Nu _;:
h.d- C."6 : C" dan C.1n = C1
=
= 0,012 (&..0.87 - 280) P, roa
9. Laju Perpindahan Kalor Makimum
( q-.*, )
= 0,012(12.243,400.87 -280) 4,47 30.4
Nu = 72,55
Sehingga : Q.*, = C." ( Tri - T",r )
. .k = 8.046,61W / oC ( 120 - 32 ) oC
h" = -+-'
^/.,
, xo
72ss 62.,64-
m"c = ( 8.046,61 x 88 ) Watt
1a,05 10-3 m
= 708.101,58 Watt
= 2.526,59 W hn2.oC
10. Efektifitas Alat Petrukar Kalor ( e )
Koelisien Perpindshan Kalor Menyeluruh
Bersih (U.) Efektifitas suatu alat penukar kalor didapat
,. 1 dangan membandingkan antam laju
lhrsr perpindahan kalor aktual dengan laju
1-__1-_L
hL 2nlk ho perpindahan kalor maksimum yang mungkin
_1
,-,!l?!. terjadi.
"'6
--L-
360.10 2 z91a x a,a17 x tb,2 ---L
'z8s' 2526.59 Q"ktuat
tN /m? .oC E: x \OO o/o
= 289,72 Qmaks
74 Studi Perhitungan Alat Penukar Kalor Tipe Shell And Tube dengan Program
Heat Transfer Research Inc.( HTRI )
1.2 PerhitunganKomputerisasi
Dalam perhitungan menggunakan program I{TRI,
kita hanya memasukan data - data yang telah
diketahui seperti suhu, laju aliran masa salah satu
fluida, tekanan. serta asumsi asumsi perancangan
berdasarkan standar - standar dari TEMA , Perrys
hand book dar, ptstaka Kern,
-jl l!lll-lr
I Gambar 9: Hasil performansi desain APK
i.4.gi;;.{--rl
Hr6 li:ii-' .d* f-+
kf, i, /1-,r-/i-!drtr.ry
b*, ;tr
Fi , ]i - / in-.
x,&a ra-:-, rT:r:-rrf. rf,
Perhitngsn Perhitungan
Manurl HTRI ,
kalor (q)
LMTD 39,94'C tg ?o 0a
Jumlah baffle
Penurunan Shell
22
Tube Shell
t8
Tube
{
F f
Tekanan
14,71 21,46 8,02 t7,05 :ffiil;ffi;
kPa kPa kPa kPa
,\-Iu
76 Studi Perhitungan Alat Penukar Kalor Tipe Shell And Tube dengan Program
Heat Transfer Research Inc.( HTRI )
5 KESI }I PI II,,\N DAN SAR.\\
5.1 Kesimpulan Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut
dalam merencanakan APK dari segi pemilihan
Dari hasil perhitungan sebelumnya, dapat diambil material, dimensi nosel, cara pengelasan dan
beberapa kesimpulan sebagai berikut : perencanaan peralatan pendukung seperti
l. Untuk memenuhi syarat faktor pengotoran (Rf) gasket,flange, tie rod, dan bolt and nut.
minimal pada industri kimia dibutuhkan 6 D.\FI'AII PL S'[,\KA
diameter siel/ sebesar 438,15 mm dan diameter
tube sebesar 19.05 mm [] Chengel, Yunus A, "Heat Transfer",
McGraw-Hill, New York, 2007
2. Kualitas APK yang dibuat dapat dilihat da
nilai efelctivitas dan faktor pengotoran dari [2] Holman, J P. "Perpindahan Kalor"
APK yang direncanakan. Nilai efektivitas Terjemahan Ir. E Jasjfi, Msc, Jakarta,
perencatxlan ini bemilai 79 o/o dan faktor Erlangga, l9E4
pengotoran bemilai 0.00l4l oC m'?,{ [3] Incroper4 Frank P., dan Dewitt, David P.,
3. Untuk kondisi fluida yang sam4 terdapat "Fundamental of Heat and Mass Transfer",
perbedaan perhitungan antara komputerisasi 4'h Edition, John Wiley and Sons, United
dan manual dalam melakukan perencaruuln States of America, 1996
APK. Perbedaan ini dikarenakan ketelitian [4] Kem, Donald Q. "Process Heat Transfer",
perhitungan program lebih akuat daripada McGraw-Hill Intemational, New York,
perhitungan secara manual,
1965
5.2 Saran [5] Lienhard, John H, "Heat Traansfef'.
Prentice-Hall Inc., New Jersey, 1987
Berikut beberapa saran untuk disampaikan
adalah : [6] Perry, Robert H., dan Green, Don W,
"Perry's Chemical Engineers' Hand Book,
l. Sebelum melakukan petencanaan
7'h Edition, McGraw-Hill, United states of
menggunakan program, sebaiknya perencilna
melakukan perhitungan manual terlebih dahulu Amerika, 1997
sebagai acuan dasar perencanaan dengan [7] "Standards of The Tubular Exchanger
memakai persamaan - persamaan dan kondisi Manufakturers Association", 9'h edition,
batas yang dipilih sesuai rancanagan. Tarr).town, New York 10591, 2007