Polishing
Abrashive belt grinding
Barrel tumbling
Honing
Lapping
Super finishing
Electroplating
Metal spraying
Pelapisan inorganik
Parkerizing
Anodizing
Sheradizing
Proses perlakuan thermokimia
(thermochemical treatment)
Carburizing adalah cara pengerasan
permukaan luar suatu material baja atau besi
kadar karbon rendah agar menjadi keras pada
lapisan luar atau memiliki kadar karbon tinggi
pada lapisan luarnya. Prinsip kerjanya dengan
menambahkan karbon ke permukaan benda,
dilakukan dengan memanaskan benda kerja
dalam lingkungan yang banyak mengandung
karboin aktif, sehingga karbon berdifusi masuk
ke permukaan baja
SPESIFIKASI
Ada 3 Metode yang digunakan dalam proses
Carburizing
1. Karburasi Padat ( Pack Carburizing )
2. Karburasi Cair ( Liquid Carburizing )
3. Karburasi Gas ( Gas Carburizing )
PROSES PENGOLAHAN PERMUKAAN
NITRIDING
Nitriding dilakukan dengan memanaskan baja di dalam dapur
yang mengandung atom nitrogen aktif yang akan berdifusi ke
dalam baja dan bereaksi dengan unsur dalam baja dan mem-
bentuk nitrida yang sangat keras dan stabil.
Nitrogen aktif diperoleh dari gas amonia yang bila dipanaskan
pada temperatur 500 – 600OC akan berdekomposisi menjadi
nitrogen aktif dan gas hidrogen.
2 NH3 2 Nat + H2
Pada dasarnya semua baja dapat dinitriding, tetapi hasil yang
baik akan diperoleh bila baja mengandung unsur paduan yang
dapat membentuk nitrida (nitride forming elements) seperti
aluminium, kromium, atau molibdenum.
Benda kerja yang akan dinitriding dimasukkan ke dalam dapur
yang kedap udara dan kemudian gas amonia dialirkan secara
kontinu selama pemanasan pada temperatur 500 – 600 OC, dalam
waktu yang cukup lama (dapat sampai beberapa hari).
Lapisan yang terbentuk sangat tipis, sehingga baja yang dinitri-
ding biasanya tidak boleh terlalu lunak, 0,3 – 0,4 % C, agar
mampu mendukung lapisan yang terlalu tipis tersebut.
Baja yang dinitriding mempunyai sifat tahan aus, tahan korosi,
dan sifat tahan terhadap kelelahan yang sangat baik.
Bina Nusantara
PROSES PENGOLAHAN PERMUKAAN
1: gas nitrogen
6 2: pemanas
3 : kontrol
5 temperatur
1 4: pompa
2 vakum
5: tegangan
tinggi
6: tabung nitrid
3 4
Bina Nusantara
CARBONITRIDING
Carbonitriding menggunakan gas seperti pada gas carburising
(campuran gas yang terdiri dari gas karbon monoksida dan gas
hidrokarbon) yang diperkaya dengan gas amonia, sehingga yang
berdifusi bukan hanya karbon tetapi juga nitrogen. Proses
berlangsung pada temperatur yang lebih rendah.
Dengan larutnya karbon dan nitrogen pada permukaan material
dasar (dalam austenit) maka akan mempertinggi hardenability,
sehingga quenching tidak perlu terlalu drastis pendinginannya,
apalagi juga temperatur pemanasan selama difusi lebih rendah,
maka kemungkinan terjadinya distorsi/retak akan lebih rendah.
Kekerasan yang dihasilkan dari carbonitriding (setelah quen-
ching) akan lebih stabil terhadap pemanasan, tidak mudah
menjadi lunak karena pemanasan.
Bina Nusantara
Proses pengerasan permukaan
(surface hardening)
Induction Hardening
• pengerasan induksi tidak mengalami perubahan
komposisi kimia di permukaannya, zona yang
dikeraskan permukaannya dipanaskan hingga
temperatur austenisasi lalu didinginkan dengan
cepat sehingga membentuk struktur martensit.
Baja yang dikeraskan harus mempunyai sifat
mampukeras (hardenability) yang baik seperti
baja dengan kandungan karbon sekitar 0,3
sampai 0,6 %.
• Pemanasan pada proses pengerasan induksi
diperoleh dari arus bolak-balik berfrekuensi tinggi
berasal dari konverter oscilator yang selanjutnya
didinginkan dengan cepat (seperti terlihat pada
gambar 9.1). Arus bolak-balik dengan frekuensi
tinggi (10.000 sampai 50.000 Hz) ini
mengakibatkan timbulnya arus Eddy dalam lapisan
permukaan logam yang kemudian berubah menjadi
panas. Sedangkan kedalaman pemanasan tergantung
kepada daya dan frekuensi arus listrik.
