PENDAHULUAN
Tanaman padi merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan
Sulawesi Selatan Indonesia. Kabupaten ini berasal dari pemekaran dari Kabupaten
Luwu Utara, yang di sahkan dengan UU no 7 tahun 2003 pada tanggal 25 februari
2003, Yang menjadikan Malili sebagai Ibu Kota dari Kabupaten Luwu Timur.
Kabupaten ini terletak di ujung utara teluk Bone, yang memiliki luas wilayah
Pada tahun 2011 skala perekonomian Luwu Timur yang di tunjukkan besarnya
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sudah sekitar
13,83 triliun rupiah dan terus meningkat menjadi 19,21 triliun rupiah di tahun
2015. Pada tahun 2016, PDRB harga berlaku Luwu Timur sedikit mengalami
padi, sebagai sumber pangan pokok bagi masyarakat. Dengan demikian dalam hal
1
2
Berikut adalah data Luas lahan dan Produksi padi di Kabupaten Luwu Timur:
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Luas lahan dari tahun 2014 sampai
Akan tetapi jika dilihat dari peningkatan Luas lahan dari data tersebut, hasil
bagian Wilayah dari Kabupaten Luwu Timur, Sebagian besar masyarakat di Desa
meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani dengan kata lain hasil produksi
seperti penggunaan alat dan mesin pertanian, pengendalian hama dan penyakit
masyarakat tidak tergantung pada satu jenis komoditi pangan saja yaitu padi.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa luas lahan dan hasil produksi padi di Desa
lahan merupakan faktor kunci dalam usaha pertanian, semakin luas lahan yang
digarap atau ditanami maka akan semakin besar jumlah yang akan dihasilkan oleh
lahan tersebut (Rahim, 2007). Ketika Luas lahan padi setiap tahunnya berkurang,
berkurang, maka akan mempengaruhi produksi yang akan diperoleh petani, dan
ketika hasil produksi padi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan maka
pendapatan petani juga akan menurun seiring dengan harga yang dipasaran yang
Logikanya, jika harga dipasar rendah maka harga beli dari petani juga rendah. Ini
membuat keuntungan yang akan diperoleh petani semakin kecil mengingat Biaya
produksi tanam yang semakin tinggi. Dimana faktor Biaya produksi ini tentu saja
4
tidak terlepas dari pengembangan usaha tani, mulai dari biaya penanaman,upah,
Adapun permasalahan yang dialami oleh petani di Desa Parumpanai yaitu ketika
masa panen telah tiba, hasil produksi padi tidak sesuai dengan apa yang
produksi padi yang dihasilkan tidak menentu serta melaratnya petani dalam hal
sebagai lahan perkebunan yang di tanami sayur-sayuran dan jagung pada saat
musim kemarau, disebabkan karena pengairan atau irigasi yang belum maksimal
dalam menyalurkan sumber air ke persawahan. Sehingga hasil produksi padi tidak
Berdasarkan latar belakang dan Rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
1. Manfaat teoritis
Sebagai bahan acuan bagi peneliti untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
2. Manfaat praktis
Parumpanai.
2) Bagi Masyarakat
Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan
yang meluas dan tidak menyimpang, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan
dibahas yaitu:
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori
Budi daya tanaman padi di Indonesia merupakan salah satu cara alternatif dalam
menciptakan bangsa yang sejatera dan makmur, mengingat bahwa padi adalah
tropis maupun sub tropis. Air menjadi ketersediaan yang sangat penting untuk
baik. Terutama harus di usahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan
penyakit yang sering kali menurunkan produksi. Sistem penanaman padi sawah
petani.
dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa
pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam usaha tani karena dalam
8
9
Pendapatan merupakan hasil pengurangan dari total output dengan total input,
(Prawirokusumo 1990). Pendapatan yaitu jumlah barang dan jasa yang memenuhi
oleh tiap jiwa disebut juga dengan pendapatan perkapita serta menjadi tolak ukur
tangga yang berbeda, tanpa mengacu pada sumber-sumber pendapatan atau kelas
Negara.
barang dan jasa yang dihasilkan. Seperrti dengan mengelolah sumber daya
Luas lahan akan mempengaruhi skala usaha, dimana usaha ini akan
mempengaruhi efesien atau tidaknya suatu usaha pertanian. Makin Luas lahan
yang dipakai sebagai usaha pertanian maka lahan tersebut maka lahan tersebut
semakin tidak efisien. Hal ini di dasarkan pada pemikiran bahwa luasnya lahan
Sebaliknya pada lahan yang sempit upaya pengawasan terhadap faktor produksi
semakin baik, sehingga usaha pertanian ini semakin efisien. Namun dari lain sisi
Tanah memiliki sifat yang tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas
relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat sehingga sifatnya
langka. Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian, tanah dapat dianggap sebagai dasar
utama kegiatan potensial yaitu daya menghasilkan benda yang tergantung dalam
khususnya dalam produksi pertanian. Karena itu tanah merupakan salah satu
faktor produksi yang sangat penting atau yang sangat mendasar. Ukuran lahan
semakin Luas lahan yang ditanami,maka akan semakin besar jumlah produksi
1. Lahan Sawah
Tanah sawah adalah tanah pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
seperti ini terdiri dari saluran induk,sekunder dan tersier. Saluran indui
membuat bendungannya.
Tanah bukan lahan sawah adalah semua tanah yang tidak termasuk tanah sawah.
