Anda di halaman 1dari 15

II-14

BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Tinjauan Berbagai Proses


Amonium sulfat dapat diproduksi dengan beberapa macam proses, sehingga
diperlukan seleksi untuk mendapatkan hasil yang paling optimal. Ada empat
macam proses untuk memproduksi amonium sulfat yaitu reaksi antara amonia dan
asam sulfat (proses netralisasi), reaksi antara gipsum dan amonium karbonat
(proses merseburg), reaksi amonia dengan sulfur dioksida (proses marino) dan
proses karbonasi batubara.

2.1.1 Reaksi Antara Amonia dan Asam Sulfat (Proses Netralisasi)


Sintetis amonia dan asam sulfat menghasilkan amonium sulfat dengan
metode netralisasi asam-basa. Reaksi ini bersifat irreversible dan merupakan
reaksi eksotermis. Amonium sulfat dalam jumlah besar dibuat dalam suatu unit
netralizer dengan mereaksikan gas amonia dengan asam sulfat dengan tekanan
sebesar 76 mmhg dengan suhu 105-106oC dengan reaksi sebagai berikut:

2NH3(g) + H2SO4(l) (NH4)2SO4 ΔH = -65,4 kkal/gmol

Diagram alir dasar pembuatan amonium sulfat dengan proses reaksi antara amonia
dan asam sulfat dapat dilihat pada gambar 2.1 (PT. Petrokimia Gresik, 2003).

II-1
II-2

Gambar 2.1 Diagram Alir Pembuatan Amonium Sulfat dengan Proses


Netralisasi

2.1.2 Reaksi Antara Gypsum dan Ammonium Carbonat (Merseburg)


Negara seperti Inggris, Austria dan India, amonium sulfat diproduksi
dengan reaksi antara kalsium sulfat dan amonium karbonat. Metode ini dikenal
sebagai Merseburg Process, yang menggunakan gypsum dan kalsium sulfat
anhidrit. Reaksi yang terjadi :
NH3 + H2O  NH4OH
2NH4OH + CO2 (NH4)2CO3 + H2O
(NH4)2CO3 + CaSO4.2H2O  (NH4)2SO4 + CaCO3 + 2H2O
Larutan amonium karbonat jenuh yang digunakan dalam proses dihasilkan
dengan cara melarutkan karbon dioksida dalam larutan amonium hidroksida.
Karbon dioksida tersedia sebagai hasil samping pembakaran hidrokarbon.
Konversi pada akhir reaks kira-kira 95% setelah lima jam, jika gypsum bereaksi
sempurna dan suhu reaksi dijaga pada 70oC. Campuran reaksi difilter untuk
II-3

memisahkan kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang tidak bereaksi dari larutan
amonium sulfat (Kirk-Othmer, 1994).
Diagram alir sederhana pembuatan amonium sulfat dengan proses
Merseburg dapat dilihat pada gambar 2.2 (Abbas, 2010).

Gambar 2.2 Diagram Alir Pembuatan Amonium Sulfat dengan Proses


Merseburg

2.1.3 Reaksi Amonia dengan Sulfur Dioksida (Marino)


Amonium sulfat terbentuk dari kontak antara gas SO 2 dari flue gas dengan
larutan amonia dengan katalis vanadium pentaoksida (V 2O5). Reaksi terjadi pada
fase uap (vapor), dengan reaksi :
4NH3 + 2SO2 + 2H2O + O2 2(NH4)2SO4
II-4

Dengan rasio molar antara amonia:sulfur dioksida mencapai 2,3:1. Diagram alir
dasar pembuatan amonium sulfat dari SO2 dan amonia (Marino) dapat dilihat pada
gambar 2.3 (Eakman, 1981).

Ke atmosfer

Wet scrubber(tekanan
SO water atmosfer, T= 176 C)
2
Containing stack gases water
(dari power plant atau
refinery gases)

kondenser

blower Ammonium sulfat


recirculation
Mother liquor

centrifuge

Ammonium sulfat
Heat exchanger

kristal
Crystallizer (180 C)
ammonia

Oxidizer
(rotary dryer atau
Ammonium sulfat
fluidized dryer)
solution (35%W)
Ammonium sulfat
produk
II-5

Gambar 2.3 Diagram Alir Pembuatan Ammonium Sulfat dengan Proses Marino

2.1.4 Proses Karbonasi Batubara


Tahun 1920-an, proses karbonasi batubara ini sangatlah populer dikalangan
industri. Tapi pada perkembangannnya proses ini semakin jarang digunakan
seiring dengan meningkatnya instalasi oil-gas process dan penggunaan minyak
serta gas alam untuk pemanasan. Di lain pihak batubara yang dikarbonasi tetap
digunakan untuk memproduksi amonium sulfat.
Untuk memproduksi amonium sulfat dari batubara ada tiga cara, yaitu :
 Direct :
Semua gas yang terbentuk pertama kali didinginkan untuk menghilangkan
sejumlah tar sebelum melewati saturator bubble atau type spray, dimana
kemudian reaksi dengan asam sulfat terjadi. Kristal amonium sulfat yang
terbentuk dalam cairan turun kemudian dipisahkan dan dicuci dalam
centrifuge lalu dikeringkan. Kristal kering yang dihasilkan dikirim lewat
conveyor untuk disimpan.
 Indirect:
Pada proses ini, dimana gas panas dari oven utama didinginkan dengan
resirkulasi cairan pencuci dan water scrubbing. Campuran cairan kemudian
dipanaskan dengan steam dalam kolom stripper tipe buble untuk melepaskan
amonium karbonat dan amonium sulpida. Sebagian cairan dalam kolom
stripper kemudian ditambahkan dengan larutan kapur untuk menguraikan
komponen garam seperti amonium klorida. Steam lewat melalui kolom kedua
distripping dengan amonia dan cairan kemudian dicampur dengan uap dan
diperoleh amonia mentah yang selanjutnya didestilasi ulang atau diubah
menjadi amonium sulfat dalam saturator kristalizer.
 Semi direct:
II-6

Dalam proses ini gas mula-mula didinginkan dan dicuci untuk


menghilangkan sejumlah tar dan untuk memproduksi larutan kondensat yang
banyak mengandung amonia bentuk gas. Kemudian amonia cair dipanaskan
sampai suhu 70oC dan diabsorbsi dengan asam sulfat encer (5-6%) dan
menghasilkan larutan amonium sulfat jenuh dengan suhu 60-70oC. Diagram
alir proses pembuatan amonium sulfat dengan proses karbonasi batubara
(Coke Oven Gas) dapat dilihat pada gambar 2.4 (Ullman, 2003).

Gambar 2.4 Diagram Alir Pembuatan Amonium Sulfat dengan Proses Karbonasi
Batubara (Coke Oven Gas)
II-7

2.2 Pemilihan Proses


Berdasarkan uraian proses di atas, maka dapat ditabelkan perbedaaan
masing-masing proses yang dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Perbandingan Antar Proses Secara Kuantitatif


Karakteristik Netralisasi Karbonasi batubara Merseburg Marino
Katalis Tidak diperlukan Tidak diperlukan, Nikel Vanadium
karena reaksi karena proses hanya pentaoksida
spontan scrubing amonium (V2O5)
sulfat yang terbentuk
dari karbonisasi
batubara dengan asam
sulfat
Reaksi samping Kemungkinan Kemungkinan Kemungkinan Tidak ada
terbentuk terbentuk amonium terbentuknya
amonium bisulfit bisulfit jika suhu CuSO4, karbonat
jika suhu melebihi melebihi 2800C dan amonium
0
280 C karbonat pada
proses karbonisasi
Reaksi Tidak ada selama Tidak ada selama Ada, pada proses Tidak ada
reversible suhu proses tidak suhu proses tidak karbonisasi
0 0
melebihi 280 C melebihi 280 C gypsum
Kondisi operasi
-Proses Kontinyu Batch Batch Batch
-Suhu (0C) 105-106 60-70 70 200-450
-Tekanan (atm) 1 1 1 1-1,5
Konversi Reaksi 98% 83% 95%
Jenis bahan NH3, H2SO4 Coke oven gas, H2SO4 Kalsium sulfat, SO2 dari FGD,
II-8

baku gypsum NH3

Dari keempat proses yang telah diuraikan di atas, maka dipilih proses reaksi
antara amonia dan asam sulfat (proses netralisasi) dengan pertimbangan :
 Proses lebih sederhana dengan konversi yang tinggi
 Bahan baku mudah didapat
 Tanpa menggunakan katalis
2.3 Deskripsi Proses
Proses reaksi antara amonia dan asam sulfat (proses netralisasi) menjadi
amonium sulfat terdiri atas 4 tahap, yaitu :
1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap reaksi netralisasi
3. Tahap pemisahan dan pengeringan
4. Tahap finishing

2.1.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku


Tahap penyiapan bahan baku ini dimaksudkan untuk mempersiapkan bahan
baku sehingga sesuai kondisi yang diisyaratkan oleh Reaktor Bubble (R-210).
Pada tahap ini bahan baku amonia cair (kemurnian 99,5%) dengan tekanan 12 atm
dan suhu 30oC dari tangki penyimpanan amonia (F-110) dialirkan menuju
Expander (G-112) untuk diturunkan tekanannya menjadi 1 atm kemudian
dialirkan menuju Vaporizer (V-113). Di dalam Vaporizer (V-113), amonia diubah
fasanya dari cair menjadi uap amonia kemudian dialirkan menuju Reaktor Bubble
(R-210). Dan bahan baku asam sulfat cair (kemurnian 98 %) dengan tekanan 1
atm dan suhu 30 oC, agar sesuai dengan kondisi reaktor dari tangki penyimpanan
asam sulfat (F-120) dialirkan menuju Heater (E-122) untuk dinaikkan suhunya
menjadi 106oC dan kemudian dialirkan menuju Reaktor Bubble (R-210).

2.1.2 Tahap Reaksi Netralisasi


Tahap ini merupakan tahap pembentukan amonium sulfat melalui proses
netralisasi menggunakan Reaktor Bubble (R-210). Amonia gas dari Vaporizer
II-9

(V-113) dan asam sulfat cair dari Heater (E-122) dialirkan ke dalam Reaktor
Bubble (R-210) pada suhu 106oC dan tekanan 1 atm, terjadi reaksi netralisasi dan
berbentuklah amonium sulfat dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
H₂SO₄ + 2NH₃  (NH₄)₂SO₄
Kondisi operasi Reaktor Bubble (R-210) dipertahankan pada suhu 106oC dan
tekanan 1 atm, untuk mempertahankan suhu sebesar itu dengan jalan
menggunakan air pendingin yang dihasilkan dari unit utilitas. Hasil keluaran atas
Reaktor Bubble (R-210) berupa uap yang masih mengandung amonia gas, uap
tersebut di umpankan menuju Separator (H-211) untuk mengurangi kandungan air
pada uap amonia agar dihasilkan amonia gas yang kemurniannya sesuai dengan
kemurnian bahan baku dan direcylce menuju Reaktor Bubble (R-210) kembali.

2.1.3 Tahap Pemisahan dan Pengeringan


Tahap ini dimaksudkan untuk memisahkan produk keluaran bawah Reaktor
Bubble (R-210) sehingga diperoleh produk amonium sulfat sesuai dengan yang
diinginkan. Produk keluaran bawah dari Reaktor Bubble (R-210) berupa slurry
dialirkan menuju Centrifuge (H-310), slurry masuk ke dalam Centrifuge (H-310)
yang sedang berputar. Dengan adanya putaran basket yang cepat maka slurry akan
terlempar ke dinding basket karena gaya sentrifugal. Cairan akan mengalir keluar
dinding basket yang dilapisi filter untuk menahan kristal. Di dalam Centrifuge
(H-310), kristal dipisahkan dari mother liquornya. Produk berupa kristal dari
Centrifuge (H-310) dialirkan menuju Rotary Dryer (B-320) untuk tahap
pengeringan, sedangkan mother liquor (filrat yang berupa air, asam sulfat dan
amonium sulfat) dialirkan ke dalam Evaporator (V-312) untuk mengurangi
kandungan airnya berdasarkan titik didihnya. Hasil keluaran utama dari
Evaporator (V-312) ditampung ke tangki penyimpanan amonium sulfat cair.
Kristal hasil keluaran dari Centrifuge (H-310) yang masih basah
dikeringkan dengan menggunakan Rotary Dryer (B-320). Pengeringan dilakukan
menggunakan udara panas yang dialirkan ke dalam Rotary Dryer (B-320),
dilakukan pengeringan hingga kandungan H2O maksimal dalam kristal sekitar
0,15 %. Hasil keluaran atas rotary dryer (berupa debu yang mengandung asam
II-10

sulfat, amonium sulfat dan udara) dialirkan menuju Cyclone (H-324) untuk
ditangkap kembali amonium sulfatnya dan dialirkan menuju Crusher (C-412).
Udara dan asam sulfat yang masih tersisa dari Cyclone (H-324) dialirkan menuju
Bag Filter (H-325) untuk menangkap asam sulfat, agar kandungan asam sulfat
yang aman di buang ke atmosfir adalah sebesar 0,1%.

2.1.4 Tahap Finishing


Kristal keluaran dari Rotary Dryer (B-320) dialirkan melalui Cooling
Conveyor (J-326) untuk didinginkan suhunya kemudian dimasukkan ke dalam
Screener (H-410) untuk mendapatkan amonium sulfat yang lolos ayak 30 mesh.
Produk off spec amonium sulfat yang tidak sesuai ukuran akan dikembalikan ke
Crusher (H-412) untuk dihaluskan agar dapat digunakan kembali, sedangkan
amonium sulfat ukuran 30 mesh diangkut dengan menggunakan Bucket Elevator
(J-413) menuju Bin (F-414) untuk ditampung. Dari Bin (F-414) selanjutnya kristal
masuk ke unit pengepakan dan ditampung di gudang sebelum dipasarkan. Produk
amonium sulfat yang dihasilkan diharapkan memenuhi spesifikasi amonium sulfat
yang memiliki kadar asam sulfat 0,1% dan air 0,15%.

2.2 Tinjauan Termodinamika


1. Entalpi Pembentukan
ΔH menunjukkan panas reaksi yang dihasilkan selama proses
berlangsungnya reaksi kimia. Besar atau kecil nilai ΔH tersebut menunjukan
jumlah energi yang dibutuhkan maupun dihasilkan. ΔH bernilai positif (+)
menunjukan bahwa reaksi tersebut membutuhkan panas untuk berlangsungnya
reaksi sehingga semakin besar ΔH maka semakin besar juga energi yang
dibutuhkan. Sedangkan ΔH bernilai negatif (-) menunjukan bahwa reaksi tersebut
menghasilkan panas selama proses berlangsungnya reaksi. Berikut ini merupakan
data energi pembentukan (ΔHf°) pada 25oC (298 K) untuk masing–masing
komponen dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 Harga (Hfo) Masing-masing Komponen


II-11

Komponen ∆Hf (kcal/mol) Referensi


(NH4)2SO4 -282,23 (Patnaik, 2002)
NH3 -11,02 (Patnaik, 2002)
H2SO4 -194,55 (Patnaik, 2002)

Perhitungan Entalpi pada suhu 298 K

∆Hrx = (∆Hproduk - ∆Hreaktan) 298


∆H298 = (-282,23) – ((-11,02 x 2) + (-194, 55))
∆H298 = -65,4 kcal/mol
∆H298 = -273,6336 kJ/mol

Karena harga Hfo298K bernilai negatif, maka reaksi bersifat eksotermis. Sedangkan
penentuan arah reaksi berjalan secara reversible atau irreversible dapat diketahui
dari harga kesetimbangan kimia yang dipengaruhi oleh energi bebas Gibbs (Yaws,
1999).

