Anda di halaman 1dari 8

3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Surface Hardening (Pengerasan Permukaan)


Proses pengerasan permukaan (surface hardening) adalah suatu perlakuan
(treatment) yang diterapkan pada suatu logam agar diperoleh sifat-sifat tertentu. Dan
agar dicapai hasil yang memadai, maka pelaksanaan dari suatu perlakuan harus
memperhitungkan aspek metalurgi dan peralatan yang tersedia, supaya supaya dapat
dipilih proses-proses perlakuan yang sesuai pada suatu logam untuk maksud tertentu
dengan ekonomis, juga agar dapat ditentukan tingkat kualitas yang akan dihasilkan.
Proses pengerasan permukaan ini terbagi dua (2) macam;
proses pengerasan permukaan dengan cara merubah struktur mikro tanpa
merubah komposisi kimia bahan, seperti flame hardening. Kedua; proses pengerasan
permukaan dengan merubah struktur mikro dan komposisi kimia bahan, seperti
karburasi, nitridasi dan nitrokarburasi. Contohnya : Kita menginginkan baja AISI
1020 tidak hanya ulet saja,namun juga keras.Maka kita melakukan surface
hardening,sehingga siperoleh permukaan yang keras,namun bagian dalamnya tetap
lunak.
Pengerasan permukaan adalah sebuah metode yang digunakan untuk
memperbaiki sifat material, namun hanya pada permukaannya saja. Jadi,pada bagian
dalam material tetap memiliki sifat yang sama seperti sebelumnya.

2.2 Tujuan dan Manfaat Surface Hardening (Pengerasan Permukaan)


Tujuan dari surface hardening yaitu:
1. Untuk meningkatkan kekuatan.
2. Untuk meningkatkan Ketangguhan.
3. Meningkat sifat tahan aus.
4. Untuk Meningkatkan sifat tahan korosi.
4

2.3 Proses Surface Hardening


1). Carburising
Cara paling murah dan metode paling sering yang digunakan dalam
pengerasan permukaan. dilakukan pada baja dengan keuletan tinggi, yang memiliki
kadar karbon =< 0.2%.
0 Karena kadar karbon rendah maka harus ditambah dengan mendifusikan
karbon melalui permukaannya sehingga mampu dikeraskan dengan quenching
(pembentukan martensit).
Tahapan carburising :
a.Penembahan carbon
b.Pengerasan
a. Penembahan karbon (carburising)
Pemanasan pada temperatur cukup tinggi di lingkungan yang mengandung
karbon aktif dimana atom karbon berdifusi ke dalam baja sampai kadar tertentu &
kedalaman tertentu, selanjutnya proses quenching.
Ada 3 cara penambahan karbon (carburising):
1.Solid carburising,
2.gas carburising,
3.liquid carburisingi.

1.Solid carburising
Benda kerja dimasukkan dalam suatu kotak ditimbun dengan carburising
compound, kotak ditutup (kedap udara), dipanaskan sampai 900-950oC selama
beberapa jam, kotak dikeluarkan dari dapur, dibiarkan dingin, dibongkar & benda
kerja dibersihkan kemudian dipanaskan kembali untuk pengerasan (quenching).

Carburising compound
1 Berupa serbuk arang kayu/coke 70-80%, barium/natrium karbonat20-25%,
kalsiumkarbonat2,5-3,5%. Selama pemanasan udara yang terperangkap dalam kotak
akan bereaksi dengan arang menjdi CO:2C + O 2 -----> 2CO. Selanjutnya CO akan
5

berdissosiasi menjadi karbon aktif(C.at) yang dapat berdifusi ke dalam baja: 2CO
-----> CO2 + C.at (C.at) ini adalah atom karbon aktif, yang dapat berdifusi ke dalam
baja, karbon aktif pada carburisingcompound berfugsi sebagai energizer atau
activator yang mempercepat proses carburising yaitu dengan menghasilkan sejumlah
CO2 dari reaksi dekomposisinya: BaCO3 ----> BaO+ CO2, yang kemudian bereaksi
dengan carbon membentuk CO.
1 Karena pada temperatur tinggi baja mampu melarutkan banyak karbon maka
dalam waktu singkat permukaan baja akan menyerap karbon hingga mencapai batas
jenuhnya.
2 Mengingat bahwa bagian dalam baja hanya mengandung sedikit karbon maka
karbon akan berdifusi masuk lebih kedalam. Tebal lapisan permukaan yang
mengalami penambahan karbon(case depth) ini tergantung pada temperatur
pemanasan dan panjangnya holding time pada temperatur pemanasan itu.