Flame Hardening
Ini dapat diasumsikan bahwa percepatan thermal jet spray yang lebih tinggi umumnya
membawa ke rata-rata percepatan partikel yang lebih tinggi,yang berdampak akan
menjadi energi yang lebih tinggi, hal ini akan mempengaruhi bonding coat yang lebih
baik dan kepadatan deposit yang lebih tinggi.
Energi Kinetik = ½ m v2 .
Namun demikian semakin besar partikelnya tidak semakin baik hasil coatingnya
meskipun energi yang dihasilkan lebih tinggi.
•JENIS-JENIS METAL SPRAY
•1. Combustion : Yaitu sumber panas yang dipakai dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dengan
oksigen. Bahan tambahnya bisa berupa wire ( kawat ) dan powder.
•2. Plasma : Yaitu sumber panas yang dipakai kombinasi dari pembakaran bahan bakar dan oksigen
dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajad pengantar arus dan kapasitas
termis yang tinggi, yang dapat menampung temperatur jauh diatas 5000 oC. Plasma pada
hakekatnya terdiri dari molekul-moklekul, elektron-elektron dan berbagai ion sebagai hasil
pemecahan atom atau molekul.Elektron yang sangat gesit itu dipercepat dengan kenaikan tegangan
didalam berkas nyala plasma, sehingga memberikan sebagian tenaganya sewaktu terjadi tumburan
dengan atom-atom gas, sehingga temperatur gas dapat naik hingga mencapai 10.000o C hingga
20.000o C
•3. Arc spray : Yaitu sumber panasnya dari energi listrik. Bahan tambahnya berupa wire. Arus
listrik yang dipakai yaitu arus searah (DC) dengan tegangan 30 V – 50 V, besarnya arus tergantung
dari diameter wire yang dipakai 100 A hingga 300 A. Prinsip kerja arc spray yaitu dengan
mengkonsletkan wire (Kawat) yang disambung kekutub (+) dengan wire yang disambung kekutub
(-) di gun , sehingga timbul hubungan pendek yang mengakibatkan melelehnya wire tersebut,
bersamaan itu disemprotkan angin bertekanan, dan hal ini berlangsung secara terus menerus .
•KEUNTUNGAN PAKAI METAL SPRAY
Telah kita uraikan didepan metal spray adalah salah satu solusi engineering untuk repair,
modifikasi, perlindungan korosi, perlindungan panas.
Sebagai solusi engineering metal spray mempunyai beberapa keuntungan antara lain :
a) Mengurangi cost maintenance hingga 70% bila dibanding dengan pembelian part baru.
( Hal ini dapat dijelaskan, suatu misal part tersebut besar dan sulit dalam pembuatannya
mengalami kerusakan bagian bearing atau seal area, apabila buat baru disamping harganya
mahal juga waktu penyelesaian yang lama, dengan metal spray masalah tersebut dapat
diatasi dengan murah dan cepat )
b) Memperbaiki sifat fisis material base metal sehingga menambah life time dari suatu part.
( Modifikasi / hard facing misalnya diaplikasikan di shaft sleeve, dengan material ceramic
dengan sifat ceramic yang keras akan menambah life time dari shaft tersebut dengan
demikian dapat mengurangi cost maintenance dan lost time akibat kerusakan shaft tersebut )
c) Mengurangi waktu yang hilang (lost time) akibat kerusakan part, sebab metal spray dapat
dilakukan dengan relatif cepat dibanding dengan pembuatan part baru, hal ini akan
mengurangi kerugian produksi akibat waktu yang hilang. Tidak menimbulkan bending /
kebengkokan atau menimbulkan kerusakan ditempat lain.
•e) Metal spray dapat diaplikasikan untuk perlindungan korosi yang diakibatkan dari
oksidasi.Hal ini dapat diaplikasikan di konstruksi-konstruksi yang berada di pinggir
laut, diatas rik yang mana tempat – tempat tersebut sangat potensial terjadinya korosi,
material yang umum dipakai yaitu Alluminium dan zinc. Dengan metal spray
alluminium atau zinc life time dari anti korosi ini jauh lebih lama dibanding dengan
coating cat biasa, hal ini akan mengurangi cost perawatan konstruksi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan pemakaian metal spray sangat menguntungkan
dalam mengurangi biaya perawatan dan mengurangi lost time akibat kerusakan suatu
part yang rusak
KAPAN KITA MEMAKAI METAL SPRAY??
