PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan sebelumnya hidup secara liar di hutan.
Untuk hasil yang baik, tanaman kelapa sawit membutuhkan curah hujan dari 80 inchi (2032
cm ) atau lebih pertahun dengan suhu maksimum rata-rata 29 - 32C dan suhu minimum
rata-rata 22 - 24 C. Kalau kondisi demikian dapat di peroleh maka PKS dapat menghasilkan
25 s/d 30 Ton tandan segar ( FFB ) / HA / Tahun ( Pardamean, 2008 : 8 ).
Pada kenyataan buah kelapa sawit itu dinyatakan terdiri dari biji ( nut ) dan di bungkus oleh
pericarp. Biji ( nut ) terdiri dari inti ( kernel ) dan cangkang ( shell = endocarp ). Sedangkan
pericarp mengartikan suatu kombinasi mesocarp dan exocarp ( Pardamean, 2008 : 4 ).
Tanaman kelapa sawit menghasilkan minyak sawit yang terbagi menjadi dua yaitu minyak
sawit ( Palm oil ) di dapatkan dengan memproses daging buah dan minyak inti kelapa sawit (
palm kernel oil ) yang di peroleh dengan memecah tempurung inti dan mengolah kernel.
Kedua jenis minyak tergolong kepada jenis minyak atau lemak yang dapat di makan ( Edible
oil and fat ). Minyak yang di hasilkan dalam pengolahan di perkebunan masih dalam bentuk
minyak kasar atau Crude Oil, tidak dapat di gunakan secara langsung. Untuk dapat di
gunakan harus mengalami proses pengolahaan lagi seperti pemurnian ( refening ), pemutihan
( bleaching ) dan pemisahan ( fraksinasi ).
Kami memilih industri kelapa sawit sebagai tempat kerja praktek karena kelapa sawit
merupakan salah satu komoditas penting. Selama kurang waktu 20 tahun terakhir kelapa
sawit menjadi komoditas andalan ekspor. Awalnya, industri kelapa sawit menghasilkan
minyak mentah atau CPO ( crude palm oil ) untuk diekspor. Namun, beberapa tahun terakhir
ini banyak bermunculan pabrik pengolahan minyak mentah maupun industri kimia yang
menggunakan bahan baku dari minyak kelapa sawit.
1
1.2 TUJUAN KERJA PRAKTEK
Adapun yang menjadi tujuan daripada kerja praktek pada jurusan teknik mesin
Universitas Darma Agung adalah sebagai berikut :
2. Mempelajari dan mengetahui urutan proses produksi pabrik kelapa sawit ( PKS )
2. Kerja praktek yang meliputi bidang bidang yang berkaitan dengan displin ilmu
Teknik Mesin antra lain :
b. Proses Produksi
c. Sistem Pembangkit
2. Agar mahasiswa mengetahui proses pengolahan buah kelapa sawit dari bahan
Bakumenjadi bahan setengah jadi
4. Mengetahui prinsip kerja dari sistem pembangkit tenga dan proses maintenance
di pabrik
2
1.5 METODOLOGI PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
1. Tahapan Persiapan
Yaitu mempersiapkan hal hal yang perlu untuk kegiatan penelitian seperti,
membuat permohonan kerja praktek pada departemen dan perusahaan, pengenalan
perusahaan,mengadakan konsultasi dengan koordinator kerja praktek dan dosen
pembimbing, serta membuat proposal.
2. Studi literatur
Mempelajari buku, karangan ilmiah, situs internet, dan majalah yang berhubungan
dengan masalah yang di hadapi di lapangan
3. Peninjauan lapangan
Melihat secara langsung keadaan atau kondisi perusahaan, pengenalan perusahaan,
Pimpinan dan karyawan.
4. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data untuk menyusun laporan kerja praktek, seperti struktur
organisasi Perusahaan, proses produksi dan sistem pembangkit.
5. Membuat draf laporan kerja praktek
Membuat penulisan draf laporan kerja praktek sehubungan dengan data yang telah
diperoleh dari perusahaan
6. Asistensi
Mengassistensi draf laporan hasil kerja praktek kepada staf pembimbing perusahaan
dan dosen pembimbing
7. Penulisan laporan kerja praktek
Draft kerja praktek yang telah di assistensi, selanjutnya di seminarkan dan di jilid
BAB II
3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
PTP Nusantara II merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ).
Sebelumnya perusahaan ini di kuasai oleh Verenigde Dely My ( VDM ) yang merupakan
salah satu maskapai milik Belanda tang terbatas pada sektor perkebunan Tembakau Deli dan
setelah terjadi peralihan kekuasaan Belanda kepada Indonesia perusahaan ini di kenal dengan
nama NV. Deli Maskapai ( MODTCHAPPY ) yang berkantor pusat di Medan. Kemudian
dengan peraturan pemerintah perusahaan ini di beri nama perusahaan Negara Tembakau Deli
( PPNTD-I ).
Pada awal berdirinya Perkebunan Nasional Pagar Marbau adalah di bawah naungan
PTPN IX namun di dalam perkembangan PTPN IX bergabung bersama dengan PTPN II.
Awalnya perkebunan PTPN IX hanya menanam tembakau sebagai hasil utama. Namun sesuai
dengan izin diversifikasi usaha dari Menteri Pertanian dengan Surat keputusan
No.393/KPTS/UM/1970 tanggal 6 Agustus 1970 untuk Pagar Marbau dan Kuala Namu maka
kebun tembakau di konversikan menjadi kebun kelapa sawit. Kebun kebun tembakau yang
di konversikan adalah kebun dengan jenis tanah yang di golongkan kelas tiga untuk tembakau
yang produksinya rendah disebabkan derajat penyakit layu yang tinggi. Dengan perkataan
lain jika perkebunan tersebut di pertahankan untuk penanama tembakau akan menimbulkan
kerugian terus menerus.
Realisasi diversifikasi usaha dimulai dengan penanamam kelapa sawit secara bertahap
yaitu :
1971 : 325 Ha
1972 : 1000 Ha
1973 : 1175 Ha
1974 : 1000 Ha
1975 : 1000 Ha
1976 : 1000 Ha
Jumlah : 5500 Ha
Pembiayaan penanaman kelapa sawit dari tahun 1971 sampai dengan 1973 seluruh
dari PTP-IX. Untuk penanaman seterusnya beserta pembangunan pabrik di peroleh dari
Departemen Keuangan. Untuk tahun tahun selanjutnya perluasan tanaman juga dilakukan di
4
beberapa kebun lainnya sehingga jumlah keseluruhan tanaman terdapat pada tabel 1.1 di
bawah ini :
Kebun Luas ( Ha )
Klumpang 601,47
Bandar Klippa 32
Sampali 44
Saentis 14
Helvetia 146
Jumlah 9211,70
PKS ( Pabrik Kelapa Sawit ) Pagar Merbau di rencanakan pada tahun 1974 oleh
Direksi PTP IX. Pada tahun 1975 pembangunan pabrik di mulai dengan kapasistas produksi
awal 30 Ton TBS ( Tandan Buah Segar ) per jam dari yang di rencanakan 60 Ton TBS per
jam. Sebagai supplier adalah USINE DE WECKER, LUXEMBURG ( UDW ), dan dalam
hal ini menunjukkan PT. Atmindo Medan sebgai sub kontraktor yang melakukan sebagai
fabrikasi. Sedangkan Pekerjaan lain di luar Supply UDW seperti Water Treatment Plant,
Laboratorium, Work shop, Incenerator, Kantor, Drainage dan lain lain dikerjakan oleh
pemborong lokal. Untuk menjamin Supply berkualitas baik, PT. Narada consultan Bandung
di tunjuk sebagai konsultan PT. Perkebunan IX.
Pabrik kelapa sawit Pagar Marbau di resmikan secara simbolis oleh Bapak Presiden
Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 4 April 1977 dengan penandatanganan prasasti di
perkebunan Adolina PTPN IV. Pada awalnya PKS Pagar Marbau dipimpin oleh seorang
administratur, namun pada perkembangan selanjutnya dilakukan pemisahan antara kebun dan
pabrik, dimana kebun dipimpin oleh administratur dan pabrik dipimpin oleh seorang manager
pabrik sesuai dengan SKPTS Direksi PTPN II No. 11/KPTS/R.3/1999 tanggal 30 April 1999.
5
Walau terjadi pemisahan antara pabrik dengan kebun namun keduanya saling mendukung
karena pengadaan persediaan bahan baku untuk di olah setiap harinya sebagian besar bersal
dari kebun sendiri.
Dalam menjalankan perusahan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan efesian di
perlukan mekanisme lalu lintas yang baik. Untuk itu di perlukan struktur organisasi yang di
tetapkan oleh PTPN II PKS Pagar Marbau yang dipimpin oleh seorang manager yang di
bantu oleh beberapa staf dalam pelaksanaan tugasnya segenap karyawan mempunyai
komitmen memberikan produktivitas, efisiensi, laba dan pertumbuhan yang tinggi untuk
PTPN II.
