DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. Latar Belakang.................................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................6
C. Tujuan..............................................................................................................................................6
BAB 2 ISI......................................................................................................................................................7
A. Manfaat Limbah Kelapa Sawit.........................................................................................................7
B. Potensi Penggunaan Kelapa Sawit di Kalimantan Barat.................................................................10
C. Proses Terbentuknya Biogas..........................................................................................................11
D. FLUIDISASI MEDIA ZEOLIT TERMODIFIKASI....................................................................................13
E. Dampak Bagi Lingkungan...............................................................................................................17
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................19
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah fisika lingkungan tentang
pemanfataan limbah kelapa sawit sebagai pembangkt listrik tenaga biogas ini tepat waktu.Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah fisika lingkungan yang
telah memberikan tugas penulisan makalah ini sehingga penulis dapat menambah pengetahuan
tentang pemanfaataan limbah kelapa sawit sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga biogas.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah turut
berpartisipasi dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Lingkungan yang diampu
oleh dosen Dr. Stephanus Sahala S, M.Si. Makalah ini berisi materi tentang pemanfaatan limbah
kelapa sawit sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga biogas yang merupakan salah satu
alternatif energi terbarukan.
Dalam kehidupan di dunia ini kita tahu bahwa tidak ada satu hal pun yang sempurna,
demikian juga dengan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat
banyak sekali kekurangan yang mungkin penulis tidak sadari. Penulis sangat mengharapkan
kritik yang membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih
baik lagi. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang
membacanya.
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Energi listrik merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia untuk menjalankan
aktivitasnya. Energi listrik sangat diperlukan dalam berbagai sektor kehidupan manusia.
Ketergantungan manusia terhadap ketersediaan energi listrik sangatlah tinggi. Seperti yang kita
tahu bahwa pembangkit listrik di Indonesia termasuk di Kalimantan Barat banyak menggunakan
bahan bakar yang tidak terbarukan salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga bahan bakar
fosil. Jika listrik di Indonesia atau di Kalimantan Barat terus-menerus hanya menggunakan bahan
bakar yang tidak terbarukan maka pada suatu waktu saat ketersediaan bahan bakar tersebut habis
ketersediaan listrik juga menurun. Oleh karena itu perlu adanya penggunaan pembangkit listrik
dengan bahan bakar terbarukan, salah satunya adalah pembangkit listrik tenaga biogas dengan
menggunakan bahan bakar dari limbah kelapa sawit.
Kita tahu bahwa Indonesia merupakan penghasil kelapa sawit nomor dua terbesar
didunia setelah Malaysia. Salah satu provinsi penghasil kelapa sawit di Indonesia adalah
Kalimantan Barat. Kalimantan Barat merupakan provinsi dengan lahan perkebunan kelapa sawit
terluas ketiga ditanah air dengan luas perkebunan sekitar 1,4 juta hektar atau setara dengan tiga
kali luas pulau Lombok. Berdasarkan hal ini maka Kalimantan Barat merupakan salah satu
provinsi yang berpotensi untuk dijadikan sebagai daerah pembangkit listrik dengan
memanfaatkan kelapa sawit. Setiap tahunnya prosuksi kelapa sawit terus meningkat, hal ini juga
berarti limbah yang dihasilkan juga semakin meningkat. Limbah kelapa sawit jika dibiarkan
begitu saja maka akan merusak atau mencemari lingkungan. Oleh karena itu dengan adanya
pembenagkit listrik tenaga biogas yang memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai bahan
bakarnya akan mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah tersebut jika
dibiarkan begitu saja.
Buah kelapa sawit yang selama ini kita kira hanya menghasilkan minyak ternyata telah
menyumbangkan limbah produksinya berupa cangkang kelapa sawit (palm oil shell). Cangkang
kelapa sawit ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasil energi listrik. Bahkan tidak hanya
cangkang kelapa sawit saja yang diambil namun serat sawit (palm oil fiber), tandan kosong
(empty fruit bunch) dan juga limbah cair (palm oil mills effluent) juga ikut serta dimanfaatkan
dalam pembangkit listrik tenaga biogas ini. Pada 1 ton kelapa sawit menghasilkan limbah berupa
tandan kosong kelapa sawit sebanyak 23% atau 230 kg, limbah cangkang sebanyak 6,5% atau 65
kg, sabut 13% atau 130 kg. Biogas dengan bahan bakar kelapa sawit merupakan bahan bakar gas
yang sangat menarik untuk dikembangkan karena dapat diperbaharui dan dapat dibuat sendiri
dengan teknologi yang tidak terlalu rumit.
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja manfaat limbah kelapa sawit bagi lingkungan atau bagi manusia ?
b. Berapa besar potensi penggunaan kelapa sawit di Kalimantan Barat ?
c. Bagaimana proses terbentuknya biogas ?
d. Bagaimana pemanfaatan Fluidisasi Media Zeolit Termodifikasi ?
e. Apa dampak biogas bagi lingkungan ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui manfaat limbah kelapa sawit bagi lingkungan maupun bagi
manusia.
b. Untuk mengetahui seberapa besar potensi penggunaan kelapa sawit di Kalimantan
Barat.
c. Untuk mengetahui proses terbentuknya biogas
d. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan Fluidisasi Media Zeolit Termodifikasi
e. Untuk mengetahui apa saja dampak biogas bagi lingkungan.
BAB 2 ISI
A. Manfaat Limbah Kelapa Sawit
a. Tandan kosong
Tandan kosong kelapa sawit (tangkos) adalah salah satu produk sampingan dari industri
pengolahan kelapa sawit yang memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dikembangkan.
Selama ini tangkos telah dimanfaatkan sebagai pupuk, bahan alternatif untuk mengisi rongga jok
mobil dan membuat matras atau kasur, briket, dan bahan baku pembuatan kertas. Kandungan
unsur hara makro (N, P, K, Mg, Ca) pada limbah tandan kosong sawit cukup tinggi sehingga
bagus untuk digunakan sebagai pupuk organic (kompos). Sebagai bahan pembuatan kompos,
tangkos dapat diproses menjadi kompos dengan menggunakan bioaktivator dalam waktu yang
lebih cepat. Pupuk organik ini dapat dimanfaatkan untuk optimalisasi lahan perkebunan kelapa
sawit dengan pola intercropping antara tanaman kelapa sawit yang masih muda dengan tanaman
jagung. Hasil kajian menunjukkan pemberian kompos tangkos dengan dosis 150 kg/tanaman
untuk kelapa sawit dan 6 t/ha untuk tanaman jagung dengan pola intercropping dapat
meningkatkan tinggi tanaman kelapa sawit 20 cm selama 10 bulan dan memberikan hasil jagung
sebanyak 6,8 t/ ha.
Selain untuk pupuk, serat tangkos juga dapat dimanfaatkan sebagai material tekstil yang
memiliki karakter khusus dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Tandan kosong
kelapa sawit memiliki ciri khas visual seperti kekuatan dan panjang yang cukup stabil,
kemudahan menyerap warna, dan serat yang dapat diurai menjadi ukuran yang kecil. Untuk itu
maka tandan kosong kelapa sawit berpeluang untuk dikembangkan sebagai struktur produk
untuk aksesoris fashion yang tidak kontak langsung dengan kulit, kalaupun ada kontak langsung
tidak terlalu sering, karena serat tandan kosong kelapa sawit memiliki karakteristik serat yang
keras dan berserabut. Teknik yang paling optimal untuk pemanfaatan tandan kosong kelapa
sawit yaitu teknik tenun. Menggunakan teknik tenun dapat menyokong karakteristik serat yang
getas agar dapat lebih kuat karena bantuan benang lusinya. Selain itu, pemanfaatan tandan
kosong juga dapat digunakan sebagai bahan bakar PLTBM (pembangkit listrik tenaga biomassa).
