Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan sebelumnya hidup secara liar di hutan.
Untuk hasil yang baik, tanaman kelapa sawit membutuhkan curah hujan dari 80 inchi (2032
cm ) atau lebih pertahun dengan suhu maksimum rata-rata 29 - 32C dan suhu minimum
rata-rata 22 - 24 C. Kalau kondisi demikian dapat di peroleh maka PKS dapat menghasilkan
25 s/d 30 Ton tandan segar ( FFB ) / HA / Tahun ( Pardamean, 2008 : 8 ).

Buah sawit berbentuk bulat lonjong dengan panjang 2 cm sampai 5 cm dengan


berat 3 gram. Secara botani buah sawit ini terdiri Singel Seed ( kernel ) yang di kelilingi atau
di bungkus pericarp. Pericarp terdiri dari 3 lapisan, yaitu :

1. Cangkang = Hard Endocarp ( Shell )

2. Daging Buah Berserat = Messocarp ( fleshy fibrous )

3. Kulit Selaput Bagian Luar = Exocarp ( the tihin externalway skin )

Pada kenyataan buah kelapa sawit itu dinyatakan terdiri dari biji ( nut ) dan di bungkus oleh
pericarp. Biji ( nut ) terdiri dari inti ( kernel ) dan cangkang ( shell = endocarp ). Sedangkan
pericarp mengartikan suatu kombinasi mesocarp dan exocarp ( Pardamean, 2008 : 4 ).

Tanaman kelapa sawit menghasilkan minyak sawit yang terbagi menjadi dua yaitu minyak
sawit ( Palm oil ) di dapatkan dengan memproses daging buah dan minyak inti kelapa sawit (
palm kernel oil ) yang di peroleh dengan memecah tempurung inti dan mengolah kernel.
Kedua jenis minyak tergolong kepada jenis minyak atau lemak yang dapat di makan ( Edible
oil and fat ). Minyak yang di hasilkan dalam pengolahan di perkebunan masih dalam bentuk
minyak kasar atau Crude Oil, tidak dapat di gunakan secara langsung. Untuk dapat di
gunakan harus mengalami proses pengolahaan lagi seperti pemurnian ( refening ), pemutihan
( bleaching ) dan pemisahan ( fraksinasi ).

Kami memilih industri kelapa sawit sebagai tempat kerja praktek karena kelapa sawit
merupakan salah satu komoditas penting. Selama kurang waktu 20 tahun terakhir kelapa
sawit menjadi komoditas andalan ekspor. Awalnya, industri kelapa sawit menghasilkan
minyak mentah atau CPO ( crude palm oil ) untuk diekspor. Namun, beberapa tahun terakhir
ini banyak bermunculan pabrik pengolahan minyak mentah maupun industri kimia yang
menggunakan bahan baku dari minyak kelapa sawit.

1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK

Adapun yang menjadi tujuan daripada kerja praktek pada jurusan teknik mesin
Universitas Darma Agung adalah sebagai berikut :

1. Mengenal sistem kerja dan sistem organisasi di PT. Perkebunan Nusantara II

2. Mempelajari dan mengetahui urutan proses produksi pabrik kelapa sawit ( PKS )

3. Membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di perguruan tinggi dengan


dunia Perindustrian

4. Mempelajari pengetahuan operasional yang berhubungan dengan sistem


pembangkit

Tenaga dan mesin mesin produksi pada pabrik kelapa sawit

1.3 BATASAN MASALAH

Batasan masalah pada kerja praktek yang dilakukan adalah :

1. Kerja praktek dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara II yaitu sebuah Badan


Usaha Milik, Negara ( BUMN ) yang bergerak di bidang industrian pengolahan
buah kelapa sawit Menjadi CPO dan Palm Kernel

2. Kerja praktek yang meliputi bidang bidang yang berkaitan dengan displin ilmu
Teknik Mesin antra lain :

a. Organisasi dan Manajemen

b. Proses Produksi

c. Sistem Pembangkit

1.4 MANFAAT KERJA PRAKTEK

Adapun manfaat daripada kerja praktek adalah sebagai berikut :

1. Menguasai sistem manajemen yang baik di dalam perusahan

2. Agar mahasiswa mengetahui proses pengolahan buah kelapa sawit dari bahan
Bakumenjadi bahan setengah jadi

3. Mengetahui operasi sistem sistem produksi

4. Mengetahui prinsip kerja dari sistem pembangkit tenga dan proses maintenance
di pabrik

2
1.5 METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

1. Tahapan Persiapan
Yaitu mempersiapkan hal hal yang perlu untuk kegiatan penelitian seperti,
membuat permohonan kerja praktek pada departemen dan perusahaan, pengenalan
perusahaan,mengadakan konsultasi dengan koordinator kerja praktek dan dosen
pembimbing, serta membuat proposal.
2. Studi literatur
Mempelajari buku, karangan ilmiah, situs internet, dan majalah yang berhubungan
dengan masalah yang di hadapi di lapangan
3. Peninjauan lapangan
Melihat secara langsung keadaan atau kondisi perusahaan, pengenalan perusahaan,
Pimpinan dan karyawan.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data untuk menyusun laporan kerja praktek, seperti struktur
organisasi Perusahaan, proses produksi dan sistem pembangkit.
5. Membuat draf laporan kerja praktek
Membuat penulisan draf laporan kerja praktek sehubungan dengan data yang telah
diperoleh dari perusahaan
6. Asistensi
Mengassistensi draf laporan hasil kerja praktek kepada staf pembimbing perusahaan
dan dosen pembimbing
7. Penulisan laporan kerja praktek
Draft kerja praktek yang telah di assistensi, selanjutnya di seminarkan dan di jilid

1.6 METODE PENGUMPULAN DATA

Untuk kelancaran kerja praktek di PT. Perkebunan Nusantara II di perlukan metode


pengumpulan data sehingga data yang di peroleh sesuai dengan yang di inginkan sehingga
kerja praktek dapat di selesaikan sesuai dengan waktunya. Data yang di peroleh dari
perusahan dapat di kumpulkan dengan cara :

1. Pengamatan langsung terhadap sistem produksi di pabrik


2. Membaca laporan administrasi serta cacatan perusahaan yang berhubungan dengan
Data yang di butuhkan
3. Mengambil data data tambahan dari buku

BAB II

3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 SEJARAH SINGKAT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II

PTP Nusantara II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ).
Sebelumnya perusahaan ini di kuasai oleh Verenigde Dely My ( VDM ) yang merupakan
salah satu maskapai milik Belanda tang terbatas pada sektor perkebunan Tembakau Deli dan
setelah terjadi peralihan kekuasaan Belanda kepada Indonesia perusahaan ini di kenal dengan
nama NV. Deli Maskapai ( MODTCHAPPY ) yang berkantor pusat di Medan. Kemudian
dengan peraturan pemerintah perusahaan ini di beri nama perusahaan Negara Tembakau Deli
( PPNTD-I ).

Pada awal berdirinya Perkebunan Nasional Pagar Marbau adalah di bawah naungan
PTPN IX namun di dalam perkembangan PTPN IX bergabung bersama dengan PTPN II.
Awalnya perkebunan PTPN IX hanya menanam tembakau sebagai hasil utama. Namun sesuai
dengan izin diversifikasi usaha dari Menteri Pertanian dengan Surat keputusan
No.393/KPTS/UM/1970 tanggal 6 Agustus 1970 untuk Pagar Marbau dan Kuala Namu maka
kebun tembakau di konversikan menjadi kebun kelapa sawit. Kebun kebun tembakau yang
di konversikan adalah kebun dengan jenis tanah yang di golongkan kelas tiga untuk tembakau
yang produksinya rendah disebabkan derajat penyakit layu yang tinggi. Dengan perkataan
lain jika perkebunan tersebut di pertahankan untuk penanama tembakau akan menimbulkan
kerugian terus menerus.

Realisasi diversifikasi usaha dimulai dengan penanamam kelapa sawit secara bertahap

yaitu :

1971 : 325 Ha

1972 : 1000 Ha

1973 : 1175 Ha

1974 : 1000 Ha

1975 : 1000 Ha

1976 : 1000 Ha

Jumlah : 5500 Ha

Pembiayaan penanaman kelapa sawit dari tahun 1971 sampai dengan 1973 seluruh
dari PTP-IX. Untuk penanaman seterusnya beserta pembangunan pabrik di peroleh dari
Departemen Keuangan. Untuk tahun tahun selanjutnya perluasan tanaman juga dilakukan di

4
beberapa kebun lainnya sehingga jumlah keseluruhan tanaman terdapat pada tabel 1.1 di
bawah ini :

Kebun Luas ( Ha )

Pagar Marbau 7693,34

Batang Kuis 680,89

Klumpang 601,47

Bandar Klippa 32

Sampali 44

Saentis 14

Helvetia 146

Jumlah 9211,70

PKS ( Pabrik Kelapa Sawit ) Pagar Merbau di rencanakan pada tahun 1974 oleh
Direksi PTP IX. Pada tahun 1975 pembangunan pabrik di mulai dengan kapasistas produksi
awal 30 Ton TBS ( Tandan Buah Segar ) per jam dari yang di rencanakan 60 Ton TBS per
jam. Sebagai supplier adalah USINE DE WECKER, LUXEMBURG ( UDW ), dan dalam
hal ini menunjukkan PT. Atmindo Medan sebgai sub kontraktor yang melakukan sebagai
fabrikasi. Sedangkan Pekerjaan lain di luar Supply UDW seperti Water Treatment Plant,
Laboratorium, Work shop, Incenerator, Kantor, Drainage dan lain lain dikerjakan oleh
pemborong lokal. Untuk menjamin Supply berkualitas baik, PT. Narada consultan Bandung
di tunjuk sebagai konsultan PT. Perkebunan IX.

Penyelesaian pembangunan pabrik pada akhirnya November 1976 dan kemudian


dilakukan individual test, pemanasan perlahan lahan, pembersihan dan trial run. Pada
awal Januari 1977 pabrik mulai beroperasi secara berangsur angsur untuk kemudian
mencapai kapasistas penuh ( 30 ton TBS per jam ) pada awal Februari 1977 dan di lanjutkan
dengan Commisioning pada akhir Februari 1977.

Pabrik kelapa sawit Pagar Marbau di resmikan secara simbolis oleh Bapak Presiden
Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan prasasti di
perkebunan Adolina PTPN IV. Pada awalnya PKS Pagar Marbau dipimpin oleh seorang
administratur, namun pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan
pabrik, dimana kebun dipimpin oleh administratur dan pabrik dipimpin oleh seorang manager
pabrik sesuai dengan SKPTS Direksi PTPN II No. 11/KPTS/R.3/1999 tanggal 30 April 1999.

5
Walau terjadi pemisahan antara pabrik dengan kebun namun keduanya saling mendukung
karena pengadaan persediaan bahan baku untuk di olah setiap harinya sebagian besar bersal
dari kebun sendiri.

2.2 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Dalam menjalankan perusahan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efesian di
perlukan mekanisme lalu lintas yang baik. Untuk itu di perlukan struktur organisasi yang di
tetapkan oleh PTPN II PKS Pagar Marbau yang dipimpin oleh seorang manager yang di
bantu oleh beberapa staf dalam pelaksanaan tugasnya segenap karyawan mempunyai
komitmen memberikan produktivitas, efisiensi, laba dan pertumbuhan yang tinggi untuk
PTPN II.

Tabel 2.1 Jumlah pekerja PKS Pagar Marbau

NO KETERANGAN TOTAL ( ORANG )


1 Manager 1
2 KDT/ P 1
3 KTU 1
4 ASISTEN MAINTENANCE 1
5 ASISTEN LABORATORIUM 1
6 ASISTEN PENGOLAHAAN ( SHIFT I & 2
II )
7 PAPAM 1
8 MANDOR BENGKEL UMUM 1
9 MANDOR BENGKEL LISTRIK 1
10 MANDOR BENGKEL TRAKSI 1
11 MANDOR LABORATORIUM 1
12 MANDOR PENGOLAHAAN ( SHIFT I & 2
II )
13 KRANI I 1
14 DANTON 1
15 KARYAWAN BENGKEL UMUM 21
16 KARYAWAN BENGKEL LISTRIK 9
17 KARYAWAN BENGKEL TRAKSI 12
18 KARYAWAN BENGKEL 35
LABORATORIUM
19 KARYAWAN PENGOLAHAAN ( SHIFT 88
I & II )
20 KARYAWAN ADMINISTRASI 30
21 SATPAM 13
JUMLAH 225

6
2.3 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA WEWENANG STRUKTUR
ORGANISASI PERUSAHAAN

2.3.1 Kepala Dinas Teknik / Pengolahaan ( KDT/P )

a. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang ( KDT / P )

1. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahaan dan biaya umum sehingga diperoleh
harg Pokok serendah mungkin

2. Mengevaluasi dan memonitor pemakai spare part pabrik secara umum serta bahan
bahan Proses pengolahaan seefisien dan seefektif mungkin
3. Melaksanakan inspeksi secara rutin ke PKS yang dipimpinnya
4. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya sistem kerja PKS
5. Mengevaluasi atau menyetujui rencana kerja dan Anggaran Perusahaan ( RKAP ) dan
Rencana kerja Operasional ( RKO ) yang di buat masing masing PKS yang di
pimpin
6. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendemen minyak dan
inti sawit dengan menekan losis secara mungkin
7. Mengambil langkah langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau penyimpangan
yang terjadi Di PKS Pagar Marbau
8. Bertanggung Jawab Kepada Direksi PTPN II

b. Wewenang Seorang Manager


1. Berwewenang terhadap semua pekerjaan yang ada di perusahaan serta terhadap
pemakaianmesin mesin dan peralatan
2. Menyetujui wewenang dan tanggung jawab personil yang di bawahinya sesuai dengan
bagan organisasi

2.3.2 Asisten Laboratorium


a. Tugas dan Tanggung Jawab Seorang Asisten L aboratorium
1. Mengawasi operasi pabrik dalam hal kendali mutu dengan menggunakan semua
sarana yang telah di sediakan untuk mencapai kualitas dan kuantitas selama proses
pengolahan berlangsung
2. Melaksanakan pemeriksaan besarnya losess minyak dan inti yang terjadi selama
proses pengolahan berlangsung
3. Mengawasi pemakaian bahan bahan laboratorium dan bahan bahan pembantu
selama proses pengolahan berlangsung
4. Mengawasi pemeriksaan limbah pabrik baik dari hasil kegiatan hasil produksi pabrik
maupun kegiatan kegiatan lain dan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar
5. Mengawaasi dan membuktikan jumlah TBS yang masuk ke pabrik sesuaia dengan
SPB dari tiap tiap afdeling untuk menentukan kapasitas olah, dan perhitungan
renfdamen bersama dengan asisten pengolahan

7
6. Mengawasi jumlah pengeluaran baik hasil produksi maupun tandan kosong dari
kegiatan produksi
7. Mengawasi proses pengolahan air baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan
domestik di sekitar pabrik
8. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan
9. Bertanggung Jawab terhadap manager pabrik

b. Wewenang Asisten Laboratorium


1. Menjamin dan menyetujui proses pengolahan
2. Menyetujui wewenang dan tanggungjawab personil yang di bawahinya sesuia dengan
bagian organisasi perusahaan
3. Menjamin dan menyetujui rencan kalibrasi peralatan atau pengukuran di pabrik yang
di tugaskan kepadanya
4. Melaksanakan penelitian dan pengujian terhadap produk atau proses baru

2.3.3 Asisten Pengolahan


a. Tugas dan Tanggunjawab Seorang Asisten Pengolahan
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu, di megerti , di terapkan, dan di pelihara di seluruh
mandor mandor dan pekerja di proses pengolahan
2. Membuat rencana pemakaian tenga kerja, peralatan dan bahan bahan kimia yang di
guanakan pada proses pengolahan sesuai dengan RKAP dan penjabaran ke RKO
3. Berusaha agar proses pengolahan dilakukan efektif dan efisien, supaya produktifitas
dapat tercapai
4. Mempersiapakan agenda meeting yang berhubungan dengan proses pengolahan
seperti produksi, tenga kerja, peralatan, bahan bahan kimia dan peralatan yang di
gunakan
5. Mengendalikan proses sesuai pengolahan dengan spesifikasi yang telah di tetapkan
6. Melakukan pengawasan terhadap identifikasi dan mampu telusur yang berhubungan
dengan proses pengolahan sampai final produk di gudang.
7. Melakukan adjusment sesuai data data yang telah di berikan oleh asisten
laboratorium
8. Melakukan pengawasan terhadap jumlah bahan baku yang diterima serta produksi
yang di kirim
9. Mengawasi penanganan proses pengolahan dan final produk sesuai dengan kriteria
yang telah di tentukan serta penanganan packing dan penyimpanannya
10. Mengawasi dan melakukan stock produksi yang ada di gudang atau storage tank
11. Mengendalikan cacatan mutu termasuk identifikasi, pengarsipan, pemeliharaan,
apakah sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan
12. Mengorganisasikan audit di proses pengolahan sehingga Internal Audit dan External
Audit dapat dilaksanakan secara efektif
13. Bertanggungjawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan pabrik
14. Bertanggungjawab terhadap pencapaian target produksi sesuai dengan bahan baku
yang di terima

8
15. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang di tentukan di dalam Internal
Audit dan Ekstenal Audit
16. Menandatangani dab mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan
17. Membuat laporan manajemen pengolahan
18. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua mandor proses pengolahan

b. Wewenang Seorang Asisten pengolahan


1. Menentukan Annual Goal ( sasaran mutu ) tahunan yang berhubungan dengan proses
di pengolahan
2. Memulai dan menghentikan produksi sesuai dengan rencana produksi
3. Melakukan penyesuaian proses produksi sesuai dengan data yang diterima dari
laboratorium
4. Menghentikan produksi apabila terjadi trouble shooting peralatan
5. Menyetujui wewenang dan tanggungjawab personil yang di bawahinya sesuai dengan
organisasi

2.3.4 Asisten Maintenance/Bengkel Umum/Bengkel Listrik/Bengkel Traksi


a. Tugas dan tanggungjawab seoran asisten maintenance/bengkel umum/bengkel listrik/
bengkel traksi
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu, dimegerti, diterapkan, dan dipeliharaoleh semua
mandor mandor dan pekerja di bengkel
2. Menjamin bahwa semua aktifitas yang di lakukan oleh pelaksanaan teknik sesuai
dengan prosedur mutu, instruksi kerja yang telah didokumentasikan dan
diimplementasikan sampai efektif
3. Mempersiapkan agenda meeting untuk tinjauan manejemen yang berhubungan
dengan masalah masalah di bengkel
4. Mengajukan permintaan bahan bahan dan alat /mesin untuk kepentingan dibengkel
sesuai dengan perencanaan yang telah di buat
5. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses telah siap di
operasikanoleh pabrik
6. Merencanakan semua peralatan/mesin baik pemeliharaan secara rutin maupun
pemeliharaan break down
7. Menjamin dan mengecek rencana dengan aktifitas aktifitas hasil pemeliharaan baik
secara rutin maupun break down
8. Bertanggung jawab terhadap pemakaian spare parst serta mencatat waktu
pemeliharaan
9. Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan break down
10. Membuat laporan Emergency Maintenance
11. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat alat pemeriksaan pengukuran
dan alat alat ujiyang di gunakan di pabrik
12. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap semua personil yang ada pada pengawasannya
13. Menindak lanjutin tindakan tindakan perbaikan yang di temukan pada internal audit

b. Wewenang Asisten Maintenance/Bengkel Umum/Bengkel Listrik/Bengkel Traksi

9
1. Menerima lapran hasil perbaikan/reperasi yang diborongkan kepada kontraktor
2. Membantu manager dalam evaluasi hasil reperasi yang dilakukan pemborong
3. Menentukan spare past yang di gunakan pada mesin sesuai dengan standar yang telah
di tetapkan
4. Menyetujui pekerjaan yang telah dilakukan oleh mandor / mekanik / listrik termasuk
work shop
5. Menyetujui wewenang dan tanggungjawab personil yang di bawahinya sesuai dengan
badan organisasi

