Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENDAPATAN PETANI KARET TERHADAP

KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT MUSLIM

(Studi Kasus Di Kampung Sumberrejo, Kecamatan Sekolaq

Darat, Kabupaten Kutai Barat)

Diajukan Untuk Diseminarkan Pada Seminar Proposal Di Depan Pembimbing

Fakultas Ekonomi Dan Binis Islam Universitas Islam Negeri Sultan Aji

Muhammad Idris Samarinda

Oleh :

NAMA : NOOR VIANNA

NIM : 1931710176

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD

IDRIS SAMARINDA

1
2

2023
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENDAPATAN PETANI KARET TERHADAP

KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT MUSLIM

(Studi Kasus Di Kampung Sumberrejo, Kecamatan Sekolaq

Darat, Kabupaten Kutai Barat)

Diajukan Untuk Diseminarkan Pada Seminar Proposal Di Depan Pembimbing

Fakultas Ekonomi Dan Binis Islam Universitas Islam Negeri Sultan Aji

Muhammad Idris Samarinda

Oleh :

NAMA : NOOR VIANNA

NIM : 1931710176

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD

IDRIS SAMARINDA

i
ii

2023
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara pengekspor terbesar dalam berbagai

macam komoditas, salah satu komoditas pemenuhan perekonomian

Indonesia ialah berasal dari sektor pertanian, yaitu pada sub-sektor

perkebunan dan perkembangannya terbilang cukup pesat.1 Perkebunan

merupakan salah satu sub-sektor dalam sektor pertanian yang mempunyai

peran penting dalam perekonomian Indonesia dan kekayaan alam yang

melimpah ruah mempunyai potensi serta prospek yang cukup baik bagi

pasaran dunia. Peranan sub-sektor perkebunan dalam sektor pertanian

yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran rakyat,

meningkatkan devisa negara, menyediakan lapangan pekerjaan,

meningkatkan kesempatan berusaha, meningkatkan daya produksi,

meningkatkan produktivitas, meningkatkan kualitas, meningkatkan nilai

tambah, meningkatkan daya saing dan pangsa pasar, serta meningkatkan

pemenuhan kebutuhan konsumsi bahan baku industri dalam negeri.2

Penerapan ekonomi dalam pertanian merupakan langkah usaha

para tani dalam memilih jenis usaha tani yang paling menguntungkan

produksi secara efektif dan efisien.3 Dengan demikian, petani akan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu dan keuntungan

tersebut merupakan pendapatan para petani.

1
Riris Riyanti BR Simanjuntak, “Analisis Pendapatan Usaha Tani Karet Di Kabupaten
Muara Jambi”, (Jurnal Universitas Jambi, 2018), h. 2.
2
Riris Riyanti BR Simanjuntak,” Analisis Pendapatan ...”, h. 2.
3
Diah Retno Dwi Hastuti dan Rahim, Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika
Pertanian, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2008), h. 158.

1
2

Pendapatan dalam islam terdapat parameter yaitu Al-Falah. Al-

Falah merupakan suatu kesejahteraan yang hakiki dan kesejahteraan yang

sebenar-benarnya, dimana komponen-komponen ruhaniah masuk kedalam

pengertian Al-Falah ini.4 Al-Falah dalam pengertian islam mengacu pada

konsep tentang manusia itu sendiri dengan cara mengenalkan unsur Al-

Falah ini kepada manusia agar dapat mengetahui bagaimana berinteraksi

dalam meningkatkan kesejahteraan umat.5

Tabel 1

Data Produksi dan Pendapatan Getah Karet Provinsi Kalimantan Timur

Tahun 2015-2019

Jumlah Produksi Harga Jual


Pendapatan yang Diterima
Tahun Getah Karet Getah Karet
Petani Karet
(Ton) Perkilogram (Kg)
2015 58,262 ton Rp. 6,084 Rp. 8,397.480
2016 56,209 ton Rp. 5,790 Rp. 7,688.585
2017 58,780 ton Rp. 6,668 Rp. 8,940.760
2018 57,569 ton Rp. 6,800 Rp. 8,324.881
2019 50,880 ton Rp. 6,888 Rp. 7,676.467
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa di Provinsi Kalimantan

Timur dari tahun 2015-2019, jumlah produksi getah karetnya mengalami

kenaikan dan penurunan secara drastis serta harga getah karet perkilogram

setiap tahunnya yang telah ditetapkan oleh pihak Provinsi Kalimantan

Timur juga mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak menentu,


4
Gardner Ackley, Teori Ekonomi Makro, (Jakarta: UI-Press, 1961), h. 34.
5
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press,
1988), h. 56.
3

sehingga pendapatan yang diterima petani karet cenderung mengalami

peningkatan dan penurunan yang disebabkan oleh jumlah produksi getah

karet di Provinsi Kalimantan Timur tersebut.6

Kutai Barat merupakan sebuah Kabupaten dengan Ibu Kota

Sendawar dan merupakan Kabupaten yang dimekarkan dari wilayah

Kabupaten Kutai (sekarang Kabupaten Kutai Kartanegara). Terbentuknya

Kabupaten Kutai Barat diawali dengan pembentukan kewedanan di

Barong Tongkok pada 5 November 1952 dan pada tahun 1964 terjadilah

penghubung dari Tenggarong di Barong Tongkok, sampai pada 4 Oktober

1999 secara bersama-sama Kabupaten-Kota lainnya meresmikan

pembentukan Kabupaten Kutai Barat oleh menteri dalam negeri dan

otonomi daerah dengan melantik pejabat Bupati pertama pada 12 Oktober

1999 di Jakarta. Sehingga, pada 5 November dipilih sebagai hari jadi

Kabupaten Kutai Barat.7

Tabel 2

Data Produksi dan Pendapatan Perkebunan Tanaman Karet (Lateks)

Kabupaten Kutai Barat Tahun 2015-2019

Jumlah Produksi Harga Jual


Pendapatan yang Diterima
Tahun Getah Karet Getah Karet
Petani Karet
(Ton) Perkilogram (Kg)
2015 35,516 ton Rp. 6,084 Rp. 9,932,300
2016 34,590 ton Rp. 5,790 Rp. 9,202,184
2017 34,964 ton Rp. 6,668 Rp. 10,712,194

6
Etnawati, dkk, Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Dinas Perkebunan
Provinsi Kalimantan Timur, 2015-2020, h. 37-69.
7
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kutai_Barat
4

2018 35,306 ton Rp. 6,800 Rp. 10,771,279


2019 27,922 ton Rp. 6,888 Rp. 8,694,316
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur

Tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa Kabupaten Kutai Barat dari

tahun 2015-2019, jumlah produksi getah karetnya mengalami kenaikan

dan penurunan yang terjadi secara terus menerus namun harga yang ada

didalam tabel diatas sama seperti di tingkat Provinsi Kalimantan Timur,

sebab dengan harga yang telah ditetapkan oleh pihak Provinsi ke seluruh

Kabupaten khusus nya Kabupaten Kutai Barat setiap tahunnya menjadikan

pendapatan yang diterima petani karet di Kabupaten Kutai Barat

mengalami peningkatan dan penurunan yang juga dapat disebabkan oleh

jumlah produksi getah karet dan harga getah karet yang ditentukan oleh

pihak Provinsi Kalimantan Timur keseluruh Kabupaten termasuk di

Kabupaten Kutai Barat.8

Salah satu Kampung yang ada di Kabupaten Kutai Barat adalah

Kampung Sumberrejo yang merupakan Kampung dengan Kecamatan

Sekolaq Darat dan Kampung Sumberrejo ini terbilang wilayah

perkampungannya cukup luas serta strategis. Kampung Sumberrejo ini

terkenal dengan hasil pertaniannya yang sangat melimpah, salah satunya

adalah dalam bidang sub-sektor perkebunan komoditas tanaman karet.

Masyarakat yang ada di Kampung Sumberrejo ini bekerja sebagai petani

karet dan pendapatan yang diperoleh masyarakat Kampung Sumberrejo

tersebut tergantung dengan luas lahan atau kebun yang mereka miliki,

8
Etnawati, dkk, Statistik Perkebunan ..., 2015-2020, h. 8-17.
5

masing-masing lahan perkebunan tanaman karet yang dimiliki masyarakat

Sumberrejo berkisar 2 hektar dan ada juga yang 4 hektaran.

