Anda di halaman 1dari 10

Jurnal S.

Pertanian 1 (3) : 203 – 204 (2017)

ANALISIS USAHA TANI TANAMAN PANGAN JAGUNG DI KECAMATAN


JULI KABUPATEN BIREUEN

Mardani1, T. M. Nur2, Halus Satriawan2


1
Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim
2
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen pada bulan


Januari – bulan Maret 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui menganalisis
pendapatan dan kelayakan usahatani jagung di Kecamatan Juli. Metode yang
digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini, adalah metode analisis
kuantatif yaitu data yang di peroleh dari penelitian dalam bentuk angka yang disusun
dengan tabelaris selanjutnya akan dibahas dan dianalisis dengan model persamaan-
persamaan yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Usahatani
jagung di Kecamatan Juli layak diusahakan karena total penerimaan petani jagung di
daerah penelitian sebesar Rp.63.396.79,- per Ha dan total biaya sebesar Rp.
4.654.321,- per Ha. Sehingga diperoleh total pendapatan sebesar Rp. 3.498.335,1,-
per Ha. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha (R/C), yaitu perbandingan
Pendapatan dengan total biaya produksi yang lebih besar dari nol, yaitu memiliki
angka perbandingan 1,36, atau 1,36 > 1, maka dapat disimpulkan bahwa Usaha Tani
Jagung Di Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen dapat dikatakan menguntungkan dan
layak dijalankan.
Kata Kunci : Analisis Usaha, Keuntungan, Kelayakan Usaha dan Usaha Tani
Jagung.

PENDAHULUAN cukup besar terhadap pertumbuhan


Latar Belakang ekonomi nasional. Peranan tanaman
Sub sektor tanaman pangan pangan telah terbukti secara empiris,
sebagai bagian dari sektor pertanian baik dikala kondisi ekonomi normal
memiliki peranan yang sangat penting maupun saat menghadapi krisis,
dalam ketahanan pangan nasional, (Rejeki 2006).
pengentasan kemiskinan, penyerapan Jagung adalah komoditas
tenaga kerja dan penerimaan devisa, pangan terpenting setelah padi dan
serta menjadi penarik bagi palawija.Produk tanaman Jagung
pertumbuhan industri hulu dan dimanfaatkan sebagaibahan baku
pendorong pertumbuhan untuk industri industri makanan seperti tepung, susu,
hilir yang memberikan kontribusi gula,makanan ringan dan pakan ternak.
Tabel.1 Luas lahan pertanian dalam Kabupaten Bireuen.

Luas Lahan
Kecamatan Luas Panen(Ha) Produksi/(Ton)
Jagung/(Ha)
(1) (2) (3) (4)
01 Samalanga 28 10 27

203
02 Simpang, Mamplam 34 4 11
03 Pandrah 13 2 5
04 Jeunieb 76 3 8
05 Peulimbang 18 - -
06 Peudada 357 187 576
07 Juli 95 54 174
08 Jeumpa 180 119 393
09 Kota Juang 19 2 6
10 Kuala 7 8 21
11 Jangka 11 15 40
12 Peusangan 108 108 350
13 Peusangan Selatan 50 37 98
Peusangan Sb,
14 38 8 19
Krueng
15 Makmur 10 4 11
16 Gandapura 35 - -
17 Kuta Blang 70 7 19
Jumlah 1 149 568 1 758
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen 2012.
Data pada Tabel 1 maksimalkan dengan ketersediaan
menunjukkan bahwa luas lahan jagung lahan bukan jagung di Kecamatan
dalam wilayah Kabupaten Bireun pada tersebut. Sehingga ketergantungan
tahun 2013 adalah 1 149 Ha, luas lahan konsumsi penduduk memungkinkan
pertanian bukan jagung yaitu 24 311 untuk di antisipasi. Data mengenai
Ha dan total luas lahan pertanian tanaman pangan di Kecamatan Juli
adalah 25 460 Ha Kecilnya lahan dapat di lihat pada tabel berikut:
jagung di Kecamatan Juli dapat di
Tabel 2. Tanaman, Luas lahan, Luas panen, Produktivitas dan Produksi tanaman
pangan Kecamatan Juli.
Luas Luas
No Tanaman Tanam/Ha Panen/Ha Produktivitas Produksi

1 Padi 1 008 707 51,34 3 630


2 Kedelai 1 927 2 019 16,20 3 271
3 Jagung 83 76 33,03 251
4 Kacang tanah 14 13 17,69 23
5 Kacang hijau 105 86 18,02 155
6 Ubi kayu 24 38 182,11 692
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bireuen 2012.
Kecamatan Juli merupakan pengembangan tanaman pangan.
salah satu daerah yang mampu untuk Permasalahannya adalah petani masih
menjadi sentra penanaman dan belum mengalokasikan faktor-faktor

204
produksi secara efisien dan efektif. Kecamatan Peusanagan Selatan yang
Oleh karena itu dibutuhkan memiliki potensi untuk dikembangkan,
pengkombinasian penggunaan faktor maka penulis terdorong untuk
produksi diantaranya, benih, pupuk, melakukan penelitian mengenai faktor-
pestisida, dan tenaga kerja. faktor apa saja yang mempengaruhi
Kegiatan usahatani memiliki produksi dan efisiensi dari penggunaan
tujuan untuk meningkatkan faktor-faktor produksi yang dimiliki
produktivitas agar keuntungan menjadi tersebut dengan menganalisis
lebih tinggi. Produksi dan produktivitas pendapatan yang diperoleh dari
tidak lepas dari faktor-faktor produksi kegiatan usahatani tanaman pangan
yang dimiliki petani untuk tersebut.
meningkatkan produksi hasil panennya.
Rendahnya pendapatan yang diterima METODE PENELITIAN
karena tingkat produktivitas tenaga Waktu dan Tempat Penelitian
kerja rendah. Faktor-faktor produksi Waktu penelitian di lakukan
yang dimiliki petani umumnya sejak bulan Januari – Maret 2014.
memiliki jumlah yang terbatas tetapi Lokasi yang dipilih untuk
disisi lain petani juga ingin melaksanakan penelitian ini adalah
meningkatkan produksi usahataninya. Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen.
Hal tersebut menuntut petani untuk Pemilihan lokasi dilakukan secara
menggunakan faktor-faktor produksi sengaja (purporsive) dengan
yang dimiliki dalam pengelolaan pertimbangan bahwa Kecamatan
usahatani secara efisien. Salah satu cara tersebut merupakan salah satu daerah
yang dapat digunakan untuk penghasil jagung di Kabupaten
mengetahui penggunaan faktor Bireuen.Metode penelitian ini
produksi usahatani secara efisien yaitu menggunakan data primer dan data
dengan menghitung efisiensi secara sekunder.
alokatif.
Efisiensi alokatif menujukkan Metode Penelitian
hubungan antara biaya dan output, Data primer akegiatan yang
dimana efisiensi alokatif tercapai dilakukan responden, dengan
apabila petani mampu memaksimalkan menggunakan daftar pertanyaan
keuntungan yaitu menyamakan nilai (kuisioner) yang telah disiapkan
produk marginal setiap faktor produksi sebelumnya. Data sekunder juga
dengan harganya. dengan mengetahui diperoleh dari bahan-bahan rujukan
penggunaan faktor-faktor produksi seperti : literatur, jurnal, artikel, dan
yang optimal maka dapat tercapai buku-buku yang berhubungan dengan
keuntungan maksimal dengan penelitian. Data sekunder berupa data
penggnaan biaya sekecil-kecilnya. analisis eksternal pdiperoleh dari
Pencapaian efisisnsi secara dokumen lokasi penelitian, makalah
alokatif dapat dilakukan apabila petani seminar, dan data-data statistik dari
telah mengetahui faktor produksi apa instansi terkait seperti Badan Pertanian
yang berpengaruh pada usahatani Perkebunan Perikanan dan Kehutanan
pangan di Kecamatan Peusangan (BP3K).
Selatan. Berdasarkan uraian tersebut
serta ditunjang dengan keberadaan

205
Data Primer serangkaian pertanyaan yang
a.Pengamatan berkenaan dengan tanaman jagung
Suatu metode yang dilakukan yang diajukan kepada petani jagung
untuk memperoleh informasi terhadap yang ada diKecamatan Juli.
tanaman yang akan diteliti dengan
melihat dan mengamati secara Data sekunder.
langsung ditempat yang telah Data sekunder adalah data yang
ditentukan. diperoleh dari studi kepustakaan serta
instansi pemerintah yang terkait dalam
b. Wawancara penelitian ini.
Merupakan suatu metode yang
dilakukan dengan mengadakan Populasi dan Sampel
komunikasi dan pengamatan langsung Jumlah populasi dalam
untuk memperoleh data penanaman penelitian ini sejumlah 36 desa. Dalam
jagung yang lebih baik. satu desa diambil petani sampel jagung
c.Pertanyaan (Quistioner) 10%. Total petani sampel 4 Desa.
Merupakan daftar pertanyaan Jumlah petani pemilik lahan penggara
yang dibuat dengan berisikan yang menanam jagung.
No Desa Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1. Juli Payaru 41 4
2. Juli Tgk dilampoh 92 9
3. Pante baroe 170 17
4. Bunyet 103 10
Jumlah 406 40

Penarikan sampel berpedoman 1. Untuk menganalisi hipotesis


pada pendapat Arikunto, (2006) bahwa: yang pertama digunakan model
“Apabila populasi kurang dari 100, sebagai berikut:
lebih baik diambil semua, tetapi jika TR = P x Q
jumlah populasi besar dapat diambil Dimana:
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, TR= Penerimaan Total
dalam penelitian ini sampel diambil (Total Revenue).
sebesar 10%. P = Harga (Price).
Q = Kuantitas.
Metode Analisis Data 1. Pendapatan usahatani (net farm
Untuk menganalisis data dalam income) didefinisikan sebagai
penulisan skripsi ini, penulis selisih pendapatan kotor
menggunakan metode analisis kuantatif usahatani dan pengeluaran total
yaitu data yang di peroleh dari usahatani. Pendapatan selisih
penelitian dalam bentuk angka yang usahatani dapat digunakan untuk
disusun dengan tabelaris selanjutnya mengukur imbalan yang
akan dibahas dan dianalisis dengan diperoleh di tingkat keluarga
model persamaan-persamaan yang petani dari segi penggunaan
telah ditentukan. faktor-faktor produksi kerja,
pengelolaan dan modal

206
(soekartawi, 1986). Jadi dan pengalaman dalam berusahatani
pendapatan usahatani dapat jagung. Keadaan dari karakteristik
dirumuskan sebagai berikut: petani akan sangat mempengaruhi
π = TR – TC kemampuan dalam mengelola
π = Pendapatan usahatani (Rp) usahataninya. Semakin merata keadaan
TR = Total Penerimaan (Rp) karakteristik dari petani sampel akan
TC = Total Biaya (Rp) semakin baik pelaksanaan usahatani
disuatu daerah, demikian juga
sebaliknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum 3.Responden Berdasarkan Golongan
1. Geografis Wilayah Penelitian Umur
Kecamatan Juli merupakan Umur merupakan salah satu
salah satu kecamatan yang potensial di faktor yang mempengaruhi petani
kawasan Bireuen. Secara geografis dalam menjalankan usahanya. Umur
Kecamatan Juli terletak pada garis petani akan mempengaruhi
4º,54’ – 5º,21’ – Lintang Utara dan kemampuan fisik bekerja dan cara
96º,20’ - 97º, - 21’ Bujur Timur. berfikir. Petani yang lebih muda
Kecamatan Juli memiliki luas daerah biasanya cendrung lebih agresif dan
21.208 ha, terdiri dari 4 mukim dan 36 lebih dinamis dalam berusahatani jika
desa. dibandingkan dengan petani yang lebih
Kecamatan Juli memiliki batas- tua. Mereka cendrung melakukan
batas daerah, yaitu sebagai berikut : perubahan-perubahan dalam
- Sebelah Utara : Kecamatan Kota berusahatani guna meningkatkan
Juang produksi dan nilai pendapatannya.
- Sebelaha Selatan : Kabupaten Bener Namun demikian umumnya petani
Meriah yang lebih tua mempunyai minat yang
- Sebelah Barat : Kecamatan Jeumpa lebih besar dalam berusahatani
dan Peudada dibandingkan dengan yang lebih muda,
- Sebelaha Timur : Kecamatan karena memiliki pengalaman yang
Peusangan dan Peusangan Selatan lebih lama dan cukup teruji, untuk
lebih jelas mengenai keadaan
2. Karakteristik Responden karakteristik petani berdasarkan
Karakteristik petani sampel golongan umur dapat dilihat pada tabel
usahatani jagung dalam penelitian ini berikut :
berdasarkan umur, tingkat pendidikan,

Tabel 2. Karateristik Petani Responden Menurut Golongan Umur di KecamatanJuli.


Golongan Umur Jumlah Jiwa Persentase
25 – 35 5 12,5%
36 – 45 11 27,5%
46 – 55 17 42,5%
56 – 65 7 17,5%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data Primer, 2014

207
Tabel di atas menunjukkan Tingkat pendidikan merupakan
bahwa 42,5% petani sampel yang faktor yang dapat menunjang dalam
tergolong usia produktif untuk bekerja penyerapan teknologi ataupun inovasi
sedangkan yang usia yang tidak baru dalam bidang pertanian. Tingkat
produktif hanya 12,5% saja. Menurut pendidikan yang rendah akan
Sofa (2008) umur produktif untuk menyebabkan lambatnya daya serap
bekerja di negara-negara berkembang petani terhadap perkembangan
umumnya adalah 15 sampai 55 tahun, teknologi sehingga terjadi kesulitan dan
artinya kemampuan untuk bekerja lebih butuh waktu yang lama dalam
baik dari usia lanjut dan anak-anak mengadopsi inovasi yang baru.
serta dalam berusahatani kemungkinan Sebaliknya petani yang berpendidikan
untuk menigkatkan hasil masih dapat tinggi cendrung mudah menerima suatu
ditingkatkan bila disertai kemauan dan perubahan untuk perbaikan usahatani
usaha. Dengan demikian dapat yang ditekuninya, untuk lebih jelas
dikatakan bahwa umur petani sampel mengenai tingkat pendidikan
daerah penelitian tergolong dalam berusahatani petani sampel daerah
angka produktif sebesar 42,5%. penelitian dapat dilihat pada tabel
Responden Menurut Tingkat berikut :
Pendidikan
Tabel 3. Karakteristik petani sampel menurut tingkat pendidikan pada usahatani
Jagung diKecamatan Juli.
Pendidikan Jumlah Jiwa Persentase
SD 7 17,5%
SMP 8 20%
SMA 19 47,5%
P.T. 6 15%
Jumlah 40 100%
Sumber : Data Primer, 2014
Responden Menurut Pengalaman petani dan menigkatkan system
Berusaha Tani berusahatani yang lebih baik. Untuk
Tingkat pengalaman lebih jelas mengenai petani sampel
berusahatani juga berpengaruh menurut pengalaman dalam
terhadap tingkat kemampuan dalam berusahatani dapat dilihat pada tabel
berusahatani. Pengalaman berusahatani berikut :
juga dapat menambah keterampilan
Tabel 4. Karakteristik Responden Menurut Pengalaman Berusahatani Pada Usaha
tani Jagung Di Kecamatan Juli Tahun 2012
Pengalaman Berusahatani Jumlah Jiwa Persentase
0 – 10 7 17,5
11 – 20 9 22,5
21 – 30 16 40
31 – 40 8 20
Jumlah 40 100%
Sumber : Data Primer, 2014

208
Tabel diatas menunjukkan untuk tujuan pertanian. Biaya sewa
bahwa pengalaman petani sampel lahan bervariasi menurut luas lahan
dalam berusahtani antara 21 sampai yang akan disewa, semakin luas
dengan 30 tahun sebanyak 16 jiwa atau lahan yang akan ditanami maka akan
40%. Hal ini menunjukkan petani menyebabkan sewa terhadap lahan
sampel mempunyai mempunyai tingkat semakin tinggi, dan menyebabkan
pengalaman yang tinggi dalam biaya untuk produksi akan semakin
berusahataninya, lamanya pengalaman tinggi pula.
berusahatani ini mempengaruhi tingkat - Penyusutan peralatan
kemampuan petani dalam mengelola Dalam usahatani jagung
usaha petani dalam mengelola peralatan yang digunakan adalah
usahataninya secara baik. cangkul dan sprayer. Cangkul
digunakan untuk mengolah lahan,
Hasil Dan Pembahasan yang biasanya memiliki umur
1. Analisis Biaya ekonomis kurang lebih 2 tahun,
Dalam stuktur biaya produksi dengan harga Rp 60.000,- per
dapat dikatagorikan dalam biaya tetap unit.sprayer adalah alat untuk
dan biaya variable. Biaya tetap adalah menyemprot pestisida yang bertujuan
biaya yang jumlahnya tidak berubah untuk mengendalikan gulma/hama
ketika kuantitas output berubah. Biaya yang mengganggu tanaman, dengan
variable adalah biaya yang besar harga Rp 320.000,- per unit dan umur
kecilnya mempengaruhi kuantitas ekonomisnya kurang lebih 8 tahun.
produksi. Adapun biaya tetap yang
a) Biaya tetap FC (Fixed Cost ) dikeluarkan petani dapat dilihat pada
- Sewa lahan tabel berikut :
Adalah biaya yang dikenakan
karena sewa atas lahan yang digarap
Tabel 5. Rata-rata biaya tetap per hektar yang dikeluarkan petani pada usahatani
Jagung di Kecamatan Juli
No Jenis Biaya Tetap Nilai (Rp/Ha)
1 Sewa Lahan 410.000,-
2 Penyusutan Cangkul 14.814.815,-
3 Penyusutan Sprayer 19.753.086,-
Total Biaya Tetap 34.977.901,-
Sumber : Data Primer ,2014
Dari tabel 5 diatas dapat unggul sangat diperlukan untuk
dijelaskan bahwa jumlah biaya tetap mendapat produksi yang tinggi. Bibit
yang dikeluarkan petani jagung dalam yang digunakan petani adalah bibit
satu kali panen per hektarnya adalah jenis Bisi 2, Dengan harga Rp
Rp 1.181.852,- 35.000,-/Kg.
b) Biaya Tidak Tetap -Pupuk
-Bibit Jenis pupuk yang digunakan dalam
Bibit merupakan bahan baku utama kegiatan usahatani ini ada dua
yang akan menghasilkan produksi, macam, diantaranya pupuk kompos
oleh karena itu penggunaan bibit dan pupuk kimia. Adapun pupuk

209
kimia yang digunakan yaitu, pupuk lama jam kerja 2 jam/hari atau 6
urea Rp. 95.000/sak, NPK phonska jam/minggu. Jumlah jam yang
Rp. 125.000/sak dan pupuk ZA digunakan untuk usahatani jagung
dengan harga Rp. 70.000/sak. mulai dari proses pengolahan lahan
-Pestisida/ Insektitisida hingga panen adalah sebesar 24 jam
Pestisida atau insektisida digunakan (± 3 bulan) adalah sebesar Rp
untuk membasmi gulma dan hama 960.000,-per orang.
yang mengganggu tanaman. Pestisida - Biaya Lain-Lain
yang digunakan dengan harga sebesar Biasa disebut sebagai biaya tak
Rp 60.000,-/ liter. terduga, biasanya digunakan apabila
-Upah Tenaga Kerja sewaktu-waktu dibutuhkan dalam
Upah tenaga kerja merupakan balas keadaan darurat misalnya terjadi
jasa yang diberikan kepada buruh tani bencana alam atau kemungkinan-
atas kesediaannya membantu petani. kemungkinan lain yang menimpa
Petani biasanya mengupah tenaga usahataninya. Adapun biaya tidak
kerja disaat menanam dan memanen, tetap yang dikeluarkan petani jagung
upah yang diberikan berkisar Rp dapat dilihat pada tabel berikut ini :
40.000,-per orang, dengan rata-rata
Tabel 6 : Rata-rata biaya tidak tetap per hektar yang dikeluarkan petani pada
Usahatani jagung di Kecamatan Juli
No Uraian Biaya Tidak Tetap Nilai ( Rp )
1 Bibit 34.567.901
2 Pupuk Urea 49.540.741
3 Pupuk ZA 18.251.852
4 Pupuk NPK Phonska 29.985.185
5 PestisidaGramoxone 11.851.852
6 Tenaga Kerja 94.814.815
7 Biaya Lain-lain 13.471.634
Total Biaya Tidak Tetap 25.728.395
Sumber : Data Primer, 2014
Dari tabel 6 diatas dapat Dari pembahasan diatas maka
diketahui bahwa jumlah rata-rata biaya jumlah total biaya dapat dihitung
tidak tetap pada usahatani jagung di sebagai berikut :
Kecamatan juli yaitu penggunaan bibit TC = FC + VC
Rp. 34.567.901,-. Pupuk urea
Rp.49.407.41,-. Pupuk TC = Rp 20.814.815 ,- + Rp
ZARp.18.251.852,-. Pestisida 25.728.395,-
GramoxoneRp. 11.851.852,-. Upah
TC = Rp 46.543.210,-
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
adalah Rp. 94.814.815,-, dan Biaya Jadi total biaya (TC) adalah Rp.
lain-lain senilai Rp. 13.471.634,- 46.543.21,-
Sehingga jumlah total biaya yang
dikeluarkan adalah Rp.25.728.395,-

210
2. Penerimaan Total penerimaan dalam satu kali
Penerimaan merupakan panen per Ha adalah Rp.6.339.679,-
keseluruhan uang yang diterima petani
dari hasil penjualan hasil produk yang 3. Analisis Rasio Penerimaan Atas
di ukur dengan rupiah. Dengan luas Biaya (R/C Ratio)
lahan 1 ha rata-rata produksi 1584,9 kg Analisis rasio penerimaan atas
dengan harga Rp. 4.000,- per kg. biaya (R/C ratio) merupakan salah satu
Adapun penerimaan yang diterima cara untuk mengetahui perbandingan
petani dalam satu kali panen selama antara total penerimaan dan total biaya
tiga bulan adalah Rp. 6.339.679,-. yang dikeluarkan. Rasio total
Secara matematik dapat ditulis sebagai penerimaan atas total biaya
berikut : mencerminkan seberapa besar
TR = Q + P pendapatan yang diperoleh setiap satu
TR = 1584,91975 x Rp. 4.000,- satuan biaya yang dikeluarkan. Untuk
TR = Rp. 6.339.679,- lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7
berikut :
Tabel7 : Keuntungan dan R/C Ratio yang diperoleh petani jagung di Kecamatan Juli
No Uraian Nilai (Rp)
1 Total Penerimaan 6.339.679
2 Total Biaya 4.654.321,-
3 Total Pendapatan/ Keuntungan 34.983.351-
4 R/C Ratio 1.36
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 7 diatas, hasil sebesar Rp.6.339.679,- per Ha dan total
analisis menunjukkan bahwa rasio biaya sebesar Rp.4.654.321,- per Ha.
antara total penerimaan dan total biaya Sehingga diperoleh total pendapatan
sebesar1.36-, lebih besar dari 1, artinya sebesar Rp.34.983.351,- per Ha.
bahwa setiap biaya yang di keluarkan
sebesar Rp. 1,- maka petani akan DAFTAR PUSTAKA
memperoleh penerimaan sebesar Rp. (Anonimous, 2012). Usahatani.
1.36-, hal ini menunjukkan bahwa Departemen Pendidikan dan
hipotesis dalam penelitian ini terbukti Kebudayaan. Direktorat
bahwa usahatani tanaman jagung di Jenderal Pendidikan
Kecamatan Juli. Kabupaten Bireuen (Anonimous,2012). Program
menguntungkan dan layak diusahakan. Pengkajian dan Diseminasi
BPTP Jawa Tengah. Badan
KESIMPULAN Penelitian dan Pengembangan
Berdasarkan hasil kegiatan Pertanian. Departemen
penelitian yang telah dilaksanakan di Pertanian,. Jakarta
Kecamatan Juli dalam usahatani jagung Bambang Widjajanta, 2007. Ekonomi
dapat disimpulkan bahwa Usahatani mikro Seri Sinopsis Pengantar
jagung di Kecamatan Juli layak Ilmu Ekonomi, BPFE.
diusahakan karena total penerimaan Yogyakarta. BPS, 2007. Jawa
petani jagung di daerah penelitian

211
Tengah Dalam Angka, Sukirno, 2010. Skripsi Jurusan Ilmu-
Semarang. ilmu Sosisal Ekonomi
Badan Pusat Statistik, 2012.Tanaman, Pertanian. Fakultas Pertanian.
Luas lahan, Luas panen, IPB Bogor.
Produktvitas dan Produksi Sitanggang, 2008. Analisis Keuntungan
Tanaman Pangan Kecamatan Usahatani Tembakau Rakyat
Juli. dan Efisiensi Ekonomi Relatif
BP3K Kecamatan Juli 2012. Monografi Menurut Skala Luas Lahan
kecamatan Garapan.
Danil, (2002),Laporan Kegiatan Kajian Soekartawi, 2009. Analisis Usahatani.
Perbanyakan Benih Jagung, Penerbit Universitas
Balai Pengkajian Teknologi Indonesia. Jakarta
Pertanian Jawa Tengah. Soekartawi, 2012. Produksi dan Biaya
Hermanto, 2011. Analisis Pendapatan Produksi http://www.
dan Efisiensi Produksi Beritaiptek .com/zberita
Usahatani Jagung Input Rendah Soharjo dan Patong,2010. Analisis
di Kecamatan Tempuran, Keuntungan dan Efisiensi
Kabupaten Karawang. Usaha Tani Belimbing di
Mulyadsi (2011). Prinsip Dasar Kecamatan Demak.
Ekonomi Pertanian – Teori dan Sudiyono 2004.Petunjuk Laboatorium
Aplikasi, PT. Raja Grafindo, Analisis Pangan. Bogor:
Jakarta. IPBPress. 2001. Perubahan
Muhammad (2009) iyono, 2004). Teori sifat kimia pangan selama
Produksi Pada Pertanian. pengolahan. Fakultas
Fakultas Pertanian Universitas Teknologi Pertanian. Bogor:
Indonesia. Jakarta. Institut Pertanian Bogor.
Rejeki,2006. Pengantar Ekonomi
Pertanian. LP3ES. Jakarta.

212

Anda mungkin juga menyukai