1. Ketika kita mempunyai masalah bearing housing, shaft, roll atau part lain yang
mengalami keausan yang harus di standarkan kembali dimensinya.
•2. Ketika kita selalu direpotkan untuk maintenance karena life
time part yang pendek. Hard facing ( ceramic coating, tungsten
coating ) salah satu jawaban untuk menambah life time suatu
part.
•3. Ketika kita membutuhkan perlindungan karat yang lebih baik
karena letak konstruksi yang dilepas pantai ( TSA Coating).
A. Degreasing
Tujuannya adalah menghilangkan senyawa-
senyawa minyak, lemak, dan bahan lemak lainnya
yang digunakan sebagai pelindung sementara
selama logam disimpan. Degreasing yang efektif
dilakukan dengan menggunakan pelarut organik
seperti nafta, khloro hidrokarbon (trikhloro atau
tetrakhloro etilen), toluen, xylen, aseton, dll.
Pembersihan dan perlakuan awal ini diikuti dengan
pemanasan permukaan logam dan pembersihan
lagi dengan menggunakan air panas yang
mengandung senyawa basa dan alkalin.
B. Descaling
Tujuannya adalah menghilangkan kerak oksida dan
hasil-hasil korosi dari permukaan logam. Caranya
dimulai dengan metoda mekanik dan dilanjutkan
dengan metoda kimia. Metoda mekanik terdiri atas
wire brushing yaitu menyikat permukaan logam dengan
kawat, dilanjutkan dengan shot blasting yaitu
penyemprotan permukaan logam dengan partikel-
partikel kasar untuk menggosok, seperti leburan bauksit,
butiran-butiran halus logam, silika, dll., yang
disemprotkan ke permukaan logam dibawah udara tekan
(pneumatic blasting).
Penggunaan lapisan pelindung logam dapat dilakukan dengan
cara-cara clading, dipping, spraying, cementation, dan
electro depotition.
1. Cladding
Logam yang akan dilapisi (logam dasar) diletakkan
diantara 2 lembar logam lapisan pelindung, kemudian
seluruh lapisan logam ditekan (dipres).
2. Dipping
Cara ini digunakan untuk lapisan pelindung logam atau
aloy yang memiliki titik leleh yang rendah, seperti Zn, Sn,
Pb, dll. Logam dasar yang akan dilapisi lapisan pelindung
dicelup ke dalam bak berisi lapisan pelindung cair,
ketebalan dari lapisan pelindung diatur dengan menekan
sisa lapisan pelindung dengan pemutar (rollers).
3. Spraying
Aliran logam cair sebagai lapisan pelindung seperti Al, Zn, dll. disemprotkan
pada permukaan logam yang dilindungi sebagai butiran atomisasi dengan
menggunakan kompresor udara. Lapisan pelindung logam yang disemprotkan
akan lebih berpori dibandingkan dengan cara pelapisan lainnya. Meskipun
demikian hal ini tidak mengurangi kekuatan dari lapisan pelindung tersebut
dalam hal melindungi logam dasar.
4. Cementation
Pada proses ini lapisan pelindung dalam bentuk bubuk logam dilekatkan pada
permukaan logam dasar dan dipanaskan pada temperatur yang cukup tinggi
supaya terjadi difusi dari lapisan pelindung ke logam dasar.
5.Electro deposition
Electro deposition merupakan metoda pelapisan logam yang paling banyak
digunakan, dengan logam pelapis diantaranya adalah Au, Ag, Cu, Sn, Ni, Cd,
Cr, Zn, dan Pb. Logam yang akan dilapisi dijadikan katoda dalam bak
pelapis yang berisi ion-ion logam yang akan diendapkan. Anoda biasanya
logam atau materi inert dengan konduktivitas listrik yang baik (grafit).
Biasanya diupayakan supaya kecepatan pelarutan pada anoda dan kecepatan
pengendapan pada katoda sama, supaya komposisi elektrolit tetap
LAPISAN PELINDUNG NON
LOGAM – AN ORGANIK
Lapisan pelindung anorganik terdiri atas surface or chemical conversion
coating dan ceramic protective materials.
Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass,
tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan dan kegunaan masing-masing material. Perbedaan utama dari
pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan elektrolisisnya.
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu
material. Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel
adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta
bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi
perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami
pelapisan dibandingkan sebelumnya.
Tujuan pelapisan logam antara lain:
1. Asam kromat
2. Asam fosfat
3. Asam oksalat
4. Asam sulfonat
5. Asam borak
Pada proses Anodizing benda dipasang pada kutub positif
(anoda).