6
2.3 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB SERTA WEWENANG STRUKTUR
ORGANISASI PERUSAHAAN
1. Memonitor dan mengevaluasi biaya pengolahaan dan biaya umum sehingga diperoleh
harg Pokok serendah mungkin
2. Mengevaluasi dan memonitor pemakai spare part pabrik secara umum serta bahan
bahan Proses pengolahaan seefisien dan seefektif mungkin
3. Melaksanakan inspeksi secara rutin ke PKS yang dipimpinnya
4. Melaksanakan pengendalian pemakaian sumber daya sistem kerja PKS
5. Mengevaluasi atau menyetujui rencana kerja dan Anggaran Perusahaan ( RKAP ) dan
Rencana kerja Operasional ( RKO ) yang di buat masing masing PKS yang di
pimpin
6. Memonitor atau mengevaluasi dan meningkatkan perolehan rendemen minyak dan
inti sawit dengan menekan losis secara mungkin
7. Mengambil langkah langkah penyelesaian jika terjadi gejolak atau penyimpangan
yang terjadi Di PKS Pagar Marbau
8. Bertanggung Jawab Kepada Direksi PTPN II
7
6. Mengawasi jumlah pengeluaran baik hasil produksi maupun tandan kosong dari
kegiatan produksi
7. Mengawasi proses pengolahan air baik untuk kebutuhan proses maupun kebutuhan
domestik di sekitar pabrik
8. Membuat laporan sebagai informasi bagi unit pengolahan
9. Bertanggung Jawab terhadap manager pabrik
8
15. Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang di tentukan di dalam Internal
Audit dan Ekstenal Audit
16. Menandatangani dab mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan
17. Membuat laporan manajemen pengolahan
18. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua mandor proses pengolahan
9
1. Menerima lapran hasil perbaikan/reperasi yang diborongkan kepada kontraktor
2. Membantu manager dalam evaluasi hasil reperasi yang dilakukan pemborong
3. Menentukan spare past yang di gunakan pada mesin sesuai dengan standar yang telah
di tetapkan
4. Menyetujui pekerjaan yang telah dilakukan oleh mandor / mekanik / listrik termasuk
work shop
5. Menyetujui wewenang dan tanggungjawab personil yang di bawahinya sesuai dengan
badan organisasi
10
b. Wewenang Seorang Perwira Pengaman
Menyetujui wewenang dan tanggungjawab personil yang dibawahinya sesuai dengan
badan organisasi
2.4 MANAJEMEN PERUSAHAAN
Karyawan PKS Pagar Marbau di bagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Pegawai staf, golongan III-A sampai IV-D
2. Pegawai Non staf , golongan I-A sampai II-D
Pada masa produksi jam kerja yang di berlakukan bagi setiap karyawan / staf produksi
adalah dengan pembagian jam kerja menjadi 2 shift yaitu sebagai berikut :
1. Shift I : pukul 07.00 19.00 WIB
2. Shift II : pukul 19.00 07.00 WIB
Sedangkan untuk karyawan di bagian administrasi masa jam kerja selama 6 jam hari
kerja dalam seminggu kecuali hari minggu dengan jam kerja kantor adalah sebagai
berikut :
Pukul 07.00 12.00 WIB : Jam Kerja
Pukul 12.00 14.00 WIB : Jam istrihat
Pukul 14.00 16.00 WIB : Jam Kerja setelah Istrihat
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas staf dan karyawan adalah
kesejahteraan karyawan itu sendiri. Untuk itu perusahan telah menyediakan fasilitas
fasilitas sebagai berikut :
1. Perumahan bagi staft dan karyawan maupun keluarganya dan apabila tidak
mengambil perumahan diberikan bantuan dana sewa rumah sebesar 25 %
2. Sarana pendidikan untuk anak anak karyawan
3. Memberikan bantuan dana pendidikan berupa uang kost untuk anak anak
staf maupun karyawan yang kuliah atau bersekolah jauh dari rumah
4. Sarana kesehatan untuk staf dan karyawan beserta keluarganya berupa Rumah
Sakit PTPN II
5. Membangun sarana Olah Raga serta memberikan cuti tahunan
BAB III
11
LANDASAN TEORI
a) Pada mulanya di industri kimia dan industri industri lainnya semua pada
pemeliharaan pabrik di lakukan dengan metode ini, prinsipnya jika ada mesin /
peralatan yang sudah rusak, baru pemeliharaan dilakukan segera mungkin.
Konsep dasar pemeliharaan adalah menjaga atau memperbaikinya mesin atau
pabrik hingga kalau boleh dapat kembali kekeadaan aslinya dengan waktu
singkat dan biaya murah.
b) Jika kita memakai sistem ini kerusakan mesin atau equipmen akan terjadi
berkali kali dan frekuensi kerusakan hampir sama saja setiap tahunnya.
Artinya beberapa mesin atau equipmen pada pabrik tersebut ada yang sering di
perbaiki. Pada pabrik yang beroperasinya secara terus menerus, dianjurkan
untuk menyediakan cadangan mesin ( stand by machine ) bagi mesin mesin
yang vital.
c) Sifat - sifat lain dari sistem pemeliharaan ini adalah sistem data dan file
informasi. Data dan file informasi untuk perbaikan mesin / equipmen ini harus
di jaga oleh seorang insinyur yang bertanggungjawab terhadap file tersebut.
d) Sistem ini untuk pembongkaran pabrik tahunan tidak di pakai karena pada ssat
di lakukannya penyetelan dan perbaikan, unit unit cadanganlah yang di
pakai. Dan ini memerlukan tenaga kerja tetap yang sangat banyak di
bandingkan dengan sistem lain.
e) Sistem yang sudah ketinggalan jaman ini merupakan sistem perencanaan yang
tidk sistematik secara keseluruhannya
Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodik dan pada saat
yang tepat pada semua mesin mesin / peralatan adalah dapat diramalkan nya total
perbaikan pada seluruh sistem pabrik oleh pada insinyur pemeliharaan. Selanjutnya,
12
bila kesalahan atau kerusakan mesin / equipmen dapat di ramalkan lebih awal dengan
melihat penomena kenaikan getaran mesin, kenaikan temperatur, suara, dan lain
lain. Dalam hal ini perbaikan dilakukan segera sebelum terjadi kerusakan yang lebih
fatal. Biaya perbaikan dan lamanya mesin / equipmentodak beroperasi dapat
diminimalkan di bandingkan dengan perbaikan mesin yang sama tetapi dilakukan
setelah mesin itu rusak total.
b) Sistem pemeliharaan pabrik meliputi rencana inspeksi dan perbaikan secara
periodik. ( periodik inspeksi dan perbaikan dapat berbeda tergantung pada
tipe mesin dan penting tidaknya pencegahan kerusakan tersebut ) dengan
perbaikan pabrik atau ramalan kerusakan sedini mungkin hingga dapat
diketahui perlu tidaknya dilaksanakan pekerja perbaikan sebelum kerusakan
yang lebih seriusterjadi.
c) Aspek yang terpenting dari pemeliharaan rutin adalah dapat di ramalkan umur
mesin / equipmen tersebut
d) Pendekteksian keadaan yang tidak normal pada mesin / equipmen sedini
mungkin dilakukan oleh group inspeksi yang berada di bawah bagian
pemeliharaan. Tetapi bantuan dan laporan dari bagian produksi akan sangat
membantu bagian pemeliharaan, hingga dapat dibuat perencanaan yang
optimum. Group perencanaan dan inspeksi adalah merupakan bagian dari
sistem pemeliharaan rutin. Group ini melakukan pemeriksaan rutin pada mesin
mesin dan equipmen dan pada saat terjadinya pembongkaran mesin,
menyiapkan inspeksi dan membuat rencana perbaikan, termasuk pengontrolan
biaya dan pengembangan teknis dari equipmen tersebut.
e) Jika terjadi pembongkaran pabrik yang tidak di harapkan dan kerusakan mesin
/ equipmen berkurang atau turun, kebutuhan jumlah operator dan pergantian
tugas jaga mesin akan berbeda pada tingkatan ini. Pengurangan kemungkinan
kerusakan mesin / equipmen merupakan tujuan tujuan yang penting dari
pemeliharaan pabrik sistem preventive, tetapi kemajuan perkembangan bahan
tidak sejalan dengan perkembangan pemeliharaan sistem preventive.
Sistem pemeliharaan ulang ( corrective maintenace ) berikut ini dianjurkan
untuk mengatasi masalah tersebut. Bila pemeliharaan rutin dilaksanakan
dengan baik, maka beberpa mesin cadangan yanga ada akan menganggur /
tidak terpakai karena umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan
hanya perlu dilakukan pada saat di lakukannya pembongkaran mesin mesin
skala besar di pabrik tersebut ( turnaround ), maka mesin mesin cadangan
boleh di tiadakan yang artinya akan mengurangi biaya perawatan.
f) Data dan informasi sehubungan dengan inspeksi dan perbaikan mesin /
equipmen akan terekam dengan sistimatis dan ini merupakan data dasar untuk
merumuskan rencana rencana pemeliharaan selanjutnya dan peningkatan
fasilitas yang dilakukan oleh bagian perencanaan dan inpeksi. Data ini
merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian pergudangan yang
mengurusi suku cadang dan bahan untuk pemeliharaan rutin.
13
g) Dengan memakai sistim pemeliharaan rutin ini tenaga kerja untuk
pemeliharaan harian dapat dikurangin hingga 60 % di bandingkan sistim
pemeliharaan breakdown.
b) Bagian inspeksi dan perencanaan, bekerja sama dengan bagian produksi dan
pekerja lapangan akan menginformasikan kondisi masing masing mesin dan
equipmen dengan cara berikut ini :
14
g) Awalnya pada pemeliharaan ulang, tenaga kerja tambahan dan penanaman
modal di perlukan, tetapi modal tersebut akan kembali dalam waktu yang
singkat dengan di naikkannya pelayanan, bertambahan penurunan kerusakan,
terjadinya penurunan biaya perbaikan, dan bertambah panjangnya umur dari
fasilitas fasilitas tersebut.
h) Dewasa ini kebanyakan pabrik pabrik mengikuti konsep terbaru yaitu pabrik
besar yang terpadu di dalam satu lokasi, hingga tidak di perlukan lagi mesin
mesin atau equipmen cadangan, di sini kondisi masing masing mesin /
equipmen sudah sangat terjamin, ini di sebabkan karena pemeliharaan ulang di
jalankan. Tenga kerja untuk pemeliharaan harian dapat ditekan 50 % di
bandingkan dengan sistem pemeliharaan breakdown.
15
f) keperluan memasang mesin cadanga / equipmen ditentukan oleh hasil dari
konsep pemeliharaan produktif. Biaya tambahan untuk unit unit cadangan
dapat di tentukan dengan membandingkan biaya investasi dengan uang yang
kembali bila kita memakai sistim pemeliharaan rutin untuk seluruh mesin yang
ada dalam pabrik tersebut.
g) Secara umum mesin atau equipmen yang besar dan mahal di harapkan dapat
berjalan dengan rutin pada masa masa pemeliharaan tersebut, hingga mesin
atau unit unit cadangan dapat di tiadakan.
Umur pabrik yang di rencanakan dan teknologi yang dipakai pada pabrik
tersebut. Umur pabrik di tentukan oleh siklus produksi, kecepatan penyerapan
teknologi baru, dan sumber daya manusia yang menjalankan teknologi ini.
Umur pabrik mungkin tidak panjang seperti pabrik percobaan yang mana
dibangun dan dijalankan hanya untuk beberapa tahun saja. Ada pabrik pabrik
yang dapat beroperasi hingga 50 tahun. umur pemakaiaan pabrik yang berbeda
merupakan faktor faktor yang penting untuk menentukan perencanaan dan
sistem pemeliharaan mana yang cocok dan terbaik untuknya.