2.3.5 Kepala Tata Usaha ( KTU )


a. Tugas dan Tanggungjawab seorang Kepala Tata Usaha ( KTU )
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu, dimengerti, diterapkan, dan dipelihara oleh semua
personil yang ada bagian administrasi
2. Menjamin bahwa semua aktifitas pekerjaan pada pembeli, persetujuan rekanan,
pengadaan produk yang tidak berwujud sesuai dengan prosedur mutu yang telah di
ddokumentasikan dan di terapkan secara efektif
3. Memeriksa dan mengevaluasi setiap permintaan dari bagian yang terkait untuk di
sesuaikan kepada rekening anggaran / budget
4. Mengawasi pelaksanaan identifikasi terhadap semua bahan / alat yang di terima di
gudang pabrik
5. Mengawasi keberadaan stok bahan alat yang ada di gudang pabrik
6. Membuat atu melaksanakan pengeluaran barang dan penerima barang
7. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil di bagian administrasi

b. Wewenang seorang Tata Kepala Usaha ( KTU )


1. Melakukan tindakan perbaikan atau pencegahan jika terjadi suatu masalah yang
berhubungan dengan pemeliharaan, sesuai dengan persetujuan asisten terkait
2. Memeriksa atu mengoreksi daftar sisa barang yang ada di gudang masing masing
di PKS
3. Menyetujui Wewenang dan tanggungjawab personil yang di bawahinya sesuai dngan
bagian organisasi

2.3.6 Perwira Pengaman ( PAPAM )


a. Tugas dan Tanggungjawab Seorang Perwira ( PAPAM )
1. Menjamin bahwa kebijakan mutu, dimengerti, diterapkan dan diperlihara di seluruh
tingkat organisasi Papam PKS Pagar Marbau
2. Membantu Manager di dalam penanganan di pabrik / kebun dan unit kebun
3. Menangani hal hal pencurian dan tersangka dan menyerahkan kepda pihak yang
berwajib, serta di dalamnya penanganan pengamanan kebun atau pabrik
4. Mengadakan jaringan komunikasi / pendekatan terhadap pihak yang terkait di dalm
penanganan unujk rasa dan lain lain yang sifatnya untuk mengamankan kebun atau
pabrik
5. Mengadakan dan menugaskan personil yang di bawahinya untuk melaksanakan
patroli pada area pabrik dan kebun

10
b. Wewenang Seorang Perwira Pengaman
Menyetujui wewenang dan tanggungjawab personil yang dibawahinya sesuai dengan
badan organisasi
2.4 MANAJEMEN PERUSAHAAN
Karyawan PKS Pagar Marbau di bagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Pegawai staf, golongan III-A sampai IV-D
2. Pegawai Non staf , golongan I-A sampai II-D
Pada masa produksi jam kerja yang di berlakukan bagi setiap karyawan / staf produksi
adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai berikut :
1. Shift I : pukul 07.00 19.00 WIB
2. Shift II : pukul 19.00 07.00 WIB
Sedangkan untuk karyawan di bagian administrasi masa jam kerja selama 6 jam hari
kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai
berikut :
Pukul 07.00 12.00 WIB : Jam Kerja
Pukul 12.00 14.00 WIB : Jam istrihat
Pukul 14.00 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istrihat
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas staf dan karyawan adalah
kesejahteraan karyawan itu sendiri. Untuk itu perusahan telah menyediakan fasilitas
fasilitas sebagai berikut :
1. Perumahan bagi staft dan karyawan maupun keluarganya dan apabila tidak
mengambil perumahan diberikan bantuan dana sewa rumah sebesar 25 %
2. Sarana pendidikan untuk anak anak karyawan
3. Memberikan bantuan dana pendidikan berupa uang kost untuk anak anak
staf maupun karyawan yang kuliah atau bersekolah jauh dari rumah
4. Sarana kesehatan untuk staf dan karyawan beserta keluarganya berupa Rumah
Sakit PTPN II
5. Membangun sarana Olah Raga serta memberikan cuti tahunan

BAB III

11
LANDASAN TEORI

3.1 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PABRIK

1. Sistem Pemeliharaan Sesudah Rusak ( Breakdown Maintenance )

a) Pada mulanya di industri kimia dan industri industri lainnya semua pada
pemeliharaan pabrik di lakukan dengan metode ini, prinsipnya jika ada mesin /
peralatan yang sudah rusak, baru pemeliharaan dilakukan segera mungkin.
Konsep dasar pemeliharaan adalah menjaga atau memperbaikinya mesin atau
pabrik hingga kalau boleh dapat kembali kekeadaan aslinya dengan waktu
singkat dan biaya murah.

Tujuan pemakaian metode ini adalah untuk mendapatkan penghematan waktu


dan biaya perbaikan di lakukan pada keadaan yang benar benar perlu. Pada
pemeliharaan sistem ini pekerja pekerja pemeliharaan hanya akan bekerja
setelah terjadi kerusakan pada mesin atau pabrik

b) Jika kita memakai sistem ini kerusakan mesin atau equipmen akan terjadi
berkali kali dan frekuensi kerusakan hampir sama saja setiap tahunnya.
Artinya beberapa mesin atau equipmen pada pabrik tersebut ada yang sering di
perbaiki. Pada pabrik yang beroperasinya secara terus menerus, dianjurkan
untuk menyediakan cadangan mesin ( stand by machine ) bagi mesin mesin
yang vital.
c) Sifat - sifat lain dari sistem pemeliharaan ini adalah sistem data dan file
informasi. Data dan file informasi untuk perbaikan mesin / equipmen ini harus
di jaga oleh seorang insinyur yang bertanggungjawab terhadap file tersebut.
d) Sistem ini untuk pembongkaran pabrik tahunan tidak di pakai karena pada ssat
di lakukannya penyetelan dan perbaikan, unit unit cadanganlah yang di
pakai. Dan ini memerlukan tenaga kerja tetap yang sangat banyak di
bandingkan dengan sistem lain.
e) Sistem yang sudah ketinggalan jaman ini merupakan sistem perencanaan yang
tidk sistematik secara keseluruhannya

2. Sistem Pemeliharaan Rutin

a) Pada sistem pemeliharaan breakdown kita sudah merasakan perlunya


melakukan pemeriksaan atau perbaikan pada mesin mesin tau equipmen
yang berbahaya pada operasi keseluruhaan pabrik, biaya perbaikan akan dapat
diminimalkan bila telah kita ketahui kerusakan tersebut secara dini. Tipe
pemeriksaan dan perbaikan preventiveini di buat dengan mempertimbangkan
ketersediaan tenaga kerja, suku cadang, bahan untuk perbaikan dan faktor
faktor lainnya.

Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodik dan pada saat
yang tepat pada semua mesin mesin / peralatan adalah dapat diramalkan nya total
perbaikan pada seluruh sistem pabrik oleh pada insinyur pemeliharaan. Selanjutnya,

12
bila kesalahan atau kerusakan mesin / equipmen dapat di ramalkan lebih awal dengan
melihat penomena kenaikan getaran mesin, kenaikan temperatur, suara, dan lain
lain. Dalam hal ini perbaikan dilakukan segera sebelum terjadi kerusakan yang lebih
fatal. Biaya perbaikan dan lamanya mesin / equipmentodak beroperasi dapat
diminimalkan di bandingkan dengan perbaikan mesin yang sama tetapi dilakukan
setelah mesin itu rusak total.
b) Sistem pemeliharaan pabrik meliputi rencana inspeksi dan perbaikan secara
periodik. ( periodik inspeksi dan perbaikan dapat berbeda tergantung pada
tipe mesin dan penting tidaknya pencegahan kerusakan tersebut ) dengan
perbaikan pabrik atau ramalan kerusakan sedini mungkin hingga dapat
diketahui perlu tidaknya dilaksanakan pekerja perbaikan sebelum kerusakan
yang lebih seriusterjadi.
c) Aspek yang terpenting dari pemeliharaan rutin adalah dapat di ramalkan umur
mesin / equipmen tersebut
d) Pendekteksian keadaan yang tidak normal pada mesin / equipmen sedini
mungkin dilakukan oleh group inspeksi yang berada di bawah bagian
pemeliharaan. Tetapi bantuan dan laporan dari bagian produksi akan sangat
membantu bagian pemeliharaan, hingga dapat dibuat perencanaan yang
optimum. Group perencanaan dan inspeksi adalah merupakan bagian dari
sistem pemeliharaan rutin. Group ini melakukan pemeriksaan rutin pada mesin
mesin dan equipmen dan pada saat terjadinya pembongkaran mesin,
menyiapkan inspeksi dan membuat rencana perbaikan, termasuk pengontrolan
biaya dan pengembangan teknis dari equipmen tersebut.

e) Jika terjadi pembongkaran pabrik yang tidak di harapkan dan kerusakan mesin
/ equipmen berkurang atau turun, kebutuhan jumlah operator dan pergantian
tugas jaga mesin akan berbeda pada tingkatan ini. Pengurangan kemungkinan
kerusakan mesin / equipmen merupakan tujuan tujuan yang penting dari
pemeliharaan pabrik sistem preventive, tetapi kemajuan perkembangan bahan
tidak sejalan dengan perkembangan pemeliharaan sistem preventive.
Sistem pemeliharaan ulang ( corrective maintenace ) berikut ini dianjurkan
untuk mengatasi masalah tersebut. Bila pemeliharaan rutin dilaksanakan
dengan baik, maka beberpa mesin cadangan yanga ada akan menganggur /
tidak terpakai karena umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan
hanya perlu dilakukan pada saat di lakukannya pembongkaran mesin mesin
skala besar di pabrik tersebut ( turnaround ), maka mesin mesin cadangan
boleh di tiadakan yang artinya akan mengurangi biaya perawatan.
f) Data dan informasi sehubungan dengan inspeksi dan perbaikan mesin /
equipmen akan terekam dengan sistimatis dan ini merupakan data dasar untuk
merumuskan rencana rencana pemeliharaan selanjutnya dan peningkatan
fasilitas yang dilakukan oleh bagian perencanaan dan inpeksi. Data ini
merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian pergudangan yang
mengurusi suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan rutin.

13
g) Dengan memakai sistim pemeliharaan rutin ini tenaga kerja untuk
pemeliharaan harian dapat dikurangin hingga 60 % di bandingkan sistim
pemeliharaan breakdown.

3. Sistem Pemeliharaan Ulang ( Corrective Maintenance )

a) Setelah beberapa tahun pemeliharaan rutin dilaksanakan di pabrik, dari data


data inspeksi yang dilakukan rutin maka bisa di peroleh umur dan biaya
pemeliharaan dari masing masing mesin equipmen. Dari informasi ini kita
dapat menentukan prioritas unit mana yang harus segera di perbaiki

b) Bagian inspeksi dan perencanaan, bekerja sama dengan bagian produksi dan
pekerja lapangan akan menginformasikan kondisi masing masing mesin dan
equipmen dengan cara berikut ini :

Bagaimana perencanaan aslinya, kapasitas dan apakah kinerja berubah setelah


masa perawatan yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak.
Adakah cara lain untuk mencegah kerusakan tersebut ?
Mencari dimana letak permasalahan dari sistem tersebut
Menetapkan umur dari mesin mesin dan equipmen untuk menangkal
munculnya permasalahan yang lebih besar
c) Selanjutnya data data perbaikan dan pemeriksaan yang rutin akan
memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan
mempersiapkan kerja untuk jenis kerusakan tersebut. Ini akan menghasilkan
prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu yang dipakai
untuk pekerjaan tersebut.
d) sifat sifat yang menonjol dari sistem pemeliharaan ulang adalah effesiensi
dan dekat serta eratnya hubungan diantara bagian perencanaan, bagian
inspeksi dan para pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia, dan lain
lain. Disini masalah yang muncul di lapangan dapat diatasi berkat adanya
kerjasama dari seluruh bagian bagian yang ada di pabrik. Meminimalkan
frequensi kerusakan pabrik setia bulan dapat di lakukan dengan cara menjaga
kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses dan lain lain.
e) informasi dan penyediaan barang ( supplier ) mengenai barang barang /
bahan yang terbaru, ini akan sangat membantu perencanaan selanjutnya, tetapi
pemakaian bahan bahan ini harus kita mengerti benar sesuaikan dengan
keperluan dasar pabrik
f) Tugas dari seorang insinyur bagian pemeliharaan tidak hanya sebatas merawat
mesin dan equipmen yang ada saja. Tugasnya adalah memaximumkan
keuntungan pabrik dengan mengurangin jumlah kerusakan mesin dan
equipmen dan juga mengurangi biaya pemeliharaan, ini dilakukan dengan
mempelajari / mengembangkan teknolgi yang terbaru.
Konsep pembiayaan pada pengembangan bahan untuk suku cadang mesin atau
equipmen tertentu adalah sangat penting dan orang yang ahli bahan harus
bekerja sama dengan bahagian pemeliharaan

14
g) Awalnya pada pemeliharaan ulang, tenaga kerja tambahan dan penanaman
modal di perlukan, tetapi modal tersebut akan kembali dalam waktu yang
singkat dengan di naikkannya pelayanan, bertambahan penurunan kerusakan,
terjadinya penurunan biaya perbaikan, dan bertambah panjangnya umur dari
fasilitas fasilitas tersebut.
h) Dewasa ini kebanyakan pabrik pabrik mengikuti konsep terbaru yaitu pabrik
besar yang terpadu di dalam satu lokasi, hingga tidak di perlukan lagi mesin
mesin atau equipmen cadangan, di sini kondisi masing masing mesin /
equipmen sudah sangat terjamin, ini di sebabkan karena pemeliharaan ulang di
jalankan. Tenga kerja untuk pemeliharaan harian dapat ditekan 50 % di
bandingkan dengan sistem pemeliharaan breakdown.

4. Sistem Pemeliharaan Produktif

a) Sistem pemeliharaan yang telah diuraikan diatas mempunyai asumsi dasar,


bahwa makin tinggi effesiensi makin tinggi keuntungan yang akan di peroleh,
maka bila effesiensi yang tinggi tadi tidak membawa keuntungan yang
diinginkan, maka konsep baru dari sistem pemeliharaan perlu dipikirkan.
Dibawah kondisi ini konsep baru mungkin di perlukan.

Bila produksinya maximum, hingga pasar tidak dapat membelinya


Pabrik pabrik tertentu tidak memerlukan pemeliharaan yang rutin,seperti,
pabrik lem, misalnya.
Jika suatu pabrik didirikan pada daerah kompleks industri dimana dimana
fasilitas fasilitas penunjangnya telah di sediakan, maka dalam hal ini fasilitas
fasilitas penunjang untuk pabrik kita bisa lebih hemat lagi.
b) Sistem pemeliharaan yang baik adalah berbeda untuk masing masing pabrik
karenakan masing masing pabrik berbeda pemakaian bahan dan energinya
c) Sistem pemeliharaan di mulai dengan mengoptimumkan sistem pemeliharaan
itu sendiri berkait dengan beberapa kondisi yang dialami oleh pabrik tersebut,
ini adalah konsep pemeliharaan produktif. Pengurangan kerusakan yang tidak
diinginkan merupakan elemen yang sangat penting bagi semua tipe sistim
pemeliharaan, penguranga ini dapat diperoleh dengan teknologi yang dapat
mengidentifikasi umur mesin dan equipmen tanpa harus mesinnya di bongkar.
d) kerja sama yang baik diantara bagian perencanaan, bagian inspeksi, dan
bagian produksi harus dijaga untuk mengoptimumkan sistem yang di pakai
pada pemeliharaan produktif. Tujuan dari premeliharaan atau perencanaan lain
adalah untuk merencanakan pemeliharaan dari masing fasilitas yang ada
sesuai dengan umur maasa pakainya dan dengan mengurangi biaya
pemeliharaan tahunan, dengan cara pendekatan inspeksi dan pekerjaan
perbaikan pada waktu diadakan pembongkaran pabrik tahunan atau
pemeliharaan yang lain lain.
e) optimalisasi perencanaan biaya pemeliharaan untuk pekerja lapangan pada
saat pembongkaran pabrik dan pekerja pemeliharaan harin dapat di evaluasi
langsung melalui sifat sifat dari pabrik.

15
f) keperluan memasang mesin cadanga / equipmen ditentukan oleh hasil dari
konsep pemeliharaan produktif. Biaya tambahan untuk unit unit cadangan
dapat di tentukan dengan membandingkan biaya investasi dengan uang yang
kembali bila kita memakai sistim pemeliharaan rutin untuk seluruh mesin yang
ada dalam pabrik tersebut.
g) Secara umum mesin atau equipmen yang besar dan mahal di harapkan dapat
berjalan dengan rutin pada masa masa pemeliharaan tersebut, hingga mesin
atau unit unit cadangan dapat di tiadakan.

5. Sistim pemeliharaan Rutin ( Preventive Maintenance )

a. Pengembangan ilmiah dari pemeliharaan produktif pada tahun tahun yang


lalu berdampak terhadap sistem pemeliharaan rutin yang menggunakan konsep tero-
teknologi. Jika kita perbandingkan umur dari mesin mesin yang ada dalam pabrik
pertama konstruksi pabrik sertai dengan studi kelayakan dan kemudian baru pabrik itu
dibangun, dan kemudian baru mulai produksi komersialnya. Kegitan produksi harus
di jaga tetap stabil setiap saat, jika produksi menurun maka pasar terganggu, dan jika
biaya produksi tinggi ini akan kalah bersaing dengan pabrik pabrik yang masih baru.
Maka pabrik tersebut harus diganti dengan atau dimodifikasi secara mendasar.
Pendekatan ilmiah yang menghasilkan kembalinya modal secara maximum tenaga
kerja dan bahan bahan yang dibuat di pabrik tersebut merupakan tero-teknologi.

b) Aspek aspek yang penting dari tero-teknologi adalah sebagai berikut :

Umur pabrik yang di rencanakan dan teknologi yang dipakai pada pabrik
tersebut. Umur pabrik di tentukan oleh siklus produksi, kecepatan penyerapan
teknologi baru, dan sumber daya manusia yang menjalankan teknologi ini.
Umur pabrik mungkin tidak panjang seperti pabrik percobaan yang mana
dibangun dan dijalankan hanya untuk beberapa tahun saja. Ada pabrik pabrik
yang dapat beroperasi hingga 50 tahun. umur pemakaiaan pabrik yang berbeda
merupakan faktor faktor yang penting untuk menentukan perencanaan dan
sistem pemeliharaan mana yang cocok dan terbaik untuknya.
Tipe dan kesulitan pemeliharaan dari suatu pabrik secara mendasar di tentukan
oleh proses asli dan perencanaan mekanik dan pabrik tersebut. Walaupun
sistem teknologi pemeliharaan yang tercanggih di pakai, ini belum tentu dapat
menghilangkan atau mengurangin masalah masalah tertentu bila kondisi
tidak sesuai dengan bahan bahan konstruksi pada saat pabrik tersebut dibuat,
juga bila perencanaan tata letak pabrik mempertimbangkan pekerjaan
lapangan pemeliharaan. Maka, pengalaman pengalaman di butuhkan dan
juga teknologi pemeliharaan merupakan hal hal yang harus di pikirkan
sebelum merencanakan pabrik.
Biaya pembuatan atau modal awal dapat dikurangin bila bahagian
pemeliharaan dapat memberikan informasi informasi yang baik tentang
masalah masalah servis mesin / equipmen, pemasangan unit unit cadangan
dapat dibuat optimal. Selanjutnya dilakukan standarisasi jenis mesin dan

16
suplier dan juga meningkatkan mulu barang tanpa menambah biaya hingga
modal dapat di hemat dan juga biaya biaya pemeliharaan selanjutnya.