2. Energi Bebas Gibbs

ΔGo menunjukkan spontan atau tidak spontannya suatu reaksi kimia. ΔGo
bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tersebut tidak dapat berlangsung
secara spontan, sehingga dibutuhkan energi tambahan dari luar. Sedangkan
ΔGo bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung
secara spontan dan hanya sedikit membutuhkan energi. Oleh karena itu,
semakin kecil atau negatif ΔGo maka reaksi tersebut akan semakin baik
karena untuk berlangsung spontan energi yang dibutuhkan semakin kecil. Berikut
merupakan data energi Gibbs (ΔG°) pada 25 oC (298 K) untuk masing–masing
komponen dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2 Harga (Gfo) Masing-masing Komponen

Komponen Gfo (kcal/mol) Referensi


(NH4)2SO4 -215,56 (Patnaik, 2002)
II-12

NH3 -3,94 (Patnaik, 2002)


H2SO4 -164,93 (Patnaik, 2002)

Perhitungan Energi Gibbs pada suhu 298 K

∆Grx = (∆Gproduk - ∆Greaktan) 298


∆G298 = (-215560) – ((-3940 x 2) + (-164930))
∆G298 = -42750 cal/mol
∆G298 = -42,750 kcal/mol
∆G298 = -178,8660 kJ/mol

Berdasarkan hasil perhitungan energi bebas Gibbs menunjukkan bahwa GRo298K


bernilai negatif sehingga reaksi pembuatan Amonium Sulfat dapat berlangsung
secara spontan. Penentuan arah reaksi berjalan secara reversible atau irreversible
dapat diketahui dari harga kesetimbangan kimia. Untuk mencari nilai
kesetimbangan kimia (K) dapat digunakan persamaan Van’t Hoff :

ΔG = - RT ln K
K = exp - ΔG / RT
K298 = exp – (-42750 kal/mol / 1,987 . 298 ,16)
= 2,18 x 10 31

Karena K 298 yang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi pembentukan


amonium sulfat pada suhu 25°C bersifat searah atau irreversible

T operasi = 106o C = 379 K


ln K2 = ΔH 1 1
K1 R T2 T1

ln K 379 / K 298 = ΔH298/R . (1/T1-1/T2)


II-13

= -273,6336 kJ mol-1 / 0,008314 kJ mol-1K-1 . (1/379 K – 1/298 K )

= -273,6336 kJ mol-1 / 0,008314 kJ mol-1K-1 .(-7,1718 x 10 -4 K)

ln K 379 / K 298 = 23,6042

K 379
/ K 298 = exp 23,6042

K 379 = 1,7831 x 1010

2,18 x 10 31

K 379 = 3,8871 x 10 41

Karena K 379 yang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi pembentukan


amonium sulfat pada suhu 106°C bersifat searah atau irreversible

T = 282o C = 379 K
ln K2 = ΔH 1 1
K1 R T2 T1

ln K 555 / K 298 = ΔH298/R . (1/T1-1/T2)

= -273,6336 kJ mol-1 / 0,008314 kJ mol-1K-1 . (1/555 K – 1/298 K )

= -273,6336 kJ mol-1 / 0,008314 kJ mol-1K-1 .(-15,539 x 10 -4 K)

ln K 555 / K 298 = 52,2744

K 555
/ K 298 = exp 52,2744

K 555 = 5,0406 x 1022

2,18 x 10 31

K 555 = 10,9885 x 10 53

Karena K 555 yang sangat besar menunjukkan bahwa reaksi pembentukan


amonium sulfat pada suhu 280°C bersifat searah atau irreversible
II-14
II-14

Gambar 2.5 Diagram Alir Kualitatif Amonium Sulfat dari NH3 dan H2SO4 dengan Proses Netralisasi

II-1

Anda mungkin juga menyukai