Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PEMASARAN BUAH LOKAL JAWA TIMUR

Sudiyarto
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

ABSTRACT

Fruits product of East Java have been the globalization era that caused becoming import
fruits, Province of East Java must capable to competitive with only the best of spesific local
fruits. Basically, variety of local fruits not defeat with variety fruits from the other country.
Because that, needs especially strategic promoted exotic fruit in East Java so not only get
victory inside the country, but also capable to take international market. The purpose of this
research is analyze environment factor internal and external that influence to fruits marketing
ini East Java by using SWOT analyze such as strenghts, weakness, opportunities, and threats.
The result its show that opportunities and strenghts factors have been the highest value than
threats and weakness factors, it means to increased competitive of marketing local fruits in East
Java can take agresif strategic or growth oriented strategy.

Key words: Marketing Strategy, Environment Factor Internal and Eksternal

PENDAHULUAN berorientasi pada keuntungan. Pendekatan


Dalam menghadapi era pasar bebas kecukupan pangan yang berorientasi pada
yang sejalan masuknya buah-buahan impor, produksi pangan hendaknya mulai digeser
Propinsi Jawa Timur harus mampu bersaing pada ketahanan pangan yang berorientasi
dengan mengandalkan unggulan buah lokal pada ketersediaan dan daya beli masyarakat.
spesifik. Potensi plasma nutfah buah-buahan Dengan demikian, pendekatan produksi
masing-masing daerah sangat mendukung bukanlah satu-satunya pendekatan yang
untuk pengembangan buah-buahan tropis mampu mencukupi kebutuhan pangan
menjadi komoditas unggulan. Varietas buah- masyarakat (Sa’id, 1999). Kebutuhan dan
buahan pada dasarnya tidak kalah dengan selera konsumen akan terpenuhi manakala
varietas buah buahan dari negara lain. Oleh ketersediaan produk dan daya beli
karena itu, diperlukan strategi khusus masyarakat juga mampu mengatasinya.
didalam mempromosikan exotic fruit buah Upaya mengatasi problematika
Jawa Timur sehingga bukan hanya berjaya tersebut, maka perlu ditelusuri langkah
di dalam negeri, tetapi mampu merambah terobosan strategis guna meningkatkan
pasar internasional. kinerja pemasaran produk baik pasar
Simatupang (1995) mengemukakan domestik maupun peluang ekspor produk
bahwa untuk meningkatkan daya saing buah ke manca negara. Sehingga dalam
produk pertanian dapat dilakukan dengan penelitian ini, mencoba merumuskan strategi
strategi pengembangan agribisnis dalam yang dapat ditempuh untuk pengembangan
konsep industrialisasi pertanian diarahkan pemasaran dengan menganalisis lingkungan
pada pengembangan agribisnis sebagai suatu pemasaran buah di Jawa Timur dengan
sistem keseluruhan yang dilandasi prinsip- menggunakan alat analisis SWOT yang
prinsip efisiensi dan keberlanjutan di mana terdiri dari kekuatan (Strengths), kelemahan
konsolidasi usahatani diwujudkan melalui (Weakness), peluang (Opportunities) serta
koordinasi vertikal, sehingga produk akhir ancaman (Threats) termasuk didalamnya
dapat dijamin dan disesuaikan dengan akan dipelajari terlebih dahulu mengenai
preferensi konsumen akhir. analisis faktor internal dan eksternal dari
Pendekatan komoditas yang berfokus buah lokal di Jawa Timur.
pada self sufficiency harus mulai digeser
menjadi pendekatan agribisnis yang sarat
dengan penciptaan nilai tambah dan

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 65


METODE PENELITIAN
Penelitian ini di laksanakan di Jawa b. Matrik EFAS (Eksternal Strategic Factor
Timur sehingga unit populasinya adalah Analysis Summary) dengan sistematika
dipilih secara sengaja yakni para konsumen sebagai berikut:
buah (apel, jeruk dan anggur, para individu 1) Menyusun faktor - faktor yang menjadi
atau lembaga (swasta maupun dinas) yang peluang dan ancaman dalam kolom I.
terkait menjadi sumber informasi data yang 2) Memberi bobot tiap faktor dalam kolom
mendukung. Data meliputi data primer yang 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai
diperoleh secara langsung dari konsumen, dengan 0,0 (tidak penting).
produsen, pemasar dan pejabat yang 3) Menghitung rating (dalam kolom 3)
memahami tentang pemasaran buah yang untuk masing – masing faktor dengan
berada di Jawa Timur. Metode pengumpulan memberikan skala mulai dari 4
data yang digunakan adalah metode survei (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
dengan menggunakan instrumen penelitian, berdasarkan pengaruh faktor tersebut.
Kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang Pemberian nilai rating untuk peluang
terstruktur, yang ditujukan kepada para bersifat positif (peluang yang semakin
konsumen pembeli buah-buahan dan besar diberi rating +4, tetapi jika
Wawancara yang mendalam secara langsung peluangnya kecil diberi rating +1).
dengan para konsumen buah. Pemberian nilai rating ancaman adalah
Adapun data yang telah diperoleh kebalikannya. Misalnya, jika nilai
dibedakan menjadi dua yaitu Matrik Strategi ancamannya sangat besar ratingnya
Faktor Internal (IFAS) maupun Matrik adalah 1. Sebaliknya, jika nilai
Faktor Strategi Eksternal (EFAS). ancamannya sedikit ratingnya adalah 4.
Kemudian dari data tersebut di 4) Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan
a. Matrik IFAS (Internal Strategic Factory rating pada kolom 3 untuk memperoleh
Analysis Summary) dengan sistematika faktor pembobotan dalam kolom 4.
sebagai berikut: Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
1) Menentukan faktor–faktor kekuatan dan masing-masing faktor yang nilainya
kelemahan obyek penelitian dalam bervariasi.
kolom I. 5) Menjumlahkan skor pembobotan (pada
2) Memberi bobot tiap faktor tersebut kolom 4) untuk memperoleh total skor
dengan skala mulai dari 1,0 (paling pembobotan (Rangkuti, 2006:22-25).
penting), sampai dengan 0,0 (tidak
penting), berdasarkan pengaruh faktor – HASIL DAN PEMBAHASAN
faktor tersebut terhadap posisi strategis A. Analisis Faktor Internal
perusahaan. Analisis faktor internal dapat
3) Menghitung rating (dalam kolom 3) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
untuk tiap faktor dengan memberikan kekuatan dan kelemahan buah lokal Jawa
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai Timur dalam pemasaran saat ini serta
dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh pengaruhnya terhadap daya saing buah
faktor tersebut. Variabel yang bersifat impor.
positif (semua variabel yang masuk 1. Faktor Kekuatan (Strength) yang terdiri
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari:
dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) a. Harga Buah Lokal Murah
dan berlaku kebalikannya bila pada Harga buah lokal terkait dengan daya
variabel yang bersifat negatif. beli masyarakat juga sebagai daya saing
4) Mengkalikan bobot pada kolom 2 dengan buah impor, masyarakat menilai
dengan rating dengan kolom 3 untuk harga buah lokal jauh lebih murah
memperoleh faktor pembobotan dalam dibandingkan dengan buah impor.
kolom 4, hasilnya berupa skor b. Masyarakat Akrab dengan Rasa Buah
pembobotan. Lokal
5) Menjumlahkan skor pembobotan (pada Masyarakat menganggap rasa buah lokal
kolom 4) untuk memperoleh total skor adalah enak. Hal ini menunjukkan
pembobotan. bahwa masyarakat telah akrab dengan

66 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


rasa buah lokal yang memiliki h. Kemitraan Petani Buah dengan
keunggulan dari pada rasa buah impor Pengusaha dalam Hal Pemasaran
yang beredar dipasaran. Adanya perubahan lingkungan strategis
c. Masyarakat Mengenal Akrab Terhadap berupa liberalisasi perdagangan,
Tampilan Buah Lokal otonomi daerah, perubahan preferensi
Persepsi masyarakat /konsumen Jawa konsumen, serta kelestarian lingkungan,
Timur telah mengenal terhadap tampilan menuntut suatu perubahan cara
buah lokal menyatakan bahwa buah beroperasinya kelembagaan kemitraan
local menarik untuk dilihat, sehingga usaha agribisnis hortikultura. Dalam
menjadi salah satu faktor pendorong penelitian ini dapat diinformasikan
konsumen umtuk membeli buah. bahwa kemitraan petani buah dengan
d. Buah Lokal Tersedia pengusaha terhadap pemasaran buah
Ketersediaan buah lokal untuk lokal baik. Seperti dalam kajian Saptana
memenuhi kebutuhan dinyatakan dkk (2006) yang menjelaskan pola
meningkat sepanjang tahun. Akan tetapi kemitraan rantai pasok melalui Pola
yang perlu untuk diperhatikan adalah Kelompok Tani/ terdapat beberapa
efisiensi produksi belum dapat keuntungan yang diperoleh karena
meningkatkan daya saing pasar. bergabung dengan Assosiasi Melon dan
e. Produksi Buah Lokal Memenuhi melakukan kemitraan usaha antara lain
Kebutuhan adalah: 1) harga melon stabil sehingga
Pengembangan produksi hartikultura harga tidak dipermainkan pedagang, 2)
terutama untuk komoditi buah adanya jaminan pemasaran, 3)
mempunyai dampak yang sangat berarti mendapatkan informasi teknologi baru
terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa tentang pembudidayaan Melon, 4) tidak
Timur. Produksi buah lokal mampu akan terjadi booming akibat pengaturan
memenuhi kebutuhan masyarakat luas tanam, waktu tanam dan varietas
sejalan dengan meningkatnya yang diminta pasar, dan 5) adanya
permintaan baik buah segar maupun apresiasi terhadap komoditas melon dan
olahan dari konsumen domestik maupun semangka dengan trade mark daerah
luar negeri. sentra produksi tertentu.
f. Kemudahan Mendapatkan Buah Lokal i. Kualitas Pengemasan Buah I
Buah lokal mudah untuk didapatkan, Kualitas pengemasan buah impor telah
hampir di semua pasar tradisional besar mempengaruhi para produsen/pemasar
dan kecil, kios buah selalu ada. Namun buah lokal yang telah maju untuk
kadangkala memang terdapat jenis buah mencontohnya. Pengemasan ini
tertentu yang tidak dapat ditemui karena mengandung prinsip : memudahkan
sifat buah yang musiman. pengangkutan sekaligus display
g. Teknologi Informasi Mendukung sehingga boks karton didesain kuat,
Pemasaran Buah Lokal tahan guncangan, serta tahan suhu baik
Keberhasilan pembangunan pertanian panas maupun dingin. Selain itu, box
antara lain di tentukan oleh kemampuan yang dibuat mampu melindungi buah
sumber daya manusia dalam mengelola agar tidak gampang busuk. Semisal
sistem pertanian yang sesuai dengan dibuat lubang aerasi agar buah tidak
perkembangan ilmu pengetahuan dan kepanasan, dan pengaman lain berupa
teknologi (iptek). Menurut Dimyati tambahan kuping dan lubang dibeberapa
(2007), yang mengungkapkan bahwa bagian box yang berfungsi sebagai
upaya-upaya dalam pembentukan penyangga dan pemersatu box saat
jaringan pasar bermutu yaitu salah ditumpuk tanpa khawatir jatuh atau
satunya dapat ditempuh melalui bantuan rusak (Trubus, 2007:69).
teknologi informasi semisal layanan
melalui website, radio, televisi, koran 2. Faktor Kelemahan (Weakness)
atau aneka bentuk layanan cetak yang a. Teknik Budidaya Buah Lokal oleh
lain. petani Masih Sederhana