3.2 SISTEM OPERASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN

3.2.1 Pentingnya Pekerjaan Pemeliharaan Pabrik

Produksi yang tinggi dari beroperasinya pabrik secara kontinu dan pada
kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik tetapi juga
keuntungan bagi pabrik pabrik lainnya yang berada dalam satu komplek tersebut.
Misalnya pabrik pabrik kimia yang bersekala bsar yang merupakan beberapa pabrik
dalam satu komplek yang modern, kerusakan atau operasinya yang tidak maximum
pada suatu pabrik dalam komplek tersebut akan menyebabkan kehilangan produksi
yang bersekala besat secara total dari komplek itu, yaitu bila produksi menurun maka
bahan baku akan berlebihan dan rusak. Dari masalah ini, maka orangt yang terlibat
pada operasi pabrik harus berusaha dengan segala upaya agar menjaga dan merawat
kesinambungan dari beroperasinya pabrik.untuk mendapatkan operasi pabrik yang
paling ekonomis maka faktor faktor berikut ini penting :

Memastikan kapasitas operasi pabrik sesuai dengan perencanaan dan juga


perawatannya
Menjaga kesinambungan operasi dan perawatan
Mengefisienkan operasi dan perawatan
Pabrik pengolahaan petro kimia, kimia atau pabrik pupuk bersekala besar
dimana pada produksi harian sangat di pengaruhi oleh keadaan bahan baku
dan produktifitas dari pabrik pabrik hilirnya seperti pabrik ethlene, pabrik
mesin, pabrik pupuk, pabrik penyediaan air minum. Bila kondisi operasi tidak
dalam pabrik tersebut. Maka kesimbangan di seluruh pabrik - pabrik yang ada
dalam komplek tersebut akan terganggu dan pendataan harus diambil kembali
untuk memperbaiki keseimbangan produksi dan juga pada bagian
pemeliharaan pabrik adalah hal yang penting untuk mendapatkan pengalaman
dan mengumpulkan informasi untuk merencanakan pemeliharaan pabrik yang
lebih sistimati.
Secara umum pekerjaan pemeliharaan di kategorikan dalam dua cara sebagai
Berikut :
Pemeliharaan setelah terjadi kerusakan ( breakdown )
Pemeliharaan breakdown imni meliputi perbaikan atau modifikasi dari
equipmen dan ini dilakukan setelah terjadi kerusakan saat operasi
Pemeliharaan rutin ( preventive )
Pemeliharaan preventive ini dilakukan dengan mengontrol dan merawat
equipmen sehingga tidak terjadi kerusakan atau berubah fungsinya mesin
mesin tersebut.

17
Disini terlihat bahwa metode pemeliharaan yang kedua adalah lebih ekonomis
dari pada metode yang pertama , karena pada metode yang pertama
kemungkinan kerusakan pada mesin sangat besar sekali dan tidak dapat
diramalkan. Jadi sangat dianjurkan untuk memeriksa setiap equipmen tanpa
harus mempersoalkan apa pemeliharaan preventive atau breakdown ini
bergantung pada keperluan produksi.

Jadi cacatan pemeliharaan yang rinci dan laporan laporan dari masing
masing equipmen harus diperiksa secara hati hati hingga kita mempunyai
waktu yang sesuai untuk memperbaiki atau menggantinya. Untuk tujuan ini,
kondisi operasi dari masing masing mesin dan equipmen harus dipahami
sepanjang waktu dengan melakukan pemeriksaan rutin, dan menjaga operasi
pabrik berjalan secara kontinue

Untuk mendapatkan produktifitas tahunan yang tinggi,maka kelangsungan


operasi sepanjang tahun harus di jaga. Maka seluruh jajaran manajemen harus
meningkatkan teknik teknik pengawasan pabrik dan memberikan pelatihan
pada para pekerja sehubungan dengan teknik teknik pemeliharaan dan
operasi.

Faktor faktor yang harus di pertimbangkan untuk mendapatkan operasi dan


pemeliharaan yang baik pada suatu pabrik adalah sebagai berikut :

Organisasi dan sistematisa dari pemeliharaan pabrik dan operasinya


Pengawasan operasi pabrik
Pengawasan pemeliharaan pabrik
Pengawasan keselamatan kerja
Pengawasan pergudangan ( suku cadang, bahan kimia, pelumas )
Pengawasan pembelian
Pengawasan biaya ( produksi, pemeliharaan )
Pengawasan personal ( pekerja )

3.2.2 Menjaga Kapasitas Produksi Pabrik tetap Konstan

Orang orang yang terlibat dalam bagian pemeliharaan mempunyai


tanggungjawab untuk menjaga kapasitas pabrik tetap ( tidak naik turun). Maka
bagian pemeliharaan harus melakukan langkah langkah sebagai berikut :

Mencatat dan menganalisa data data sejarah pemeliharaan


Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan
Menganalisa keadaan tidak normal dari equipmen atau unit unit
yang ada
Rapat harian dengan bagian produksi
Kerja sama dengan bagian produksi

18
Memeriksa dan melaporkan pemakaian dan bahan bahan
pemeliharaan ( suku cadang, bahan dan pelumas )
Menganalisa pemakaian bahan tersebut
Merencanakan program pemeliharaan
Mencatat semua kegiatan inspeksi, perbaikan, dan pekerjaan
memodel kembali
Memodifikasi buku buku petunjuk inspeksi, pemeliharaan dan
perbaikan
Memeriksa effisiensi equipmen dan unit unit

3.2.3 Perlunya pekerjaan Pemeliharaan pada Pabrik

1. Pengurangan biaya produksi


Manajemen dari perusahaan kimia secara terus menerus berusah untuk
mengurangin biaya biaya produksi. Bebera pa penguran dari biaya
produksi dapat dilakukan dengan mengurangin biaya tetap atau biaya
yang lain lain dari biaya itu sendiri.
2. Pengurangan biaya produksi
Manajemen dari perusahaan kimia secara terus menerus berusah untuk
mengurangin biaya biaya produksi. Bebera pa penguran dari biaya
produksi dapat dilakukan dengan mengurangin biaya tetap atau biaya
yang lain lain dari biaya itu sendiri.
Pengurangan biaya lain lain dapat diperoleh dengan memaklsimalkan
pemakaian bahan mentah dan bahan bahan pendukung lainnya. Untuk
mengurangin biaya biaya lain, langkah langkah berikut ini perlu di
perhatikan :
Minimalkan pembongkaran mesin mesin yang ada di dalam
pabrik tersebut
Jaga produksi agar tetap pada produksi puncak
Kembangkan teknik teknik baru dan minimalkan pengeluaran
pengeluaran yang tidak perlu

Sebaliknya langkah langkah untuk mengurangin biaya biaya tetap


adalah sebagai berikut:

Minimalkan biaya biaya pemeliharaan termasuk biaya pekerjaan


untuk pemeliharaantersebut
Minimalkan biaya biaya pekerjaan lembur
2. Hal hal yang penting dalam manajemen pemeliharaan
a. Frekuensi kerusakan dan pengeluran biaya untuk perbaikan
termasuk upah. Secara umum, penurunan kerusakan akan
mengakibatkan naiknya eksistensi pabrik dan makin berkurangnya
pembiayaan untuk perbaikan.
b. Untuk minimalkan kerusakan pada pabrik, item item yang di
pilih harus benar benar penting dan dapat berakibat fatal untuk
keseluruhan pabrik tersebut. Setelah memilih item tersebut maka

19
target selanjunya adalah untuk melaksanakan. Biaya tambahan
yang dipakai untuk peningkatan pabrik akan menghasilkan
pengembalian modal yang pasti, dan juga mengurangin biaya
biaya lain untuk jangka waktu selanjutnya.
c. Penaksiran biaya biaya pemeliharaan Defenisi M biaya
pemeliharaan selam pemeliharaan itu di laksanakan. T biaya
pemeliharaan sepanjang tahun. M / T bervariasi diantara 10 sampai
60 % bergantung pada tipe pabrik. Perbandingan optimun dari
masing masing pabrik di tentukan berdasarkan pertimbangan
biaya pemeliharaan yang terendah.

d. Keuntungan melakukan pekerjaan sebanyak mungkin pada saat


pembongkaran pabrik tahunan. Teknologi equipmen dan mesin
mesin dewasa ini memungkinkan mesin dan equipmen tersebut
beroperasi selama setahun tanpa harus diadakan pembongkaran,
mempertimbangkan fakta ini dan jiuga kehadiran dari banyaknya
pabrik kimia, petro kimia, pabrik pabrik pendukung, pabrik
penyulingan dan pabrik pabrik lain, cara yang paling mungkin
untuk meningkatkan kinerja pabrik adalah dengan melakukan
pengawasan total dan perbaikan seluruh equipmen dan mesin
mesin pada sat diadakannya pembongkaran pabrik tahunan.
Anggap bahwa prosedur perbaikan dan pemakaian bahan tidak
mengalami kesalahaan, maka pabrik tersebut harus dapat berjalan
setahun penuh tanpa harus membongkar mesin. Kerusakan dan
perbaikan yang terjadi sebelum itba saatnya pembongkaran
tahunan ini bisa di sebabkan oleh kesalahan pada waktu perbaikan,
ksalahan bahan atau terjadinya kecelakaan pada waktu beroperasi.
Pekerjaan modifikasi yang besar dapat dilakukan pada saat
pembongkaran tahunaan pabrik, dan bila direncanakan dengan baik
jauh jauh hari, maka pekerjaan tersebut tidak memerlukan hari
kerja tambahan.

Selanjutnya, efektifitas kerja dari para mekanik harus tnggi selama


dilakukan pembongkaran pabrik tahunan tersebut. Jadi bisa
dikatakan jika pada saat saat operasi pabrik normal mekanik
bekerja dengan efektifitas 30 % maka pada saat pembongkaran
tahunan efektifitas harus dinaikkan sampai dengan 70 %. Ini dapat
terjadi karena waktu ynag diperlukan untuk persiapan, memastikan
keselamatan kerja, memeriksa daerah daerah yang berbahaya dan
lain lain makin berkurang. Maka jika kta anggap jumlah
pekerjaan pada tahun tahun sebelumnya sama, tetapi total jumlah
pekerjaan dapat kita kurangin jika kita tumpukan pekerjaan
tersebut pada saat dilaksanakannyapembongkran tahunan
e. Memperpanjang umur pabrik dan meramalkan kerusakan yang
akan terjadi. Konsep dari perawatan tergantung pada umur yang

20
diharapkan dari masing masing pabrik atau fasilitas dan
equipmen. Bila umur yang diharapkan dari pabrik tersebut pendek,
maka konsep optimum perawatannya akan berbeda. Meningkatkan
kemampuan teknik dan meningkatkan kualitas bahan untuk
meminimalkan kerusakan rasanya tidak di perlukan jika pabrik
tersebut akan ditutup dalam waktu yang singkat.
f. Data dan pengumpulan informasi data yang dikumpulkan dari
pabrik secara harian, periodik, tahunan merupakan dasar informasi
untuk sistem pemeliharaan yang baik. Data teknik, gambar
gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah
yang pentinng. Aspek yang terpenting dari pengumpulan dan
penyimpanan data adalah terorganisasinya seluruh sistim dengan
baik. Data yang dikumpulkan oleh bagian pemeliharaan akan
sangat berguna kepada bagian lainnya, seperti bagian produksi,
pergudangan, proyek dan lain lain. Jika ada pengembangan atau
penemuan baru harus segera di informasikan ke bagian lain untuk
memastikan pengadaan barang yang terbaik pada bagian
pembelian dan bagian keuangan. Semua data data pembongkaran
pabrik tahunan termasuk keuangan di laporkan pada bagian yang
bertanggungjawab untuk menyusun dan merencanakan biaya
perbaikan selanjutnya. Yang paling penting rencana pengembangan
harus di perlihatkan pada bagian produksi dan bagian teknik nagar
bagian ini dapat memberi komentar. Usulan untuk merubah tata
cara perbaikan atau syarat syarat teknisi harus disiapkan dan
didiskusikan dengan supersvisor yang bertanggungjawab pada
bidang tersebut.
g. Pengawasan pekerjaan pemeliharaan harus merupakan suatu
pekerjaan yang terintergrasi. Aliran kerja sejak mulai dari
pemeriksaan, pengawasan kerja, dan pengawasan kinerja mesin
sebaiknya di tanggungjawab oleh seorang pekerja. Ini akan
memberi efek lebih effesien pekerja untuk mengahsilkan
operasipabrik yang baik.

3. Tugas tugas pemeliharaan

Tugas tugas yang di sebutkan diatas dapat dibagi dalam


spesialisasikan. Tanggungjawab dari masing masing tugas diatas
adalah sebagai

berikut :

a. Perencanaan dan penugasan


Menerima dan mengumpul semua permintaan kerja
Mendaftarkan dan mengklasifikasikan semua
permintaan kerja yang diterima

21
Menyiapkan permintaan kerja pemeliharaan tersebut
Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan
penempatan pekerja pada lokasi yang sesuai

Menyiapkan dan membuat printah printah kerja


Mengecek dan menyiapkan bahan bahan yang di
perlukan
Menyetujui semua permintaan kerja di atas dan juga
permintaan kerja harian
Memonitor semua kegiatan kegiatan pemeliharaan dan
juga kemajuaan mengecek laporan dari pekerjaan yang
sudah selesai
Menerima dan menyimpan jam kerja yang sebenarnya
dan juga cacatan equipment yang ada di pabrik termasuk
bahan bahan yang di pakai
Melaporkankan pada bagian gudang perubahan
pemakaian suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas
yang dipakai pada pekerjaan pekerjaan pemeliharaaan
Menerima dan menyimpan laporan status bahan dan
permintaan pembelian bahan dari bagian gudang
Menyiapkan, menjaga dan mengatur rencana untuk
perbaikan, pemeliharaan atau pembongkaran secara
besar besaran
Menjaga kestabilan dan mengkoordinasikan biaya
pemeliharaan tahunan
Menganalisa kinerja pemeliharaan keseluruhan
Menyiapkan dan menyetujui laporan laporan
Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari equipmen
dan fasilitasnya kepda orang teknik
b. Pemeriksaan dan pengawasan Untuk pembongkaran mesin
yang reguler, atau periodik
Siapkan, jaga dan pertimbangkan kembali program
program pembongkaran mesin periodik atau reguler.
Pemeriksaan atau bahan khusus dari bagian teknikal atau
perencanaan sangat di harapkan
Siapkan, laksanakan pemeriksaan dan permintaan
pembongkaran mesin bengkel
Menerima permintaan pemeriksaan dari bagian produksi
dan bagian bagian yang lain yang terkait. Siapkan,
laksanakan pekerjaan pemeriksaan dan laporkan
pemeriksaan itu kepada bagian yang memerlukannya

22
Siapakan, laksankan langkah awal dari masing
masing pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan, juga siap
laporan akhir pemeriksaan dan masing masing
pekerjaan pemeliharaan terrsebut.
Buat saran yang diperlukan kepada bagian perencanaan
dan bengkel sehubungan dengan tata cara perbaikan
equipmen yang ada di pabrik termasuk bahan bahan
yang di pakai
Bauat tata cara atau aturan pelaksana pekerja dalam
keadaan darurat dan pembagian kerjanya
Buat aturan pemeriksaan equipmen dalam keadaan
darurat siapkan laporan pemeriksaan
Siapkan dan simpan cacatan kerusakan kerusakan
mesin untuk semua equipment dalam pabrik catat item
item pemeliharaan yang besar besar dari equipment
dan sistem perpipaaan
Analisa dan sarankan tata cara pemeliharaan yang sesuai
berdasarkan cacatan data data dari mesin tersebut
Minta dan terima bahan bahan yang di pakai pada
sewaktu pemeriksaan di lakukan dan juga bahan habis
pakai
Pelajari dan usulkan perbaikan atau modifikasi peralatan
pabrik dan fasilitas fasilitasnya agar lebih baik sesuai
dengan yang di perlukan oleh bagian teknik
Pelajari dan buat rencana pemeriksaan pemeriksaan
tahunan dan jaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap
stabil untuk pemeliharaan yang reguler, perbaikan mesin
dn pembongkaran tahunan
Analisa semua hasil hasil pemeriksaan dan buat
laporan laporan inspeksi dan saran saran

Untuk pemeriksaan khusus yang khusus

Pemeriksaan yang khusus artinya seperti pemeriksaan


pemeriksaan tanpa merusak ( NDT ), analisa, pemeriksaan
bahan, dan bahan lainnya,

Siapkan, jaga dan pikirkan kembali renvana rencana


pemeriksaan khusus dan tata caranya
Menerima permintaan pekerjaan khusus, laksanakan
pekerjaan pekerjaan tersebut dan laporkan hasilnya ke
bagian pemeriksaan, bagian produksi dan bagian
bagian yang berhubungan

23
Pelajari dan siapkan saran saran untuk pemeriksaan
khusus kebagian perencanaan, pemeriksaan bengkel dan
lain lain
Pelajari dan siapkan tata cara pemeriksaan khusus dalam
keadaan darurat
Rencanakan dan buat tata cara pemeriksaan khusus
untuk equipmen pabrik dan fasilitasnya
Meminta dan menerima bahan bahan dan bahan habis
pakai
Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan
tahunan dan menjaga agar biaya pemeriksaan tahunan
tetap stabil
Analisa semua hasil hasil pemeriksaan khusus
Jaga dan tingkatkan kemampuan teknik dari para pekerja
Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru
dan yang lama
c. Pengawasan bahan
Pelajari, rencanakan dan laksanakan tata carea
pengawasan bahan dari suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas yang perlukan pada pemeliharaan di tinjau dari
metode statistik untuk semua pemakian bahan
Menerima dan memeriksa semua permintaan
pemintaan bahan untuk pemeliharaan dan pelerjaan
perbaikan dari bagian cara perencanaan dan
pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat
di setujui oleh bagian lapangan atau bagian bengkel
Menerima dan memepelajari kembali cacatan cacatan
permintaan harian dan bulana dari bagian pergudangan
Menerima dari bagian gudang perintah pembelian suku
cadang bahan habis pakai, pelumas dan bahan bahan
yang lain nya
Mempelajari dan menyiapakan spsesifikasi bahan dan
permintaan pembelian bahan untuk suku cadang yang
baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain lain, atau
pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas.
Mensyahkan permintaan pembeli bahan dan juga
spesifikasi bahan tersebut
Memberi nasehat pada bagian bengkel yang
mengerjakan perbaikan suku cadang, pabrikasi dan juga
modifikasi
Menyimpan spesifikasi teknik dan informasi informasi
pasar yang menjual bahan bahan yang terbaru
Tinjau dan pertimbangakan kembali agar simpanan suku
cadang, bahan habis pakai, dan pelumas seminimun

24
mungkin ada di gudang. Juga tinjau kembali jumlah dari
pesanan bahan
Tinjau dan rubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan
habis pakai pelumas
d. Pekerjaan Lapangan

