Anda di halaman 1dari 28

108

Laboratorium Pengujian Bahan

BAB III
PENGUJIAN IMPACT

3.1 Tujuan Pengujian


1. Mengetahui daya tahan suatu logam terhadap beban dinamis yang
menyebabkan terjadinya patahan.
2. Mengetahui bentuk patahan.
3. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekuatan kejut logam.
4. Mengetahui cara pengujian impact.

3.2 Teori Dasar Pengujian


Material mempunyai kekuatan tarik yang tingi tetapi tidak tahan
dengan beban kejut untuk menentukanya perlu diadakan pengujian impact.
3.2.1 Definisi Kekuatan Impact
Kekuatan impact biasanya diukur dengan metode charpy
atau izod yang bertakik maupun tidak bertakik pada pengujian ini,
beban diayun dari ketinggian tertentu untuk memukul benda uji,
yang kemudian diukur energi yang diserap oleh patahanya.
Impact test sendiri biasanya digunakan untuk menguji
kekuatan impact suatu material. Kekuatan impact sendiri merupakan
kekuatan material untuk menyerap energi. Jadi, impact test
merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji ketangguhan
suatu spesimen bila diberi beban secara tiba-tiba melalui tumbukan.
Ketangguhan adalah kumpulan suatu energi yang diperlukan untuk
mematahkan atau merusak suatu bahan yang diukur dari luas daerah
dibawah kurva regangan tegangan suatu bahan mungkin memiliki
kekuatan tarik yang tinggi tetapi tidak memenuhi syarat untuk
kondisi pembebanan impact (kekuatan impact beban tersebut
kurang) suatu paduan memiliki parameter ketangguhan terhadap
perpatahan yang didefinisikan sebagai kombinasi tegangan kritis
panjang retak.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


109
Laboratorium Pengujian Bahan

3.2.2 Macam-Macam Metode Pengujian Impact


Pengujian impact merupakan salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengetahui ketangguhan suatu material.
Ketangguhan merupakan sifat material yang menunjukkan banyak
energi yang dapat diserap oleh material untuk mematahkan
specimen (Smith, William F. 2004 : 248). Dalam pengujian impact,
specimen (benda kerja) mendapatkan beban kejut sehingga specimen
mengalami patah. Dengan data yang didapatkan dalam pengujian
impact dan perhitungan yang dilakukan dapat diketahui besar energi
yang dapat diserap material sebelum material mengalami kerusakan
(patah). Dengan data yang didapatkan dalam pengujian impact dan
perhitungan yang dilakukan dapat diketahui besar energi yang dapat
diserap material sebelum material mengalami kerusakan (patah).
Terdapat beberapa metode dalam pengujian impact antara
lain :
a. Pengujian tarik kejut (Tensile Impact Test)
Pada pengujian tarik kejut, salah satu ujung spesimen
dijepit sedangkan ujung yang lainya medapatkan beban secara
kejut. Biasanya digunakan untuk material yang ulet. Specimen
biasanya diberi notch atau tidak sesuai kebutuhan.

Gambar 3.1 : Mesin Pengujian Tarik Kejut


Sumber : Anonymous 40. 2012

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


110
Laboratorium Pengujian Bahan

b. Pengujian punter kejut (Torsion impact test)


Pada pengujian puntir kejut, salah satu ujung beban
dipuntir secara kejut dalam hal ini masih ada batas pecah, tetapi
tak ada kontraksi. Kontraksi adalah perlawanan bahan terhadap
beban akibat adanya tegangan dalam. Tegangan puntir pada titik
beratnya sama dengan nol dan semakin keluar semakin
bertambah.

Gambar 3.2 : Mesin Pengujian Puntir Kejut


Sumber : Anonymous , 41. 2012

c. Pengujian pukul takik ( beam impact test)


Pada pengujian pukul takik, specimen sebelumnya diberi
takik dengan bentuk dan dimensi tertentu dan kemudian
mendapatkan beban pukulan secara kejut. Dalam hal ini energi
yang digunakan untuk mematahkan specimen berasal dari energi
potensial dari pendulum digunakan untuk memberi beban
pukulan pada specimen.
Dalam pengujian takik terdapat 2 cara pembebanan,
antara lain :
a. Metode Charpy
Dalam pengujian impact dengan metode charpy,
specimen sesuai dibuat bentuk dan dimensi yang standar.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


111
Laboratorium Pengujian Bahan

Pada pengujian, spesimen ditumpu pada kedua


ujungnya dan pasti tidak membelakangi pendulum, sehingga
pendulum akan memukul punggung takik. Takik yang
digunakan umunnya bersuduk 450. Pengujian ini sesuai
untuk material yang ductile. Percobaan ini banyak
digunakan di Amerika.