Tanah yang berstatus tanah sawah yanng tidak berfungsi lagi sebagai tanah sawah
dimasukan sebagai tanah bukan sawah. Lahan bukan sawah merupakan semua
1. Kebun adalah lahan kering yang biasanya ditanami tanaman semusim atau
berpindah-pindah.
12
2. Hama, adalah lahan bukan sawah yang biasanya ditanami tanaman musiman
tinggalkan apabila sudah tidak subur lagi sehingga kemungkinan lahan ini
Defenisi harga menurut Philip Kotler, harga adalah elemen pemasaran campuran
yang paling mudah untuk mengatur keistimewaan suatu produk. Harga juga
Harga merupakan suatu struktur harga yang terdiri dari harga dalam daftar harga
bahwa harga sebagai nilai akhir yang diterima oleh perusahaan sebagai
Harga suatu barang dan jumlah suatu barang yang diperjual belikan, yang
ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari barang tersebut. Karena itu untuk
Teori harga merupakan teori ekonomi yang menerangkan tentang perilaku harga
atau jasa. Isi dari teori harga pada umunya adalah harga suatu barang atau jasa
penawaran.
1. Permintaan
Permintaan merupakan jumlah kemungkinan suatu barang dan jasa yang di beli
oleh para konsumen dari produsen pada berbagai kemungkinan tingkat harga ynag
berlaku, pada waktu tertentu. Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan
bahwa : semakin rendah harga suatu barang dan jasa maka akan semakin banyak
permintaan terhadap suatu barang atau jasa. Sebaliknya, semakin tinggi harga
suatu barang dan jasa maka semakin sedikit permintaan terhadap barang dan jasa
2. Penawaran
pembeli pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga
tertentu. Harga suatu barang selalu dipandang sebagai faktor yang sangat penting
dalam menentukan penawaran barang dan jasa tersebut. Karena itu, teori
permintaan pada dasarnya mengatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang
,maka semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh penjual.
14
Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang
Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
lansung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (Hansen, 2004).
Biaya (expense) adalah kas sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk
mewujudkan tujuan tertentu. Pengertian tersebut dapat dilihat dari beberapa unsur
yang terkandung di dalamnya, yaitu merupakan hal yang terjadi atau potensial
akan terjadi dan pengorbanan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
dimasa yang akan datang dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan, biaya
Biaya produksi adalah jumlah dari tiga unsur biaya, yaitu biaya produksi
langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi
langsung dan biaya tenaga kerja langsung dapat digolongkan kedalam golongan
utama (primer cost), sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
Biaya pada umumnya adalah jumlah uang yang dibayar atau dibelanjakan
untuk suatu produk atau jasa tertentu. Jadi biaya merpakan pengeluaran, akan
tetapi semua pengeluaran belum tentu dikatakan sebagai biaya produksi. Biaya
15
produksi dalam hal ini adalah jumlah yang dikeluarkan dan di ukur dalam bentuk
kekayaan dan aset, dan jasa-jasa yang dipergunakan untuk memperoleh barang
yang dibutuhkan. Jumlah uang sebenar nya dikeluarkan atau dibebankan untuk
pembelian barang atau jasa. Sehubungan adanya biaya dalam proses produksi,
maka dikenal pula istilah dari biaya yaitu biaya langsung(Direct Cost) dan biaya
Menurut (Salvatore, 2008) adapun biaya dalam jangka panjang dan jangka
panjang adalah :
Dalam biaya jangka pendek satu atau lebih (tetapi tidak semua) faktor
produksi jumlahnya adalah tetap. Biaya tetap total (TFC) mencerminkan seluruh
kewajiban atau biaya yang ditanggung oleh perusahaan per unit waktu atas semua
input tetap. Biaya variabel total (TVC) adalah seluruh biaya yang ditanggung oleh
perusahaan per unit waktu atas semua input variabel yang digunakan. Biaya Total
Jadi, dalam jangka panjang tidak ada faktor produksi tetap dan tidak ada biaya
tetap.
16
akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan
atau input yang ada. Produksi atau memproduksi yaitu menambah kegunaan (nilai
guna) suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah apabila memberikan
manfaat baru atau lebih baik dari bentuk semula. Lebih spesifiknya lagi produksi
Teori produksi adalah suatu teori yang mengatur dan menjelaskan suatu proses
produksi. Hal ini dikarenakan kaum klasik percaya bahwa “supply creates its own
di produksi oleh produsen (sektor swasta) akan mampu diserap atau dikonsumsi
hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
(Sukirno 2004).
dalam arti sempit adalah kegiatan produksi berarti menghasilkan suatu komoditi
produksi adalalah suatu proses pembuatan barang dalam bentuk bahan baku yang
17
memiliki nilai guna yang kecil menjadi bentuk yang memiliki nilai guna yang
besar dan dapat digunakan untuk suatu tujuan yaitu untuk mencapai keuntungan.
Produksi padi adalah jumlah output atau hasil panen padi dari lahan petani selama
sumber daya atau bahan baku yang bisa juga disebut sebagai faktor produksi.
Menurut (Sukirno 2003-2004). Adapun jenis proses produksi dapat ditinjau dari
a. Proses produksi kimiawi yaitu suatu proses produksi yang menitik beratkan
kepada adanya proses analisa atau sintesa serta senayawa kimia. Contoh
mobil.
manajemen .
Secara umum dikatakan, semakin luas lahan yang ditanami maka semakin besar
pula jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Karena luas lahan
dikelola dengan baik bagi petani tentunya akan memberikan hasil bagi petani dan
akan menguntungkan bagi petani. Apabila hasil produksi yang dihasilkan oleh
dalam proses prooduksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Luas pemilikan
atau penguasaan berhubungan dengan efesiensi usaha tani. Karena dalam usaha
tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien
19
di bandingkan dengan lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha,
semakin tidak efisien usaha tani yang dilakukan kecuali usaha tani dijalankan
a. Terbatasnya persediaan tenaga kerja disekitar daerah itu yang pada akhirnya
yang tidak menentu dalam waktu yang pendek. Bila hasil produksi yang diperoleh
dari lahan rendah, kesuburan lahan dapat rusak dalam waktu singkat. Daya tahan
yang asli dan tak kunjung punah dari tanah lapisan atas (the original and
inexhaustible power of the soil), yang banyak disebut-sebut oleh para ekonom
dimasa silam, sesungguhnya dapat punah. Para petani masih kurang atas
kenyataan tersebut.
lahan yaitu antara penggarap lahan dan pemilik lahan, penggarap lahan dikenakan
sewa atas lahan yang digarapnya. Sedangkan pemilik lahan dikenakan pajak atas
kepemillikan lahannya.
20
Selain jumlah produksi,luas lahan, tenaga kerja dan modal, maka harga jual
produk juga merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi
besar kecilnya pendapatan petani. Harga jual beras ditingkat petani berbeda-beda
tergantung dengan loksi penjemuran gabah hingga menjadi beras dan saluran
Defenisi harga adalah nilai ynag dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat
akan konsumsi pengguanaan dan kepemilikan barang atau jasa. Harga tidak selalu
berbentuk uang, tetapi harga juga dapat berbentuk barang, tenaga dan waktu.
mempengaruhi harga. Apabila harga dari beberapa barang meningkat maka para
satu yang merangsang produsen atau petani dalam meningkatkan hasil pertanian
mereka adalah harga, sebab dengan bersaing dan tingginya harga maka
harga suatu barang maka akan semakin banyak permintaan akan suatu barang,
sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit permintaan
barang lain, harga ditentukan oleh dua kekuatan yaitu permintaan dan penawaran
yang saling berjumpa dalam pasar(tiap organisasi tempat penjual dan pembeli
Dalam hal penawaran juga dianggap bahwa kecuali harga barang, segala sesuatu
yang mempengaruhi seperti metode teknik produksi, biaya produksi, atau harga
produksi hasil panen perhektar dan lain-lain semua harus tetap tidak mengalami
Proses penetapan harga suatu barang merupakan struktur yang kompleks dari
Selanjutnya Soemarso juga mengatakan tujuan pokok penentuan harga jual adalah
sebagai berikut :
b. Memaksimumkan laba,
d. Mengurangi persaingan.
22
e. Menstabilkan harga.
Keputusan penetapan harga jual muncul karena adanya kenyataan bahwa hasil
penetapan harga jual yang telaj di dapat dari prosedur harga ternyata masih belum
harga yang sedemikian macam ragamnya saling berhubungan satu sama lain dan
selalu berubah-ubah, sehingga apabila prosedur harga diikuti dengan kaku, akan
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani dalam proses
yang dibeli dan jasa yang dibayar di dalam maupun diluar usaha tani. Sedangkan
total produksi biaya usaha tani adalah semua pengeluaran yang di gunakan dalam
Biaya produksi dinyatakan sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik
faktor-faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses
produksi baik secara tunai maupun tidak tunai untuk mengembangkan produksi
padi. Daniel menyatakan bahwa dalam usaha tani dikenal dengan dua macam
biaya, yaitu biaya tunai adalah biaya yang di bayarkan dan biaya yang tidak tunai
atau biaya yang tidak dibayarkan. Adapun biaya yang dibayarkan adalah biaya
yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, biaya untuk
pembelian input produksi seperti pembelian bibit, pupuk, obat-obatan dan lain-
lain. Kadang juga termasuk biaya iuran untuk pemakaian air dan irigasi,
23
pembayaran zakat, sewa lahan dan alin-lain, (Muchtar, 2002) dengan kata lain
sebagai manajer dan juru tani dalam mengelola usaha taninya agar dapat
penggunaan faktor produksi tergantung pada modal yang tersedia baik itu tunai
ataupun non tunai. Karena petani sebagai manajer tidak dapat menyediakan dana
maka terpaksa penggunaan faktor produksi tidak sesuai dengan ketentuan yang
(Suratyah, 2006).
Biaya dalam usaha tani diklasifikasikan dalam tiga golonngan yaitu : a. Biaya
uang dan biaya natura, b. Biaya tetap dan biaya variabel, dan c. Biaya rata-rata
Biaya yang berupa uang tunai , misalnya upah tenaga kerja untuk biaya persiapan
atau penggarapan tanah termasuk upah untuk ternak,biaya untuk pembelian pupuk
dan pestisida dan lain-lain. Sedangkan biaya panen,bagi hasil, sumbangan dan
pajak dibayarkan dalam bentuk in natura dengan kata lain biaya yang dikeluarkan
pada saat panen. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak
tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewah atau bunga tanah yang
berupa uang. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya
dan lain-lain.
24
Biaya rata-rata adalah hasil bagi antara biaya total dengan jumlah produk yang
produksi tertentu.
komoditi,luas lahan tenaga kerja, modal, iklim dan faktor sosial ekonomi
a) Faktor biologi yaitu seperti lahan pertanian dengan berbagai macam tingkat
b) Faktor sosial ekonomi seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
Jika permintaan akan produksi tinggi, maka harga di tingkat petani akan tinggi
pula. Sehingga dengan biaya yang sama maka petani akan memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika petani telah berhasil meningkatkan
barang dan jasa, dimana barang atau jasa tersebut memiliki dua nilai guna
a) Nilai guna bentuk (form utility), suatu barang akan memiliki nilai guna
b) Nilai guna tempat (place utility), nilai guna suatu barang akan lebih tinggi
c) Nilai guna Kepemilikan (ownership utility), nilai guna suatu barang akan
d) Nilai guna waktu (Time utility), nilai guna suatu barang akan bertambah
Faktor produksi sektor pertanian adalah semua pengorbanan yang diberikan pada
secara optimal. Diberbagai literatur, faktor produksi dikenal dengan istilah input,
menunjukkan, faktor produksi lahan dan modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-
obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi terpenting di
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luas lahan, harga jual,biaya produksi dan
hasil produksi.
Faktor luas lahan sebagai salah satu faktor produksi adalah tempat dimana
proses produksi berjalan dan dimana hasil-hasil produksi itu keluar. Pentingnya
faktor produksi tanah dilihat dari luas atau sempitnya lahan tanaman. Dimana luas
pertanian. Karena semakin luas tanah yang di tanami maka semakin besar pula
produksi padi yang dihasilkan, begitupun semakin besar produksi yang dihasilkan
Harga (X2)
Pendapatan Petani
Padi (Y)
Biaya produksi (X3)
Produksi (X4)
Gambar 2.3.1 kerangka konseptual.
2.4 Hipotesis
terhadap suatu persoalan yang dihadapi, yang masih akan di uji kebenarannya
BAB III
METODE PENELITIAN
yang dilakukan dengan kajian pemikiran yang sifatnya ilmiah, apabila dilihat dari
jenis data dan metode analisis, maka dapat dikatakan penelitian ini menggunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian kuantitatif,
Luwu Timur. Penelitian ini di laksanakan selama tiga bulan sampai dengan
selesai, alasan saya memilih Desa tersebut karena saya melihat adanya potensi
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua berdasarkan
terkait dan observasi langsung mengenai pendapatan yang diperoleh petani padi di
32
33
Adalah data-data yang telah di olah dan diperoleh dari pemerintah setempat atau
penelitian, jumlah penduduk, jumlah petani padi yang ada di Desa Parumpanai
diperlukan dalam suatu penelitian baik untuk data yang pokok maupun data
3.4.1 Observasi
Observasi adalah teknik yang digunakan sebagai pelengkap data dan untuk
3.4.2 Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data atau variabel mengenai hal-hal atau variabel
3.4.3 Kuisioner
di jawabnya. Metode ini dilakukan untuk mecari data tentang usaha tani padi di
dengan tujuan memecahkan persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi setiap
(Statistika, 2012). Dalam penelitian ini ada beberapa jenis instrumen yang
a) Teknis tes
Teknis Tes adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan
serentetan soal atau tugas serta alat lainnya kepada subjek yang diperlukan
datanya. Pengumpulan data dapat pula dilakukan dengan cara teknik nontes, yaitu
diperlukan datanya. Dalam teknik ini, data dari subjek yang dikumpulkan dengan
Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pendapatan petani di
merupakan hasil pengurangan jumlah penerimaan dengan biaya tetap dan biaya
variabel yang dikeluarkan ketika melakukan produksi yang diukur dengan rata-
a) Luas lahan (X1) yaitu tanah atau tempat yang menjadi media untuk menanam
b) Harga jual (X2) didefinisikan sebagai besarnya harga yang di bebankan oleh
d) Produksi (X4) adalah jumlah output atau hasil panen padi dari lahan petani di
3.7.1 Populasi
di ambil oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu semua petani padi yang ada di
3.7.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti, (Arikunto, 2006).
Dengan melihat waktu, tenaga, luas wilayah penelitian dan dana, sehingga penulis
random adalah bahwa semua populasi memiliki kesempatan yang sama untuk di
N
n=
1+Ne2
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e =error Tolerance
dengan demikian besarnya sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini
N
n=
1+Ne2
= 102
1+102x0,05x 0,05
= 102
1,255
= 81
Dengan demikian, jumlah sampel yang akan di gunakan dalam penelitian ini yaitu
sebanyak 81 petani padi yang di anggap sudah mewakili seluruh petani yaitu
variabel atau lebih variabel dalam analisa. Tujuannya adalah untuk menghitung
bebas dan variabel terikat, digunakan untuk melihat pengaruh Luas lahan, harga,
gambaran secara umum mengenai hasil penelitian ini serta dalam rangka
37
38
Y = B0+B1X1+B2X2+B3X3+B4X4+ei
Ln Y=LnB0+B1LnX1+B2LnX2+B3LnX3+B4LnX4+ei
Keterangan :
Ln = Logaritma Natural
Y = Pendapatan
X1 = Luas lahan
X2 = Harga
X3 = Biaya produksi
X4 = Produksi
B0 = Konstanta
B4 = Koefisien Produksi
ei = Error term
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi , variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
39
tidaknya hubungan erat antara variabel bebas (independen) dengan melihat nilai
VIF, apabila nilai VIF<10, maka variabel tersebut bebas dari pengujian
multikolinieritas.
