Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL LOMBA RISET SAWIT

JUDUL RISET :

Prarancangan Pabrik Sodium Laktat dari Tandan Kosong Kelapa Sawit


Menggunakan Proses Fermentasi dengan Kapasitas 15.000 ton/tahun

BIDANG RISET :

Pasca Panen/Pengolahan

Diusulkan Oleh:

Sona Erlangga (1915041016)

Galuh Saputra (1955041003)

Kusumawati (2115041032)

Puji Lestari (21150410

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2023
PENGESAHAN PROPOSAL LOMBA RISET SAWIT
1. Judul Riset :
2. Bidang Riset :
3. Ketua Pelaksana :
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas/Institusi : Universitas Lampung
e. Alamat Rumah dan No Telp/HP :
f. Alamat Email :
4. Anggota Tim : 4 orang
5. Estimasi Biaya Penelitian :
a. BPDPKS : Rp. 20.000.000
b. Sumber lain (Mitra) : Rp. 20.000.000
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : bulan

Bandar Lampung, 15 Agustus 2023

Menyetujui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Teknik Ketua Pelaksana Kegiatan
Universitas Lampung

Dr. Eng. Ageng Sadnowo R, S.T., M.T.


NIP. 196902281998031001 NPM.
LOMBA RISET SAWIT
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

JUDUL RISET

DAFTAR ISI
>>>
ABSTRAK

Kelapa sawit selama ini hanya dijadikan sebagai produk olahan makanan
contohnya pada penggunaan minyak goreng, namun potensi lain terdapat pada
limbah biomassa kelapa sawit yaitu tandan kosong kelapa sawit yang memiliki
kandungan lignoselulosa yang berpotensi sebagai produk terbarukan. Menurut
Sudaryani, dkk (2013) komposisi kimiawi tandan kosong kelapa sawit yaitu 37,26%
selulosa, 14,62% hemiselulosa, 31,68% lignin, 1,34% zat ekstraktif dan 6,69% abu.
Melihat kandungan selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi, maka tandan
kosong kelapa sawit mempunyai potensi yang besar sebagai sumber glukosa,
dimana glukosa dapat dikonversikan menjadi asam laktat dan asam laktat dapat
dipolimerisasi menjadi PLA (Poly lactic acid) dan dijadikan produk sodium laktat.
Sodium Laktat (C3H5NaO3) merupakan garam alami yang berasal dari fermentasi
asam laktat yang dinetralkan dengan natrium hidroksida menghasilkan senyawa
sodium laktat. Sodium laktat dijadikan bahan baku pada sektor kimia khususnya
pada kosmetik, pangan, dan farmasi, yang selama ini masih mengimpor dari luar
negeri. Maka dari itu diperlukan prarancangan pabrik sodium laktat yang akan dapat
memenuhi produksi dalam negeri, dengan bahan baku dari tandan kosong kelapa
sawit. Sodium laktat dibuat melalui proses hidrolisis selulosa dan proses fermentasi
glukosa menjadi asam laktat, kemudian dilakukan proses penetralan menggunakan
sodium hidroksida. Melalui analisis dan perhitungan neraca massa dan energi,
spesifikasi alat, perancangan unit utilitas, tata letak pabrik, manajemen perusahan,
dan evaluasi ekonomi menjadi data yang mendukung prarancangan pabrik ini.

Kata kunci: Sodium laktat, Tandan kosong kelapa sawit, Prarancang pabrik
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sodium laktat merupakan salah satu bahan baku utama sektor kimia
khususnya di bidang industri makanan, kosmetik, dan farmasi yang diimpor ke
dalam negeri. (Badan Pusat Statistik, 2020). Sodium Laktat (C 3H5NaO3) merupakan
garam alami yang berasal dari fermentasi asam laktat yang dinetralkan dengan
natrium hidroksida menghasilkan senyawa sodium laktat.

Kelapa sawit selama ini hanya dijadikan sebagai produk olahan pangan yang
sering digunakan oleh masyarakat, namun ada kegunaan lain yang belum banyak
diketahui oleh masyarakat yaitu dibuat produk turunan lain seperti sodium laktat
yang berbahan baku asam laktat dari selulosa TKKS.

Lignoselulosa merupakan salah satu sumber karbohidrat berbasis biomassa


terbarukan yang keberadaanya melimpah di Indonesia (Soeprijanto dkk., 2014). Di
Indonesia, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan biomassa yang
berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan asam laktat.
Menurut Sudaryani, dkk (2013) komposisi kimiawi tandan kosong kelapa sawit yaitu
37,26% selulosa, 14,62% hemiselulosa, 31,68% lignin, 1,34% zat ekstraktif dan
6,69% abu. Melihat kandungan selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi, maka
TKKS mempunyai potensi yang besar sebagai sumber glukosa, dimana glukosa
dapat dikonversikan menjadi asam laktat dan dapat digunakan untuk produksi
sodium laktat.