Tabel 3.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Charpy


Kelebihan metode charpy Kelemahan metode charpy
1. Hasil pengujian lebih cepat 1. Hanya dapat di pasang pada posisi
2. Pengerjaan lebih mudah dipahami horizintal
dan dilakukan 2. Spesimen dapat bergeser dari tumpuanya
3.Menghasilkan tegangan uniform di karena tidak dicekam
sepanjang penampang 3. Pengujian hanya dapat dilakukan pada
4. Harga alat lebih murah spesimen yang kecil
5. Waktu pengujian lebih cepat 4. Hasil pengujian kurang dapat atau tepat
di manfaatkan dalam perancangan karena
tegangan yang diberikan tidak rata.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


112
Laboratorium Pengujian Bahan

Gambar 3.3 : Cara pembebanan Charpy


Sumber : Anonymous 42. 2012

b. Metode Izod
Dalam pengujian impact dengan metode izod,
spesimen dibuat sesuai dengan bentuk dan dimensi yang
standar pada pengujian. Spesimen dijepit pada salah satu
ujungnya tepat dibibir takikan, posisi tidak dengan material
yang ductile. Pembebanan ini banyak digunakan di Inggris.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


113
Laboratorium Pengujian Bahan

Tabel 3.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Izod


Kelebihan Metode Izod Kelemahan metode izod
1. Tumbukan pada takikan karena 1. Biaya pengujian yang lebih mahal
benda kerja di cekam dan 2. Pembebanan yang dilakukan hanya pada
spesimen tidak mudah bergeser satu ujungnya sehingga hasil yang diperoleh
karena dicekam pada salah satu kurang baik
Ujungnya 3. Proses pengerjaan pengujianya lebih sukar
2. Dapat menggunakan spesimen 4. Hasil perpatahan yang kurang baik
dengan ukuran yang lebih 5. Waktu yang digunakan cukup banyak,
besar.
mulai dari menjepit benda kerja sampai
tahap pengujian
6. Memerlukan mesin uji berkapasitas
10.000 ton

Gambar 3.4 : Prinsip Pengujian Impact Izod


Sumber : Anonymous , 43. 2012

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


114
Laboratorium Pengujian Bahan

Perbedaan metode charpy dan metode izod terletak


pada besar ukuran sampel, posisi takik, arah pembebanan dan
peletakan sampel. Metode charpy menggunakan sampel
berukuran 10 x 10 x 45 (mm), posisi takik berada di tengah-
tengah, arah pembebanan dari belakang takik dan sampai tidak
dijepit, sedangkan metode izod menggunakan sampel berukuran
10 x 10 x 75 (mm), posisi takik 28 mm dan salah satu ujung
sampel, arah pembebanan dari depan takik dan smapel dijepit.

3.2.3 Tipe dan Macam Notch Pada Spesimen Impact Pukul Takik
a. V notch
Bentuk notch-nya seperti huruf V.

Gambar 3.5 : V notch


Sumber : Harwen, 1984 : 156

b. U notch
Bentuk notch-nya seperti huruf U.

Gambar 3.6 : U notch


Sumber : Harwen, 1984 : 156

c. Key Hole notch


Bentuk notchnya seperti lubang kunci.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


115
Laboratorium Pengujian Bahan

d.
e. K
e
y
h
Gambar 3.7: Keyhole Notch
Sumber : Harwen, 1984 : 156

Dalam percobaan yang sering dugunakan adalah V notch


dalam uji impact charpy karena :
1. Mudah digunakan.
2. Benda ujinya kecil.
3. Murah.
4. Pengujian dapat dilakukan dalam suhu ruang, sedangkan uji
impact charpy yang menggunakan notch yang berbentuk U dan
key hole akan mengalamai kesulitan pada kekuatan notchnya.
5. Karena pada notchnya yang berbentuk huruf V terjadi pemusatan
tegangan sehingga material lebih cepat patah.