2. Gas Carburising
1 Baja dipanaskan dalam dapur dengan atmosfernya banyak mengandung gas
CO dan/atau gas hydrokarbon yang sudah berdekomposisi pada temperatur
carburising (900-950 C) akan berdekomposisi menghasilkan (C.at) yang nantinya
berdifusi ke dalam baja Reaksi dekomposisinya:
1.2CO <----> C.at + CO2
2.CH4 <----> C.at + H2
3.CO + H2 <----> C.at + H2O
Diffusion Period
1 Pada gas carburising lapisan hypereutektoid dapat dihilangkan dengan
memberikan suatu diffusion period yaitu dengan menghentikan aliran gas carburising
tetapi mempertahankan temperatur pemanasan.
Dengan demikian karbon akan berdifusi lebih kedalam dan merata pada lapisan kulit.
Benda kerja akan lebih bersih sehingga dapat langsung diquench, sehingga dapur
lebih efisien
6

3. Liquid Carburising
1 Pemanasan dilakukan dalam saltbath yang tadi campuran sodium cyanide
(NaCN) atau potassium cyanide (KCN) yang berfungsi sebagai carburising agent
yang aktif, dengan sodium carbonat (Na2CO3) yang berfungsi sebagai energiser.Tebal
kulit pengerasan (case depth) juga tergantung pada kandungan cyanide dalam saltbath
(biasanya digunakan campuran dengan 40-50% NaCN), sedangkan selama pemakaian
kandungan cyanide ini terus berkurang, karena itu secara periodik komposisi saltbath
harus selalu diperiksa/dipertahankan konstan.

b.Pengerasan (Quenching)
Setelah lapisan kulit mengandung cukup karbon, proses dilanjutkan dengan
pengerasan (quenching) untuk mencapai kekerasan yang tinggi & tempering, untuk
mengurangi kegetasan & tegangan sisa yang berlebihan. Pada pack carburising
quenching dilakukan setelah pemanasan kembali, tetapi pada gas & liquid carburising
quenching dapat dilakukan langsung sesudah pemanasan untuk penambahan karbon.

Saat carburising baja dipanaskan pada temperatur cukup tinggi di daerah


austenit, sehingga kemungkinan terjadi pertumbuhan butir yang berlebihan coarse
grained steel. Jika langsung diquench maka material menjadi getas/terdistorsi.Baja
yang mengandung unsur paduan dapat mencegah terjadi nya pertumbuhan butir fine
grained steel(yang dapat langsung diquench).
2
2). Nitriding
Nitriding dilakukan dengan memanaskan baja di dalam dapur dengan atmosfer
yang mengandung atom nitrogen aktif yang akan berdifusi ke dalam baja dan
bereaksi dengan unsur dalam membentuk nitrida.
Nitrida yang terbentuk sangat keras dan stabil, nitrigen aktif diperoleh dari gas
amonia yang bila dipanaskan pada temperatur nitriding (500-600C) akan berdissosiasi
menjadi nitrogen aktif dan gas hidrogen: 2 NH3 ------> 2 N.at + 3 H2
7

Pada dasarnya smua baja dapat dinitriding, tetapi hasil yang baik akan
diperoleh bila baja mengandung unsur paduan yang membentuk nitrida (nitride
forming element) seperti aluminium, chrom atau molybden. Benda kerja dimasukkan
dalam dapur yang kedap udara, gas amonia dialirkan secara kontinyu selama proses
pemanasan pada temperatur 500-600C.
Proses nitriding berlangsung lama (bisa dalam beberapa hari). Kekerasan
yang dihasilkan sangat tinggi (sehingga tidak perlu quenching) sehingga benda kerja
terhindar dari distorsi, retak atau tegangan sisa. Nitrida yang terbentuk sangat stabil,
kekerasannya tidak berubah selama pemanasan walaupun sampai dengan suhu 600C.
Walaupun proses nitriding berlangsung lama sekali tetapi tebal kulit yang terjadi tipis
sekali. Baja untuk dinitriding tidak boleh terlalu lunak (>= 0,3-0,4%C) agar mampu
mendukung kulit yang sangat tipis tadi. Benda kerja setelah dinitriding disarankan
tidak dilakukan proses machining (selain polishing/lapping). Baja hasil nitriding
mempunyai sifat tahan aus yang sangat baik, mempunyai sifat tahan terhadap
kelelahan dan juga tahan terhadap korosi.

3). Cyaniding & Carbinitriding


Cyaniding menyerap karbon dan nitrogen dengan perbandingan yang lebih
seimbang. Proses cyaniding merupakan modifikasi liquid carburising, proses dengan
menggunakan saltbath tetapi dengan konsentrasi garam cyanide yang lebih rendah
dan temperatur pemanasan yang lebih rendah, sehingga diffusi nitrogen cukup
banyak. Saltbath mengandung 25-45% NaCN pada 550-600C dan holdingtime 5-
30men didapatkan kulit (case) yang sangat tipis (0.02-0.04mm). Kulit tipis ini tahan
aus dan kekerasan sangat tinggi, sering dilakukan terhadap baja perkakas (HSS, high
speed steel).
Pada cyaniding komposisi saltbath dan temperatur pemanasan sangat
berpengruh terhadap tebal dan kompss kimia dari kulit. Dengan temperatur
pemanasan makin tinggi dan kandungan NaCN dalam saltbath yang makin rendah
akan menghasilkn case depth yang makin besar, dan kadar karbon dari kulit yang
makin tinggi (kadar nitrogen makin rendah). Untuk proses yang menghasilkn kulit
8

dengan kadar karbon yang cukup tinggi (>0.4%C) perlu dilakukan quenching dan
tempering. Corbonitriding merupakan modifikasi proses gas carburising, dengan
menggunakan campuran gas-gas tadi karbonmonoksida dan gas hidrokarbon yang
diperkaya dengan gas amonia. Sehingga yang berdifusi tidak hanya karbon tetapi juga
nitrogen, proses berlangsung dengan temperatur yang lebih rendh. Kekerasan yang
dihasilkan dari cyaniding ataupun carbonitriding (sesudah quenching) akan lebih
stabil daripada yang diperoleh dari carburising, lebih tahan terhadap pemanasan, tidak
mudah menjadi lunak karena pemanasan.

4). Flame Hardening


Pada flame hardening dan induction hardening komposisi kimia dari
permukaan benda kerja tidak berubah. Pengerasan dilakukan dengan memanaskan
hanya bagian permukaan. Flame hardening dilakukan dengan menyembulkan api
dengan intensitas tinggi ke permukaan, biasanya api dari brander oxyacetylene
(sehingga sebelum panas sempat menjalar ke bagian dalam di bagian permukaan
sudah mencapai temperatur austenitising, kemudian segera diquench. Sehingga
bagian permukaan terbentuk martensit sedang di bagian dalam tetap seperti semula.
Benda kerja (baja) harus mempunyai hardenability yang memadai kadar
karbonnya (0,3-0,6%C) Proses sederhana (manual), menggunakan welding torch
(brander las oxyasetylen), permukaan dipanaskan sampai temperatur austenitising
kemudian dicelupkn dalam air/minyak. Hanya bisa untuk ukuran benda kerja kecil.
Kekerasan kulit terutama tergantung pada kadar karbon dari baja, sedangkan tebal
kulit tergantung pada seberapa tebal bagian permukaan yang mengalami pemanasan
sampai menjadi austenit dan didinginkan dengan laju pendinginan kritis. Pada proses
pemanasan tergantung intensitas pemanasan, jarak permukaan benda kerja dengan
brander, lamanya pemanasan, kecepatan gerakan antara brander dan benda kerja.

5).Induction Hardening
Memiliki kesamaan dengan flame hardening yaitu menggunakanenergy
panas dalam pengerjaannya. Perbedaannya terletak pada metodenya!
9

karenainduction hardening menggunakan energy listrik yang


dikon$ersikan menjadi panasdengan menggunakan alternating current
pada kumparan (coil). Material yang akan dikeraskan permukaannya diletakan
didalam kumparan yang terbuat dari tembaga dan t e l a h didinginkan
dengan air lalu
k u m p a r a n i t u d i p a n a s k a n d i a t a s s u h u transformasinya dengan arus
bolak balik yang akan menginduksi magnetic field pada material yang menyebabkan
permukaan material tersebut meningkat suhunya diatas

2.4 Keuntungan dan Kerugian Surface Hardening


Keuntungan:
1. Permukaan logam yang dibentuk lebih keras.
2. Lebih ekonomis dalam pembuatan.
3. Sifat aus yang dimiliki logam lebih kuat.
4. Logam akan lebih tangguh.
5. Tidak memerlukan pengawasan kerja yang ketat.
Kerugian :
Sedangkan kerugian dari metode ini adalah kurang cocoknya metoda
ini untuk diterapkan pada benda kerja dengan ukuran kecil dan benda kerja
harus bebas dari tegangan (Gruber dan Schonmetz, 1977).

2.5 Aplikasi Surface Hardening

1. Pembuatan logam di pandai besi.


10

2. Pembuatan alat pertanian

3. Industri peralatan dapur

Anda mungkin juga menyukai