BAB II
URAIAN PROSES
Diagram alir dasar pembuatan amonium sulfat dengan proses reaksi antara amonia
dan asam sulfat dapat dilihat pada gambar 2.1 (PT. Petrokimia Gresik, 2003).
II-1
II-2
memisahkan kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang tidak bereaksi dari larutan
amonium sulfat (Kirk-Othmer, 1994).
Diagram alir sederhana pembuatan amonium sulfat dengan proses
Merseburg dapat dilihat pada gambar 2.2 (Abbas, 2010).
Dengan rasio molar antara amonia:sulfur dioksida mencapai 2,3:1. Diagram alir
dasar pembuatan amonium sulfat dari SO2 dan amonia (Marino) dapat dilihat pada
gambar 2.3 (Eakman, 1981).
Ke atmosfer
Wet scrubber(tekanan
SO water atmosfer, T= 176 C)
2
Containing stack gases water
(dari power plant atau
refinery gases)
kondenser
centrifuge
Ammonium sulfat
Heat exchanger
kristal
Crystallizer (180 C)
ammonia
Oxidizer
(rotary dryer atau
Ammonium sulfat
fluidized dryer)
solution (35%W)
Ammonium sulfat
produk
II-5
Gambar 2.3 Diagram Alir Pembuatan Ammonium Sulfat dengan Proses Marino
Gambar 2.4 Diagram Alir Pembuatan Amonium Sulfat dengan Proses Karbonasi
Batubara (Coke Oven Gas)
II-7
Dari keempat proses yang telah diuraikan di atas, maka dipilih proses reaksi
antara amonia dan asam sulfat (proses netralisasi) dengan pertimbangan :
Proses lebih sederhana dengan konversi yang tinggi
Bahan baku mudah didapat
Tanpa menggunakan katalis
2.3 Deskripsi Proses
Proses reaksi antara amonia dan asam sulfat (proses netralisasi) menjadi
amonium sulfat terdiri atas 4 tahap, yaitu :
1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap reaksi netralisasi
3. Tahap pemisahan dan pengeringan
4. Tahap finishing
(V-113) dan asam sulfat cair dari Heater (E-122) dialirkan ke dalam Reaktor
Bubble (R-210) pada suhu 106oC dan tekanan 1 atm, terjadi reaksi netralisasi dan
berbentuklah amonium sulfat dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
H₂SO₄ + 2NH₃ (NH₄)₂SO₄
Kondisi operasi Reaktor Bubble (R-210) dipertahankan pada suhu 106oC dan
tekanan 1 atm, untuk mempertahankan suhu sebesar itu dengan jalan
menggunakan air pendingin yang dihasilkan dari unit utilitas. Hasil keluaran atas
Reaktor Bubble (R-210) berupa uap yang masih mengandung amonia gas, uap
tersebut di umpankan menuju Separator (H-211) untuk mengurangi kandungan air
pada uap amonia agar dihasilkan amonia gas yang kemurniannya sesuai dengan
kemurnian bahan baku dan direcylce menuju Reaktor Bubble (R-210) kembali.
sulfat, amonium sulfat dan udara) dialirkan menuju Cyclone (H-324) untuk
ditangkap kembali amonium sulfatnya dan dialirkan menuju Crusher (C-412).
Udara dan asam sulfat yang masih tersisa dari Cyclone (H-324) dialirkan menuju
Bag Filter (H-325) untuk menangkap asam sulfat, agar kandungan asam sulfat
yang aman di buang ke atmosfir adalah sebesar 0,1%.
Karena harga Hfo298K bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. Sedangkan
penentuan arah reaksi berjalan secara reversible atau irreversible dapat diketahui
dari harga kesetimbangan kimia yang dipengaruhi oleh energi bebas Gibbs (Yaws,
1999).
ΔGo menunjukkan spontan atau tidak spontannya suatu reaksi kimia. ΔGo
bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak dapat berlangsung
secara spontan, sehingga dibutuhkan energi tambahan dari luar. Sedangkan
ΔGo bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung
secara spontan dan hanya sedikit membutuhkan energi. Oleh karena itu,
semakin kecil atau negatif ΔGo maka reaksi tersebut akan semakin baik
karena untuk berlangsung spontan energi yang dibutuhkan semakin kecil. Berikut
merupakan data energi Gibbs (ΔG°) pada 25 oC (298 K) untuk masing–masing
komponen dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
ΔG = - RT ln K
K = exp - ΔG / RT
K298 = exp – (-42750 kal/mol / 1,987 . 298 ,16)
= 2,18 x 10 31
K 379
/ K 298 = exp 23,6042
2,18 x 10 31
K 379 = 3,8871 x 10 41
T = 282o C = 379 K
ln K2 = ΔH 1 1
K1 R T2 T1
K 555
/ K 298 = exp 52,2744
2,18 x 10 31
K 555 = 10,9885 x 10 53
Gambar 2.5 Diagram Alir Kualitatif Amonium Sulfat dari NH3 dan H2SO4 dengan Proses Netralisasi
II-1