BAB III
PENGUJIAN IMPACT
b. Metode Izod
Dalam pengujian impact dengan metode izod,
spesimen dibuat sesuai dengan bentuk dan dimensi yang
standar pada pengujian. Spesimen dijepit pada salah satu
ujungnya tepat dibibir takikan, posisi tidak dengan material
yang ductile. Pembebanan ini banyak digunakan di Inggris.
3.2.3 Tipe dan Macam Notch Pada Spesimen Impact Pukul Takik
a. V notch
Bentuk notch-nya seperti huruf V.
b. U notch
Bentuk notch-nya seperti huruf U.
d.
e. K
e
y
h
Gambar 3.7: Keyhole Notch
Sumber : Harwen, 1984 : 156
2. Patahan Liat
Patahan ini ditandai dengan penyerapan energi disertai
adanya deformasi plastis yang cukup besar disekitar patahan
sehingga permukaan patahan nampak kasar, berserabut dan
berwarna kelabu. Memiliki impact strength yang tinggi atau
masuk kedalam fase ferrite perfect fase.
3. Patahan Campuran
Patahan ini mempunyai patahan yang bervariasi.
Sebagian getas dan sebagian ulet. Patahan ini paling banyak
terjadi pada suatu material dan patahan campuran terdapat 2
struktur fase.
2. Kadar karbon
Semakin tinggi kadar karbon maka impact strengthnya
semakin rendah karena sifat karbon adalah getas dan keras.
Tegangan sendiri berhubungan dengan uji tarik karena semakin
tinggi kadar karbon semakin rendah impact strengthnya.
3. Temperatur Pemanasan
Dengan naiknya suhu pemanasan maka energi yang
diperlukan untuk mematahkan spesimen semakin besar, bila
temperatur tidak disentuhkan maka temperatur harus
dicantumkan.
4. Homogenitas
Homogenitas berpengaruh pada gaya ikatan antar atom.
Sehingga berpengaruh pada harga impact strengthnya. Semakin
tinggi tingkat homogenitas suatu material maka semakin tinggi
pula harga impact strengthnya.
5. Perlakuan Panas
Proses heat treatment yang beda akan menyebabkan sifat
material yang berbeda. Begitu pula dengan impact strengthnya
karena dari masing-masing heat treatment menghasilkan
perubahan yang berbeda-beda dari sifat mekaniknya. Yang
termasuk perlakuan panas yaitu :
1. Annealing
Perlakuan panas yang digunakan untuk
meningkatkan keuletan, menghilangkan tegangan dalam,
menghaluskan ukuran butir.
2. Normalizing
Perlakuan panas yang digunakan untuk
menghaluskan struktur butiran yang mengalami pemansan
berlebih.
3. Hardening
Perlakuan panas yang bertujuan untuk memperoleh
kekerasan maksimum pada logam.
4. Tempering
Mengurangi tegangan dalam melunakkan bahan di
hardening dan meningkatkan keuletan.
6. Tensile strength
Bahan atau spesimen dengan tensile strength yang tinggi
akan memiliki impact strength yang rendah. Hal ini
menunjukkan tensile strength berbanding denga impact strength.
7. Unsur Paduan
Baja dengan paduan yang berbeda akan menyebabkan
susuanan atom yang berkaitan dengan logam induknya, karena
susunanya berbeda dari sifat mekanik. Baja karena paduan yang
berbeda paduan ini memengaruhi nilai impact strengthnya unsur
paduan yang dapat bersenyawa antara lain :
a. Nikel : - Meningkatkan kekuatan
- Meningkatkan ketahanan korosi
- Meningkatkan keuletan
b. Chromium : - Menambah kekerasan baja
- Menambah karbida
- Menambah keuletan, sehingga baik
untuk pegas
c. Mangan : - Meningkatkan keuletan
- Meningkatkan ketahanan terhadap
suhu tinggi
- Menambah bahan mengkilap.
8. Kekerasan
Semakin tinggi tingkat kekerasan maka nilai impact
strengthnya semakin rendah karena semakin tinggi kekerasan
material cenderung bersifat semakin getas.
9. Ketebalan bahan
Untuk uji impact charpy mempunyai kekurangan pada
ukuran benda yang kecil dan sering tidak menyerupai keadaan
sebenarnya. Pada suhu tertentu, benda uji standar menunjukkan
energi impact yang tinggi namun benda yang sama di struktur
menunjukkan sifat ketangguhan rendah dan impact strength
rendah.
10. Ukuran burir kristal
Ukuran butir yang besar bersifat lebih ductile dari
ukuran butir yang kecil. Hal ini karena butir yang besar
memiliki batas butir yang lebih sempit sehingga bila diberi gaya
kejut maka pertemuan batas butir akan membuat gaya yang
diterima lebih merata sehingga deformasi lebih rendah dan
impact strength tinggi.
2. Kertas Gosok
Digunakan untuk membersihkan spesimen dari kotoran
dan terak.
TC = (840.0,83)+(860.0,37)+(725.0,75)+(745.0,72)
0,83+0,37+0,75+0,72
= 748,47°C
%C = (723.0,83)+(860.0,37)+(72,5.0,75)+(745+0,72)
= 1998,44
3053
= 0,65%
Keterangan : Fe – Fe3C
Pergeseran Titik Eutectoid
Gambar 3.18 : Pergeseran Titik Eutectoid
SKALA : 1:1
Skala SATUAN
: 1:1 : mm
Ukuran : mm
Gambar 3.19 : Bentuk dan Dimensi Spesimen
3.4 Hipotesa
Menurut teori kekuatan impact yang memiliki kekuatan impact
paling besar dari proses heat treatment yaitu annealing sebab yaitu
pendinginan yang lambat menyabebabkan atom menjadi besar sehingga
keuletanya tinggi kemudian normalizing yang didinginkan di suhu ruang
sehingga ukuran atom juga besar sehingga keuletannya besar, selanjutnya
baja tanpa perlakuan karena, struktur awalnya tidak berubah, selanjutnya
tempering karena laju pendinginanya cepat sehingga berbentuk butiran
(kecil dari pada tanpa perlakuan) yang menyebabkan kekarasan meningkat
dan yang terakhir hardening sebab panasnya berlangsung dengan
pendinginan cepat, sehingga kekerasanya tinggi namun impact rendah.
= 27,93 kg.mm/mm2
= G x (h1 x h2)
= G x R x {cos (90° - α1o) – cos β}
= 24 x 600 x {cos (90° - 14°) – cos 90°)
= 14400 x {cos 76° - cos 90°)
= 3483,6 kg.mm
b. Kerugian Energi Pada Alat
F = (m x g x h0) – (m x g x h2)
= G x (h0 x h2)
= G x R x {cos 90° - α0o) – cos β}
= 24 x 600 x {cos 90° - 6°) – cos 90°}
= 14400 x { cos 84° - cos 90°}
= 1505,2 kg.mm
c. Energi Aktual yang Diperlukan
A = A0 – F
= 3483,6 – 1505,2
= 1978,4 kg.mm
d. Energi yang Diperlukan Untuk Mematahkan Spesimen Tiap
Satuan Luas Penampang
Ak = A / f0
= 1978,4 / 80
= 24,73 kg.mm/mm2
Tabel 3.4 Data Pengujian Impact Charpy dengan Berbagai Macam Perlakuan
Energi Kerugian Energi Energi
No Perlakuan 0 1 Ideal Energi Aktual Patah
(kg.mm) (kg.mm) (kg.mm) (kg.mm)
1 Normalizing 4 13 3239,2 1004,4 2234,8 27,93
Tanpa
2 4 7 1754,9 1004,4 750,5 9,38
Perlakuan
3 Hardening 4 6 1505,2 1004,4 500,8 6,26
4 Annealing 6 14 3483,6 1505,2 1978,4 24,73
5 Martempering 4 6,5 1630,1 1004,4 625,7 7,82
3.6 Pembahasan
Grafik data kelompok energi patah pengujian impact pada normalizing
dan tanpa perlakuan.
Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa perlakuan normalizing
memiliki kekuatan impact yang lebih besar dan spesimen tanpa
perlakuan. Energi patah pada spesimen dengan perlakuan normalizing
adalah 27,93 kg.mm/mm2 sedangkan pada spesimen tanpa perlakuan
adalah 9,38 kg.mm/mm2.
Berdasarkan hipotesa yang telah dibuat hasil pengujian ini
sesuai dengan teori dan hipotesa yang telah dibuat, yaitu bahwa
normalizing memiliki kekuatan impact yang lebih besar dibandingkan
tanpa perlakuan. Hal ini dikarenakan normalizing sendiri bertujuan
untuk menghilangkan tegangan dalam sehingga kekerasan akan
menurun disbanding sebelum diberi perlakuan normalizing selain itu,
hal ini juga disebabkan urutan butir yang lebih kasar, sehingga memiliki
ikatan antar atom yang lebih kecil, sehingga harga impact strengthnya
tinggi. Homogenitas juga mempengaruhi kekuatan impact suatu
material pada perlakuan normalizing tingkat homogenitasnya lebih
rendah sehingga impact strengthnya lebih tinggi dibandingkan spesimen
tanpa perlakuan.
Gambar 3.21 : Grafik Energi Patah Pengujian Impact pada Berbagai Jenis Perlakuan
3.7.2 Saran
1. Sebaiknya asisten mengenalkan alat dan cara penggunaan
pengujian impact charpy sebelum melaksanakan praktikum agar
praktikan lebih memahami.
2. Sebaiknya praktikan membawa alat tulis untuk mencatat hal-hal
penting selama praktikum
3. Praktikum pada penempelan data hasil praktikum mungkin bisa
dikelompokkan berdasarkan masing-masing.
4. Perawatan peralalatan laboratorium juga harus diperhatikan
supaya saat praktikum tidak terjadi hambatan misal kerusakan
alat.