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 67


Di Jawa Timur telah berkembang sentra- parahnya lagi sebagian menjawab tidak
sentra produksi buah-buahan, tetapi pernah dilakukan sama sekali.
pengelolaannya masih belum optimal e. Promosi Buah Lokal Kurang
sehingga produktivitasnya rendah. Promosi buah lokal yang telah dilakukan
Kebun buah dikelola dengan teknologi dan masih terus diupayakan masih
yang minimal bahkan hampir tidak kurang memenuhi sasaran, dari kalangan
menggunakan teknologi sama sekali akademisi yang dijadikan sebagai
seperti: tanpa pemupukan, pemeliharaan responden pada umumnya menjelaskan
tanaman belum optimal dan waktu bahwasanya faktor promosi belum
panen masih tergantung pada alam mendukung sepenuhnya terhadap
(Anonymus, 2005:1). pengembangan agribisnis buah lokal
b. Kualitas Produksi Buah Lokal Dinilai Jawa Timur.
Masih Kurang f. Kualitas Pengemasan Buah Lokal
Petani produsen buah dinilai oleh Kurang Bagus
masyarakat belum dapat memenuhi Kualitas pengemasan buah bukan hanya
selera/ preferensi konsumen buah pada di Jawa Timur tetapi juga secara
umumnya, misal dalam hal rasa buah. nasional masih kurang bagus dibanding
Konsumen umumnya menganggap buah impor. Menurut Buntaran dalam
rasanya kurang manis. Walaupun Trubus (2007:68), tingkat kerusakan
ditopang dengan produksi yang buah di Indonesia dapat mencapai
melimpah tetapi kualitas rasa buah lokal sekitar 35-40% yang bisa dihitung sejak
belum dapat mencerminkan daya saing dari pekebun panen sampai ketangan
terhadap buah impor. konsumen dengan penyebab yaitu tata
c. Kualitas Tampilan dan Ukuran Buah niaga perbuahan yang terlalu panjang.
Lokal Kurang Seragam Disetiap tingkatan tata niaga
Buah lokal Jawa Timur jika dilihat dari pengemasannya berbeda-beda seperti
segi keseragaman kualitas tampilan dan keranjang, plastik, Styrofoam dan
ukuran buah sangat jauh berbeda dengan kardus, karena buah sering berganti-
produk buah impor yang masuk ganti wadah, benturan lebih sering
kepasaran dalam negeri. Kepala Pusat terjadi pada akhirnya buah menjadi lebih
Kajian Buah-buahan Tropika Institut rentan rusak.
Pertanian Bogor Yayah K Wagiono g. Harga Buah Impor Mahal
mengatakan, rendahnya kualitas dan Dengan adanya harga buah impor mahal
produktivitas buah lokal akibat luasan dibanding buah lokal merupakan
lahan yang sempit dan penanaman buah kelemahan bagi buah impor dan
masih dikerjakan sebagai usaha kekuatan buah lokal sehingga produsen
sampingan sehingga menyebabkan buah harus menyikapi peluang pasar ini
keseragaman produk yang tidak terjamin agar dapat bersaing dengan produk buah
(Kompas, 2002). Produk buah-buahan impor. Bagaimanapun, konsumen akan
lokal Jawa Timur yang ada ditinjau dari mempertimbangkan faktor harga dalam
mutu visual masih kurang. menentukan barang apa yang dibelinya.
d. Frekuensi Promosi Buah Lokal Kurang
Konsisten B. Analisis Faktor Eksternal
Promosi yang menyangkut performance 1. Faktor Peluang (Opportunities)
buah lokal dianggap masih jarang a. Buah Lokal Disukai Konsumen
dilakukan baik oleh pemerintah maupun Buah lokal merupakan prioritas
pihak swasta yang terkait dengan konsumen Jawa Timur membeli buah-
komoditi hortikultura sehingga perlu buahan daripada buah impor baik
diadakan sebuah evaluasi. Masyarakat kesegaran maupun rasanya.
yang terpilih menjadi responden b. Tempat Membeli Buah-buahan di Pasar
kesemuanya mengakui frekuensi Tradisional
promosi buah lokal Jawa Timur hanya Untuk membeli buah-buahan, konsumen
kadang-kadang dilakukan atau lebih buah di Jawa Timur menetapkan pilihan
di pasar tradisional.

68 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


c. Kualitas Pengemasan Terhadap banyak yang menyukai, daya beli
Pembelian Buah Lokal Berpengaruh masyarakat mampu untuk membeli dan
Secara umum kualitas pengemasan yang terpenting adalah bisa dirasakan
berpengaruh terhadap pembelian buah oleh semua lapisan masyarakat.
lokal. Menurut Supriyanto dalam Trubus g. Peranan Dunia Pendidikan Terhadap
(2007:69), menjelaskan bahwa kemasan Agribisnis Buah
buah menjadi kunci dunia perbuahan Dunia pendidikan termasuk salah satu
tidak hanya di Jawa Timur bahkan elemen penting dalam proses
nasional sehingga tidak sekedar pengembangan agribisnis buah lokal di
mengurangi tingkat kerusakan tetapi Jawa Timur. Pendidikan dunia
mendongkrak nilai jual. pendidikan dalam hal ini antara lain
d. Infrastruktur Penunjang Distribusi Buah adalah dalam bentuk pendidikan
Pembangunan infrastruktur boleh jadi kesadaran mengkonsumsi buah dan
merupakan salah satu agenda penting mencintai produksi dalam negeri dan
dan bertujuan untuk mempermudah bagi Perguruan tinggi diharapkan dalam
akses bagi produsen maupun konsumen hal penelitian dan penerapan iptek bagi
atau pedagang perantara kepada atau pengembangan buah lokal di Jawa
meningkatkan efisiensi pemasaran. Timur. Peranan Perguruan tinggi dengan
Sehubungan dengan hal tersebut penelitian dan pengembangan yang
Pemerintah Propinsi Jawa Timur tengah dilakukan, beserta pemerintah dituntut
melakukan berbagai langkah strategis untuk berperan aktif, seperti halnya
yang diharapkan akan menjadi daya pengembangan mekanisasi pertanian
tarik bagi penanaman investasi, seperti demi prospek pengembangan agribisnis
Pembangunan Jalan Tol dengan buah lokal Jawa Timur (Hermawan,
pertimbangan untuk mengatasi 2006).
kemacetan maupun mendorong laju h. Pengaruh keberadaan para tengkulak/
investasi adalah Jalan Tol Simpang pedagang pengumpul maupun pengecer
Susun Waru-Tanjung Perak, Jalan Tol terhadap pemasaran buah
Aloha-Wonokromo-Tanjung Perak, menguntungkan
Jalan Tol Surabaya-Mojokerto dan Jalan Meskipun rantai pemasaran komoditi
Tol Gempol-Pandaan. (Paparan buah sangat panjang dan kemungkinan
Gubernur Jawa Timur dalam Bappenas, harga yang diterima oleh petani rendah,
2004). disisi lain keberadaan para
e. Kesadaran Masyarakat Mengkonsumsi tengkulak/pedagang pengumpul maupun
Buah Lokal Tinggi pengecer dirasakan sangat
Kesadaran masyarakat dalam hal pola menguntungkan petani dari aspek
hidup sehat semakin meningkat antara pemasaran.
lain ditandai dengan kesadaran dalam i. Pengaruh meningkatnya jumlah
mengkonsumsi makanan yang sehat penduduk terhadap permintaan buah
diantaranya adalah mengkonsumsi buah lokal tinggi
lokal yang tidak hanya didasarkan atas Prospek pengembangan komoditas
kesukaan tetapi juga lebih cenderung hortikultura di masa mendatang cukup
dipengaruhi oleh kesadaran akan menggembirakan karena permintaan
pentingnya mutu gizi yang dikonsumsi yang cenderung meningkat dengan
setiap harinya. meningkatnya jumlah penduduk yang
f. Pangsa Pasar Buah Lokal luas saling berkaitan dengan kesadaran untuk
Buah lokal Jawa Timur tidak hanya mengkonsumsi buah-buahan.
dipasarkan di pasar tradisional saja,
tetapi juga telah terbukti berhasil 2. Faktor Ancaman (Threats)
menembus pasar moderen misalnya a. Buah impor kurang suka
supermarket. Hal ini membuktikan Masyarakat Jawa Timur kurang suka
bahwa buah lokal memiliki keunggulan dengan buah-buahan impor, disamping
yaitu pangsa pasar yang luas, realitas ini faktor harga juga buah-buahan tersebut
menggambarkan kondisi masyarakat

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 69


rasanya kurang enak dan tidak sama banyaknya buah-buahan impor yang
dengan yang kerap dirasakan. memasuki pasar dalam negeri masih
b. Membanjirnya buah impor terhadap normal dan hingga sekarang peredaran
pemasaran buah lokal kurang buah impor belum mengganggu atau
mengancam membahayakan eksistensi buah lokal
Masuknya buah impor dari berbagai secara signifikan.
negara kedalam negeri masih kurang g. Peran serta lembaga perbankan terhadap
mengancam pemasaran buah lokal. agribisnis buah lokal rendah
c. Promosi melalui media massa terhadap Peran sektor pertanian yang sangat
permintaan buah lokal kurang strategis dalam perekonomian belum
berpengaruh. diimbangi dengan dukungan penyediaan
Berbagai macam kiat untuk modal yang memadai. Lembaga
mengembangkan agribisnis buah dapat perbankan formal yang ada saat ini
melalui media massa. Akan tetapi, cenderung bias dan lebih
responden menilai peran media massa mengutamakan pembiayaan non
selama ini kurang berpengaruh dan pertanian. Kelangkaan kredit perrtanian
mungkin sangat tidak berpengaruh. dapat berpengaruh terhadap
d. Meningkatnya Supermarket dan produktivitas dan pendapatan petani
Hypermarket terhadap permintaan buah terutama bagi petani gurem. Kajian
lokal rendah Saptana et. al. (2001) menemukan
Menurut Laporan World Bank (2007), bahwa pada usaha komoditas
perdagangan eceran modern dan pasar hortikultura tingkat suku bunga
swalayan sedang marak di Indonesia, pinjaman dapat mencapai 30-55 persen
bertumbuh sebanyak 20 persen per pertahun dengan peminat peminjam
tahun sejak dicabutnya pembatasan pada kredit ini cukup besar mengingat
tahun 1998. Namun, konsumen prosedur peminjaman yang sederhana,
menentukan pasar-pasar tradisional pencairan dana cepat dan tanpa agunan.
untuk membeli buah-buah lokal atau h. Kebijakan pemerintah (misalnya;
dengan kata lain berkembangnya pasar- pembebasan impor buah) terhadap
pasar swalayan tidak mempengaruhi agribisnis buah lokal negatif
permintaan buah lokal Jawa Timur. Pemerintah dengan segala kewenangan
e. Pengaruh harga faktor produksi terhadap (authority) memegang kontrol terhadap
permintaan buah lokal rendah komoditi buah dalam negeri. Dengan
Penyedian sarana produksi sangat kebijakan menetapkan bea masuk buah
penting untuk kontinuitas produk buah impor sebesar 5% dengan tujuan
lokal. Menariknya, dari informasi yang melindungi petani justru memiliki
didapatkan dari responden kenaikan pengaruh negatif karena kelimpahan
faktor harga produksi saat ini tidak produksi buah harus bersaing dengan
terlalu berpengaruh terhadap permintaan stock buah impor.
buah lokal. i. Peranan asosiasi produsen/pemasar buah
f. Pengaruh masuknya buah impor terhadap agribisnis buah lokal kurang
terhadap permintaan buah lokal rendah baik
Dari hasil penelitian dapat diketahui Kondisi agribisnis buah lokal saat ini
pengaruh masuknya buah impor yang masih jauh dari harapan, dapat
terhadap permintaan buah lokal rendah. dilihat dari lemahnya peran aktif
Senada dengan hal tersebut Saragih
asosiasi produsen/pemasar buah dalam
dalam Kompas (2007), menyatakan
perkembangannya

70 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


Tabel 1. Matrik Pembobotan SWOT.
Kekuatan (Strenghts) Score Kelemahan (Weakness) Score

1. Harga buah lokal murah 0,22 1. Teknik budidaya buah lokal oleh 0,15
petani sederhana
2. Rasa buah lokal enak 0,22 2. Kemampuan petani memproduksi buah 0,15
lokal yang diminati konsumen kurang
ahli
3. Tampilan buah menarik untuk dilihat 0,22 3. Kualitas buah yang diharapkan kurang 0,10
sesuai
4. Buah lokal tersedia 0,22 4. Kualitas tampilan dan ukuran buah 0,11
lokal kurang seragam
5. Produksi buah lokal memenuhi 0,22 5. Frekuensi promosi buah lokal kadang- 0,11
kadang
6. Kemudahan mendapatkan buah lokal 0,23 6. Promosi buah lokal kurang baik 0,15
7. Teknologi informasi mendukung 0,16 7. Kualitas pengemasan buah lokal 0,11
pemasaran buah lokal baik kurang bagus
8. Kemitraan antara petani buah dengan 0,23 8. Pengemasan buah lokal yang 0,10
pengusaha terhadap pemasaran buah lokal diharapkan kurang sesuai selera
baik
9. Kualitas pengemasan buah impor bagus 0,16 9. Harga buah impor mahal 0,11
berpengaruh trhadap buah local.
Total 1,88 Total 1,09
Peluang (Opportunities) Ancaman (Threat)
1. Buah lokal suka 0,23 1. Buah impor kurang suka 0,10
2. Tempat membeli buah di Pasar Tradisional 0,24 2. Membanjirnya buah impor terhadap 0,11
pemasaran buah lokal kurang
mengancam
3. Kualitas pengemasan terhadap pembelian 0,23 3. Promosi melalui media massa terhadap 0,15
buah lokal berpengaruh pemintaan buah lokal kurang
berpengaruh
4. Infrastruktur menunjang distribusi buah 0,22 4. Meningkatnya Supermarket dan 0,15
baik Hypermarket terhadap permintaan buah
lokal rendah
5. Kesadaran masyarakat mengkonsumsi 0,16 5. Pengaruh harga faktor produksi terhadap 0,15
buah lokal tinggi permintaan buah lokal rendah
6. Pangsa pasar buah lokal luas 0,22 6. Pengaruh masuknya buah impor terhadap 0,10
permintaan buah lokal rendah
7. Peranan dunia pendidikan terhadap 0,16 7. Peran serta lembaga perbankan terhadap 0,11
agribisnis buah tinggi agribisnis buah lokal rendah
8. Pengaruh keberadaan para 0,22 8. Kebijakan pemerintah (misalnya; 0,11
tengkulak/pedagang pengumpul maupun pembebasan impor buah) terhadap
pengecer terhadap pemasaran buah agribisnis buah lokal negatif
menguntungkan
9. Pengaruh meningkatnya jumlah penduduk 0,22 9. Peranan aosiasi produsen/pemasar buah 0,10
terhadap pemintaan buah lokal tinggi terhadap agribisnis buah lokal rendah
Total 1,9 Total 1,08
Sumber : Data diolah.

Tabel 1 merupakan sebuah matrik SWOT 2. Strategi ST


dengan alternatif sebagai berikut: Strategi ini menggunakan kekuatan
1. Strategi SO untuk mengatasi ancaman dan
Strategi ini menggunakan kekuatan untuk alternatifnya
memanfaatkan peluang, alternatifnya adalah :
adalah : a) Meningkatkan unit pasar tradisional
a) Meningkatkan kualitas pengemasan b) Optimalisasi bantuan kredit lembaga
buah lokal yang menarik perbankan terhadap agribisnis buah
b) Meningkatkan distribusi buah 3. Strategi WO
c) Meningkatkan produksi secara Strategi ini meminimalkan kelemahan
kontinyu untuk memenuhi untuk memanfaatkan peluang adalah:
permintaan buah

