Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA


ANALISIS PROKSIMAT
PENGUJIAN KADAR AIR, KADAR ZAT TERBANG,
KADAR ABU DAN FIXED CARBON

Disusun Oleh :
Nama : Bastanta Perangin Angin
NIM : 21132008
Dosen Pengampu : 1. Infantri Putra,S.T.,M.B.A.
2. Dr. Asep Bahtiar Purnama,S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


POLITEKNIK ENERGI DAN PERTAMBANGAN BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii


DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Analisis Proksimat.......................................................................... 3
2.1.1 Kadar Air (Moisture Content) ................................................... 3
2.1.2 Kadar Zat Terbang (Volatile Matter) ........................................ 3
2.1.3 Kadar Abu (Ash Content) ......................................................... 4
2.1.4 Fixed Carbon ............................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 6
3.1 Alat dan Bahan................................................................................ 6
3.2 Prosedur Percobaan....................................................................... 7
3.3 Hasil dan Analisa ............................................................................ 8
3.3.1 Kadar Air .................................................................................... 8
3.3.2 Kadar Zat Terbang (Volatile Matter) ......................................... 10
3.3.3 Kadar Abu (Ash Content) ......................................................... 11
3.3.4 Kadar Karbon Tetap/Padat (Fixed Carbon) .............................. 12
BAB IV PENUTUP................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 15

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Oven………………………………………………………………..6


Gambar 3.2 Neraca Digital……………………………………………………..6
Gambar 3.3 Desikator…………………………………………………………..6
Gambar 3.4 Crucible…………………………………………………………….6
Gambar 3.5 Furnace…………………………………………………………….6
Gambar 3.6 APD……………………………….. ........................................... 6
Gambar 3.7 Plastik Sampel…………………………………………………….7
Gambar 3.8 Sampel Batubara Low Grade……………………………………7
Gambar 3.9 Sampel Batubara High Grade…………………………………...7
Gambar 3.10 Tabel Klasifikasi Batubara……………………………………12
Gambar 3.11 Tabel Klasifikasi Kelas Batubara ASTM D 388 ................. .13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang sangat pesat membuat masyarakat
mulai mengelola batubara dengan baik, dimana batubara yang awalnya
hanya untuk pembangkit listrik sekarang mulai digunakan untuk industri
pembuatan semen, industri pembuatan baja dan indutri lainya (Malaidji
dkk,2018).
Batubara merupakan salah satu bahan bakar yang bersumber dari
hidrokarbon berbentuk padat. Bataubara sendiri terbentuk dari tanaman
dan mikroogranisme yang memadat karena pengaruh tekanan.
Penggunaan batubara sebagai bahan bakar banyak digunakan pada
industri-industi besar, seperti industri semen dan pada pembangkit
listrik tenaga uap. Kualitas batubara sangat berpengaruh pada hasil
produksi suatu industri.
Kualitas batubara yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga
uap perlu dianalisis terlebih dahulu agar sesuai dengan standar
batubara yang diperlukan pada pembangkit listrik tenaga uap. Analisis
yang dilakukan untuk mengetahui kualitas batubara meliputi analisis
proksimat, analisis persentase sulfur dan analisis nilai kalor.

1.2 Tujuan
Tujuan Mahasiwa melakukan praktikum analisis proksimat pada
batubara adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa mengetahui kadar air kadar air, kadar zat terbang,
kadar abu dan kadar zat padat/tetap dari sampel batubara (low
grade dan high grade).
b. Mahasiswa mengetahui prosedur pengujian kadar air, kadar zat
terbang, kadar abu dan kadar zat padat/tetap dari batubara.

1
c. Mahasiswa mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan
dalam pengujian kadar air, kadar zat terbang, kadar abu dan kadar
zat padat/tetap batubara.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Proksimat


Analisis proksimat merupakan analisis yang meliputi moisture
content, volatile matter, ash content dan fixed carbon dari sampel
batubara (Yadav & Yadav, 2017). Analisis proksimat merupakan cara
yang paling sederhana dan paling umum digunakan dalam menilai
batubara, analisis ini juga sering digunakan bagi konsumen dalam
memilih kualitas batubara sesuai kebutuhan sebelum membeli batubara
(Sepfitrah, 2016), serta digunakan oleh operator dalam memprediksi
performanya (Zhu, 2014).