Yang di maksud dengan pekerjaan lapangan ialah seperti


pembersiahan, penyetelan perbaikan, pembangkaran mesin
pekerjaan modifikasi dilapangan

Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian kerja dari
bagian pemeriksaan dan perencanaan
Mempelajari dan menyiapkan tata cara pekerjaan secara detail dan perintah perintah kerja
yang diperlukan
Bagikan, atur dan koordinasikan semua pekerjaan yang di terima dan bagian perencanaan dan
pemeriksaan
Alokasikan para pekerja pada masing masing pekerjaan
Siapkan dan minta inzin masuk ke pabrik, izin bekerja di mesin mesin yang berbahaya, dan
izin keselamatan kerja dari bagoan produksi
Terima semua izin izin tersebut dari bagian produksi
Terima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan bahan lain yang di perlukan dari
bagian gudang
Buat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan juga
bahan yang lain yang di perlukan
Siapkan dan hantar semua yang di perlukan, seperti suku cadang, bahan yang habis pakai,
bahan bahan lain, peralatan dan fasilitas fasilitas kelapangan
Minta pemeriksaan yang sudah selesai disahkan oleh bagian pemeriksaan
Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel, listrik, atau
instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang bagian yang paling
abanyak jenis pekerjaannya
Hitung dan jumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap pekerjaan
Jumlahkan dan simpan semua jam kerja dan buat jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan
dari masing masing pabrik

e. Pekerjaan Bengkel

Pekerjaan bengkel meliputi penyetelan, perbaikan,


pembongkaran mesin dan pekerjaaan pekerjaaan pabrikasi

Merencanakan, melakukan dan mengawasi program


pemeliharaan di dalam bengkel dan menjaga peralatan
peralatan termasuk suku cadang, bahan habis pakai
Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, printah
kerja, pembagian kerja tugas pada equipmen, sistem
perpipaan, fasilitas kantor, kendaraan dan fasilitas
fasilitas lainnya

25
Membagi, mengatur dan mengkoordinasikan semua
pekerjaa n yang ada di bengkel sesuai dengan
permintaan kerja
Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan
pekerjaan seperti pembongkaran mesin, pemeliharaan
dan pembongkaran pabrik tahunan
Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan
pekerjaan dalam keadaan darurat
Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan bahan bahan lain yang di perlukan dari
bagian gudang
Mempelajari dan menyiapkan permintaaan permintaan
bahan tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan bahan bahan lainnya bila di perlukan
Siapkan laporan perbaikan dan laporka ke bagian yang
bertanggung jawab
Hitung dan jumlahkan jumlah jam kerja total dan biaya
bahan habis pakai untuk masing masing pekerjaan
Jumlahkan, klasifikasi dan buat laporan jumlah jam
kerja yang sebenarya dalam sebulan untuk semua
pekerjaan
Pelajari, tingkatkan cacatan cacatan pekerjaan harian
tersebut
Mempelajari dan menyiapkan permintaan bahan
tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan bahan bahan lainnya bila di perlukan
Siapkan laporan perbaikan dan laporkan ke bagian yang
bertanggungjawab
Hitung dan jumlahkan jam kerja total dan biaya bahan
habis pakai untuk masing masing pekerjaan
Jumlahkan, klasifikasikan dan buat laporan jumlah jam
kerja yang sebenarnya dalam sebulan untuk semua
pekerjaan
Pelajari, tingkatkan cacatan cacatan pekerjaan hari
tersebut
4. Bagian bagian yang berhubungan dalam pemeliharaan adalah
a. Produksi
Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan
meminta pekerjaan pemeliharaan dengan berkonsulyan
pada bagian lain yang terkait
Mensyahkan permintan permintan pekerjan pemeliharan
dan pekerjan pengawasan
Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharan
smua baik dan menberi ijin masuk pabrik, ijin masuk ke

26
daerah berbahaya, dan keselamatan kerja untuk kerja-kerja
pemiliharan
Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk
merawat seperti mengisolasi, mencuci equipmen dan pipa-
pipa juga melakukan analisa kesalamatan kerja
Memintakan pada bagian keelamatan kerja orang yang ahli
pada menyiapkan pekerjan-pekerjan pemiliharan yang di
perlukan
Teliti dan bantu para pekerjaan saat mereka melakukan
pekerjaan lapangan
Terima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan lakukan
pengetasan ulang
Tanda tangani dan sahkan laporan pekerjaan yang sudah
selesai tersebut
b. Teknikal
Menerima informasi infoemasi secara periodik, pekerjaan
modifikasi, dan biaya biaya pemeliharan dari bagian
perencanaan pemeliharaan
Pelajari hal hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi
pabrik dan dapat menurunkan waktu, biaya dari
pemeliharaan
Pelajari dan siapkan modifikasi pabrik melalui
penyelidikan seperti yang di sebutkan pada item dan
dengan mengadakan diskusi diskusi diantara bagian
bagian yang terkait
Simpan data data teknik dari semua mesin mesin pabrik
dengan baik
Selidiki dan jaga informasi informasi terakhir dari
teknologi prodiksi dan pemeliharaan

c. Keselamatan kerja

Jaga keselamatan kerja pada saat berada di pabrik


khususnya pada daerah yang berbahaya dan muda terbakar,
dan patuhi lapangan yang ada dan pastikan bekerja secara
aman
Siapkan dan beri peringatan peringatan keselamatan pada
masing masing equipmen termasuk untuk kerja
pemeriksaan sebelum pekerjaan di mulai
Pelajari dan buat saran untuk meningkatkan pelaratan,
fasilitas, peralatan keselamatan kerja dan bahan yang baru
Hadiri atau kunjungi pekerjaan pekerjaan pemeliharaa n
atau pemeriksaan, jika pekerjaan tersebut berbahaya
Mintalah alat pemadam kebakaran tambah bagian
pendukung ( utillty )

27
d. Penyimpanan bahan ( Materail )
Bahan bahan yang di perlukan untuk oprasi simpan di
gudang, bahan ini termasuk keselamatan kerja,
pemeliharaan, administrasi, keperluan lain, suku cadang,
bahan yang di pakai, pelumas, bahan kimia, bahan mentah,
dan lain lain
Terima simpan dan sahkan bahan yang ada, dan laporkan
ke bagian pembelian dan gudang
Pelajari dan teliti stock minimum, dan pembelian dan
semua bahan, laporkan ke bagian pengawasan bahan aatau
bagian pembelian
Periksa semua bahan yan g ada di gudang secara periodik
Simpan cacatan atau buku gudang
e Pembelian
Menerima semua permintaan bahan dan konrak untuk
pembelian
Menyiapkan dan mensahkan dokumen - dokumen tender
Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan
berkonsultasi pada bagian bagian yang terkait
Memeilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan
melibatkan bagian bagian yang terkait
Mensahkan permintaan pembelian
Memeriksa lama waktu pengiriman barang
Mensahkan laporan pembelian pada bagian bagian terkait
termasuk bagian keuangan
Mensahkan tagihan pembayaran ke bagian keuangan
Menyelidiki dan mencari informasi informasi pasar yang
terbaru mengenai harga harga equipmen, bahan, dan
pelaksanaan kerja ( kontraktor )
F Keuangan
Menerima semua permintaan bahan dari pekerjaan
pemeliharaan
Menerima jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan
Catat dan kalasifikasikan masing masing equipmen
Menerima, mencatat dan membagikan biaya biaya
pemeliaharaan kepada bagian bagian yang terkait
Menerima permintaan pembeliaan dan melaporkan bukti
pembayaran kepada bagian keuangan dan bagian lain yang
berurusan dengan pembayaran

3.2.4 Pemeliharaan langsung dann tidak langsung

28
1. Pemeliharaan langsung adalah pekerjan yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan perbaikan dari equipmen produksi. Dalam defenisi ini
termasuk item item sebagai berikut :

a. Pembongkaran berskala besar dari equimen dan unit unit


b. Perbaikan berskala besar dari sebuah equipmen yang penting dalam
keadaan terjadwal maupun tidak
c. Perawatan skala kecil
perawatan rutin seperti perbaikan dan penyetelan yang kecil kecil,
pemeriksaan pekerjaan servis yang terjadwal maupun tidak

2. Pemeliharaan tidak langsung


Perawatan tidak langsung dapat di definisikan sebagai pekerjaan
pemeliharaan yang berhubungan dengan equipmen produksi, tetapi tidak
langsung mempengaruhi operasi itu sendiri.
a. Peremajaan dari equipmen produksi sperti mengecat dan
menngisolasi
b. memperbaruhi fasilitas fasilitas, menukarequipmen, mengatur tata
letak equipmen, dan memindahkan equipmen
c. Penambahan panambahan kecil seperti pemasangan peralatan untuk
mesin mesin cadangan.

Dengan definisi ini, organisasi dari pemeliharaan pabrik dapat membuat


katalog, mengevaluasi, memonitor, damn mengkontrol beban pekerjaan
pemeliharaan di sesuaikan dengan keperluan pabrik dan ketersediaan tenaga
kerja yang ada.

29
BAB IV
PROSES PRODUKSI

Pabrik kelapa sawit yang ada saat ini memepunyai aturan aturan proses yang hampir sama
dan beberapa PKS telah mengikuti suatu aturan / standarisasi yang dikenal PKS yang ideal.
Tujaan dari prose produksi ini adalah untuk mengolah bahan baku Tandan Buag Segar
( TBS ) kelapa sawit sehingga memperoleh minyak inti deengan mutu yang memenuhi
standart yang berlaku. Pada PKS Pagar Marbau PENGOLAHAN Tandan Buah Segar ( TBS )
hanya mengahasikan CPO dan inti ( biji kernel ), tidak menghasil inti minyak sawit.

Pada umum proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dibagi menjadi 6 tahapan ( Stasiun
)
yaitu :
1. Stasiun penerimaan buah ( fruit station )
2. Stasiun rebusan ( sterlizing station )
3. Stasiun Bantingan ( threshing station )
4. Stasiun Press ( Pressing Station )
5. Stasiun Pengolahan Biji ( nut cracking station )
6. Stasiun Permurnian Minyak ( clarfilcation station )
4.1 Stasiun penerimaan buah ( fruit station )
4.1.1 Timbangan
Minyak CPO diolah dari tandan buah segar ( TBS ) atau Presh fruit bunch
( FFB ) yang diangkut dari perkebunan milik PTPN II. Tandan buah segar
diangkut dengan mengguanakan truk ke pabrik. Stasiun timbangan truk
yang masuk di timbang beratnya dengan alat yang disebut Avery dengan
kapasitas 38 Ton. Rata rata dalam sehari pabrik mengolah 300 400
Ton.
Penimbangan buah bertujuan untuk mengetahui beberpa banyak buah yang
masuk dan akan di olah. Berat netto TBS yang masuk di hitung dari selisih
berat truk dan isinya ( brutto ) dengan berat truk kosong ( tarra ).

4.1.2 Penimbunan Buah ( Loading Ramp )


Setelah melewati timbangan, buah di bawa ke loading ramp. Di PKS Pagar
Merbau terdapat 22 pintu loading ramp yang diatur dengan sistem hidrolit.
Kapasitas tiap pintu 10 Ton TBS yang di masukan kedalam keranjang buah

30
atau basket yang si sebut dengan Rori. Kapasitas rori 2,5 Ton TBS, Roli
kemudian ditarik dengan capstandart dan digester dengan transfer carriage
dan selanjutnya akan di masukkan ke dalam sterilizing

Gambar.timbunan buah

Gambar 4.2 Loading Ramp

Dalam menentukan buah yang akan di olah ada beberapa kriteria yang harus di
perhatikan. Kriteria ini berhubungan dengan penggolongan mutu sawit yang
nantinya akan mempengaruhi mutu dari minya sawit yang di hasilkan yang

31
dinyatakan sebagai fraksi. Fraksi buah adalah derajat kematangan TBS yang
diterima di pabrik, berikut adalah pengklasifikasiannya :

1. Fraksi 00 ( sangat mentah ) yaitu TBS normal ( bukan buah katekopen


dan bauh sakit ) yang belum mempunyai buah lepas membrondol 0 %
2. Fraksi 0 ( mentah ) yaitu TBS yang memiliki buah lepas membrondol
12,5 % dari permukaan luar
3. fraksi I ( kurang matang ) yaiutu TBS yang memiliki buah lepas
membrondol 10% - 17 % dari permukaan luar
4. Fraksi II ( Matang I ) yaitu TBS yang memiliki bauah lapas membrondol
17 % - 35 % dari permukaan luar
5. Fraksi III ( Matang II ) yaitu TBS yang memiliki buah lepas
membrondol 17 % - 50 % dari permukaan luar
6. Fraksi IV ( lewat Matang ) yaitu TBS yang memilikiu buah lepas
membrondol >
50 %
7. Fraksi V ( sangat Matang ) yaitu TBS yang buah dalam ikut membrondol
8. Buah Abortus yaitu buah yang tidak seragam ukuran buahnya
9. Buah busuk yaitu TBS yang sudah terlambat panen didalam stasiun ini
tiap tiap loading ramp diatur dengan menggunakan panel yang
berfungsi untuk mengatur pintu loading ramp agar membuka atau
menutup.

4.1.3 Lori ( keranjang buah )


Rori adalah sebagai tempat TBS yang telah di sortir yang akan di rebus.
Spesifikasi alat :
Panjang : 250 cm
Lebar : 150 cm
Kapasitas lori ini adalah 2,5 Ton TBS. Lori ini di buat berlubang dengan
diameter 0,5 inchi yang berfungsi untuk mempertnggi penetrasi uap pada buah
dan penetesan air condensate yang terdapat antara buah

Gambar 4.3 Lori


4.2 Stasiun Rebusan ( Sterillizing Station )
Sterilizing adalah bejana uap tekan yang digunakan untuk merebus buah.

32
Proses perebusan ini sangat penting karena akan mempengaruhi mutu minyak
sawit nantinya.Dalam proses ini buah kelapa sawit dimasukkan ke dalam
sterilizing dengan waktu tertentu. di PKS pagar marbau ini 4 bejana sterilizer
namum yang beroperasi hanya 3 buah.kapasitas tabung yaitu 10 lori dengan
suhu 130-140C,tekanan normal 2,6 kg/cm,tekanan maksimum 3
kg/cm.perebusan tekanan lebih dari 3kg/cm maka masa perebusan di kurangi
waktunya menjadi 80-85 menit Perebusan yang umum digunakan yaitu
Double Peak (dua puncak) atau triple Peak (tiga puncak) dengan waktu 100
menit.Di PKS pagar marbau ini sistem perebusan yang digunakan yauitu
sistem dua puncak (Double Peak Sterilization).
Berikut adalah grafik perebusan pada sterilizer.

Gambar.perebusan

P II

P (kg / cm )3

2,5

1,5 PI

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.4 sistem perebusan dua puncak (Double Peak)

Keterangan gambar :

1. masukkan steam untuk buang udara dingin : 5 menit

2. masukkan steam hingga P=0 kg/cm : 1.5 kg/cm

menuju puncak pertama : 13 menit

3. buang sistem puncak pertama hingga P=0 : 7 menit

4. masukkan kembali sistem hingga kepuncak II : 20 menit

( P2,8 3,0 )

5. tahan tekanan sistem pada tekanan : 20 menit

( P2,8 3,0 )

33
6. buang air kondensat rebusan : 2,5 menit

7. stop kondensat dan naikan sistem : 2,5 menit

8. naikan kembalikan tekanan sistem : 20 menit

( P2,8 3,0 )

9. buang sistem hingga tekanan P=0 kg/cm : 10 menit

100 menit

Tujauan dari perebusan atau seterilisasi dari tandan buah segar adalah :

1. Melunakan buah agar daging buah mudah lepas dari biji dan untuk
memudahkan pelepasan minyak dari sel selnya pada waktu pemersan
di dalam di gester

34
2. menghentikan aktifitas enzim lipase yang menguraikan minyak menjadi
asam lemak bebas dan menghentikan kegiatan hidrolisa yang sudah
terjadi.

3. memudahkan pelepasan buah dari tandan pada waktu proses penebahan

4. mengkoagulasi zat zat albumin agar tidak terikut dengan cairan kempa,
karena dapat menyebabkan campuran minyak dan air menjadi emulsi
yang menyulitkan pemisahan minyak pada stasiun klarifikasi

5. Mengurangin kadar air dalam buah

Adapun hal hal yang perlu di perhatikan dalm perebusan adalah :

1. tekanan uap dan lamanya perebusan

2. standar proses minyak

Air rebusan : 0,3 0,6 %


Tankos : 1,5 2,1 %
3. pembuangan udara dan air kondensat. Udara yang ada dalam rebusan harus
di keluarkan kerena menurunkan tekanan ( panas tidak sempurna ). Cara
pengeluaran ini disebut dearasi, dengan cara membuka penuh kran
kondensat selama 5 10 menit

4. pembersihan seluruh brondolan dan sampah sampah yang jatuh dalam


rebusan yang dapat menyumbat aliran air pada pipa pipa kondensat atau
pipa udara.

4.3 Stasiun Bantingan ( Threshing Stasiun )


Stasiun ini berfungsi untuk memisahkan brondolan dari tandannya setelah
mengalami perebusan. Di PKS Pagar Marbau terdapat tiga buah line stasiun
bantingan. Pada stasiun bantingan ini terdiri dari :

4.3.1 Hoisting crane


Alat ini berfungsi untuk mengangkut lori yang berisi buah yang suah di rebus
dan menuangkannya ke dalam hopper dan menurunkan lori yang kosong
ketempat semula. Alat ini memiliki kapasitas angkut sebesar 50 Ton, karena
kapasitas olah pabrik sebesar 30 ton / jam, maka lama penuangan pada tippler
adalah :

T
Thopper =
N
Dimana : thopper = waktu penuangan lori pada Triper
T = waktu olah buah dalam 1 jam yaitu 60 menit

35
n = jumlah lori yang di tuang selama 1 jam
Dalam hal ini di ambil kapasitas oleh buah sebesar 30 ton / jam, dan kasitas 1
buah lori adalah 2,5 ton

Maka
30 ton/ jam lori
N= n=12
2,5 ton jam

Selanjutnya dapat di ketahui bahwa lama pengangkatan sebesar

60 menit
Thopper = =5 menit /lori
12 lori / jam

Gambar 4.6 hosting crane

4.3.2 Hopper
Hopper merupakan tempat untuk menumpang buah yang sudah di rebus untuk
selanjutnya di jalankan dengan Automatic Feeder. Kapasitas 4 5 lori buah
masak. Pada saat pengisian, buah jangan sampai penuh agar tidak terlalu padat
sehingga buah tidak tersendat saat di jalankan oleh Automatic Feeder.

36
Gambar 4.7 Hoppe

4.3.3 Automatic FeederBerfungsi sebagai penggerak buah yang masak ke


hopper menuju penebah ( threshern ). Kecepatan penuangan diatur dengan
menyetel ratio gera box

4.3.4 Penebah ( Stripper )


Alat ini berfungsi untuk memisahkan buah ari tandannya. Alat ini bebentuk
drum yang berputar dengan kecepatan 23 25 rpm. Bantingan ini
berdiameter 2m dan panjang 4 m. Buah yang sudah di banting akan jatuh
melalui kisi kisi drum menuju
conveyor under thresher, sedangkan tandan yang kosong akan terdorong
keluar dan. masuk ke empty bunch conveyor untuk proses lebih lanjut

4.3.5 Under thresher conveyor

Merupakan alat yang di gunakan untuk mengangkut brondolan menuju


fruit elevator yang terletak di bawah thresher.

4.3.6 Fruit Elevator

Merupakan alat untuk mengangkut brondolan brondolan menuju


distributing conveyor pada stasiun berikutnya. Alat ini menggunakan
timba timba yang terkait pada rantai yang di gunakan untuk
mengangkut rondolan tersebut.

