“KARBONISASI”
Dosen pembimbing:
Budhi Purwoko ST,MT
Disusun oleh:
Maulizah ( D1101151023 )
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
Rahmatnya kepada seluruh umat manusia tanpa terkecuali, serta salawat dan salam kita
sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Makalah ini kami ajukan kepada dosen pembimbing kami Bapak Budhi
Purwoko ST.MT sebagai tugas ujian akhir semester Teknologi Batubara. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................5
3.2. Saran................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Mengetahui Pengertian Karbonisasi Batubara
1.2.2. Mengetahui Metode-Metode pengujian Karbonisasi Batubara
1.2.3. Mengetahui Proses Karbonisasi Batubara
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
berupa gas dan cairan yang tidak dapat dimanfaatkan atau habis terbakar,
disamping itu produktivitas sangat rendah.
2.2.2. Kedua adalah karbonisasi batubara dengan pemanasan tak langsung atau
sistem distilasi kering. Dalam hal ini batubara ditempatkan pada ruang tegak
sempit dan dipanaskan dari luar (pemanasan tak langsung). Melalui dinding
baja, panas disalurkan ke dalam tanur bakar yang berisi batubara. Pada suhu
sekitar 375 °C - 475 °C, batubara mengalami dekomposisi membentuk lapisan
plastis di sekitar dinding. Ketika suhu mencapai 475 °C - 600 °C, terlihat
munculnya cairan tar (aspal) dan senyawa hidrokarbon (minyak), dilanjutkan
dengan pemadatan massa plastis menjadi semi-kokas. Pada suhu 600 °C -
1100 °C, proses stabilitas kokas dimulai.
Cara ini selain menghasilkan kokas juga diperoleh produk samping berupa
aspal, amonia, gas metana, gas hidrogen dan gas lainnya. Gas-gas tersebut
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. sedangkan produk cair berupa aspal,
amonia dan lain-lain dapat diproses lebih lanjut untuk menghasilkan bahan-
bahan kimia, umumnya berupa senyawa aromatik.
3
Prinsipnya sama dengan metode Gray-King, perbedaan terletak pada
peralatan dan kecepatanpemanasan. Pemanasan dilakukan di dalam tabung
alumunium selama 80 menit. Tar danliquor dikondensasikan ke dalam air
dingin. Akhirnya didapatkan persentase coke, tar dan,air sedangkan jumlah gas
didapat dengan cara mengurangkannya. Tes Fischer umumdigunakan untuk
batubara rank rendah (brown coal dan lignit) untuk karbonisasi
temperaturrendah.
2.3.4. Plastometer Gieseler:
Plastometer Gieseler adalah viskometer yang memantau viscositas
sampel batubara yangtelah dileburkan. Dari tes ini direkam data-data sbb:
a. Initial softening temperature.
b. Temperatur viscositas maksimum
c. Viskositas maksimum.
d. Temperatur pemadatan resolidifiation temperatur.
2.3.5. Indeks Roga
Indeks Roga menyatakan caking capacity. Ditentukan dengan cara
memanaskan 1 gramsampel batubara yang dicampur dengan 5 gram antrasit
pada 850°C selama 15 menit.
Tes lain yang dilakukan Biasanya dilakukan untuk menentukan:
a. Komposisi kimia (analisis proksimat, total belerang, analisis abu,dll)
b. Parameter fisik (distribusi ukuran, densitas relatif)
c. Uji kekuatan.
d. Tes Metalurgi.
2.4. Tujuan Karbonisasi
Tujuan dari proses karbonisasi adalah menaikkan kadar karbon padat dan
menghilangkan zat terbang (volatile matter) yang terkandung dalam batubara
serendah mungkin sehingga dihasilkan semi kokas atau kokas dengan kandungan zat
terbang yang ideal 8-15% dengan nilai kalori yang cukup tinggi di atas 6.000 kkal/kg.
Kandungan zat terbang berhubungan erat dengan kelas batubara, makin tinggi zat
terbangnya maka makin rendah kelas batubara, karena zat terbang akan mempercepat
pembakaran karbon padatnya. Dengan karbonisasi juga akan menghasilkan produk
akhir yang tidak berbau dan berasap.
4
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Karbonisasi adalah proses pemanasan batubara pada temperatur beberapa ratus
derajat untuk menghasilkan material-material:
1. Padatan yang mengalami pengayaan karbon yang disebut coke.
2. Larutan yang merupakan campuran hidrokarbon “tar” dan amoniacalliquor.
3. Hidrokarbon lain dalam bentuk gas yang didinginkam ke temperatur normal.
Proses karbonisasi dilakukan melalui dua cara,
1. Dengan pemanasan secara langsung dalam tungku yang berbentuk kubah.
Pemanasan menggunakan tungku merupakan cara yang paling tua dimana
batubara dibakar pada kondisi udara terbatas, sehingga hanya zat terbang saja
yang akan terbakar. Jika zat terbang terbakar habis, proses pemanasan
dihentikan. Kelemahannya antara lain terdapat produk samping berupa gas dan
cairan yang tidak dapat dimanfaatkan atau habis terbakar, disamping itu
produktivitas sangat redah.
2. Karbonisasi batubara dengan pemanasan tak langsung atau sistem distilasi
kering. Dalam hal ini batubara ditempatkan pada ruang tegak sempit dan
dipanaskan dari luar (pemanasan tak langsung). Melalui dinding baja, panas
disalurkan ke dalam tanur bakar yang berisi batubara. Pada suhu sekitar 375 °C
- 475 °C, batubara mengalami dekomposisi membentuk lapisan plastis di sekitar
dinding. Ketika suhu mencapai 475 °C - 600 °C, terlihat munculnya cairan tar
(aspal) dan senyawa hidrokarbon (minyak), dilanjutkan dengan pemadatan
massa plastis menjadi semi-kokas. Pada suhu 600 °C - 1100 °C, proses stabilitas
kokas dimulai.
Beberapa metode pengujian karbonisasi batubara sebagai berikut :
1. Free Swelling Index:
2. Tes karbonisasi Gray-King dan tipe coke :.
5
3. Tes Karbonisasi Fischer:
4. Plastometer Gieseler:
5. Indeks Roga.
3.2. Saran
Apabila terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, murni kesalahan
dari kami. Semoga pembaca dapat memahami segala materi.
6
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbonisasi
http://letshare17.blogspot.co.id/2010/12/karbonisasi.html
https://www.scribd.com/doc/145472118/KARBONISASI