Mengingat jumlah tangkos yang dihasilkan setiap ton Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa
Sawit yang diolah mencapai sekitar 23%, maka limbah berupa tandan buah kosong ini besar
potensinya dan perlu mendapatkan perhatian kita semua. Pemanfaatan tandan kosong kelapa
sawit ini dapat mengangkat nilai kearifan lokal dan sumber daya alam yang belum terolah secara
optimal, yang tidak hanya mempertimbangkan nilai fungsional, namun juga nilai estetika.
Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) atau Palm Oil Mill Effluent (POME)
merupakan salah satu jenis limbah organik agroindustri berupa air, minyak dan padatan organik
yang berasal dari hasil samping proses pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
menjadi Crude Palm Oil (CPO). Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit ini
cukup besar, berkisar antara 600 - 700 liter/ton tandan buah segar (TBS). Limbah cair kelapa
sawit (POME) ini kemudian dimanfaatkan menjadi tenaga listrik melalui proses anaerob
digestion dengan teknologi covered lagoon atau Continuos Stirred Tank Reactor (CSTR).
POME dari produksi CPO dapat dimanfaatkan menjadi biogas dan listrik. Palm Oil Mill Effluent
(POME) dapat diolah menjadi energi dan dimanfaatkan untuk memasok listrik. Limbah cair
sawit memiliki kandungan organik kemudian difermentasi dengan bakteri untuk menghasilkan
biogas yang mengandung gas methane.
c. Limbah gas
Limbah gas berasal dari gas buangan pabrik kelapa sawit pada proses produksi CPO.
Selain menghasilkan gas Metana sebagai energi, saat ini POME juga dilaporkan dapat
menghasilkan gas Hidrogen sebagai energi. POME menghasilkan gas hidrogen dengan
menggunakan teknologi elektro koagulasi. Dengan pemanfaatan POME menjadi energi listrik,
Indonesia dapat berkontribusi pada keseimbangan lingkungan hidup serta Sustainable
Development Goals (SDG) sekaligus meningkatkan rasio elektrifikasi nasional. Tandan kosong
kelapa sawit juga berpotensi dikembangkan sebagai biomassa untuk menghasilkan sekitar 50.000
megawatt (MW). Biogas merupakan sumber energi yang dihasilkan setelah proses pembusukan
tandan kosong selama dua bulan dan dimanfaatkan untuk keperluan memasak.
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat pada akhir tahun 2015 telah
mencapai lebih dari 1,4 juta hektar, dengan produksi tandan buah segar (TBS) mencapai lebih
dari 10 juta ton. Budi daya perkebunan kelapa sawit dikembangkan diseluruh Kabupaten yang
ada Propinsi Kalimantan Barat yang memiliki luas daratan sekitar 14,68 juta hektar dengan
jumlah penduduk kurang lebih 5 juta jiwa. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Dinas ESDM
Provinsi Kalimantan Barat, tingkat elektrifikasi mencapai sekitar 78% dan masih tersisa 22%
pemukiman masyarakat yang belum memperoleh pasokan energi listrik. Daerah yang belum
dialiri listrik umumnya adalah pemukiman terpencil yang sulit dijangkau dengan jumlah
penduduk yang tidak banyak. Pemerataan pasokan energi listrik hingga keseluruh pelosok daerah
terpencil memerlukan biaya operasional yang sangat mahal, sehingga permasalahan ini menjadi
pertimbangan utama dalam analisis kelayakan ekonomis.
