Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS
Dosen Pendamping
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3 Manfaat ....................................................................................... 2
BAB II GAGASAN ..................................................................................... 3
2.1 Kondisi kekinian ......................................................................... 3
2.2 Solusi yang pernah dilakukan.................................................... 3
2.3 Gagasan yang diajukan ............................................................... 4
2.4 Pihak yang terkait ....................................................................... 4
2.5 Langkah-langkah strategis......................................................... 5
BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 8
LAMPIRAN ................................................................................................. 9
iii
DAFTAR GAMBAR
Nomor TEKS Halaman
1. Tumpukan Limbah Kulit Pisang …………………………………………...3
2. Kandungan Pada Kulit Pisang ……………………………………………...4
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor TEKS Halaman
1. Biodata …………………………………………………………..……… 9
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu dari sekian banyak rgani yang memegang
peranan penting dalam kehidupan. Bahkan manusia menjadikan rgani listrik sebagai
kebutuhan pokok setelah pangan, sandang dan papan. Hal itu dikarenakan peranan listrik
sangat penting dalam menopang segala sendi kehidupan. Hampir semua hal yang ada di
kehidupan ini selalu berkaitan dengan rgani listrik.
Penggunaan rgani listrik di dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sementara
itu, rgani listrik yang bersumber dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara memiliki
keterbatasan. Hal ini dikarenakan bahan-bahan tersebut bersifat tidak dapat diperbaharui.
Pada era global ini, banyak para ilmuwan melakukan penelitian yang ditujukan untuk
menghemat rgani sumber daya alam dari dalam bumi. Beberapa ilmuwan sudah menemukan
sumber rgani rganic ive sebagai sumber arus listrik, namun belum ada pemanfaatan secara
efektif pada sumber rgani tersebut.
Limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber arus listrik. Dalam limbah kulit
pisang banyak terdapat berbagai macam elektrolit seperti asam asetat, magnesium, seng, dan
kalium. Elektrolit tersebut mampu menghantarkan ion dan rganic dalam elektroda. Namun
pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai sumber rgani listrik belum dimanfaaatkan secara
maksimal oleh masyarakat.
Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sangat memungkinkannya kulit
pisang menjadi rganic ive sumber rgani listrik. Menurut Sutikno (2008) elektrolit dalam
batu baterai bersifat asam, sehingga buah yang bersifat asam dapat menjadi elektrolit.
Innocencio Kresna Pratama (2007) menambahkan, bahwa selain jeruk dan apel, buah lain
dapat juga menghasilkan listrik. Percobaan Wasis Sucipto, S.Pd (2007) membuktikan bahwa
kulit pisang dan jeruk dapat digunakan sebagai sumber arus listrik searah. Lalu menurut
Nizar Giyan Budiyanto, Aditya Nursantoso (2008) Pisang juga mengandung Magnesium dan
Seng. Magnesium (Mg) dapat bereaksi dengan diklorida dan menjadi elektrolit kuat. Jumlah
Magnesium hanyalah 15 % dari jumlah pisang keseluruhan. Pisang juga mengandung Seng
(Zn) yang merupakan elektroda positif. Jumlah kandungan Seng dalam pisang hanya
mencapai 2 %. Sehingga mineral yang paling berperan dalam menghantarkan listrik adalah
potassium atau kalium, yang bereaksi dengan garam sodium. Dimungkinkan garam
magnesium dan seng juga turut berperan dalam menghantarkan dan menyimpan arus listrik
searah.
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak
jumlahnya, yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Menurut data Badan Pusat
Statistik (2009) volume produksi pisang di Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2009
berturut-turut sebesar 5.454.226 ton, 5.741.351 ton, dan 6.373.533 ton. Sayangnya sampai
saat ini kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya sebagai limbah rganic ataupn
digunakan sebagai makanan ternak.
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak
jumlahnya, yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Menurut data Badan Pusat
Statistik (2009) volume produksi pisang di Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2009
berturut-turut sebesar 5.454.226 ton, 5.741.351 ton, dan 6.373.533 ton. Sayangnya sampai
saat ini kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya sebagai limbah rganic ataupn
digunakan sebagai makanan ternak.
1
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya solusi yang dapat mengurangi
banyaknya limbah pertanian khususnya kulit pisang. Solusi yang ditawarkan ialah
menggunakan alat BAPETOR (Banana Peel Generator). Kulit pisang yang sudah diblender
menjadi bahan bakarnya. Karena dengan adanya BAPETOR (Banana Peel Generator)
industri pengolah pisang tidak perlu lagi membuang kulit pisang begitu saja.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam peneletian ini sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran potensi limbah kulit pisang sebagai sumber energi listrik.
2. Sebagai pengembangan teknologi pembuatan listrik masa depan.
3. Sebagai alternatif sumber energi listrik di masa depan.
1.3 Manfaat
Dengan dibuatnya proposal Program Kreativitas Mahasiswa ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait terutama dalam menangani limbah pertanian
berupa kulit pisang di Indonesia. Secaran teoritis, manfaat dari penulisan karya ini adalah
memberikan kontribusi ide dan pemikiran tentang menangani limbah kulit pisang dan
menggunakannya kembali mejadi sumber energi listrik. Secara praktis, manfaat karya dari
karya tulis ini adalah :
1. Bagi pemerintah dapat mengurangi limbah yang menumpuk dan menemukan sumber
energi listrik yang baru
2. Bagi masyarakat terutama para pemilik industry pisang yang mempunyai limbah kulit
pisang yang menumpuk, bisa mengaplikasikan BAPETOR ini di daerahnya masing-
masing.
2
BAB 2 GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian
Saat ini limbah kulit pisang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan praktisnya memakan
buah pisang. Hampir setiap makanan utama yang dihidangkan didampingi oleh buah pisang.
Oleh karena itu, dibuatlah terobosan terbaru untuk menanggulangi limbah kulit pisang yang
kian menumpuk terutama di industri yang menggunakan bahan baku pisang dengan
memanfaatkan kulis pisang yang sudah tidak digunakan lagi.
Kulit pisang merupakan bahan buangan (limbah buah pisang) yang cukup banyak
jumlahnya, yaitu sekitar 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Menurut data Badan Pusat
Statistik (2009) volume produksi pisang di Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2009
berturut-turut sebesar 5.454.226 ton, 5.741.351 ton, dan 6.373.533 ton. Sayangnya sampai
saat ini kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya sebagai limbah organik ataupn
digunakan sebagai makanan ternak.
BAPETOR MENGURANGI
LIMBAH KULIT PISANG
Implementasi Gagasan
Pembuatan dan penerapan metode BAPETOR untuk
mengatasi limbah kulit pisang di Industri pengolah pisang
Stakeholder
1. Petani
2. Universitas
3. Dinas Pertanian
4. Pemerintah Indonesia
5. Pemerintah Daerah
6. Industri Pengolah Pisang
DAFTAR PUSTAKA