Anda di halaman 1dari 11

FACTORS AFFECTING THE EXCHANGE RATE OF CABIUM FARMERS IN

SINEMBAH VILLAGE, TANJUNG MORAWA SUB-DISTRICT, DELI


SERDANG REGENCY
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI TUKAR PETANI UBI
KAYU DI DESA SINEMBAH KECAMATAN TANJUNG MORAWA, KAB DELI
SERDANG

Oki Reza Arya Bima1 , Ainul Mardiyah 2, Surnaherman3

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Universitas Muhammadiya


Sumater Utara
1
Alumni Umsu 2Dosen Unimed, 3Dosen UMSU
ohkirezayabima99@gmail.com

Abstrak

The aims of this research are 1) to find out what factors influence cassava
farmers' exchange rates in the study area. 2) To find out the average exchange rate of
cassava farmers in the study area.
The results of the study are as follows: 1. The calculated F value is 8F
calculated 10.08> F table 2.62 and a significance value of 0.000 (<0.05). From the results
of Excel calculations, it shows that H0 is rejected and H1 is accepted. That is, there is a
simultaneous effect of land area, labor, fertilizer and seeds on the exchange rate of
cassava farmers. 2) The exchange rate for cassava farmers in Sinembah Village is
133.10%, which means that the farmers experience a surplus. This is due to the fact that
the expenditure of farm households which consists of expenditure on farming, other
farming, expenditure on food and non-food has a smaller value than the income of farmer
households. These conditions indicate that cassava farmers are in a state of prosperity

Keywords: Cassava. Exchange rate. Farmer Welfare

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang mempengaruhi nilai tukar petani ubi kayu di daerah penelitian. 2) Untuk
mengetahuirata-rata nilai tukar petani ubi kayu di daerah penelitian.
Hasil penelitian sebagai berikut: 1. Nilai F hitung sebesar 8F hitung 10,08>
F tabel 2,62 dan nilai ssignifikansi 0,000 (<0,05). Dari hasil perhitungan Excel
menunjukan bahwa H0 di tolak dan H1 diterima. Artinya, ada pengaruh yang Simultan
antara luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan bibit terhadap Nilai Tukar Petani Ubi Kayu. 2)
Nilai tukar petani ubi kayu di Desa Sinembah adalah sebesar 133,10% yang berarti petani
mengalami surplus. Hal tersebut disebabkan bahwa pengeluaran rumah tangga petani
yang terdiri dari pengeluaran usahatani, usahatani lain, pengeluaran untuk pangan dan
non pangan bernilai lebih kecil daripada penerimaan rumah tangga petani. Kondisi
tersebut menunjukkan bahwa petani ubi kayu dalam keadaan sejahtera

Kata Kunci : Ubikayu. Nilai Tukar. Kesejahteraan Petani


pertanian dalam arti luas berupa
PENDAHULUAN komoditas pertanian (pangan,
Latar Belakang hortikultura, perkebunan, peternakan
Produksi komoditas pertanian dan perikanan) dengan berbagai
merupakan hasil proses dari lahan pengaruh faktor-faktor produksi.
Produksi hasil komoditas pertanian (on- Semakin tinggi NTP, relatif semakin
farm) sering disebut korbanan produksi sejahtera tingkat kehidupan petani5
karena faktor produksi tersebut Hal tersebut pula yang terjadi di
dikorbankan untuk menghasilkan dalam kegiatan usahatani
komoditas pertanian1 ubikayu.Dimana sektor pertanian masih
Orientasi pembangunan mempunyai peranan tinggi terhadap
pertanian kearah perbaikan pembangunan daerah khususnya
kesejahteraan petani, akan sangat Kabupaten Deli Serdang. Pernyataan
relevan untuk mengkaji dampak tersebut diperkuat dengan tingginya
pembangunan yang dilaksanakan lahan yang digunakan untuk pertanian
terhadap perbaikan kesejahteraan petani, Ubi kayu (Manihot Esculenta
agar dapat menjadi masukan bagi Crantz) merupakan salah satu bahan
pelaksanaan pembangunan pertanian pangan yang utama, tidak saja di
selanjutnya. Salah satu indikator yang Indonesia tetapi juga di dunia. Di
bisa dipakai untuk melihat kesejahteraan Indonesia, ubi kayu merupakan bahan
petani adalah nilai tukar petani (NTP)2. makanan pokok yang ke tiga setelah
NTP merupakan hubungan antara hasil padi-padian dan jagung. Sedangkan
yang dijual petani dengan barang dan untuk konsumsi penduduk dunia,
jasa yang dibeli petani. Dengan kata lainkhususnya penduduk negara-negara
NTP merupakan alat ukur kemampuan tropis, tiap tahun diproduksi sekitar 300
tukar barang-barang (produk) pertanian juta ton ubi kayu.Potensi ubi kayu
yang dihasilkan petani dengan barang sebagai bahan pangan yang penting di
atau jasa yang diperlukan untuk dunia ditunjukkan dengan fakta bahwa
konsumsi rumah tangga petani dan tiap tahun, 300 juta ton ubi-ubian
keperluan dalam memproduksi barang- dihasilkan di dunia dan dijadikan bahan
barang pertanian3 makanan sepertiga penduduk di negara-
Penanda kesejahteraan yang negara tropis.
unik bagi rumahtangga tani praktis tidak Permasalahan umum pada
ada, sehingga NTP menjadi pilihan satu- pertanaman ubi kayu adalah
satunyabagi pengamat pembangunan produktivitas dan pendapatan yang
pertanian dalam menilai tingkat rendah.Rendahnya produktivitas
kesejahteraan petani4. Dengan demikian, disebabkan oleh belum diterapkannya
NTP merupakan salah satu indikator teknologi budidaya ubi kayu dengan
relatif tingkat kesejahteraan petani. benar seperti belum dilakukan
pemupukan6
Tabel 1. Data luas Panen, Produksi dan rata-rata produksi ubi kayu Sumatera
Utara Tahun 2015-2019
Luas Panen Produksi Rata-rata Produksi
Tahun
(ha) (ton) (kw/ha)
2015 32 402 905 571 279,48
2016 37 929 1 091 711 287,83
2017 38 749 1 171 520 302,34
2018 47 141 1 518 221 322,06
2019 42 062 1 383 346 328,88
Sumber : BPS ProvinsiSumateraUtara 2013.Sedangkan pada tahun 2016 luas
2020 panen dan produksi mengalami
Dari tabel diatas dapat dilihat penurunan yang hal ini bisa diakibatkan
luas panen dan produksi ubi kayu di oleh faktor alih fungsi lahan
Sumatera Utara selalu mengalami pertanian.Jumlah luas panen dan
peningkatan dari tahun 2010 – tahun produksi tertinggi terdapat pada tahun
2018 yakni sebesar 47.141 Ha dengan ubi kayu terbesar di Sumatera
hasil produksi 1.518.221 ton. Sedangkan Utara.Salah satu daerah yang
untuk luas lahan panen dan produksi memproduksi ubi kayu di Kabupaten
terendah terdapat pada tahun 2015 yakni Deli Serdang adalah Kecamatan
luas panen sebesar 32.402 Ha dengan Tanjung Morawa. Berikut disajikan data
hasil produksi 905.571 ton. produksi ubi kayu di Kecamatan
Kabupaten Deli Serdang Tanjung Morawa:
merupakan salah satu sentara produksi
Tabel 2. Data Produksi Ubi Kayu Kecamatan Tanjung Morawa Tahun2015 – 2019
Ubi Kayu Luas Lahan
Tahun
(Ton) (Ha)
2015 18564 687,56
2016 20088 744
2017 28768 1065,48
2018 11274 417,56
2019 10174 376,81
Sumber:BPSTanjung Morawa2020
Dari tabel diatas dapat dilihat ubikayu. Pada penelitian salina ginting
bahwa produksi ubi kayu di Kecamatan (2018) dalam penelitian menunjukkan
Tanjung Morawa dari tahun 2015-2017 Hasil analisis menunjukkan bahwa luas
terus mengalami kenaikan. Peningkatan lahan, harga jual, harga pupukdan
produksi ubi kayu dari tahun 2015-2017 jumlah tanggungan keluarga secara
di sebabkan oleh ikut sertanya serempak dan parsial
penambahan input produksi, terutama berpengaruhsignifikan terhadap nilai
penambahan luas lahan tanam ubi kayu tukar petani ubi kayu. Rata-rata nilai
di Kecamatan Tanjung Morawa, tukar petani ubikayu adalah sebesar
sehingga menyebabkan peningkatan 101,43% sehingga petani mengalami
produksiubi kayu dari tahun ketahun. surplus. Secara umumpendapatan petani
Sedangkan penurunan produksi ubi kayu ubi kayu di daerah penelitian lebih
pada tahun 2018 disebabkan oleh rendah dari upah minimumregional
adanya penurunan luas lahan menjadi sehingga petani masih belum sejahtera.
417,56 (ha).Hal ini bisa disebabkan oleh Desa Sinemba kecamatan
adanya alih fungsi lahan pertanian. Tanjung Morawa merupakan salah satu
Dengan demikian NTP desa yang terletak dikawasan Kabupaten
merupakan salah satu indikator yang Deli Serdang.Namun kenyataannya
dapat dijadikan acuan dalam sekarang ini kita belum mencapai atau
menentukan arah kebijakan telahmeninggalkan swasembada, baik
pertanian.NTP adalah rasio indeks harga pangan maupun bukan pangan,
yang diterima petani dengan indeks produktivitasmasih rendah, dimana
harga yang dibayar oleh petani.Secara menurut penyuluhan setempat rata-rata
konsep, NTP adalah mengukur produktivitas ubi kayu di Desa
kemampuan tukar produk pertanian Sinembah sebesar 20 ton/ha, hal ini
yang dihasilkan petani dengan barang lebih rendah dibanding rata-rata
atau jasa yang dikonsumsi oleh rumah produktivitas di Deli Serdang sehingga
tangga petani dan barang atau jasa yang pendapatan petani masih rendah, impor
diperlukan dalam menghasilkan produk masih tinggi. Hal tersebutmengindikasi
pertanian7 bahwa penting dilakukannya penelitian
Ada beberapa faktor yang untuk menganalisis faktor-faktorapa saja
mempengaruhi nilai tukar petani itu yang mempengaruhi nilai tukar petani,
sendiri diantaranya: Indeks Harga menganalisis rata-rata nilaitukar petani,
Konsumen (IHK), PDB, dan harga
dan menganalisis tingkat kesejahteraan case). Dalam studi kasus, penelitian
petani ubi kayu. yang akan diteliti lebih terarah atau pada
Perumusan Masalah sifat tertentu dan tidak berlaku umum.
Berdasarkan pernyataan yang metode ini dibatasi oleh kasus, lokasi,
diuraikan di atas, penulis merumuskan tempat, serta waktu tertentu dan tidak
beberapa permasalahan sabagai arah bisa disimpulkan pada daerah tertentu
terhadap penelitian yang dilakukan. atau kasus lain.
Adapun permasalahan yang Metode Penentuan Daerah Penelitian
dikemukakan dalam penelitian ini Penelitian ini dilakukan di desa
adalah : Sinemba Kecamatan Tanjung Morawa
1. Untuk menganalisis faktor- dengan para petani ubi kayu sebagai
faktor apa saja yang populasi penelitian. Metode
mempengaruhi nilai tukar pengambilan lokasi tersebut adalah
petani ubi kayu di daerah dengan cara purposive dengan alasan
penelitian karena daerah ini merupakan sentra
2. Untuk menganalisis rata- produksi ubi kayu terbesar ke-3 terbesar
rata nilai tukar petani ubi di Sumatera Utara.
kayu di daerah penelitian. Metode Penarikan Sampel
Populasi dalam pengambilan
Tujuan Penelitian sampel ini adalah seluruh petani ubi
Berdasarkan rumusan masalah kayu yang berjumlah 120KK (kepala
yang telah diuraikan tersebut maka keluarga) yang berada di desa Sinemba
tujuan penelitian dirumuskan sebagai Kecamatan Tanjung Morawa. Metode
berikut: penentuan sampel di desa Sinembah
1. Untuk mengetahui faktor-faktor dilakukan secara metode acak
apa saja yang mempengaruhi sederhanan (Simple random sampling)
nilai tukar petani ubi kayu di yaitu pengambilan sampel dari populasi
daerah penelitian dilakukan dengan secara acak tanpa
2. Untuk mengetahui rata-rata nilai memperhatikan strata yang ada dalam
tukar petani ubi kayu di daerah populasi. Jumlah sampel yang diambil
penelitian. dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
sampel. Karena menurut Roscoe ukuran
Kegunaan Penelitian sampel sebanyak 30 sudah dianggap
1. Sebagai gambaran mengenai layak dalam penelitian8
kondisi Nilai Tukar Petani di Metode Dengumpulan Data
Provinsi Sumatera Utara Data yang dikumpulkan pada
sehingga mendorong petani penelitian ini terdiri dari data primer dan
dalam pengembangan data skunder.Data primer merupakan
usahataninya dan mencapai hasil wawancara langsung kepada petani
pembangunan pertanian. responden dengan menggunakan daftar
2. Sebagai Syarat untuk pertanyaan (kuisioner) yang telah
melakukan penelitian di dipersiapkan.Data sekunder merupakan
Program Studi Agribisnis data pelengkap yang diperoleh dari
Fakultas Pertanian Universitas instansi atau lembaga terkait yang
Muhammadiyah SumateraUtara berhubungan dengan penelitian.
3. Sebagai referensi dan bahan Metode Analisis Data
studi bagi pihak yang Untuk menganalisis rumusan masalah 1
membutuhkan. dianalisis dengan analisis regresi linier
berganda. Data yang di gunakan adalah
METODE PENELITIAN
luas lahan petani, tenaga kerja,
Metode Penelitian
bibit,pupuk dan nilai tukar ubi kayu
Metode penelitian yang
dengan menggunakan persamaan
digunakan adalah studi kasus (study
sebagai berikut:
Y= a+ b1X1 +b2X2 + b3X3 bi
+b4X4+ e t hitung =
se (b¿¿ i)¿
Keterangan :
Dimana :
Y= Nilai Tukar Petani
bi = Koefisien regresi
A= Koefisien intercept
b1-b4 = Koefisien regresi Se = Simpangan Baku (standard
X1 = Luas lahan yang digunakan deviasi)
dalam satu kali produksi (Ha) Jika t hitung>t tabel maka H 0 ditolak H 1
X2 = Tenaga Kerja (HKO) diterima
X3 = Bibit dihitung perbatang Jika t hitung<t tabel maka H 0 diterima H 1
X4 = Pupuk yang digunakan dalam diterima
satu kali produksi (Kg) Hipotesa 2.
e =koefisien regresi Diuji dengan rumus konsep
Untuk menguji variabel tersebut subsisten. Konsep subsisten adalah nilai
apakah berpengaruh secara serempak hasil komoditas yang dihasilkan petani
maka digunakan rumus uji F, yaitu yang mampu ditukarkan dengan
dengan menggunakan rumus: sejumlah barang yang diperlukan petani
jk reg /k−1 untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
F hitung=
sisa sehari-harinya bersama rumah
jk −1 tangganya. Konsep ini dirumuskan
n
Keterangan : berikut:
Jk reg = Jumlah kuadrad regresi
NTP=
∑ Px Qx X 100
Jk sisa = Jumlah variabel PyQy + Pz QZ
n = Jumlah sampel Dimana:
k = Jumlah variabel NTP = Nilai Tukar Petani Ubi
1 = Bilangan Konstanta kayu
Dengan kreteria keputusan: PX= harga ubi kayu yang
H 0=Tidak ada pengaruh penggunaan dihasilkan petani
variabel faktor QX = jumlah ubi kayu yang di
produksi (luaslahan, hasilkan petani
tenaga kerja, harga Py =harga input produksi yang
pupuk,bibit) terhadap dibayar petani
tingkat nilai tukar Qy = Jumlah input produksi
petani. yang dibayar petani
H 1=¿¿Ada pengaruh penggunaan Pz = harga komoditi yang
variabel faktor dibayar petani untuk kebutuhan hidup
produksi.(luas lahan, Qz =jumlah komoditi yang
tenaga kerja, harga dibayar petani untuk kebutuhan hidup
pupuk, bibit) terhadap Defenisidan Batasan Operasional
tingkat nilai tukar 1. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah
petani. perbandingan antara indeks
Jika F hitung> F tabel = maka H 0 ditolak harga yangditerima petani (IT)
dengan indeks harga yang
H 1 diterima taraf kepercayaan 95%
dibayar petani (IB) dalam
Jika F hitung< F tabel= maka H 0 diterima persentase.
H 1 ditolak taraf 2. Usahatani adalah kegiatan yang
kepercayaan 95% melakukan usaha dalam bidang
Untuk menguji keempat pertanian dengan menerapkan
variabel tersebut berpengaruh secara berbagai strategi dalam proses
parsial terhadap tingkat produksi ubi produksi.
kayu digunakan uji t, yaitu: 3. Faktor produksi adalah input
produksi yang harus disediakan
sebelum dan setelah proses Senembahberbeda-beda, disebabkan
kegiatan produksi usahatani karena tingkat kemampuan para petani
berlangsung. yang berbeda-beda.Hal ini juga
4. Lokasi penelitian dilakukan di dipengaruhi oleh variabel-variabel yang
Desa Sinembah, Kecamatan diteliti seperti luas lahan, tenaga kerja,
Tanjung Morawa bibit, pupuk dan pestisida.
5. Sampel petani adalah pelaku Pengaruh Faktor-Faktor Produksi
usahatani ubi kayu (Luas Lahan, Tenaga Kerja, Bibit,
6. Penelitian ini dilakukan mulai Pupuk) Terhadap Nilai Tukar Petani
pada tahun 2022. Ubi Kayu
7. Luaslahan merupakanluas lahan Faktor produksi adalah input
yang digunakanuntuk usahatani produksi seperti Luas lahan, Tenaga
ubi kayu, dimana luas lahan ini kerja, Bibit, Pupuk. Pengolahan
dihitung per Ha. (management) yang akan mempengaruhi
8. Tenaga kerja adalah seluruh produksi. Istilah faktor produksi sering
orang yang bekerja dalam proses juga disebut korbanan produksi, karena
produksi usahatani Ubi kayu faktor produksi atau input dikorbankan
dalam hitungan HKO, dengan untuk menghasilkan produk.Faktor-
waktu kerja delapan jam per faktor produksi adalah faktor yang
hari. mutlak diperlukan dalam produksi
9. Bibit merupakan seluruh jumlah terdiri dari 4 komponen yaitu tanah,
bibit yang digunakan dalam tenaga kerja, modal, dan manajemen10.
proses usahatani Ubi kayu , Sedangkan sarana produksi
dimana jumlah bibit dihitung per adalah sarana yang dibutuhkan dalam
batang. proses produksi terdiri dari Luas lahan,
10. Pupuk adalah seluruh pupuk Tenaga kerja, Pupuk, Bibit, dan
yang diberikan untuk memicu Pestisida. Semua hal diatas pada
pertumbuhan Ubi kayu agar akhirnya akan menentukan output dari
memperoleh hasil produksi yang suatu usahatani yang dilakukan.
maksimal. Dimana jumlah Berdasarkan hasil penelitian di
pupuk yang diberikan dihitung lapangan maka akan diketahui
per Kg. bagaimana pengaruh faktor-faktor
11. Produksi usahatani merupakan produksi terhadap produksi usahatani
hasil dari usahatani Ubi kayu ubikayu. Berikut adalah hasil analisis
dalam satuan Kg. cob douglas yang telah diregresi antara
HASIL DAN PEMBAHASAN faktor-faktor produksi terhadap produksi
Dari hasil penelitian di lapangan ubi kayu di daerah penelitian.
dapat diketahui bahwa produksi yang
dihasilkan oleh petani ubi kayu di Desa
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Luas Lahan, Tenaga Kerja, Bibit, Pupuk
Standard
  Coefficients Error t Stat P-value
Intercept 36.64745725 16.42323 2.23144 0.034855
Luas Lahan 334.1624224 193.7902 2.724351 0.03699
Tenaga Kerja 12.536688161 3.889685 4.65216 0.0520251
Bibit -0.007615468 0.004305 1.76896 0.089101
Pupuk 3.071826638 0.079345 4.905249 0.0373976
Sumber: Data Primer Diolah 2022
Dari tabel di atas dapat Y = 36,64745725a +
diketahui bahwa persamaan fungsi 334.1624224X1 +
regresi sebagai berikut :
12.536688161X2 - kerja sebesar 1 HK meningkatkan nilai
0.007615468X3 + 3.071826638 tukar sebesar 12,53, penambahan pupuk
Dari persamaan regresi linier sebesar 1 Kg maka meningkatkan nilai
berganda di atas diketahui bahwa bahwa tukar petani sebesar 3,07%.
intercept penelitian ini adalah 36,64. Koefisien Determinasi
Nilai ini menunjukanbesarnya nilai tukar Koefisien Determinasi adalah
petani usaha tani ubi kayu akan salah satu uji regresi yang berfungsi
mengalami peningkatan sebesar 36,64 untuk mengetahui seberapa erat
%, ketika luas lahan, tenaga kerja, hubungan antara variabel bebas dengan
pupuk dianggap konstan, yang berarti variabel terikat nilai koefisien regresi
jika ada penambahan luas lahan sebesar dapat dilihat pada kolom R Square pada
1 Ha maka meningkatkan nilai tukar Tabel berikut :
sebesar 334,162, penambahan tenaga
Tabel 4. Nilai Koefisiensi Determinasi Berdasarkan Analisis Regresi Berganda
Regression Statistics
Multiple R 0.8469630795
R Square 0.717346458
Adjusted R Square 0.556121892
Standard Error 28.44828473
Observations 30
Sumber: Data Primer Diolah2022
ISSN:0853-5167 (p); 2338-2007 (e),
Berdasarkan hasil pengolahan Volume 27, No. 2, Agustus 2016, Hal.
data melalui SPSS untuk koefisiensi 66-71)
Determinasi (R2) pada Tabel di atas Uji Serempak atau Bersama Sama
dihasilkan nilai R Square sebesar (Uji F)
0,7173yang artinya menunjukan Uji serempak (Uji F) adalah uji
bahwanilai tukar petani dipengaruhi oleh yang digunakan untuk mengetahui
luas lahan, tenaga kerja, pupuk yaitu signifikasi kontribusi antara variabel
sebesar 71,73 %, Sedangkan sisanya bebas secara keseluruhan dan variabel
28,27% dipengaruhi oleh faktor lain terikat. Untuk mengetahui begaimana
diluar variabel yang diteliti. Faktor kontribusi antara variabel bebas dan
lainya harga jual produk dan hasil terikat pada usahatani ubi kayu dapat
produksi yang dijual.( Jurnal Habitat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 5. Nilai Hasil Uji – F Berdasarkan Analisis Regresi
ANOVA
  df SS MS F Significance F
Regression 4 32641.9 8160.475 10.08331 0.0001
2
Residual 5 20232.62 809.3049
2
Total 9 52874.52      
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
tolak dan H1 diterima.Artinya, ada
Dari hasil Tabel di atas pengaruh yang signifikan antara luas
berdasarkan uji serempak diketahui nilai lahan, tenaga kerja, pupuk terhadap nilai
F hitung sebesar10,08 sedangkan F tabel tukar petani ubi kayu.
diketahui df1 = 5 dan df2 = 24 dengan Pengujian Parsial (Uji t)
taraf kepercayaan 95 % maka F tabel Uji parsial ini dimaksudkan
diperoleh 2,62. Oleh karena itu F untuk mengetahui apakah masing-
hitung10,08> F tabel 2,62. Artinya H0 di masing variabel bebas mempunyai
pengaruh terhadap variabel berpengaruh secara parsial terhadap
terikat.Dalam penelitian ini uji parsial produksi usahatani ubi kayu di Desa
digunakan untuk mengetahui seberapa Senembah. Adapun hasil analisis dapat
jauh Luas lahan, Tenaga kerja, Pupuk dilihat pada Tabel sebagai berikut :
Tabel 6. Koefisien Regresi Pengaruh Penggunaan Faktor- Faktor Produksi
Terhadap NTP
Standard
  Coefficients Error t Stat P-value
Intercept 36.64745725 16.42323 2.23144 0.034855
Luas Lahan 334.1624224 193.7902 2.724351 0.03699
Tenaga Kerja 12.536688161 3.889685 4.65216 0.0520251
Bibit -0.007615468 0.004305 1.76896 0.089101
Pupuk 3.071826638 0.079345 4.905249 0.0373976
Sumber : Data Primer Diolah, 2022
. petani ubi kayu . Nilai coefisient regresi
Hasil perhitungan dengan tenaga kerja dalam penelitian ini ialah
menggunakan program SPSS dapat 12,53, hal ini menunjukan jika terjadi
dilihat bagaimana keterkaitan antara penambahan tenaga kerja sebesar 1
variabel bebas (Luas lahan, Tenaga satuan (1 HK) maka akan meningkatkan
kerja, Pupuk,) secara satu persatu nilai tukar petani sebesar 12,53
dengan variabel terikat Nilai Tukar Bibit
Petani ubi kayu, diperoleh nilai T tabel Berasarkan Tabel di atas untuk
yaitu 2,064 dengan tingkat kepercayaan uji parsial variabel tenaga kerja
95 %. Berikut ini adalah penjelasan diperoleh nilai t-hitung 1,76< t-tabel
keterkaitan antara faktor produksi 2,064 dan sig. 0,089 > 0,05 pada tingkat
dengan produksi usahatani ubi kayu. kepercayaan 95 %, dengan demikian H0
Luas Lahan diterima dan H1 ditolak artinya secara
Berdasarkan Tabel di atas untuk parsial penggunaan variabel bibit tidak
uji parsial variabel Luas lahan diperoleh berpengaruh nyata terhadap nilai tukar
nilai t-hitung 2,72> t tabel 2,064 dan sig. petani ubi kayu . Nilai coefisient regresi
0.034< 0,05 pada tingkat kepercayaan bibit dalam penelitian ini adalah0,007,
95% dengan demikian H0 ditolak dan H1 hal ini menunjukan jika terjadi
diterima artinya secara parsial penambahan bibit sebesarsatu
penggunaan variabel Luas lahan satuanmaka akan menurunkannilai tukar
berpengaruh nyata terhadap Nilai Tukar petani sebesar 0,07%
Petani Ubi kayu.Nilai koefisien regresi Pupuk
luas lahan dalam penelitian ini adalah Berdasarkan Tabel di atas untuk
334,162. Hal ini menunjukan bahwa uji parsial variabel pupuk diperoleh nilai
setiap penambahan penggunaan luas t-hitung 4,90< t-tabel 2,064 dan sig.
lahan sebesar 1 ha maka akan 0.03<0,05 pada tingkat kepercayaan 95
meningkatkan nilai tukar sebesar %, dengan demikian H1 diterima dan H0
334,162 ditolak artinya secara parsial
Tenaga Kerja penggunaan variabel pupuk berpengaruh
Berdasarkan Tabel di atas untuk nyata terhadap nilai tukar petani ubi
uji parsial variabel tenaga kerja kayu . Nilai coefisien regresi
diperoleh nilai t-hitung 4,65< t-tabel penggunaan pupuk dalam penelitian ini
2,064 dan sig. 0.036<0,05 pada tingkat ialah 3,07, hal ini menunjukan jika
kepercayaan 95 %, dengan demikian H 1 terjadi penambahan pupuk sebesarsatu
diterima dan H0 ditolak artinya secara satuanmaka akan meningkatkan nilai
parsial penggunaan variabel tenaga kerja tukar petani sebesar 3,07%.
berpengaruh nyata terhadap nilai tukar Tingkat Nilai Tukar Petani Ubi Kayu
Nilai tukar petani (NTP) usahatani dan biaya pengeluaran petani
menunjukkan tingkat kesejahteraan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari:
petani dimana semakin tinggi NTP maka berikut ditampilkan nilai dari masing-
petani semakin sejahtera. Petani masing indikator tersebut:
dinyatakan sejahtera apabila NTP Penerimaan
bernilai lebih dari 100 dan sebaliknya Penerimaan usahatani ubi
apabila NTP dibawah 100 maka petani kayuadalah perkalian antara hasil
tersebut tidak sejahtera. Untuk produksi dengan harga jual.Untuk lebih
menghitung nilai tukar aspek yang memperjelas penerimaan yang diperoleh
paling penting harus diketahui adalah oleh petani dari kegiatan budiya dapat
nilai penerimaan dari suatu kegiatan dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Penerimaan Usahatani ubi kayu per musim
Uraian Rata-Rata
Produksi Rp.19.693/Kg
Harga Rp.1.667/Kg
Penerimaan Rp. 32.885.167
Sumber : Data Primer diolah 2022
Berdasarkan data pada tabel di Biaya produksi adalah semua
atas dapat dilihat total penerimaan pengeluaran yang diperlukan untuk
usahatani ubi kayu adalah sebesar Rp. menghasilkan sejumlah produk tertentu
32.885.167 dengan skala luas lahan 0,66 dalam satu kali proses produksi. Biaya
ha dengan waktu produksi produksi dapat digolongkan atas dasar
permbusimnya selama 9,5 bulan. Total hubungan perubahan volume produksi,
produksi yang diperoleh petani selama yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
musim panen adalah sebesar 19.693Kg Berikut adalah rincian total biaya
dengan rata-rata harga jual Rp1.667/Kg. usahatani permusimnya yaitu dengan
Biaya Produksi periode waktu selama 9,5 bulan.
Tabel 8. Total Biaya Usahatani
No Uraian Biaya rata-rata (Rp)
Biaya Tetap
1 Sewa Lahan 3.275.000
Biaya Tidak Tetap
2 Pupuk 1.211.633
3 Pestisida 411.067
4 Tenaga Kerja 2.430.667
5 Bibit 1.068.210
Total Biaya 8.396.577
Rp.2.430.667 dan biaya bibit Rp.
Berdasarkan data pada tabel 1.068.210
diatas dapat dilihat bahwa total biaya Pengeluaran
usahatani per musimmnya nya adalah Dalam penelitian ini
sebesar Rp.8.396.577, biaya ini terdiri pengeluaran yang dikeluarkan oleh
dari biaya tetap sebesar 3.275.000. tota petani adalah pengeluaran untuk
biaya variable yang dikeluarkan oleh memenuhi kebutuhan pokok petani
pelaku usaha pertahunnya adalah seperti pembelian pangan (beras) dan
sebesar Rp. 5.345.638 Ha/tahun, biaya lauk pauh. Dari hasil penelitian berikut
ini terdiri dari biaya pembelian pupuk di tampilkan data pengeluaran petani
sebesar Rp.1.211.633, biaya pembelian untuk pemenuhan kebutuhan pokok
pestisida sebesar Rp.411.067 dan biaya selama priode musim panen:
penggunaan tenaga kerja sebesar
Tabel 9. Pengeluaran Petani Untuk Pemenuhan Kebutuhan Pokok
Nomor Rincian Nilai (Rp)
1 Pengeluaran Perbulan 1.683.017,579
2 Pengeluaran Permusim 15.988.667,000
adalah biaya dikeluarkan oleh petani
Dari tabel diatas dapat dilihat untuk membeli beras dan lauk pauk.
total pengeluaran petani untuk Setelah masing-masing
pemenuhan kebutuhan pokoknya indikator telah diketahui nilainya maka
perbulannya adalah sebesar Rp. tahapan selanjutnya adalah
1.683.017,579. Sementara total penghitungan nilai tukar petani ubi kayu
pengeluaran selama musim panen adalah di daerah penelitian untuk lebih jelasnya
sebesar Rp. 15.988.667 pengeluaran ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 10. Nilai Tukar Petani Ubi Kayu
Nomor Rincian nilai (Rp)
1 Penerimaan Petani 32.885.167
2 Total Biaya 8.695.740
3 Pengeluaran Petani 15.988.667
Nilai Tukar Petani (%) 133,10
Sumber: Data Primer Diolah 2022
Hasil analisis menunjukkan sebesar 133,10% yang
bahwa nilai tukar petani ubi kayu di berarti petani mengalami
Desa Sinembah adalah sebesar 133,10% surplus. Hal tersebut
yang berarti petani mengalami surplus. disebabkan bahwa
Hal tersebut disebabkan bahwa pengeluaran rumah tangga
pengeluaran rumah tangga petani yang petani yang terdiri dari
terdiri dari pengeluaran usahatani, pengeluaran usahatani,
usahatani lain, pengeluaran untuk usahatani lain, pengeluaran
pangan dan non pangan bernilai lebih untuk pangan dan non
kecil daripada penerimaan rumah tangga pangan bernilai lebih kecil
petani. Kondisi tersebut menunjukkan daripada penerimaan rumah
bahwa petani ubi kayu dalam keadaan tangga petani. Kondisi
sejahtera. tersebut menunjukkan
bahwa petani ubi kayu
KESIMPULAN DAN SARAN dalam keadaan sejahtera..
Kesimpulan Saran
1. Nilai F hitung sebesar 8F 1. Disarakan kepada petani
hitung 10,08> F tabel 2,62 untuk semakin
dan nilai ssignifikansi 0,000 mengembangkan usahanya
(<0,05). Dari hasil mengingat usahatani
perhitungan Excel ubikayu untuk dilakukan.
menunjukan bahwa H0 di Pengembangan usaha dapat
tolak dan H1 diterima. dilakukan dengan cara
Artinya, ada pengaruh yang penambahan modal agar
Simultan antara luas lahan, bisa meningkatkan
tenaga kerja, pupuk dan produksi.
bibit terhadap Nilai Tukar 2. Sebaiknya pemerintah
Petani Ubi Kayu. mebuat kebijakan
2. Nilai tukar petani ubi kayu pemberian bantuan modal
di Desa Sinembah adalah kepada masyarakat yang
berniat untuk melakukan
usahatani ubi kayu