Dengan melihat kondisi perkebunan kelapa sawit yang ada di Kalimantan Barat dan
kondisi masyarakat yang masih banyak belum memperoleh pasokan listrik maka sangat besar
kemungkinan atau potensi pembangkit listrik tenaga biogas dengan bahan bakar kelapa sawit di
gunakan di daerah Kalimantan Barat. Potensi yang dimiliki daerah Kalbar sangatlah besar karena
peningkatan produksi kelapa sawit yang selalu meningkat setiap tahunnya. Dengan semakin
banyaknya produksi kelapa sawit di Kalimantan Barat pada setiap tahunnya maka secara tidak
langsung juga akan meningkatkan limbah yang dihasilkan sehingga kebutuhan bahan bakar
untuk energi terbarukan seperti Biogas yang dapat digunakan di Kalimantan Barat untuk
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat daerah yang belum mendapatkan listrik akan terpenuhi
dan penyebaran listrik di Kalimantan Barat dapat merata.
Kandungan trace element di dalam masing-masing reaktor harus dijaga agar tidak
melebihi batas yang menyebabkan penghambatan aktivitas mikroorganisme pada proses
peruraian anaerobik. Tabel 1 menunjukkan jumlah masing-masing trace element yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses peruraian anaerobik.
Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengevaluasi pengaruh penambahan trace element
pada zeolit sebagai media imobilisasi dalam proses peruraian anaerobik limbah POME dengan
sistem batch terfluidisasi. Selain itu, juga dipelajari pengaruh fluidisasi media imobilisasi
terhadap pembentukan biogas.
Pemaparan ini diharapkan dapat memberikan alternatif cara untuk meningkatkan
produksi biogas pada proses peruraian anaerobik. Penggunaan media imobilisasi berbasis zeolit
termodifikasi dimaksudkan agar diperoleh media yang sehemat mungkin, karena zeolit
merupakan sumber alam di Indonesia yang murah dan mudah didapat.
a. Tahap hidrolis
Pada tahap hidrolisis, bahan-bahan organik yang mengandung selulosa, hemiselulosa dan
bahan ekstraktif seperti protein, karbohidrat dan lipida akan diurai menjadi senyawa dengan
rantai yang lebih pendek. Pada tahap hidrolisis, mikroorganisme yang berperan adalah enzim
ekstraselular seperti selulose, amilase, protease dan lipase.
b. Tahap pengasaman
Pada tahap pengasaman, bakteri akan menghasilkan asam yang akan berfungsi untuk
mengubah senyawa pendek hasil hidrolisis menjadi asam asetat (CH3 COOH), H2 dan CO2 .
Bakteri ini merupakan bakteri anaerob yang dapat tumbuh pada keadaan asam, yaitu dengan pH
5,5-6,5. Bakteri ini bekerja secara optimum pada temperatur sekitar 30o C Untuk menghasilkan
asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang
terlarut dalam larutan. Untuk terjadinya metabolisme yang merata diperlukan pencampuran yang
baik dengan konsentrasi air > 60%. Selain itu, bakteri tersebut juga mengubah senyawa yang
bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik, asam amino, CO2 , H2 S dan sedikit gas
CH4.
Pada tahap pembentukan gas CH4 , bakteri yang berperan adalah bakteri methanogenesis
(bakteri metana). Kelompok bakteri metana, yaitu dari jenis methanobacterium, methanobacillus,
methanosacaria, dan methanococcus. Bakteri ini membutuhkan kondisi digester yang benar-
benar kedap udara dan gelap. Temperatur dimana bakteri ini bekerja secara optimum adalah pada
35o C dan sangat sensitif terhadap26 Teknologi Biogas: Pembuatan, Operasional dan
Pemanfaatan perubahan temperatur sekitar 2-3o C. Kisaran pH adalah 6,5-7,5. Pada akhir
metabolisme dihasilkan CH4 dan CO2 dari gas H2 , CO2 dan asam asetat yang dihasilkan pada
tahap pengasaman.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengolahan kelapa sawit di Kalimantan Barat sangat besar sehingga berjalan beriringan
jumlah debit limbah yang dihasilkan dari proses utama pemanfaaan kelapa sawit. Hal tersebut
berdampak bagi lingkungan apabila tidak dimanfaatkan dengan bijak dan tepat. Satu diantara
solusi pemanfaatan limbah kelapa sawit ialah dengan mengubah limbah tersebut menjadi
pembangkit listrik menggunakan metode fluidisasi media zeolit termodifikasi ini dapat menjadi
sesuatu yang lebih produktif untuk menghasilkan cadangan energi listrik bagi masyarakat Kalbar
dan sekitarnya. Keberadaan trace element Ni dan Zn berpengaruh secara signifikan pada proses
metanogenesis. Dengan demikian selanjutnya dua trace element terseleksi (Ni 2+ dan Zn2+)
diaplikasikan pada reaktor AFBR untuk mengetahui pengaruh fluidisasi terhadap proses
peruraian anaerobik dan produksi metana.Potensi yang besar ini tentunya dapat terlaksana
dengan pakem kerjasama seluruh komponen dilingkungan Kalbar, diantaranya
pemerintah,masyarakat serta stakeholder terkait dengan pengembangan penelitian ini.
B. Saran
Perlu dilakukan kajian lebih dalam terkait dengan penggunaan limbah kelapa sawit
dengan metode yang lebih baru sehingga bisa menjadi lebih memaksimalkan potensi penggunaan
limbah kelapa sawit dengan tepat. Hal- hal yang meliputi ilmu pengetahuan ,kajian ilmiah ,serta
teknologi terkait dengan fludisasi media zeolit pada peningkatan produksi POME juga perlu
lebih dimaksimalkan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Chusna, F. M. A., Mellyanawaty, M., & Nofiyanti, E. (2020). Peningkatan Produksi Biogas dari
Palm Oil Mill Effluent (POME) dengan Fluidisasi Media Zeolit Termodifikasi pada Sistem
Batch. Jurnal Rekayasa Proses, 14(1). https://doi.org/10.22146/jrekpros.56133
Deublein, D.., 2008, Biogas from Waste and Renewable Resources, Wiley-VCH Verlag GmbH
and Co. KGaA., Germany.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/96273/Pemanfaatan-Limbah-Kelapa-Sawit/
Irvan, B., Batubara, F., and Daimon, H., 2018, The minimum requirements for nickel and cobalt
as trace metals in thermophilic biogas fermentation of palm oil mill efuents, Oriental J.
Chem., 34 (3), 1278– 1282.
Irwansyah,W.Y., Danial, Hiendro A. 2017. Potensi Pemanfaatan Palm Oil Mill Effluent (Pome)
Sebagai Bahan Baku Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (Pltbg) Di Pks Pt. Fajar Saudara
Kusuma(Unpublish).
Izzah, N., Aziz, H. A., and Hanafiah, M. M., 2018, Test anaerobic digestion of palm oil mill
effluent (POME) using bio-methane potential (BMP) test, AIP Conference Proceedings,
1940.
Marendra , dkk.2018.Kajian Dampak Lingkungan pada Sistem Produksi Listrik dari Limbah
Buah Menggunakan Life Cycle Assessment. Jurnal Rekayasa Proses ,vol 12 no 2 hal 85-
87.
Mellyanawaty, M., Chusna, F.M.A., Nofiyanti, E. and Budhijanto, W., 2019, proses peruraian
anaerobik palm oil mill effluent dengan media zeolit termodifikasi, Jurnal Rekayasa
Proses, 13 (1), 16–23.
Ohimain, E.I., and Izah, S.C., 2014, Potential of biogas production from palm oil mills' effluent
in Nigeria. Sky J. Soil. Sci. Environ. Manag., 3(5), 50–58.
Setyowati, P.A.H., Halim, L., Mellyanawaty, M., Sudibyo, H., and Budhijanto, W., 2017,
Anaerobic treatment of palm oil mill efuent in batch reactor with digested biodiesel waste
as starter and natural zeolite for microbial immobilization, AIP Conference Proceedings,
1840.