2.1.1 Kadar Air (Moisture Content)


Moisture content dalam batubara terdiri atas dua jenis yaitu free
(exherent) moisture dan inherent moisture. Moisture yang datang dari
luar saat batubara itu ditambang dan diangkut atau terkena hujan
selama penyimpanan disebut free (exherent) moisture. Sedangkan
moisture yang datang/berada didalam batubara itu sendiri disebut
inherent moisture. Semakin tinggi kandungan inherent moisture maka
akan semakin rendah peringkat batubara tersebut.
Kadar inherent moisture (IM) diperoleh dari kehilangan berat yang
terjadi setelah conto batubara tanpa free moisture dipanaskan di dalam
tungku pada suhu antara 105° C-110° C. Secara fisik inherent moisture
terdapat dalam struktur pori internal batubara dan mempunyai tekana
uap lebih rendah dari tekanan uap normal. Inherent moisture relatif tidak
sensitif pada kondisi atmosfir.

2.1.2 Kadar Zat Terbang (Volatile Matter)


Volatile matter merupakan bagian dari batubara yang mudah
menguap misalnya CH4 atau hasil dari penguraian senyawa kimia dan
campuran kompleks yang membentuk batubara. Terdiri dari gas -gas

3
yang mudah terbakar seperti air, oksida-oksida karbon, hidrogen dan
metan, hidrogen sulfida, ammonia, tar dan oksida-oksida sulfur dan
nitrogen. Volatile matter digunakan sebagai ukuran kualitas batubara.
Volatile matter mempengaruhi pembakaran batubara dalam
furnace/tanur. Kandungan zat terbang (volatille matter) berhubungan
erat dengan proses pembatubaraan (coalification). Untuk menganalisis
volatile matter contoh di tempatkan di dalam crucible silika kemudian
dimasukan kedalam tungku selama 7 menit dengan suhu pemanasan
950°C. Namun pada pemanasan ini, bukan hanya zat volatile yang
menguap, tetapi air juga ikut menguap. Sehingga dalam penentuan
volatile metter harus dikoreksi dengan nilai moisture in the analysis
sample pada waktu analisis bersamaan.

2.1.3 Kadar Abu (Ash Content)


Ash (abu) adalah bahan-bahan yang tidak terbakar setelah
pembakaran sample. Abu dalam batubara bersumber dari mineral
matter dalam batubara dan unsur pengotor dari batupasir, tanah dsb
yang berasal dari bagian penutup, dasar atau parting pada lapisan
batubara. Abu merupakan komponen non-combustible organic yang
tersisa pada saatbatubara dibakar. Abu mengandung oksida-oksida
logam seperti SiO2, Al2O3, Fe2O3, dan CaO, yang terdapat didalam
batubara.
Hasil kadar abu (ash content) digunakan untuk mengukur kualitas
batubara dan efisiensi proses pembersihan. Keuntungan dari
penentuan ash content mengunakan metode rapid/cepat karena hasil
ash content diperlukan sesegera mungkin oleh operator plant untuk
memonitor kinerja plant dan kualitas produksi.

2.1.4 Fixed Carbon


Fixed Carbon merupakan banyaknya karbon yang terdapat dalam
material sisa setelah volatile matter dihilangkan Karbon tertambat ini
mewakili sisa penguraian dari komponen organik batubara ditambah

4
sedikit senyawa nitrogen, belerang, hidrogen dan mungkin oksigen
yang terserap atau bersatu secara kimiawi.

2.1.5 Calorific Value


Calorific Value merupakan indikasi kandungan nilai energi yang
terdapat pada batubara dengan satuan cal/gr atau kcal/gr. Peringkat
batubara akan naik jika nilai kalomnya makin tinggi. Nilai kalor batubara
adalah total panas yang dihasilkan pada pembakaran komponen-
komponen batubara yang sudah terbakar, seperti karbon, hidrogen dan
belerang. Nilai kalor dapat dinyatakan langsung dari komposisi kimia
batubara dan diperhatikan dari analisis ultimate. Nilai kalor batubara
berhubungan langsung dengan komposisi unsur-unsur yang ada dalam
batubara.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan


• Alat:
- Oven - Crucible

Gambar 3.1 Oven


Gambar 3.4 Crucible
- Neraca digital - Furnace

Gambar 3.2 Neraca Digital


- Desikator
Gambar 3.5 Furnace
- APD

Gambar 3.6 APD


Gambar 3.3 Desikator

6
- Plastik Sampel

Gambar 3.7 Plastik Sampel

• Bahan
- Sampel Batubara (High Grade dan Low Grade)

Gambar 3.8 Sampel Batubara Low Gambar 3.9 Sampel Batubara High
Grade Grade

3.2 Prosedur Percobaan


1. Kadar Air
• Siapkan alat dan bahan
• Lalu timbang sampel yang sudah dioven selama 4 jam pada 1 wadah
dengan menggunakan crucible sebanyak 100 gr
• Masukkan sampel kedalam oven selama ± 2 jam
• Jika sudah selesai oven (sesuai waktu), keluarkan cawan yang berisi
sampel lalu dinginkan cawan sampel di dalam desikator selama ± 30
menit.
• Jika sudah, maka timbang Kembali berat cawan + sampel kering