DAFTAR PUSTAKA
1. Rukmana R. 2007. Bertanam Petsai
dan Ubi kayu. Yogyakarta : Kanisus.

2. Indraningsih, S. K. (2010). Kinerja


Penyuluh dari Perspektif
Petani danEksistensi Penyuluh
Swadaya Sebagai Pendamping
Penyuluh Pertanian.Jurnal
Analisis Kebijakan Pertanian,
No. 8. Vol. 4.
3. Lestari, 2009). Berkebun Sayuran
Hidroponik di Rumah.
Jakarta :Prima Info Sarana.

4. Simatupang dan Maulana. 2008. Kaji


Ulang Konsep dan
Pengebangan nilai. Tukar
Petani Tahun 2003-2006.
Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan. LIPI.

5. Mubyarto, 2000. Pengantar Ekonomi


Pertanian. Bumi
Aksara :Jakarta.
6. Djojosumarto, Panut. 2008. Teknik
Aplikasi Pestisida Pertanian.
Yogyakarta : Kanisius.
7. Suwahyono, Untung. 2011. Petunjuk
Praktis Penggunaan Pupuk
Organik Secara. Efektif Dan
8. Sugiyono, 2012. etode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan
R&B. Bandung: Alfabeta.
9. Arikunto 2010. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Efisien.
Jakarta: Penebar Swadaya.
10. Thamrin, M., Mardhiyah, A., &
Marpaung, S. E. (2015).
Analisis usahatani ubi kayu
(Manihot utilissima).
AGRIUM: Jurnal Ilmu
Pertanian, 18(1).
.

Anda mungkin juga menyukai