4.3.7 Empty Bunch Conveyor

Merupakan alat yang di gunakan untuk mengangkut tandan kosong


yang berupa rantai yang di tambahkan pada stripper.

4.4 Stasiun Press ( Pressing Station )

Stasiun pengepresan adalh stasiun dimana pengambilan minyak dari


pericarp dilakukan dengan cara pelumatan dan pengempaan. Pelumatan

37
dilakukan di dalam digester sedangkan pengempaan di lakukan di dalam screw
press. Di PKS Pagar Marbau terdapat 2 line stasiun press yang masing
masing line terdiri dari 4 alat, yaitu :

4.4.1 Distributing Conveyor

Alat yang di gunakan untuk mendistribusikan buah / brondolan yang di


terima dari timba buah fruit elevator menuju digester

4.4.2 Cross Conveyor

Alat ini berfungsi untuk membawa buah ke distributing conveyor


secara silang. Alat ini di gunakan jika salah satu line fruit elevator tidak
bekerja.

4.4.3 Ketel Adukan ( Digester )

Alat ini di gunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging


buah terpisah dari biji. Berbentuk bejana silinder berdiri vertikal yang
di dalamnya terdapat 5 pasang pisau ( Steering Arms ) yang terikat
pada poros yang beputar. Pisau bagian bawah berfungsi sebagai
pengaduk dan sebagai pendorong buah keluar menuju talang dan
press cake.

Ada pun spesifikasi dari digester adalah sebagai berikut :

Diameter : 1,2 m
Tinggi : 2,9 m
Kapasitas : 15 Ton brondolan / jam
Dalam digester di perlukan suhu sebesar 90 110 C untuk
mempermudah proses pelumatan. Hal hal ini yang di perlu di
perhatikan yaitu :
Pada saat beroperasi pengisian di gester harus penuh atau
Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga
minyak tidak terlalu tergenang
Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar
minyak dapat mengalir dengan lancar ke oil gutter
Kebocoran minyak di hindari
Perawatan terhadap kran kran dan pisau digester

4.4.4 Pengempa ( screw press )


Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak dari dagingbuah yang
berasal dari digester. Alat ini terdiri dari silinder ( Press Cylinder ) yang
berlubang di dalamnya dan di pasang 2 buah ulir ( Screw ) yang
berputar berlawanan arah. Tekanan pengopressan di atur 2 buah konus

38
yang berada pada bagian ujung press yang dapat bergerak maju mundur
secara hidrolik. Adanya massa yang keluar dari digester melaui talang
akan masuk ke dalam press silinder dan mengisi worm. Volume setiap
space worm ini berbeda.semakin mengarah ke ujung as screw dengan
volume semakin kecil sehingga buah tertekan dan minyak terperas.
Minyak kasar akan terpisah dan keluar dari lubang lubang press
cylinder dan di tampung pada talang minyak ( oil gutter ) yang
diteruskan ke vibro separator masuk kedalam crude oil tank sedangkan
bagian dari muka atau sela sela cone akan keluar cake dan jatuh lalu
di tampung di cake brake conveyor.

Adapun hal hal yang harus di perhatikan adalah :


Cake yang keluar harus merata di sekitar kunos
Tekanan hidrolik antara 50 60 kg / cm
Tekana press tinggi mengakibatkan kadar inti pecah bertambah
dan kerugian inti bertambah
Tekanan press rendah mengakibatkan cake basah, kerugian
minyak pada ampas dan biji pecah sedikit, dan bahan bakar
( ampas ) basah menyebabkan pembakaran tidak sempurna
Kebersihan alat alat
Standar losis minyak pada ampas sebesar 5 6 % dan biji
sebesar 0,3 0,6 %

4.4.5 Cake Brake Conveyor

Ampas press yang masih bercampur biji dan gumpulan serat ( fibre )
masih banyak mengandung air sehingga perlu di pecah dengan alat
pemecah ampas ( Cake Brake Conveyor ). Alat ini berupa talang yang
berisi pedal pedal yang di ikat pada poros yang berfungsi untuk
mengaduk ampas press dengan memutar dan mendorong ampas ke
ujung talang yang bertujuan untuk memisahkan biji dan serabut di
pemisah biji ( Depericarper ). Selanjutnya serabut ( fibre) di
pergunakan untuk bahan bakar boiler sedangkan biji dibawa ke stasiun
pengolahan biji

4.5 Stasiun Pengolahan Biji ( Kernel Plant )

Stasiun ini adalah stasiun untuk memperoleh inti sawit. Biji dari pemisahan
biji dan ampas di olah di stasiun ini untuk diperam, di pecahkan, dipisahkan
antara inti dan cangkang . inti dikeringkan dalam kernel silo untuk dikrim ke
pengolahan berikut. Cangkang di gunakan untuk bahan bakar pada boiler

Adapun peralatan yang di gunakan pada stasiun adalah :

Depericarper

39
Merupakan alat yang di gunakan untuk memisahkan ampas dan biji
dan membersihkan sisa sisa tersebut serabut yang masih melekat
pada biji. Terdiri dari kolom pemisah ( separing coloum ) dan
( polishing drum )
Separing coloum, merupakan ruah pemisah antara saat dan biji.
Pemisah di lakukan dengan cara oleh isapan blower dengan
hampa udara. Serat dan biji yang dibawa oleh cake brake
conveyor jatuh pada separating coloum dan isapan blower serat
akan terisap masuk ke dalam siklon ampas ( fibre cyclone ) dan
melalui air lock masuk kedalam conveyor bahan bakar untuk
boiler.

Polishing drum, berfungsi untuk membersihkan serat serat


yang masih melekat pada biji. Spesifikasi alat ini adalah :
Diameter :1m
Panjang : 7,5 m
Kapasitas : 6 ton biji / jam
Putaran : 32 rpm

Nut Elevator
Alat ini berfungsi untuk mengangkut biji biji yang keluar dari
polishing drum dengan menggunakan timba timba

Nut silo
Alat ini berfungsi untuk memeram biji agar lebih mudah di pecah dan
di proses selanjutnya di dalam ripple mill

Nut Grading Drum ( Tabung Pemisah biji )


Alat ini berfungsi sebagai unutk memisahkan biji menurut besarnya
diameter biji agar biji biji yang masuk ke dalam ripple mill atau
cracker di usahakn merata. Biji biji terpisah menurut fraksi fraksi
kecil, sedang besar. Alat ini berupa drum yang berlubang lubang
menurut besar yang telah di sesuaikan dan berputar. Biji - biji yang
telah di sesuaikan ukurannya sesuai lubang lubang pada drum
tersebut masuk ke dalam ripple mill atau cracker
Ripple mill
Berfungsi untuk memecahkan sehingga inti terlepas dari
cangkangnya.alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu :
a. rotating rotor
terdiri dari rod (ripple tad) dari high karbon steel berjumlah 30
batang dimana 15 batang pada bagian luar dan 15 batang lagi
pada bagian dalam.
b. stationary plate (ripple pad)
plate bergerigi tajam dari high karbon steel. Alat ini dapat
memecah biji tanpa melalui pemeraman dalam nut silo asalkan

40
proses perebusan berlangsung dengan baik. Efesiensi
pemecahan berkisar antara 95-98%.

Efesiensi pemecahan alat ini rendah karena :

1) Pengisian terlalu penuh/banyak


2) Putaran rotor kurang
3) Ripple bar dan ripple pad aus
4) Biji kurang kering

Gambar 4.20 Rippple mill

4.5.6 Dry Spreating System

Inti yang di bawah oleh Dry nut conveyor menuju ke spreatring coloum
yang memisahkan dua bagian :

a. Material ringan seperti serat-serat cangkang , inti pecah tipis akan


terpisah dan melalui cylone akan jatuh ke silo cangkang dan
selanjutnya digunakan untuk bahan bakar boiler

b. Material seperti inti bulat, inti setengah pecah akan terpisah dan
jatuh oleh pneomatik transport yang didorong dan di masukkan
ke dalam kernel silo inti.

4.5.7 Silo Inti

Merupakan tempat untuk meringankan inti yang masih mengandung air


sebesar 15-25%. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan blower
dengan memanfaatkan elemen panas. Kadar air inti yang di syaratkan
sekitar 6 7 %. Dalam silo ini, inti sawit dapat di simpan selama 6
bulan

Proses pengeringan dalam silo ini 7 jam dengan pemberian panas


kontinue. Pemanasan pada elemen atas bersuhu 70 C, elemen tengah
bersuhu 60 C,dan elemen bawah bersuhu 40 C,setelah dirasakan
41
cukup kering dan kadar air telah memenuhi syarat, maka dalam inti silo
ini diturunkan untuk dikreim ke buckling / kernel bin. Spesifikasi dari
silo inti adalah :

Panjang :2m
Lebar :2m
Tinggi :8m
Kapasitas : 1,5 2 ton/ jam

4.6 Stasiun pemurnian minyak ( clarification Station )


Minyak yang berasal dari stasiun pengepresan masih banyak mengandung
banyak kotoran sperti lumpur, air dan sebagaiaannya. Keadaan ini
menyebabkan mutu CPO berkurang sehingga sulit di pasarkan. Untuk itulah
miny ini di proses lagi di stasiun clarifikasi.
Stasiun clarifikasi adalah stasiun pemurnian minyak yang merupakan stasiun
terakhir dalam pengolahan minyak sawit. Minytak kasar ( CPO ) dari stasiun
pressan di krim ke stasiun ini untuk di proses lebih lanjut sehingga di peroleh
minyak produksi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang di harapkan.
Stasiun klarifikasi memiliki alat sebagai berikut :

Talang minyak ( oil gutter )


Merupakan talang minyak yang di pasang di bawah screw press untuk
menampung crude oil. Kemudian di alirkan menuju santrap tank lalu
ke vitro swecco. Air yang di gunakan untuk mengalirkan minyak ini
harus benar benar panas dan cukup agar pemisahan minyak dapat
cepat terjadi.
Ayakan getar ( vibro separator )
Alat ini berfungsi untuk memisahkan / menyaring kotor kotoran
berupa serat dari minyak kasar. Kotor kotoran berupa ampas di
kembailikan kembali melalui corong ke timba timba fruit elevator
dan di olah kembali.
Vibro separator ini begetar dan memakai saringan kawat dengan
saringan mesh 20 40. Cairan minyak dari vibro separator di tampung
dalam tangki minyak kasar ( crude oil tank )
Hal hal yang perlu di perhatikan adalah :
a. pengenceran dengan air panas di atur agar perbandingan minyak
dengan air lumpur sesuai.
b. kawat saringan bila rusak harus segera di ganti
c. hindari kebocoran dari talang pipa atau vibro separator itu
sendiri

Tangki / pompa minyak kasar ( crude oil tank pump )


Minyak kasar yang sudah tersaring akan masuk ke tangki minyak
kasar. Dalam tangki ini akan di lakukan penambahan panas agar
minyak cepat terpisah dan dapat mengendapkan kotoran kotoran.

42
Panas yang ada di lakukan dengan injeksi uap ( steam injection ).
Temperatur tangki ini di harapkan 90 C. Minyak dalam tangki ini
di pompakan ke balance tank lalu ke tangki pisah ( verticak continous
tank ) dengan pompa minyak kasar ( crude oil pump )

Tangki pemisah ( vertical continous tank )

Merupakan tangki untuk pemisah pertama antara minyak dengan


sludge secara pengendapan. Untu mempermudah pemisahan, maka
suhu di pertahankan 90 C 95 C dengan injeksi uap.

Tangki Masakan Minyak ( oil tank )


Minyak pada tangki pemisah pada ruang kedua dialirkan ke tangki ini
melalui alat skimmer. Kemudian di beri penambahan panas dengan
pipa spiral pada bawah dan atas tangki. Temperatur minyak dalam
tangki ini di harapkan antara 90 C 100 C
Hal hal yang perlu di perhatikan adalah :

a. Saringan uap dan uap yang mengalir harus berfungsi dengan


baik

b. dengan penambahan uap di harapkan kadar air dalam minyak di


tangki masakan antara 0,5 % - 0,7 % dan kadar kotoran antara
0,1- 0,3 %

c. pipa uap spiral sebaiknya terbenam dalm cairan minyak untuk


mendapatkan transfer panas yang efektif

Sentrifusi minyak ( oil purifier )


Alat yang berfungsi untuk memurnikan minyak yang berasal dari
tangki masakan minyak yang masih mengandung air 0,5 0,17 %
dan kotoran 0,1 0,3 %. Kadar air dalam minyak setelah proses oil
purifier ini usahakan 0,3 0,4 dan kadar kotoran 0,01 0,15 %. Suhu
minyak di usahakn 90 C 95 .

Gambar.sentrifusi minyak

43
Transfer Tangki
Merupakan tangki yang di gunakan untuk menampung minyak dari oil
purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki
pompa udara ( vacuum dryer ) agar merata dan tetap.

Pengeingan Minyak ( Vacum Dryer )


Berfungsi untuk memisahkan air dan minyak dengan cara penguapan
hampa udara. Hasil yang di harapkan dari proses ini adalah minyak
yang bekadar air
0,1 0,15 % dan kadar kotoran 0,013 0,015 %
Alat ini terdiri dari tabung hampa udara dan 3 tingkat steam ejector.
Tekanan vacum dryer bekisar antara 0,8 1,0 kg /m. Minyak yang
keluar dari vacum dryer ini langsung di krim ke tangki timbun ( stroge
tank ) dan siap untuk di jual.

Tangki timbun
Tangki ini berfungsi untuk menyimpan minyak kelapa sawit yang siap
untuk di jual. Minyak dalam tangki ini harus selalu di panaskan dengan
cara di pasang pipa pemanas dengan uap dan dicapai suhu 50 C -
55 C untuk menghindari kenaikan asam lemak bebas ( free fatty acid
) dan kadar air dalam minyak di tangki
Tangki Lumpur
Tangki ini di gunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahaan
di tangki pemisah. Sludge yang masih mengandung minyak 7 9 %.
Dalam tangki ini di pasang pipa steam injection untuk memanaskan
dan mengecerkan Sludge. Di usahakn suhu sludge tank berkisar 90
100 C

Saringan Berputar ( Brush Stainer )


Saringan ini berfungsi sebagai alat pemisah serabut serabut, pasir dan
kotoran kotoran yang terdapat dalam sludge separator. Alat ini terdiri
dari tabung slinder yang berlubang lubang halus dan di pasang pada
sikat sikat kawat baja sebanyak 5 pasang dan di ikatkan pada poros
yang berputar.

Sand Cyclone
Sludge dari brush stainer di perkirakan masih mengandung pasir dan
masih perlu di proses lagi pada alat sand cyclone agar proses
selanjutnya dapat berjalan lacar lalu ke sanding tank kemudian di
alirkan ke sludge separator lalu menuju ke sludge fit.

Sentrifusi Sludge ( Sludge Separator )


Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak dari air, sludge, dan
kotoran.

44
Sludge yang masuk ke alat ini terdiri dari air 80 85 %, bahan
peralatan bukan minyak 8 12 % dan minyak 5 10 %.
Air dan kotoran di buang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan di
pompakan kembali ke continuous tank. Suhu sludge yang ada di alat
ini berkisar antara 95 100 C. Penambahan panas dengan suhu 70 -
90C. Dalam proses ini kadar minyak pada sludge separator di
harapkan 0,3 0,5 %.

Recovery Tank
Cairan sludge dari sludge fit di pompakan ke dalam tangki ini untuk
pengutipan minyak lebih lanjut.

Fat Pit
Suatu bak penampung sludge buangan minyak minyak yang keluar
dari bocoran bocoran alat di stasiun klarifikasi yang dialirkan ke parit
dan di pompakan ke bak ini dikumpulkan, kemudian di kutip kembali
sludge dan minyak tersebut dengan pompa untuk masuk ke crude oil
selanjutnya di proses lagi di stasiun klarifikasi.

BAB V

SPESIFIKASI PERALATAN

5.1 Loading Ramp


Fungsi : sebagai tempat pendistribusian TBS ke tiap Lori
Spesifikasi alat :

1. Plat besi dirancang berlantai miring

2.Kisi kisi pembuangan kotoran dari besi dan mempunyai kerengagangan


sekitar 1 cm

3.Jumlah pintu loading ramp sebanyak 22 buah

4.Kemiringan sekitar 27

45
5.Sistem hidrolik di gerakkan oleh 2 set hidrolik power unit elecromotor jenis xx
turbo

6.Kapasitas tiap loading ramp 8 10 ton

5.2 Alat Penggerak ( Cap Stand )

Fungsi : untuk menarik lori ke sterilizer dan menarik lori kosong ke loading
ramp.

Jumlah : 4 unit

5.3 Lori ( Keranjang Buah )

Fungsi : sebagai tempat TBS yang telah di sortir yang akan di rebus.

Spesifikasi alat :

Panjang : 250 cm
Lebar : 150 cm

5.4 Sterilizer ( Stasiun Perebusan )


Fungsi : menonaktifkan enzim lipase yang menyebabkan naiknya ALB,
memudahkan buah lepas dari tandannya, melunakkan daging buah,
mengurangi kadar air dan melelehkan lapisan lilin pada daging buah
dan merupakan pengeringan pendahuluan terhadap biji inti mudah
lepas dari cangkangnya.
Spesifikasi alat :

1. Bentuk : Silinder Horinzontal


2. Panjang : 2723 cm
3. Diameter dalam : 208 cm
4. Diameter luar : 281 cm
5. Tebal Plat : 5 cm
6. Tekanan : 2,5 2,7 kg / cm
7. Isi muatan : 10 Lori
8. Waktu Operasi : 95 menit
9. Jumlah : 4 unit

5.5 Keran Buang Masakan


Fungsi : tempat untuk membuah uap bekas

46
Jumlah : 4 buah
Spesifikasi alat :

1. Merk : Keystone

2. Serial no : F 790018

3. Jenis : Pneumatic Atuator

4. Max air pressure : 800 kPa

5. Buatan : Made in Australia

5.6 Keran Uap Masuk

Fungsi : tempat masuknya uap rebusan

Jumlah : 4 Buah

Spesifikasi alat :

1. Merk : Keystone

2. Jenis : Pneumatic Rock and Pinion Actuator

3. Model no : ARP OLAM K D000

4. Serial no : 045767

5. Volume : 0,9 L

6. Max Supply Pressure : 0,8 Mpa

7. Buatan : Manufactured in the UK By Tyco Flow Control

5.7 HoistingCrane

47
Fungsi : untuk mengangkat dan membuang TBS yang berada pada lori ke
Thressing serta mengembalikan lori kosong ke posisi semula.