Tipe dan kesulitan pemeliharaan dari suatu pabrik secara mendasar di tentukan
oleh proses asli dan perencanaan mekanik dan pabrik tersebut. Walaupun
sistem teknologi pemeliharaan yang tercanggih di pakai, ini belum tentu dapat
menghilangkan atau mengurangin masalah masalah tertentu bila kondisi
tidak sesuai dengan bahan bahan konstruksi pada saat pabrik tersebut dibuat,
juga bila perencanaan tata letak pabrik mempertimbangkan pekerjaan
lapangan pemeliharaan. Maka, pengalaman pengalaman di butuhkan dan
juga teknologi pemeliharaan merupakan hal hal yang harus di pikirkan
sebelum merencanakan pabrik.
Biaya pembuatan atau modal awal dapat dikurangin bila bahagian
pemeliharaan dapat memberikan informasi informasi yang baik tentang
masalah masalah servis mesin / equipmen, pemasangan unit unit cadangan
dapat dibuat optimal. Selanjutnya dilakukan standarisasi jenis mesin dan
16
suplier dan juga meningkatkan mulu barang tanpa menambah biaya hingga
modal dapat di hemat dan juga biaya biaya pemeliharaan selanjutnya.
Produksi yang tinggi dari beroperasinya pabrik secara kontinu dan pada
kapasitas penuh akan menghasilkan keuntungan tidak saja untuk pabrik tetapi juga
keuntungan bagi pabrik pabrik lainnya yang berada dalam satu komplek tersebut.
Misalnya pabrik pabrik kimia yang bersekala bsar yang merupakan beberapa pabrik
dalam satu komplek yang modern, kerusakan atau operasinya yang tidak maximum
pada suatu pabrik dalam komplek tersebut akan menyebabkan kehilangan produksi
yang bersekala besat secara total dari komplek itu, yaitu bila produksi menurun maka
bahan baku akan berlebihan dan rusak. Dari masalah ini, maka orangt yang terlibat
pada operasi pabrik harus berusaha dengan segala upaya agar menjaga dan merawat
kesinambungan dari beroperasinya pabrik.untuk mendapatkan operasi pabrik yang
paling ekonomis maka faktor faktor berikut ini penting :
17
Disini terlihat bahwa metode pemeliharaan yang kedua adalah lebih ekonomis
dari pada metode yang pertama , karena pada metode yang pertama
kemungkinan kerusakan pada mesin sangat besar sekali dan tidak dapat
diramalkan. Jadi sangat dianjurkan untuk memeriksa setiap equipmen tanpa
harus mempersoalkan apa pemeliharaan preventive atau breakdown ini
bergantung pada keperluan produksi.
Jadi cacatan pemeliharaan yang rinci dan laporan laporan dari masing
masing equipmen harus diperiksa secara hati hati hingga kita mempunyai
waktu yang sesuai untuk memperbaiki atau menggantinya. Untuk tujuan ini,
kondisi operasi dari masing masing mesin dan equipmen harus dipahami
sepanjang waktu dengan melakukan pemeriksaan rutin, dan menjaga operasi
pabrik berjalan secara kontinue
18
Memeriksa dan melaporkan pemakaian dan bahan bahan
pemeliharaan ( suku cadang, bahan dan pelumas )
Menganalisa pemakaian bahan tersebut
Merencanakan program pemeliharaan
Mencatat semua kegiatan inspeksi, perbaikan, dan pekerjaan
memodel kembali
Memodifikasi buku buku petunjuk inspeksi, pemeliharaan dan
perbaikan
Memeriksa effisiensi equipmen dan unit unit
19
target selanjunya adalah untuk melaksanakan. Biaya tambahan
yang dipakai untuk peningkatan pabrik akan menghasilkan
pengembalian modal yang pasti, dan juga mengurangin biaya
biaya lain untuk jangka waktu selanjutnya.
c. Penaksiran biaya biaya pemeliharaan Defenisi M biaya
pemeliharaan selam pemeliharaan itu di laksanakan. T biaya
pemeliharaan sepanjang tahun. M / T bervariasi diantara 10 sampai
60 % bergantung pada tipe pabrik. Perbandingan optimun dari
masing masing pabrik di tentukan berdasarkan pertimbangan
biaya pemeliharaan yang terendah.
20
diharapkan dari masing masing pabrik atau fasilitas dan
equipmen. Bila umur yang diharapkan dari pabrik tersebut pendek,
maka konsep optimum perawatannya akan berbeda. Meningkatkan
kemampuan teknik dan meningkatkan kualitas bahan untuk
meminimalkan kerusakan rasanya tidak di perlukan jika pabrik
tersebut akan ditutup dalam waktu yang singkat.
f. Data dan pengumpulan informasi data yang dikumpulkan dari
pabrik secara harian, periodik, tahunan merupakan dasar informasi
untuk sistem pemeliharaan yang baik. Data teknik, gambar
gambar, dan informasi teknik lainnya juga merupakan data mentah
yang pentinng. Aspek yang terpenting dari pengumpulan dan
penyimpanan data adalah terorganisasinya seluruh sistim dengan
baik. Data yang dikumpulkan oleh bagian pemeliharaan akan
sangat berguna kepada bagian lainnya, seperti bagian produksi,
pergudangan, proyek dan lain lain. Jika ada pengembangan atau
penemuan baru harus segera di informasikan ke bagian lain untuk
memastikan pengadaan barang yang terbaik pada bagian
pembelian dan bagian keuangan. Semua data data pembongkaran
pabrik tahunan termasuk keuangan di laporkan pada bagian yang
bertanggungjawab untuk menyusun dan merencanakan biaya
perbaikan selanjutnya. Yang paling penting rencana pengembangan
harus di perlihatkan pada bagian produksi dan bagian teknik nagar
bagian ini dapat memberi komentar. Usulan untuk merubah tata
cara perbaikan atau syarat syarat teknisi harus disiapkan dan
didiskusikan dengan supersvisor yang bertanggungjawab pada
bidang tersebut.
g. Pengawasan pekerjaan pemeliharaan harus merupakan suatu
pekerjaan yang terintergrasi. Aliran kerja sejak mulai dari
pemeriksaan, pengawasan kerja, dan pengawasan kinerja mesin
sebaiknya di tanggungjawab oleh seorang pekerja. Ini akan
memberi efek lebih effesien pekerja untuk mengahsilkan
operasipabrik yang baik.
berikut :
21
Menyiapkan permintaan kerja pemeliharaan tersebut
Mempelajari dan membuat pembagian kerja, dan
penempatan pekerja pada lokasi yang sesuai
22
Siapakan, laksankan langkah awal dari masing
masing pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan, juga siap
laporan akhir pemeriksaan dan masing masing
pekerjaan pemeliharaan terrsebut.
Buat saran yang diperlukan kepada bagian perencanaan
dan bengkel sehubungan dengan tata cara perbaikan
equipmen yang ada di pabrik termasuk bahan bahan
yang di pakai
Bauat tata cara atau aturan pelaksana pekerja dalam
keadaan darurat dan pembagian kerjanya
Buat aturan pemeriksaan equipmen dalam keadaan
darurat siapkan laporan pemeriksaan
Siapkan dan simpan cacatan kerusakan kerusakan
mesin untuk semua equipment dalam pabrik catat item
item pemeliharaan yang besar besar dari equipment
dan sistem perpipaaan
Analisa dan sarankan tata cara pemeliharaan yang sesuai
berdasarkan cacatan data data dari mesin tersebut
Minta dan terima bahan bahan yang di pakai pada
sewaktu pemeriksaan di lakukan dan juga bahan habis
pakai
Pelajari dan usulkan perbaikan atau modifikasi peralatan
pabrik dan fasilitas fasilitasnya agar lebih baik sesuai
dengan yang di perlukan oleh bagian teknik
Pelajari dan buat rencana pemeriksaan pemeriksaan
tahunan dan jaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap
stabil untuk pemeliharaan yang reguler, perbaikan mesin
dn pembongkaran tahunan
Analisa semua hasil hasil pemeriksaan dan buat
laporan laporan inspeksi dan saran saran
23
Pelajari dan siapkan saran saran untuk pemeriksaan
khusus kebagian perencanaan, pemeriksaan bengkel dan
lain lain
Pelajari dan siapkan tata cara pemeriksaan khusus dalam
keadaan darurat
Rencanakan dan buat tata cara pemeriksaan khusus
untuk equipmen pabrik dan fasilitasnya
Meminta dan menerima bahan bahan dan bahan habis
pakai
Merencanakan dan membuat rencana pemeriksaan
tahunan dan menjaga agar biaya pemeriksaan tahunan
tetap stabil
Analisa semua hasil hasil pemeriksaan khusus
Jaga dan tingkatkan kemampuan teknik dari para pekerja
Menerima permintaan suku cadang termasuk yang baru
dan yang lama
c. Pengawasan bahan
Pelajari, rencanakan dan laksanakan tata carea
pengawasan bahan dari suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas yang perlukan pada pemeliharaan di tinjau dari
metode statistik untuk semua pemakian bahan
Menerima dan memeriksa semua permintaan
pemintaan bahan untuk pemeliharaan dan pelerjaan
perbaikan dari bagian cara perencanaan dan
pemeriksaan, beberapa permintaan bahan mungkin dapat
di setujui oleh bagian lapangan atau bagian bengkel
Menerima dan memepelajari kembali cacatan cacatan
permintaan harian dan bulana dari bagian pergudangan
Menerima dari bagian gudang perintah pembelian suku
cadang bahan habis pakai, pelumas dan bahan bahan
yang lain nya
Mempelajari dan menyiapakan spsesifikasi bahan dan
permintaan pembelian bahan untuk suku cadang yang
baru, bahan habis pakai, pelumas dan lain lain, atau
pergantian suku cadang, bahan habis pakai dan pelumas.
Mensyahkan permintaan pembeli bahan dan juga
spesifikasi bahan tersebut
Memberi nasehat pada bagian bengkel yang
mengerjakan perbaikan suku cadang, pabrikasi dan juga
modifikasi
Menyimpan spesifikasi teknik dan informasi informasi
pasar yang menjual bahan bahan yang terbaru
Tinjau dan pertimbangakan kembali agar simpanan suku
cadang, bahan habis pakai, dan pelumas seminimun
24
mungkin ada di gudang. Juga tinjau kembali jumlah dari
pesanan bahan
Tinjau dan rubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan
habis pakai pelumas
d. Pekerjaan Lapangan
Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja dan pembagian kerja dari
bagian pemeriksaan dan perencanaan
Mempelajari dan menyiapkan tata cara pekerjaan secara detail dan perintah perintah kerja
yang diperlukan
Bagikan, atur dan koordinasikan semua pekerjaan yang di terima dan bagian perencanaan dan
pemeriksaan
Alokasikan para pekerja pada masing masing pekerjaan
Siapkan dan minta inzin masuk ke pabrik, izin bekerja di mesin mesin yang berbahaya, dan
izin keselamatan kerja dari bagoan produksi
Terima semua izin izin tersebut dari bagian produksi
Terima semua suku cadang, bahan habis pakai, dan bahan bahan lain yang di perlukan dari
bagian gudang
Buat permintaan bahan tambahan untuk suku cadang, bahan habis pakai, pelumas dan juga
bahan yang lain yang di perlukan
Siapkan dan hantar semua yang di perlukan, seperti suku cadang, bahan yang habis pakai,
bahan bahan lain, peralatan dan fasilitas fasilitas kelapangan
Minta pemeriksaan yang sudah selesai disahkan oleh bagian pemeriksaan
Untuk pekerjaan yang besar dan rumit yang melibatkan pekerjaan bengkel, listrik, atau
instrumentasi, yang memimpin pekerjaan ini haruslah orang yang bagian yang paling
abanyak jenis pekerjaannya
Hitung dan jumlahkan total jam kerja, bahan habis pakai untuk setiap pekerjaan
Jumlahkan dan simpan semua jam kerja dan buat jam kerja yang sebenarnya dalam sebulan
dari masing masing pabrik
e. Pekerjaan Bengkel
25
Membagi, mengatur dan mengkoordinasikan semua
pekerjaa n yang ada di bengkel sesuai dengan
permintaan kerja
Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan
pekerjaan seperti pembongkaran mesin, pemeliharaan
dan pembongkaran pabrik tahunan
Merencana dan membagi tugas untuk pekerjaan
pekerjaan dalam keadaan darurat
Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan bahan bahan lain yang di perlukan dari
bagian gudang
Mempelajari dan menyiapkan permintaaan permintaan
bahan tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan bahan bahan lainnya bila di perlukan
Siapkan laporan perbaikan dan laporka ke bagian yang
bertanggung jawab
Hitung dan jumlahkan jumlah jam kerja total dan biaya
bahan habis pakai untuk masing masing pekerjaan
Jumlahkan, klasifikasi dan buat laporan jumlah jam
kerja yang sebenarya dalam sebulan untuk semua
pekerjaan
Pelajari, tingkatkan cacatan cacatan pekerjaan harian
tersebut
Mempelajari dan menyiapkan permintaan bahan
tambahan seperti suku cadang, bahan habis pakai,
pelumas dan bahan bahan lainnya bila di perlukan
Siapkan laporan perbaikan dan laporkan ke bagian yang
bertanggungjawab
Hitung dan jumlahkan jam kerja total dan biaya bahan
habis pakai untuk masing masing pekerjaan
Jumlahkan, klasifikasikan dan buat laporan jumlah jam
kerja yang sebenarnya dalam sebulan untuk semua
pekerjaan
Pelajari, tingkatkan cacatan cacatan pekerjaan hari
tersebut
4. Bagian bagian yang berhubungan dalam pemeliharaan adalah
a. Produksi
Mengawasi kondisi operasi pabrik. Menentukan dan
meminta pekerjaan pemeliharaan dengan berkonsulyan
pada bagian lain yang terkait
Mensyahkan permintan permintan pekerjan pemeliharan
dan pekerjan pengawasan
Memastikan semua persiapan untuk kerja pemeliharan
smua baik dan menberi ijin masuk pabrik, ijin masuk ke
26
daerah berbahaya, dan keselamatan kerja untuk kerja-kerja
pemiliharan
Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk
merawat seperti mengisolasi, mencuci equipmen dan pipa-
pipa juga melakukan analisa kesalamatan kerja
Memintakan pada bagian keelamatan kerja orang yang ahli
pada menyiapkan pekerjan-pekerjan pemiliharan yang di
perlukan
Teliti dan bantu para pekerjaan saat mereka melakukan
pekerjaan lapangan
Terima laporan pekerjaan yang sudah selesai dan lakukan
pengetasan ulang
Tanda tangani dan sahkan laporan pekerjaan yang sudah
selesai tersebut
b. Teknikal
Menerima informasi infoemasi secara periodik, pekerjaan
modifikasi, dan biaya biaya pemeliharan dari bagian
perencanaan pemeliharaan
Pelajari hal hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi
pabrik dan dapat menurunkan waktu, biaya dari
pemeliharaan
Pelajari dan siapkan modifikasi pabrik melalui
penyelidikan seperti yang di sebutkan pada item dan
dengan mengadakan diskusi diskusi diantara bagian
bagian yang terkait
Simpan data data teknik dari semua mesin mesin pabrik
dengan baik
Selidiki dan jaga informasi informasi terakhir dari
teknologi prodiksi dan pemeliharaan
c. Keselamatan kerja
27
d. Penyimpanan bahan ( Materail )
Bahan bahan yang di perlukan untuk oprasi simpan di
gudang, bahan ini termasuk keselamatan kerja,
pemeliharaan, administrasi, keperluan lain, suku cadang,
bahan yang di pakai, pelumas, bahan kimia, bahan mentah,
dan lain lain
Terima simpan dan sahkan bahan yang ada, dan laporkan
ke bagian pembelian dan gudang
Pelajari dan teliti stock minimum, dan pembelian dan
semua bahan, laporkan ke bagian pengawasan bahan aatau
bagian pembelian
Periksa semua bahan yan g ada di gudang secara periodik
Simpan cacatan atau buku gudang
e Pembelian
Menerima semua permintaan bahan dan konrak untuk
pembelian
Menyiapkan dan mensahkan dokumen - dokumen tender
Menerima dan mengevaluasi penawaran dari luar dengan
berkonsultasi pada bagian bagian yang terkait
Memeilih suplier dan menentukan biaya pembelian dengan
melibatkan bagian bagian yang terkait
Mensahkan permintaan pembelian
Memeriksa lama waktu pengiriman barang
Mensahkan laporan pembelian pada bagian bagian terkait
termasuk bagian keuangan
Mensahkan tagihan pembayaran ke bagian keuangan
Menyelidiki dan mencari informasi informasi pasar yang
terbaru mengenai harga harga equipmen, bahan, dan
pelaksanaan kerja ( kontraktor )
F Keuangan
Menerima semua permintaan bahan dari pekerjaan
pemeliharaan
Menerima jumlah jam kerja pemeliharaan dalam sebulan
Catat dan kalasifikasikan masing masing equipmen
Menerima, mencatat dan membagikan biaya biaya
pemeliaharaan kepada bagian bagian yang terkait
Menerima permintaan pembeliaan dan melaporkan bukti
pembayaran kepada bagian keuangan dan bagian lain yang
berurusan dengan pembayaran
28
1. Pemeliharaan langsung adalah pekerjan yang berhubungan dengan
pemeliharaan dan perbaikan dari equipmen produksi. Dalam defenisi ini
termasuk item item sebagai berikut :
29
BAB IV
PROSES PRODUKSI
Pabrik kelapa sawit yang ada saat ini memepunyai aturan aturan proses yang hampir sama
dan beberapa PKS telah mengikuti suatu aturan / standarisasi yang dikenal PKS yang ideal.
Tujaan dari prose produksi ini adalah untuk mengolah bahan baku Tandan Buag Segar
( TBS ) kelapa sawit sehingga memperoleh minyak inti deengan mutu yang memenuhi
standart yang berlaku. Pada PKS Pagar Marbau PENGOLAHAN Tandan Buah Segar ( TBS )
hanya mengahasikan CPO dan inti ( biji kernel ), tidak menghasil inti minyak sawit.
Pada umum proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dibagi menjadi 6 tahapan ( Stasiun
)
yaitu :
1. Stasiun penerimaan buah ( fruit station )
2. Stasiun rebusan ( sterlizing station )
3. Stasiun Bantingan ( threshing station )
4. Stasiun Press ( Pressing Station )
5. Stasiun Pengolahan Biji ( nut cracking station )
6. Stasiun Permurnian Minyak ( clarfilcation station )
4.1 Stasiun penerimaan buah ( fruit station )
4.1.1 Timbangan
Minyak CPO diolah dari tandan buah segar ( TBS ) atau Presh fruit bunch
( FFB ) yang diangkut dari perkebunan milik PTPN II. Tandan buah segar
diangkut dengan mengguanakan truk ke pabrik. Stasiun timbangan truk
yang masuk di timbang beratnya dengan alat yang disebut Avery dengan
kapasitas 38 Ton. Rata rata dalam sehari pabrik mengolah 300 400
Ton.
Penimbangan buah bertujuan untuk mengetahui beberpa banyak buah yang
masuk dan akan di olah. Berat netto TBS yang masuk di hitung dari selisih
berat truk dan isinya ( brutto ) dengan berat truk kosong ( tarra ).
30
atau basket yang si sebut dengan Rori. Kapasitas rori 2,5 Ton TBS, Roli
kemudian ditarik dengan capstandart dan digester dengan transfer carriage
dan selanjutnya akan di masukkan ke dalam sterilizing
Gambar.timbunan buah
Dalam menentukan buah yang akan di olah ada beberapa kriteria yang harus di
perhatikan. Kriteria ini berhubungan dengan penggolongan mutu sawit yang
nantinya akan mempengaruhi mutu dari minya sawit yang di hasilkan yang
31
dinyatakan sebagai fraksi. Fraksi buah adalah derajat kematangan TBS yang
diterima di pabrik, berikut adalah pengklasifikasiannya :
32
Proses perebusan ini sangat penting karena akan mempengaruhi mutu minyak
sawit nantinya.Dalam proses ini buah kelapa sawit dimasukkan ke dalam
sterilizing dengan waktu tertentu. di PKS pagar marbau ini 4 bejana sterilizer
namum yang beroperasi hanya 3 buah.kapasitas tabung yaitu 10 lori dengan
suhu 130-140C,tekanan normal 2,6 kg/cm,tekanan maksimum 3
kg/cm.perebusan tekanan lebih dari 3kg/cm maka masa perebusan di kurangi
waktunya menjadi 80-85 menit Perebusan yang umum digunakan yaitu
Double Peak (dua puncak) atau triple Peak (tiga puncak) dengan waktu 100
menit.Di PKS pagar marbau ini sistem perebusan yang digunakan yauitu
sistem dua puncak (Double Peak Sterilization).
Berikut adalah grafik perebusan pada sterilizer.
Gambar.perebusan
P II
P (kg / cm )3
2,5
1,5 PI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar 4.4 sistem perebusan dua puncak (Double Peak)
Keterangan gambar :
( P2,8 3,0 )
( P2,8 3,0 )
33
6. buang air kondensat rebusan : 2,5 menit
( P2,8 3,0 )
100 menit
Tujauan dari perebusan atau seterilisasi dari tandan buah segar adalah :
1. Melunakan buah agar daging buah mudah lepas dari biji dan untuk
memudahkan pelepasan minyak dari sel selnya pada waktu pemersan
di dalam di gester
34
2. menghentikan aktifitas enzim lipase yang menguraikan minyak menjadi
asam lemak bebas dan menghentikan kegiatan hidrolisa yang sudah
terjadi.
4. mengkoagulasi zat zat albumin agar tidak terikut dengan cairan kempa,
karena dapat menyebabkan campuran minyak dan air menjadi emulsi
yang menyulitkan pemisahan minyak pada stasiun klarifikasi
T
Thopper =
N
Dimana : thopper = waktu penuangan lori pada Triper
T = waktu olah buah dalam 1 jam yaitu 60 menit
35
n = jumlah lori yang di tuang selama 1 jam
Dalam hal ini di ambil kapasitas oleh buah sebesar 30 ton / jam, dan kasitas 1
buah lori adalah 2,5 ton
Maka
30 ton/ jam lori
N= n=12
2,5 ton jam
60 menit
Thopper = =5 menit /lori
12 lori / jam
4.3.2 Hopper
Hopper merupakan tempat untuk menumpang buah yang sudah di rebus untuk
selanjutnya di jalankan dengan Automatic Feeder. Kapasitas 4 5 lori buah
masak. Pada saat pengisian, buah jangan sampai penuh agar tidak terlalu padat
sehingga buah tidak tersendat saat di jalankan oleh Automatic Feeder.
36
Gambar 4.7 Hoppe
37
dilakukan di dalam digester sedangkan pengempaan di lakukan di dalam screw
press. Di PKS Pagar Marbau terdapat 2 line stasiun press yang masing
masing line terdiri dari 4 alat, yaitu :
Diameter : 1,2 m
Tinggi : 2,9 m
Kapasitas : 15 Ton brondolan / jam
Dalam digester di perlukan suhu sebesar 90 110 C untuk
mempermudah proses pelumatan. Hal hal ini yang di perlu di
perhatikan yaitu :
Pada saat beroperasi pengisian di gester harus penuh atau
Frekuensi pengadukan yang tidak terlalu tinggi sehingga
minyak tidak terlalu tergenang
Pipa minyak keluar dari bottom bearing harus tetap bersih agar
minyak dapat mengalir dengan lancar ke oil gutter
Kebocoran minyak di hindari
Perawatan terhadap kran kran dan pisau digester
38
yang berada pada bagian ujung press yang dapat bergerak maju mundur
secara hidrolik. Adanya massa yang keluar dari digester melaui talang
akan masuk ke dalam press silinder dan mengisi worm. Volume setiap
space worm ini berbeda.semakin mengarah ke ujung as screw dengan
volume semakin kecil sehingga buah tertekan dan minyak terperas.
Minyak kasar akan terpisah dan keluar dari lubang lubang press
cylinder dan di tampung pada talang minyak ( oil gutter ) yang
diteruskan ke vibro separator masuk kedalam crude oil tank sedangkan
bagian dari muka atau sela sela cone akan keluar cake dan jatuh lalu
di tampung di cake brake conveyor.
Ampas press yang masih bercampur biji dan gumpulan serat ( fibre )
masih banyak mengandung air sehingga perlu di pecah dengan alat
pemecah ampas ( Cake Brake Conveyor ). Alat ini berupa talang yang
berisi pedal pedal yang di ikat pada poros yang berfungsi untuk
mengaduk ampas press dengan memutar dan mendorong ampas ke
ujung talang yang bertujuan untuk memisahkan biji dan serabut di
pemisah biji ( Depericarper ). Selanjutnya serabut ( fibre) di
pergunakan untuk bahan bakar boiler sedangkan biji dibawa ke stasiun
pengolahan biji
Stasiun ini adalah stasiun untuk memperoleh inti sawit. Biji dari pemisahan
biji dan ampas di olah di stasiun ini untuk diperam, di pecahkan, dipisahkan
antara inti dan cangkang . inti dikeringkan dalam kernel silo untuk dikrim ke
pengolahan berikut. Cangkang di gunakan untuk bahan bakar pada boiler
Depericarper
39
Merupakan alat yang di gunakan untuk memisahkan ampas dan biji
dan membersihkan sisa sisa tersebut serabut yang masih melekat
pada biji. Terdiri dari kolom pemisah ( separing coloum ) dan
( polishing drum )
Separing coloum, merupakan ruah pemisah antara saat dan biji.
Pemisah di lakukan dengan cara oleh isapan blower dengan
hampa udara. Serat dan biji yang dibawa oleh cake brake
conveyor jatuh pada separating coloum dan isapan blower serat
akan terisap masuk ke dalam siklon ampas ( fibre cyclone ) dan
melalui air lock masuk kedalam conveyor bahan bakar untuk
boiler.
Nut Elevator
Alat ini berfungsi untuk mengangkut biji biji yang keluar dari
polishing drum dengan menggunakan timba timba
Nut silo
Alat ini berfungsi untuk memeram biji agar lebih mudah di pecah dan
di proses selanjutnya di dalam ripple mill
40
proses perebusan berlangsung dengan baik. Efesiensi
pemecahan berkisar antara 95-98%.
Inti yang di bawah oleh Dry nut conveyor menuju ke spreatring coloum
yang memisahkan dua bagian :
b. Material seperti inti bulat, inti setengah pecah akan terpisah dan
jatuh oleh pneomatik transport yang didorong dan di masukkan
ke dalam kernel silo inti.
Panjang :2m
Lebar :2m
Tinggi :8m
Kapasitas : 1,5 2 ton/ jam
42
Panas yang ada di lakukan dengan injeksi uap ( steam injection ).
Temperatur tangki ini di harapkan 90 C. Minyak dalam tangki ini
di pompakan ke balance tank lalu ke tangki pisah ( verticak continous
tank ) dengan pompa minyak kasar ( crude oil pump )
Gambar.sentrifusi minyak
43
Transfer Tangki
Merupakan tangki yang di gunakan untuk menampung minyak dari oil
purifier dan mengatur jumlah minyak yang masuk ke dalam tangki
pompa udara ( vacuum dryer ) agar merata dan tetap.
Tangki timbun
Tangki ini berfungsi untuk menyimpan minyak kelapa sawit yang siap
untuk di jual. Minyak dalam tangki ini harus selalu di panaskan dengan
cara di pasang pipa pemanas dengan uap dan dicapai suhu 50 C -
55 C untuk menghindari kenaikan asam lemak bebas ( free fatty acid
) dan kadar air dalam minyak di tangki
Tangki Lumpur
Tangki ini di gunakan untuk menampung sludge dari hasil pemisahaan
di tangki pemisah. Sludge yang masih mengandung minyak 7 9 %.
Dalam tangki ini di pasang pipa steam injection untuk memanaskan
dan mengecerkan Sludge. Di usahakn suhu sludge tank berkisar 90
100 C
Sand Cyclone
Sludge dari brush stainer di perkirakan masih mengandung pasir dan
masih perlu di proses lagi pada alat sand cyclone agar proses
selanjutnya dapat berjalan lacar lalu ke sanding tank kemudian di
alirkan ke sludge separator lalu menuju ke sludge fit.
44
Sludge yang masuk ke alat ini terdiri dari air 80 85 %, bahan
peralatan bukan minyak 8 12 % dan minyak 5 10 %.
Air dan kotoran di buang keluar dari alat ini sedangkan minyak akan di
pompakan kembali ke continuous tank. Suhu sludge yang ada di alat
ini berkisar antara 95 100 C. Penambahan panas dengan suhu 70 -
90C. Dalam proses ini kadar minyak pada sludge separator di
harapkan 0,3 0,5 %.
Recovery Tank
Cairan sludge dari sludge fit di pompakan ke dalam tangki ini untuk
pengutipan minyak lebih lanjut.
Fat Pit
Suatu bak penampung sludge buangan minyak minyak yang keluar
dari bocoran bocoran alat di stasiun klarifikasi yang dialirkan ke parit
dan di pompakan ke bak ini dikumpulkan, kemudian di kutip kembali
sludge dan minyak tersebut dengan pompa untuk masuk ke crude oil
selanjutnya di proses lagi di stasiun klarifikasi.
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
4.Kemiringan sekitar 27
45
5.Sistem hidrolik di gerakkan oleh 2 set hidrolik power unit elecromotor jenis xx
turbo
Fungsi : untuk menarik lori ke sterilizer dan menarik lori kosong ke loading
ramp.
Jumlah : 4 unit
Fungsi : sebagai tempat TBS yang telah di sortir yang akan di rebus.
Spesifikasi alat :
Panjang : 250 cm
Lebar : 150 cm
46
Jumlah : 4 buah
Spesifikasi alat :
1. Merk : Keystone
2. Serial no : F 790018
Jumlah : 4 Buah
Spesifikasi alat :
1. Merk : Keystone
4. Serial no : 045767
5. Volume : 0,9 L
5.7 HoistingCrane
47
Fungsi : untuk mengangkat dan membuang TBS yang berada pada lori ke
Thressing serta mengembalikan lori kosong ke posisi semula.
Spesifikasi alat :
2. Kapasitas : 500 Kg
3. Tinggi angkat : 12 m
6. Jumlah : 2 unit
5.8 Stripper
Fungsi : melepas atau memisahkan buah dari jajang dengan cara membanting
TB Dengan bantuan putaran pada thressing
Spesifikasi alat :
7. Motor : 15 HP
9. Putaran : 22 25 rpm
48
10. Jumlah : 2 unit
Spesifikasi alat :
1. Panjang :2m
3. Memakai eletromotor
b. Power : 3 KW
d. Frekuensi : 50 Hz
5.10 Digester
Spesifikasi alat :
49
Spesifikasi alat :
1. Diameter : 500 mm
2. Panjang : 5200 mm
3. Lebar : 550 mm
5. Memakai elektromotor
a. Power : 3 KW
c. Frekuensi : 50 Hz
2. Tinggi : 10290 mm
3. Memakai elektromotor
a. Power : 4 KW
d. Frekuensi : 50 Hz
Fungsi : alat untuk mendistribusikan buah brondolan yang di terima dari fruit
elevator ke masing masing digester
Spesifikasi alat :
50
1. Diameter : 500 mm
2. Panjang : 8046 mm
3. Lebar : 550 mm
5. Memakai elektromotor
a. Power : 4 KW
d. Frekuensi : 50 Hz
Spesifikasi alat :
1. Panjang : 59000 mm
2. Kemiringan : 20
4. memakai elektromotor
a. Power : 10 KW
c. Arus : 15,5 A
e. Frekuensi : 50 Hz
51
Fungsi : untuk mengantar dan membagikan buah yang datang dari fruit
conveyor ke
Dalam elevator
Spesifikasi alat :
3. Putaran : 52 rpm
5.16 Pengaduk
Spesifikasi alat :
1. Model : US 12
3. Putaran : 10 14 rpm
4. Kapasitas : 10 12 ton
5. Memiliki elektromotor
b. Tenaga : 2 HP
c. Frekuensi : 50 Hz
52
Spesifikasi alat :
1. Kapasitas : 10 12 ton
2. Type : P 9 dan US 12
3. Putaran : 11 rpm
4. Jumlah : 4 unit
a. Merek : SONPIN
b. Kapasitas : 170 Kg / cm
: 40 Kg / cm ( Standard )
d. Temperatur : 0 160 C
Fungsi : untuk menyaring kelapa sawit dari serat serat kotoran kotoran
kasar
Spesifikasi alat :
1. Merek : Sweco
3. Type : US 60.S.888
5. Tenaga : 2,5 HP
9. Memiliki eletromotor
53
a. Putaran : 1500 rpm
b. Arus : 9,4 KW
d. Frekuensi : 50 Hz
Fungsi : untuk menampung minyak yang keluar dari serangan getar dan
Mengendapkan kotoran kotoran yang terikat dalam minyak
Spesifikasi alat :
1. Panjang :3m
2. Lebar :2m
3. Tinggi :1m
4. Kapasitas : 6 m
6. Memiliki eletromotor
d. Frekuensi : 50 Hz
Spesifikasi alat :
2. Tinggi : 6100 mm
3. Diameter : 2000 mm
4. Tinggi : 8000 mm
5. Volume : 40 m
54
6. Jumlah : 3 buah
Fungsi : Untuk memisahkan kotoran yang masih terikut bersama minyak yang
Keluar dari continous tank serta memperkecil kandungan air
yang terdapat Dalam minyak
Spesifikasi alat :
2. Diameter : 2000 mm
4. Tinggi : 3000 mm
Fungsi : untuk memisahkan air dan kotoran yang terikut bersama minyak
dengan prinsip gaya sentrifugal
Spesifikasi alat :
1. Jumlah : 4 buah
6. Product no : 881139 02 04
7. Bowl : 553895 02
55
13. Recommended motor power : 7,5 KW
Fungsi : mengeringkan dan mengurangin kadar air minyak sampai kurang dari
0,1 % dengan sistem penguapan hampa udara
Spesifikasi alat :
1. Kapasitas : 10 ton
2. Memakai elektromotor
c. Arus : 9,2 A
d. Frekuensi : 50 Hz
f. Berat : 50 Kg
Spesifikasi alat :
a. Tinggi :6m
56
b. Diameter : 11 m
a. Tinggi : 10 m
b. Diameter : 11 m
a. Tinggi :9m
b. Diameter : 15 m
Fungsi : untuk menampung sludge yang keluar dari continous setting tank dan
untuk mengendapkan pasir, lumpur dan partikel partikel kasar
Spesifikasi alat :
1. Tinggi :8m
2. Diameter : 2 m
Spesifikasi alat :
2. Memakai elektromotor
b. Arus : 30 Ampere
Spesifikasi alat :
1. Panjang :4m
2. Lebar :3m
57
3. Tinggi : 1,5 m
4. Kapasitas : 18 m
Spesifikasi alat :
1. Diameter : 500 m
2. Panjang : 20280 mm
3. Motor : 7,5 HP
5. Memakai elektromotor
c. Power : 7,5 Hp
Fungsi : untuk memisahkan biji dari serabut yang masih tertinggal / melekat
pada biji
Spesifikasi alat :
1. Type : Atmindo
2. Diameter :1m
3. Panjang : 7,48 m
7. Memakai elektromotor
a. Power : 5 KW
58
c. Putaran NI : 23 rpm
Fungsi : untuk memeram biji agar mudah di pecah di cracker atau pun di
ripple mill
Spesifikasi alat :
1. Type : Lokal
2. Volume : 90 m
3. Panjang :3m
4. Lebar : 2,5 m
5. Tinggi : 10 m
7. Jumlah : 4 unit
Spesifikasi alat :
1. Diameter : 400 mm
4. Jumlah : 3 unit
5. Memakai elektromotor
b. Frekuensi : 50 Hz
c. Rating : 5000 HP
59
Fungsi : untuk memisahkan biji dengan cangkang
Spesifikasi alat :
1. Diameter : 1000 mm
4. Memakai elektromotor
a. Power : 5,5 KW
Fungsi : untuk mengangkut biji yang telah di pisahkan dari nut grading
Spesifikasi alat :
1. Diameter : 325 mm
4. Memakai elektromotor
a. Power : 5,5 KW
Spesifikasi alat :
1. Type : Lokal
2. Lebar : 2000 mm
3. Tinggi : 8700 mm
4. Kapasitas : 6 ton
5. Temperatur : 64 C
60
6. Kadar Air inti :7%
8. Jumlah : 6 unit
Spesifikasi alat :
Spesifikasi alat :
1. Type : 1 SG C80 MZ
2. Power : 3 KW
Fungsi : mengangkut dan membagi inti yang keluar dari ripple mill
Spesifikasi alat :
1. Type : Lokal
2. Diameter : 315 mm
3. Panjang : 3900 mm
5. Memakai elektromotor
a. Power : 2 KW
61
5.38 Kernel Conveyor
Spesifikasi alat :
1. Diameter : 315 mm
2. Panjang : 3900 mm
4. Memakai elektromotor
a. Power : 2 KW
Spesifikasi alat :
2. Power : 20 KW
3. Volume : 1950 m
Spesifikasi alat :
1. Type : Lokal
2. Diameter : 9 mm
3. Tinggi : 11 mm
5. Memakai elektromotor
b. Power : 2 KW
5.41 Boiler
62
Fungsi : Sebagai tempat penghasilan uap ( steam ) untuk menggerakkan turbin
uap dan memenuhi kebutuhan steam dari alat alat yang di pakai seperti
Untuk sterilizer
Spesifikasi alat :
3. Type : N 600 SA
6. Temperatur kerja : 18 19 C
10.Temperatur Udara : 30 C
12.Chamber Volume : 80 m
Spesifikasi alat :
1. Power : 1296 HP
63
6. Inlet Press ( stand ) : 18,5 Kg / cm
c. No : 5438118
e. Frekuensi : 50 Hz
f. Jenis : 3 Phase
k. Coolant : 45 C
l. Jumlah : 2 Unit
9. Merek : Torbodyne
e. Form :E5
g. Ratio : 3,327
h. Buatan : Amerika
Fungsi : untuk tempat penampungan uap bekas dari turbin dan di salurkan ke
stasiun pabrik
64
Spesifikasi alat :
1. Tekanan : 3 Kg / cm
2. Jumlah : 1 unit
Spesifikasi alat :
2. Diameter : 1400 mm
5.45 Pompa
Spesifikasi alat :
1. Condensate Pump
a. Type : Vertikal
a. Type : Sentrifugal
Spesifikasi alat :
65
1. Merek : Windhoff Perfex Gmbh
b. Type : 06119111
c. Kom. Nr : 80329
d. Bauja hr : 1281
b. Kund Nr : 6199
d. ATL NR :817380822
e. Ausf Nr : 52329703394
Fungsi : untuk mengikat unsur unsur mineral dan logam serta mengikat sisa
Spesifikasi alat :
b. Jumlah : 2 unit
2. Merek : Permutit
b. Jumlah : 4 unit
Spesifikasi alat :
2. Code : AEERKR
66
3. Jenis : 4Pole Frame Size
4. Amb : 40 C
7. Tenaga : 25 HP
8. Daya : 18,5 KW
11.Frekuensi : 50 Hz
12.Tekanan : 0,4 Kg / cm
14.Serial No : H246624009
15.Weight : 160 Kg
16.Jumlah : 7 unit
BAB VI
PEMBANGKIT TENAGA
Tenaga yang di gunakan untuk dapat mengoperasikan seluruh alat dan mesin mesin di
pabrik kelapa sawit Pagar Marbau ini di peroleh dari tenaga listrik dan uap. Listrik di peroleh
dari PLN dan mesin diesel dengan bahan bakar solar, sedangkan tenaga uap di peroleh
dengan mengoptimalkan uap sebagai tenaga penggerak. Pabrik kelapa sawit banyak
menggunakan tenaga uap karena :
1. Bahan bakar tersedia ( ampas dan cangkang )
2. Semua stasiun memerlukan uap sebagai sumber panas
Alat ini di gunakan sebagai pembangkit uap dan boiler. Daya listrik yang tersedia
didistribusikan ke bagian bagian berikut
1. Perumahan pimpinan, Staf dan Karyawan
2. Penerangan dan Arus listrik kantor, pabrik serta jalan
3. Unit unit proses pengolahan pabrik kelapa sawit
4. Menggerakkan alat transportasi seperti material handling, hoisting crane, elevator, empty
bunch
Conveyor dan sebagainya
5. Unit unit proses pengolahan air
67
6. Penerangan Labratorium dan bengkel listrik
Boiler
Aplikasi boiler pada pabrik kelapa sawit Pagar Marbau:
Peralatan yang paling penting pada mesin tenaga uap berbentuk bejana tekan berisi
fluida air yang di panasi langsung oleh energi kalor dari proses pemabakaran, atau
dengan elemen listrik atau energi nuklir. Air pada boiler akan terus menyerap kalor
sehingga temperaturnya naik sampai temperatur didih, sehingga terjadi penguapan.
Pada boiler yang menggunakan drum sebagai penampung uap, air akan mengalami
sirkulasi selama proses pendidihan. Ada dua cara sirkulasi air yaitu sirkulasi alamiah
dan sirkulasi paksa. Sirkulasi air alamiah terjadi karena perbedaan massa jenis antara
air panas dengan air yang lebih dingin, air panas akan naik ke permukaan drum dan
air lebih dingin turun. Sirkulasi air di paksa terjadi karena air sirkulasi dengan bantuan
dari pompa.