Sampai saat ini belum terdapat produksi sodium laktat di dalam negeri,
sehingga untuk memenuhi permintaan, Indonesia masih perlu mengimpor dari luar
negeri. Oleh karena itu perlu didirikan pabrik sodium laktat yang diharapkan dapat
memenuhi konsumsi dalam negeri dalam segala sektor industri, selain itu juga dapat
menghemat devisa negara. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah
penghasil kelapa sawit yaitu di Lampung Tengah, Tulang Bawang, Way Kanan dan
Mesuji. Tahun 2017, hasil kelapa sawit di Lampung mencapai 400 ton dengan luas
lahan sebesar 256 ha (BUMN, 2018). Salah satu pabrik kelapa sawit di Lampung
yaitu PTPN VII Unit Bekri yang berada di Lampung Tengah. Dari potensi tersebut,
diharapkan desain pabrik ini dapat memberikan inovasi bagi industri kelapa sawit di
Indonesia untuk memanfaatkan limbah TKKS menjadi produk baru yang memiliki
nilai ekonomi lebih tinggi dan dapat menangani permasalahan limbah sawit selama
ini di industri kelapa sawit.

Gambar 1.1. Skema Potensi Desain Pabrik yang Diusulkan


Desain pabrik ini difokuskan pada proses produksi sodium laktat yang
menggunakan proses hidrolisis dan fermentasi untuk memanfaatkan limbah TKKS
sebagai bahan baku. Gambar 1.1. menampilkan skema potensi TKKS sebagai
bahan baku untuk menghasilkan asam laktat dan produk turunannya termasuk
sodium laktat yang diusulkan. Untuk membuat desain proses pabrik ini dibutuhkan
data yang didapatkan dari tahapan prarancangan pabrik sebagai berikut.

1. Fraksi massa bahan baku (TKKS)


2. Konversi reaksi
3. Kinetika dan termodinamika reaksi
4. Spesifikasi bahan baku dan bahan penunjang
Data yang didapatkan dari semua tahapan prarancangan pabrik tersebut
selanjutnya digunakan untuk menyusun neraca massa, neraca energi, utilitas, dan
evaluasi ekonomi untuk mengetahui kelayakan desain pabrik tersebut. Adapun
roadmap desain pabrik ditampilkan pada Gambar 1.2. berikut.

Gambar 1.2. Diagram Fishbone Prarancangan Pabrik

1.2 Tujuan Khusus

Tujuan melakukan riset prarancangan pabrik ini adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh desain pabrik yang layak sesuai dengan parameter rancang


pabrik yang optimal yang ditinjau dari segi bahan baku, neraca massa, neraca
energi, tata letak pabrik, spesifikasi alat dan ekonomi pabrik.

2. Desain pabrik ini ditujukan untuk memberikan inovasi bagi industri kelapa
sawit di Indonesia dalam menangani masalah limbah TKKS sehingga
mengurangi kebutuhan impor sodium laktat di Indonesia.

1.3 Urgensi Riset

Belum terdapat pabrik sodium laktat di Indonesia dan masih mengimpor dari
luar negeri serta pemanfaatan limbah TKKS dari perkebunan kelapa sawit.

1.4 Manfaat Riset

Sebagai referensi desain pabrik berdasarkan studi literatur bagi industri


kelapa sawit di Indonesia untuk membuat produk dari limbah TKKS perkebunan
pabrik tersebut.
1.5 Luaran yang Akan Diperoleh

Luaran utama dari desain pabrik ini adalah diperolehnya parameter desain
prarancangan pabrik yang layak dari segi rancangan dan ekonomi dalam mengelola
limbah TKKS pada industri kelapa sawit di Indonesia untuk mendirikan sebuah
industri sodium laktat.

1.6 Kontribusi Lembaga dan Mitra

Dalam penelitian ini, tim peneliti dari Laboratorium Analisis dan Instrumentasi
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Diketuai oleh Sona
Erlangga akan bekerja sama dengan pabrik pengolahan kelapa sawit di Indonesia
yaitu dalam mengatasi limbah TKKS untuk dijadikan sebuah inovasi produk baru
dengan cara menyajikan desain prarancangan pabrik.
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Tandan Kosong Kelapa Sawit


Tandan kosong kelapa sawit merupakan salah satu sumber selulosa yang
sangat berlimpah di Indonesia. Setiap pengolahan 1 ton TBS (Tandan Buah Segar)
akan dihasilkan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) sebanyak 22 – 23% atau
sebanyak 220 – 230 kg. Menurut Sudaryani, dkk (2013) komposisi kimiawi tandan
kosong kelapa sawit adalah 37,26 % selulosa, 14,62% hemiselulosa, 31,68% lignin,
1,34% zat ekstraktif dan 6,69% abu (Sudiyani, dkk, 2013). Melihat kandungan
selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi, maka tandan kosong kelapa sawit
mempunyai potensi yang besar sebagai sumber glukosa, dimana glukosa dapat
dikonversikan menjadi asam laktat dan asam laktat dapat dipolimerisasi menjadi
PLA (Poly lactic acid). TKKS tersusun dari serat-serat alam yang dapat diolah untuk
dijadikan polimer alami. Komposisi TKKS yaitu selulosa, hemiselulosa, holoselulosa
dan lignin. Terdapat cukup banyak kandungan selulosa yang dimiliki oleh TKKS
sekitar 43-65%. Hal tersebut yang membuat TKKS dapat dimanfaatkan menjadi
produk lain melalui proses baik mekanik maupun kimia.