3.10.1 Uji t
secara parsial variabel independen (luas lahan, harga, biaya produksi dan
dengan melihat pada nilai ttabel uji parsial dengan memperhatikan kolom
signifikansi dan nilai thitung dan membandingkan dengan taraf signifikansi α = 0,05
3.10.2 Uji f
diterima, jika nilai taraf signifikansi Fhitung < α = 0,05 juga dibuktikan dengan jika
nilai Fhitung >Ftabel. Jika nilai signifikansi Fhitung dibawah α = 0,05 dan jika Fhitung
terletak di Kabupaten Luwu Timur, dengan luas wilayah adalah 54.078,52 Ha. Di
bagian Selatan berbatasan dengan Desa Kawata, bagian Timur berbatasan dengan
Desa Matano Dan bagian Barat berbatasan dengan Desa Kasintuwu. Secara umum
Desa parumpanai tediri dari 8 Dusun yaitu Dusun Laroeha, Lampesue, Birono
Adapun luas wilayah dari setiap Dusun yang ada di Desa Parumpanai adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Luas wilayah menurut Dusun yang ada di Desa Parumpanai
No Dusun Luas (Km2) Presentase (%)
1 Laroeha 39 16,9
2 Lampesue 28 12,1
4 Lahumpangi 23 9,9
6 Koropansu 21 9,1
7 Rende-rende 32 13,9
8 Dandawasu 26 11,3
40
41
Sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan sektor yang menjadi sumber
dengan sektor-sektor perekonomian lainnya. Jarak Desa Parumpanai dari Ibu kota
Kecamatan adalah 53 km2, sedangkan jarak dari ibu kota Kabupaten 22 km2.
Desa Parumpanai adalah satu dari enam Desa di Kecamatan Wasuponda yang
231,00 Km2.
terdiri laki-laki 2072 jiwa dan perempuan 1883 jiwa yang tersebar di delapan
dusun. Rasio jenis kelamin sekitar 110,04, jumlah penduduk tertinggi berada di
Dusun Birono jaya yakni 758 jiwa dan jumlah penduduk terendah berada di
Jumlah penduduk yang besar tidak hanya bermodal pembangunan, akan tetapi
sebagainya. Selain itu komposisi jumlah penduduk muda dengan usia produktif
kelamin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Dapat diliat jumlah penduduk di Desa Parumpanai mayoritas adalah
masih stabil. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak
laki akan menentukan peluang pendapatan yang akan di peroleh, karena laki-laki
sarana dan prasarana yang dimiliki daerah tersebut, baik itu sarana bangunan
daerah. Apabila suatu daerah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan
memadai serta di tunjangi juga oleh sumber daya alam yang berkualitas, maka
c) Sarana Pendidikan
43
meningkatkan sumber daya manusia tersebut. Oleh karena itu peningkatan mutu
kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan. Untuk lebih jelasnya
Tk/Tpa 2 33,3
SD Negeri 2 33,3
Smp/Mts Negeri 1 16,7
Sma /Smk /Ma 1 16,7
Universitas - 0
Jumlah 6 100,00
Sumber: Desa Parumpanai dalam angka 2019
Tabel 4.3 pada jumlah sarana pendidikan yang ada di Desa Parumpanai
untuk memperoleh ilmu di Desa Parumpanai, maka para petani masih harus
d) Sarana Peribadatan
44
Masjid 8 45
Mushollah 1 5
Gereja 11 55
Jumlah 20 100
Sumber:Data Potensi Desa Parumpanai 2019
gereja yaitu 11 unit dengan persentase 55%, sedangkan bangunan masjid hanya 8
unit atau 40% dan mushollah 1 unit persentase 5%. Namun demikian masyarakat
Desa Parumpanai adalah salah satu Desa yang memiliki masih tertinggal. Hal ini
dapat dilihat kurangnya kurangnya jumlah usaha mikro kecil dan menengah, baik
jalur transportasi darat yakni kendaraan roda dua dan roda empat/lebih.
telepon seluler. Selain itu, masyarakat juga dapat memperoleh informasi melalui
45
media televisi, selain siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) juga menyiarkan
1. Kelompok Umur
Tingkat kemampuan kerja dari manusia itu sangat bergantung pada tingkat
dibandingkan dengan umur yang belum atau sudah tidak produktif lagi. Adapun
distribusi responden yang berdasarkan tingkat umur dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut:
25-40 31 38,27
41-50 26 32,1
51-65 22 27,16
66 keatas 2 2,47
Jumlah 81 100
Sumber: Hasil olahan Data Primer Tahun 2020
dan paling banyak yaitu petani yang berumur 25-40 tahun dengan persentase
38,27 persen. Dibandingkan dengan jumlah petani yang berusia 66 tahun keatas
yaitu dengan persentase 2,47 persen. Hal ini menunjukkan dalam penelitian,petani
dasarnya jenis pekerjaan sebagai petani adalah jenis pekerjaan yang dilakukan
dengan usia nonproduktif dapat melakukan pekerjaan lebih memiliki tenaga dan
secara biologis memiliki kerentangan terhadap fisik dan tenaga yang dimiliki.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu input proses produksi yang perlu dimiliki
oleh para petani, karena pendidikan dapat membuat petani memiliki kualitas yang
baik Sehingga mampu bekerja dengan produktif. Untuk lebih jelasnya tingkat
pendidikan dari petani di Desa Parumpanai dapat dilihat pada tabel 4.7 sebagai
berikut :
pendidikan petani bahwa paling banyak responden yang tamat SMP yaitu
sebanyak 32 orang dengan persentase 39,5 persen. Sedangkan jumlah petani yang
masyarakat akan pendidikan masih sangat rendah jika dilihat dari jumlah petani
yang tidak sekolah berjumlah 13 orang dengan persentase 16,1%. Maka jika
dilihat dari tingkat pendidikan bahwa petani padi di Desa Parumpanai belum
produktivitas pertanian.
3. Jumlah Tanggungan
dalam sebuah rumah tangga, maka pengeluaran yang akan dikeluarkan oleh
ditanggung dalam satu keluarga dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
keluarga petani yang paling banyak adalah jumlah anggota 1 sampai 3 orang yaitu
sebanyak 46 orang dengan persentase 56,8 persen. Hal ini meunjukkan bahwa
jumlah tanggungan petani berada pada tingkat yang masih normal, sehingga
yang paling utama khususnya dalam produksi padi. Tanah merupakan salah satu
faktor produksi yang sangat penting dan sangat mendasar. Adapun luas lahan
yang digunakan petani padi di Desa Parumpanai dapat dilihat pada tabel 4.9
berikut:
≤50 7 8,6
51-100 63 77,8
≥101 11 13,6
Jumlah 81 100
Sumber:Responden Tahun 2020
jumlah tertinggi yaitu luas lahan 51 sampai 100 are dengan persentase 77,8 persen
dibandingkan dengan petani yang memiliki luas lahan ≤50 yaitu hanya berjumlah
7 orang,dengan persentase 8,6 persen. Hal ini meunjukkan bahwa rata-rata petani
menggunakan lahan yang luas dalam produksi padi, dengan luas lahan yang
2. Harga (X2)
Rp 4000 55 67,9
Rp 4500 26 32,1
Jumlah 81 100
Sumber :Responden Tahun 2020
berbagai harga yang ditawarkan kepada petani sesuai dengan kualitas gabah setiap
petani. Pada tabel 4.10 dapat dilihat bahwa ada dua versi harga yang di tawarkan
oleh pengumpul gabah sesuai dengan kualitas gabah dari para petani. Harga gabah
orang dengan persentase 67,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa harga gabah
gabah membeli gabah sesuai dengan kualitas gabah yang dimiliki oleh petani.
Para petani akan merasakan kesejahteraan apabila produksi yang mereka dapatkan
meningkat dan harga jual meningkat. Karena ketika harga jual gabah melambung
naik maka akan memperoleh pendapatan yang tinggi, dengan jumlah produksi
yang dihasilkan.
50
Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Produksi Petani Tahun 2020
Biaya Produksi (Rp) Frekuensi (n) Persentase (%)
Rp 1.000.000-5.000.000 46 56,7
Rp 5.100.00-10.000.000 8 9,9
Rp 10.100.000-15.000.000 17 21
Rp 15.100.000-20.000.000 8 9,9
Rp 21.000.000 2 2,5
Jumlah 81 100
Sumber:Responden Tahun 2020
petani, biaya yang dimaksud adalah biaya pupuk, biaya pengolahan, biaya
pembibitan dan biaya tenaga kerja yang digunakan petani untuk meningkatkan
frekuensi 46 orang. Biaya yang mereka keluarkan itu dilihat dari luas
lahan,kepemilikan lahan, dan apakah pemilik lahan itu membajak sendiri lahan
pertaniannya.
4. Produksi (X4)
sebanyak 5.100 kg – 10.000 kg. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
petani sudah lumayan baik karena pendapatan yang diperoleh petani rata-rata
berkisar 5.100 kg-10.000 kg, dan tingkat pendapatan yang rendah disebabkan
karena cuaca dan hama yang meyerang padi di sawah. Hasil produksi merupakan
hal yang paling di tunggu oleh para petani,sebab yang mereka harapkan adalah
peningkatan hasil produksi di setiap masa panen. Ketika hasil produksi itu
maksimal,maka pendapatan yang akan diperoleh petani juga akan maksimal atau
kesejahteraan petani di lihat dari besarnya pendapatan yang di peroleh dalam satu
4.000.000-6.000.000 2 2,5
6.100.000-10.000.000 5 6,2
10.100.000-20.000.000 21 25,9
20.100.000-30.000.000 37 45,7
30.100.000-40.000.000 6 7,4
40.100.000-60.000.000 7 8,6
≥60.000.000 keatas 3 3,7
Jumlah 81 100
Sumber:Responden Tahun 2020
52
pendapatan petani dalam satu kali masa panen yaitu jumlah petani tertinggi
45,7 persen dan frekuensi petani yang rendah adalah petani dengan pendapatan
persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani tergolong cukup
menggunakan logaritma natural (Ln) guna untuk menghitung nilai elastisitas dari
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi , variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki data yang normal atau mendekati
normal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikan pada tabel
53
Kolmogorov Smirnov Test. Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka
Unstandardized
Predicted Value
N 81
a,b
Mean 25861.3580247
Normal Parameters
Std. Deviation 11721.05582885
Absolute .179
Most Extreme Differences Positive .179
Negative -.083
Kolmogorov-Smirnov Z 1.608
Asymp. Sig. (2-tailed) .21
Kolmogorov-smirnov test yaitu 0,21 lebih besar dari 0,05 sehingga data residual
terdistribusi secara normal. Hal ini sejalan dengan teori Ghozali (2007)
menyatakan bahwa jika probabilitas Z statistik lebih besar dari 0,05, maka nilai
tidaknya hubungan erat antara variabel bebas (independen) dengan melihat nilai
VIF, apabila nilai VIF<10, maka variabel tersebut bebas dari pengujian
tolerance, maka apabila VIF melebihi angka 10 atau tolerance kurang dari 0,10
Tolerance VIF
(Constant)
lahan, harga, biaya produksi dan produksi) nilai VIF kurang dari 10 dan nilai
tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
Penelitian ini menggunakan analisis regrsesi linier berganda, karena penelitian ini
biaya produksi dan produksi) terhadap variabel dependen (pendapatan). Hal itu
Nilai konstanta sebesar -4.409 berarti jika luas lahan, harga, biaya produksi
dan produksi nilainya 0 atau konstan maka pendapatan petani nilainya berkurang
Nilai koefisien regresi luas lahan sebesar 3.343, artinya jika luas lahan
mengalami kenaikan satu persen, maka pendapatan petani padi akan mengalami
peningkatan sebesar 3,343 persen. Arah hubungan anatara luas lahan dengan
c) Harga (X2)
pendapatan petani padi sebesar 1,785 persen. Arah hubungan antara harga dengan
pendapatan adalah searah (+), dimana naiknya harga jual gabah akan
turunnya pendapatan petani padi sebesar 0.927 persen. Arah hubungan antara
56
biaya produksi dengan pendapatan petani padi adalah tidak searah (-), dimana
e) Produksi (X4)
Nilai koefisien regresi hasil produksi sebesar 3.595, meyatakan bahwa setiap
pendapatan petani padi sebesar 3.595 persen. Arah hubungan antara hasil produksi
dengan pendapatan petani padi adalah searah (+) , dimana kenaikan hasil produksi
produksi akan meningkatkan pendapatan petani padi pada setiap masa panen.
Dengan pengambilan keputusan dalam uji regresi linier berdasarkan tabel di atas
di peroleh nilai signifikan variabel independen sebesar 0,000 < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel independen (luas lahan, harga, biaya produksi
Uji koefisien ini pada intinya untuk mengukur berapa jauh kemampuan model
perhitungan koefisien determinasi penelitian ini dapat terlihat pada tabel berikut:
57
a
1 .898 .895 .852 .02830
a.Predictors:(constant), produksi, luas lahan, harga, biaya produksi
b.Dependent Variable: pendapatan
Sumber: Output SPSS 24 (Data Primer di olah, 2020)
Berdasarkan hasil output SPSS bahwa hasil dari perhitungan di peroleh nilai
koefisien determinasi (R square) sebesar 0,895 dengan kata lain hal ini
menunjukkan bahwa besar persentase variasi pendapatan petani padi yang bisa di
jelaskan oleh variasi dari ke empat variabel bebas yaitu luas lahan, harga, biaya
produksi, dan produksi sebesar 89,5 persen sedangkan sisanya sebesar 10,5 persen
di pengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak di bahas dalam penelitian ini.
b. Uji t
secara parsial variabel independen (luas lahan, harga, biaya produksi dan
dengan melihat pada nilai ttabel uji parsial dengan memperhatikan kolom
signifikansi dan nilai thitung dan membandingkan dengan taraf signifikansi α = 0,05
dan juga membandingkan nilai ttabel dengan thitung. Adapun dasar pengambilan
keputusan yaitu:
1. Jika nilai signifikansi < 0,05 dan thitung > ttabel, maka H0 ditolak Ha diterima.
2. Jika nilai signifikansi > 0,05 dan thitung < ttabel, maka H0 diterima Ha ditolak.
Tabel 4.17 menunjukkan pengaruh secara parsial variabel luas lahan, harga,
biaya produksi, dan produksi terhadap pendapatan petani padi dapat di lihat dari
dari hasil tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa variabel independen terhadap
c. Uji F
diterima, jika nilai taraf signifikansi Fhitung < α = 0,05 juga dibuktikan dengan jika
nilai Fhitung >Ftabel. Jika nilai signifikansi Fhitung dibawah α = 0,05 dan jika Fhitung
Pengaruh variabel luas lahan (X1), harga (X2), biaya produksi (X3) dan produksi
(X4) terhadap pendapatan petani padi (Y) , dengan signifikansi sebesar 0,001 lebih
kecil dari α=0,05 yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (0,001<0,05) hal ini
menunjukkan bahwa variabel bebas yaitu (luas lahan, harga, biaya produksi dan
(pendapatan).
4.3 Pembahasan
Berdasarkan Tabel 4.8, luas lahan berpengaruh signifikan dan berhubungan positif
digunakan oleh petani padi di Desa Parumpanai adalah luas lahan dengan jumlah
tertinggi yaitu luas lahan 51-100 are sebanyak 63 petani dengan persentase 77,8
persen dan luas yang terendah yaitu ≤ 50 are sebanyak 7 petani dengan persentase
8,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata petani menggunakan lahan yang
sudah cukup luas dalam memproduksi padi. Dengan luas lahan yang dimiliki
dapat memproduksi hasil produksi yang maksimal. Nilai koefisien luas lahan
60
sebesar 3.343 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 persen luas lahan maka
akan meyebabkan peningkatan pendapatan petani padi sebesar 3,343 persen. Arah
hubungan antara luas lahan dengan pendapatan adalah searah (+), dimana
Semakin luas lahan sawah maka akan semakin banyak hasil produksi, dan
pendapatan petani.
luas lahan sangat berpengaruh terhadap produksi pertanian dan pendapatan petani.
Luas lahan memiliki sifat yang tidak sama dengan faktor produksi lain yaitu luas
relatif tetap dan permintaan akan lahan semakin meningkat shingga bersifat
umum dikatakan bahwa semakin luas lahan yang di tanami maka akan semakin
Modal kerja,Luas lahan dan Tenaga kerja Terhadap Pendapatan Usaha Tani”
menyatakan bahwa semakin luas lahan yang diusahakan petani maka jumlah
petani. Hal ini sejalan dengan penelitian Ani Kasutri (2012) dengan judul
yang menyatakan bahwa jumlah luas lahan sangat berpengaruh dan signifikan
terhadap produksi padi di Kabupaten Wajo, luas lahan yang memadai dan
61
didukung dengan tingkat kesuburan tanah yang baik, maka akan meningkatkan
produksi padi yang akan dihasilkan, dan ketika produksi meningkat maka
hasil, pendapatan yang besar harus di ikuti dengan harga gabah dalam penjualan
dan pemasaran, kenaikan harga gabah akan mengurangi biaya ongkos yang akan
peningkatan pendapatan petani padi sebesar 1,785 persen. Arah hubungan antara
harga dengan pendapatan petani padi adalah searah (+), dimana naiknya harga
pertanian, pada waktu harga tinggi petani menambah komoditi produksi pertanian
mereka dan sebaliknya pada waktu harga rendah petani berusaha menurunkan
produksi. Hal ini berarti jika harga jual gabah meningkat di pasaran, maka petani
input produksi dan melakukan perawatan tanaman padi sawah dengan baik lagi.
62
variabel harga yang diterima petani dari hasil regresi logistik adalah positif,
artinya jika harga semakin tinggi akan mengakibatkan peluang petani menjual
signifikan yang ditunjukkan oleh nilai probability kedua variabel tersebut adalah
biaya yang dimaksud adalah biaya pupuk dan biaya pengolahan lahan,biaya
pembibitan dan biaya tenaga kerja yang digunakan petani untuk meningkatkan
dengan frekuensi 46 orang. Biaya yang mereka keluarkan itu dilihat dari luas
lahan,kepemilikan lahan dan apakah pemilik lahan itu membajak sendiri lahan
pertaniannya.
penambahan pendapatan yang besar harus diikuti dengan biaya produksi dalam
menyebabkan pendapatan petani padi turun sebesar 0,927 persen. Arah hubungan
63
antara biaya produksi dengan pendapatan petani padi tidak searah (-), dimana
produksi di nyatakan sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-
faktor produksi atau biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses
produksi baik secara tunai maupun tidak tunai untuk mengembangkan produksi
padi. Daniel menyatakan dalam usaha tani dikenal dua macam biaya, yaitu biaya
tunai atau biaya yang dibayarkan dan biaya tidak tunai atau biaya yang tidak di
bayarkan. Adapun biaya yang dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membayarkan tenaga kerja luar keluarga, biaya untnuk pembelian input produksi
seperti bibit, pupuk, obat-obatan, kadang juga untuk biaya iuran pemakaian air,
“Analisis Produksi dan Pendapatan Usaha Tani Padi sawah Desa Jono Oge
produksi merupakan korbanan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk setiap
kali produksi, setiap kegiatan usaha tani tidak pernah terlepas dari biaya variabel
dan biaya tetap untuk mengelolah usaha taninya agar memperoleh hasil yang di
harapkan.
satu kali panen, dengan frekuensi tertinggi sebanyak 40 orang yang memproduksi
64
5.100 kg sampai 10.000 kg. Hal ini menunjukkan tingkat kesejahteraan petani
cukup baik dengan pendapatan yang diperoleh petani rata-rata berkisar sekitar
5.100 kg sampai 10.000 kg, dan tingkat yang rendah disebabkan karena cuaca dan
hama yang menyerang padi disawah. Hasil produksi merupakan hal yang paling
ditunggu oleh petani, yang mereka harapkan adalah peningkatan hasil produksi
Luwu Timur. Hasil produksi dengan frekuensi tertinggi adalah 40 orang, dengan
Nilai koefisien regresi hasil produksi sebesar 3,595 menyatakan bahwa setiap
pendapatan petani padi sebesar 3,595 persen, arah hubungan antara produksi
dengan pendapatan petani padi adalah searah (+) dimana kenaikan hasil produksi
dalam arti luas adalah kegiatan menciptakan nilai, sedangkan dalam arti sempit
dengan judul “Pengaruh Biaya produksi, Hasil produksi, Luas lahan terhadap
dapat diketahui hasil signifikan dan bbertanda positif terhadap pendpatan petani.
Hasil positif menunjukkan bila hasil bertambah 1 persen, maka pendapatan petani
akan bertambah 0,106 persen. Dan penelitian Rolas Sinaga (2016) berjudul
hasil output atau hasil panen dari lahan petani selama satu kali musim yang diukur
faktor produksi seperti luas tanah, untuk memperoleh hasil produksi per-
kesuburan tanah, bibit yang ditanam, penggunaan pupuk yang memadai baik jenis
ataupun dosisnya, tersedianya air dalam jumlah yang cukup, teknik bercocok
tanam yang tepat dan pengggunaan alat-alat produksi pertanian yang memadai
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan, pengaruh luas lahan, harga,
5. Variabel luas lahan (X1), harga (X2), biaya produksi (X3) dan produksi (X4),
66
67
5.2 Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah di ambil, maka saran yang dapat diberikan
untuk memberikan bantuan dalam bentuuk tambahan modal dan bibit kepada
swasta harus mengarahkan petani dalam hal pemasaran hasil panen yang
diperoleh serta cara penggunaan teknologi dibidang produksi, baik itu secara
4. Untuk pemerintah, agar memberikan arahan kepada para petani agar dapat
membantu pemasaran hasil produksinya dan tukar ilmu serta informasi antar
saya lakukan, agar dapat melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi