Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PESTISIDA DAN APLIKASINYA SEED TREATMENT

Oleh : RORI MELIASTA SINULINGGA 05111007122 KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perbanyakan generatif biasanya dilakukan dengan spora atau benih. Keuntungan yang diperoleh dari perbanyakan generatif adalah merupakan cara perbanyakan tanaman yang paling muirah, murah seta tidak memerlukan tenaga ahli, biasanya menghasilkan tanaman yang lebih sehat, produkrif dan daya hidupnya lebih lama, memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan lewat persilangan baru, serta menghasilkan tanaman yang berakar tunggang dalam sehingga tahan terhadap bahaya kekeringan, banjir, dan tahan rebah. Adanya keuntungan-keuntungan tersebut diatas maka beberapa jenis komuditi sesuai maksud dan tujuannya, perbanyakan tanaman secara generatif ini masih tetap dipertahankan. Sekalipun demikian keberhasilan perbanyakan generatif sangatlah dipengaruhi oleh mutu/kualitas benih. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu benih yaitu : Benih yang murni adalah tidak tercampur dengan varietas lain dan homegen (tidak tercampur dengan kotoran lain) akan dapat memberikan kepastian jenis tanaman untuk yang menghasilkan dari benih tesebut, oleh karena itu secra umum benih dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

tidak tercampur benih/varietas/galur yang lain dimana tidak diketahui jenis dan sifatnya. h homegen yaitu benih secara fisik-mekanik tidak tercampur dengan bahan-bahan yang tidak merusak, misalnya batu kerikil, butir-butir tanah, bijibiji hampa atau rusak dan biji-biji gulma. Daya kecambah dan kecepatan kecambah adalah daya untuk berkecambah dinyatakan dengan banyaknya biji yang berkecambah dalam jangka waktu tertentu dan dinyatakan dalam (%). Dan ini menyatakan viabilitas dari penelitian tersebut. Waktu yang diperlukan untuk berkecamabah ini ternyata berbeda-beda untuk

setiap jenis tanaman. Benih kopi berkecambah setelah 4-6 minggu. Sedangkan benih kopi untuk daya kecam bah10 15 hari. Kandungan air yang terlalu banyak akan mengakibatkan benih menjadi capat mati karena kakurangan O2, bercendawan atau rusak karena serangan hama terutama jika rusak lembanganya. Sebaiknya, jika benih kekurangan air amakan ia akan sulit untuk berkecamabh. Pada dasarnya air diperlukan untuk melunakkan kulit biji, dengan lunaknya kulit biji maka air akan berpentasi kedalam biji dan selanjutnya merangsang metabolisme senyawa-senyawa organik. Oleh karena itu kadar air biji akan cukup tinggi justru akan memacu metabolisme biji sehingga biji tersebut akan menjadi tidak tahan disimpan. Olah karena itu puluhan kadar air biji sangat menntukan kualitas benih suatau tanaman. Perlakuan benih untuk mematahkan dormansi benih dapat dilakukan melalui perendaman benih dengan air panas (55oC), sedangkan untuk menghilangkan atau memproteksi benih dari serangan jamur biasanya benih direndam dalam larutan fungisida. Untuk fungisida alami petani organik biasanya menggunakan ramuan seperti larutan ekstrak lengkuas. Untuk memacu pertumbuhan akar dan menginduksi ketahanan terhadap penyakit dilakukan perendaman dengan PGPR.

B. Tujuan Untuk mematahkan masa dormansi benih dan memilih benih yang bernas supaya benih dapat tumbuh cepat, seragam dan sehat serta merupakan perlindungan awal tanaman terhadap serangan hama dan penyakit terutama pada stadia bibit.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistematika Tanaman Cabai Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Asteridae : Solanales : Solanaceae (suku terung-terungan) : Capsicum : Capsicum annum L.

B. Botani Tanaman Cabai Akar cabai memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut yang berwarna keputih-putihan yang menyebar ke semua arah hingga kedalaman 30-40 cm. Pada batang yakni berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daunnya merupakan daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau serta memiliki bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun dan buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm (Syamsuddin, 2003).

C. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 1. Tanah Tanah tempat penanaman cabai harus gembur dengan kisaran pH 6,5 6,8. 2. Air Tanaman cabai (cabe) memerlukan air cukup untuk menopang

pertumbuhannya. Air berfungsi sebagai pelarut unsur hara, pengangkut unsur hara ke organ tanaman, pengisi cairan tanaman cabai, serta membantu proses fotosintesis dan respirasi. Tetapi pemberian air tidak boleh berlebihan. 3. Iklim Angin sepoi-sepoi cocok untuk budidaya cabe. Curah hujan tinggi berpengaruh terhadap kelebihan air. Intensitas sinar matahari sangat dibutuhkan tanaman cabai (cabe), berkisar antara 10 12 jam per hari. Sedangkan suhu optimal untuk pertumbuhan tanaman cabai 24 derajat C -28 derajat C (Syamsuddin, 2003).

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan praktikum Seed Treatment dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Mei 2013 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Insektisida Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Unversitas Sriwijaya kampus Inderalaya.

B. Alat dan Bahan Ada pun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih cabai non pestisida dan benih pestisida, Polibeg 5kg, Tanah, Air, serta Cangkul.

C. Cara Kerja Berikut adalah cara kerja pada praktikum ini: 1. Sediakan alat dan bahan. 2. Masukkan tanah ke dalam 2 polibeg 5 Kg dengan cangkul. 3. Setelah itu masukkan benih non-pestisida dengan benih pestisida ke dalam polibeg berbeda dengan 2 biji dalam satu lubang. Ada 5 lubang 4. Beri air secukupnya pada benih. 5. Amati setiap hari perbedaan pertumbuhan kecambah benih cabai yang memakai pestisida dengan yang tidak selama 2 minggu.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut: Jumlah benih yang tumbuh No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tanggal/Hari Selasa, 14 Mei 2013 Rabu, 15 Mei 2013 Kamis, 16 Mei 2013 Jumat, 17 Mei 2013 Senin, 20 Mei 2013 Selasa, 21 Mei 2013 Rabu, 22 Mei 2013 Kamis, 23 Mei 2013 Jumat, 24 Mei 2013 Pestisida 0 0 0 0 1 2 2 4 7 Non-pestisida 0 0 0 0 3 8 9 10 10 Keterangan Belum Tumbuh Belum Tumbuh Belum Tumbuh Belum Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh Tumbuh

B. Pembahasan Perlakuan benih merupakan bagian dari sistem produksi benih. Setelah benih dipanen dan diproses, benih biasanya diberikan perlakuan (seed treatment) untuk berbagai tujuan. Tujuan perlakuan benih adalah (1) menghilangkan sumber infeksi benih (disinfeksi) untuk melawan patogen tular benih dan hama, (2) perlindungan terhadap bibit ketika bibit muncul di permukaan tanah, (3) meningkatkan perkecambahan atau melindungi benih dari patogen dan hama, perlakuan benih dengan tujuan seperti ini berupa priming, coating, dan pelleting. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan komoditas dapat juga menginfeksi organ lain seperti batang, daun, yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Indonesia dan diusahakan secara komersial baik dalam skala besar maupun kecil. Ditinjau dari ilmu penyakit tanaman (plant pathology), perlakuan benih memiliki tujuan untuk menghilangkan sumber infeksi (disinfeksi) dan disinfestasi dari benih akibat berbagai organisme patogen tular benih (seedborne) dan tular tanah (soilborne) serta hama gudang. Disinfeksi bertujuan melakukan eradikasi patogen yang berada di kulit benih atau di dalam jaringan benih. Sedangkan disinfestasi ditujukan untuk mematikan cendawan, bakteri, atau serangga yang berada dipermukaan benih (surface organism) tetapi belum menginfeksi permukaan benih. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung terungan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari Benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe dan pertumbuhan dan bentuk buahnya diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagaian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja , yakni Cabai besar, cabai keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabai memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Karbuhidrat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan

untuk keperluan rumah tangga , cabai juga dipergunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat obatan atau jamu. Perlakuan benih untuk mematahkan dormansi benih dapat dilakukan melalui perendaman benih dengan air panas (55oC), sedangkan untuk menghilangkan atau memproteksi benih dari serangan jamur biasanya benih direndam dalam larutan fungisida. Pada benih tanaman sayuran seperti mentimun, cabai, dan terong perlakuan benih dilakukan untuk mencegah penyakit busuk benih dan rebah kecambah (damping-off). Benih cabai yang terserang penyakit antraknosa didisinfeksi dengan merkuri klorida dengan cara direndam selama 5 menit. Bahan protektan benih seperti captan atau dikombinasikan dengan dieldrin dapat digunakan setelah perendaman dalam HgCl2. Pada benih cabai, tomat, terung yang terserang busuk benih dan rebah kecambah diperlakukan dengan cara merendam dalam air pada suhu 45 0C selama 20 menit dan kemudian diberi protektan berupa larutan merkuri klorida dalam air panas tersebut. Dari hasil praktikum yang sudah diamati selama 2 minggu ini menghasilkan data yakni pertumbuhan kecambah tanaman cabai dari benih tanpa menggunakan bahan pestisida memiliki pertumbuhan yang lebih baik daripada benih cabai yang memakai atau menggunakan bahan pestisida. Perbedaan ini terlihat mulai dari hari hari ke-5 sesudah penanaman benih cabai yakni pada tanggal 20 Mei 2013 pada hari senin. Benih pestisida hanya tumbuh satu sedangkan pada benih tanpa menggunakan bahan pestisida tumbuh 3 tanaman. Dari sembilan kali pengamatan yang dilakukan, hasil akhir dari perkecambahan benih tanaman cabai adalah yang benih tanpa ada bahan pestisida tumbuh sekitar sepuluh sedangkan pada benih yang menggunakan bahan pestisida tumbuh tujuh. Dari hasil ini terlihat perbedaan pertumbuhan benih tanaman cabai akibat pengaruh dari bahan pestisida yang terkandung di dalam benih. Bahan pestisida kemungkinan dapat menghambat dormansi pada benih sehingga benih yang didapat tidak dapat tumbuh cepat atau dengan kata lain telah menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Perlakuan benih merupakan bagian dari sistem produksi benih. Setelah benih dipanen dan diproses, benih biasanya diberikan perlakuan (seed treatment) untuk berbagai tujuan. 2. Disinfeksi bertujuan melakukan eradikasi patogen yang berada di kulit benih atau di dalam jaringan benih. 3. Tanah tempat penanaman cabai harus gembur dengan kisaran pH 6,5 6,8. 4. Benih yang murni adalah tidak tercampur dengan varietas lain dan homegen. 5. Benih tanpa ada bahan pestisida tumbuh sekitar sepuluh sedangkan pada benih yang menggunakan bahan pestisida tumbuh tujuh. 6. Benih cabai yang terserang penyakit antraknosa didisinfeksi dengan merkuri klorida dengan cara direndam selama 5 menit.

B. Saran Pada praktikum ini diharapkan praktikan dapat serius dan teliti dalam mengamati pertumbuhan tanaman cabai sehingga perbedaan pertumbuhan benih non pestisida dengan yang berpestisida dapat terlihat.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin. 2003. Pengendalian Penyakit Terbawa Benih (Seedborne Diseases) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Menggunakan Agenbiokontrol Dan Ekstrak Botani.

http://petunjukbudidaya.blogspot.com/2012/10/cara-praktis-budidaya-cabai.html (diakses 26 Mei 2013)

www.plantamor.com/tanaman-cabai.html. (diakses 26 Mei 2013)

Anda mungkin juga menyukai