Pada pabrik kelapa sawit Pagar Marbau, boiler di gunakan sebagai penghasilan uap
untuk keperluan :
5. Stroge tank, yaitu tangki penimbunan CPO hasil produksi dan di panasi agar
tidak membeku antara 40 C 45 C
7. Menggerakkan turbin Uap untuk keperluan di atas uap yang di gunakan bersal
dari turbin uap yang di tampung dalam BVP ( Break pressure Vassel ) dan
didistribusikan ke setiap unit di atas dengan tekanan rata rata 2 3 Kg / cm,
dan juga di gunakan untuk memanaskan air pada feed water tank dearator.
68
Gambar.Boiler
69
dapat memperpanjang permukaan yang di lalui gas panas agar tersebut
dapat melumasi seluruh pipa pipa air, sebagian permukaan luar drum
atas dan bawah. Bahan bakar yang di gunakan :
Serabut
Cangkang, yang berasal dari pengolahaan kelapa sawit
Drum Atas
Drum atas berfungsi untuk tempat pembentukan uap dan tempat pemasukan
air umpan yang di lengkapai dengan sekat sekat penahan butir butir air
untuk memperkecil air terbawa uap.
Drum bawah
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan air ketel yang di dalamnya
di pasang pasang plat plat pengumpul endapan lumpur untuk memudahkan
pembuangan keluar ( blow down )
Pembuangan abu
Abu yang terbawa dari ruang pembakaran pertama, terbuanglah / jatuh
kedalam pembuangan abu yang berbentuk kerucut
70
Kran pemasuk air, satu buah kran ulir dan satu lagi kran satu arah
Perlengkapan lain seperti alat penghembus debu pada pipa air ketel, pemasuk
air ketel otomatis panel listrik kran buah udara da air.
71
Tambahkan air ke dalam drum sampai 80 % melalui katup bypass lalu tutup
kembali
Tutup kran feed pump dan matikan semua pompa
Setelah tekanan 10 Kg / cm, tutup kran ventilasi superheater dan kran output
lainya
Menjaga kwalitas air umpan dengan cara pengolahan air umpan yang
baik ( menghilangkan hardness )
Melakukan pengolahan air boiler secara internal dengan program kimia
yang cocok ( phosphate & polymer dispersant )
72
Melakukan pengolahan air umpan untuk mengurangi zat organik yang
masuk secara pengendapan kimia dan penyaringan
Gambar.turbin
Turbin Uap
Pengertian dan fungsi Turbin Uap
Turbin uap termasuk mesin konversi energi yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi kinetis pada nozel dan selanjutnya di ubah menjadi energi
mekanis pada sudu sudu turbin yang di pasang pada poros turbin
Energi mekanis yang di hasilkan dalam bentuk putaran poros turbin dapat
secara lansung atau dengan bantuan roda gigi reduksi di hubungkan dengan
mekanisme yang di gerakkan. Untuk menghasilkan energi listrik, mekanisme
yang di gerakkan adalah poros generator.
Sistem tenaga turbin uap terdiri dari beberapa komponen komponen yaitu :
Ketel
73
Turbin yang menggerakkan beban
Kondensor
Pompa air ketel
Jadi, turbin hanyalah merupakan suatu komponen dari suatu sistem tenaga.
Kemajuan sistem tenaga saat ini berkembang dengan sangat pesat, dimana uap
yang berfungsi sebagai fluida kerja turbin uap telah dapat di hasilkan melalui
sistem siklus gabungan uap gas untuk meningkatkan temperatur uap masuk
ke turbin dengan ekstraksi uap untuk memanaskan air pengisian ketel,
sehingga kerja ketel berkurang dan kebutuhan bahan bakar juga berkurang
Turbin uap di gunakan sebagai penggerak mula pada PLTU, seperti untuk
menggerakkan pompa, kompressor dan mesin mesin lain. Jika di bandingkan
dengan penggerak generator listrik yang lain, turbin uap mempunyai kelebihan
antara lain :
Karena ada hubungan langsung antara daya yang di hasilkan oleh turbin dan
massa alir melalui turbin tersebut, maka setiap variasi beban pada terminal
generator akan langsung mempengaruhi laju aliran uap, bertambah atau
berkurang tergantung pada apakah beban bertambah besar atu menurun.Jika
beban berubah, hubungan ini tidak lagi di penuhi oleh momen putar yang di
kerjakan telah memenuhi beban ( dalam hal beban berkurang ) sehingga akan
terjadi kenaikan pada kepesatan putar poros turbin. Proses ini akan
berlangsung terus selama mekanisme yang mengendalikan suplay uap ke
turbin tidak berperan. Sekali suplay uap menjadi
terkandali, momen putar di samakan lagi dengan beban yang di butuhkan dan
kepesatan putar di kembalikan lagi ke angka yang normal.
74
sudu turbin di ubah menjadi kerja mekanis pada pinggir sudu. Gaya Pu yang di
berikan oleh uap pada berbagai bentuk benda, dengan kondisi aliran yang
serupa, tidak akan sama. Untuk bisa mendapatkan kerja yang berguna dari aksi
uap, adalah perlu bahwa benda yang di tubruknya dapat bergerak dengan
leluasa
Siklus turbin uap adalah Rankine, yang terdiri dari dua jenis siklus yaitu :
Siklus terbuka, dimana sisa uap dari turbin langsung di pakai untuk
keperluan proses
Siklus tertutup, dimana uap bekas dari turbin di manfaatkan lagi
dengan cara mendinginkannya pada kondensor, kemudian di alirkan
kembali ke pompa dan seterusnya sehingga merupakan suatu siklus
tertutup.
75
Susunan utama suplay minyak ke turbin uap adalah salah satu sistem
terbanyak di pakai untuk pensuplayaan minyak ke turbin uap. Minyak
dari reservoir di sedot oleh pompa minyak utama ( pompa roda gigi )
melalui katup satu arah. Pada turbin turbin kapasitas besar adalah
biasa untuk melengkapinya dengan pompa pompa roda gigi miring.
Pompa roda gigi miring mempunyai keuntungan keuntungan, di
tinjau dai segi konstruksi bila di bandingkan dengan pompa pompa
minyak roda gigi bias. Pompa roda gigi miring membutuhkan daya
yang lebih kecil untuk mengoperasikannya lebih sederhana ( mudah )
dirakit dan mempunyai umur pemakaian yang lebih lama. Pompa
minyak utama mensuplay minyak
76
Pelumasan bantalan sangat penting sehingga turbin tidak boleh di putar
tanpa adanya pelumasan. Parameter utama dari sistem pelumasan
asakah tekanan
Untuk menjamin tekanan pelumas yang konstan di sediakan beberapa
pompa minyak pelumas
Main oil pump ( pompa pelumas utama )
Auxiliary oil pump
Turning gear oil pump
Emergency oil pump
Karena sifat turbin uap yang sangat utama, maka pada umumnya
turbin di perlihara secara periodik atau time Based Maintenance (
pemeliharaan berdasarkan jam operasi ) sehingga setelah turbin
uap yang bersangkutan menjalani jangka waktu operasi. Tertentu
harus dilakukan pemeriksaan, perbaikan atau penggantian pada
komponen - komponennya
Untuk lebih meningkatkan keandalan dan safety, Time Based
Maintenance tersebut di atas akan ditunjang oleh condition based
maintenance ( pemelihaaan berdasarkan kondisi ) dengan cara
memonitor kondisi turbin uap secara terus menerus dan
melakukan koreksi / perbaikan apabila di perlukan jenis
pemeliharaan periodik.
Pada umumnya ada tiga jenis pemeliharaan periodik yang
dilakukan pada turbin uap yaitu :
Simple insepection ( Si ) di lakukan setiap satu tahun
8000 jam operasinya
Mean insepection ( Mi ) dilakukan setiap du tahun
operasinya 16.000 jam operasinya
Serious insepection ( Se ) atau full scale periodik atau
overhaul dilakukan setiap empat tahun operasi 32.000
jam operasinya
Diesel Genset
Apabila pabrik tidak mengolah dan turbin tidak beroperasi di karenakan boiler
tidak beroperasi maka menggunakan diesel genset sebgagai pembangkit listrik
untuk penerangan pabrik dan rumah karyawan.
BAB VII
PENGOLAHAN AIR DAN LIMBAH
77
Air merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk mendukung proses pengolahan
di PKS pagar Marbau. Selain di gunakan untuk keperluan proses, air juga di gunakan
untuk keperluaan :
1. Air domestik yaitu : air yang di gunakan di luar kegiatan pabrik ( kantor dan
perumahan )
2. Air proses yaitu : air yang di gunakan pada boiler untuk menghasilkan steam
dan untuk proses pengolahan.
Beberapa bagian dari unit pengolahan air di PKS Pagar Marbau :
a. Pengendapan Air
Sumber air pada PKS Pagar Marbau berasal dari sungai Galang Yang terletak
2 Km dari lokasi pabrik. Air dari sungai Galang di pompakan ke dalam bak
pengendapan awal. Bak atau kolam yang berfungsi mengendapkan kotoran
kotoran yang terikut aliran air. Bentuk kolam empat persegi panjang.
Pengendapan awal ini tanpa penambahan bahan bahan kimia, hanya
berdasarkan gaya gravitasi sehingga partikel partikel solid yang
mempunyai serta jenis yang lebih besar dari air akan turun ke dasar kolam.
Bila endapan yang terkumulasi kran untuk blow down yang terletak di
samping kolam. Pompa yang di guanakan ada dua buah dengan kapasitas
elektromotor 30 35 to / jam.
b. Claryfier
air yang telah mengalami pengendapan awal di grif chamber selanjutnya di
krim ke claryfier untuk di injeksikan dengan tawas dan soda kaustik dari
dosis pump untuk mengkoagulasikan partikel partikel kecil yang belum
terndapkan di grit chamber. Claryfier berbentuk tabung vertikal dengan
bagian bawahnya berbentuk kerucut. Kapasitas sebesarnya 80 ton / jam
dengan tinggi 10 meter. Air umpan masuk claryfier melalui bagian bawah.