Spesifikasi alat :

1. Merk : DEMAG / EL 2 F625H8N

2. Kapasitas : 500 Kg

3. Tinggi angkat : 12 m

4. Kapasitas angkat : 5 ton

5. Kecepatan angkat : 12,5 m / menit

6. Jumlah : 2 unit

5.8 Stripper

Fungsi : melepas atau memisahkan buah dari jajang dengan cara membanting
TB Dengan bantuan putaran pada thressing

Spesifikasi alat :

1. Merk : DEMAG / EL 26525 HCN

2. Bentuk Model : Horinzontal

3. Panjang drum : 4000 mm

4. Diameter drum : 2000 mm

5. Panjang Sumbu : 4000 mm

6. Kapasitas : 30 ton / jam

7. Motor : 15 HP

8. Jumlah lubang kisi : 4 5 cm

9. Putaran : 22 25 rpm

48
10. Jumlah : 2 unit

5.9 Automatic Feeder

Fungsi : tempat buah masak sebelum masuk ke thresser

Spesifikasi alat :

1. Panjang :2m

2. Kapasitas : 30 ton / jam

3. Memakai eletromotor

a. Tegangan : 380 Volt

b. Power : 3 KW

c. Putaran : 1440 rpm

d. Frekuensi : 50 Hz

5.10 Digester

Fungsi : untuk melunakkan / mengaduk buah agar mudah dalam proses


pengepresan sehingga ampas bebas dari minyak dan merusak struktur
buah dan membuka sel sel yang mengandung minyak

Spesifikasi alat :

1. Model : UDW / 3220 164 LUXEMBURG

2. Panjang Mesin: 2800 mm

3. Panjang Rol : 1200 mm

4. Kapasitas : 10 15 ton / jam

5. Putaran Pisau : 25 rpm

6. Volume tabung: 3200 liter

5.11 Under Thresser Conveyor

Fungsi : untuk mengangkut brondolan ke fruit elevator

49
Spesifikasi alat :

1. Diameter : 500 mm

2. Panjang : 5200 mm

3. Lebar : 550 mm

4. Kapasitas : 60 ton / jam

5. Memakai elektromotor

a. Power : 3 KW

b. Tegangan :380 volt

c. Frekuensi : 50 Hz

5.12 Fruit Elevator

Fungsi : alat untuk mengangkut brondolan masuk ke dalam distributing


conveyor spesifikasi alat:

1. Kapasitas : 30 ton / jam

2. Tinggi : 10290 mm

3. Memakai elektromotor

a. Power : 4 KW

b. Tegangan : 415 volt

c. Putaran : 1420 rpm

d. Frekuensi : 50 Hz

5.13 Distributing Conveyor

Fungsi : alat untuk mendistribusikan buah brondolan yang di terima dari fruit
elevator ke masing masing digester

Spesifikasi alat :

50
1. Diameter : 500 mm

2. Panjang : 8046 mm

3. Lebar : 550 mm

4. Kapasitas : 30 ton / jam

5. Memakai elektromotor

a. Power : 4 KW

b. Tegangan :380 volt

c. Putaran : 1420 rpm

d. Frekuensi : 50 Hz

5.14 Empty Bunch Conveyor

Fungsi : alat untuk mengangkut tandan kosong dari hasil bantingan

Spesifikasi alat :

1. Panjang : 59000 mm

2. Kemiringan : 20

3. Kapasitas : 60 ton / jam

4. memakai elektromotor

a. Power : 10 KW

b. Tegangan :380 volt

c. Arus : 15,5 A

d. Putaran : 930 rpm

e. Frekuensi : 50 Hz

5.15 Bottom Cross Conveyor

51
Fungsi : untuk mengantar dan membagikan buah yang datang dari fruit
conveyor ke

Dalam elevator

Spesifikasi alat :

1. Kapasitas alat : 20 ton buah / jam

2. Ukuran : 5165 x 530285 mm

3. Putaran : 52 rpm

5.16 Pengaduk

Fungsi : untuk melepaskan daging buah sawit dari biji

Spesifikasi alat :

1. Model : US 12

2. Material : 2 dek / 3 separator

3. Putaran : 10 14 rpm

4. Kapasitas : 10 12 ton

5. Memiliki elektromotor

a. Tegangan : 380 volt

b. Tenaga : 2 HP

c. Frekuensi : 50 Hz

5.17 Screw Press

Fungsi : untuk memeras minyak sawit dari daging buah

52
Spesifikasi alat :

1. Kapasitas : 10 12 ton

2. Type : P 9 dan US 12

3. Putaran : 11 rpm

4. Jumlah : 4 unit

5. Memakai pompa hidrolik

a. Merek : SONPIN

b. Kapasitas : 170 Kg / cm

c. Tekanan : 160 Kg / cm ( max )

: 40 Kg / cm ( Standard )

d. Temperatur : 0 160 C

5.18 Vibro Separator

Fungsi : untuk menyaring kelapa sawit dari serat serat kotoran kotoran
kasar

Spesifikasi alat :

1. Merek : Sweco

2. Kapasitas : 30 40 ton / jam

3. Type : US 60.S.888

4. Putaran : 1500 rpm

5. Tenaga : 2,5 HP

6. Ukuran mesh : 1 mesh screen 20, 1 mesh screen 40

7. Model : 2 deck / separator

8. Memiliki 1 motion generator

9. Memiliki eletromotor

53
a. Putaran : 1500 rpm

b. Arus : 9,4 KW

c. Tegangan : 380 Volt

d. Frekuensi : 50 Hz

5.19 Crude Oil Tank

Fungsi : untuk menampung minyak yang keluar dari serangan getar dan
Mengendapkan kotoran kotoran yang terikat dalam minyak

Spesifikasi alat :

1. Panjang :3m

2. Lebar :2m

3. Tinggi :1m

4. Kapasitas : 6 m

5. Crude Oil Pump : AHS HERSTAL / NO. 740460 RCR 4 D

6. Memiliki eletromotor

a. Merek : GANC / V 7 100. NO. 786839

b. Tegangan : 380 Volt

c. Putaran : 1440 rpm

d. Frekuensi : 50 Hz

5.20 Continous Setting Tank

Fungsi : Menampung minyak yang di pompakan dari crude oil tank


dan memisahkan minyak dengan kotoran memakai sistem
gravitasi pengendapan.

Spesifikasi alat :

1. Kapasitas : 30 ton / jam

2. Tinggi : 6100 mm

3. Diameter : 2000 mm

4. Tinggi : 8000 mm

5. Volume : 40 m

54
6. Jumlah : 3 buah

5.21 Oil Tank

Fungsi : Untuk memisahkan kotoran yang masih terikut bersama minyak yang
Keluar dari continous tank serta memperkecil kandungan air
yang terdapat Dalam minyak

Spesifikasi alat :

1. Tinggi total : 3500 mm

2. Diameter : 2000 mm

3. Kapasitas : 20 ton / jam

4. Tinggi : 3000 mm

5.22 Oil Purifier

Fungsi : untuk memisahkan air dan kotoran yang terikut bersama minyak
dengan prinsip gaya sentrifugal

Spesifikasi alat :

1. Jumlah : 4 buah

2. Merk : Alfa Laval S.A. Madrid

3. Buatan : made in Spain

4. Separator : PAPX 307 SGD 116

5. Manufacturing Serial no / year : 4110226 / 1998

6. Product no : 881139 02 04

7. Bowl : 553895 02

8. Machine bottom part : 553867 01

9. Max speed ( bowl ) : 548071 03

10. Direction of rotation ( bowl ) : 8375 rpm

11. Speed motor shaft : 3000 rpm

12. El current frequency : 50 Hz

55
13. Recommended motor power : 7,5 KW

14. Max density of sendiment : 1700 Kg / m

15. Max density of feed : 1000 Kg / m

16. Max density of operating : 1000 Kg / m

17. Process temp. Min / max : 0 C / 100 C

5.23 Vacum Dryer

Fungsi : mengeringkan dan mengurangin kadar air minyak sampai kurang dari
0,1 % dengan sistem penguapan hampa udara

Spesifikasi alat :

1. Kapasitas : 10 ton

2. Memakai elektromotor

a. Putaran : 1440 rpm

b. Tegangan : 380 420 Volt

c. Arus : 9,2 A

d. Frekuensi : 50 Hz

e. Power : 7,5 8,6 KW

f. Berat : 50 Kg

5.24 Tangki Timbun

Fungsi : Menyimpan minyak hasil olahan ( CPO ) sebelum serta untuk


mengetahui jumlah hasil produksi perhari untuk mengetahui
besarnya rendaman minyak yang di hasilkan

Spesifikasi alat :

1. Kapasitas : 500 ton

a. Tinggi :6m

56
b. Diameter : 11 m

2. Kapasitas : 1500 ton

a. Tinggi : 10 m

b. Diameter : 11 m

3. Kapasitas : 1600 ton

a. Tinggi :9m

b. Diameter : 15 m

5.25 Sludge Tank

Fungsi : untuk menampung sludge yang keluar dari continous setting tank dan
untuk mengendapkan pasir, lumpur dan partikel partikel kasar

Spesifikasi alat :

1. Tinggi :8m

2. Diameter : 2 m

3. Kapasitas : 20 ton / jam

5.26 Sludge Separator

Fungsi : memisahkan beberapa kotoran, pasir, lumpur yang terikut bersama


minyak dari sludge tank dengan gaya sentrifugal

Spesifikasi alat :

1. Kapasitas : 10 ton / jam

2. Memakai elektromotor

a. Tegangan : 380 Volt

b. Arus : 30 Ampere

5.27 Fat Pit

Fungsi : untuk pengutipan minyak dari sludge buangan pabrik

Spesifikasi alat :

1. Panjang :4m

2. Lebar :3m

57
3. Tinggi : 1,5 m

4. Kapasitas : 18 m

5.28 Cake Breaker Conveyor

Fungsi : menghantar panas dan biji ke stasiun depericarper, mengeringkan dan


mengurangin kadar air pada cangkang biji agar dapat di gunakan untuk
bahan bakar boiler.

Spesifikasi alat :

1. Diameter : 500 m

2. Panjang : 20280 mm

3. Motor : 7,5 HP

4. Kapasitas : 30 ton / jam

5. Memakai elektromotor

a. Merek : BAUER / A 4546 HZ. 380

b. Putaran : 1420 rpm

c. Power : 7,5 Hp

5.29 Nut Polishing Drum

Fungsi : untuk memisahkan biji dari serabut yang masih tertinggal / melekat
pada biji

Spesifikasi alat :

1. Type : Atmindo

2. Diameter :1m

3. Panjang : 7,48 m

4. Kapasitas : 6 ton / jam

5. Lubang pori pori kecil : 8 10 mm

6. Lubang pori pori besar : 40 45 mm

7. Memakai elektromotor

a. Power : 5 KW

b. Putaran NI : 930 rpm

58
c. Putaran NI : 23 rpm

5.30 Nut Silo

Fungsi : untuk memeram biji agar mudah di pecah di cracker atau pun di
ripple mill

Spesifikasi alat :

1. Type : Lokal

2. Volume : 90 m

3. Panjang :3m

4. Lebar : 2,5 m

5. Tinggi : 10 m

6. Kapasitas : 10 ton / jam

7. Jumlah : 4 unit

5.31 Ripple Mill

Fungsi : untuk memecahkan cangkang dari biji sehingga mempermudah


proses pemisahan biji dan cangkang

Spesifikasi alat :

1. Diameter : 400 mm

2. Putaran : 1440 rpm

3. Kapasitas : 6 ton / jam

4. Jumlah : 3 unit

5. Memakai elektromotor

a. Merek : TECO 3 PHASE INDUCTION

b. Frekuensi : 50 Hz

c. Rating : 5000 HP

5.32 Nut Granding Drum

59
Fungsi : untuk memisahkan biji dengan cangkang

Spesifikasi alat :

1. Diameter : 1000 mm

2. Panjang : 200 rpm

3. Kapasitas : 6 ton / jam

4. Memakai elektromotor

a. Power : 5,5 KW

b. Putaran : 1430 rpm

5.33 Mixture Conveyor

Fungsi : untuk mengangkut biji yang telah di pisahkan dari nut grading

Spesifikasi alat :

1. Diameter : 325 mm

2. Panjang : 378 rpm

3. Kapasitas : 6 ton / jam

4. Memakai elektromotor

a. Power : 5,5 KW

b. Putaran : 1440 rpm

5.44 Silo Inti / Kernel Silo / Kernel Drying

Fungsi : sebagai tempat penampungan inti dan sekaligus sebagai tempat


pengering Inti untuk memenuhi persyaratan mutu

Spesifikasi alat :

1. Type : Lokal

2. Lebar : 2000 mm

3. Tinggi : 8700 mm

4. Kapasitas : 6 ton

5. Temperatur : 64 C

60
6. Kadar Air inti :7%

7. Kadar kotoran inti : 6 %

8. Jumlah : 6 unit

5.35 Dust Separator

Fungsi : kolom untuk memisahkan abu benda ringan dari campuran


pemecahan biji

Sebelum masuk hydrocyclone atau dry separating sistem ( tanpa air )

Spesifikasi alat :

1. Tinggi kolom : 2500 mm

2. Section coloum : 250 x 250 mm

3. Kapasistas : 8500 m / jam

5.36 Dry Seperating System

Fungsi : memisahkan cangkang dari inti

Spesifikasi alat :

1. Type : 1 SG C80 MZ

2. Power : 3 KW

3. Putaran : 2920 rpm

5.37 Kernel Distributing Conveyor

Fungsi : mengangkut dan membagi inti yang keluar dari ripple mill

Spesifikasi alat :

1. Type : Lokal

2. Diameter : 315 mm

3. Panjang : 3900 mm

4. Kapasitas : 3 ton / jam

5. Memakai elektromotor

a. Power : 2 KW

b. Putaran : 1420 rpm

61
5.38 Kernel Conveyor

Fungsi : sebagai alat pengangkutan biji

Spesifikasi alat :

1. Diameter : 315 mm

2. Panjang : 3900 mm

3. Kapasitas : 3 ton / jam

4. Memakai elektromotor

a. Power : 2 KW

b. Putaran : 1420 rpm

5.39 Blower Fun

Fungsi : mengeringkan inti / kernel

Spesifikasi alat :

1. Putaran : 1445 rpm

2. Power : 20 KW

3. Volume : 1950 m

5.40 Kernel Storage Tank

Fungsi : sebagai tempat penempungan dan penyimpanan inti sebelum di


pasarkan

Spesifikasi alat :

1. Type : Lokal

2. Diameter : 9 mm

3. Tinggi : 11 mm

4. Kapasitas : 500 ton / jam

5. Memakai elektromotor

a. Putaran : 1420 rpm

b. Power : 2 KW

5.41 Boiler

62
Fungsi : Sebagai tempat penghasilan uap ( steam ) untuk menggerakkan turbin
uap dan memenuhi kebutuhan steam dari alat alat yang di pakai seperti
Untuk sterilizer

Spesifikasi alat :

1. Merek : Takuma Water Tube Boiler

2. Buatan : PT. Super Andalas Steel

3. Type : N 600 SA

4. Tahun Pembutan : 1995

5. Tekanan Uap Normal : 23,0 Kg / cm

6. Temperatur kerja : 18 19 C

7. Kapasitas Uap : 20 ton / jam

8. Temperatur Steam : 260

9. Temperatur feed water : 95 C

10.Temperatur Udara : 30 C

11.Heating Surface : 172 m

12.Chamber Volume : 80 m

13.Heating surface boiler proper : 403 m

14.Konsumsi bahan bakar : 5200 Kg / jam

15.Jenis bahan bakar : fiber ( 60 % ) dan cangkang ( 40


%)

5.42 Turbin Uap

Fungsi : untuk mengubah tekanan uap menjadi energi listrik

Spesifikasi alat :

1. Power : 1296 HP

2. Putaran : 5000 rpm

3. Trip Speed : 5500 rpm

4. Inlet Temp ( stand ) : 210 C

5. Inlet Temp ( max ) : 213 C

63
6. Inlet Press ( stand ) : 18,5 Kg / cm

7. Inlet Press ( max ) : 19,5 Kg / cm

8. Merek : Avan Kaick

a. Buatan : Generatoren and Motoren Werke D 6078 Nev


Isenburg

b. Type : D 1 DB 100 / 625 4

c. No : 5438118

d. Excitation : 51,1 Volt

e. Frekuensi : 50 Hz

f. Jenis : 3 Phase

g. Aux Excitation : 166 Volt

h. Frekuensi Aux : 200 Hz

i. Insul Clase : F IP 23 Z 263330

j. ROF Direction : 1500

k. Coolant : 45 C

l. Jumlah : 2 Unit

9. Merek : Torbodyne

a. Gear Serial no : 35630

b. Horse Power : 1282

c. Serv. Factor : 1,3

d. Pinion RPM : 1990

e. Form :E5

f. Gear RPM : 5000

g. Ratio : 3,327

h. Buatan : Amerika

5.43 Back Pressure Vassel

Fungsi : untuk tempat penampungan uap bekas dari turbin dan di salurkan ke
stasiun pabrik

64
Spesifikasi alat :

1. Tekanan : 3 Kg / cm

2. Jumlah : 1 unit

5.44 Cerobong Asap Boiler

Fungsi : sebagai lubang saluran gas asap hasil pembakaran

Spesifikasi alat :

1. Tinggi Cerobong : 100000 mm

2. Diameter : 1400 mm

5.45 Pompa

Fungsi : mengatur aliran air pendingin

Spesifikasi alat :

1. Condensate Pump

a. Type : Vertikal

b. Jumlah : 2 buah per unit

c. Kapasitas : 225 m / jam

2. Feed Water Pump

a. Type : Sentrifugal

b. Jumlah : 2 buah per unit, satu dalam keadaan standby

c. Kapasitas : 268 m / jam

3. Sirkulasi Water Pump

a. Type : Helicon Sentrifugal

b. Jumlah : 3 pompa / 2 unit

c. Kapasitas : 11000 m / jam

5.46 Mesin Diesel

Fungsi : memenuhi kebutuhan listrik bila turbin sedang tidak beroperasi

Spesifikasi alat :

65
1. Merek : Windhoff Perfex Gmbh

a. Buatan : 4445 Neuenkirchen Burgsteinfurter Darmm

b. Type : 06119111

c. Kom. Nr : 80329

d. Bauja hr : 1281

2. Merek : Aktiengsell Schaft

a. Buatan : Kuhle, KOPP and Kausch D 6710

b. Kund Nr : 6199

c. Grosse : 4 L6Z 404

d. ATL NR :817380822

e. Ausf Nr : 52329703394

5.47 Anion dan Kation Exchanger

Fungsi : untuk mengikat unsur unsur mineral dan logam serta mengikat sisa

Asam pada air umpan ketel

Spesifikasi alat :

1. Merek : Hydrex Asia Ltd

a. Kapasitas : 20 ton / jam

b. Jumlah : 2 unit

2. Merek : Permutit

a. Kapasitas : 10 ton / jam

b. Jumlah : 4 unit

c. Buatan : Salcon Engineering Kuala Lumpur

5.48 Motor Blower

Fungsi : di gunakan dalam pengolahan limbah

Spesifikasi alat :

1. Merek : Tecco 3 Phase Induction Motor

2. Code : AEERKR

66
3. Jenis : 4Pole Frame Size

4. Amb : 40 C

5. BS : 4999 dan 5000 IP W55

6. BRG : 6311ZZ 6310ZZ

7. Tenaga : 25 HP

8. Daya : 18,5 KW

9. Tegangan : 380 415 Volt

10. Arus : 37,6 34,4 A

11.Frekuensi : 50 Hz

12.Tekanan : 0,4 Kg / cm

13. Putaran : 1455 rpm

14.Serial No : H246624009

15.Weight : 160 Kg

16.Jumlah : 7 unit

BAB VI

PEMBANGKIT TENAGA

Tenaga yang di gunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan mesin mesin di
pabrik kelapa sawit Pagar Marbau ini di peroleh dari tenaga listrik dan uap. Listrik di peroleh
dari PLN dan mesin diesel dengan bahan bakar solar, sedangkan tenaga uap di peroleh
dengan mengoptimalkan uap sebagai tenaga penggerak. Pabrik kelapa sawit banyak
menggunakan tenaga uap karena :
1. Bahan bakar tersedia ( ampas dan cangkang )
2. Semua stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas

Alat ini di gunakan sebagai pembangkit uap dan boiler. Daya listrik yang tersedia
didistribusikan ke bagian bagian berikut
1. Perumahan pimpinan, Staf dan Karyawan
2. Penerangan dan Arus listrik kantor, pabrik serta jalan
3. Unit unit proses pengolahan pabrik kelapa sawit
4. Menggerakkan alat transportasi seperti material handling, hoisting crane, elevator, empty
bunch
Conveyor dan sebagainya
5. Unit unit proses pengolahan air

67
6. Penerangan Labratorium dan bengkel listrik

Boiler
Aplikasi boiler pada pabrik kelapa sawit Pagar Marbau:
Peralatan yang paling penting pada mesin tenaga uap berbentuk bejana tekan berisi
fluida air yang di panasi langsung oleh energi kalor dari proses pemabakaran, atau
dengan elemen listrik atau energi nuklir. Air pada boiler akan terus menyerap kalor
sehingga temperaturnya naik sampai temperatur didih, sehingga terjadi penguapan.
Pada boiler yang menggunakan drum sebagai penampung uap, air akan mengalami
sirkulasi selama proses pendidihan. Ada dua cara sirkulasi air yaitu sirkulasi alamiah
dan sirkulasi paksa. Sirkulasi air alamiah terjadi karena perbedaan massa jenis antara
air panas dengan air yang lebih dingin, air panas akan naik ke permukaan drum dan
air lebih dingin turun. Sirkulasi air di paksa terjadi karena air sirkulasi dengan bantuan
dari pompa.
Pada pabrik kelapa sawit Pagar Marbau, boiler di gunakan sebagai penghasilan uap
untuk keperluan :

1. Sterilizer, yaitu untuk merebus dan menetralisir kelapa sawit

2. Klarifikasi, proses pemurnian kelapa sawit

3. Pengadukan, yaitu proses pengadukan kelapa sawit untuk memudahkan


pemisahan daging buah dari inti pada digester

4. Pressan, yaitu untuk menghasilkan minyak dengan menggunakan screw press


yang mengguanakan energy uap

5. Stroge tank, yaitu tangki penimbunan CPO hasil produksi dan di panasi agar
tidak membeku antara 40 C 45 C

6. Kernel plant, proses pengeringan inti

7. Menggerakkan turbin Uap untuk keperluan di atas uap yang di gunakan bersal
dari turbin uap yang di tampung dalam BVP ( Break pressure Vassel ) dan
didistribusikan ke setiap unit di atas dengan tekanan rata rata 2 3 Kg / cm,
dan juga di gunakan untuk memanaskan air pada feed water tank dearator.

