Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :
Mahasiswa : Anif Fahmirudi
Judul : Strategi Pengembangan Agribisnis Padi Sawah Tadah
Hujan di Kabupaten Kayong Utara

Pembimbing I : Ir. Abdul Hamid A Yusra, MS


Pembimbing II : Imelda, SP, M.Sc
Penguji I : Dr. Ir. Adi Suyatno, MP
Penguji II : Dra. Marisi Aritonang, MMA

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI SAWAH TADAH
HUJAN DI KABUPATEN KAYONG UTARA

Anif Fahmirudi*1, Abdul Hamid A. Yusra1, Imelda1


1
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian; Universitas Tanjungpura Pontianak
E-mail*1: aniffahmi@gmail.com

ABSTRACT

Strategy is a tool used to achieve the goals of an organization. This study aims to formulate
rainfed lowland rice agribusiness development strategies that can be applied in Kayong
Utara District. The research methodology used is descriptive qualitative. The sampling
method used is purposive sampling, totaling 12 respondents representing all stakeholders
involved in the development of rice agribusiness. Data analysis methods used are IFE, EFE,
and SWOT Matrix Analysis. The results showed that the position of the development strategy
was at Quadrant I with a score of the internal factor 0,227 and a score of external factors
0,028. Strategies that can be used are SO strategies or using power to take advantage of
opportunities, namely: 1) encouraging increased production through expansion of planting
areas and increasing rice cropping indexes, 2) increasing government support to farmers to
encourage agribusiness-based farming systems, 3) expanding market networks and product
quality improvement.

Keywords: Agribusiness, Rice, Strategy, SWOT

ABSTRAK

Strategi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Penelitian
ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan agribisnis padi sawah tadah hujan
yang dapat diterapkan di Kabupaten Kayong Utara. Metode penelitian yang digunakan
adalah deskriptif kualitatif. Metode pengambilan sampel yang dipakai adalah purposive
sampling berjumlah 12 responden mewakili seluruh stakeholder yang terlibat dalam
pengembangan agribisnis padi. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis
Matriks IFE, EFE, dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan
berada pada Kuadran I dengan skor faktor internal 0,227 dan skor faktor eksternal 0,028.
Strategi yang dapat digunakan adalah strategi SO atau menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang, yaitu: 1) mendorong peningkatan produksi melalui perluasan areal
tanam dan peningkatan indeks pertanaman padi, 2) peningkatan dukungan pemerintah
kepada petani untuk mendorong sistem pertanian berbasis agribisnis, 3) memperluas
jaringan pasar dan peningkatan kualitas produk.

Kata Kunci: Agribisnis, Padi, Strategi, SWOT


Pendahuluan No.135/439/SJ tanggal 27 Februari 2007.
Sektor pertanian mempunyai peran cukup
Pertanian merupakan salah satu sektor
besar terhadap pertumbuhan perekonomian
pendukung pembangunan ekonomi dalam
Kayong Utara dengan menyumbang sekitar
upaya mewujudkan ketahanan dan
30 persen nilai tambah PDRB pada tahun
kedaulatan pangan nasional. Pembangunan
2016. Sumbangan terbesar sektor pertanian
pertanian yang dikelola dengan baik dan
terhadap PDRB Kabupaten Kayong Utara
bijak dapat meningkatkan pertumbuhan
didukung oleh sub sektor tanaman pangan
ekonomi dan kesejahteraan sosial secara
dan sub sektor perikanan yaitu masing-
berkelanjutan.
masing 30,77 % dan 26,76 %.
Kabupaten Kayong Utara terletak di
Padi merupakan komoditas tanaman
Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan
pangan utama di Kabupaten Kayong Utara
pemekaran dari Kabupaten Ketapang dengan nilai produksi yang tertinggi
terbentuk secara resmi berdasarkan Undang- dibandingkan komoditas pangan lainnya
Undang Nomor 6 Tahun 2007 tanggal 2 (Tabel 1).
Januari 2007 dan Surat Mendagri

Tabel 1. Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten
Kayong Utara Tahun 2015
Rata-rata
Luas Panen Produksi
Jenis Tanaman Produksi
(Ha) (Ton)
(Kw/Ha)
1. Padi 19.290 25,19 48.595
- Padi Sawah 19.190 25,17 48.306
- Padi Ladang 100 28,86 289
2. Jagung 20 18,54 37
3. Ubi Kayu 143 152,36 2.179
4. Ubi Jalar 52 72,47 377
5. Kacang tanah 22 9,86 22
6. Kacang Kedelai 5 10,00 5
7. Kacang Hijau - - -
Sumber: BPS Kabupaten Kayong Utara, 2016
Tabel 1. menunjukkan bahwa produksi penurunan produksi yang cukup signifikan
tanaman pangan yang tertinggi yaitu sebesar 31,62 % dari tahun sebelumnya yang
komoditas padi dengan total produksi disebabkan oleh berbagai faktor.
mencapai 48.595 ton dan didominasi oleh Penurunan produksi dan faktor-faktor
padi sawah. Sebagian besar komoditas padi yang menghambat pengembangan agribisnis
sawah yang dibudidayakan merupakan padi padi perlu dianalisis lebih lanjut. Tujuan dari
sawah tadah hujan yang tersebar di enam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
kecamatan. dan menganalisis faktor internal dan
Perkembangan produksi komoditas eksternal yang berpengaruh terhadap
padi sawah di Kabupaten Kayong Utara pengembangan padi sawah tadah hujan dan
selama periode 2011-2014 secara umum merumuskan strategi pengembangan padi
mengalami peningkatan sebesar 3,80 %. sawah tadah hujan yang dapat diterapkan di
Namun pada tahun 2015 mengalami Kabupaten Kayong Utara.
Metode Penelitian yang dihasilkan berdasarkan pertimbangan
kombinasi 4 (empat) set faktor strategi yaitu
Metode sampling yang digunakan dalam
Strategi SO (Strengths-Opportunities),
penelitian ini adalah Purposive Sampling
Strategi WO (Weakness-Opportunities),
yang tergolong dalam teknik Nonprobability
Strategi ST (Strenghts-Threats) dan Strategi
Sampling yakni memilih sampel berdasarkan
WT (Weaknesess-Threats).
pertimbangan dan tujuan tertentu yang
didasarkan atas pertimbangan keahlian Hasil dan Pembahasan
responden. Stakeholder yang dijadikan Identifikasi dan Analisis Faktor-Faktor
responden dalam penelitian ini berjumlah 12 Strategis Internal
orang yang terdiri dari enam stakeholder Identifikasi faktor strategis internal
diantaranya Kepala Dinas Pertanian dan diperoleh dari hasil wawancara terhadap
Tanaman Pangan, Kepala Bidang Tanaman responden dengan panduan kuisioner yang
Pangan dan Holtikultura, Penyuluh Pertanian telah disiapkan. Faktor strategis internal yang
Lapangan (PPL), petani/ketua kelompok tani, sudah teridentifikasi, kemudian diberikan
pengusaha/pedagang beras dan penangkar bobot atau tingkat kepentingan untuk setiap
benih padi. faktor yang tersusun dalam Matriks IFE.
Sumber data yang digunakan dalam Setelah pembobotan dilakukan, maka tahap
penelitian ini adalah data primer dan data berikutnya adalah memberikan peringkat
sekunder. Tahapan pengolahan data dimulai atau rating dari setiap faktor tersebut.
dari tahap input melalui analisis Internal Peringkat mengindikasikan apakah faktor
Factor Evaluation (IFE) dan External Factor tersebut sangat kuat atau sangat lemah
Evaluation (EFE), kemudian tahap pengaruhnya terhadap kondisi organisasi.
pencocokan dan perumusan strategi Bobot dan rating yang digunakan merupakan
menggunakan analisis SWOT. Menurut rata-rata dari 12 responden. Teknik
David (2009), Matriks SWOT membantu perhitungan bobot adalah hasil bagi antara
untuk melakukan analisis perbandingan Jumlah Nilai Penting Indikator i dibagi Total
berpasangan dengan kemungkinan strategi Nilai Penting. (Tabel 2).
Tabel 2. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
No Faktor-Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor tertimbang
Kekuatan
1. Tersedianya lahan sawah tadah hujan 0,130 3,08 0,404
2. Pengalaman petani dalam usahatani padi 0,121 3,58 0,433
3. Padi merupakan komoditas utama yang
0,128 3,5 0,448
diusahakan
4. Tersedianya unit penggilingan padi 0,100 2,58 0,258
Total 0,479 1,539
Kelemahan
1. Keterbatasan modal yang dimiliki petani 0,105 2,58 0,271
2. Kualitas beras belum sesuai standar yang
0,099 2,66 0,263
diinginkan
3. Lemahnya kelembagaan petani 0,087 2,66 0,231
4. Kebutuhan benih unggul belum terpenuhi 0,116 2,5 0,290
5 Infrastruktur pertanian belum memadai 0,114 2,25 0,256
Total 0,521 1,312
Total Bobot 1
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil Analisis lingkungan internal dari faktor
analisis faktor internal dari kekuatan yang kelemahan dihasilkan 5 (lima) faktor
teridentifikasi dalam pengembangan strategis. Kelemahan utama yang
agribisnis padi di Kabupaten Kayong Utara menghambat pengembangan agribisnis padi
dihasilkan 4 (empat) faktor strategis. yaitu kebutuhan benih unggul belum
Kekuatan utama yang dimiliki adalah padi terpenuhi dengan skor tertimbang 0,290.
merupakan komoditas utama yang Sulitnya petani mendapatkan benih unggul
diusahakan dengan nilai skor tertimbang menyebabkan produksi tidak optimal. Benih
0,448. Padi merupakan komoditas utama yang digunakan adalah benih dari panen
yang diusahakan dikarenakan merupakan tahun sebelumnya dengan tingkat
makanan pokok masyarakat pada umumnya. produktivitas yang semakin menurun. Oleh
Sebagian besar petani di Kabupaten Kayong karena itu, peremajaan benih sangat perlu
Utara sebanyak 53% membudidayakan dilakukan salah satunya menggunakan benih
komoditas padi (BPS Kayong Utara, 2017). unggul lokal. Menurut Setiawati (2007)
Penelitian Cholid (2012) menunjukkan penggunaan benih bermutu akan mampu
bahwa, hasil dari perhitungan nilai LQ atas mengurangi resiko kegagalan budidaya
dasar harga konstan 2000 dari tahun 2008- karena benih bermutu akan mampu tumbuh
2011 untuk komoditi pertanian sub sektor baik pada kondisi lahan yang kurang
tanaman bahan pangan di Kabupaten Kayong menguntungkan.
Utara dilihat dari luas panen dan produksinya
Identifikasi dan Analisis Faktor-Faktor
komoditi padi menjadi satusatunya Strategis Eksternal
komoditas basis. Namun, untuk skala usaha
Analisis lingkungan eksternal dilakukan
sistem usahatani yang dilakukan masih
untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman
bersifat subsisten. Untuk langkah kedepan
yang mempengaruhi keberhasilan
faktor kekuatan yang dimiliki merupakan
pengembangan padi. Metode analisis yang
modal yang strategis untuk mengembangkan
digunakan adalah analisis Matriks EFE
sistem pertanian padi berbasis agribisnis.
(Eksternal Factor Evaluation).
Tabel 3. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
No Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor tertimbang
Peluang
1. Dukungan kebijakan pemerintah disektor
0,111 2,67 0,298
pertanian
2. Ketersediaan pasar yang luas 0,127 3,25 0,415
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
0,113 2,83 0,319
(IPTEK)
4. Penyedia lapangan pekerjaan 0,110 2,75 0,304
Total 0,462 1,337
Ancaman
1. Dampak perubahan iklim 0,109 2,50 0,273
2. Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) 0,113 2,33 0,263
3. Alih fungsi lahan sawah 0,105 2,42 0,255
4. Turunnya harga saat panen raya 0,117 2,25 0,262
5. Beras dari luar daerah 0,092 2,75 0,254
Total 0,537 1,309
Total Bobot 1
Sumber: Data Primer, 2017
Tabel 3 menunjukkan faktor eksternal sawah di Kabupaten Kayong Utara
dari peluang yang teridentifikasi dalam merupakan lahan sawah tadah hujan sehingga
pengembangan agribisnis padi di Kabupaten rawan banjir dan kekeringan. Sumber utama
Kayong Utara dihasilkan 4 (empat) faktor pengairan pada lahan sawah tadah hujan
strategis. Peluang utama yang potensial tergantung pada curah hujan. Saat penelitian
dalam pengembangan agribisnis padi adalah ini dilakukan, petani mengalami kesulitan
ketersediaan pasar dengan nilai skor dalam melakukan penanaman padi
tertimbang 0,415. Peluang pasar potensial, dikarenakan curah hujan tinggi sehingga
dikarenakan padi/beras merupakan makanan lahan yang sebagian besar merupakan lahan
pokok masyarakat. Sejalan dengan penelitian tadah hujan mengalami kebanjiran. Sejalan
Susilawati (2017) yang menunjukkan bahwa dengan penelitian Aji (2014) yang
peluang utama yang dimiliki daerah menyebutkan bahwa salah satu faktor
Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas dalam ancaman dalam pengembangan agribisnis
pengembangan agribisnis padi adalah padi di Kabupaten Jember yaitu dampak
permintaan beras yang tinggi dengan skor perubahan iklim. Akibat perubahan iklim ini
0,368. Seiring dengan bertambahnya jumlah dapat menyebabkan kejadian luar biasa,
penduduk, maka permintaan beras seperti serangan hama dan penyakit dengan
mengalami kenaikan setiap tahunnya. intensitas tinggi.
Faktor ancaman yang teridentifikasi
Posisi Pengembangan Agribisnis Padi
dihasilkan 5 (lima) faktor strategis yaitu: Sawah Tadah Hujan
1) Dampak perubahan iklim, 2) Serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT), 3) Berdasarkan analisis Matriks IFE dan
Alih fungsi lahan sawah, 4) Turunnya harga EFE telah diperoleh hasil skor tertimbang
saat panen raya, dan 5) Beras dari luar daerah. dari faktor internal dan eksternal, penentuan
Ancaman utama yang berpengaruh adalah posisi strategi dilakukan dengan melakukan
dampak perubahan iklim dengan nilai skor pengurangan dari faktor kekuatan dan
tertimbang 0,273. Sebagian besar lahan kelemahan serta peluang dan ancaman (Tabel
4).

Tabel 4 Skor Nilai Faktor Internal dan Eksternal Strategi Pengembangan Agribisnis Padi
Sawah Tadah Hujan
Kriteria Total Skor Koordinat
Faktor Internal
Kekuatan 1,539
Kelemahan 1,312 0,227
Faktor Eksternal
Peluang 1,337
Ancaman 1,309 0,028
Sumber: Analisis Data Primer, 2017
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa Sementara itu nilai sumbu Y adalah 0,028.
koordinat nilai sumbu X pada diagram Berdasarkan hasil analisis tersebut, posisi
SWOT dalam pengembangan agribisnis padi strategi berada pada kuadran I (Gambar 2)
di Kabupaten Kayong Utara adalah 0,227.
Gambar 2 menunjukkan bahwa, posisi untuk memperbarui dan meningkatkan
strategi pengembangan agribisnis padi di produktivitas melalui pengembangan pasar,
Kabupaten Kayong Utara mendukung pengembangan produk dan inovasi.
strategi agresif. Sejalan dengan penelitian
Perumusan Alternatif Strategi
Setiawan (2017) yang menyebutkan bahwa
posisi strategi pengembangan agribisnis Untuk merumuskan alternatif strategi
kerupuk basah berada pada kuadran I. digunakan analisis SWOT. Matriks SWOT
Menurut Rangkuti (2016), posisi pada menggambarkan secara jelas bagaimana
kuadran I merupakan posisi yang sangat peluang dan ancaman eksternal dapat
menguntungkan, dikarenakan sutau dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan
organisasi memiliki kekuatan internal yang internal sehingga dihasilkan rumusan
dapat digunakan untuk memanfaatkan alternatif strategi pengembangan (Tabel 5)
peluang yang ada. Hasil analisis lingkungan
strategik tersebut menunjukan bahwa startegi
pengembangan yang dapat diterapkan adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy) atau
menggunakan strategi Strengths-
Opportunities (Strategi SO). Terdapat
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menciptakan Growth Oriented Strategy yaitu
melalui strategi konsentrasi yang dilakukan
dengan menggunakan kekuatan yang ada
Tabel 5. Matriks SWOT Pengembangan Agribisnis Padi Sawah Tadah Hujan di
Kabupaten Kayong Utara
FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)
1. Tersedianya lahan sawah tadah 1. Keterbatasan modal yang dimiliki
hujan petani
2. Pengalaman petani dalam usahatani 2. Kualitas beras belum sesuai
padi standar yang diinginkan
3. Padi merupakan komoditas utama 3. Lemahnya kelembagaan petani
yang diusahakan
4. Kebutuhan benih unggul belum
4. Tersedianya mesin penggilingan
terpenuhi
padi
FAKTOR EKSTERNAL 5. Infrastruktur pertanian belum
memadai

PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O


1. Dukungan kebijakan 1. Mendorong peningkatan produksi 1. Meningkatkan pengelolaan panen
pemerintah disektor melalui perluasan areal tanam dan dan pascapanen sesuai standar
pertanian peningkatan indeks pertanaman (W2, W3, W5 dan O1, O3, O4)
padi (S1,S2, S3, S4, dan O1, O2, 2. Peningkatan kerjasama antara
2. Ketersediaan pasar yang luas
O3, O4) pemerintah, swasta, dan petani
3. Perkembangan ilmu 2. Peningkatan dukungan pemerintah dalam hal permodalan pertanian,
pengetahuan dan teknologi kepada petani untuk mendorong pengadaan benih unggul, dan
(IPTEK) sistem pertanian berbasis agribisnis pembangunan infrastruktur
4. Penyedia lapangan pekerjaan (O1, O4 dan S2,S3,S4) pertanian (W1, W4, W6, dan O1,
3. Memperluas jaringan pasar dan O2, O5)
peningkatan kualitas produk (S3,
S4, dan O2,O3,O4)
ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T
1. Dampak perubahan iklim 1. Penerapan sistem pengelolaan 1. Meningkatkan kualitas
2. Serangan organisme tanaman terpadu (PTT) (S1,S2,S3 Sumberdaya Manusia petani dan
pengganggu tanaman (OPT) dan T1,T2,T3) aparat melalui penyuluhan dan
3. Alih fungsi lahan sawah 2. Perbaikan mutu dan kemasan pelatihan (W2,W5, dan
4. Turunnya harga saat panen produk (S3, S4, dan T4, T6) T1,T2,T3, T5)
2. Strategi peningkatan peranan
raya
kelembagaan pendukung (W1,
5. Beras dari luar daerah
W3, W4 dan T4)

Sumber: Analisis Data Primer, 2017


Matriks SWOT menghasilkan empat sel jaringan pasar dan peningkatan kualitas
alternatif strategi, yaitu strategi S-O produk.
(Strengths-Opportunities), strategi W-O
Mendorong peningkatan produksi melalui
(Weaknesses-Opportunities), strategi S-T perluasan areal tanam dan peningkatan
(Strengths-Threats), dan strategi W-T indeks tanam padi
(Weaknesses-Threats). Berdasarkan hasil
analisis, alternatif strategi yang dapat Fokus utama dari strategi ini adalah
diterapkan adalah menggunakan strategi S-O untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP)
(Strengths-Opportunities) yaitu mendorong padi secara merata di setiap kecamatan dan
mendorong peningkatan produksi melalui penggunaan lahan sawah secara optimal.
perluasan areal tanam dan peningkatan Kondisi lahan potensial dapat dimanfaatkan
indeks tanam padi, peningkatan dukungan untuk peningkatan produksi melalui teknik
pemerintah kepada petani untuk mendorong budidaya yang baik. Dikarenakan sebagian
sistem pertanian agribisnis, serta memperluas lahan sawah merupakan lahan tadah hujan
maka penentuan awal tanam padi dan Peningkatan dukungan pemerintah
kekompakan petani menjadi penting. kepada petani untuk mendorong sistem
Penggunaan bibit varietas unggul sangat pertanian berbasis agribisnis
dianjurkan. Saat ini sebagian besar petani
Dalam upaya pengembangan komoditas
masih menggunakan bibit lokal dengan rata-
padi secara agribisnis maka perlu dilakukan
rata umur panen 6 bulan. Penggunaan bibit
peningkatan dukungan pemerintah dalam
unggul lokal dengan umur panen 4-5 bulan
bentuk sarana dan prasarana produksi.
perlu dikembangkan sehingga dapat
Kebijakan pemerintah dalam memberikan
meningkatkan indeks pertanaman.
dukungan kepada petani akan berdampak
Intensifikasi pertanian adalah
secara langsung terhadap peningkatan
pengolahan lahan yang ada dengan sebaik-
produksi padi. Untuk memotivasi dan
baiknya dengan memanfaatkan sarana yang
merubah pola pikir petani dalam menerapkan
ada. Sistem intensifikasi padi dapat dilakukan
pertanian berbasis agribisnis, peningkatan
untuk meningkatkan produksi padi di
dukungan pemerintah berupa bantuan alat
Kabupaten Kayong Utara yaitu dengan
mesin pertanian dan sarana produksi lainnya
pengolahan lahan menggunakan traktor,
perlu dilakukan secara berkelanjutan
menggunakan bibit sehat varietas unggul atau
sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan
varietas unggul lokal, pemanfaatan pupuk
dan menciptakan regenerasi petani. Dilain
organik dan MOL (mikroorganisme lokal).
sisi petani harus dapat memanfaatkan
Pengolahan lahan perlu dilakukan
bantuan yang diberikan pemerintah dengan
dikarenakan sebagian besar petani di
baik. Seluruh stakeholder yang terlibat dalam
Kabupaten Kayong Utara masih
pelaksanaan program-program pemerintah
menggunakan metode TOT (Tanpa Olah
perlu dilakukan pengawasan untuk
Tanah). Penggunaan bibit unggul dilakukan
meminimalisir terjadinya pelanggaran dan
dengan mempermudah akses petani
penyalahgunaan wewenang. Sejalan dengan
memperoleh bibit sesuai standar,
penelitian Wardhani (2011) yang
pemanfaatan pupuk organik dilakukan
menyatakan salah satu strategi S-O dalam
dengan menggunakan pupuk kandang dari
pengembangan komoditas unggulan di
ternak yang dimiliki petani. Sistem
Kecamatan Baureno yaitu pemanfaatan
ekstensifikasi padi yang dapat dilakukan di
secara optimal dukungan pemerintah yang
Kabupaten Kayong Utara yaitu dengan
diberikan. Sementara itu penelitian
memanfaatkan lahan sawah tadah hujan yang
(Elizabeth, 2011) menyatakan perlunya
belum dimanfaatkan untuk perluasan areal
pengevaluasian kebijakan pembangunan
tanam padi. Strategi peningkatan produksi
pertanian dari aspek kelembagaan pangan,
sejalan dengan penelitian Ihsan dan Aid
sehingga strategi dan upaya keakuratan
(2011), yang menyatakan salah satu strategi
perumusan kebijakan diversifikasi dan
pengembangan komoditas karet di
kemandirian pangan ke depan dapat
Kecamatan Pulang Pisau yaitu peningkatan
berimplikasi besar bagi peningkatan daya
produksi dengan tindakan intensifikasi,
saing SDM perdesaan.
ekstensifikasi dan peremajaan komoditas
karet.
Memperluas jaringan pasar dan menghambat pengembangan agribisnis padi
meningkatkan kualitas produk yaitu kebutuhan benih unggul belum
terpenuhi dengan skor tertimbang 0,290.
Perluasan jaringan pasar dapat dilakukan
Analisis lingkungan eksternal menghasilkan
dengan mempertahankan pasar yang sudah
4 (empat) peluang dan 5 (lima) ancaman.
ada dan membuka pasar baru. Peluang pasar
Peluang utama adalah ketersediaan pasar
yang tersedia harus dimanfaatkan sebaik-
yang luas dengan nilai skor tertimbang 0,415.
baiknya. Perluasan pasar perlu dilakukan
Ancaman utama yang berpengaruh adalah
dengan memasuki wilayah pasar baru yang
dampak perubahan iklim dengan nilai skor
potensial seperti Kota Pontianak.
tertimbang 0,273
Peningkatan kualitas produk dapat dilakukan
Strategi yang dapat diterapkan dalam
dengan penanganan pascapanen yang baik,
pengembangan agribisnis padi di Kabupaten
memperbaiki kemasan produk, dan
Kayong Utara adalah menggunakan strategi
melakukan standarisasi produk. Sinergi
kombinasi S-O (Strengths-Opportunities)
antara pemerintah, swasta dan petani
atau strategi yang menggunakan kekuatan
diperlukan dalam upaya pengembangan pasar
untuk memanfaatkan peluang yaitu
dan peningkatan kualitas produk. Kemajuan
mendorong peningkatan produksi melalui
perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan
perluasan areal tanam dan peningkatan
untuk mempromosikan produk. Hal ini
indeks tanam padi, peningkatan dukungan
sejalan dengan penelitian Wardhani (2011)
pemerintah untuk mendorong sistem
yang menyatakan alternatif strategi S-O
pertanian berbasis agribisnis serta
dalam pengembangan komoditas unggulan
memperluas jaringan pasar dan peningkatan
dapat dilakukan melalui perluasan jaringan
kualitas produk.
pemasaran komoditas. Syahrizal (2013)
menyatakan perbaikan kualitas produk dapat Saran
dilakukan melalui penggunaan varietas Saran yang dapat disampaikan dari hasil
unggul yang digemari banyak konsumen. penelitian ini yaitu melakukan intensifikasi
Penggunaan pupuk dan pestisida berimbang padi sawah tadah hujan dengan
dan wajar, tekhnik budidaya tanaman padi meningkatkan indeks pertanaman,
yang benar. Penampilan produk yang baik, menggunakan lahan yang belum
menarik dan nilai guna tinggi untuk mencapai dimanfaatkan untuk perluasaan areal tanam
tujuan yang diharapkan. padi, dan memperluas jaringan pemasaran.
Kesimpulan Peningkatan kualitas produk melalui
penanganan pascapanen dan kemasan yang
Analisis lingkungan internal yang
baik agar mampu bersaing dengan beras dari
mempengaruhi pengembangan agribisnis
luar daerah.
padi di Kabupaten Kayong Utara
Dibutuhkan adanya dukungan
menghasilkan 4 (empat) kekuatan dan 5
Pemerintah Daerah dan pengawasan terhadap
(lima) kelemahan. Kekuatan utama yang
seluruh stakeholder dalam penerapan strategi
dimiliki adalah padi merupakan komoditas
pengembangan agribisnis padi sawah tadah
utama yang diusahakan dengan nilai skor
hujan di Kabupaten Kayong Utara.
tertimbang 0,448. Kelemahan utama yang
Daftar Pustaka Pemberdayaan Kelompok Tani.
Bogor: STTP Bogor.
Ardito Atmaka Aji, Arif Satria, dan Budi
Hariono. (2014). Strategi Setiawan, O., 2017. Strategi Pengembangan
Pengembangan Agribisnis Komoditas Usaha Pada Industri Kerupuk Basah
Padi dalam Meningkatkan di Kecamatan Putusibau Selatan
Ketahanan Pangan Kabupaten Kabupaten Kapuas Hulu, Pontianak:
Jember. Jurnal Manajemen dan Universitas Tanjungpura
Agribisnis. Susilawati. (2017). Strategi Pengembangan
BPS Kabupaten Kayong Utara. (2017). Agribisnis Padi di Kecamatan Tebas
Kayong Utara Dalam Angka. Kabupaten Sambas . Sambas:
Sukadana: Badan Pusat Statistik. Politeknik Negeri Sambas.
Cholid, I. (2012). Analisis Sektor Unggulan Syahrizal, B. (2013). Strategi Pengembangan
Perekonomian Dan Komoditi Agribisnis Padi Melalui
Pertanian Di Kabupaten Kayong Pembangunan Rice Estate di
Utara. Pontianak: Universitas Kabupaten Kubu Raya . Pontianak:
Tanjungpura. Jurnal Social Economic of
David, F. (2006). Manajemen Strategis. Agriculture.
Konsep. New Jersey: Prentice Hall Sadik Ihsan dan Artahnan Aid. (2011).
Inc.
Analisis SWOT untuk Merumuskan
Elizabeth, R., 2011. Strategi Pencapaian Strategi Pengembangan Komoditas
Diversifikasi dan Kemandirian Karet di Kabupaten Pulang Pisau
Pangan: Antara Harapan dan Kalimantan Tengah. Universitas
Kenyataan, Bogor: Pusat Analisis Lambung Mangkurat.
Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Pertanian. Wardhani, D. K. (2011). Strategi
Pengembangan Komoditi Pertanian
Rangkuti, F. (2016). Analisis SWOT: Teknik
di Kecamatan Baureno Kabupaten
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.
Bojonegoro. Surakarta: Universitas
Gramedia Pustaka Utama.
Sebelas Maret.
Setiawati, A. (2007). Pengembangan
Agribisnis Padi Sawah Melalui

Anda mungkin juga menyukai