Anda di halaman 1dari 4

Evaluasi Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkebunan kelapa sawit di Indonesia baik milik swasta maupun Negara
kami telah berkembang pesat jumlahnya. Dari data yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2015 luas areal kelapa sawit di Indonesia
seluas 11.3 Juta Ha dan pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 11.67 juta Ha
yang meliputi luas areal Perkebunan Besar Swasta (PBS) sebesar 5.97 juta Ha,
luas areal Perkebunan Rakyat (PR) sebesar 4.57 juta Ha, dan luas areal
Perkebunan Besar Negara (PBN) sebesar 0.75 juta Ha (Direktorat Jendral
Perkebunan, 2015).

Dengan meningkatnya lahan kelapa sawit, tidak dipungkiri maka akan


menyebabkan peningkatan produksi Crude Palm Oil (CPO). Hal ini berarti
Indonesia telah menjadi negara dengan volume eksport CPO yang tinggi.
Berdasarkan data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)
produksi CPO tahun 2016 mencapai 31.5 juta ton dan palm kernel oil (PKO)
sebesar 3 juta ton, sehingga total keseluruhan produksi minyak sawit Indonesia
adalah 34.5 juta ton (GAPKI, 2017).

Produksi yang besar ini minyak sawit akan menghasilkan banyak limbah
yang langsung dapat mempengaruhi lingkungan. Palm oil mill effluent (POME)
dan tandan kosong (EFB) adalah produk limbah utama dari industri minyak sawit
yang bahaya lingkungan dari proses TPA. Ada total 423 pabrik minyak sawit
dengan kapasitas produksi Anaerobik Co-kompos TKS sekitar 78 - 89 juta ton
tandan buah segar (TBS) per tahun seperti yang dijelaskan oleh Singh et al.
Dengan hampir 4.70 juta ha lahan ditanami dan 416 pabrik yang beroperasi di
seluruh negeri, industri minyak sawit diperkirakan akan menghasilkan lebih dari
19,8 juta ton TKS (berat basah) dan 60 juta ton POME (Ishak, 2014).

Definisi limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen


penyebab pencemaran terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan
lagi bagi masyarakat. Limbah industri kebanyakan menghasilkan limbah yang

Pabrik Teso Satu (PTS) PT. Citra Riau Sarana 1


Evaluasi Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit

bersifat cair atau padat yang masih kaya dengan zat organik yang mudah
mengalami peruraian. Kebanyakan industri yang ada membuang limbahnya ke
perairan terbuka, sehingga dalam waktu yang relatif singkat akan terjadi bau
busuk sebagai akibat terjadinya fermentasi limbah (Ardilla, 2014).

Seiring dengan bertambahnya laju pertumbuhan tanaman kelapa sawit


maka industri pengolahan kelapa sawit juga mengalami peningkatan. Selain
menghasilkan minyak kelapa sawit yang tinggi maka juga menghasilkan limbah
yang terdiri atas limbah padat dan limbah cair. Limbah padat pabrik kelapa sawit
berasal dari proses pengolahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS), cangkang
atau tempurung, serabut atau serat, lumpur dan bungkil. Sedangkan limbah cair
dari pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses
klarifikasi dan buangan hidrosiklon (Ardilla, 2014).

Pembangunan Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan atau Sustainable


Palm Oil merupakan kewajiban yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam
upaya memelihara lingkungan, meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial dan
penegakan peraturan perundangan Indonesia di bidang perkelapa-sawitan.
Penerapan kewajiban kebun sawit yang berkelanjutan ini telah dilakukan sejak
peluncuran Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian
Sustainable Palm Oil/ISPO) di Medan pada Maret tahun 2011 (Permentan, 2015).