68
Gambar.Boiler

Bagian bagian Boiler


Ruang Bakar
Bagian bagian boiler terdiri dari dua ruangan, yaitu
Ruang bakar, yang berfungsi sebagai ruang pembakaran, sebagian
panas yang di hasilkan langsung di terima oleh pipa air.
Ruang kedua, merupakan gas panas yang di terima dari hasil
pembakaran dalam ruang pertama. Dalam ruang kedua, gas panas di
hisap oleh Induce Draft Fan sehingga terjadi aliran panas dari ruang
pertama ke ruang kedua pembakaran. Jumlah uadara yang di perlukan
di atur melalui klep yang harus dim kendalikan dari saklar ketel.
Sedangkan dalam ruang ke dua gas panas di hisap oleh blower
sehingga terjadi aliran panas dari kedua pembakaran. Didalam ruang
kedua pembakaran di pasang sekat sekat asap. Pengaturan tekanan di
dalam dapur di lakukan dengan corong keluar blower dengan klep
yang diatur secara otomatis oleh plat hycrolus. Sedemikian rupa, yang

69
dapat memperpanjang permukaan yang di lalui gas panas agar tersebut
dapat melumasi seluruh pipa pipa air, sebagian permukaan luar drum
atas dan bawah. Bahan bakar yang di gunakan :
Serabut
Cangkang, yang berasal dari pengolahaan kelapa sawit

Drum Atas
Drum atas berfungsi untuk tempat pembentukan uap dan tempat pemasukan
air umpan yang di lengkapai dengan sekat sekat penahan butir butir air
untuk memperkecil air terbawa uap.

Drum bawah
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang di dalamnya
di pasang pasang plat plat pengumpul endapan lumpur untuk memudahkan
pembuangan keluar ( blow down )

Pipa pipa Air


Pipa pipa berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang di buat
sebanyak mungkin, sehingga penyerapan panas lebih merata dengan efisensi
tinggi, pipa pipa alat ini terdiri dari :
Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan header muka /
belakang
Pipa air yang menghubungkan drum atas dengan drum bawah
Pipa air yang menghubungkan drum dengan header belakang

Pembuangan abu
Abu yang terbawa dari ruang pembakaran pertama, terbuanglah / jatuh
kedalam pembuangan abu yang berbentuk kerucut

Pembuangan Gas Bekas


Gas bekas setelah ruang pembakaran kedua di hisap oleh blower hisap melalui
saringan abu, kemudian di buang ke udara bebas melalui cerobong asap.
Pengaturan tekanan di dalam dapur di lakukan dengan corong keluar blower
dengan klep yang di atur secara otomatis oleh plat hycrolus

Alat alat Pengaman


Katup pengaman, bekerja untuk membuang uap apabila tekanan melebihi
tekanan yang ditentukan
Gas penduga, alat untuk melihat tinggi air sehingga memudahkan
pengontrolan air selama operasi
Kran sprei air,satu kran buka cepat dan satu buah kran buka ulir. Bahan kedua
kran, tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi pengatur tekanan /
manometer, sebagai pegukur tekanan di dalam ketel.
Kran uap induk, sebagai pembuka dan penutup aliran uap ketel pada pipa uap
induk

70
Kran pemasuk air, satu buah kran ulir dan satu lagi kran satu arah
Perlengkapan lain seperti alat penghembus debu pada pipa air ketel, pemasuk
air ketel otomatis panel listrik kran buah udara da air.

Cara Pengoperasian Boiler


Pintu masuk bahan bakar di buka ( fiberad and shell ) lalu autofeeder di
hidupkan.
Setelah pembakaran merata pintu ruang bakar di tutup kembali
Hidupkan system control dumper IDF, pasang pada posisi tertutup. Demikian
juga FDF, selanjutnya buka pintu ash fit
Setelah temparatur drum mencapai 2000 hidupkan electromotor dustcolector
Hidupkan IDF lalu stel dumper ( di buka sedikit )
Tutup pintu ash fit lalu nyalakan fan secondary IDF danFDF
Setelah tekanan 18 bar tutup kran ventilasi
Hidupkan pompa destrirator dan feed pump
Test fungsi safty valve
Jalankan fuel conveyor dan atur masukan bahan bakar
Periksalah gelas penduga dan pastikan air umpan masuk dan hidupkan sistem
pengumpan secara otomatis

Penjagaan Boiler pada saat Operasi


Setelah boiler beroperasi maka pabrik secara keseluruhan dapat di operasikan secara
ideal, karena sistem yang di hasilkan boiler selain untuk pembangkit energi turbin
juga sebagai pembangkit temperatur proses pengolahan

Faktor yang perlu di perhatikan:


Jaga ketinggian air upper drum ( 60 70 % )
Pastikan sistem otomatis dan peralatan pompa dalam keadaan baik, dapat di
kontrol dengan gelas penduga.
Jaga tekanan steam pada tekanan kerja ( 18 20 Kg / cm )
Periksa ruang bakar, jangan sampai bahan bakar menumpuk dengan cara
menyetel dumper FDF dan mengorek kerak dari ruang bakar secara manual.
Lakukan blow down sesuai dengan rekomandasi
Lakukan pembersihan pipa dengan shoot blower secara periodik

Cara mematikan boiler


Tutup pintu masukan bahan bakar ( fibred and shell ), serta matikan auto
feeder
Pastikan blow bahan bakar di ruang bakar habis
Tutup main steam valve dan di buka ventilasi super heater
Perkecil dumper FDF
Bersihkan kerak di ruang bakar
Kerak yang keluar siram dengan air lalu buang ke penampungan sementara
Setelah ruang bakar bersih lakukan pembersihan di sekitar boiler
Matikan semua fan dan air lock

71
Tambahkan air ke dalam drum sampai 80 % melalui katup bypass lalu tutup
kembali
Tutup kran feed pump dan matikan semua pompa
Setelah tekanan 10 Kg / cm, tutup kran ventilasi superheater dan kran output
lainya

Perawatan pada Boiler


Pencegahan terbentuk kerak ( scaling), kerak dapat terbentuk karena:
Pengendapan dari hardness ( Ca ; Mg ) pada air umpan
Peristiwa lewat jenuh ( supersaturation ) atau kristalisasi dari zat zat
yang terlarut dalam air umpan di mana perpindahan panas terjadi
( CaSO; SiO )

Kerak dapat menyebabkan :

Menghambat proses pepindahan panas dari dinding ke air pada boiler


Menurunkan efisiensi boiler
Terjadinya overheating ( pemanasan yang berlebih ) pada logam boiler
Pecahnya pipa boiler

Pencegahan supaya tidak terjadi kerak ( scaling )

Menjaga kwalitas air umpan dengan cara pengolahan air umpan yang
baik ( menghilangkan hardness )
Melakukan pengolahan air boiler secara internal dengan program kimia
yang cocok ( phosphate & polymer dispersant )

Pencegahan terbentuknya deposit


Deposit adalah endapan yang menempel pada dinding pipa dan drum boiler
yang berasal dari
Oksidasi metal yang terjadi karena korosi pada sistem aliran air umpan
dan kondensat
Zat organik yang masuk dengan aliran air umpan

Deposit dapat menyebabkan :

Terhambatnya proses perpindahan panas dari dinding ke air pada boiler


Menurun efisiensi boiler
Terjadi overheating ( pemanasan yang berlebihan ) pada metal boiler
Pecahnya pipa boile

Pencegahan agar tidak terjadi deposit

Mengurangin korosi pada sistem kondensat dengan kondensate


corrosion inhibition
Menggunakan dispersant untuk mencegah pengendapan dan
penempelan oksida metal pada boiler

72
Melakukan pengolahan air umpan untuk mengurangi zat organik yang
masuk secara pengendapan kimia dan penyaringan

Pencegahan terjadi peristiwa carry over


Carry over adalah peristiwa terikut sejumlah besar air pada steam karena
kesalahan kondisi operasi. ( beban uap yang berlebihan, batas permukaan air
boiler yang terlalu tinggi, sirkulasi air yang tidak lancar )
Akibat terjadinya peristiwa carry over :
Menjaga kondisi operasi agar tidak melewati kapasitas uap yang di
bebankan
Tidak mengoperasikan melewati kapasitas uap yang di bebankan
Mengontrol tinggi permukaan air pada drum boiler
Menjaga proses pembakaran yang terjadi sehingga sikulasi air pada
pipa boiler tetap lancar
Menjaga tekanan operasi boiler pada batas yang sesuai
Menjaga konsentrasi dari zat zat terlarut dan non larut ( dissolved
dan suspended solids ) serta silica dalam air boiler
Menggunakan bahan kimia antifoam untuk air boiler

Gambar.turbin

Turbin Uap
Pengertian dan fungsi Turbin Uap
Turbin uap termasuk mesin konversi energi yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetis pada nozel dan selanjutnya di ubah menjadi energi
mekanis pada sudu sudu turbin yang di pasang pada poros turbin
Energi mekanis yang di hasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat
secara lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi di hubungkan dengan
mekanisme yang di gerakkan. Untuk menghasilkan energi listrik, mekanisme
yang di gerakkan adalah poros generator.
Sistem tenaga turbin uap terdiri dari beberapa komponen komponen yaitu :
Ketel

73
Turbin yang menggerakkan beban
Kondensor
Pompa air ketel
Jadi, turbin hanyalah merupakan suatu komponen dari suatu sistem tenaga.
Kemajuan sistem tenaga saat ini berkembang dengan sangat pesat, dimana uap
yang berfungsi sebagai fluida kerja turbin uap telah dapat di hasilkan melalui
sistem siklus gabungan uap gas untuk meningkatkan temperatur uap masuk
ke turbin dengan ekstraksi uap untuk memanaskan air pengisian ketel,
sehingga kerja ketel berkurang dan kebutuhan bahan bakar juga berkurang
Turbin uap di gunakan sebagai penggerak mula pada PLTU, seperti untuk
menggerakkan pompa, kompressor dan mesin mesin lain. Jika di bandingkan
dengan penggerak generator listrik yang lain, turbin uap mempunyai kelebihan
antara lain :

Penggunaan panas yang lebih baik


Pengontrolan putaran yang lebih mudah
Tidak menghasilkan loncatan bunga api listrik
Uap bekasnya dapat di gunakan kembali atau untuk proses

Kerja mekanis yang di lakukan pada poros turbin di konversikan menjadi


energi listrik pada altenator yang terminalnya daya listrik di suply ke
konsumen. Jadi perubahan pada kebutuhan konsumen, dengan kata lain beban
pada terminal generator harus mempengaruhi kerja mekanis yang di kerjakan
pada poros turbin. Jika poros turbin di hubungkan langsung atau roda gigi
transmisi dengan mekanisme yang di gerakkan ( pompa , blower )perubahan
pada beban mekanisme ini harus mempunyai kemampuan untuk operasi
dengan kestabilan yang cukup dalam jangka yang luas dari keadaan tanpa
beban hingga beban penuh.

Karena ada hubungan langsung antara daya yang di hasilkan oleh turbin dan
massa alir melalui turbin tersebut, maka setiap variasi beban pada terminal
generator akan langsung mempengaruhi laju aliran uap, bertambah atau
berkurang tergantung pada apakah beban bertambah besar atu menurun.Jika
beban berubah, hubungan ini tidak lagi di penuhi oleh momen putar yang di
kerjakan telah memenuhi beban ( dalam hal beban berkurang ) sehingga akan
terjadi kenaikan pada kepesatan putar poros turbin. Proses ini akan
berlangsung terus selama mekanisme yang mengendalikan suplay uap ke
turbin tidak berperan. Sekali suplay uap menjadi

terkandali, momen putar di samakan lagi dengan beban yang di butuhkan dan
kepesatan putar di kembalikan lagi ke angka yang normal.

Prinsip kerja Turbin


Semburan uap, yang keluar dari nozel atau satu grup nozel diam akan
memberikan gaya pada suhu turbin besarnya Pu dalam atrah putarannya. Gaya
Pu yang di hasilkan oleh uap sewaktu tesebut di dalam duluannya melalui

74
sudu turbin di ubah menjadi kerja mekanis pada pinggir sudu. Gaya Pu yang di
berikan oleh uap pada berbagai bentuk benda, dengan kondisi aliran yang
serupa, tidak akan sama. Untuk bisa mendapatkan kerja yang berguna dari aksi
uap, adalah perlu bahwa benda yang di tubruknya dapat bergerak dengan
leluasa
Siklus turbin uap adalah Rankine, yang terdiri dari dua jenis siklus yaitu :
Siklus terbuka, dimana sisa uap dari turbin langsung di pakai untuk
keperluan proses
Siklus tertutup, dimana uap bekas dari turbin di manfaatkan lagi
dengan cara mendinginkannya pada kondensor, kemudian di alirkan
kembali ke pompa dan seterusnya sehingga merupakan suatu siklus
tertutup.

Operasional Turbin Uap


a. Cara pengoperasian turbin uap
Periksa ketinggian permukaan dan kondisi minyak pelumas
Hidupkan auxiliary oil pump
Posisikan low oil pressure switch on dan emergency pada posisi
off
Buka secara berturut turut kran pembersih uap ( drain valve ),
kran uap bekas, kran uap masuk, dan kran air pendingin
Periksa posisi load limit pointer harus posisi pada 0 2
Untuk tipe generator yang di lengkapai dengan saklar eksitasi,
posisikan pada nol
Tolak pilot valve, tunggu sampai quick action stop valve
membuka , bantu governor dengan tangan dan hidupkan turbin
pada putaran rendah selama lebuh kurang 15 menit atau 600
800 rpm, kemudian putar ke kanan knob load limit sampai garis
petunjuk ke anggka 10
Tambahkan knop speed setting perlahan lahan sampai putaran
normal
Posisikan kembali saklar eksitasi di governor pada ON
Periksa tekanan minyak pelumas harus di antara 3 6 bar dan
temperaturnya 40 75 C
Hentikan turbo oil pump yang di lengkapi dengan automatic
action valve akan berhenti secara otomatis
Tutup semua kran pembersih uap ( drap valve ), kran steam trap
harus tetap terbuka
Tutup kran direct steam injection yang masuk BVP
Dengan memakai governor switch, set altenator pada voltage
400 volt
Saklar induk pada swicth board di masukan dan turbin siap
untuk di bebani
b. Sistem suplay minyak turbin uap

75
Susunan utama suplay minyak ke turbin uap adalah salah satu sistem
terbanyak di pakai untuk pensuplayaan minyak ke turbin uap. Minyak
dari reservoir di sedot oleh pompa minyak utama ( pompa roda gigi )
melalui katup satu arah. Pada turbin turbin kapasitas besar adalah
biasa untuk melengkapinya dengan pompa pompa roda gigi miring.
Pompa roda gigi miring mempunyai keuntungan keuntungan, di
tinjau dai segi konstruksi bila di bandingkan dengan pompa pompa
minyak roda gigi bias. Pompa roda gigi miring membutuhkan daya
yang lebih kecil untuk mengoperasikannya lebih sederhana ( mudah )
dirakit dan mempunyai umur pemakaian yang lebih lama. Pompa
minyak utama mensuplay minyak

bertekanan ke mekanisme servomotor yang di punyai oleh pengatur


kepesatan dan ke bantalan luncur dan dorong turbin, melalui penurunan
tekanan ( pressure reducer ). Tekanan minyak untuk keperluan
pelumasan di pertahankan dalam batas batas 0,4 08 atm. Sebelum
memasuki bantalan, minyak di alirkan melalui pendingin minyak.
Untuk pendistribusian minyak yang baik di antara bantalan, sistem
pemipaan minyak di lengkapai dengan diafragma pengendali aliran
dengan berbagai ukuran orifis. Minyak yang terpakai dari bantalan di
kumpulkan ke pemipaan kuras minyak tunggal dan kemudian dialirkan
kembali ke reservoar minyak. Sistem pelumasan di lengkapi dengan
katup pengaman yang dalam keadaan terjadi tekanan yang berlebihan
memungkinkan sebagian minyak kembali ke reservoir minyak, yang
dengan demikian akan memprtahankan tekanan minyak pelumas tetap
dalam nilai yang di butuhkan.
Pada beberapa turbin uap minyak kurasan dari servomotor dan sistem
pengatur kepesatan langsung dialirkan keresrvoir minyak. Untuk sistem
ini suplay minyak yang demikian, pompa minyak utama di desain
untuk minyak kurasan dari servomotor yang langsung dialirkan
kembali ke reservoir minyak. Roda gigi penggerak ( pinion ) di pasang
lansung ke poros dengan bantuan pasak. Pada sisi isap celah antara
gerigi kedua pinion diisi oleh minyak. Jika pinion berputar pada sisi
kanan bertekanan, minyak di keluarkan dari celah celah gerigi dan
secara serentak sejumlah minyak akan terperangkap diantara gerigi

Perawatan pada Turbin Uap


Pada umumnya uap turbin di operasikan secara kontiniu dalam jangka waktu
yang lama. Masalah masalah pada steam turbin yang akan berujung pada
berkurangnya
efisiensi dan performansi harus bisa dideteksi dan di monitor selama
beroperasi. Performansi dari turbin di pengaruhi berbagai faktor masuk
komponen komponen dari steam turbin dan sistem control / instrumentation
yang bekerja selama beroperasi.