7
• Hitung selisih cawan + sampel sebelum dan sesudah di oven
• Lalu hitung kadar air dari sampel dengan rumus:
(𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
Kadar air = 𝑥 100%
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙

2. Kadar Zat Terbang (Volatile Matter)


• Siapkan alat dan bahan
• Menghidupkan alat furnace dan atur suhunya hingga mencapai
900°C - 950°C
• Masukkan sampel yang sudah di oven kedalam furnace dan tunggu
hingga ± 10 menit (seharusnya pada saat melakukan percobaan
dilakukan selama 30 menit).
• Jika sudah, maka masukkan sampel tersebut kedalam desikator
selama ± 30 menit.
• Lalu, timbang berat sampel ketika sudah di furnace
• Jika sudah, maka selanjutnya menghitung kadar zat terbang semu
• Dan menghitung pula kadar zat terbang sebenarnya dengan
• Selanjutnya masuk ke tahap kadar abu (ash content) dan kadar zat
tetap (fixed carbon) namun karena tidak melakukan percobaan maka
hanya melakukan pengasumsian data sesuai table klasifikasi
batubara.

3.3 Hasil dan Analisa


3.3.1 Kadar Air
Alur pelaksanaan pengujian kadar air hingga 4 jam lalu
selanjutnya hasilnya ditambahkan dengan hasil pengujian kadar
air (2 jam terakhir) sehingga menjadi 6 jam.
- High Grade
Kode Cawan Sampel Awal (gr) Sampel Kering (gr)
C1 30 29,2
B8 30 29,3
A8 30 29,3

8
- Low Grade
Kode Cawan Sampel Awal (gr) Sampel Kering (gr)
A9 30 29,2
A6 30 29,3
C2 30 28,6

Perhitungan Kada Air:


(𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
Kadar Air (IM) = 𝑥 100%
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙

• High Grade 30 gr (1 Jam (A8))


(𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
Kadar Air (IM) = 𝑥 100%
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙
30−29,3
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 2,33%
30

• High Grade 30 gr (2 Jam (C1))


30−29,2
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 2,67%
30

• High Grade 30 gr (4 Jam (B8))


30−29,3
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 2,33%
30

• Low Grade 30 gr (1 Jam (A9))


30−29,2
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 2,67%
30

• Low Grade 30 gr (2 Jam (A6))


30−29,3
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 2,33%
30

• Low Grade 30 gr (4 Jam (C2))


30−28,6
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 4,66%
30

- Data kadar air 6 jam (2 jam terakhir)


Data K.4 K.3 (LG) K.3 (HG)
Sebelum Oven 100 gr 100 gr 100 gr
Sesudah Kering 96,1 gr 95 gr 95 gr

9
Perhitungan Kadar Air:
• K.4
100−96,1
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 3,9%
100

• K.3 (Low Grade)


100−95
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 5%
100

• K.3 (High Grade)


100−95
Kadar Air (IM) = 𝑥 100% = 5%
100

Setelah dilakukan perhitungan kadar air selama 1 jam, 2 jam, 4


jam dan tambahan 2 jam, sehingga mendapatkan total kadar air
selama 6 jam adalah:
• High Grade
Total = gr 1 jam + gr 2 jam + gr 4 jam + gr 2 jam
Total = 2,33 + 2,67 + 2,33 + 5
Total = 12,33%
• Low Grade
Total = gr 1 jam + gr 2 jam + gr 4 jam + gr 2 jam
Total = 2,67 + 2,33 + 4,66 + 5
Total = 14,66%

3.3.2 Kadar Zat Terbang (Volatile Matter)


Data K.4 K.3 (LG) K.3 (HG)
Sebelum Oven 100 gr 100 gr 100 gr
Sesudah 96,1 gr 95 gr 95 gr
Kering
Sesudah 88,6 gr 75 gr 65 gr
Furnace

10
Perhitungan Kadar Zat Terbang Semu:
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔−𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑢𝑟𝑛𝑎𝑐𝑒
Kadar V.M = 𝑥 100%
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

• K.4
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔−𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑢𝑟𝑛𝑎𝑐𝑒
Kadar V.M = 𝑥 100%
𝑔𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
96,1−88,6
Kadar V.V = 𝑥 100% = 𝟕, 𝟖𝟎%
96,1

• K.3 (Low Grade)


95−75
Kadar V.V = 𝑥 100% = 𝟐𝟏, 𝟓%
95

• K.3 (High Grade)


95−65
Kadar V.V = 𝑥 100% = 𝟑𝟏, 𝟓𝟕%
95

Perhitungan Kadar Zat Terbang Sebenarnya:


Kadar V.M Sebenarnya = Kadar V.M Semu – Kadar Air
• K.4
K. V. M Sebenarnya = 7,80% - 3,9% = 3,9%
• K.3 (Low Grade)
K. V. M Sebenarnya = 21,05% - 5% = 16,05%
• K.3 (High Grade)
K. V. M Sebenarnya = 31,57% - 5% = 26,57%

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, telah didapatkan bahwa


sampel batubara dengan kualitas yang baik memiliki nilai lebih
besar dibandingkan dengan batubara dengan kualitas buruk.

3.3.3 Kadar Abu (Ash Content)


Pengasumsian data kadar abu, didapatkan:
Data K.4 (HG) K.3 (LG) K.3 (HG)
M1 135,5 gr 120 gr 130 gr
M2 224,1 gr 195 gr 195 gr
M3 135,5 gr 120,5 gr 16 gr

11
3.3.4 Kadar Karbon Tetap/Padat (Fixed Carbon)
Data Kadar air (Inherent Moisture), Kadar Zat Terbang
Sebenarnya (Volatile Matter), dan Kadar Abu (Ash Content) yang
telah diperoleh adalah:
Data K.4 (HG) K.3 (LG) K.3 (HG)
Kadar Air (IM) 3,9% 5% 5%
K. Z Terbang 3,9% 16,05% 21,57%
(VM)
Kadar Abu 3,3% 3,6% 4,7%
(Ash)

Maka untuk menentukan nilai kadar zat padat/tetap (Fixed


Carbon) menggunakan rumus:
Fixed Carbon = 100% – (IM + Ash + VM)
Keterangan:
IM = Inherent Moisture (Kadar Air)
Ash = Kadar Abu
VM = Volatile Matter (Kadar Zat Terbang)

Gambar 3.10 Tabel Klasifikasi Batubara

12
Gambar 3.11 Tabel Klasifikasi Kelas Batubara ASTM D 388

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka hasilnya dapat


disimpulkan sebagai berikut:
Data K.4 (HG) K.3 (LG) K.3 (HG)
Kadar Air (IM) 3,9% 5% 5%
K. V. M Sebenarnya 3,9% 16,05% 21,57%
Kadar Abu (Ash) 3,3% 3,6% 4,7%
Fixed Carbon (FC) 88,9% 75,35% 68,73%

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada percobaan/praktikum kali ini, salah satu tujuan dari analisis
proksimat adalah untuk mendapatkan nilai kadar air, kadar zat terbang,
kadar abu dan kadar zat padat/tetap dari sampel batubara (Low grade
dan High grade) serta mengetahui kelas dan penggolongan batubara
sesuai dengan ketentuan ataupun standardnya. Lalu, setelah mencari
masing-masing nilai dari percobaan tersebut, data yang diperoleh dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Data K.4 (HG) K.3 (LG) K.3 (HG)
Kadar Air (IM) 3,9% 5% 5%
K. V. M Sebenarnya 3,9% 16,05% 21,57%
Kadar Abu (Ash) 3,3% 3,6% 4,7%
Fixed Carbon (FC) 88,9% 75,35% 68,73%
Maka jika diasumsikan sesuai dengan tabel klasifikasi penggolongan
batubara, berdasarkan data hasil perhitungan yang telah dilakukan,
sampel batubara yang telah diuji atau dilakukan percobaan dapat
disimpulkan bahwa:
1. K.4 (HG) = Termasuk kedalam batubara Kelas Antrasit
2. K.3 (LG) = Termasuk kedalam batubara Kelas Bituminus
3. K.3 (HG) = Termasuk kedalam batubara Kelas Bituminus

14
DAFTAR PUSTAKA

Ardian, A. (2015, 12 15). Analisis Proksimat Batubara. Retrieved from


blog.upnyk.ac.id: http://blog.upnyk.ac.id/aldinardian-blog/53/artikel-
analisis-proksimat-batubara

Baaqy, L. A. (2013). Pengeringan Low Rank Coal dengan Menggunakan


Metode Pemanasan tanpa Kehadiran Oksigen . Jurnal Teknik
Pomits Vol. 2 No. 2, 228-233.

Himi. A, Ulfa. A. M, Sulaimannsyah (2021). Analisis Proksimat, Kandungan


Sulfur dan Nilai Kalor dalam Penentuan Kualitas Batubara. J
Indonesian Journal of Engineering, 85-94.

Kurniawan (2014). BAB III LANDASAN TEORI . Retrieved from


repository.unisba.ac.id:
file:///C:/Users/USER/Downloads/07bab3_kurniawan_11070111067
_skr_2014.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai