000 Ton/Tahun
BAB I
PENDAHULUAN
Sektor industri mengalami peningkatan secara pesat baik dari segi kualitas
maupun kuantitas, salah satunya terjadi pada industri kimia. Hal ini tentunya memacu
kita untuk lebih meningkatkan dalam melakukan terobosan baru yang menghasilkan
devisa negara berkurang. Industri kimia yang perlu ditingkatkan adalah industri
yang sangat penting dalam dunia industri kimia. Sedangkan dalam industri perdagangan
dalam industri pengolahan pangan, dapat juga digunakan sebagai bahan pencelupan
tekstil. Ditinjau dari latar belakang diatas kebutuhan akan trisodium phosphat perlu
ditingkatkan.
pertimbangan, yaitu:
Data impor trisodium phosphat di Indonesia secara lengkap disajikan pada Tabel
1.1.
Berdasarkan data impor dari tahun 2012 – 2016 dapat diketahui bahwa
trisodium phosphat pada tahun 2023. Berikut grafik metode yang dilakukan dengan data
a. Polinomial
b. Linier
c. Logaritma
d. Exponential
phosphat debesar 1.599.093,98 ton/ tahun. Sehingga pada tahun ke 2023 kapasitas
ton/tahun.
c. Kapasitas minimal
ton/tahun.
lokasi pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan teknis dan ekonomis yang seoptimal
Dalam perancangan ini lokasi yang dipilih adalah di daerah Gresik, Jawa
Bahan baku merupakan kebutuhan utama bagi kelangsungan suatu pabrik, sehingga
pengadaan bahan baku sangat diperhatikan. Lokasi di Gresik sangat tepat karena
dekat dengan PT Petrokimia Gresik yang menghasilkan asam phosphat dan PT Soda
Waru yang menghasilkan natrium hidroksida, dan natrium karbonat diperoleh dari
2. Pemasaran produk
Lokasi pabrik di Gresik sangat strategis untuk pemasaran trisodium phosphat karena
3. Penyediaan air
Air diperoleh dari sungai Gresik dimana dilakukan proses pengolahan awal terlebih
dahulu.
Tenaga kerja yang terampil dan terdidik dapat dipenuhi karena banyak sekolah-
Indonesia merupakan negara tropis yang dinilai tepat untuk mendirikan pabrik
kimia. Secara geografis, letak pendirian pabrik Trisodium phosphat di gresik ini
sangat cocok karena lokasi ini jarang sekali terjadi bancana alam seperti gempa
bumi, banjir, dan gunung meletus yang akan memberikan dampak buruk pada
keberlangsungan pabrik.
6. Faktor-faktor lain
dibutuhkan bagi kelangsungan proses produksi suatu pabrik telah tersedia dengan
baik, seperti: sarana transportasi, energi dan keamanan, lingkungan, serta faktor
sosial.
Pada proses ini kondisi operasi pada kisaran 1 atm dan suhu 90 ˚C di
karena proses ini lebih hemat tanpa penggunaan bahan tambahan katalis
1.4.2 Proses
phosphat dengan menggunakan bahan baku asam phosphat, sodium karbonat, dan
Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l) Na2HPO4 (l) + H2O (l) + CO2 (g)
dan penghilang cat (Kirk dan Othmer, 1982). Trisodium phosphat juga digunakan
sebagai bahan baku deterjen; larutan pembersih dalam industri; formulasi pada
pembersih logam; sebagai water softener; untuk pengolahan boiler water; sebagai
pembersih cat; pada pengembangan photograpic; untuk menyamak bahan kulit; bahan
dalam industri kertas. Juga, biasanya digunakan sebagai reagent (Patnaik, 2003).
A. Bahan baku
1. Na2CO3
- berwarna putih
- higroskopis
Sifat kimia :
1. Semua karbonat akan cepat bereaksi dengan asam kuat membentuk garam
karbonat.
2. H3PO4
Sifat kimia :
a. Merupakan asam tribasa, pelepasan ion hidrogen yang pertama adalah ionisasi
yang paling hemat. Ionisasi kedua adalah sedang dan yang ketiga sudah
Asam phosphat lebih kuat dari asam asetat, asam oksalat, dan asam boraks,
tetapi lebih lemah dibandingkan asam nitrat, asam sulfat, dan asam klorida.
Asam phosphat dapat dibuat garam dengan mudah melalui satu atau lebih
atom hidrogen.
pyrophosphat:
metaphosphat.
3. NaOH
- berwarna putih
Sifat kimia :
Na + 2H2O 2NaOH + H2
d. Natrium hidroksida juga dapat dihasilkan dari reaksi antara sodium peroksida
g. Reaksi natrium hidroksida dengan beberapa elemen bebas, baik metal maupun
2NaOH + Zn Na2ZnO2 + H2
h. Kalor reaksi pada elektrolisis garam bisa didapatkan dari kalor pembentukan
komponen menyeluruh:
B. Produk
Na3PO4.12H2O
- pH = 12 (larutan 1%)
Sifat kimia :
a. Pemanasan dengan temperatur di atas 100 oC, maka hidrat akan kehilangan 11
metaphosphat:
90oC
Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l) Na2HPO4 (l) + H2O (l) + CO2 (g) Hf = -9.709,23
90oC
Na2HPO4 (l) + NaOH (aq) Na3PO4 (l) + H2O (l) Hf = -7.056,63
Pencampuran dilakukan pada suhu operasi 90°C. Larutan panas selanjutnya disaring
untuk menghilangkan bahan-bahan tak larut atau white mud dan diteruskan menuju
crystallizer. Kristal trisodium phosphat yang terbentuk dipisahkan dari mother liquor
dan kemudian dikeringkan di dalam rotary dryer dengan suhu di bawah 70°C
BAB II
DESKRIPSI PROSES
1. Natrium karbonat
Warna : putih
SiO2 = 0,2%
Na2SO4 = 0,02%
2. Asam phosphat
Wujud : cairan
Fe2O3 = 0,005 %
Al2O3 = 0,005%
Na2SO4 = 0,01%
3. Natrium hidroksida
Wujud : cair
Impuritas : 0,05%
NaCl = 0,05 %
Trisodium phosphat
Bentuk : kristal
Proses ini menggunakan bahan baku natrium karbonat, asam phosphat, dan
natrium hidroksida. Reaksi berlangsung pada temperatur 90oC. Bahan baku natrium
karbonat dalam wujud padat, sedangkan reaksi berlangsung pada fase cair-cair sehingga
natrium karbonat dilarutkan terlebih dulu dalam mixing tank sampai dihasilkan larutan
90oC
Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l) Na2HPO4 (l) + H2O (l) + CO2 (g) Hf = -9709,23
90oC
Na2HPO4 (l) + NaOH (aq) Na3PO4 (l) + H2O (l) Hf = -7056,63
Reaksi 1: Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l) Na2HPO4 (l) + CO2 (g) + H2O (l)
= -9558 kal/mol
= -10077 kal/mol
Dari perhitungan didapatkan enthalpi pembentukan standar bernilai negatif, maka reaksi
Reaksi 1: Na2CO3 (aq) + H3PO4 (l) Na2HPO4 (l) + CO2 (g) + H2O (l)
= -19417 kal/mol
ln K 298 = 32,79200711
Reaksi dijalankan pada temperatur 90˚C sehingga harga K pada 90˚C dapat dihitung:
K H f 298 1 1
ln 363 =
K 298 R 363 298
ln K 363 9555
= 0,000600883
1,74336e14 1,987
ln K363 = 35,68151105
Dari perhitungan didapat nilai k >> 1, maka reaksi pembentukan Disodium phosphat
bersifat irreversible.
= -2267 kal/mol
ln K 298 = 3,833474632
K298 = 45,99703905
Reaksi dijalankan pada temperatur 90oC sehingga harga K pada 90oC dapat dihitung:
K H f 298 1 1
ln 363 =
K 298 R 363 298
ln K 363 10075
= 0,000600883
45,9970390 5 1,987
ln K363 = 6,87533289
Dari perhitungan didapat nilai K>>1, maka reaksi pembentukan trisodium phosphat
bersifat irreversible.
2. Orde reaksi
3. Konsentrasi reaktan
Hal ini dapat dilihat dari persamaan laju reaksi sebagai berikut:
A 1,132458
dimana:
A = konsentrasi NaOH
B = konsentrasi Na2HPO4
T = temperatur (K)
Kondisi operasi dipilih pada temperatur 90oC karena pada temperatur ini
diperoleh konversi total trisodium phosphat 99,6%. Reaksi ini berlangsung pada tekanan
1,5 atm. Untuk menjaga kesempurnaan reaksi, maka natrium karbonat diberi sedikit
Proses pembuatan trisodium phosphat secara garis besar dibagi menjadi 5 tahap
proses yaitu:
natrium karbonat, asam phosphat, dan natrium hidroksida. Untuk keperluan ini
digunakan natrium karbonat 30%, asam phosphat 62%, dan natrium hidroksida 50%.
Bahan baku asam phosphat disimpan dalam tangki penyimpanan asam phosphat (T-01)
pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, kemudian diencerkan dalam (M-01) sampai
kadarnya menjadi 62% dari kadar mula-mula 74%. Asam phosphat dipompa (P-02)
(BE-01) menuju feed bin (FB-01) sebagai tempat penyimpanan sementara. Feed bin
berupa silinder tegak terbuka dengan dasar berbentuk conis dilengkapi dengan weight
feeder untuk mengatur laju umpan ke tangki pelarutan (M-02). Natrium karbonat dari
feed bin (FB) dilarutkan pada tangki pelarutan (M-02) yang dilengkapi dengan
pengaduk. Konsentrasi larutan natrium karbonat yang keluar dari tangki pelarutan 30%
berat Na2CO3.
natrium hidroksida (T-02) kemudian dipompa (P-04) menuju HE-02 untuk dipanaskan
natrium karbonat. Reaktor yang digunakan adalah mixed flow reactor yang dilengkapi
dengan pengaduk dan jaket pendingin. Sebagai media pendingin digunakan air dengan
suhu masuk 30oC. Kondisi operasi reaktor pada suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Reaksi
Hasil reaksi berupa gas CO2 akan keluar melalui pipa pembuangan. Hasil utama pada
clarifying filter (F-01). Kotoran berupa cake dibuang melalui saluran pembuangan.
dengan natrium hidroksida 50%. Reaktor 2 juga dilengkapi dengan jaket pendingin dan
pengaduk. Kondisi operasi reaktor pada suhu 90oC dan tekanan 1,5 atm. Dalam reaktor
2 terjadi reaksi:
99 , 4%
Na2HPO4 (l) + NaOH (aq) Na3PO4 (l) + H2O (l)
dipompa menuju clarifying filter (F-02) untuk memisahkan kotoran yang ada. Kotoran
berupa cake dibuang melalui saluran pembuangan dan filtrat yang didapat ditampung
Filtrat dari tangki penampungan (T-04) dipompa menuju evaporator (EV) untuk
dipekatkan. Larutan jenuh keluar evaporator dengan suhu 95oC selanjutnya dipompa
(BK) Proses kristalisasi dilakukan pada suhu 45oC menggunakan agitated cooling
crystallizer. Mother liquor dan kristal yang terbentuk dipisahkan melalui centrifuge
(CF). Mother liquor yang terbentuk ditampung dalam tangki penampung, kemudian
direcycle ke reaktor 1.
rotary dryer (RD) untuk menguapkan airnya pada suhu dibawah 70oC. Sebagai media
6. Pengambilan hasil
Kristal TSP yang telah kering diangkut secara vertikal menggunakan bucket
elevator (BE-02) menuju silo (S), kemudian disalurkan ke gudang menggunakan belt
1 5
M-01
2
3 6
M-02
4
7
5
8
R-01
6
21
8 10
F-01
10 12
R-02
11
12 14
F-02
13
15
14 16
E
Neraca massa di E
Input Output
Komponen
14 15 16
H3PO4 118,1773 118,1773
Na2CO3 273,0794 273,0794
Na2HPO4 23,4938 23,4938
NaOH 58,6896 58,6896
Na3PO4 5337,4550 5337,4550
H2O 12660,6005 3943,1894 8717,4111
Na2SO4 0,3112 0,3112
NaCl 0,4011 0,4011
Total 18472,2079 18472,2079
16 17
K
Neraca massa di K
Input Output
Komponen
16 17
H3PO4 118,1773 118,1773
Na2CO3 273,0794 273,0794
Na2HPO4 23,4938 23,4938
NaOH 58,6896 58,6896
Na3PO4 5337,4550 1067,4910
H2O 8717,4111 3088,3488
Na3PO4.12H2O 9899,0263
Na2SO4 0,2497 0,2497
NaCl 0,4011 0,4011
Total 14529,0185 14529,0185
17 19
C
18
Neraca massa C
Input Output
Komponen
17 18 19
H3PO4 118,1773 118,1773
Na2CO3 273,0794 273,0794
Na2HPO4 23,4938 23,4938
NaOH 58,6896 58,6896
Na3PO4 1067,4910 1067,4910
H2O 3088,2565 2632,5900 455,7588
Na3PO4.12H2O 9899,0263 9899,0263
Na2SO4 0,3112 0,3112
NaCl 0,4011 0,4011
Total 14529,0185 14529,0185
20
19 21
RD
Neraca di RD
Input Output
Komponen
19 20 21
Na3PO4.12H2O 9899,0263 9899,0263
Na2HPO4 23,4938 23,4938
H2O 455,7588 254,4501 201,3087
Na2SO4 0,3112 0,3112
NaCl 0,4011 0,4011
Total 10378,9912 10378,9912
Input Output
Q5i 87347,53853
Q5o 153570,9974
Qs 66223,4604
Total 153570,9990
Q(6)i 562242,1392
Q(6)o 580986,0062
Qs 18743,8669
Total 580986,0062
Q(18), T = 45 ˚C Q(18)o, T = 90 ˚C
HE-02
Q(S)o, Q(S)i, T = 120 ˚C
H(7)
Q(5)o, T = 90 ˚C
Q(6)o, T = 87 ˚C
R-01
Q(18)o, T = 90 ˚C Q(P)o, T = 45 ˚C
Q(P)i, T = 30 ˚C
Q(8), T = 90 ˚C
Q(8), T = 90 ˚C Q(10), T = 90 ˚C
F-01
Q(9), T = 90 ˚C
Q(11), T = 30 ˚C Q(11)o, T = 90 ˚C
HE-04
Q(S)o, Q(S)i, T = 120 ˚C
Q(10)o, T = 90 ˚C
Q(11), T = 90 ˚C H Q(P)o, T = 45 ˚C
R-02
Q(P)i, T = 30 ˚C
Q(12), T = 90 ˚C
Q(12), T = 90 ˚C Q(14), T = 90 ˚C
F-02
Q(13), T = 90 ˚C
Q(15)
Q(14), T = 90˚C
E
Q(S), T = 120 ˚C
Q(C)
Q(16), T = 95 ˚C
Neraca panas di E
Input Output
Q14 932295,3747
Qs 3001864,0310
Q15 2519525,5120
Q16 727987,1420
Qc 686646,7510
Total 393459,4060
Q(W), T = 30˚C
Q(15)i, T = 95 ˚C BK
Q(15)o, T = 72 ˚C
Neraca panas di BK
Input Output
Q15i 2519525,5120
Qw 1590132,1320
Q15o 4109657,6440
Total 4109657,6440
Q(16), T = 95 ˚C Q(17)
K
Q(P)i, T = 30 ˚C Q(P)o, T = 40 ˚C
Neraca panas di K
Input Output
Q16 727987,1425
Q(P)i 396811,3744
∆Qs 214789,746
Q17 149154,140
Q(P)o 1190434,123
Total 1339588,263 1339588,263
Q(18), T = 45 ˚C
Neraca panas di C
Input Output
Q(17) 149154,1396
Q(18) 65212,741
Q(19) 83941,399
Total 149154,1396 149154,140
Q(20)
Q(19), T = 45 ˚C Q(21), T = 50 ˚C
Q(S)o, T = 52 ˚C RD Q(S)i, T = 65 ˚C
Neraca panas di RD
Input Output
Q(19) 83941,39852
Q(S)i 96241,58669
Q(20) 16570,386
Q(21) 98649,529
Q(S)o 64963,071
Total 180182,9852 180182,985
Lokasi pabrik secara geografis akan sangat berpengaruh terhadap sukses dan
tidaknya kegiatan industri di pabrik tersebut. Suatu pabrik sebaiknya ditempatkan pada
suatu tempat dimana biaya produksi serta biaya distribusinya minimum. Faktor-faktor
lain seperti daerah ekspansi dan lingkungan juga harus dipergunakan sebagai bahan
- Pemasaran
- Persediaan buruh
- Karakteristik tempat
- Iklim
- Fasilitas transportasi
- Persediaan air
Selain hal-hal di atas dalam menentukan lokasi suatu pabrik ada beberapa
orientasi, yaitu:
Penentuan lokasi suatu pabrik berdasarkan jarak antara bahan mentah dengan
Penentuan lokasi pabrik berdasarkan jarak antara pabrik dengan daerah hasil
c. Junction oriented
Penentuan lokasi pabrik berdasarkan jarak antara pabrik dengan sumber bahan
pertimbangan penentuan lokasi suatu pabrik. Misal pabrik dengan “weight loosing”,
dimana hasil produksi jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan bahan bakunya, maka
lokasi pabrik sebaiknya terletak dekat dengan sumber bahan baku. Sedangkan bila
sebaiknya, “weight gaining” dimana produk lebih berat dibanding bahan bakunya, maka
dan listrik dimulai, maka lay out proses pabrik dan peralatan harus direncanakan
terlebih dahulu.
proses, dan handling area. Pertimbangan–pertimbangan yang diperlukan dalam lay out
pabrik adalah:
dalam menentukan lay out tidak dibatasi oleh bangunan yang ada.
2. Berdasarkan data kebutuhan TSP yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka
pabrik lama.
6. Keamanan terhadap bahaya kebakaran, peledakan, dan gas beracun sehingga dalam
perencanaan lay out selalu diusahakan untuk memisahkan sumber api dan panas dari
8. Bentuk bangunan.
Selain itu dalam perancangan lay out pabrik juga perlu diperhatikan:
a. Diusahakan daerah perluasan proses tidak berjauhan dengan daerah proses lama.
b. Kantor diusahakan berjauhan dengan daerah proses, sehingga para pegawai kantor
c. Ruang kontrol cukup dekat dengan unit-unit proses, tetapi jauh dari yang high risk.
d. Unit utilitas harus cukup dekat dengan unit proses tetapi harus tetap aman dari high
risk.
f. Tangki penyimpan yang high risk letaknya harus cukup jauh/terpisah dari unit-unit
lainnya.
Secara garis besar lay out pabrik ini dibagi menjadi beberapa daerah utama, yaitu:
kelancaran operasi.
- Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendali proses, kualitas, dan
kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang akan dijual.
2. Daerah proses
Daerah ini merupakan daerah tempat alat-alat proses diletakkan dan proses
berlangsung.
4. Daerah utilitas
Adapun perincian luas tanah sebagai bangunan pabrik dapat dilihat pada tabel
berikut:
Pada prarancangan pabrik trisodium phosphat, lay out pabrik dapat dilihat pada
gambar 2.26.
POS
KEAMANAN GARASI AREA PARKIR TAMAN
POS
GUDANG BAHAN BAKU LABORATORIUM
PEMADAM KEAMANAN
KEBAKARAN
BENGKEL
AREA PROSES
UTILITAS
AREA
PENGOLAHAN GUDANG PRODUK
LIMBAH
AREA
PERLUASAN
Jalan Raya
PERUMAHAN
Jalan di Area Pabrik
Batas Bangunan
Batas Area Pabrik
Dalam perancangan lay out peralatan proses pada pabrik ada beberapa hal yang
Aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan ekonomis
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan sekitar area proses perlu diperhatikan supaya lancar. Hal
ini bertujuan untuk menghindari terjadinya stagnasi udara pada suatu tempat yang
hembusan angin.
3. Cahaya
Dalam perancangan lay out alat perlu diperhatikan agar pakerja dapat mencapai
seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Apabila terjadi gangguan alat proses
5. Pertimbangan ekonomi
Dalam menempatkan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat menekan
biaya operasi dan menjamin kelancaran serta keamanan produksi pabrik sehingga
Untuk alat proses yang mempumyai tekanan dan suhu operasi yang tinggi sebaiknya
dipisahkan dari alat proses lainnya sehingga jika terjadi ledakan atau kebakaran
untuk capital yang tidak penting. Jika lay out peralatan proses sedemikian rupa
sehingga urut-urutan proses produksi lancar, maka perusahaan tidak perlu membeli
- Karyawan mendapat kepuasan kerja, maka produktifitas kerja mereka juga akan
meningkat.
BAB III
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
Kondisi 1. Temperatur = 30 oC
2. Tekanan = 1 atm
3. Wujud = cair
1. Jumlah =2
2. Diameter = 80 ft
3. Tinggi = 12 ft
4. Jumlah Course =2
2. Tebal Shell = 6 ft
2. Tebal Shell = 6 ft
3.2 Pompa
Kode P- 03
Fungsi Mengalirkan larutan Na2CO3 dari mixer (M-02) menuju ke
reaktor (R-01)
Kode HE- 01
Jumlah 4 buah
Panjang hairpin 80 ft
A = 74,0943 ft2
Rd perhitungan = 0,0164
Rd minimum = 0,0065
3.4 Reaktor
Kode R- 02
Fungsi Tempat terjadinya reaksi antara disodium phosphat dengan natrium hidroksida
Tipe Reaktor tangki berpengaduk dengan jaket pendingin
Jumlah 2 buah
ID 12,3504 ft
OD 12,3921 ft
Tinggi vessel 19,5112 ft
Pengaduk
Power pengaduk 7 Hp
Jaket pendingin
3.5 Evaporator
Panjang = 6 in
BAB IV
Unit pendukung proses atau sering disebut dengan unit utilitas merupakan
bagian penting untuk menunjang berlangsungnya suatu proses dalam pabrik. Unit
pendukung proses yang terdapat dalam pabrik trisodium phosphat ini antara lain:
Unit ini berfungsi untuk menyediakan kebutuhan air mulai dari pengolahannya
hingga siap digunakan untuk air proses, air sanitasi, air umpan boiler, dan air
pendingin.
Unit ini berfungsi untuk menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak pada
peralatan proses maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PLN dan generator
Unit ini berfungsi menyediakan bahan bakar yang digunakan untuk keperluan boiler
dan generator.
Unit ini berfungsi untuk mengolah limbah yang dihasilkan dari seluruh area pabrik
Pada prarancangan pabrik Trisodium Phosphate ini, kebutuhan air untuk pabrik
disuplai dari air laut. Penggunaan air laut dengan pertimbangan letak pabrik dekat
dengan laut dan jumlah air laut yang besar dan melimpah untukmemenuhi kebutuhan
a. Air Pendingin
Air pendingin cooling water digunakan sebagai media pendingin pada alat
reaktor, kristalizer,dan barometik kondensor. Sumber air diambil dari air laut yang
telah diolah sehingga memenuhi syarat sebagai air pendingin. Penggunaan air laut
- Air laut dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah
- Tidak dibutuhkan cooling tower, karena air laut langsung dibuang ke laut kembali
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air laut sebagai air pendingin adalah:
Syarat air sebagai cooling water dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Parameter Nilai
pH 8-10
Konduktivitas 1000-5000 μs/cm
Nitrit (NO2) 400-600 ppm
Cl/Alkalinitas/ NH4/ Fe 5 ppm/ 100 ppm/ 5 ppm/ 0,05 ppm
Suspended Solid/ Cu/ SO4 3 ppm/ trace / 20 ppm
Bakteri 5000 koloni/ml
(PT. Pupuk Kalimantan Timur, 2016)
Air umpan boiler merupakan air yang digunakan untuk menghasilkan steam
digunakan demineralized yang dialirkan dari boiler feed (BFW) tank ke dalam boiler
dihilangkan atau dikurangi terlebih dahulu. Tabel 4.1 mensajikan impurities dari BFW
Untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut, biasanya BFW akan diolah terlebih
dahulu sebelum dialirkan ke dalam boiler. Salah satu caranya adalah dengan
aditif yaitu oxygen scavenger. Dengan berkurangnya oksigen terlarut dalam BFW, maka
akan mengurangi potensi terjadinya korosi pada boiler. Untuk mengurangi potensi
Air yang digunakan sebagai umpan boiler harus memenuhi persyaratan agar
Korosi yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung larutan-
larutan asam dan gas-gas terlarut seperti O2, CO2, H2S, dan NH3.
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang
Air yang diambil dari proses pemanasan biasanya menyebabkan foaming pada
boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik dan zat-zat yang tak larut dalam
Berikut ini merupakan spesifikasi yang harus dipenuhi oleh boiler feed water
c. Air Sanitasi
Air yang digunakan untuk rumah tangga pabrik termasuk kebutuhan air
laboratorium dan kantor. Syarat air sanitasi mengacu pada syarat mutu air minum yang
A. FISIKA
1 Bau tidak berbau
2 TDS mg/L 500
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa tidak berasa
0
5 Suhu Suhu udara ± 3 C
6 Warna Skala TCU 15
A. KIMIA
1. Kimia Anorganik
1 Air raksa mg/L 0,001
2 Alumunium mg/L 0,2
3 Arsen mg/L 0,01
4 Balium mg/L 0,7
5 Besi mg/L 0,3
6 Flouridda mg/L 1,5
7 Kadmium mg/L 0,003
8 Kesadahan mg/L 500
Air laut dapat dijadikan air pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi
harus melalui beberapa tahapan pengolahan. Hal ini disebabkan air laut masih
mengandung kadar mineral yang cukup besar sehingga perlu adanya pengolahan
secara fisik dan kimia. Tahapan pengolahan air laut secaraumum ditunjukkan
Screen
Injeksi Klorin
Unit
Pengolahan Awal Bak Penampungan
Air Pendingin
Klarifier
Send Filter
Unit Desalinasi
Unit Demineralisasi
Air Sanitasi
Air Proses
Unit Deaerator
Demin Water
Air laut masuk disaring terlebih dahulu dengan bar screen untuk
lolos dari bar screen. Air kemudian diinjeksikan dengan sodium hipochloride
penampung.
60 sekon, air yang keluar dari bagian atas (over flow) dialirkan ke sand filter
kemudian dilewatkan ke active carbon filter yang berisi karbon aktif, dimana
karbon aktif ini berfungsi untuk menghilangkan bahan kimia organik dan klorin
melewati active carbon filter di tampung di filtered water tank dan di pompa
b. Unit Desalinasi
garam dari air laut. Dalam unit ini menggunakan membrane reverse osmosis.
tekanan hidrostatik lebih besar daripada tekanan osmotiknya sehingga air dapat
Air dari filtered water tank masuk ke cartridge filter, sebelum masuk
cartridge filter diinjeksikan Sodium Bisulfit dan anti scalant. Anti scalant
Bisulfit digunakan untuk mengurangi klorin pada air sampai di bawah 0,03 ppm
merupakan air bebas garam yang siap digunakan namun sebelum masuk ke
mengontrol pH air. Air pada ini digunakan untuk potable water dan fire water
kembalikan ke laut.
c. Unit Demineralisasi
mineral-mineral (Ca2+, Fe2+, Mg2+, Na2+, HCO3-, SO42-, Cl- dan lain-lain) yang
a) Kation Exchanger
kation exhanger yang berisi resin RH, yaitu suatu polimer dengan rantai
X+ + n RH → RnX + n H+ .........................................(1)
Dimana X+ adalah logam X. Dalam hal ini logam akan diikat oleh resin.
Jika resin telah jenuh, maka dilakukan regenerasi dengan sistem back
RnX + HY → XY + n RH.............................................................(2)
b) Anion Exchanger
pertukaran ion dimana ion negatif akan diikat oleh resin. Reaksi yang
terjadi :
Dimana X- adalah ion X negatif. Dalam hal ini ion akan diikat oleh resin.
Jika resin telah jenuh, maka dilakukan regenerasi dengan sistim back
Air yang keluar dari unit ini diharapkan mempunyai pH sekitar 6.1-6.9
dan selanjutnya sebagian digunakan sebagai air proses (fluida proses) dan
d. Unit Deaerator
gas-gas yang dapat menyebabkan korosif seperti gas O2 dan CO2. Oleh
sebab itu perlu dihilangkan di unit deaerator yaitu unit penghilangan gas-
gas penyebab korosi. Pada unit ini gas diturunkan kadar gasnya menjadi 5
penggumpalan phosphat. Setelah itu air masuk ke Demin Water Tank dan
siap digunakan.
= 3506,1400 m3/hari
Diperkirakan air pendingin yang hilang 20 % sehingga kebutuhan make up air untuk
= 8057,8028 m3/hari
= 24,9888 m/hari
= 8160 liter/hari
= 8,16 m3/hari
= 2,5 m3/hari
= 20,66 m3/hari
kebutuhan panas pada alat penukar panas. Steam yang dibutuhkan dihasilkan oleh
boiler. Kebutuhan steam dapat dilihat pada tabel 4.2 sebesar 3357417 kg/jam. Untuk
sebanyak 20 %.
= 4028901,4180 kg/jam
= 1827106,7930 lbm/jam
kemungkinan terbentuk uap air pada saat distribusi, jumlah steam dilebihkan 10%. Jadi,
Q = ms(h – hf)
ms = massa steam
Make up air pada suhu 30°C dari steam table diperoleh hL = 54,03 BTU/lb. kondensat
kembali pada suhu 159,34°C, dari steam table diperoleh hL = 289,16 BTU/lb. Dari
steam table, pada tekanan 6 atm dan temperature 159,34°C diperoleh hG = 1.200
BTU/lb. Karena steam yang masuk terdiri dari 10% fresh feed (make up water) dan 90%
kondensat, maka:
Q = 9130358 BTU/jam
Q aktual = = 10 BTU/jam
Boiler yang digunakan adalah water tube boiler karena kebutuhan steam besar.
HP =
HP = = 320,8 HP
Efisiensi : 80%
mf =
mf = = 7779,78 lb/jam
Jumlah : 1 buah
Temperatur : 159,34°C
Tekanan : 6 atm
Pada prarancangan pabrik trisodium phosphat ini, kebutuhan akan tenaga listrik
dipenuhi oleh PLN dan generator. Generator yang digunakan adalah generator arus
Kebutuhan listrik untuk peralatan proses dan keperluan pengolahan air dapat
a. Keperluan proses
P - 13Pompa kondensat 1 1 1
- Pengaduk M–01 8 1 8
- Pengaduk M–02 8 1 8
- Pengaduk R–01 10 3 30
- Pengaduk R–02 10 3 30
K Kristaliser 43 2 86
C Centrifuge 18 1 18
RD – 01 Rotary dryer 11 1 11
b. Keperluan utilitas
= 221,5 Hp + 54 Hp
= 275,5 Hp
= 205,94 kW
Besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan untuk penerangan proses dipakai standar
Untuk area dalam bangunan digunakan lampu fluorescent 40 W. Dari Perry ed.3
pg.1758, lumen output tiap lampu instant starting daylight adalah 1920 lumen.
= 5667,87 buah
= 5668 buah
perluasan (area di luar ruangan) digunakan lampu mercury 250 W. Lumen output
= 266970 W
= 266,97 kW
= 497,91 kW
= 1,1 × 497,91 kW
= 547,7 kW
Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut di atas diperoleh dari generator yang
merupakan cadangan bila listrik dari PLN mengalami gangguan. Generator digunakan
547 ,7 kW
Input generator =
0,8
= 684,63 kW
Ditetapkan input generator sebesar 800 kW, sehingga untuk keperluan lain masih
= 115,37 kW
Spesifikasi generator:
Tipe = AC Generator
Kapasitas = 800 kW
Efisiensi = 80 %
Phase = 3 phase
Jumlah = 2 buah
Unit ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada boiler dan
generator. Bahan bakar yang digunakan adalah solar yang diperoleh dari Pertamina.
1. Mudah didapat.
2. Kesetimbangannya terjamin.
4. Sg solar : 0,8691
= 27204407,11 Btu/jam
27204407 ,11
Kebutuhan solar =
(0,8 0,8691 19.440)
= 1509,54 lb/jam
= 27,818 ft3/jam
proses dan utilitas, pembersihan alat pengaduk, dan lain-lain. Udara tekan dihasilkan
kompresor (1 sebagai cadangan). Udara tekan yang dihasilkan harus bersifat kering,
bebas minyak, dan tidak mengandung partikel-partikel lainnya, dan harus dipanaskan
terlebih dahulu.
Yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran dalam limbah sehingga aman
untuk dibuang. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik trisodium phospat antara lain
limbah buangan sanitasi, limbah proses utilitas misalnya sisa regenerasi resin, blow
down cooling water, bocoran-bocoran pabrik (back wash filter dari pompa dan
Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik
dikumpulkan dan diolah dalam unit stabilisasi dengan menggunakan lumpur aktif,
Air berminyak berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat lain. Pemisahan
kemudian dibuang.
a. Proses Netralisasi
Limbah air sisa proses merupakan limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatan proses produksi, seperti impuritas hasil dari peroses filtrasi dan air sisa
regenerasi. Impuritas pada proses filtrasi ini berupa SiO₂, Na₂SO₄, dan NaCl
akan dialirkan pada bak penampungan dan dilakukan proses netralisasi bersama
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 84
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
dengan air sisa regenerasi dari unit penukar ion dan unit demineralisasi.
dari 7,0 dan dengan menggunakan NaOH jika PH nya kurang dari 7,0. Airyang
secara biologis dengan sistem aerob untuk mengurangi bahan- bahan organik
BOD rendah , COD tinggi yang berasal dari proses air pencucian pada alat
centrifuge, minyak dan bahan organik yang berasal dari air buangan dan
pelumas pada pompa. Pada pengolahan secara biologis terdapat dua proses
yaitu :
Proses penambahan oksigen adalah salah satu usaha dari pengambilan zat
aerasi. Proses ini akan meningkatkan kecepatan kontak antara gelembung udara
dengan air limbah tersebut. Sehingga proses pemberian oksigen akan berjalan
lebih cepat. Konsentrasi okigen terlarut dalam unit aerasi harus dijaga diatas
0,5 – 1,0 mg/l. Udara yang dimasukkan berasal dari udara luar yang
dipompakan ke dalam air limbah oleh pompa tekan pada tekanan 6-8 psi,
dan agak lambat pertumbuhannya karena adanya suasana baru pada air limbah.
akselerasi). Setelah tahap ini berakhir, terdapat mikroorganisme yang tetap dan
ada yang terus meningkat jumlahnya (log fase). Selama log fase diperlukan
maka jumlah kematian akan lebih besar dari jumlah pertumbuhannya, pada saat
sampai energy simpanannya habis yang kemudian akan mati. Proses ini dapat
c. Proses Sedimentasi
Dari bak aerasi kemudian dialirkan ke bak pengendapan. Pada proses ini
dilakukan pada bak pengendap pertama yang dilanjutkan pada bak pengendap
terbuang setiap hari. Lumpur yang dibuang bisa digunakan sebagai pupuk bila
Penggunaan Kembali
Lumpur Aktif Pembuangan
Sludge Lumpur
Filter
4.7. Laboratorium
kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Sedangkan peran yang lain
proses maupun produksi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas
atau mutu produksi perusahaan. Analisa yang dilakukan dalam rangka pengendalian
mutu meliputi analisa bahan baku dan analisa proses, dan analisa kualitas produk.
tidak)
pabrik.
Kelompok Shift A
Kelompok ini bertugas melakukan analisa khusus, yaitu analisa yang sifatnya
tidak rutin dan menyediakan reagen kimia yang diperlukan oleh laboratorium. Dalam
Kelompok Shift B
proses produksi. Dalam melaksanakan tugasnya di bagi 4 regu, yaitu 3 regu bekerja dan
1 regu libur. Dengan menggunakan sistem bergilir yaitu 3 kerja shift selama 24 jam dan
b. Conductivity Meter
Alat yang digunakan untuk mengukur konduktivitas zat terlarut dalam air.
Alat untuk mengukur kadar garam pada bahan baku natrium hiroksida dan
natrium karbonat.
Alat untuk mengukur kadar phospate pada bahan baku asam phospate dan
e. Hidrometer
f. pH meter
g. Spektrofotometer
h. Turbidimeter
Alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan pada limbah yang dihasilkan
pabrik.
h.Viscosimeter
pengendalian mutu ini dilakukan dari awal proses (bahan baku) hingga akhir
Bahan baku asam phospat yang dianalisa kadar asam phospatnya dan
impuritasnya.
Bahan baku sodium hidroksida yang dianalisa kadar sodium hidroksida dan
impuritasnya.
Bahan baku sodium karbonat yang dianalisa kadar sodium karbonatnya dan
impuritasnya
a. Laboratorium pengamatan
Kerja dan tugas dari laboratorium adalah melakukan analisa secara fisika. Semua
stream yang berasal dari proses produksi maupun tangki, serta mengeluarkan
b. Laboratorium analitik
Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa sifat-sifat dan
kandungan kimia terhadap bahan baku, bahan pendukung, produk akhir, analisa air yang
merupakan bahan pembantu, termasuk kerak dan bahan kimia yang digunakan.
Kerja dan tugas dari laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan
terkait dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat dari laboratorium ini tidak
rutin dan cenderung melakukan penelitian mengenai hal-hal yang baru untuk keperluan
untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul sebagai akibat dari adanya proses
industri.
1. Melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
pakaian seragam kerja bagi tiap karyawan. Selain itu perusahaan juga menyediakan alat-
alat pelindung diri yang disesuaikan dengan kondisi dan jenis pekerjaan. Peralatan
safety harus dipakai oleh setiap karyawan yang berada dan bekerja di plant atau daerah
1. Sepatu safety.
3. Ear muff / ear plug, yaitu penutup telinga yang dipakai untuk mengurangi suara
5. Masker, yaitu penutup hidung dan mulut untuk menyaring udara yang dihisap.
6. Breathing apparatus, yaitu alat bantu pernafasan dimana dipakai jika udara
Ijin keselamatan kerja dibuat untuk meyakinkan bahwa setiap yang dapat
menimbulkan bahaya dapat dikerjakan dengan aman dan tidak menimbulkan hal-hal
1. Setiap pekerjaan yang dapat menimbulkan panas atau api seperti welding, grinding,
Fasilitas pemadam kebakaran seperti fire hydrant perlu ditempatkan pada tempat-
tempat strategis, disamping itu disediakan pula portable fire figthing equipment
2. Pemberian penerangan, latihan, dan pembinaan agar setiap pekerja yang ada di
BAB V
MANAJEMEN PERUSAHAAN
phosphat ini adalah Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas merupakan bentuk
perusahaan yang mendapatkan modalnya dari penjualan saham dimana tiap sekutu turut
mengambil bagian sebanyak satu saham atau lebih. Saham adalah surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan atau PT tersebut dan orang yang memiliki saham berarti
telah menyetorkan modal ke perusahaan, yang berarti ikut pula memiliki perusahaan.
sepenuhnya jumlah yang disebutkan dalam tiap-tiap saham. Pabrik trisodium phosphat
Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini adalah didasarkan atas beberapa faktor
sebagai berikut:
1. Mudah untuk mendapatkan modal.
dipegang oleh pimpinan perusahaan. Pemilik dan pengurus perusahaan terpisah satu
sama lain (pemilik perusahaan adalah para pemegang saham dan pengurus
perusahaan adalah direksi beserta stafnya yang diawasi oleh dewan komisaris)
perusahaan.
Para pemegang saham dapat memilih orang yang ahli sebagai dewan komisaris dan
Suatu PT dapat menarik modal yang sangat besar dari masyarakat sehingga dengan
5. Merupakan badan usaha yang memiliki kekayaan tersendiri yang terpisah dari
kekayaan pribadi.
6. Mudah mendapatkan kredit dari bank dengan jaminan perusahaan yang ada.
Ciri-ciri Perseroan Terbatas (PT) yaitu Perseroan Terbatas didirikan dengan akta
notaris berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, besarnya modal ditentukan
dalam akta pendirian dan terdiri dari saham-saham, pemiliknya adalah para pemegang
saham yang memilih satu direksi yang memimpin jalannya perusahaan. Pembinaan
personalia sepenuhnya diserahkan kepada direksi tersebut dengan memperhatikan
hukum-hukum perburuhan.
Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah struktur organisasi
yang terdapat dan dipergunakan oleh perusahaan tersebut. Untuk mendapatkan suatu
sistem yang baik maka perlu diperhatikan beberapa pedoman, antara lain perumusan
tujuan perusahaan jelas, pendelegasian wewenang, pembagian tugas kerja yang jelas,
kesatuan perintah dan tanggung jawab, sistem pengontrol atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan, dan organisasi perusahaan yang fleksibel. Dengan berdasar pada pedoman
tersebut maka akan diperoleh struktur organisasi yang baik, salah satunya sistem line
and staff. Pada sistem ini, garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula
kebaikan dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem organisasi
fungsional, sehingga seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang
atasan saja. Sedangkan untuk mencapai kelancaran produksi maka perlu dibentuk staff
ahli yang terdiri dari orang-orang yang ahli pada bidangnya. Staff ahli akan memberikan
bantuan pemikiran dan nasehat kepada tingkat pengawas demi tercapainya tujuan
keahliannya, dalam hal ini berfungsi untuk memberi saran-saran kepada unit
operasional.
2. Sebagai garis atau line yaitu orang-orang yang menjalankan tugas pokok organisasi
harinya diwakili oleh dewan komisaris yang dipimpin oleh presiden komisaris,
manajer produksi serta manajer keuangan dan umum, dimana manajer produksi
membawahi bidang teknik dan produksi, sedangkan manajer keuangan dan umum
jawab atas bawahannya, sebagai bagian dari pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab. Masing-masing kepala bagian akan membawahi beberapa seksi yang dikepalai
oleh kepala seksi dan masing-masing seksi akan membawahi dan mengawasi para
dalam beberapa kelompok regu yang dipimpin oleh masing-masing kepala regu, dan
masing-masing kepala regu akan bertanggung jawab kepada kepala pengawas pada
masing-masing seksi.
- Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti
kurang lancar.
pada perusahaan yang mempunyai bentuk Perseroan Terbatas (PT) adalah Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para pemegang saham berwenang:
perusahaan.
sehingga dewan komisaris akan bertanggung jawab terhadap pemilik saham. Tugas-
5.2.3.1 Direktur
kepada dewan komisaris atas segala tindakan dan kebijaksanaan yang diambil sebagai
pemegang saham.
umum.
5.3.3.2 Manajer
oleh pimpinan perusahaan. Manajer bertanggung jawab kepada direktur, terdiri dari
pelayanan umum.
Staff ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu manajer dalam
Staff ahli bertanggung jawab kepada direktur sesuai dengan bidang keahliannya masing-
pembantu direktur dan bertanggung jawab pada direktur.Tugas dan wewenang Litbang
adalah:
suatu tempat.
diberikan oleh pimpinan perusahaan. Kepala bagian bertanggung jawab kepada manajer
Kepala bagian produksi bertanggung jawab kepada manajer produksi dalam bidang
a. Seksi proses
b. Seksi pengendalian
c. Seksi laboratorium
dan utilitas.
b. Seksi utilitas
Tugas seksi utilitas adalah melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk
umum dalam bidang pengadaan bahan baku dan pemasaran hasil produksi.
a. Seksi pembelian
Mengetahui harga pemasaran dan mutu bahan baku serta mengatur keluar
b. Seksi pemasaran
umum dalam bidang administrasi dan keuangan. Kepala bagian keuangan membawahi:
a. Seksi administrasi
b. Seksi kas
Kepala bagian umum bertanggung jawab kepada manajer keuangan dan umum
a. Seksi personalia
Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja sebaik mungkin antara
yang dinamis.
b. Seksi humas
c. Seksi keamanan
lingkungan perusahaan.
perusahaan.
dengan rencana yang telah diatur oleh kepala bagian masing-masing agar diperoleh
hasil maksimum dan efektif selama berlangsungnya proses produksi. Setiap kepala seksi
1. Karyawan tetap
Karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan (SK) Direksi dan
mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian, dan masa kerja.
2. Karyawan harian
Karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa Surat Keputusan (SK)
Direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.
3. Karyawan borongan
Karyawan yang digunakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini
Pabrik trisodium phosphat beroperasi 330 hari dalam 1 tahun dan 24 jam per hari.
Sisa hari yang bukan hari libur digunakan untuk perbaikan atau perawatan dan
yaitu:
1. Karyawan non-shift
Karyawan non-shift adalah para karyawan yang tidak menangani proses produksi
secara langsung. Termasuk karyawan non-shift yaitu direksi, staf ahli, kepala
bagian, kepala seksi, serta bawahan yang berada di kantor. Karyawan non-shift
dalam satu minggu akan bekerja selama 6 hari dengan pembagian jam kerja sebagai
berikut:
Jam kerja:
Jam istirahat:
Hari Senin – Kamis : jam 12.00 – 13.00
2. Karyawan shift
Karyawan shift adalah karyawan yang secara langsung menangani proses produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari
pabrik yang mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi. Karyawan shift antara lain karyawan unit
proses, utilitas, laboratorium, sebagian dari bagian teknis, bagian gudang, dan bagian-bagian yang harus selalu siaga untuk menjaga
keselamatan serta keamanan pabrik. Para karyawan shift akan bekerja bergantian sehari semalam, dengan pengaturan sebagai
berikut:
Karyawan produksi dan teknik:
Shift pagi : jam 07.00 – 15.00
Karyawan keamanan:
Shift pagi : jam 06.00 – 14.00
Untuk karyawan shift dibagi dalam 4 regu dimana 3 regu bekerja, 1 regu istirahat, dan dikenakan secara bergantian.
Tiap regu akan mendapat giliran 3 hari kerja dan 1 hari libur tiap-tiap shift dan masuk lagi untuk shift berikutnya. Untuk hari
libur atau hari besar yang ditetapkan pemerintah, maka regu yang bertugas tetap masuk. Jadwal kerja masing-masing regu
ditabelkan sebagai berikut:
Regu/Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 P P P L M M M L S S S L P P
2 S S L P P P L M M M L S S S
3 M L S S S L P P P L M M M L
4 L M M M L S S S L P P P L M
Keterangan:
Kelancaran produksi dari suatu pabrik sangat dipengaruhi oleh faktor kedisiplinan
digunakan oleh pimpinan perusahaan sebagai dasar dalam mengembangkan karier para
Jabatan Prasyarat
Direktur Sarjana
Manajer produksi Sarjana Teknik Kimia
Manajer umum Sarjana Ekonomi
Staff ahli Sarjana
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 107
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
shift adalah 44 orang. Karyawan laboratorium untuk setiap shift adalah 5 orang dan
karyawan utilitas untuk setiap shift adalah 8 orang, sehingga jumlah karyawan
Jumlah
No Jabatan
1 Direktur 1
2 Manajer produksi 1
3 Manajer umum 1
4 Staff ahli 2
5 Sekretaris 3
6 Kepala bagian produksi 1
7 Kepala bagian personalia dan umum 1
8 Kepala bagian pemasaran 1
9 Kepala bagian administrasi dan keuangan 1
10 Kepala bagian teknik 1
11 Kepala bagian K3 1
12 Kepala bagian Litbang 1
Cleaning service
50 8
Total 204
Jabatan Gaji
Dewan Komisaris Rp. 50.000.000,00
Direktur Rp 40.000.000,00
Manajer Rp 30.000.000,00
Staff ahli Rp 20.000.000,00
Kepala Bagian produksi Rp 10.000.000,00
Kepala Bagian Keuangan dan Umum Rp 10.000.000,00
Kepala Seksi Produksi Rp 8.000.000,00
Kepala Seksi Keuangan & Umum Rp 8.000.000,00
Kepala Regu Rp 6.000.000,00
Karyawan Litbang Rp 5.000.000,00
Karyawan keungan dan umum, sekretaris,
Rp 4.000.000,00
koordinator keamanan, karyawan produksi
Karyawan keamanan Rp 3.500.000,00
Sopir Rp 3.100.000,00
Pesuruh Rp 2.500.000,00
Cleaning service
Rp 2.200.000,00
lain berupa:
1. Tunjangan
yang bersangkutan.
karyawan.
c. Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja diluar jam
2. Cuti
Cuti tahunan diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja dalam 1
tahun.
keterangan dokter.
3. Pakaian kerja
Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah 3 pasang untuk setiap
tahunnya.
4. Pengobatan
Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang diakibatkan oleh
Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak disebabkan oleh
Asuransi tenaga kerja diberikan oleh perusahaan bila karyawan lebih dari 10 orang
peralatan serta karyawan di bawah unit inspeksi proses dan keselamatan lingkungan.
kegiatan operasi, serta keamanan masyarakat sekitar yang diakibatkan oleh kegiatan
perusahaan.
1. UU No.1/1970
Tenaga Kerja.
2. UU No. 2/1951
Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja.
3. PP No. 4/1982
4. PP No. 29/1986
Lingkungan Hidup.
Kegiatan yang dilakukan dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja antara
lain: mengawasi keselamatan jalannya operasi proses, bertanggung jawab terhadap alat-
alat keselamatan kerja, bertindak sebagai instruktur safety, membuat rencana kerja
kecelakaan proses berjalan dengan baik, mengawasi kuantitas dan kualitas bahan
bahan baku menjadi produk, jadi dengan mengatur penggunaan faktor-faktor produksi
sedemikian rupa sehingga proses produksi berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
diperoleh kualitas produksi yang sesuai dengan rencana dan dalam jangka waktu yang
merupakan tolak ukur bagi kegiatan operasional sehingga penyimpangan yang terjadi
Dalam menyusun rencana produksi secara garis besar ada dua hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu faktor eksternal dan internal. Yang dimaksud faktor eksternal
adalah faktor yang menyangkut kemampuan pasar terhadap jumlah produk yang
1. Kemampuan pasar
2. Kemampuan pabrik
Pada umumnya kemampuan pabrik ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:
Kurang terampilnya tenaga kerja akan menimbulkan kerugian pabrik, untuk itu
meningkat
- Mesin (peralatan)
yaitu jam kerja mesin efektif dan kemampuan mesin. Jam kerja mesin efektif
adalah kemampuan suatu alat untuk beroperasi pada kapasitas yang diinginkan
pada periode tertentu. Kemampuan mesin adalah kemampuan suatu alat dalam
proses produksi.
pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses produksi
diharapkan menghasilkan produk yang mutunya sesuai dengan standar dan jumlah
produksi yang sesuai dengan rencana, serta waktu yang tepat sesuai jadwal. Untuk itu
1. Pengendalian kualitas
Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku jelek, kesalahan operasi,
dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil monitor/analisa pada
2. Pengendalian kuantitas
keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama, dan lain-lain.
3. Pengendalian waktu
Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan, maka bahan untuk proses
harus mencukupi. Oleh karena itu diperlukan pengendalian bahan proses agar tidak
terjadi kekurangan.
BAB VI
ANALISIS EKONOMI
untuk mengetahui kelayakan pabrik agar dapat didirikan dengan pertimbangan dari segi
ekonomi pabrik.Analisis ekonomi merupakan salah satu assessment yang sangat penting
maka investor dapat memperkirakan untung atau rugi apabila pabrik tersebut didirikan.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu adanya evalusi atau penilaian investasi yang
1. Profit / keuntungan
2. Return On Investment(ROI)
6. Rate Of Return(ROR)
3. Total pendapatan
Harga alat proses industri setiap tahun mengalami perubahan sesuai dengan
kondisi perekonomian pada saat tersebut. Harga alat tiap tahun mengalami perubahan
sesuai dengan kondisi perekonomian yang ada. Untuk mengetahui harga-harga peralatan
yang ada sekarang dapat ditaksir berdasarkan harga aktual yang ada di pasar.
Untuk memperkirakan harga alat, diperlukan indeks yang dapat digunakan untuk
mengkonversikan harga alat pada masa yang lalu sehingga diperoleh harga alat pada
Dimana :
Untuk jenis alat yang sama tetapi kapasitas beda, harga suatu alat dapat
Dimana :
Ca = Kapasitas Alat A
Cb = Kapasitas Alat B
n = eksponen
Nilai eksponen tergantung pada jenis alat sebagai fungsi kapasitas (ulrich, 1984).
Namun secara umum, nilai eksponen untuk semua alat adalah 0.6 (Aries and Newton,
1988).
1. Kapasitas produksi
Modal tetap atau fixed capital investment adalah biaya yang diperlukan untuk
PEC adalah biaya pembelian peralatan proses, termasuk pajak bea masuk,
pabrik.
b. Installation Cost
Installation Cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan alat – alat
c. Piping Cost
Piping cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk system pemipaan dalam
d. Instrumentation Cost
e. Insulation Cost
f. Electrical Cost
Electrical cost biaya yang dipakai untuk pengadaan sarana pendukung dalam
g. Building Cost
Land and yard improvement adalah biaya untuk pembelian tanah, perbaikan
kondisi tanah, pembuatan jalan ke areal pabrik dan paving, jika pabrik yang
i. Utility Cost
Utiliy cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengandaan unit – unit
pendukung proses, antara lain : unit air, unit steam, dan udara tekan.
j. Environmental Cost
l. Contractor’s Fee
pembangunan pabrik.
m. Cost Of Contingency
estimasi.
Working capital investment adalah biaya untuk menjalankan operasi pabrik selama
bahan baku, besarnya tergantung dari kecepatan konsumsi bahan baku, nilai
b. In Process Inventory
c. Product Inventory
d. Extended Credit
e. Available Cash
meliputi :
a. Raw Material
Yaitu harga pembelian bahan baku sampai tempat dari bahan yang dipakai
dalam produksi.
b. Labor Cost
Labor cost adalah biaya untuk membayar buruh yang terlibat langsung dalam
proses produksi.
c. Supervisory Expense
d. Maintenance Cost
peralatan proses.
Plant supplies cost adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan plant
Biaya paten untuk keperluan produksi selama waktu proteksinya (selama paten
penjualan.
g. Cost Of Utilities
Cost of utilities adalah biaya yang dibutuhkan untuk pengoperasian unit – unit
pendukung proses sehingga dihasilkan steam, air bersih, listrik, dan udara
tekan.
a. Payroll Overhead
b. Laboratory
c. Plant Overhead
Plant overhead adalah biaya untuk service yang tidak langsung berhubungan
d. Packaging
besarnya tergantung dari sifat – sifat fisis dan kimia produk serta nilainya.
e. Shipping
Fixed manufacturing cost adalah harga yang berkenaan dengan fixed capital dan
a. Depresiasi
b. Property Taxes
Property taxes adalah pajak property yang harus dibayar oleh pihak pbarik,
besarnya tergantung dari lokasi dan situasi dimana plant tersebut berdiri.
c. Asuransi
1. Administrasi
a. Management Salaries
Legal fee adalah biaya untuk fee yang legal, sedangkan auditing adalah biaya
Biaya yang digunakan untuk membeli peraltan kantor seperti kertas, tinta
2. Sales Expense
Sales expense adalah biaya administrasi yang diperlukan dalam penjualan produk,
yang termasuk di dalamnya adalah biaya promosi apabila produk tergolong baru.
4. Finance
keuntungan yang diperoleh suatu pabrik. Analisis kelayakan juga diperlukan untuk
mengetahui apakah suatu pabrik potensial atau tidak untuk didirikan dari segi ekonomi.
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari suatu pabrik,
yaitu :
Percent profit on sales adalah faktor yang ditentukan untuk mengetahui tingkat
POS = × 100%
Return on investment adalah tingkat keutungan yang dihasilkan dari investasi yang
diinvestasikan.
ROI = × 100%
Pay out time adalah waktu pengembalian modal yang dihasilkan berdasarkan
beberapa tahun investasi yang telah dilakukan akan kembali. Perhitungan dilakukan
POT = × 100%
Break even point adalah titik yang menunjukan pada tingkat berapa biaya dan
penghasilan jumlahnya sama atau titik batas produksi, dimana pabrik dikatakan
tidak untung dan tidak rugi. Dengan BEP kita dapat menentukan harga jual dan
jumlah unit yang dijual secara minimum dan beberapa harga serta unit penjualan
BEP = × 100%
Ra = regulated cost
Va = variabel cost
Sa = selling cost
Shut down point adalah titik atau saat penentuan suatu aktifitas produksi
dihentikan. Persen kapasitas minimal suatu pabrik dapat mencapai kapasitas produk
minimal tersebut dalam satu tahun, maka pabrik harus berhenti operasi atau tutup
produksi.
SDP = × 100%
Ra = regulated cost
Va = variabel cost
Sa = selling cost
Discounted cash flow didefinisikan sebagai jumlah uang dari keuntungan yang
diperhatikan dari DCF ini adalah i (rate of return), yaitu presentase keuntungan
pabrik yang dihitung dengan metode DCF. Harga i sering dibandingkan dengan
suku bunga bank, dimana jika harga i lebih besar dari suku bunga berarti investasi
ke pabrik lebih menguntungkan dari pada menyimpan uang dibank. Prosedur trial-
WC = working capital
SV = salvage value
CF = cash flow
I = rate of return
Supervisi 97.702,963
Maintenance Cost 2.619.148,255
Plant Supplies 3.928.722,382
Royalti and Patent 614.443,076
Utilitas 2.439.665,789
Total DMC 32.977.618,160
6.5.4. Keuntungan
KESIMPULAN
1. Percent Profit on Sales sebelum pajak adalah 23% dan sesudah pajak adalah 17%.
adalah 40%.
3. Pay Out Time sebelum pajak adalah 1 tahun 7 bulan dan sesudah pajak adalah 2
tahun.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dibuat grafik analisa ekonomi seperti pada
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S. and Newton, R.D., 1995, “Chemical Engineering Cost Estimation”,
Mc.Graw Hill Book Company, New York.
Austin, G.T.,1984, “Shreve’s Chemical Process Industries”, 5th edition, Mc. Graw Hill
Book Company, Singapore.
Badger, W.L. and Banchero, J.T., 1955, “Introduction to Chemical Engineering”, Mc.
Graw Hill Book Company, New York.
Biro Pusat Statistik, 1998, “Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Impor
Menurut Jenis Barang dan Negeri Asal”, Jakarta.
Brown, G.G., 1973, “Unit Operation”, John Wiley and Sons, Inc., New York.
Brownell, L.E. and Young, E.H., 1979, “Process Equipment Design”, Willey Eastern
Ltd., New Delhi.
Coulson, J.M., 1983, “Chemical Engineering”, Mc. Graw Hill, Auckland.
Foust, A.S., 1980, “Principles of Unit Operation”, 2nd edition, John Wiley and Sons,
New York.
Gean Koplis, C.J., 1993, “Transport Process and Unit Operation”, 3rd edition, Prentice
Hall International, Inc., New Jersey.
Harsono, 1984, “Manajemen Pabrik”, cetakan ke-2, Balai Aksara, Jakarta.
Kern, D.Q., 1965, “Process Heat Transfer”, Mc. Graw Hill Book Company, Singapore.
Keyes, F. and Clark, R.S., 1959, “Industrial Chemistry”, 2nd edition, John Wiley and
Sons, Inc., New York.
Kirk, R.E. and Othmer, D.F., 1968, “Encyclopedia of Chemical Technology”, 2nd
edition, volume 15, John Wiley and Sons, New York.
Marlin, T.E., 1993, “Process Control Design and Control System for Dynamic
Performance, Mc. Graw Hill Book Company, Singapore.
Perry, R.H. and Green, D.W., 1986, “Perry’s Chemical Engineer’s Handbook”, 6th
edition, Mc. Graw Hill Book Company, International Student Edition, Singapore.
Peters, M.S. and Timmerhous, K.D., 1981, “Plant Design Economic for Chemical
Engineering, 3rd edition, Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd., Tokyo.
Smith, J.M. and Van Ness, H.C., 1975, “Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamic”, 3rd edition, Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd., Tokyo.
Snell, F.D., 1931, “Trisodium Phosphate Its Manufacture and Use”, volume 23, no.5,
Industrial Engineering Chemistry.
Treyball, R.E., 1981, “Mass Transfer Operation, 3rd edition, Mc. Graw Hill Kogakusha
Ltd., Tokyo.
Ulrich, G.D., 1984, “A Guide Chemical Engineering Process Design and Economics”,
John Wiley and Sons, New York.
Walas, S.M., 1988, “Chemical Process Equipment”, Butterworths Series in Chemical
Engineering, London.
Yaws, C.L., 1992, “Thermodynamic and Physical Property Data”, Gulf Publishing Co.,
Houston, Texas.
LAMPIRAN A
Perhitungan neraca massa didasarkan pada kapasitas produksi yang ditetapkan 80.000
Senyawa BM (gr/mol)
H3PO4 98
Na2CO3 106
NaOH 40
Na2HPO4 142
Na3PO4 164
Na3PO4.12H2O 380,2
H2O 18
CO2 44
NaCl 58,5
Na2SO4 142,1
Fe2O3 101,9
Al2O3 159,7
SiO2 60
(Perry : tabel 2-120)
H3PO4
Senyawa % berat
H3PO4 74
H2O 25,98
Na2SO4 0,02
(PT. Petrokimia Gresik)
Na2CO3
Senyawa % berat
Na2CO3 95
H2O 4,78
SiO2 0,2
Na2SO4 0,02
(Ulman’s vol.A24, pg.300)
NaOH
Senyawa % berat
NaOH 50
H2O 49,95
NaCl 0,05
(PT. Soda Waru Indonesia)
Skema aliran
1 5
M-1
2
7 11 15 20
3 6 8 10 R-2 12 F-2 14 16 17 19 21
M-2 R-1 F-1 E K C RD
4
9 13 18
Keterangan:
M = mixing
R = reaktor
F = filter
K = kristaliser
C = centrifuge
RD = rotary dryer
E = evaporator
1 hari = 24 jam
= 10101,0101 kg/jam
= 9898,9899 kg/jam
BM Na3 PO4
Na3PO4 = x Na3 PO4 .12 H 2 O
BM Na3 PO4 .12 H 2 O
164
= x 9898,9899 kg / jam
380,2
= 4269,9483 kg/jam
= 26,0363 kmol/jam
Terjadi di reaktor 1
Terjadi di Reaktor 2
17,9kmol x 1
Kmol H3PO4 =
0,95
= 27,4066 kmol
Komposisi recycle:
H3PO4 = APR kg
Na2CO3 = NCR kg
Na2HPO4 = DSPR kg
NaOH = NHR kg
Na3PO4 = NPR kg
H2O = AR kg
1 3
M-01
2
Keterangan :
2 = H2O pengencer
Perhitungan :
= 2685,8468 – APR
2685,8468 APRkg
Larutan H3PO4 62% masuk di reaktor 1 =
0,62
2685,8468 APRkg
Larutan H3PO4 74% masuk tangki pengenceran =
0,74
dengan komposisi :
= 2685,8468 -APR
= 942,9500-0,4 APR
= 7,2590-2,8.10-4 APR
= 702,4883-0,2 APR
4 6
M-02
5
Keterangan :
Perhitungan :
Na2CO3 yang dibutuhkan di reaktor 1 = (1,05 x 18,8 kmol x 106 kg/kmol) –NCR
= 2897,8369- NCR
2897,8369 kg
Larutan Na2CO3 30% masuk reaktor 1 =
0,30
= 9659,4562-3,3 NCR
2897,8369 - NCR
Na2CO3 95% masuk tangki pelarutan =
0,95
= 3050,3546-1,1 NCR
dengan komposisi :
= 2897,8369-NCR
= 1458,0695-0,1 NCR
= 6,1007-2,1.10-3 NCR
= 0,6101-2,1.10-4 NCR
= 6609,1016-2,3 NCR
= 8067,1711-2,3 NCR
3 6 8
R-01
6
18
Keterangan :
7 = gas CO2
8 = produk reaktor 1
18 = recycle
Perhitungan:
Komposisi recycle :
H3PO4 = APR
Na2CO3 = NCR
Na2HPO4 = DSPR
NaOH = NHR
Na3PO4 = NPR
H2O = AR
= 118,1773 kg
= 273,0794 kg
= 3720,5008 kg
= 471,6128 kg
= 1152,8312 kg
2897,8369-
Na2CO3 - NCR NCR 273,0794
6,1007-2,1.10- 6,1007-2,1.10-3
SiO2 - 3 NCR - - NCR
3720,5008 +
Na2HPO4 - - DSPR - DSPR
NaOH - - NHR - NHR
Na3PO4 - - NPR - NPR
CO2 - - - 1152,8312 -
6 10
F-01
Keterangan :
8 = produk reaktor 1
9 = impuritas
Dasar perencanaan :
Perhitungan :
10 12
R-02
11
Keterangan :
12 = produk reaktor 2
Konversi = 99,4%
= 27,5107 kmol
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 150
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
= 26,0435 kmol
Perhitungan :
= 1100,4298-NHR
1100,4298 - NHR
Larutan NaOH 50% masuk reaktor 2 =
0,5
= 2200,8596-2 NHR
Dengan komposisi :
= 1100,4298-NHR
= 1099,3294-NHR
= 1,1004-10-3 NHR
= 22,3230 kg
= 58,6896 kg
= 4271,1349 kg
= 468,7831 kg
NHR+468,7831
12 14
F-02
13
Keterangan :
12 = produk reaktor 2
13 = impuritas
Dasar perencanaan :
Perhitungan :
= 0,6767-6,2.10-4 NHR
= 1,9253-2,5214.10-4 APR
= 1,4348-1,879.10-4 APR
= 0,4237-3,8.10-4 NHR
15
14 6 16
E
Keterangan :
15 = uap H2O
16 = larutan pekat
perhitungan :
+ AR - 7,2.10-4 NHR
NH+1,5NPR+6,2.10-4 NHR
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 156
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
Neraca massa di E
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen 14 15 16
H3PO4 118,1773 - 118,1773
Na2CO3 273,0794 - 273,0794
Na2HPO4 22,3230 - 22,3230
NaOH 58,6896 - 58,6896
Na3PO4 4271,1349+NPR - 4271,1349+NPR
4634,4407+3,0685.10-4 7117,8939+1,5NPR-
APR-0,9157.10-4 NCR- 3,5685 APR-1,4843.10-4
11752,3346-0,5 APR- NH+1,5NPR+6,2.10-4 NCR + AR - 7,2.10-4
H2O 2,4 NCR+AR-NHR NHR NHR
1,4348-1,879.10-4
APR-1,4105.10-4 1,4348-1,879.10-4 APR-
Na2SO4 NCR - 1,4105.10-4 NCR
-4
NaCl 0,4237-3,8.10 NHR - 0,4237-3,8.10-4 NHR
16 6 17
K
Keterangan :
16 = larutan pekat
17 = produk kristaliser
(16) = (17)
Dasar perncanaan :
Perhitungan :
NPR)
= 4504,4847+1,0546 NPR
(4504,4847+1,0546 NPR)
Neraca massa di K
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen 16 17
H3PO4 118,1773 118,1773
Na2CO3 273,0794 273,0794
Na2HPO4 22,3230 22,3230
NaOH 58,6896 58,6896
Na3PO4 4271,1349+NPR 854,2270+0,2 NPR
7117,8939+1,5NPR-3,5685 APR- 2613,4092+ 0,4454 NPR-3,5685
1,4843.10-4 NCR+AR-7,2.10-4 APR-1,4843.10-4NCR+AR-7,2.10-4
H2O NHR NHR
Na3PO4.12H2O 7921,3926 + 1,8546 NPR
1,4348-1,879.10-4 APR- 1,4348-1,879.10-4 APR-1,4105.10-4
Na2SO4 1,4105.10-4 NCR NCR
NaCl 0,4237-3,8.10-4 NHR -4
0,4237-3,8.10 NHR
17 19
C
18
Keterangan :
17 = produk kristalisasi
19 = kristal
Dasar perencanaan :
Perhitungan :
NHR
Neraca massa di C
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen 17 18 19
H3PO4 118,1773 118,1773 -
Na2CO3 273,0794 273,0794 -
Na2HPO4 22,3230 11,1615 11,1615
NaOH 58,6896 58,6896 -
854,2270+0,2
Na3PO4 854,2270+0,2 NPR NPR -
2613,4092+0,4454
NPR -3,5685 APR- 2613,4092+0,4454 NPR
-4
1,4843.10 NCR+AR- -3,5685 APR-1,4843.10-4
H2O 7,2.10-4 NHR AR NCR+AR-7,2.10-4 NHR
7921,3926 + 1,8546
Na3PO4.12H2O NPR - 7921,3926+1,8546 NPR
-4
1,4348-1,879.10 APR- 1,4348-1,879.10-4 APR-
Na2SO4 1,4105.10-4 NCR - 1,4105.10-4 NCR
NaCl 0,4237-3,8.10-4 NHR - 0,4237-3,8.10-4 NHR
20
19 6 21
RD
Keterangan :
19 = kristal basah
20 = uap H2O
21 = produk
Perhitungan :
= 9923,1714
a = 177,8387 kg
H2O yang menguap = massa H2O yang keluar dari centrifuge - H2O yang terikut
produk
AR
Neraca massa di RD
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
Komponen 17 18 19
7921,3926 + 1,8546
Na3PO4.12H2O NPR - 7921,3926+1,8546 NPR
Na2HPO4 22,3230 11,1615 11,1615
2613,4092+0,4454
NPR -3,5685 APR- 2435,5705+0,4454 NPR
-4
1,4843.10 NCR+AR- -3,5685 APR-1,4843.10-4
H2O 7,2.10-4 NHR AR NCR+AR-7,2.10-4 NHR
-4
1,4348-1,879.10 APR- 1,4348-1,879.10-4 APR-
Na2SO4 1,4105.10-4 NCR - 1,4105.10-4 NCR
NaCl 0,4237-3,8.10-4 NHR - 0,4237-3,8.10-4 NHR
Na3PO4.12H2O = 9898,9899 kg
NPR =1066,3201 kg
Asusmi pada Rotary Dryer air yang terikut produk sebesar 40%
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 162
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
40% = x 100%
AU = 266,7580 kg
AR =2632,5900 kg
= 1,2705 kg
= 0,4014 NHR
H2O = AR = 2577,3812 kg
Komposisi recycle:
H3PO4 = 118,1773 kg
Na2CO3 = 273,0794 kg
Na2HPO4 = 22,3230 kg
NaOH = 58,6898 kg
Na3PO4 = 1066,3201 kg
H2O = 2577,3812 kg
Perhitungan neraca massa didasarkan pada kapasitas produksi yang ditetapkan 80.000
H3PO4 98,0
Na2CO3 106,0
NaOH 40,0
Na2HPO4 142,0
Na3PO4 164,0
Na3PO4.12H2O 380,2
H2O 18,0
CO2 44,0
NaCl 58,5
Na2SO4 142,1
Fe2O3 101,9
Al2O3 159,7
SiO2 60,0
H3PO4
Senyawa % berat
H3PO4 74,00
H2O 25,98
Al2O3 0,005
Fe2O3 0,005
Na2SO4 0,01
Na2CO3
Senyawa % berat
Na2CO3 95,00
H2O 4,78
SiO2 0,20
Na2SO4 0,02
NaOH
Senyawa % berat
NaOH 50,00
H2O 49,95
NaCl 0,05
Skema aliran
1 5
M-1
2
7 11 15 20
3 6 8 10 R-2 12 F-2 14 16 17 19 21
M-2 R-1 F-1 E K C RD
4
9 13 18
Keterangan:
M = mixing
R = reaktor
F = filter
K = kristaliser
C = centrifuge
RD = rotary dryer
E = evaporator
1 hari = 24 jam
= 10.1010 ton/jam
= 10101,0101 kg/jam
= 9898,9899 kg/jam
BM Na 3 PO 4
Na3PO4 = x Na 3 PO 4 .12 H 2 O
BM Na 3 PO 4 .12 H 2 O
164
= x 9898,9899 kg / jam
380,2
= 4269,9483kg/jam
= 26,0363kmol/jam
26,0363kmol x 1
kmol H3PO4 =
0,95
= 27,4066 kmol
1 5
M-01
2
Keterangan:
2 = H2O pengencer
5 = larutan H3PO4 62 %
Perhitungan:
kg/kmol) – 118,1773 kg
= 2567,6696 kg
2567 ,6696 kg
Larutan H3PO4 62% masuk reaktor 1 =
0,62
= 4141,4025kg
2567,6696kg
Larutan H3PO4 74% masuk tangki pengenceran =
0,74
= 3469,8237 kg
dengan komposisi:
=2567,6696 Kg
=901,4602 Kg
=0,6940 Kg
= 671,5788 kg
3 6
M-02
4
Keterangan:
3 = Na2CO3 95%
Perhitungan:
= 2777,2752 kg
2777,2752 kg
Larutan Na2CO3 30% masuk reaktor 1 =
0,30
= 9257,5840 kg
2777,2752 kg
Na2CO3 95% masuk tangki pelarutan =
0,95
= 2923,4476 kg
dengan komposisi:
=2777,2752 Kg
=139,7407 Kg
=5,8469 Kg
=0,5847 Kg
= 6334,1364 kg
= 6473,8772 kg
7
5
8
R-01
6
21
Keterangan:
5 = larutan H3PO4 62 %
7 = gas CO2
8 = produk reaktor 1
18 = recycle
H3PO4 =118,1773 Kg
Na2CO3 =273,0794 Kg
Na2HPO4 =3720,5008 Kg
H2O =471,6128 Kg
CO2 =1152,8312 Kg
H2O pada arus (8) = H2O yang keluar dari M-01 + H2O yang keluar
= 11151,1190 kg
Na2SO4 pada arus (8) = Na2SO4 yang keluar M-01 + Na2SO4 yang masuk
M-02
= 1,2787
8 10
F-01
Keterangan:
8 = produk reaktor 1
9 = impuritas
8 = 9 + 10
Dasar perencanaan:
a. Impuritas yang dipisahkan terdiri dari Fe2O3, Al2O3, SiO2, dan Na2SO4
Perhitungan:
Na2SO4 = 0,7288
SiO = 5,8469
10 12
R-02
11
Keterangan:
12 = produk reaktor 2
Perhitungan:
=23,4938 kg
=58,6896 kg
=4271,1349 kg
=468,7831 kg
- recycle NaOH
= 1041,7402
dengan komposisi:
Na3PO4 pada arus (12) = mol Na3PO4 x BM Na3PO4 + massa Na3PO4 yang
masuk di R-01
= 5337,4550 kg
=12660,6005
12 14
F-02
13
Keterangan:
12 = produk reaktor 2
13 = impuritas
Dasar perencanaan:
Perhitungan:
= 0,6407 kg
= 0,4176 kg
Na2SO4 pada arus (14) = massa Na2SO4 yang keluar reaktor 2 – impuritas
= 0,3112
NaCl pada arus (14) = masa NaCl yang keluar R-02 – impuritas NaCl
= 0,4011 kg
15
14 16
E
keterangan :
perhitungan :
H2O yang menguap = massa H2O yang keluar dari F-02 - H2O yang diinginkan
=3943,1894 Kg
Neraca massa di E
Input Output
Komponen
14 15 16
H3PO4 118,1773 118,1773
Na2CO3 273,0794 273,0794
Na2HPO4 23,4938 23,4938
NaOH 58,6896 58,6896
Na3PO4 5337,4550 5337,4550
H2O 12660,6005 3943,1894 8717,4111
Na2SO4 0,3112 0,3112
NaCl 0,4011 0,4011
Total 18472,2079 18472,2079
16 17
K
keterangan:
(16) = (17)
dasar perencanaan:
perhitungan :
dari F-02
= 4269,9640 kg
Na3PO4 dalam mother liquor = massa Na3PO4 yang keluar dari F-02 –
= 1067,4910 kg
BM Na3PO4.12H2O : BM Na3PO4
= 9899,0263 kg
= 5629,0623 kg
= 3088,3488 kg
Neraca massa di K
Input Output
Komponen
16 17
H3PO4 118,1773 118,1773
Na2CO3 273,0794 273,0794
Na2HPO4 23,4938 23,4938
NaOH 58,6896 58,6896
Na3PO4 5337,4550 1067,4910
H2O 8717,4111 3088,3488
Na3PO4.12H2O 9899,0263
Na2SO4 0,2497 0,2497
NaCl 0,4011 0,4011
Total 14529,0185 14529,0185
17 19
C
18
Keterangan:
17 = produk kristalisasi
19 = kristal
Perhitungan:
= 455,7588 kg
Neraca massa C
Input Output
Kompnen
17 18 19
H3PO4 118,1773 118,1773
Na2CO3 273,0794 273,0794
Na2HPO4 23,4938 23,4938
NaOH 58,6896 58,6896
Na3PO4 1067,4910 1067,4910
H2O 3088,2565 2632,5900 455,7588
Na3PO4.12H2O 9899,0263 9899,0263
Na2SO4 0,3112 0,3112
NaCl 0,4011 0,4011
Total 14529,0185 14529,0185
20
19 21
RD
Keterangan:
19 = kristal basah
20 = uap H2O
21 = produk
Perhitungan:
98% = 9899,0263/(9899,9670+a)
a = 201,3702 Kg
= 254,4501 kg
Neraca di RD
Input Output
Komponen
19 20 21
Na3PO4.12H2O 9899,0263 9899,0263
Na2HPO4 23,4938 23,4938
H2O 455,7588 254,4501 201,3087
Na2SO4 0,3112 0,3112
NaCl 0,4011 0,4011
Total 10378,9912 10378,9912
LAMPIRAN B
Skema Aliran:
Basis:
- 1 jam operasi
- Suhu referensi 25 oC
Data Cp
Senyawa Cp
H2O 1 kcal/kg ˚C
H3PO4 74% berat 0,4927 kcal/gr ˚C
H3PO4 62% berat 0,5602 kcal/gr ˚C
Na2SO4 32,8 kcal/gr ˚C
Na2CO3 95% berat 0,2726 kcal/gr ˚C
Na2CO3 30% berat 0,88 kcal/gr ˚C
SiO2 (10,87 + 0,008712T - 241200/T2) kcal/kmol ˚C
CO2 (10,34 + 0,00274T - 19550/T2) kcal/kmol ˚C
NaOH 50% berat 0,985 kcal/kg ˚C
NaCl (10,79 + 0,00420 T) kcal/kmol ˚C
(Perry : hal 3 -129)
Data Hf
Senyawa Hf (kcal/kmol)
Na2HPO4 -423610
H2O -68317,4
CO2 -9405
H3PO4 -299880
Na2CO3 -276620
Na3PO4 -477500
NaOH -112130
(Dean A.John, pg.93)
Panas Pelarutan
Senyawa (kcal/gmol)
H3PO4 2,79
Na2CO3 5,57
Na3PO4.12H2O -15,3
Keterangan:
HS = panas pengenceran
Kondisi operasi:
Panas masuk:
H = M x Cp x T
Karena data spesific heat suatu campuran (larutan yang mengandung beberapa jenis
zat terlarut) sangat terbatas, maka dalam perhitungan harga spesific heat larutan
Data Cp zat:
Cp H2O = 1 kcal/kg oC
= 32,8 kcal/kg oC
impuritas)} x T
= 10889,6631 kcal
= 3357,8940 kcal
= + 2,79 kcal/gmol
M H 3 PO4
HS = x 2,79 . 103
BM H 3 PO4
2567,6696
= x 2,79 . 103
98
= 73099,9815 kcal
= 87099,9815 kcal
Panas keluar:
impuritas)} x T
= 3022,8291 (T – 25)
T = 53,8959 0C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
Panas keluar:
Na2SO4)} x T
= 153570,9990 kcal
Qs = (Q5)o – Q(5)i
= 66223,4604 kcal
= 526,3390132 kcal/kg
Qs 66223,4604 kcal
M= = = 125,8190 kg
526,3390132 kcal / kg
Q5i 87347,53853
Q5o 153570,9974
Qs 66223,4604
Total 153570,9990
Keterangan:
Kondisi operasi:
BM SiO2 = 60
10,88254259
=
60
= 0,1814kcal/kg oC
= 4585,3215 kcal
= 411718,8665 kcal
M Na2CO3
HS = x 5,57 . 103
BM Na2CO3
2777 ,2752
= x 5,57 . 103
106
= 145937,9512 kcal
Panas keluar:
32,8)} x (T – 25)
= 8938,2462 x (T – 25)
T = 87,9029 oC
Total 562242,1392
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
Panas keluar:
= 580986,0062 kcal
Qs = Q(6)o – Q(6)i
= 18743,8670 kcal
= 526,3390132 kcal/kg
Qs 18743,8670 kcal
M= = = 35,6118 kg
5526,3390 kcal / kg
Total 580986,0062
Q(18), T = 45 ˚C Q(18)o, T = 90 ˚C
HE-02
Q(S)o, Q(S)i, T = 120 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk :
Untuk data Cp Na2HPO4 ditaksir dengan hukum Kopp (Himmelblau, pg. 383) :
Atom Cp (kal/grmol.C
2 Na 2 x 6,2 12,4
1H 1 x 2,3 2,3
1P 1 x 5,4 5,4
4O 4x4 16
Total 36,1
BM Na2HPO4 = 142
Cp Na2HPO4 = 0,2542
Cp Na3PO4 = 0,2439
= 65139,8025 kcal
= 211704,3581 kcal
Qs = (Q18)o – Q(18)i
= 146564,5556 kcal
= 526,3390132 kcal/kg
Qs 146564,555 6 kcal
M= = = 278,4604 kg
526,3390132 kcal / kg
Q18i 65139,8025
Q18o 211704,3581
Qs 146564,5556
Total 211704,3581
H(7)
Q(5)o, T = 90 ˚C
Q(6)o, T = 90 ˚C
R-01
Q(18)o, T = 90 ˚C Q(P)o, T = 45 ˚C
Q(P)i, T = 30 ˚C
Q(8), T = 90 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
Panas reaksi:
Hf reaktan
= -13135264,69– (-15102613,096)
= -1967348411 kcal
= 0,2542 kcal/kg C
= 19050,7071 kcal
Na2SO4)} x T
= 829692 kcal
Q = M air x Cp air x T
= M air x 1 x (30-25)
=5 x Mair
= M air x 1 x (45-25)
= 20 x Mair
maka:
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 201
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
Q(8), T = 90 ˚C Q(10), T = 90 ˚C
F-01
Q(9), T = 90 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
Panas keluar:
= 1631,1608 kcal
32,8)} x (T – 25)
= 12739,3988 (T – 25)
T = 90 oC
Q8 829692,0859
Q9 1631,160806
Q10 828060,9251
Total 829692,0859 829692,0859
Q(11), T = 30 ˚C Q(11)o, T = 90 ˚C
HE-03
Q(S)o, Q(S)i, T = 120 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Data Cp zat:
BM NaCl = 58,5
= 12,0626 kcal/kmol K
= 0,20619829 kcal/kg K
NaCl) x T
(30-25)
= 10335,13689 kcal
T
(90-25)
= 134357,0713 kcal
H = Q(11)o – Q(11)i
= 124021,9344 kcal
H 124021,9344 kcal
M= = = 235,6312781 kg
526,3390132 kcal / kg
Q(10)o, T = 90 ˚C
Q(11), T = 90 ˚C H Q(P)o, T = 45 ˚C
R-02
Q(P)i, T = 30 ˚C
Q(12), T = 90 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
Panas reaksi:
Hf reaktan
= -14214998,44 – (-13952547,62)
= -262450,8219 kcal
Untuk data Cp Na3PO4 ditaksir dengan hukum Kopp (Himmelblau, pg. 383) :
Na3PO4
3 Na 3 x 6,2 = 18,6
1 P 1 x 5,4 = 5,4
4 O 4 x 4,0 = 16,0
Total = 40,0
BM Na3PO4 = 164
40,0
Cp Na3PO4 = = 0,243902439 kal / gr oC = 0,243902439 kcal/kg oC
164
maka:
Cp NaCl)} x T
= 933194,5095 kcal
= 5 x M air
= M air x 1 x (45-25)
= 20 x M air
air)
maka:
Q(12), T = 90 ˚C Q(14), T = 90 ˚C
F-02
Q(13), T = 90 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
Panas keluar:
= 899,1348 kcal
Cp NaCl} x T
= 14343,0057 (T – 25)
T = 90 oC
Q(15)
Q(14), T = 90˚C
E
Q(S), T = 120 ˚C
Q(C)
Q(16), T = 95 ˚C
Keterangan:
C = kondensat
T = penurunan suhu
Kondisi operasi:
= 40724,1990 lb
= 8693,2343 lb
Neraca massa:
F =V+L
L = (40724,1990 –8693,2343)lb
= 32030,96471 lb
Komposisi feed
Karena boiling point rise (BPR) untuk campuran di atas tidak ada, maka didekati
Tb = m x Kb
W1 x 1000
m =
W2 x M
dimana:
m = molalitas larutan
W1 = berat larutan
W2 = berat pelarut
12812 ,3859lb / j
M = = 153,0607 lb/lb mol
83,7079lb mol / j
= 5 oC = 41 oF
T = 203 – 41 = 162oF
T = Ts – T – BPR
= 248 – 162 – 41
= 45oF
Panas masuk:
Q(S) = S x s
dimana Ts = 248oF
Panas keluar:
Q(15) = V x Hv
dimana T = 162oF
H = 1131 Btu/lb
Hv = H + Cp (BPR)
= 2519525,5120 kcal
Cp NaCl} x T
= 727987,1425 kcal
Q(C) = S x Hc
dimana Tc = 248oF
Neraca panas:
S)
S = 5703,8760 kg
maka:
Neraca panas di EV
Input Output
Q14 932295,3747
Qs 3001864,0310
Q15 2519525,5120
Q16 727987,1420
Qc 686646,7510
Total 393459,4060
Q(W), T = 30˚C
Q(15)i, T = 95 ˚C BC
Q(15)o, T = 72 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
Q(W) = W x Hw
dimana Tw = 30oC
Panas keluar:
Q(15)o = (3943,18944 + W) x H
dimana T = 162oF
W = 52944,0564 kg
maka:
Neraca panas di BK
Input Output
Q15i 2519525,5120
Qw 1590132,1320
Q15o 4109657,6440
Total 4109657,6440
Q(16), T = 95 ˚C Q(17)
K
Q(P)i, T = 30 ˚C Q(P)o, T = 45 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
Panas masuk:
= 5 x M air
M Na 3PO4.12 H2O
Qs = x 15,3.103
BM Na3PO4.12 H2O
5337 ,454996
= x 15,3.103
380,2
= 214789,746 kcal
Panas keluar:
= 15 x M air
3 Na 3 x 6,2 = 18,6
1P 1 x 5,4 = 1,54
16 O 16 x 4,0 = 64
24 H 24 x 2,3 = 55,2
Total = 143,2
= 0,376643871 kcal/kg oC
0,210505982)} x (45-25)
= 149154,1396 kcal
maka:
Neraca panas di K
Input Output
Q16 727987,1425
Q(P)i 396811,3744
∆Qs 214789,7460
Q17 149154,1400
Q(P)o 1190434,1230
Total 1339588,2630 1339588,2630
Q(18), T = 45 ˚C
Keterangan:
Kondisi operasi:
- Suhu feed = 45 oC
Panas masuk:
Panas keluar:
H2O x Cp H2O) } x T
– 25)
= 3263,248433 (T – 25)
Cp NaCl)} x T
= 4200,4312272 (T – 25)
T = 45oC
maka:
Neraca panas di C
Input Output
Q(17) 149154,1396
Q(18) 65212,741
Q(19) 83941,399
Total 149154,1396 149154,140
Q(20)
Q(19), T = 45 ˚C Q(21), T = 50 ˚C
Q(S)o, T = 52 ˚C RD Q(S)i, T = 65 ˚C
Keterangan:
Diketahui:
dimana:
w = panas latent
w = 1026,5 Btu/lb
P* BM H 2O
Ww = x
Pt P BM udara
*
dimana:
P* = 1,624 psia
Pt = 14,69598 psia
1,624 18
Ww = x
14,69598 1,624 29
diketahui:
tg = 149oF
hg
0,26 (Badger&Banchero,pg. 507)
29 xk g
sehingga:
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 225
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
(t g1 t w )
NTU ln (Badger&Banchero, pg. 508)
(t g 2 t w )
dimana:
(149 118,5)
1,5 ln
(t g 2 118,5)
tg2 = 125oF
Kebutuhan udara
Hi = H pada suhu 65oC (%H = 40%) = 0,07 lb uap air/lb udara kering
Ho = H pada suhu 52oC (%H = 90%) = 0,086 lb uap air/lb udara kering
= 15903,1012 kg
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 226
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
Panas masuk:
= 642340,5695 kJ
= 153523,2502 kcal
Panas keluar:
= 98649,52858 kcal
= 254,4501291 x (T – 25)
= 434359,8123 kJ
= 103814,6013 kcal
T = 90 ˚C
Neraca panas di RD
Input Output
Q(19) = 83941,39852
Q(S)i= 153523,2502
Q(20) 35000,519
Q(21) 98649,529
Q(S)o 103814,601
Total 237464,6487 237464,6487
LAMPIRAN C
1. TANGKI
T-01
Kode : T-01
Untuk penyimpanan asam phosphat dipilih tangki silinder tegak dengan flat bottom
Bahan konstruksi yang dipilih adalah Carbon Steel SA 283 Grade D dengan
pertimbangan:
Dimensi tangki yang akan dirancang adalah: tinggi dan diameter tangki, tebal shell
dan head, serta diameter nozzle pengeluaran dan pengisian. Dimensi tangki sebagai
berikut :
= 161,5560 kg/m3
= 100,9808 lb/ft3
= 1165860,7698 kg
= 2570279,9703 lb
V = m/ρ
= 25453,1587 ft3
Jika digunakan sebuah tangki, maka ukuran tangki terlalu besar dan jika
= 13999,2373 ft3
Dari Appendix E (Brownell and young, 1959) kapasitas tangki terbesar untuk
Diameter tangki, D = 80 ft
Tinggi tangki, H = 12 ft
Butt-welded courses 72 in = 6 ft
V = л/4 D2 h
h = (4 x 13999,2373/ (л x 802)
= 5,5729 ft
P.D
ts C
2. f .E
Dimana :
P = tekanaan (psi)
C = faktor korosi
Dimana :
Sehingga :
P.D
ts C (pers. 3.16, Brownell pg.45)
2. f .E
= 0,0313 in
Menghitung course :
ts = 0,0313 (H - 1) + 1/64
.D - weld lengh
L
12.n
Dimana :
n : jumlah plate
Course I
H1 = H = 12 ft
ts = 0,0313 (H - 1) + 1/64
= 0,3600 in
Digunakan tebal plate standar = 3/8 in = 0,3750 in (tabel 5.6 Brownell pg.88)
D1 = (12 x D) + t1
= 960,3750 in
.D - weld lengh
L
12.n
L = 25 ft
Lebar plate = 6 ft
Course 2
H2 = H = 6 ft
ts = 0,0313 (H - 1) + 1/64
= 0,1721 in
D2 = (12 x D) + t2
= 960,1875 in
.D - weld lengh
L
12.n
= 25 ft
Lebar plate = 6 ft
½D
Untuk head digunakan bahan yang sama dengan bahan untuk shell. Dari persamaan 6.15 Brownell pg.118 :
PxD
th C
2 x cos x ( fxE 0,6 xP )
Dengan :
th = tebal head (in)
f = allowable stress design = 12650 psi
P = tekanan operasi pada 1 atm
D = diameter tangki
E = efisiensi pengelasan
α = 90 – Ѳ, dimana Ѳ adalah sudut antara conical roof dan garis datar.
Menghitung sudut Ѳ
D
sin (pers. 4-6, Brownell pg.64)
430 / s
80
sin
430 / 0,1875
Ѳ = 82,8391˚
α = 90 – Ѳ
= 7,1609˚
H = ½ D tg Ѳ
= ½ 80 tg 82,8391
H = 318,3798 ft
= 16,1655 psi
PxD
th C
2 x cos x ( fxE 0,6 xP )
th = 0,5 in
Dimana :
F
Qf
x3600
10101,0101x 2,205
100,9808 x3600
= 0,0613 ft3/s
= 2 in
D nominal = 2 in
Schedule = 80
= 0,1616 ft
= 0,1983 ft
Dimana :
27998,4746
Qf
1x3600
= 7,7774 ft3/s
= 20 in
D nominal = 20 in
Schedule = 20
= 1,6042 ft
Outside diameter = 20 in
= 1,6667 ft
Kondisi 1. Temperatur = 30 oC
2. Tekanan = 1 atm
3. Wujud = cair
5. Jumlah =2
6. Diameter = 80 ft
7. Tinggi = 12 ft
8. Jumlah Course =2
2. Tebal Shell = 6 ft
2. Tebal Shell = 6 ft
2. POMPA
15 ft
1 ft
11,3016 ft R - 01
M - 02
P - 03
1 ft
20 ft 15 ft
Kode : P-03
Fungsi : Mengalirkan larutan Na2CO3 dari mixer (M-02) menuju reaktor (R- 01)
Langkah perancangan:
1. Menentukan jenis pompa
Bahan konstruksi yang dipilih adalah Carbon Steel SA-283 Grade D dengan
pertimbangan:
= 1617,5560 kg/m3
= 100,9808 lb/ft3
3469,8237 kg / jam
Laju Alir Volumetrik (Q)
1617,5560 kg / m 3
= 2,1451 m3/jam
= 0,0210 ft3/detik
= 2,3596 m3/jam
= 0,0231 ft3/s
= 10,3891 gpm
= 1,2503 in
= 0,1042 ft
Spesifikasi pipa standar diperoleh dari appendix C-6A pg. 724, Foust:
- Schedule number : 40
qf
v =
A
0,0210 cuft/s
=
0,0141 ft 2
= 1,4882 ft/s
ρ . Di . v
Nre
μ
= 10239,7367
- Dari appendix C-1 Foust pg.717, untuk commersial steel dengan = 0,00015 dan
- Dari appendix C-3 Foust pg.721, untuk /D = 0,0009 dan Nre = 14619,855 maka
Dengan appendix C-2a s/d C-2d, Foust pg. 718-720, direncanakan sistem pemipaan
terdiri dari:
f v 2 Le
F = (pers 20.22 Foust, pg. 552)
2 gc Di
= 0,9377 ft lbf / lb
Tenaga pompa dihitung dengan persamaan Bernoulli (Foust, pers.18 pg. 546):
V 2
Menghitung velocity head ( )
2 gc
Karena kecepatan linier cairan pada titik 1 dan titik 2 relatif sama, dimana titik 1
adalah yang masuk pompa dan titik 2 adalah yang keluar dari pompa,
maka V1 = V2.
V = V1 - V2 = 0
V 2 0
= =0
2 gc 2 (1) (32,2)
g
Menghitung head karena beda elevasi ( Z )
gc
Direncanakan : Z1 = 1 ft
Z2 = 11,3 ft
g 32,2 ft/s 2
Z (11,3 - 1) ft x
gc 32,2 ft lb/ lbf s 2
= 10,3 ft lbf/ lb
P
Menghitung pressure head ( )
P1 = 2116,2096 lbf/ft2
P2 = 3174,3144 lbf/ft2
P = P2 – P1
= 1058,1048 lbf/ft2
P 1058,1048 lbf/ft 2
=
100,9808 lb/ft 3
= 10,4783 ft.lbf/lb
V 2 g P
(-wf ) = Z F
2 gc gc
= 21,7160 ft lbf/lb
Dari fig 14-37 Peter pg. 520 untuk kapasitas 0,0210 ft3/s = 9,4446 gpm diperoleh
qf x (-Wf) x ρ
BHP =
550 x
= 0,4195 Hp
Dari Peter figure 14-38 pg. 521, untuk BHP = 0,4195 Hp diperoleh efisiensi motor
() sebesar 80 %.
BHP
Power motor yang dibutuhkan =
0,4195
=
0,80
= 1,5244 Hp
RINGKASAN POMPA
Kode P- 03
reaktor (R-01)
BHP 0,4195 HP
Power motor 1 HP
Schedule number = 40
3. HEAT EXCHANGER
Kode : HE-01
Fungsi : Menaikkan temperatur cairan asam phosphat pada tangki pengencer dari suhu
Langkah perancangan:
Tipe heat exchanger yang dipilih adalah double pipe exchanger berdasarkan
- Konstruksinya sederhana
Bahan konstruksi yang dipilih adalah Carbon Steel SA-283 Grade D, dengan
pertimbangan:
Dari neraca massa dan neraca panas diperoleh data sebagai berikut:
= 9130,2188 lb/jam
= 277,3831 lb/jam
= 262620,3904 btu/jam
ΔT2 ΔT1
T LMTD =
ln ΔT2 ΔT1
(117 - 54)
=
ln (117 54)
= 81,4806 oF
248F 248F
Fluida panas, steam Tc = = 248 ˚F
2
194F 131F
Fluida dingin, H3PO4 tc = = 162,5 ˚F
2
b. Memilih UD
Dari tabel 8, Kern pg. 840, untuk fluida panas (steam) dan fluida dingin (aqueous
solution) diperoleh harga UD = 100 – 500 Btu/jam ft2oF, dipilih UD = 100 Btu/jam
ft2oF.
Q
A =
U D .TLMTD
Direncanakan digunakan:
Dari data diatas diketahui bahwa flow area anulus lebih kecil dibanding flow area
inner pipe sehingga fluida panas ditempatkan pada anulus karena mempunyai laju
e. Menentukan dimensi HE
Dari tabel 11, Kern pg. 844, diperoleh data sebagai berikut:
IPS =2x1¼
Schedule number = 40
ID = 2,067 in = 0,1725 ft
ID = 1,38 in = 0,115 ft
Koreksi Ud
= 32,2310 / (0,435)
= 74,0943 lin ft
= 34,8 ft2
Q
Ud =
A.TLMTD
262620 ,3904
=
32,2310.81,4806
1 1
e. jH = 200 (Kern,fig. 24 pg. 834)
c. 3 0,37 x6,7276 3
= = 14,7291
f. pada Tav = 248 0F k 0,169
hio.ho
Uc =
hio ho
1259,6018 x39,1141
=
1259,6018 39,1141
Ud Uc
Rd =
Uc.Ud
100 37,9361
=
37,9361 .100
Rd min = 0,0065
= 35078,6001 s = 1,834
f = 0,0035 +
0,264 (Perry, 6th ed ,tabel 3-1, pg. 3-18)
35078,60010, 42
= 1,834 x 62,5 = 114,625
= 0,0105
s =1 4 f .G 2 p.L
b. fp =
2 g. 2 .D
= 1 x 62,5 = 62,5
V2
f1 = 2 x
2 g '
0,1488 2
= 2 x = 0,0007
2 x32,2
Pa =
Fa Fi
144
= 0,0151 psi
RINGKASAN HE-01
Kode HE- 01
Panjang hairpin 80 ft
A = 74,0943 ft2
Rd perhitungan = 0,0164
Rd minimum = 0,0065
4. REAKTOR
Kode : R - 02
Fungsi : Tempat terjadinya reaksi antara disodium phosphat dan natrium hidroksida
4. Merancang pengaduk
b. Reaksi eksotermis
c. Proses isotermal
d. Proses batch
a. Struktur kuat dengan allowable stress value sebesar 12650 psi dan suhu
maksimum 650oF
A = konsentrasi NaOH
B = konsentrasi Na2HPO4
T = suhu (K)
Dari neraca massa, bahan baku yang masuk reaktor sebagai berikut:
m Fo .xi
Komponen xi
(kg/jam) (kmol/jam) (kg/L) (kg/L)
H3PO4 118,1773 1,2059 0,0016 1,8340 0,0029
Na2CO3 273,0794 2,5762 0,0034 2,5330 0,0085
Na2HPO4 3720,5008 26,2007 0,0344 1,5200 0,0522
NaOH 1100,4294 27,5107 0,0358 1,8832 0,0675
Na3PO4 1066,3201 6,5020 0,0085 2,5370 0,0215
H2O 12191,8174 703,3667 0,9164 1,0000 0,9164
NaCl 1,0417 0,0178 0,0000 1,9034 0,0000
Na2SO4 0,7288 0,0051 0,0000 2,4448 0,0000
= 66,8884 lb/ft3
m = 18495,5892 kg
m
V=
18964,5892 kg
=
1,0714 kg / L
= 17262,2206 L
= 609,6101 ft3
Konversi = 99,4 %
k = 535,1 L/gmol.jam
-rA = k CACB
= 3,7009 x 10-1
C AO X A
t =
- rA
= 4,1023 jam
= 246 menit
1 batch = 1 jam
24 jam / harix2reaktor
Jumlah batch per hari = = 48 batch/hari
1 jam / batchreaktor
48batch / hari
Banyaknya batch tiap reaktor perhari =
2reaktor
Reaktor
Operasi
I II
= 1478,9979 ft3
Bentuk reaktor dirancang berupa silinder tegak dengan head dan bagian bawah
bentuk torispherical.