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 71


a) Meningkatkan peran aktif dunia DAFTAR PUSTAKA
pendidikan dalam agribisnis buah
lokal Anonymus, 2001, Produk Hortikultura Jawa
b) Meningkatkan keahlian petani Timur, Dinas Pertanian Jawa Timur.
dalam agribisnis buah lokal
c) Meningkatkan kualitas promosi , 2004, Paparan Gubernur
buah lokal Jawa Timur Pada Acara
4. Strategi WT Musyawarah Perencanaan
Strategi ini meminimalkan kelemhan Pembangunan Nasional, http: //
yang ada serta menghindari ancaman dan www. bappenas.go.id.
alternatifnya adalah :
a) Meningkatkan peran aktif para , 2002, Buah Impor Tetap
pedagang untuk promosi buah lokal Dominasi Pasar Buah Dalam
b) Meningkatkan frekuensi promosi Negeri, http: // www.kompas.com.
buah local
, 2004, Pengusaha Tolak
Tabel 1 juga menunjukkan skor untuk Kenaikan Bea Masuk Buah, http: //
masing-masing variabel adalah S = 1,88; W www.kompas.com.
= 1,09; O = 1,9 dan T = 1,08, variabel W
dan T adalah variabel kelemahan dan , 2004, Profil Buah-buahan
ancaman merupakan suatu keadaan yang Unggulan Jawa Timur, Balai
nilainya negatif yang dapat merugikan atau Pengawasan dan Sertifikasi Benih
penurunan, sedangkan kebalikannya variabel Tanaman Pangan dan Hortikutura-
S dan O bernilai positif. Variabel-variabel Dinas Pertanian Propinsi Jawa
tersebut dimasukkan kedalam diagram Timur.
SWOT sehingga didapatkan titik P yang
merupakan titik posisi dimana buah lokal , 2005, Transportasi Agribinis
Jawa Timur berdaya saing dengan buah & Efektivitas Saluran Pemasaran,
impor dan sekaligus sebagai pedoman Hortikultura, Jakarta
strategi sesuai dengan kuadran dimana titik
itu berada. , 2005, Petunjuk Pelaksanaan
Teknis Pengembangan Buah-
SIMPULAN DAN SARAN buahan Melalui Model GAP (Good
SIMPULAN Agriculture Practise), Dinas
Berdasarkan uraian diatas dapat Pertanian Propinsi Jawa Timur
disimpulkan bahwa dalam pemasaran buah
lokal di Jawa Timur faktor peluang dan , 2007, Maraknya Pasar
kekuatan mempunyai nilai yang lebih tinggi Swalayan Di Indonesia Membuka
daripada faktor ancaman dan kelemahan, Peluang Baru Bagi Pasar
yang artinya untuk meningkatkan daya saing Tradisional dan Petani , http: //
buah lokal Jawa Timur maka dapat www.kompas.com.
dilakukan strategi agresif atau strategi
pertumbuhan (Growth Oriented Strategy). , 2007, Buah Lokal Tidak
Kalah Dari Buah Impor, http: //
SARAN www.kompas.com.
Mendasarkan pada potensi buah
lokal di Jawa Timur beserta analisis SWOT Ashari & Friyatno, Supena., 2006,
maka diperlukan suatu gerakan bersama Perspektif Pendirian Bank
meningkatkan agribisnis buah lokal. Indonesia, Pusat Analisis Sosial
Kegiatan ini harus dilakukan bersama mulai Ekonomi dan Kebijakan Pertanian,
dari petani, lembaga pemasaran dan Bogor.
keperpihakan pemerintah. Hal yang penting
dilakukan diantaranya peningkatan kualitas
buah serta kontinyuitas pasokan.

72 J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011


Dimyati, Ahmad., 2007, Jaringan
Pemasaran,http://www.citrusindo.or
g.

Hermawan, Wawan., 2006, Peranan


Perguruan Tinggi Dalam
Pengembangan Mekanisasi
Pertanian,http://mekanisasi.litbang.
deptan.go.id.

Rangkuti, Fredy., 2006, Analisis SWOT


Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

J-SEP Vol. 5 No. 1 Maret 2011 73

Anda mungkin juga menyukai