Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KOROSI

ELEKTROPLATING TEMBAGA
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum Pengendalian Korosi

Dosen Pembimbing : Ir. Yunus Tonapa S, MT


Tanggal Praktikum : 23 Oktober 2012
Tanggal Pengumpulan : 6 November 2012

Disusun oleh :
Kelompok 8

Rizka Noviandini 101411088


Ruth Novenny P. 101411089
Shany Maulana 101411090
Sifa Nurul Husna 101411091

Kelas 3 C
D3 Teknik Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2012
ELEKTROPLATING TEMBAGA
I. TUJUAN

1. Mengetahui mekanisme pelapisan tembaga.


2. Mengetahui reaksi yang terjadi pada pelapisan tembaga
3. Mengetahui sifat fisik tambahan logam kerja setelah proses pelapisan.
4. Menghitung effisiensi arus proses pelapisan.

II. DASAR TEORI

Proses pelapisan tembaga terhadap logam adalah satu cara untuk melindungi
logam terhadap serangan korosi dan untuk mendapatkan sifat dekoratif. Cara
pelapisan tembaga dengan metode elektroplating adalah pelapisan menggunakan arus
searah. Cara kerjanya mirip dengan elektrolisa, dimana logam pelapis bertindak
sebagai anoda,sedangkan logam dasarnya sebagai katoda. Carr ini mempunyai
berbagai keuntungan dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Keuntungan-
keuntungan tersebut antara lain :

a) Lapisan relatif tipis.


b) Ketebalan dapat dikontrol.
c) Permukaan lapisan lebih halus.
d) Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom.

2.1 Pelapisan Tembaga

Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan,
karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan
untuk pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis dengan
baik.

Gambar 2.1 Contoh kamera yang dilapisi tembaga (sumber: Setyowati, 2009)
Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan
dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya
diikuti pelapisan nikel dan khrom. Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal
untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari serangan
keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga untuk aplikasi ini
karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.

Sifat-sifat Fisika Tembaga

1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan


2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3

Sifat-sifat Kimia Tembaga

1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan
membentuk oksida tembaga (CuO)
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa,
menurut reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O (CuOH)2 CO3
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2H2O
+ 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5. Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi
dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan
logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit
yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe alkali komposisi
larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.

Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada
umumnya meliputi proses-proses pembersihan dari segala macam pengotor (cleaning
proses) dan juga termasuk proses-proses pada olah permukaan seperti poleshing,
buffing,dan proses persiapan permukaan yang lainnya. Untuk mendapatkan daya lekat
pelapisan logam (adhesi) dan fisik permukaan benda kerja yang baik dari suatu
lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses pembersihan
permukaan. Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas dapat menyebabkan adanya
garisan-garisan pada benda kerja dan pengelupasan hasil pelapisan logam.

Gambar 2.2 Gambar Pelapisan Tembaga (sumber: Setyowati, 2009)

RECTIFIER

Katoda Anoda
(kutub -) (kutub +)

Zonax Brass

Logam kerja Logam Pelapis


(Fe) (Kuningan)

Gambar 2.3 Rangkaian pada Electroplating Tembaga

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN
Rectifier sebagai sumber arus searah Senyawa Zonax copper
Bak tempat proses Elektroplating Brightener a
Elektroda Anoda Brightener b
Gelas kimia1000 ml NaOH
Gelas kimia 100ml HCL
Termometer Tembaga
Tang Kawat tembaga sesuai kebutuhan
Hot Plate Bahan pengikat
Batang Pengaduk Baja lunak
Magnit Stirer Kertas amplas
Pipet Volum 10ml Aquadest
Penjepit Lidah Buaya

IV. CARA KERJA

Melarutkan senyawa
Zonax cooper,brigthener A Panaskan sampai 50C
dan B pada 1 liter air

Menyiapkan pelat ukuran


2x5 seperlunya

Mengampelas pelat

Membersihkan lemak
dengan Larutan NaOH 5%
5-10

Proses pickling dengan


Larutan HCl 5% 15

Melakukan elektroplating
tembaga dengan dengan
rapat arus 1 A/dm2 10
V. HASIL DAN DATA PENGAMATAN

5.1 Tabel Data

Parameter Logam Kelompok 7 LogamKel 8 LogamKel 9

Berat awal (gram) 10,20 10,20 10,20

Berat akhir (gram) 10,21 10,215 10,209

Arus (A) 0,6 0,6 0,6

Waktu pelapisan 10 15 10
(menit)

Selisih berat (gram) 0,01 0,015 0,009

Lebar (cm) 1,7 1,7 1,7

Panjang (cm) 6,7 6,7 6,7

Luas permukaan (cm2) 11,39 11,39 11,39

5.2 Hasil Percobaan

Waktu = 15 menit dengan arus 0.6 A

Hasil pengamatan
Logam dicelupkan ke dalam larutan
NaOH 10%
Mencelupkan benda kerja kedalam bak
rendaman elektroplating selama 15 menit

Logam hasil pencelupan ke dalam


rendaman elektroplating selama 15 menit
terlihat berwarna keemasan.

5.3 Pengolahan Data


Perhitungan berat menurut hukum faraday


=

0,6 900 56
W1 (15 menit) = = 0,1567 gr
96500 2

Perhitungan efisiensi arus


= %

0,015
Efisiensi untuk proses 15 menit = 0,1567 x 100% = 9.57 %
VI. PEMBAHASAN

Pembahasan oleh: Rizka Noviandini (101411088)

Pembersihan benda kerja atau pada praktikum ini besi harus dengan tujuan
untuk menghilangkan lapisan pada besi, hal ini dilakukan agar proses
electroplating dapat berhasil dan tidak terhalang oleh lapisan tersebut.
Memasukkan benda kerja ke dalam larutan NaOH 10% selama 10 menit
bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa lemak yang menempel pada
permukaan benda kerja yang akan dielektroplating. Lemak harus dihilangkan
karena lemak akan menghalangi proses electroplating sehingga permukaan
yang terkena lemak akan berwarna hitam bukannya terlapisi tembaga.
Memasukkan benda kerja ke dalam larutan HCl 10% selama 10 menit
dilakukan untuk menghilangkan karat-karat yang menempel di permukaan
logam kerja. HCl bekerja dengan mengikis kotoran-kotoran yang menempel.
Pada tahap persiapan larutan, zonax copper, brightener A dan B dicampurkan
kemudian dipanaskan sampai suhu 50oC, hal ini dikarenakan kondisi operasi
utnuk electroplating tembaga memang pada suhu 50oC agar ion-ion coppernya
(tembaga) tidak terbakar.
Anoda yang digunakan pada proses electroplating tembaga ini hanya sebagai
throwing power atau sebagai kekuatan untuk melempar ion tembaga ke logam
kerja.
Aliran ion-ion sebenarnya didapat dari larutan copper yang sudah dibuat
sebelumnya berdasarkan kondisi operasi electroplating tembaga.
Mekanisme reaksi:
CuSO4 Cu2+ + SO42-
Reaksi di anoda : 2H2O O2 + 4H+ + 4e
Cu Cu2+ + 2e
Reaksi di katoda : Cu2+ + 2e Cu
H2O + 2e H2 + 2OH-
Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan efisiensi arus proses pelapisan
adalah sebesar 9.57 %. Hal ini dikarenakan proses electroplating pada
kelompok kami menggunakan waktu yang lebih lama yaitu 15 menit
dibandingkan kelompok lain yang hanya 10 menit.
Efisiensi yang dihasilkan bernilai kecil (9,57%) disebabkan kekurangan dalam
praktikum ini, diantaranya:
Temperatur yang seharusnya 50oC menjadi turun pada saat operasi
sehingga tidak mencapai kondisi operasi yang seharusnya.
Pembersihan logam kerja tidak terlalu bersih atau masih ada pengotor
sehingga ada permukaan logam yang tidak terlapisi.
Rapat arus yang tidak konstan (terlalu besar atau terlalu kecil)
Oleh : Ruth Novenny Pangaribuan (10141089)

Pada praktikum ini Tembaga digunakan sebagai logam yang elapisi baja
karena Tembaga (Cu) memiliki sifat yang lebih tahan terhadap korosi
dibandingkan baja. Juga warnanya yang dekoratif sehingga sangat cocok
untuk pelapis benda-benda dekoratif.
Dalam praktikum ini larutan Zonax Copper digunakan sebagai elektrolit,
dapat memberikan efek lebih berkilau. Zonax Brass merupakan larutan dengan
komposisi berbagai bahan diantaranya Cu, Na, Zn, dan Ca, dengan suhu
sekitar 50oC-60oC sebagai suhu optimumnya.
Tembaga pada praktikum elektroplating ini sebagai logam yang berfungsi
untuk throwing power atau tenaga untuk melempar ion ke baja yang akan di
elektroplating.
Ion atau elektron yang dilempar oleh tembaga adalah berasal dari larutan.
Semakin lama waktu pelapisan, maka semakin besar pula jumlah ion tembaga
yang menempel di permukaan logam kerja.
Dari data yang diperoleh efisiensi arus adalah rendah. Hal ini mungkin
disebabkan oleh :
Suhu yang tidak berada dalam range optimum
kurangnya homogenitas konsentrasi larutan elektrolit
perlakuan awal pada logam kerja yang kurang diperhatikan seperti
permukaan logam kerja masih terdapat pengotor-pengotor berupa
lemak dan senyawa organik yang tidak terbersihkan secara sempurna.
Mekanisme reaksi yang terjadi :

CuSO4 Cu2+ + SO42-

Reaksi di anoda : 2H2O + 2e H2 + 2OH-

2H2O O2 + 4H+ + 4e

Cu Cu2+ + 2e

Reaksi di katoda :

Cu Cu2+ + 2e
Oleh Shany Maulana (101411090)
o Proses pelapisan tembaga ini dilakukan untuk melapisi dasar permukaan logam
Fe karena sifat dari logam Fe yang mudah mengalami korosi ketika kontak
dengan udara. Penggunaan tembaga ini dilakukan karena tembaga memiliki sifat
daya rekat yang kuat sehingga permukaan logam lebih tahan terhadap korosi.
Selain itu, tembaga ini memiliki penampilan yang kurang menarik dan mudah
terjadi perubahan warna sehingga digunakan untuk lapisan dasar.
o Logam yang telah diamplas lalu mengalami proses degreasing dengan
mencelupkan logam ke dalam larutan alkali, yaitu NaOH 10% selama 10 menit
untuk menghilangkan sisa-sisa lemak dan minyak yang masih menempel pada
permukaan logam. Larutan NaOH ini berfungsi untuk menyabunkan lemak dan
minyak yang menempel pada logam besi. Ketika lipid telah tersabunkan maka
secara otomatis akan terlepas dari logam dan terlarut dalam larutan pencuci.
Pada proses ini terlihat adanya lapisan-lapisan tipis lemak dan minyak yang
terapung di permukaan larutan. Lemak dan minyak ini dihilangkan dengan
tujuan agar tidak mengurangi daya hantar listrik dan juga permukaan kontak
antara logam dasar dengan logam pelapis.
o Selain itu, logam mengalami proses pickling dengan cara mencelupkan logam
ke dalam larutan HCl 10% selama 10 menit untuk menghilangkan sisa-sisa
karat-karat yang masih menempel pada permukaan logam. Larutan HCl ini
digunakan karena mampu memutuskan ikatan antara logam dan oksidanya. Pada
tahap ini peristiwa yang diamati adalah terjadinya gelembung-gelembung dalam
larutan akibat adanya pembentukan gas H2 dan juga larutan menjadi sedikit
keruh akibat karat besi yang terlepas dari logam besi. Penghilangan karat ini
bertujuan agar lapisan yang terbentuk relative lebih kuat dan tidak mudah
mengelupas.
o Pada tahap pelapisan, logam besi yang ditempatkan pada posisi katoda dan
tembaga pada posisi anoda yang terhubung dengan arus listrik dalam larutan
elektrolit. Pada praktikum ini digunakan larutan zonax copper sebagai larutan
elektrolit yang mengandung CuSO4.
o Pada saat arus mengalir, maka akan terjadi reaksi kimia dalam larutan elektrolit,
yang mana ion postif dalam larutan akan bergerak mendekati katoda (kutub
negative) dan ion negative akan bergerak mendekati anoda (kutub positif)
sehingga terbentuk lapisan tembaga pada logam besi. Reaksi reduksi besi yang
merupakan proses penerimaan elektron terjadi dikatoda dan reaksi oksidasi
tembaga yang merupakan proses pelepasan elektron terjadi di anoda. Pada saat
proses pelapisan, besi akan terlindung dari korosi. Sebab Cu (ECu2+|Cu =
+0.34V) memiliki potensi reduksi yang lebih positif dari pada besi (EFe2+|Fe =
-0.44V). Namun, bila pelapis tembaga ini bocor, sehingga lapisan tembaga
terbuka, besi akan mengalami korosi yang lebih cepat. Reaksi yang terjadi
adalah :
Reaksi di anoda : 2H2O O2 + 4H+ + 4e
Cu Cu2+ + 2e
Reaksi di katoda : H2O + 2e H2 + 2OH-
Fe2+ + 2e Fe
o Pada logam yang dicelupkan dalam larutan elektrolit terjadi gelembung-
gelembung. Hal ini karena pada permukaan logam tersebut terjadi pembentukan
gas H2. Rapat arus yang terjadi pada kedua logam yang dicelupkan sebesar 0.6
A sesuai dengan karakteristik logam pelapis.
o Dari pengukuran berat logam sebelum dan sesudah proses pelapisan, ternyata
kedua logam mengalami penambahan berat yang sama sebesar 0,01 gram.
Penambahan berat ini menunjukan adanya pelapis pada logam. Penambahan
logam ini dapat mempengaruhi efisiensi arus. Efisiensi pada pelapisan selama
10 menit sebesar 8,62%, efisiensi pada pelapisan selama 15 menit sebesar
9.57%. Pada selisih berat yang sama dengan variasi waktu ini, dapat dikatakan
bahwa waktu pelapisan yang terlalu lama akan memperkecil efisiensi arus.
Tetapi, kedua efisiensi yang kecil ini didapat karena proses pelapisan tembaga
yang kurang sempurna akibat rapat arus yang timbul. Rapat arus yang tinggi
dapat menyebabkan pelarutan kembali pada lapisan yang terbentuk. Rapat arus
yang rendah menyebabkan pelepasan ion lambat sehingga membutuhkan waktu
yang relatif lama. Berat logam 1 menurut hukum faraday sebesar 0,1064 gr,
untuk logam 2 sebesar 0,1567 gr.
Oleh: Sifa Nurul Husna (101411091)

Elektroplating merupakan proses pelapisan logam/paduan pada permukaan benda


kerja dengan bantuan arus listrik searah (DC) atau disebut juga elektrolisa. Elektrolisa
dilakukan pada suatu bejana dikenal sebagai sel elektrolisa yang berisi larutan
elektrolit.Logam kerja yang digunakan dihubungkan dengan kutub negatif (bertindak sebagai
katoda) sedangkan logam pelapisnya dihubungkan dengan kutub positif (berindak sebagai
anoda).

Tembaga (Cu) merupakan logam yang sering digunakan sebagai pelapis dasar baja
karena memiliki sifat yang lebih tahan terhadap korosi dibandingkan baja.Juga warnanya
yang dekoratif sehingga sangat cocok untuk pelapis benda-benda dekoratif.Adapun
penggunaan larutan Zonax Copper sebagai elektrolit, dapat memberikan efek lebih berkilau.
Zonax Brass merupakan larutan dengan komposisi berbagai bahan diantaranya Cu,Na,Zn,dan
Ca,dengan suhu sekitar 50oC-60oC sebagai suhu optimumnya.

Dari hasil pengamatan tiga kelompok terlihat bahwa semakin lama waktu pelapisan,
semakin besar pula jumlah ion tembaga yang menempel di permukaan logam kerja dan selisih
beratnya pun semakin besar. Selain suhu yang mungkin tidak berada dalam range optimum,
rendahnya efisiensi arus pada proses pelapisan logam tembaga ini bias juga disebabkan oleh
kurangnya homogenitas konsentrasi larutan elektrolit dan perlakuan awal pada logam kerja
yang kurangbaik (masih ada kotoran yang menempel pada logam kerja berupa lemak dan
senyawa organik yang tidak terbersihkan secara sempurna).

Mekanismereaksi yang terjadi :

CuSO4 Cu2+ + SO42-

Reaksi di anoda :

2H2O O2 + 4H+ + 4e

Cu Cu2++ 2e

Reaksi di katoda :

Cu Cu2++ 2e

2H2O + 2e H2+ 2OH-


VII. KESIMPULAN

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelapisan logam (plating) diantaranya yaitu
perlakuan terhadap benda kerja, larutan elektrolit yang digunakan (suhu dan
homogenitas konsentrasi) dan rapat arus.
Semakin lama waktu yang digunakan untuk plating, semakin tebal lapisan yang akan
terbentuk pada benda kerja.
Efisiensi arus proses pelapisan adalah sebesar 9.57 %

DAFTAR PUSTAKA

Ngatin, Agustinus. dkk. 2002. Jobsheet PraktikumPengendalian Korosi.Teknik Pengendalian


Korosi. Bandung: Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.

Wranglen, Gosta. 1985. Corrosion and Protection of Metals. Chapman and Hall: London

Setyowati, Suparni. 2009. Proses Elektroplating Tembaga-Nikel-Krom. http://www.chem-is-


try.org. Diakses pada tanggal 5 November 2012

Anda mungkin juga menyukai