1478,9979 = ¼ D2 H + 2 x (0,000049D3)
= ¼ D3 + 9,8 10-3 D3
= 0,7851 D3
H = D = 12,3504 ft = 148,2049 in
4V
h =
D 2
= 12,3519 ft
= 148,2234 in
Dipilih untuk reaktor yang tahan korosi yaitu Carbon Steel SA –283 Grade D
P.r
ts = c (pers.13-1,pg. 254 Brownell)
f .E 0,6 P
ts = tebal shell, in
P = tekanan, psia
E = efisiensi pengelasan
C = faktor korosi
Dipilih untuk reaktor yang tahan korosi yaitu Carbon Steel SA-283 Grade D, maka
f = 12650 psi
C = 1/64 in
ri = ½ D = 6,1752 ft = 74,1024 in
g
P hidrostatik = x xh
gc
dimana:
= 826,2023 lb/ft2
= 5,7338 psi
= 27,7777 psi
= 30,5555 psi
30,5555 x 74,1024
ts = 1 / 64
12650 x0,85 0,6 x30,5555
= 0,2266 in
OD = ID + 2 tebal dinding
= 148,2049 + (2 x 1/4)
= 148,7049 in
Dari Brownell tabel 5-7 pg. 89:
OD standar = 156 in
ts = 1/4 in
diperoleh harga:
r = 144 in ( radius of dish )
1 icr
W 3 = 0,8138 (pers. 7.76, Brownell)
4 r
maka:
P rW
th C (pers. 7.77, Brownell)
2 f E 0,2 P
30,5555 x74,1024 x0,8138
= 1 / 64
(2 x12650 x0,85) (0,2 x30,5555)
= 0,1013 in
Dipilih tebal head standar 3/16 in = 0,1875 in
Menghitung tinggi vessel
OD
Irc b = depth of
OA dish A
B
sf
ID
t
ID
a =
2
= 74,1024 in
b = r - BC 2 AB 2
BC = r – icr
= (144 – 9,3750) in
= 134,6250 in
ID
AB = - icr
2
= (74,1024 – 9,3750) in
= 64,7274 in
b = r - BC 2 AB 2
= 3/16 + 25,9566 + 2
= 28,1441 in
= 234,1340 in
= 19,5112 ft
4. Merancang pengaduk
Dt/Di = 3
W/Di = 0,1
Dengan :
Dt = diameter tangki
Di = diameter impeler
W = lebar buffle
Dt = 12,3504 ft
WELH Di N
2
(pers.8.8, Rase)
2 Di 600
dimana:
1,0714
WELH 12,3504 x 13,2328 ft
1
600 WELH
N= = 58,8428 rpm = 0,9807 rps
Di 2 Di
N Di 2
N Re
Dengan :
N Di 2
N Re = 2756462,6940
Dari fig. 447, Brown pada kurva no. 15 diplotkan dengan NRe diperoleh harga Po = 0,8
P Gc
Po
N Di5
3
Po N 3 Di 5
P
Gc
= 4 Hp
Tenaga pengaduk yang digunakan adalah 4 Hp, sedangkan tenaga motor penggerak
= (1,1 x 4) + 0,5
= 5 Hp
5
Power motor min imal =
0,75
= 7 Hp
Media : air
Menghitung TLMTD
108 81
TLMTD = = 94 F
ln 108 / 81
Q
A
U TLMTD
dimana:
= 291674,3088 Btu/jam
Luas perpindahan panas = luas (silinder setinggi jaket + tutup bagian bawah)
A = D Hj + 1/4 D2
dimana:
Hj = 9,6244 ft
19444 ,939
Volume air pendingin =
0,25
= 4861,2385 liter
= 1716,7464 ft3
= x (Dj2 – OD2) x h + 0,000049 (Dj3 – OD3)
4
Dengan :
OD = OD reaktor = 12,3921ft
h = 12,3540 ft
Dj OD
tj =
2
= 11,9868ft
= 0,9989 in
P.r
ts = c
f .E 0,6 P
= 0,2734 in
RINGKASAN REAKTOR
Kode R- 02
Fungsi Tempat terjadinya reaksi antara disodium phosphat dengan natrium hidroksida
Tipe Reaktor tangki berpengaduk dengan jaket pendingin
Jumlah 2 buah
ID 12,3504 ft
OD 12,3921 ft
Tinggi vessel 19,5112 ft
Pengaduk
Power pengaduk 7 Hp
Jaket pendingin
5. EVAPORATOR
Kode :E
Diameter tube = 2 in
= 158 buah
Tekanan operasi evaporator = 6,57 psi, didapat specifik volume = 36,36 ft3/lb
= 34283,8440 ft3/jam
34283,8440
= ft 2
2 x3600
= 4,7616 ft2
A = xD 2
4
4,7616 = 3,14/4 D2
D = 3,0328 ft
= 2 x 6 ft
= 12 ft
= 2/3 x 12 ft
= 8 ft
Dipilih untuk evaporator yang tahan korosi yaitu Carbon Steell SA-283 Grade D
P.r
ts = c
f .E 0,6 P
ts = tebal shell, in
P = tekanan, psia
E = efisiensi pengelasan
C = efisiensi korosi
Dipilih untuk reaktor yang tahan korosi yaitu Carbon Steel SA-283 Grade D,maka
f = 12650 psi
C = 1/64 in
E = 0,85
ri = ½ D = 2,0224 in
g
P hidrostatik = x xh
gc
dimana:
g
P hidrostatik = x xh
gc
= 66,7371 lb/ft3x 1 x 8 ft
= 530,9752 lb/ft2
= 3,6870 psi
= 10,2570 psi
Faktor keamanan = 10 %
= 11,2828 psi
11,2828 x 2,0224
ts = 1 / 64
(1265 x0,85 (0,6 x11,2828 )
= 0,0316 in
OD = ID + 2 tebal dinding
= 3,0328 + (2 x 6)
= 3,4078 in
OD standar = 30 in
ts = 3/16 in
diperoleh harga :
r = 30 in ( radius of dish )
1 icr
W = 3
4 r
= 0,8125
maka:
P.r.W
th = C
(2. f .E (0,2.P)
= 0,2719 in
OD
Irc b = depth of
OA dish A
B
sf
ID
t
b =r- BC 2 AB 2
BC = r – (icr) = (30 – 1,88) in = 28,12 in
b =r- BC 2 AB 2
Dari tabel 5.6 pg. 88 Brownell, untuk tebal head = 1/4 in diproleh :
sf =1½-2
dipilih sf = 2 in
Th = th + b + sf
= 0,2719 + 7,0985 + 2
= 9,3704 in
= 162,7409 in
= 13,5617 ft
RINGKASAN EVAPORATOR
Panjang = 6 in
LAMPIRAN D
1.3.1. Administrasi
1.3.2. Sales
1.3.3. Research
1.3.4. Finance
2. Analisa Kelayakan
sekarang dapat ditaksir dari harga tahun lalu berdasarkan indeks harga.
Tahun Indeks
2007 525.4
2008 575.4
2009 521.9
2010 550.8
2011 585.7
2012 584.6
2013 567.3
2014 576.1
2015 556.8
2016 541.7
2017 567.5
(sumber : “chemical engineering magazine”)
y = 1,932x - 3329
Nilai indeks tahun 2012 dan 2020 dapat dicari sebagai berikut :
Harga peralatan pada tahun 2020 dapa dicari dengan rumus sebagai berikut :
Dengan :
Untuk jenis alat yang sama tetapi kapasitas berbeda, harga satu alat dapat
Dengan :
Eb = harga alat B
Ea = harga alat A
Ca = kapasitas alat A
Cb = kapasitas alat B
n = nilai eksponen
Nilai eksponen tergantung pada jenis alat sebagai fungsi kapaistas (Ulrich,
1985). Secara umum, nilai eksponen untuk semua alat adalah 0.6 (Aries &
Newton, 1955).
Besarnya adalah 15% dari EC, alat – alat yang digunakan dalam pabrik
- Asuransi pengangkutan
Besarnya adalah 1% - 4% EC, dan ditetapkan 3.5% dari EC, karena alat
- Provisi bank
Besarnya adalah 18% - 25% EC, dan ditetapkan 20% dari EC.
Besarnya adalah 2% - 12% EC, dan ditetapkan 6% EC, karena alat – alat
pabrik sederhana.
alat – alat proses dan biaya pemasanganya. Dari Aries & Newton hal. 77,
diperoleh biaya instalansi besarnya 43% PEC, terdiri dari marerial 11% dan
buruh 32%.
= US$ 165.488,334
Indonesia.
= US$ 19.451,34
= US$ 461.969,27
Piping cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk sistem pemipaaan dalam
proses dan biaya pemasangannya. Dari tabel 17.Aries & Newton hal 78.
sebesar 40% dari PEC yang terdiri dari material 24% dan labor 16%.
= US$ 361.065,46
= US$ 9.725,67
= US$ 230.984,64
proses dengan suatu system pengendalian (control). Dari tabel 19, Aries &
Newton hal 97, diperoleh bahwa untuk control yang ekstensif diperlukan
biaya sebesar 30% PEC yang terdiri dari 24% material dan 6% labor.
= US$ 361.065,46
- Labor = 6% × PEC
= US$ 3.647,13
= US$ 86.619,24
Insulation cost adalah biaya yang dibutuhkan untuk sistem insulasi didalam
proses produksi. Dari tabel 21, Aries & Newton hal 98, diperoleh bahwa
biaya isolasi sebesar 8% PEC yang terdiri dari 3% material dan 5% labor.
- Material = 3% × PEC
= 3% × US$ 1.549.055,22
= US$ 45.133,182
- Labor = 5% × PEC
= US$ 3.039,272
= US$ 72.182,698
Peters & Timmerhaus hal.210, diperoleh bahwa besarnya biaya listrik adalah
10 – 40% ( diambil 15% PEC), yang terdiri dari material 9% PEC dan labor
- Material = 9% × PEC
= 9% × US$ 1.549.055,22
= US$ 135.399,55
- Labor = 6% × PEC
= US$ 18.235,63
g. Bangunan (Bulding)
Biaya = Rp 31.995.000.000
Biaya = Rp 78.840.000.000
= US$ 7.520.074,916
Teknik kimia Universitas Wahid Hasyim Semarang 293
Prarancangan Pabrik Trisodium Phosphat Proses Netralisasi Kapasitas 80.000 Ton/Tahun
= US$ 6.753.717,292
i. Utilitas
Biaya utilitas adalah biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan unit – unit
pendukung proses, antara lain air, steam, listrik, dan udara tekan.Dari tabel
31, Aries dan Newton hal. 109 diperoleh bahwa biaya utilitas diperkirakan
service)
= US$ 601.775,762
j. Environmental
lingkungan sekitar pabrik baik yang di dalam maupun di luar pabrik dan
(Peters & Timmerhauss) dalam hal ini, biaya lingkungan ditetapkan sebesar
= US$ 300.887,881
Dari data – data di atas didaptkan physical plant cost (PPC) sebagai berikut :
field supervisor, tempory construction, dan inspection. Dari tabel 4, Aries &
Newton, hal.4, untuk physical cost lebih dari US $ 5.000.000 maka biaya
= US$ 3.730.980,42
= US$ 22.385.882,517
m. Contractor’s Fee
pembangun pabrik. Dari Aries dan Newton, hal.4 biaya contractor’s fee
= 7% × US$ 22.385.882,517
= US$ 1.567.011,776
n. Contingency
estimasi. Besarnya 25% DPC. Hal ini ditetapkan 10%, karena pabrik
= US$ 2.238.588,252
Dari Peters Dan Timmerhauss hal. 179, biaya untuk start up pabrik
= US$ 2.619.148,255
= US$ 2.619.148,255
usaha atau modal biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasi suatu
Besarnya diperkirakan 0.5 dari manufacturing cost (Aries & Newton, 1995)
= US$ 19.368.283,48
produksi untuk harga manufacturing cost. (Aries & Newton, 1995, hal 12)
= US$ 3.228.047,25
d. Extended Credit
hasil penjualan selama satu bulan produksi (30hari). (Aries & Newton).
= US$ 5.120.358,97
e. Available Cash
= US$ 3.228.047,25
= US$ 65.794.847,96
a. Bahan Baku
b. Labor Cost
c. Supervisi
d. Maintenance Cost
besarnya 2-10% FCI. Dalam hal ini ditetapkan 10% FCI (Aries & Newton,
= US$ 2.619.148,255
e. Plant Supplies
Plant supplies ditetapkan sebsar 15% dari maintenance per tahun, karena
dianggap pabrik beroperasi pada kondisi normal. (Aris & Newton.1995, hal
168)
= US$ 3.928.722,382
Biaya untuk royalty dan paten antara 1-5% dalam hal ini diplih sebesar
= 1% × US$ 61.444.307,615
= US$ 614.443,076
g. Utilitas
terhadap nilai bangunan + contingency (sesuai Aries dan Newton , hal 68).
= US$ 2.439.665,789
langsung akibat dari pembuatan suatu produk, indirect manufacturing cost terdiri
dari :
a. Payroll Overhead
ditanggung pabrik, asuransi, cacat jasmani akibat kerja, dan THR, besarnya
15-20% dari labor cost. Dalam hal ini ditetapkan 15% dari labor cost. (Aries
= US$ 74.498,509
b. Laboratory
labor cost (Aries & Newton, hal. 174) ditetapkan 10% dari labor cost, karena
= US$ 49.665,673
c. Plant Overhead
pergudangan, bonus produksi. Besarnya 50-100% dari labor cost (Aries &
Newton, hal 174) dalam perkirakan ini diambil 50% dari labor cost.
= US$ 248.328,363
dalam hal ini ditetapkan 4 % dari harga penjualan (Aries & Newton, 1955,
hal. 177).
= 4% × US$ 184.789.973,16
= US$ 2.457.772,305
a. Depresiasi
P = FCI
Depresiasi =
Depresiasi =
= 2.142.939,481
b. Property taxes
perusahaan besarnya 1-2% FCI (Aries & Newton, hal 181) ditetapkan 2%
dari FCL.
Biayanya = 2% × FCI
= 2% × US$ 26.191.482,545
= US$ 523.829,651
c. Insurance
= 1% × US$ 26.191.482,545
= US$ 261.914,825
1.3.1. Administrasi
a. Management Salaries
Legal fee & auditing = 3% (labour cost + supervise cost + maintenance cost)
= US$ 96.405,24
market, advertisement dan lain- lain. Secara umum besarnya diperkirakan 5-22%
total manufacturing cost. Dalam perancangan ini ditentukan 10%. (Aries &
= US$ 3.873.656,70
1.3.3. Reserch
= 2% × US$ 3.873.656,70
= US$ 774.731,34
1.3.4. Finance
= 5% × US$ 65.794,96
= US$ 3.289.742,40
2. Analisa Kelayakan
= US$ 14.189.049,04
Pajak di Indonesia untuk wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
adalag sebesar 25% dari penghasilan (UU No. 36 tahun 2008 tentang pajak
= US$ 3.547.262,26
= US$ 10.641.786,78
POS = × 100%
ROI adalah perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh setiap tahun, didasarkan
ROI = x 100%
POT adalah sejumlah tahun yang telah berselang sebelum diperoleh suatu
penerimaan melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang diperlukan untuk
POT =
Break even point adalh titik yang menunjukkan pada tingkat ebrapa biaya dan
pengasilan jumlahnya sama. Dengan break even point kita dapat menentukan
tingkat berapa harga jual dan jumlah unit yang secara minimum dan berapa
harga serta unit penjualan yang harus dicapai agar mendapat keuntungan.
a. Fixed Cost
b. Variabel Cost
c. Regulated (Ra)
= × 100%
= 36%
Shurt down point (SDP) suatu titik atau saat penentuan suatu aktivitas
SDP = × 100%
= × 100%
= 22 %
Discounted Cash Flow adalah salah satu cara untuk menganalisa kelayakan
uang dari keuntungan yang tidak digunakan untuk penjaman modal dan
bunganya.
US$ 3.289.742,40
= US$ 16.074.468,66
= US$ 2.619.148,25
Harga Discounted Cash Flow (i) dicari dengan cara trial error :
RESUME
7. Percent Profit on Sales sebelum pajak adalah 23% dan sesudah pajak adalah
17%.
adalah 40%.
9. Pay Out Time sebelum pajak adalah 1 tahun 7 bulan dan sesudah pajak adalah 2
tahun.
Dari hasil perhitungan diatas dapat dibuat grafik analisa ekonomi seperti pada