Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PENGUJIAN KEKUATAN KEJUT

3.1 Teori dasar Pengujian


3.1.1 Macam-macam Metode Pengujian Impact
Pengujian impact merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui
ketangguhan suatu material. Ketangguhan merupakan sifat material yang menunjukkan
banyak energi yang dapat diserap oleh material untuk mematahkan spesimen (Smith, William
F. 2004 : 248). Dalam pengujian impact, spesimen (benda kerja) mendapatkan beban kejut
sehingga spesimen mengalami patah. Dengan data yang didapatkan dalam pengujian impact
dan perhitungan yang dilakukan dapat diketahui besar energi yang dapat diserap material
sebelum material mengalami kerusakan (patah). Dengan data yang didapatkan dalam
pengujian impact dan perhitungan yang dilakukan dapat diketahui besar energi yang dapat
diserap material sebelum material mengalami kerusakan (patah).
Terdapat beberapa metode dalam pengujian impact antara lain :
a. Pengujian tarik kejut (Tensile Impact Test)
Pada pengujian tarik kejut, salah satu ujung spesimen dijepit sedangkan ujung yang
lainya medapatkan beban secara kejut. Biasanya digunakan untuk material yang ulet.
Specimen biasanya diberi notch atau tidak sesuai kebutuhan.

Gambar 3.1 Mesin Pengujian Tarik Kejut


Sumber: Anonymous xx. 2012

b. Pengujian puntir kejut (Torsion impact test)


Pada pengujian puntir kejut, salah satu ujung beban dipuntir secara kejut
dalam hal ini masih ada batas pecah, tetapi tak ada kontraksi. Kontraksi adalah
perlawanan bahan terhadap beban akibat adanya tegangan dalam. Tegangan puntir
pada titik beratnya sama dengan nol dan semakin keluar semakin bertambah.

Gambar 3.2 Mesin Pengujian Puntir Kejut


Sumber: Anonymous xx. 2014

c. Pengujian pukul takik ( beam impact test)


Pada pengujian pukul takik, specimen sebelumnya diberi takik dengan bentuk dan
dimensi tertentu dan kemudian mendapatkan beban pukulan secara kejut. Dalam hal ini
energi yang digunakan untuk mematahkan specimen berasal dari energi potensial dari
pendulum digunakan untuk memberi beban pukulan pada specimen.
Dalam pengujian takik terdapat 2 cara pembebanan, antara lain :
1. Metode Charpy
Pada pengujian, spesimen ditumpu pada kedua ujungnya dan pasti tidak
membelakangi pendulum, sehingga pendulum akan memukul punggung takik. Takik
yang digunakan umunnya bersudut 45o. Pengujian ini sesuai untuk material yang
ductile. Percobaan ini banyak digunakan di Amerika.

Tabel 3.1 Kelemahan dan Kekurangan Metode Charpy

Kelebihan metode charpy Kelemahan metode charpy


1. Hasil pengujian lebih cepat 1. Hanya dipasang pada posisi
2. Pengerjaan lebih mudah dipahami
horisontal
dan dilakukan 2. Spesimen dapat bergeser dari
3. Menghasilkan tegangan uniform
tumpuannya karena tidak di-
di sepanjang penampang
cekam
4. Waktu pengujian lebih cepat
3. Pengujian hanya dapat dilakkan
pada spesimen yang kecil
4. Hasil pengujian kurang dapat
atau tepat dimanfaatkan dalam
perancangan karena tegangan
yang diberikan tidak rata.
Sumber : Anonymous xx. 2013

Gambar 3.3 Pengujian Charpy


Sumber: Anonymous xx.2013

2. Metode Izod
Dalam pengujian impact dengan metode izod, spesimen dibuat sesuai dengan
bentuk dan dimensi yang standar pada pengujian. Spesimen dijepit pada salah satu
ujungnya tepat dibibir takikan, posisi tidak dengan material yang ductile. Pembebanan
ini banyak digunakan di Inggris.
Perbedaan metode charpy dan metode izod terletak pada besar ukuran sampel,
posisi takik, arah pembebanan dan peletakan sampel. Metode charpy menggunakan
sampel berukuran 10 x 10 x 45 (mm), posisi takik berada di tengah-tengah, arah
pembebanan dari belakang takik dan sampai tidak dijepit, sedangkan metode izod
menggunakan sampel berukuran 10 x 10 x 75 (mm), posisi takik 28 mm dan salah
satu ujung sampel, arah pembebanan dari depan takik dan smapel dijepit.

Gambar 3.4 Pengujian Izod


Sumber : Anonymous xx. 2013
Gambar 3.5 Perbandingan Pengujian Charpy dan Izod
Sumber: Anonymos xx.2013

3.1.2 Tipe dan Macam Notch Pada Spesiment Impact Pukul Takik
a. V notch
Bentuk notch-nya seperti huruf V.

Gambar 3.6 V notch


Sumber : Harwen, 1984 : 156

b. U notch
Bentuk notch-nya seperti huruf U.

Gambar 3.7 U notch


Sumber : Harwen, 1984 : 156

c. Key Hole notch


Bentuk notchnya seperti lubang kunci.

Gambar 3.8 Key hole notch


Sumber : Harwen, 1984 : 156

Dalam percobaan yang sering dugunakan adalah V notch dalam uji impact charpy
karena :
1. Mudah digunakan.
2. Benda ujinya kecil.
3. Murah.
4. Pengujian dilakukan dalam suhu ruang, sedangkan uji impact charpy yang
menggunakan notch yang berbentuk U dan key hole akan mengalamai kesulitan pada
kekuatan notchnya.
5. Karena pada notch-nya yang berbentuk huruf V terjadi pemusatan tegangan sehingga
material lebih cepat patah.

3.1.3 Faktor-faktor yang Mempengeruhi Kekuatan Impact


a. Bentuk dan Ukuran Notch
Notch yang semakin kecil menyebabkan sering terjadinya patahan karena takik
merupakan tempat pemusatan tegangan saat benda diberi beban kejut.

b. Kadar Karbon
Semakin tinggi kadar karbon maka impact strengthnya semakin rendah karena sifat
karbon adalah getas dan keras. Tegangan sendiri berhubungan dengan uji tarik karena
semakin tinggi kadar karbon semakin rendah impact strengthnya.

Gambar 3.9 Pengaruh Kadar Karbon terhadap Impact Strength


Sumber: Anonymous xx. 2013

c. Temperatur Pemanasan
Dengan naiknya suhu pemanasan maka kemungkinan ikatan antar atom penyusun
material akan terbentuk lebih banyak dan merata. Sehingga keuletan material akan
semakin tinggi dan tentunya akan meningkatkan kekuatan impact-nya.

d. Homogenitas
Homogenitas berpengaruh pada gaya ikatan antar atom. Sehingga berpengaruh
pada harga impact strengthnya. Semakin tinggi tingkat homogenitas suatu material maka
semakin tinggi pula harga impact strength-nya.

e. Perlakuan Panas
Proses heat treatment yang beda akan menyebabkan sifat material yang berbeda.
Begitu pula dengan impact strengthnya karena dari masing-masing heat treatment
menghasilkan perubahan yang berbeda-beda dari sifat mekaniknya.
f. Tensile Streght
Bahan atau spesimen dengan tensile strength yang tinggi akan memiliki impact
strength yang rendah. Hal ini menunjukkan tensile strength berbanding denga impact
strength.

g. Unsur Paduan
Baja dengan paduan yang berbeda akan menyebabkan susuanan atom yang
berkaitan dengan logam induknya, karena susunanya berbeda dari sifat mekanik. Baja
karena paduan yang berbeda paduan ini memengaruhi nilai impact strengthnya unsur
paduan yang dapat bersenyawa antara lain: Nikel, Kromium, dan Mangan.

h. Kekerasan
Semakin tinggi tingkat kekerasan maka nilai impact strengthnya semakin rendah
karena semakin tinggi kekerasan material cenderung bersifat semakin getas.

Gambar 3.10 Diagram Kekerasan


Sumber : Avner, 1974 : 314

i. Ketebalan Bahan
Untuk uji impact charpy mempunyai kekurangan pada ukuran benda yang kecil
dan sering tidak menyerupai keadaan sebenarnya. Pada suhu tertentu, benda uji standar
menunjukkan energi impact yang tinggi namun benda yang sama di struktur menunjukkan
sifat ketangguhan rendah dan impact strength rendah.

j. Ukuran Butir Kristal


Ukuran butir yang besar bersifat lebih ductile dari ukuran butir yang kecil. Hal ini
karena butir yang besar memiliki batas butir yang lebih sempit sehingga bila diberi gaya
kejut maka pertemuan batas butir akan membuat gaya yang diterima lebih merata sehingga
deformasi lebih rendah dan impact strength tinggi.

Anda mungkin juga menyukai