Agar proses produksi pada perusahaan berbasis lingkungan maka


pengolahan limbah padat berupa Tandan kosong kelapa sawit, cangkang, lumpur
dari kolam IPAL, dan fiber di PTS PT. Citra Riau Sarana diharapkan mengacu
pada pemanfaatan kembali atau konsep cradle to cradle. Maka perlu dilakukan
peninjauan dilapangan dan evaluasi untuk melihat bagaimana pengolahan limbah
padat di Pabrik Teso Satu PT. Citra Riau Sarana ini agar proses pengolahan dan
pengelolaan limbah padat di pabrik ini menjadi optimal serta limbah yang
dihasilkan tidak berdampak mencemari lingkungan. Oleh karena itu, dengan
diadakannya kerja praktek ini diharapkan terjadi proses alih informasi dan alih
teknologi mengenai pemanfaatan limbah padat di pabrik kelapa sawit yang selain
dapat mnegurangi limbah juga dapat menambah keuntungan bagi pabrik tersebut.

Pabrik Teso Satu (PTS) PT. Citra Riau Sarana 2


Evaluasi Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Pelaksanaan kerja praktek dilakukan langsung di perusahaan dengan tujuan
sebagai berikut:
 Memperluas pengetahuan dibidang Pengolahan Limbah padat di PTS PT.
Citra Riau Sarana
 Untuk merealisasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan atau
pembelajaran yang didapat selama perkuliahan ke dalam dunia kerja.
 Untuk mendapatkan pengetahuan tentang organisasi kerja, masalah teknis
yang nyata terjadi, serta solusi didunia kerja.
 Memahami pemahaman yang lebih mengenai penerapan teknologi
rekayasa dalam pengolahan limbah padat yang ada di industri, khususnya
di PTS PT. Citra Riau Sarana.
 Memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktek sebagai syarat pada
Program Studi Teknik Lingkungan.

1.3 Tempat dan Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan kerja Praktek dilakukan selama tanggal 01 Februari – 01


Maret 2017. Kerja praktek ini diaksanakan di Pabrik Teso Satu (PTS) PT. Citra
Riau Sarana kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
Dalam masa kerja praktek penetapan mahasiswa sepenuhnya diatur oleh mill
manager yang dibantu oleh asisten kepala dan jajaran asisten di PTS PT. CRS.
Kerja praktek ini bermaksud untuk melihat aplikasi lapangan dari ilmu yang
didapat selama masa perkuliahan. Dan penulis mendapat tugas khusus Evaluasi
Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit di Pabrik Teso Satu (PTS) PT.
Citra Riau Sarana - Kuantan Singingi.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Ruang Lingkup Kerja Praktek meliputi :
 Peninjauan lapangan an komunikasi langsung mengenai kondisi pada bagian
Pengolaan Limbah Padat di PTS (Pabrik Teso Satu).
 Pengumpulan informasi melalui literature.

Pabrik Teso Satu (PTS) PT. Citra Riau Sarana 3


Evaluasi Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Sawit

 Mempelajari alur pengelolaan limbah padat yang dihasilkan dari Pabrik Tesa
Satu (PTS).

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu kerja praktek yang dilaksanakan pada PTS PT. Citra Riau Sarana
yaitu dari tanggal 01 Februari – 01 Maret 2017.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam Laporan Kerja Praktek ini, penulis menggunakan sistematik
penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan.

BAB II : TINAJAUAN PUSTAKA


Dasar teori yang berkaitan engan tugas khusus.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


Menjelaskan secara detail dan lengkap tentang kondisi eksisting
objek KP, menjelaskan secara detail mengenai operasi dan
pemeliharaan dan system pengelolaan lingkungan. Dan
memberikan gambaran mengenai profil lengkap perusahanan.

BAB IV : TUGAS KHUSUS


Berisi tugas yang diberikan oleh penanggung jawab tempat kerja
praktek diselenggarakan, atau dari pembimbing.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARANA


Berisi tentang kesimulan dan saran mahasiswa terhadap
pelaksanaan kerja praktek dan pemeliharaan system pengolahan
limbah di objek KP.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Pabrik Teso Satu (PTS) PT. Citra Riau Sarana 4

Anda mungkin juga menyukai