Pada ujung pipa air masuk di beri tudung kerucut untuk mencegah tekanan
balik dari air dalam claryfier juga di lengkapi dengan kran pembuangan
lumpur. Air dari claryfier ke bak reservoir.
c. Bak Reservoir
bak reservoir berfungsi untuk menampung air dari claryfier untuk di alirkan
kembali ke filtres press. Bak reservoir ini merupakan bak beton yang tertutup
dengan seng dan berbentuk empat persegi pnjang. Volume bak reservoir 60
m
d. Filtres press / sand filter
pada filtres press air yang masuk mengandung padatan tersuspensi di saring
melalui pasir pasir halus / pasir kwarsa. Partikel partikel padatan akan
tertahan di permukaan pasir. Untuk mempercepat laju penyaringan maka
saringan ini di beri tekanan sebesar 24 lb / in2. Selanjutnya air keluar pada
bagian bawah menuju tower tank untuk di simpan sebelum di krim ke
pengolahan selanjutnya. Filtres press mempunyai kapasitas 10 ton / jam dan
jumlah tiga buah yang masing masing di lengkapi dengan sebuah
barometer.
78
e. Water Tower
dari filtres press air akan di timbun di water tower yang merupakan tangki
silinder dengan kapasitas 80 m dengan tinggi 15 meter. Fungsi water tower
adalah untuk menimbun air yang telah di bersihkan dan untuk mengatur
pendistribusian air.
f. Demineral Plant
air umpan yang akan dikrim ke boiler harus melalui demineralisasi terlih
dahulu. Pada unit ini terdiri dari kation exchanger dan anion exchanger
dengan tujuan membuang mineral mineral logam yang terikut di dalam air
dengan menggunakan ion exchanger resin. Pada tangki kation exchanger
berisi resin penukar ion amberlite IR 120 ( NaOH ) yang berguna untuk
mengikat unsur unsur mineral dan logam. Di dalam tangki anion exchanger
berisi amberlite IRA 120 ( HSO ) yang berguna mengikat sisa asam seperti
CL dan SO. Air yang keluar dari tangki ini di namakan air umpan yang
mempunyai kadar total dissolved solid dan silikat yang rendah. Kebutuhan
resin anion sekitar 50 Kg / 2 hari dan kebutuhan resin kation sekitar 40 Kg / 2
hari
g. Degasifier
reaksi yang terjadi di dalam kation exchanger terkadang juga menghasilkan
gas CO gas ini harus di buang. Proses pembuangan berlangsung di dalam
degasifier yang merupakan tangki pemercikan air agar CO mudah terurai
dari air. Degasifier di lengkapi dengan sebuah blower untuk menghembuskan
CO keluar dari degasifier tank.
h. Deaerator Tank
adalah tangki pemanasan air umpan ketel yang berbentuk drum silinder. Di
lengkapi dengan steam injeksi terbuka, barometer dan thermometer. Pada
tangki ini juga menghasilkan ion ion terlarut seperti O yang akan
menyebabkan korosi di dalam boiler. Suhu berkisar antara 80 85 C
i. Feed Water Tank
merupakan tangki penampungan air yang sudah di mineralisasi yaitu air yang
di pakai untuk umpan ketel dengan kapasitas 115 ton / jam dan di lengkapi
dengan gelas level air / gelas penduga.
79
Berikut adalah kondisi air umpan dan air ketel boiler
Gambar.penampungan limba
Karakteristik limbah
Pembuangan air limbah sejak beroperasi tahun 1977, sebelum di buang di
lakukan pengendapan pengendapan dengan menggunakan :
Bak Fat Pit
Bak papan
Kolam pengendapan
80
Kemudian melalui parit dalam areal kebun PTPN II sepanjang 3 Km di
buang ke sei kenang yang menuju muara laut. Kondisi air di buang adalah
sebagai berikut :
Aliran : 70 % terhadap 1 ton TBS
pH : 3,5 4
suhu : 30 37 C
kandungan Minyak : 0,4 0,6 %
BOD : 20.000 ppm
COD : 30.000 ppm
Pada bulan oktober 1990 PKS Pagar Marbau mulai membangun kolam air
limbah PKS sebagai realisasi keputusan Gubsu No : 660.3/2701/1989. Dalam
pembuatan kolam air limbah ini PTPN II menetapkan bahwa air limbah yang
keluar akan memenuhi persyaratan tahun 1995 untuk menghindar tahapan
tahapan pembuatan ( pembuatan sekaligus ) dengan parameter antara lain :
BOD : 100 mg / ltr
COD : 200 mg / ltr
Suspendel solid : 400 mg / ltr
pH :69
standar mutu baku mutu di bolehkan menurut MENLH ( 1995 ) yaitu BOD
100 ppm, COD 350 ppm minyak dan lemak 25 ppm dan pH 6 9 di mana
kwalitas ini umunya melebihi baku mutu yang dibolehkan. Hal ini berarti
limbah cair PKS harus di proses lagi karena kolam tanah anaerobik tidak
efektif dan efesien.
Lokasi pembuatan kolam air limbah di sebelah timur pabrik dengan luas 5,6
Ha. Proses yang akan dilakukan secara garis besar adalah sebagai berikut :
perlakuan pendahuluan yang meliputi :
pengurangan kadar minyak dari limbah PKS
penurunan suhu
netralisasi limbah PKS
pembiakan bakteri
pengendalian dan pengoperasian antara lain :
pengasaman dalam suasana anaerob
perombakan anaerob primer dan sekunder
pematangan anaerob
perombakan secara falkutatif dan anaerob
pengurangan jumlah padat
dengan perlakuan tersebut di tas penurunan beban pencemar BOD limbah PKS
dari 25.000 mg / ltr menjadi 10 mg / ltr di perlukan waktu penahanan sekitar
70 hari.
Adapun jenis jenis limbah ( waste ) yang di hasilkan dari proses produksi
PKS Pagar Marbau adalah :
1. limbah cair yang telah di kutip minyaknya pada Fat Pit mempunyai
karakteristik bersifat asam dengan pH antara 4 4,5 dan suhu 70 80
C.
2. bahan bahan seperti kimia :
a). Kaolin, di gunakan sebagai mediator untuk penangkapan kotoran
inti ( kernel ) dan sisa pemakaian diencerkan dengan air kemudian
di buang ke parit limbah.
81
b) aluminium sulfat dan soda Ash, di larutkan langsung ke air secara
injeksi untuk menetralisasi pH dan menangkap / mengendapkan
partikel lumpur dalam air dan sisa ( blow down ) di buang ke parit
limbah
c). Sulfuric Acid dan Caustic soda, di larutkan dan kemudian di
gunakan sebagai regenerant untuk mengaktifkan senyawa polimer
( resin ) pada demineralizer plant filtratdi buang ke parit setelah
melalui proses pengenceran pembilasan
d). Aqua Chemical yang dilarutkan ke dalam air ketel melalui injeksi
untuk pencegahan scalling, dan korosi pada pipa pipa boiler,
carry over atau foaming pada produksi uap dimana blow down di
buang ke parit limbah yang bersamaan air Dust Colector
3. limbah bahan berbahaya dan beracun yaitu oli dari bekas peralatan 50
ltr / minggu (sering di gunakan langsung untuk alat transportasi
penggunaan lahan).
Pada tabel 7.2 di bawah ini adalah karateristik dan jumlah limbah bahan
berbahaya dan beracun ( B3 ).
82
Mengupayakan badab ( tangan ) tidak
bersinggungan langsung dengan minyak pelumas
bekas
Memakai alat pelindung diri dan menggunakan
alat pelumas standart atau sesuai dengan
fungsinya
Menyediakan bahan yang mudah menyerap
minyak, misalnya : pasir, goni tebal dan lain lain
83
dan limbah yang telah di encerkan. Setelah bakteri
menunjukan perkembangan dengan indikasi timbulnya
gelembung gelembung gas, bakteri tersebut di
masukan ke kolam pembiakan yang sebelumnya di isi
dengan limbah matang.
V Proses Anaerobik
Kolam pengasaman limbah akan mengalir ke kolam
anaerobik primer. Dalam kolam anaerobik, bakteri
anaerobik yang aktif akan membentuk asam organik dan
gas karbon oksida. Selanjutnya bakteri akan mengubah
asam organik menjadi menthana dan karbon dioksida
VI Proses Fakultatif
Proses yang terjadi dalam kolam ini adalah
penoonaktifan bakteri anaerobik. Aktvitas ini dapat di
ketahui dengan pada
permukaan kolam tidak di jumpai scum dan cairan
tampak kehijauan
VII Proses Aerobik
Proses yang terjadi dalam kolam ini adalah proses
aerobik. Pada kolam ini telah tumbuh ganggang dan
mikroba heterotrop yang membentuk plok. Hal ini
merupakan proses penyedian oksigen yang di butuhkan
mikroba
VIII Masa Tinggal
Dari seluruh rangkaian tersebut di atas, masa tinggal
limbah selama proses berlangsung mulai kolam
pendingin sampai air di buang ke badan penerima
membutuhkan waktu masa tinggal selama 120 150
hari.
Berikut ini adalah data data kolam air limbah PKS
Pagar Merbau :
84
Aktif
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Setelah penulis mengadakan kerja praktek di PTPN II PKS Pagar Merbau. Maka
penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pabrik Kelapa Sawit ( PKS ) PTPN II Pagar Merbau adalah salah satu pabrik
pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit ( crude palm oil ) dan inti
sawit ( Kernel )
2. Kapasitas pengolahan di PTPN II ( PERSERO ) PKS Pagar Merbau adalah 50
Ton TBS / Jam
3. PTPN II PKS Pagar Merbau selain mengolah TBS hasil kebun sendiri juga
mengolah TBS dari Pihak III
SARAN
1. Perlunya menambah mesin mesin berteknologi tinggi serta mengganti mesin
mesin yang sudah rusak atau tidak dapat di gunakan lagi guna mempelancar
produksi.
2. Bahan bahan yang berupa hasil pemotongan logam teknik dan sisa dari
pengolahan TBS sebaiknya di buang pada tempat tertentu, agar lingkungan
pabrik teratur dan rapi.
3. Kedisplinan dan kebersihan di lingkungan pabrik agar tetap di pertahankan
4. penggunaan alat alat pendukung seperti alat pengaman dan perlindungan
kerja perlu di tingkatkan lagi agar kesehatan dan keselamatan kerja lebih
terjamin.
85
s
DAFTAR PUSTAKA
1. Pardamean, Maruli. Paduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit .
Agromedia. Jakarta. 2008
2. Naibaho, PM. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit . Pusat Penelitian Kelapa Sawit
. Medan. 1966
3. Ir. Pudjanarsa, Astu , MT. Mesin Konversi Energi . Andi Offset. Yokyakarta.2008.
4. Carl. D. Sheiled. Boiler . Mc Graw Hill. 1991
86
92
87