3.2.4 Macam-Macam Patahan dan Sifatnya


1. Patahan Getas
Patahan getas mempunyai permukaan yang rata-rata
mengkilat, sehingga apabila potongan ini disambung kembali
akan menghasilkan sambungan yang rapat. Karena patahan tidak
mengalami deformasi dan impact strengthnya rendah, karena
terdapat struktur martensite.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


116
Laboratorium Pengujian Bahan

Gambar 3.8 : Struktur Patahan Getas


Sumber : Anonymous , 44. 2012

2. Patahan Liat
Patahan ini ditandai dengan penyerapan energi disertai
adanya deformasi plastis yang cukup besar disekitar patahan
sehingga permukaan patahan nampak kasar, berserabut dan
berwarna kelabu. Memiliki impact strength yang tinggi atau
masuk kedalam fase ferrite perfect fase.

Gambar 3.9 : Struktur Patahan Liat


Sumber : Anonymous 44. 2012

3. Patahan Campuran
Patahan ini mempunyai patahan yang bervariasi.
Sebagian getas dan sebagian ulet. Patahan ini paling banyak
terjadi pada suatu material dan patahan campuran terdapat 2
struktur fase.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


117
Laboratorium Pengujian Bahan

Gambar 3.10 Strruktur patahan Campuran


Sumber : Anonymous 44. 2012

3.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Impact


1. Bentuk dan ukuran Notch
Notch yang semakin kecil menyebabkan sering
terjadinya patahan karena takik merupakan tempat pemusatan
tegangan saat benda diberi beban kejut.

Gambar 3.11 : Pengaruh Ukuran Bentuk Notch


Sumber : Harner E. Davies, 1964 : 283

2. Kadar karbon
Semakin tinggi kadar karbon maka impact strengthnya
semakin rendah karena sifat karbon adalah getas dan keras.
Tegangan sendiri berhubungan dengan uji tarik karena semakin
tinggi kadar karbon semakin rendah impact strengthnya.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


118
Laboratorium Pengujian Bahan

Gambar : 3.12 : Pengaruh Kadar Karbon terhadap Impact


Strength
Sumber : Williem D Calllister, 1994 : 201

3. Temperatur Pemanasan
Dengan naiknya suhu pemanasan maka energi yang
diperlukan untuk mematahkan spesimen semakin besar, bila
temperatur tidak disentuhkan maka temperatur harus
dicantumkan.

Gambar 3.13 : Pengaruh Temperatur Pemanasan


Sumber : Anonymous 45. 2012

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


119
Laboratorium Pengujian Bahan

4. Homogenitas
Homogenitas berpengaruh pada gaya ikatan antar atom.
Sehingga berpengaruh pada harga impact strengthnya. Semakin
tinggi tingkat homogenitas suatu material maka semakin tinggi
pula harga impact strengthnya.
5. Perlakuan Panas
Proses heat treatment yang beda akan menyebabkan sifat
material yang berbeda. Begitu pula dengan impact strengthnya
karena dari masing-masing heat treatment menghasilkan
perubahan yang berbeda-beda dari sifat mekaniknya. Yang
termasuk perlakuan panas yaitu :
1. Annealing
Perlakuan panas yang digunakan untuk
meningkatkan keuletan, menghilangkan tegangan dalam,
menghaluskan ukuran butir.
2. Normalizing
Perlakuan panas yang digunakan untuk
menghaluskan struktur butiran yang mengalami pemansan
berlebih.
3. Hardening
Perlakuan panas yang bertujuan untuk memperoleh
kekerasan maksimum pada logam.
4. Tempering
Mengurangi tegangan dalam melunakkan bahan di
hardening dan meningkatkan keuletan.

6. Tensile strength
Bahan atau spesimen dengan tensile strength yang tinggi
akan memiliki impact strength yang rendah. Hal ini
menunjukkan tensile strength berbanding denga impact strength.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


120
Laboratorium Pengujian Bahan

Gambar 3.14 : Diagram Tensile Strength


Sumber : Avner, 1974 : 243

7. Unsur Paduan
Baja dengan paduan yang berbeda akan menyebabkan
susuanan atom yang berkaitan dengan logam induknya, karena
susunanya berbeda dari sifat mekanik. Baja karena paduan yang
berbeda paduan ini memengaruhi nilai impact strengthnya unsur
paduan yang dapat bersenyawa antara lain :
a. Nikel : - Meningkatkan kekuatan
- Meningkatkan ketahanan korosi
- Meningkatkan keuletan
b. Chromium : - Menambah kekerasan baja
- Menambah karbida
- Menambah keuletan, sehingga baik
untuk pegas
c. Mangan : - Meningkatkan keuletan
- Meningkatkan ketahanan terhadap
suhu tinggi
- Menambah bahan mengkilap.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


121
Laboratorium Pengujian Bahan

8. Kekerasan
Semakin tinggi tingkat kekerasan maka nilai impact
strengthnya semakin rendah karena semakin tinggi kekerasan
material cenderung bersifat semakin getas.

Gambar 3.15 : Diagram Kekerasan


Sumber : Avner, 1974 : 314

9. Ketebalan bahan
Untuk uji impact charpy mempunyai kekurangan pada
ukuran benda yang kecil dan sering tidak menyerupai keadaan
sebenarnya. Pada suhu tertentu, benda uji standar menunjukkan
energi impact yang tinggi namun benda yang sama di struktur
menunjukkan sifat ketangguhan rendah dan impact strength
rendah.
10. Ukuran burir kristal
Ukuran butir yang besar bersifat lebih ductile dari
ukuran butir yang kecil. Hal ini karena butir yang besar
memiliki batas butir yang lebih sempit sehingga bila diberi gaya
kejut maka pertemuan batas butir akan membuat gaya yang
diterima lebih merata sehingga deformasi lebih rendah dan
impact strength tinggi.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


122
Laboratorium Pengujian Bahan

3.3 Pelaksanaan Pengujian


3.3.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Dalam Pengujian
 Spesifikasi Alat yang Digunakan
1. Charpy Impact Testing Machine
Digunakan untuk mengukur kekuatan impact.

Gambar 3.16 : Charpy Impact Testing Machine


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan
Teknik Mesin Universitas Brawijaya

2. Kertas Gosok
Digunakan untuk membersihkan spesimen dari kotoran
dan terak.

Gambar 3.17 : Kertas Gosok


Sumber : Laboratorium Pengujian Bahan
Teknik Mesin Universitas Brawijaya

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


123
Laboratorium Pengujian Bahan

 Komposisi Kimia Spesimen


Spesimen bahan pada pengujian impact kali ini akan
menggunakan Baja Bohler special K yang bentuk dan
dimensinya sesuai standar ASTM A 370 V-notch dengan bentuk
dimensinya.
Cr = 2,0 %
C = 12 %
Mn = 0,3 %
Si = 0,2 %

Tabel 3.3 Komposisi Kimia Spesimen


Unsur Paduan Presentase Suhu Eutectoid % Eutectoid
C 12% 8000C 8,37%
Mn 0,3% 7250C 0,75%
Si 0,2% 7450C 0,72%
Cr 2,0% 7230C 0,83%

TC = (840.0,83)+(860.0,37)+(725.0,75)+(745.0,72)
0,83+0,37+0,75+0,72
= 748,47°C

%C = (723.0,83)+(860.0,37)+(72,5.0,75)+(745+0,72)
= 1998,44
3053
= 0,65%

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


124
Laboratorium Pengujian Bahan

 Pergeseran Titik Eutectoid

Keterangan : Fe – Fe3C
Pergeseran Titik Eutectoid
Gambar 3.18 : Pergeseran Titik Eutectoid

 Bentuk dan Dimensi Spesimen

SKALA : 1:1
Skala SATUAN
: 1:1 : mm
Ukuran : mm
Gambar 3.19 : Bentuk dan Dimensi Spesimen

3.3.2 Prosedur Pengujian


1. Benda kerja diberi heat treatment.
2. Spesimen dibersihkan dari kotoran dan terak.
3. Dilakukan dry – run test, yaitu :

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


125
Laboratorium Pengujian Bahan

 Pendulum alat uji Charpy diatur agar benar-benar


menggantung bebas dan dalam keadaan diam.
 Lengan pengikat diturunkan dengan roda pemutar
 Tombol pengunci ditekan selanjutnya jika kedudukan lengan
pengikat sudah tepat terhadap pendulum. Pengunci dapat
dilepas tanpa menggeser kedudukan pendulum.
 Kedua jarum penunjuk diatur pada posisi vertikal.
 Pendulum beserta lengannya diangkat dengan roda pemutar
sehingga jarum luar menunjukkan skala yang sesuai dengan
kedudukan pendulum dalam posisi horizontal (90°).
 Dilakukan dry – run test untuk mengetahui energi yang
dilepas mesin karena kerugian mekanik dilakukan
pencatatan sudut yang ditunjuk oleh jarum.
4. Dilakukan pengujian sebagai berikut :
 Spesimen diletakkan pada tempatnya sehingga bagian
punggung takik tepat pada posisi jatuhnya pendulum.
 Dilakukan pengujian seperti pada dry – run test.

3.4 Hipotesa
Menurut teori kekuatan impact yang memiliki kekuatan impact
paling besar dari proses heat treatment yaitu annealing sebab yaitu
pendinginan yang lambat menyabebabkan atom menjadi besar sehingga
keuletanya tinggi kemudian normalizing yang didinginkan di suhu ruang
sehingga ukuran atom juga besar sehingga keuletannya besar, selanjutnya
baja tanpa perlakuan karena, struktur awalnya tidak berubah, selanjutnya
tempering karena laju pendinginanya cepat sehingga berbentuk butiran
(kecil dari pada tanpa perlakuan) yang menyebabkan kekarasan meningkat
dan yang terakhir hardening sebab panasnya berlangsung dengan
pendinginan cepat, sehingga kekerasanya tinggi namun impact rendah.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


126
Laboratorium Pengujian Bahan

3.5 Pengolahan Data


3.5.1 Data Kelompok
Spesimen : Baja bohler special K
Bentuk dan dimensi sesuai standar ASTMA A 370 V-
Notch
Perlakuan : Normalizing 8500C Pendingin udara 15 menit
 Normalizing 8500C Pendingin udara 15 menit (α0 = 4° ; α10 =130
; β = 90°)
a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = (m x g x h1) – (m x g x h2)
= G x (h1 x h2)
= G x R x {cos (90° - α1) – cos β}
= 24 x 600 x {cos (90° - 13°) – cos 90°)
= 14400 x {cos 77° - cos 90°)
= 3239,2 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = (m x g x h0) – (m x g x h2)
= G x (h0 x h2)
= G x R x {cos 90° - αo) – cos β}
= 24 x 600 x {cos 90° - 4°) – cos 90°}
= 14400 x { cos 86° - cos 90°}
= 1004,4 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 – F
= 3239,2 – 1004,4
= 2234,8 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak = A / F0
= 2234,8 / 80

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


127
Laboratorium Pengujian Bahan

= 27,93 kg.mm/mm2

 Tanpa Perlakuan (α0 = 4° ; α1 = 7° ; β = 90°)


a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = (m x g x h1) – (m x g x h2)
= G x (h1 x h2)
= G x R x {cos (90° - α1o) – cos β}
= 24 x 600 x {cos (90° - 7°) – cos 90°)
= 14400 x {cos 83° - cos 90°)
= 1754,9 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = (m x g x h0) – (m x g x h2)
= G x (h0 x h2)
= G x R x {cos 90° - α0) – cos β}
= 24 x 600 x {cos 90° - 4°) – cos 90°}
= 14400 x { cos 86° - cos 90°}
= 1004,4 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 – f
= 1754,9 – 1004,4
= 750,5 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak = A / f0
= 750,5 / 80
= 9,38 kg.mm/mm2

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


128
Laboratorium Pengujian Bahan

3.5.2 Data Antar Kelompok (Beda Perlakuan)


 Hardening 850°C Pendinginan air 15 menit (α0o = 4° ; α1o = 6° ;
β = 90°)
a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = (m x g x h1) – (m x g x h2)
= G x (h1 x h2)
= G x R x {cos (90° - α1o) – cos β}
= 24 x 600 x {cos (90° - 6°) – cos 90°)
= 14400 x {cos 84° - cos 90°)
= 1505,2 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = (m x g x h0) – (m x g x h2)
= G x (h0 x h2)
= G x R x {cos 90° - α0) – cos β}
= 24 x 600 x {cos 90° - 4°) – cos 90°}
= 14400 x { cos 86° - cos 90°}
= 1004,4 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 – f
= 1505,2 – 1004,4
= 500,8 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak = A / f0
= 500,8 / 80
= 6,26 kg.mm/mm2

 Annealing 850°C (15 menit ; α0o = 6° ; α1o = 14° ; β = 90°)


a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = (m x g x h1) – (m x g x h2)

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


129
Laboratorium Pengujian Bahan

= G x (h1 x h2)
= G x R x {cos (90° - α1o) – cos β}
= 24 x 600 x {cos (90° - 14°) – cos 90°)
= 14400 x {cos 76° - cos 90°)
= 3483,6 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = (m x g x h0) – (m x g x h2)
= G x (h0 x h2)
= G x R x {cos 90° - α0o) – cos β}
= 24 x 600 x {cos 90° - 6°) – cos 90°}
= 14400 x { cos 84° - cos 90°}
= 1505,2 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 – F
= 3483,6 – 1505,2
= 1978,4 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak = A / f0
= 1978,4 / 80
= 24,73 kg.mm/mm2

 Martempering 450°C Pendinginan oli 15 menit (α0 = 4° ; α1 =


6,5° ; β = 90°)
a. Energi yang Diperlukan Secara Ideal
A0 = (m x g x h1) – (m x g x h2)
= G x (h1 x h2)
= G x R x {cos (90° - α1o) – cos β}
= 24 x 600 x {cos (90° - 6,5°) – cos 90°)
= 14400 x {cos 83,5° - cos 90°)
= 1630,1 kg.mm

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


130
Laboratorium Pengujian Bahan

b. Kerugian Energi Pada Alat


F = (m x g x h0) – (m x g x h2)
= G x (h0 x h2)
= G x R x {cos 90° - α0) – cos β}
= 24 x 600 x {cos 90° - 4°) – cos 90°}
= 14400 x { cos 86° - cos 90°}
= 1004,4 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 – f
= 1630,1 – 1004,4
= 625,7 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak = A / f0
= 625,7 / 80
= 7,82 kg.mm/mm2

Tabel 3.4 Data Pengujian Impact Charpy dengan Berbagai Macam Perlakuan
Energi Kerugian Energi Energi
No Perlakuan 0 1 Ideal Energi Aktual Patah
(kg.mm) (kg.mm) (kg.mm) (kg.mm)
1 Normalizing 4 13 3239,2 1004,4 2234,8 27,93
Tanpa
2 4 7 1754,9 1004,4 750,5 9,38
Perlakuan
3 Hardening 4 6 1505,2 1004,4 500,8 6,26
4 Annealing 6 14 3483,6 1505,2 1978,4 24,73
5 Martempering 4 6,5 1630,1 1004,4 625,7 7,82

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013
Gambar 3.20 : Grafik Data Kelompok Energi Patah Pengujian Impact pada Normalizing dan Tanpa Perlakuan Panas
Laboratorium Pengujian Bahan
131
132
Laboratorium Pengujian Bahan

3.6 Pembahasan
 Grafik data kelompok energi patah pengujian impact pada normalizing
dan tanpa perlakuan.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa perlakuan normalizing
memiliki kekuatan impact yang lebih besar dan spesimen tanpa
perlakuan. Energi patah pada spesimen dengan perlakuan normalizing
adalah 27,93 kg.mm/mm2 sedangkan pada spesimen tanpa perlakuan
adalah 9,38 kg.mm/mm2.
Berdasarkan hipotesa yang telah dibuat hasil pengujian ini
sesuai dengan teori dan hipotesa yang telah dibuat, yaitu bahwa
normalizing memiliki kekuatan impact yang lebih besar dibandingkan
tanpa perlakuan. Hal ini dikarenakan normalizing sendiri bertujuan
untuk menghilangkan tegangan dalam sehingga kekerasan akan
menurun disbanding sebelum diberi perlakuan normalizing selain itu,
hal ini juga disebabkan urutan butir yang lebih kasar, sehingga memiliki
ikatan antar atom yang lebih kecil, sehingga harga impact strengthnya
tinggi. Homogenitas juga mempengaruhi kekuatan impact suatu
material pada perlakuan normalizing tingkat homogenitasnya lebih
rendah sehingga impact strengthnya lebih tinggi dibandingkan spesimen
tanpa perlakuan.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


133
Laboratorium Pengujian Bahan

Gambar 3.21 : Grafik Energi Patah Pengujian Impact pada Berbagai Jenis Perlakuan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


134
Laboratorium Pengujian Bahan

 Grafik Energi Patah Pengujian Impact pada Berbagai Jenis Perlakuan


Pada diagram batang hubungan energi patah dengan berbagai
perlakuan diperoleh nilai uji impact (dari yang tertinggi sampai yang
terendah) adalah sebagai berikut :
1. Normalizing (27,93 kg.mm/mm2)
2. Annealing (24,73 kg.mm/mm2)
3. Tanpa Perlakuan (9,38 kg.mm/mm2)
4. Martempering (7,82 kg.mm/mm2)
5. Hardening (6,26 kg.mm/mm2)
Menurut teori, urutan nilai kekuatan impact dari yang tertinggi
sampai terendah adalah annealing – normalizing - tanpa perlakuan –
martempering – hardening. Ternyata pada pengujian impact kali ini
terjadi penyimpangan normalizing seharusnya memilik energi patah
kedua setalah annealing. Hal ini disebabkan ukuran butir yang lebih
besar, sehingga memiliki ikatan antar atom lebih kecil, sehingga impact
strengthnya tinggi. Homogenitas juga memperngaruhi kekuatan impact
suatu material. Pada perlakuan normalizing tingkat homogenitas tidak
merata dibandingkan dengan perlakuan annealing sehingga memiliki
kekuatan impact yang lebih tinggi. Faktor ukuran butir yang lebih besar
pada perlakuan normalizing juga menyebabkan impact strengthnya
lebih tinggi dibandingkan perlakuan annealing.

3.7 Kesimpulan dan Saran


3.7.1 Kesimpulan
1. Pada pengujian impact ini energi patah yang diperlukan pada
spesimen kelompok kami yaitu dengan perlakuan normalizing
850oC, 15 menit sebesar 27,93 kg.mm/mm2 sedangkan untuk
spesimen tanpa perlakuan energi patah yang diperlukan 9,38
kg.mm/mm2. Ini berarti kekuatan impact spesimen dengan
perlakuan normalizing 850oC, 15 menit lebih tinggi dibanding

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013


135
Laboratorium Pengujian Bahan

spesimen tanpa perlakuan.


2. Dari data hasil praktikum pengujian impact dapat kita urutkan
spesimen dengan kekuatan yang paling tinggi ke yang paling
terendah yaitu :
- Normalizing
- Annealing
- Tanpa Perlakuan
- Martempering
- Hardening
3. Terjadi penyimpangan dimana perlakuan normalizing
seharusnya memiliki energi patah kedua setelah annealin. Hal
ini disebabkan faktor homogenitas dan ukuran butir.
4. Dari hasil pengujian impact secara keseluruhan, dapat diketahui
bahwa hasil pengujian tidak sesuai dengan hipotesa yang dibuat.
Hal ini membuktikan bahwa kekuatan impact tidak hanya
ditentukan oleh faktor perlakuan panas, temperature pemanasan,
dan kecepatan pendinginan, melainkan juga faktor homogenitas
dan ukuran butir.

3.7.2 Saran
1. Sebaiknya asisten mengenalkan alat dan cara penggunaan
pengujian impact charpy sebelum melaksanakan praktikum agar
praktikan lebih memahami.
2. Sebaiknya praktikan membawa alat tulis untuk mencatat hal-hal
penting selama praktikum
3. Praktikum pada penempelan data hasil praktikum mungkin bisa
dikelompokkan berdasarkan masing-masing.
4. Perawatan peralalatan laboratorium juga harus diperhatikan
supaya saat praktikum tidak terjadi hambatan misal kerusakan
alat.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 2012/2013

Anda mungkin juga menyukai