2.2 Selulosa
Selulosa secara umum terbagi menjadi 3 grup utama yaitu selulosa
nanokristal (CNCs), selulosa nanofibril (CNFs), dan selulosa mikrofibril (CMFs).
Selulosa mikrofibril tersusun dari beberapa polimer selulosa individual yang
berikatan terutama antara gugus hidroksil membentuk rangkaian panjang yang 9
distabilkan oleh ikatan hidrogen dan gaya van der waals. Kekuatan dan kekakuan
yang dimiliki oleh selulosa bersumber dari susunan mikrofibril yang memiliki panjang
dan lebar dalam dimensi mikro atau nano tergantung dari sumber selulosa.
Lignin dan hemiselulosa berperan sebagai struktur matriks atau rangka
tempat tertanamnya selulosa sebagai penguat utama dari lignoselulosa (Faulon,
1994). Dengan pertimbangan bahwa selulosa merupakan material utama pada
dinding sel tanaman, sebagian besar lignin ditemukan pada daerah antara serat-
serat dan pada permukaan sel-nya (Kirk-Othmer, 2001).
2.3 Hidrolisis
Hidrolisis adalah pemecahan kimiawi suatu molekul karena pengikatan air,
menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil. Hidrolisis asam digunakan untuk
memecah polisakarida dalam biomassa lignoselulosa. Pada proses hidrolisis asam
sempurna, selulosa akan menghasilkan glukosa, sedangkan pada hidrolisis asam
parsial akan menghasilkan disakarida yang disebut selobiosa. Secara kimiawi pada
proses hidrolisis asam, lignoselulosa dihidrolisis oleh air dengan bantuan asam dan
pemanasan (Elda, 2014).
Ukuran serat selulosa dapat direduksi melalui hidrolisis asam untuk
melarutkan daerah amorf/non-kristal. Daerah non-kristal dikatakan bertindak sebagai
struktur yang tidak teratur dalam mikrofibril selulosa, yang bertanggung jawab untuk
pembelahan melintang mikrofibril menjadi monokristal pendek saat hidrolisis asam.
Hidrolisis enzimatis memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan
hidrolisis asam. Pada hidrolisis enzimatis tidak terjadi degradasi gula hasil hidrolisis,
dapat berlangsung pada suhu rendah, dan memberikan hasil yang lebih tinggi
(Taherzadeh dan Karimi, 2007).
Loebis (2008), telah melakukan penelitian optimasi terhadap suhu dan pH
pada hidrolisis TKKS menggunakan enzim selulase komersial untuk mendapatkan
gula pereduksi, diperoleh Analit: Analytical and Environmental Chemistry, E-ISSN
2540-8267 Volume 1, No 01, Oktober 2016 Anal.Environ.Chem. 10 kondisi optimum
adalah pH 5 dan suhu 60oC. Gayang (2013) telah melakukan penelitian konversi
lignoselulosa tandan kosong kelapa sawit menjadi gula pereduksi menggunakan
enzim xilanase dan selulase komersial. Diperoleh kondisi optimum hidrolisis
menggunakan enzim selulase komersial adalah pada konsentrasi 0,5% selulase dan
waktu hidrolisis selama 96 jam. Oleh karena itu, dibutuhkan proses hidrolisis
enzimatik menggunakan enzim selulase komersial dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dan waktu hidrolisis yang lebih lama.

2.4 Proses Asam Laktat


Asam laktat dapat dihasilkan melalui proses fermentasi atau secara sintesa
kimiawi. Fermentasi merupakan metoda yang paling banyak digunakan oleh industri
untuk menghasilkan asam laktat. Sekitar 90 % total produksi asam laktat di seluruh
dunia dibuat melalui fermentasi oleh bakteri dan sisanya diproduksi secara sintetis
melalui hidrolisis acetonitrile. Proses pembuatan asam laktat secara fermentasi
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan sintesis secara kimia yaitu
biaya produksi rendah karena beroperasi pada temperatur rendah sehingga
konsumsi energi pun rendah (John,dkk, 2007). Proses fermentasi untuk
mendapatkan asam laktat dapat diklasifikasikan sesuai dengan jenis bakteri yang
digunakan (Lopes & Jardini, 2012). Fermentasi bisa berlangsung dengan kondisi
anaerob atau aerob (Matsumoto & Taguchi,2010).
Sumber karbon yang digunakan mikroba dalam memproduksi asam laktat
dapat berupa gula dalam bentuk murni seperti glukosa, sukrosa, bahan laktosa atau
gula yang mengandung molase, whey, ampas tebu, singkong ampas tebu, dan
bahan tepung dari ubi, tepung, gandum dan barley. Bahan yang mengandung
sukrosa seperti molase biasanya banyak digunakan sebagai bahan baku untuk
produksi asam laktat dikarenakan harganya yang murah. Ampas tebu digunakan
sebagai bahan baku untuk produksi asam laktat oleh Rhizopus oryzae dan
Lactobacillus dalam fermentasi solid-state dengan menambah gula atau pati
hidrolisat sebagai sumber karbon. Hidrolisis TKKS menjadi glukosa dikatalisis oleh
enzim selulase. Selulase dapat dihasilkan dari mikroorganisme diantaranya
Trichoderma reesei, T. long bractium, T. harzianum, T.pseudokoningii, Aspergillus
terreus. Fermentasi glukosa dapat dilakukan oleh bakteri asam laktat dan beberapa
jamur berfilamen. Organisme yang terutama menghasilkan isomer L adalah
amylophilus Lattobacilli, Lactobacillus bavaricus, Lactobacillus casei, Lactobacillus
maltaromicus, dan Salivarius lactobacilli. Strain seperti Lactobacilli, Lactobacillus
delbrueckii jensenii dan Lactobacillus acidophilus menghasilkan D-isomer atau
campuran dari keduanya. Kisaran pH untuk memproduksi asam.

2.5 Proses Sodium Laktat


Sodium laktat dapat diproduksi hanya dengan satu cara, yaitu mereaksikan
asam laktat (C3H6O3) dengan natrium hidroksida (NaOH) menjadi sodium laktat
(C3H5O3Ca) dan air (H2O) (US Patent 2,143,362. 1939).

2.6 Studi Literatur


Berdasarkan research mapping yang telah dilakukan terdapat penelitian yang
membahas mengenai pembuatan Pra Rancangan Pabrik Sodium Laktat dari tandan
kosong kelapa sawit menggunakan proses fermentasi.
Gambar 2.1 Research landscape oil palm empty fruit bunch

Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan pada proses pembuatan


sodium laktat menggunakan proses fermentasi salah satunya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Juturu & Wu pada tahun 2018 tentang Tren dan kerumitan dalam
produksi mikroba asam laktat dari biomassa lignoselulosa. Dimana prosedur
percobaan ini dengan melakukan fermentasi asam laktat dilakukan dalam fermentor.
Fermentasi dilakukan tanpa mengeluarkan gas inert ke dalam sistem dan media
terus diaduk pada 350 rpm. pH dikontrol pada 6,0 dengan menambahkan 35% (b/v)
Ca(OH)2. Reaksi berlangsung selama 10 jam. Umpan hasil fermentasi masih
mengandung sisa biomassa, nutrisi, dan pengotor lain. Oleh karena itu, dialirkan ke
dalam rotary vacuum filter untuk memisahkan sisa biomassa dan nutrisi dari
fermentasi serta pengotor. Larutan kalsium laktat setelah proses pemisahan
dialirkan menuju acidifier. Penambahan dengan H 2SO4 ke dalam kalsium laktat
digunakan untuk membentuk asam laktat dan CaSO4. Semakin besar kelarutan
sampel dalam alcohol maka semakin baik mutunya. Larutan asam laktat keluaran
dengan kemurnian 70% asam laktat dan 30% air diumpankan ke reaktor untuk
mereaksikan larutan asam laktat dengan NaOH menjadi sodium laktat. Asam laktat
70 % direaksikan dengan NaOH 50% dengan perbandingan berat 30 : 19 pada suhu
71oC dan tekanan 1 atm (konversi 97%) di mana sodium laktat yang dihasilkan akan
mempunyai konsentrasi 60%.

Berdasarkan tabel didapatkan bahwa terdapat banyak penelitian yang menggunakan


palm empty fruit bunches yang relevan yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2 Research mapping oil palm empty fruit bunch
No. Term Occurrences Relevan
1. Pome 54 2.65
2. Palm oil mill effluent 62 2.24
3. Lactic acid 51 1.87
4. Fresh fruit bunch 28 1.53
5. Palm 46 1.41
6. Fermentation 78 1.36
7. Oil palm empty fruit bunch 127 1.12
8. Fruit 40 0.84
9. Study 40 0.74
10. Empty fruit bunch 166 0.72
11. Lactate 175 0.70
12. Efb 89 0.66
13. Ethanol 27 0.63
14. Production 252 0.47
15. Oil palm 34 0.43
16. Palm oil 48 0.30
17. review 44 0.16
18. biomass 84 0.16
BAB III
METODE RISET

3.1 Tahapan Penelitian


3.1.1 Studi Literatur
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur. Metode
studi literatur merupakan bentuk penelitian yang dilakukan melalui penelusuran
dengan membaca berbagai sumber baik buku dan jurnal yang berkaitan dengan
topik riset untuk menjawab isu atau permasalahan yang ada. Sumber pencarian
literatur yang digunakan dalam riset ini ditelusuri melalui:
1. Textbook dan jurnal yang berhubungan dengan bidang Teknik Kimia
2. Studi literature menggunakan Publish or Perish dan VosViewers yang
menghasilkan Research Landscape.

3.2 Metode dan tata laksana perancangan desain pabrik


Metode yang dilakukan untuk desain pabrik dibagi menjadi 2 metode, yaitu
sebagai berikut:
1. Metode langsung: melakukan survei langsung industri kelapa sawit.
2. Metode tidak langsung: membuat desain prarancangan pabrik.

3.3 Membuat perancangan desain pabrik


Proses pembuatan sodium laktat yang dipilih pada desain pabrik ini adalah
proses fermentasi, berikut merupakan rincian proses pembuatan sodium laktat
(Juturu & Wu. 2018).
1. Penggilingan TKKS
TKKS diperoleh dari perkebunan kelapa sawit yang kemudian dicuci
terlebih dahulu dan dihancurkan menggunakan crusher untuk mendapatkan
serat yang halus. Sehingga memudahkan penggilingan TKKS menggunakan
cutting mill. TKKS kemudian dihidrolisis dengan katalis asam untuk
mendapatkan gula yang dapat difermentasi.
2. Hidrolisis TKKS dengan katalis asam
Hidrolisis TKKS dengan katalis asam dilakukan dalam reaktor
hidrolisis. Serbuk TKKS dicampur dengan air proses 20% dan enzim selulase
0,1% dari total TKKS. Campuran dipanaskan pada suhu 50°C selama 4 jam.
3. Fermentasi asam laktat
Kultur bakteri yang diperlukan untuk proses fermentasi asam laktat
terdiri dari ragi (2%) dan (NH4)2SO4 (0,2%) dengan pertumbuhan selama
reaksi 10% dari jumlah TKKS yang masuk. Fermentasi asam laktat dilakukan
dalam fermentor. Fermentasi dilakukan tanpa mengeluarkan gas inert ke
dalam sistem dan media terus diaduk pada 350 rpm. pH dikontrol pada 6,0
dengan menambahkan 35% (b/v) Ca(OH)2. Reaksi berlangsung selama 10
jam.
4. Pemisahan biomassa, sisa nutrisi dan kotoran lain
Umpan hasil fermentasi masih mengandung sisa biomassa, nutrisi,
dan pengotor lain. Oleh karena itu, dialirkan air pencuci ke dalam rotary
vacuum filter untuk memisahkan sisa biomassa dan nutrisi dari fermentasi
serta pengotor sehingga terpisah antara filtrat dan cake.
5. Pengasaman
Larutan kalsium laktat setelah proses pemisahan dialirkan menuju
acidifier (Keyes, 1957). Penambahan dengan H 2SO4 ke dalam kalsium laktat
digunakan untuk membentuk asam laktat dan CaSO 4 (Ullman, 2007). CaSO4
yang terbentuk berfungsi sebagai koagulan yang dapat mengikat dan
mengendapkan padatan yang terlarut yang nantinya akan disaring. Reaksi
berlangsung pada suhu 82 oC dan 1 atm dengan konversi reaksi 92%.
6. Pemisahan CaSO4, H2SO4, dan kalsium laktat
Larutan asam laktat masih mengandung sisa-sisa asam sulfat dan
kalsium laktat yang tidak bereaksi serta CaSO 4 (gypsum). Pemisahan zat-zat
tersebut dari larutan menggunakan rotary vacuum filter. Kemudian larutan
asam laktat dipekatkan menggunakan evaporator untuk menghilangkan
sebagian kadar air sampai konsentrasi asam laktat mencapai 70% yang akan
direaksikan dengan sodium laktat.
7. Penetralan Sodium Laktat
Larutan asam laktat keluaran dengan kemurnian 70% asam laktat dan
30% air diumpankan ke reaktor untuk mereaksikan larutan asam laktat
dengan NaOH menjadi sodium laktat. Asam laktat 70 % direaksikan dengan
NaOH 50% dengan perbandingan berat 30:19 pada suhu 71 oC dan tekanan 1
atm (konversi 97%) di mana sodium laktat yang dihasilkan akan mempunyai
konsentrasi 60%. (US. Paten. 2,143,362. 1939)
Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Produksi Sodium Laktat

3.2 Neraca Massa dan Neraca Energi


3.2.1. Neraca Massa
Massa masuk pada proses pembuatan sodium laktat menggunakan bahan
baku berupa TKKS sebesar 98.201 kg/batch yang akan mengandung selulosa
sebesar 44.848 kg/batch. Ditambahkan enzim selulase 49,10 kg/batch dan air
proses sebesar 19.640 kg/batch. Dari hasil proses hidrolisis dengan menggunakan
bahan baku diatas dihasilkan glukosa sebesar 44.848 kg/batch yang kemudian akan
difermentasi dengan kultur bakteri yang terdiri dari ragi 1.964 kg/batch dan
(NH4)2SO4 196 kg/batch. Dari hasil proses fermentasi dihasilkan asam laktat 42.606
kg/batch yang kemudian direaksikan dengan Ca(OH) 2 sebanyak 17.515 kg/batch
menghasilkan kalsium laktat sebanyak 49.020 kg/batch. Kemudian aliran dialirkan
secara kontinu selama 20 jam dengan aliran per jam nya adalah 6.889 kg/jam.
Setelah fementasi, campuran dipisahkan antara cake (51,54%) dan filtrat (48,46%)
sehingga yang tersisa yaitu larutan kalsium laktat sebanyak 3.645 kg/jam. Larutan
kalsium laktat ditambahkan asam sulfat yang menghasilkan asam laktat 1.929
kg/jam dan produk samping yaitu kalsium sulfat 1.379 kg/jam. Setelah itu,
dipisahkan cake (36,99%) dan filtrat (63,01%) yang menghasilkan larutan asam
laktat sebanyak 3.509,20 kg/jam. Cake kemudian direcycle menuju ke reaktor
acidifier dan hasilnya ditampung bersamaan dengan filtrat larutan asam laktat
sehingga menjadi 4.047 kg/jam. Larutan asam laktat mengandung air sebesar 1.976
kg/jam yang kemudian akan dihilangkan kadar airnya sehingga konsentrasi asam
laktat menjadi 70% sehingga berat larutan asam laktat menjadi 2.958,66 kg/jam.
Larutan asam laktat direaksikan dengan NaOH 50% dengan rasio 30:19 yang
menghasilkan larutan sodium laktat sebanyak 4.832 kg/jam. Larutan kemudian
dihilangkan kadar air nya hingga konsentrasi sodium laktat menjadi 60%, kadar air
yang dihilangkan sebanyak 665,81 kg/jam dan sodium laktat sebanyak 2.500 kg/jam.

Energi yang dibutuhkan dalam proses produksi sodium laktat sebesar


23.739.498,57 kJ/jam. Energi yang dilepaskan selama reaksi sebesar -2.150.146,47
kJ/jam. Energi yang dilepaskan sebesar 21.589.352,10 kJ/jam. Energi tersebut
merupakan jumlah energi yang dibutuhkan setiap alat proses mulai dari proses
hidrolisis selulosa dari TKKS, proses fermentasi, proses acidifier, dan proses reaksi
dengan NaOH.

Unit Utilitas dan Pengolahan Limbah


3.3.1 Unit Pendukung Proses

Unit Pendukung Proses atau biasa disebut unit utilitas merupakan sarana
penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada
umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan listrik.

3.3.2 Unit Penyediaan Air


Unit ini bertugas menyediakan dan mengelola air untuk memenuhi kebutuhan
air sebagai berikut:
a. Air untuk penyediaan umum dan sanitasi
Air sanitasi diperlukan untuk pencucian atau pembersihan peralatan pabrik,
utilitas, laboratorium, dan lain-lain.
b. Air pendingin
Air pendingin diperlukan untuk proses-proses
c. Pertukaran atau perpindahan panas
Dalam heat exchanger dengan tujuan untuk memindahkan panas suatu zat di
dalam aliran ke dalam air. Air pendingin diproduksi oleh menara pendingin
(cooling tower). Unit air pendingin ini mengolah air dengan proses
pendinginan dari suhu 42oC menjadi 35oC.
Proses pendinginan di cooling tower:
1. Cooling Water yang telah menyerap panas proses pabrik dialirkan kembali ke
Cooling tower untuk didinginkan.
2. Air dialirkan ke bagian atas Cooling tower kemudian dijatuhkan ke bawah dan
akan kontak dengan aliran udara yang dihisap oleh Induce Draft (ID) Fan.
3. Akibat kontak dengan aliran udara terjadi proses pengambilan panas dari air
oleh udara dan juga terjadi proses penguapan sebagian air dengan melepas
panas laten yang akan mendinginkan air yang jatuh ke bawah.
4. Air yang telah menjadi dingin tersebut dapat ditampung di Basin dan dapat
dipergunakan kembali sebagai cooling water
5. Air dingin dari Basin dikirim kembali untuk mendinginkan proses di pabrik
menggunakan pompa sirkulasi Cooling water.

3.3.3 Penjernihan (clarification)


Bahan baku air diambil dari air sungai. Air masuk ke dalam bak sedimentasi
untuk mengendapkan dan memisahkan lumpur yang mungkin terbawa, yang dapat
menyebabkan gangguan fouling di dalam proses penyediaan air bebas mineral.
untuk menyempurnakan proses flokulasi dan penjernihan, digunakan bahan kimia
koagulasi yaitu:
● Larutan Alum (Aluminium Sulfat)
Alum berfungsi sebagai bahan penggumpal (flocculant) untuk menjernihkan
air. Pembentukan flok terbaik pada pH 6,5-7,5.
● Soda Kaustik (NaOH)
diinjeksikan untuk mengatur pH atau memberikan kondisi basa air sungai
sehingga mempermudah pembentukan flok. Jumlah soda abu yang
diinjeksikan sebanyak 0,05% dari air umpan dengan konsentrasi 40% volume.
● kaporit
berfungsi untuk membunuh bakteri, jamur,dan mikroorganisme. Jumlah
kaporit yang diinjeksikan sebanyak 1,2% dari umpan dengan konsentrasi 30%
Volume.

3.3.4 Demineralisasi
Fungsi dari demineralisasi adalah mengambil semua ion yang terkandung
didalam air. air yang telah mengalami proses ini disebut air demin (deionized water).
sistem ini disiapkan untuk mengolah air filter dengan penukar ion (Heat Exchanger)
untuk menghilangkan padatan yang terlarut di dalam dan menghasilkan air demin
sebagai air umpan ketel ( boiler feed water) untuk membangkitkan steam tekanan
476 kPa dan temperatur 150 derajat celcius.

3.3.5 Pengolahan Limbah


Beberapa limbah yang dihasilkan dari pabrik sodium laktat sebagai berikut:
a. air buangan sanitasi
b. air buangan dari peralatan proses
c. limbah campuran gula dan alkohol

3.3.6 Laboratorium
Dengan data yang diperoleh dari Laboratorium maka proses produksi akan
selalu dapat dikendalikan dan kualitas produk dapat dijaga sesuai dengan spesifikasi
yang diharapkan. Disamping itu juga berperan dalam pengendali pencemaran
lingkungan. Laboratorium memiliki tugas pokok antara lain:
1. sebagai pengendali kualitas bahan baku dan produk
2. sebagai pengendali terhadap proses produksi dengan melakukan analisis
terhadap pencemaran lingkungan meliputi polusi udara, limbah cair dan
limbah padat.
3. sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan boiler,
steam dan lainnya yang berkaitan dengan proses produksi.

3.3.7 instrumentasi dan pengendalian proses


Dalam pengoperasian dan pengendalian alat-alat proses, diperlukan sistem
instrumentasi yang dapat mengukur, mengindikasikan, dan mencatat variabel-
variabel proses . Variabel proses itu antara lain temperatur, tekanan , laju alir, dan
ketinggian. pengendalian terhadap proses bahan baku dan produk dilakukan di
laboratorium pabrik.
sistem pengendalian di pabrik caprolactam ini menggunakan distributed control
system (DCS). Sistem ini mempergunakan komputer microcompresor yang
membagi aplikasi besar menjadi sub-sub yang lebih kecil. pengendalian dilakukan
dalam programmable logic controller dengan cara mengubah data-data tersebut
menjadi sinyal elektrik untuk pembukaan atau penutupan valve. untuk melakukan
perhitungan matematis yang rumit dan kompleks dibutuhkan supervisor control
system (SCS).

3.4 Analisis Ekonomi

Evaluasi atau uji kelayakan ekonomi Pabrik Alkyd Resin dilakukan dengan
menghitung Return on Investment (ROI), Payout Time (POT), Break Even Point
(BEP), Shut Down Point (SDP), dan Cash Flow pabrik yang dihitung dengan
menggunakan metode discounted cash flow (DCF).
BAB IV
LUARAN/OUTPUT

Luaran yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut.


1. Pembuatan desain prarancangan pabrik untuk mengatasi limbah TKKS pada
perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang menjadi inovasi baru produk
sodium laktat guna mengurangi kebutuhan impor dalam negeri.
2. Diperoleh laporan prarancangan pabrik yang layak untuk pabrik sodium laktat
dari TKKS.
3. Publikasi dalam bentuk artikel ilmiah di jurnal rekayasa kimia dan lingkungan.
4. Video yang akan diunggah di social media.
5. Poster yang akan dipublikasikan pada seminar nasional teknik kimia
Indonesia.
BAB V
JADWAL KEGIATAN

Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan, dimulai dari penandatangan kontrak
penelitian. Rincian jadwal penelitian dijelaskan pada Tabel di bawah ini:

NO JENIS KEGIATAN Bulan

1 2 3 4

I Persiapan
1 Diskusi Awal
2 Penyusunan Proposal
3 Penentuan Lokasi
Sampel
II Pelaksanaan Penelitian
4 Pengumpulan data
sekunder
5 Survei
6 Perancangan desain
III Penulisan Laporan
8 Analisa Data
9 Penulisan Draft
10 Diskusi dan Revisi
11 Penulisan Laporan Akhir
BAB VI
PENDANAAN

Biaya yang diajukan dalam penelitian ini sejumlah Rp.19.313.776 (Sembilan Belas Juta Tiga
Ratus Tiga Belas Ribu Tujuh Ratus Tujuh Puluh Enam Rupiah), dengan komposisi sebagai
berikut:

NO JENIS PENGELUARAN PRESENTASI ESTIMASI BIAYA


PENDANAAN
1 Peralatan penunjang 30% 10.878.776
2 Biaya pembelian bahan baku 40% 1.735.000
dan bahan penunjang
penelitian
3 Transportasi / perjalanan 15% 4.900.000
4 Biaya publikasi 15% 1.800.000
LAMPIRAN 1
BIODATA KETUA PENELITIAN

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :
3. Program Studi :
4. NIM/NIDN :
5. Tempat dan Tanggal Lahir :
6. E-mail :
7. Nomor Telepon/HP :
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Institusi

Jurusan

Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


NO Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
NO Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan dana lomba riset sawit tingkat mahasiswa
dengan judul penelitian …………………
Kota, tanggal-bulan-tahun
Pengusul,

Tanda tangan
(Nama Lengkap)
LAMPIRAN 2
BIODATA ANGGOTA

A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :
3. Program Studi :
4. NIM/NIDN :
5. Tempat dan Tanggal Lahir :
6. E-mail :
7. Nomor Telepon/HP :

B. Riwayat Pendidikan
NO SD SMP SMA

Nama Institusi

Jurusan

Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


NO Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
NO Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan dana lomba riset sawit tingkat mahasiswa
dengan judul penelitian …………………
Kota, tanggal-bulan-tahun
Pengusul,

Tanda tangan
(Nama Lengkap)
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :
3. Program Studi :
4. NIM/NIDN :
5. Tempat dan Tanggal Lahir :
6. E-mail :
7. Nomor Telepon/HP :

B. Riwayat Pendidikan
NO SD SMP SMA

Nama Institusi

Jurusan

Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


NO Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
NO Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan

3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan dana lomba riset sawit tingkat mahasiswa
dengan judul penelitian …………………
Kota, tanggal-bulan-tahun
Pengusul,

Tanda tangan
(Nama Lengkap)
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap :
2. Jenis Kelamin :
3. Program Studi :
4. NIM/NIDN :
5. Tempat dan Tanggal Lahir :
6. E-mail :
7. Nomor Telepon/HP :

B. Riwayat Pendidikan
NO SD SMP SMA

Nama Institusi

Jurusan

Tahun Masuk-Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


NO Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Waktu dan
Seminar Ilmiah Tempat

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau


institusi lainnya)
NO Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan

3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan dana lomba riset sawit tingkat mahasiswa
dengan judul penelitian …………………
Kota, tanggal-bulan-tahun
Pengusul,

Tanda tangan
(Nama Lengkap)
LAMPIRAN 3
RINCIAN ANGGARAN KEGIATAN

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)


Pemakaian

Software Ms. Pembuatan 12 bulan 234.600/bulan 2.815.200


Visio desain pabrik
(Berlanggan
an)

Software Pembuatan 12 bulan 203.043/bulan 2.436.516


Aspen desain pabrik
(Berlanggan
an)

Software Pembuatan 1 bulan 3.800.000/bulan 3.800.000


Autocad desain pabrik
2023
(Berlanggan
an)

Berlanggan Pencarian 10 jurnal 182.706/jurnal 1.827.060


an studi literatur
Sciencedirect

SUB TOTAL (Rp) 10.878.776

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)

Kertas HVS Mencetak hasil 10 rim 52.000/rim 520.000


A4 riset

Kertas HVS Mencetak hasil 5 rim 55.000/rim 275.000


F4 riset

Tinta printer Mencetak hasil 8 buah 80.000/buah 640.000


Brother riset

Perlengkapan Melengkapi 1 set 300.000/set 300.000


ATK (Alat kebutuhan
Tulis Kantor) dalam
mengolah data

SUB TOTAL (Rp) 1.735.000

3. Perjalanan

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)

Perjalanan ke Survei pabrik, 3 500.000 1.500.000


PTPN VII lahan dan
Bekri perkebunan

Perjalanan ke Survei pabrik 1 1.000.000 1.000.000


Lampung Asam sitrat
tengah
(Pabrik asam
sitrat)
Sewa mobil untuk 1x4 400.000 1.600.000
perjalanan (perjalanan)
ketempat mitra
dan pengujian

Bensin untuk 1x4 200.000 800.000


perjalanan (perjalanan)
ketempat mitra
dan pengujian

SUB TOTAL (Rp) 4.900.000

4. Lain – lain

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)

Konsumsi Untuk konsumsi 60 orang 30.000/orang 1.800.000


ditempat mitra
dan pengujian

SUB TOTAL (Rp) 1.800.000

TOTAL (Rp) 19.313.776


LAMPIRAN 4
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
NIM :
Program Studi : Teknik Kimia
Fakultas : Teknik

Dengan ini menyatakan bahwa proposal lomba riset sawit tingkat mahasiswa saya
dengan judul :
…………………………………………………………………………………………………
yang diusulkan untuk tahun anggaran …… bersifat original dan atau belum
pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
(kota domisili), tanggal-bulan-tahun

Mengetahui,
Wakil/Pembantu Dekan atau Yang Menyatakan,
Ketua Jurusan/Departemen/Program
Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan
Mahasiswa*) Materai rp 10.000
tanda tangan
Cap dan tanda tangan

(Nama Lengkap) NIP/NIK


(Nama Lengkap) NIM

Anda mungkin juga menyukai