76
Pelumasan bantalan sangat penting sehingga turbin tidak boleh di putar
tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan
asakah tekanan
Untuk menjamin tekanan pelumas yang konstan di sediakan beberapa
pompa minyak pelumas
Main oil pump ( pompa pelumas utama )
Auxiliary oil pump
Turning gear oil pump
Emergency oil pump

a. Pemeliharaan Turbin Uap

Karena sifat turbin uap yang sangat utama, maka pada umumnya
turbin di perlihara secara periodik atau time Based Maintenance (
pemeliharaan berdasarkan jam operasi ) sehingga setelah turbin
uap yang bersangkutan menjalani jangka waktu operasi. Tertentu
harus dilakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian pada
komponen - komponennya
Untuk lebih meningkatkan keandalan dan safety, Time Based
Maintenance tersebut di atas akan ditunjang oleh condition based
maintenance ( pemelihaaan berdasarkan kondisi ) dengan cara
memonitor kondisi turbin uap secara terus menerus dan
melakukan koreksi / perbaikan apabila di perlukan jenis
pemeliharaan periodik.
Pada umumnya ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang
dilakukan pada turbin uap yaitu :
Simple insepection ( Si ) di lakukan setiap satu tahun
8000 jam operasinya
Mean insepection ( Mi ) dilakukan setiap du tahun
operasinya 16.000 jam operasinya
Serious insepection ( Se ) atau full scale periodik atau
overhaul dilakukan setiap empat tahun operasi 32.000
jam operasinya
Diesel Genset
Apabila pabrik tidak mengolah dan turbin tidak beroperasi di karenakan boiler
tidak beroperasi maka menggunakan diesel genset sebgagai pembangkit listrik
untuk penerangan pabrik dan rumah karyawan.

BAB VII
PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH

Unit pengolahaan air

77
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung proses pengolahan
di PKS pagar Marbau. Selain di gunakan untuk keperluan proses, air juga di gunakan
untuk keperluaan :
1. Air domestik yaitu : air yang di gunakan di luar kegiatan pabrik ( kantor dan
perumahan )
2. Air proses yaitu : air yang di gunakan pada boiler untuk menghasilkan steam
dan untuk proses pengolahan.
Beberapa bagian dari unit pengolahan air di PKS Pagar Marbau :
a. Pengendapan Air
Sumber air pada PKS Pagar Marbau berasal dari sungai Galang Yang terletak
2 Km dari lokasi pabrik. Air dari sungai Galang di pompakan ke dalam bak
pengendapan awal. Bak atau kolam yang berfungsi mengendapkan kotoran
kotoran yang terikut aliran air. Bentuk kolam empat persegi panjang.
Pengendapan awal ini tanpa penambahan bahan bahan kimia, hanya
berdasarkan gaya gravitasi sehingga partikel partikel solid yang
mempunyai serta jenis yang lebih besar dari air akan turun ke dasar kolam.
Bila endapan yang terkumulasi kran untuk blow down yang terletak di
samping kolam. Pompa yang di guanakan ada dua buah dengan kapasitas
elektromotor 30 35 to / jam.
b. Claryfier
air yang telah mengalami pengendapan awal di grif chamber selanjutnya di
krim ke claryfier untuk di injeksikan dengan tawas dan soda kaustik dari
dosis pump untuk mengkoagulasikan partikel partikel kecil yang belum
terndapkan di grit chamber. Claryfier berbentuk tabung vertikal dengan
bagian bawahnya berbentuk kerucut. Kapasitas sebesarnya 80 ton / jam
dengan tinggi 10 meter. Air umpan masuk claryfier melalui bagian bawah.
Pada ujung pipa air masuk di beri tudung kerucut untuk mencegah tekanan
balik dari air dalam claryfier juga di lengkapi dengan kran pembuangan
lumpur. Air dari claryfier ke bak reservoir.
c. Bak Reservoir
bak reservoir berfungsi untuk menampung air dari claryfier untuk di alirkan
kembali ke filtres press. Bak reservoir ini merupakan bak beton yang tertutup
dengan seng dan berbentuk empat persegi pnjang. Volume bak reservoir 60
m
d. Filtres press / sand filter
pada filtres press air yang masuk mengandung padatan tersuspensi di saring
melalui pasir pasir halus / pasir kwarsa. Partikel partikel padatan akan
tertahan di permukaan pasir. Untuk mempercepat laju penyaringan maka
saringan ini di beri tekanan sebesar 24 lb / in2. Selanjutnya air keluar pada
bagian bawah menuju tower tank untuk di simpan sebelum di krim ke
pengolahan selanjutnya. Filtres press mempunyai kapasitas 10 ton / jam dan
jumlah tiga buah yang masing masing di lengkapi dengan sebuah
barometer.

78
e. Water Tower
dari filtres press air akan di timbun di water tower yang merupakan tangki
silinder dengan kapasitas 80 m dengan tinggi 15 meter. Fungsi water tower
adalah untuk menimbun air yang telah di bersihkan dan untuk mengatur
pendistribusian air.
f. Demineral Plant
air umpan yang akan dikrim ke boiler harus melalui demineralisasi terlih
dahulu. Pada unit ini terdiri dari kation exchanger dan anion exchanger
dengan tujuan membuang mineral mineral logam yang terikut di dalam air
dengan menggunakan ion exchanger resin. Pada tangki kation exchanger
berisi resin penukar ion amberlite IR 120 ( NaOH ) yang berguna untuk
mengikat unsur unsur mineral dan logam. Di dalam tangki anion exchanger
berisi amberlite IRA 120 ( HSO ) yang berguna mengikat sisa asam seperti
CL dan SO. Air yang keluar dari tangki ini di namakan air umpan yang
mempunyai kadar total dissolved solid dan silikat yang rendah. Kebutuhan
resin anion sekitar 50 Kg / 2 hari dan kebutuhan resin kation sekitar 40 Kg / 2
hari
g. Degasifier
reaksi yang terjadi di dalam kation exchanger terkadang juga menghasilkan
gas CO gas ini harus di buang. Proses pembuangan berlangsung di dalam
degasifier yang merupakan tangki pemercikan air agar CO mudah terurai
dari air. Degasifier di lengkapi dengan sebuah blower untuk menghembuskan
CO keluar dari degasifier tank.
h. Deaerator Tank
adalah tangki pemanasan air umpan ketel yang berbentuk drum silinder. Di
lengkapi dengan steam injeksi terbuka, barometer dan thermometer. Pada
tangki ini juga menghasilkan ion ion terlarut seperti O yang akan
menyebabkan korosi di dalam boiler. Suhu berkisar antara 80 85 C
i. Feed Water Tank
merupakan tangki penampungan air yang sudah di mineralisasi yaitu air yang
di pakai untuk umpan ketel dengan kapasitas 115 ton / jam dan di lengkapi
dengan gelas level air / gelas penduga.

79
Berikut adalah kondisi air umpan dan air ketel boiler

Parameter Air umpan ketel Air ketel boiler


PH 7,5 10 11
Kesadahan ( ppm ) 0,5 0,1
Silika ( ppm ) 5 150
TDS ( ppm ) 42 2200

Gambar.penampungan limba

Unit Pengolahan Limbah


Pada dasarnya pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak
dari buah kelapa sawit dengan melalui proses perebusan, pemipihan, pelumatan,
pengempaan, pemisahan minyak dengan sludge, pemurnian, pengeringan dan
penimbunan. Pemprosesan tersebut akan menghasilkan produk samping yang bersifat
limbah padat dan cair yang dapat mencemari lingkungan apabila langsung di buang
badan peneriama.
Unit pengolahan limbah PKS Pagar Marbau bertujuan untuk menaikkan mutu
buangan limbah pabrik sehingga dapat di manfaatkan kembali. Dan menjaga agar
limbah hasil proses tidak mencemari lingkungan sekitar ( pengendalian limbah )
terutama yang berbentuk cair.

Karakteristik limbah
Pembuangan air limbah sejak beroperasi tahun 1977, sebelum di buang di
lakukan pengendapan pengendapan dengan menggunakan :
Bak Fat Pit
Bak papan
Kolam pengendapan

80
Kemudian melalui parit dalam areal kebun PTPN II sepanjang 3 Km di
buang ke sei kenang yang menuju muara laut. Kondisi air di buang adalah
sebagai berikut :
Aliran : 70 % terhadap 1 ton TBS
pH : 3,5 4
suhu : 30 37 C
kandungan Minyak : 0,4 0,6 %
BOD : 20.000 ppm
COD : 30.000 ppm
Pada bulan oktober 1990 PKS Pagar Marbau mulai membangun kolam air
limbah PKS sebagai realisasi keputusan Gubsu No : 660.3/2701/1989. Dalam
pembuatan kolam air limbah ini PTPN II menetapkan bahwa air limbah yang
keluar akan memenuhi persyaratan tahun 1995 untuk menghindar tahapan
tahapan pembuatan ( pembuatan sekaligus ) dengan parameter antara lain :
BOD : 100 mg / ltr
COD : 200 mg / ltr
Suspendel solid : 400 mg / ltr
pH :69
standar mutu baku mutu di bolehkan menurut MENLH ( 1995 ) yaitu BOD
100 ppm, COD 350 ppm minyak dan lemak 25 ppm dan pH 6 9 di mana
kwalitas ini umunya melebihi baku mutu yang dibolehkan. Hal ini berarti
limbah cair PKS harus di proses lagi karena kolam tanah anaerobik tidak
efektif dan efesien.
Lokasi pembuatan kolam air limbah di sebelah timur pabrik dengan luas 5,6
Ha. Proses yang akan dilakukan secara garis besar adalah sebagai berikut :
perlakuan pendahuluan yang meliputi :
pengurangan kadar minyak dari limbah PKS
penurunan suhu
netralisasi limbah PKS
pembiakan bakteri
pengendalian dan pengoperasian antara lain :
pengasaman dalam suasana anaerob
perombakan anaerob primer dan sekunder
pematangan anaerob
perombakan secara falkutatif dan anaerob
pengurangan jumlah padat
dengan perlakuan tersebut di tas penurunan beban pencemar BOD limbah PKS
dari 25.000 mg / ltr menjadi 10 mg / ltr di perlukan waktu penahanan sekitar
70 hari.
Adapun jenis jenis limbah ( waste ) yang di hasilkan dari proses produksi
PKS Pagar Marbau adalah :
1. limbah cair yang telah di kutip minyaknya pada Fat Pit mempunyai
karakteristik bersifat asam dengan pH antara 4 4,5 dan suhu 70 80
C.
2. bahan bahan seperti kimia :
a). Kaolin, di gunakan sebagai mediator untuk penangkapan kotoran
inti ( kernel ) dan sisa pemakaian diencerkan dengan air kemudian
di buang ke parit limbah.

81
b) aluminium sulfat dan soda Ash, di larutkan langsung ke air secara
injeksi untuk menetralisasi pH dan menangkap / mengendapkan
partikel lumpur dalam air dan sisa ( blow down ) di buang ke parit
limbah
c). Sulfuric Acid dan Caustic soda, di larutkan dan kemudian di
gunakan sebagai regenerant untuk mengaktifkan senyawa polimer
( resin ) pada demineralizer plant filtratdi buang ke parit setelah
melalui proses pengenceran pembilasan
d). Aqua Chemical yang dilarutkan ke dalam air ketel melalui injeksi
untuk pencegahan scalling, dan korosi pada pipa pipa boiler,
carry over atau foaming pada produksi uap dimana blow down di
buang ke parit limbah yang bersamaan air Dust Colector
3. limbah bahan berbahaya dan beracun yaitu oli dari bekas peralatan 50
ltr / minggu (sering di gunakan langsung untuk alat transportasi
penggunaan lahan).
Pada tabel 7.2 di bawah ini adalah karateristik dan jumlah limbah bahan
berbahaya dan beracun ( B3 ).

No Jenis Produksi Satu Pemakaian karakteristik


an Rata rata
perbulan
1 Meditran 5 - 40 Pertamina Ltr 522 Cair / mudah terbakar
2 Meditran 5 10 Pertamina Ltr 107 Cair / mudah terbakar
3 Mesran 5 40 Pertamina Ltr 36 Cair / mudah terbakar
4 Rored EP 90 Pertamina Ltr 283 Cair / mudah terbakar
5 Rored EP 140 Pertamina Ltr 160 Cair / mudah terbakar
6 Turalic 690 Pertamina Ltr 228 Cair / mudah terbakar
7 Donax B Pertamina Ltr 67 Cair / mudah terbakar
8 M.DTE Heavy Singapura Ltr 207 Cair / mudah terbakar
9 Mobil Gear Singapura Ltr 104 Cair / mudah terbakar
10 EAGEL ( M. USA Ltr 18 Cair / mudah terbakar
Rem )
11 Gemuk Pertamina Kg 65 Cair / mudah terbakar

Proses Pengolahan / Penanganan limbah


Proses pengolahan / penanganan limbah PKS pagar Marbau ada dua jenis
yaitu :
1. Pengolahan / penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun ( B3 )
2. Pengolahan / penanganan limbah cair dari hasil pengolahan CPO
1.1 Pengolahan / Penanganan limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3)
Pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun di lakukan
dengan cara :
Menyediakan alat alat pencegahan pencemaran
lingkungan, antara lain :
Membuat tempat khusus penampungan B3
( pelumas bekas )

82
Mengupayakan badab ( tangan ) tidak
bersinggungan langsung dengan minyak pelumas
bekas
Memakai alat pelindung diri dan menggunakan
alat pelumas standart atau sesuai dengan
fungsinya
Menyediakan bahan yang mudah menyerap
minyak, misalnya : pasir, goni tebal dan lain lain

Sisa penggantian minyak pelumas tersebut di tampung /


di kumpulkan dalam suatu waduk dan tempat yang sudah
di tentukan sebelumnya. Kemudian sisa minyak pelumas
tersebut setelah penggantian di manfaatkan kembali ke
instalasi peralatan terutama kepada alat transportasi
pengolahan sperti minyak pelumas rantai ( chain ) baik
yang kecil maupun yang besar di mana hal ini juga di
laksanakan setiap hari mengolah TBS
Pemakaian minyak pelumas bekas ini tidak di benarkan
kepada lantai yang langsung tersentuh TBS

1.2 Pengolahan / Penanganan limbah cair dari hasil Pengolahan


CPO
Pengolahan / penanganan limbah cair pada PKS Pagar Marbau di
lakukan dengan cara yaitu :
I. Pendinginan
Limbah cair yang telah di kutip minyak pada Fat Pit
mempunyai karakteristik bersifat asam dengan pH
sekitar 4 4,5 dan suhu 70 78C. Sebelum limbah
dialirkan ke kolam pengasaman, suhu perlu di turunkan
menjadi 40 45 C agar bakteri mesophilik dapat
berkembang dengan baik.
II. Pengasaman
Setelah dari limbah kolam pendingin limbah akan
mengalir pengasaman yang lebih berfungsi sebagai pra
kondisi bagi limbah sebelum masuk ke kolam
anaerobik. Pada kolam akan di rombak menjadi asam
lemak yang mudh menguap.
III Resirkulasi
Resirkulasi di lakukan dengan mengalirkan cairan dari
kolam anaerobik yang terakhir ke saluran masuk kolam
pengasaman yang bertujuan menaikan pH, menambah
nutrisi bakteri dan membantu pendinginan.
IV Pembiakan Bakteri
Bakteri yang di gunakan dalam proses anaerobik pada
awalnya di pelihara dalam satu tempat yang bertujuan
untuk memulai pembiakan bakteri. Di dalam pembiakan
awal perlu di tambahkan nutrisi yang merupakan sumber
energi dalam metabolisme bakteri seperti urea, phospate,

83
dan limbah yang telah di encerkan. Setelah bakteri
menunjukan perkembangan dengan indikasi timbulnya
gelembung gelembung gas, bakteri tersebut di
masukan ke kolam pembiakan yang sebelumnya di isi
dengan limbah matang.
V Proses Anaerobik
Kolam pengasaman limbah akan mengalir ke kolam
anaerobik primer. Dalam kolam anaerobik, bakteri
anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik dan
gas karbon oksida. Selanjutnya bakteri akan mengubah
asam organik menjadi menthana dan karbon dioksida

VI Proses Fakultatif
Proses yang terjadi dalam kolam ini adalah
penoonaktifan bakteri anaerobik. Aktvitas ini dapat di
ketahui dengan pada
permukaan kolam tidak di jumpai scum dan cairan
tampak kehijauan
VII Proses Aerobik
Proses yang terjadi dalam kolam ini adalah proses
aerobik. Pada kolam ini telah tumbuh ganggang dan
mikroba heterotrop yang membentuk plok. Hal ini
merupakan proses penyedian oksigen yang di butuhkan
mikroba
VIII Masa Tinggal
Dari seluruh rangkaian tersebut di atas, masa tinggal
limbah selama proses berlangsung mulai kolam
pendingin sampai air di buang ke badan penerima
membutuhkan waktu masa tinggal selama 120 150
hari.
Berikut ini adalah data data kolam air limbah PKS
Pagar Merbau :

No Nama Kolam Ukuran ( meter ) Volume


(m)
Panjan Lebar Dala
g m
1 Seeding Pond 28 28 6 1.848
2 Anaerobik Pond I 80 40 6 15.096
3 Anaerobik Pond II 80 40 6 15.096
4 Anaerobik Pond III 80 40 6 15.096
5 Anaerobik Pond IV 80 40 6 15.096
6 Fakultatif Pond I 70 40 6 13.668
7 Fakultatif Pond II 70 40 3 13.668
8 Aeration Pond 70 90 3 17.487
9 Polisihing Pond I 45 35 3 4.032
10 Polisihing Pond II 45 35 3 4.032
11 Aeration Pond Lumpur Aktif 35 15 4 2.100
12 Polisihing Pond Lumpur 5 15 4 231

84
Aktif

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Setelah penulis mengadakan kerja praktek di PTPN II PKS Pagar Merbau. Maka
penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pabrik Kelapa Sawit ( PKS ) PTPN II Pagar Merbau adalah salah satu pabrik
pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit ( crude palm oil ) dan inti
sawit ( Kernel )
2. Kapasitas pengolahan di PTPN II ( PERSERO ) PKS Pagar Merbau adalah 50
Ton TBS / Jam
3. PTPN II PKS Pagar Merbau selain mengolah TBS hasil kebun sendiri juga
mengolah TBS dari Pihak III

SARAN
1. Perlunya menambah mesin mesin berteknologi tinggi serta mengganti mesin
mesin yang sudah rusak atau tidak dapat di gunakan lagi guna mempelancar
produksi.
2. Bahan bahan yang berupa hasil pemotongan logam teknik dan sisa dari
pengolahan TBS sebaiknya di buang pada tempat tertentu, agar lingkungan
pabrik teratur dan rapi.
3. Kedisplinan dan kebersihan di lingkungan pabrik agar tetap di pertahankan
4. penggunaan alat alat pendukung seperti alat pengaman dan perlindungan
kerja perlu di tingkatkan lagi agar kesehatan dan keselamatan kerja lebih
terjamin.

85
s
DAFTAR PUSTAKA

1. Pardamean, Maruli. Paduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit .
Agromedia. Jakarta. 2008
2. Naibaho, PM. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit . Pusat Penelitian Kelapa Sawit
. Medan. 1966
3. Ir. Pudjanarsa, Astu , MT. Mesin Konversi Energi . Andi Offset. Yokyakarta.2008.
4. Carl. D. Sheiled. Boiler . Mc Graw Hill. 1991

86
92

87

Anda mungkin juga menyukai