Tabel 3

Data Petani Karet Kampung Sumberrejo

Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat

Nama Kelompok Tani dan


Jumlah Anggota
Tahun Terbentuknya
No Kelompok Tani Karet
Kelompok Tani Kampung
Kampung Sumberrejo
Sumberrejo
1. Kaktus Madu 2 13 anggota
2. Kaktus Madu 3 3 anggota
3. Kenanga 22 anggota
4. Melati Air 18 anggota
5. Seruni 20 anggota
6. Sidomulyo 1 20 anggota
7. Sidomulyo 2 20 anggota
8. Sidomulyo 3 19 anggota
9. Sidomulyo 4 9 anggota
10. Sidomulyo 5 13 anggota
11. Sumber Rejeki 21 anggota
Sumber : Data Kelompok Tani Yang Baru

Berdasarkan penelitian terdahulu dari Sri Wahyuni, Ikhsan

Gunawan dan Edward Bahar menyatakan bahwa luas lahan, tenaga kerja,

modal, penggunaan ethrel, dan cara penyadapan terhadap faktor produksi

getah karet berpengaruh terhadap pendapatan petani karet.9 Sedangkan,

9
Sri Wahyuni, dkk, “Analisis Faktor Produksi Yang Memepengaruhi Pendapatan
Petani Karet Di Desa Rambah Hilir Tengah Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu”,
Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pangarai, 2013.
6

menurut penelitian terdahulu dari Rajo Aman menyatakan bahwa dampak

menurunnya harga karet berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat

petani karet.10 Serta, penelitian terdahulu dari Nina Pujiarti, Nuraini

Asriati, dan Husni Syahrudin menyatakan bahwa pendapatan petani karet

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan

masyarakat.11

Pendapatan atau penghasilan masyarakat di Kampung Sumberrejo

yang bekerja sebagai petani karet hasilnya tidak selalu menentu yang

mengakibatkan kebutuhan ekonomi disetiap masyarakat muslim di

Kampung Sumberrejo kemungkinan tidak mempengaruhi kesejahteraan

ekonomi masyarakat.

Maka berdasarkan pembahasan dari latar belakang diatas, penulis

tertarik untuk mengangkat judul : Pengaruh Pendapatan Petani Karet

Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Muslim (Studi Kasus

Di Kampung Sumberrejo, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten

Kutai Barat).

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan

kedalam rumusan masalah yaitu : “Bagaimana Pengaruh Pendapatan

Petani Karet Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Muslim Di

10
Rajo Aman, “Dampak Menurunnya Harga Getah Karet Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Hajoran Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhanbatu Selatan”,
Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara, Medan 2019.
11
Nina Pujiarti, dkk, “Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Semuntai Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang”, Program Studi
Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak, 2022.
7

Kampung Sumberrejo, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai

Barat”.

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan dari latar belakag dan rumusan masalah

yang dikemukakan, maka diperoleh suatu tujuan penelitian yaitu : “Untuk

mengetahui Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Kesejahteraan

Ekonomi Masyarakat Muslim Di Kampung Sumberrejo, Kecamatan

Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat”.

4. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh, yaitu :

a. Melatih penulis untuk menyusun pemikiran dan hasil penelitian sesuai

dengan cara-cara yang baik dan benar.

b. Memperoleh kesempataan yang baik untuk menerapkan teori-teori

yang diperoleh selama kuliah dan memperluas wawasan.

c. Sebagai bahan bacaan yang berdampak baik bagi para pembaca serta

penulis dalam memahami serta mengetahui Pengaruh Pendapatan

Petani Karet Terhadap Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Muslim Di

Kampung Sumberrejo, Kecamatan Sekolaq Darat Kabupaten Kutai

Barat.

5. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, penulis akan mendeskripsikan

beberapa karya ilmiah berupa skripsi yang ada kaitannya dengan judul

proposal kali ini, yaitu sebagai berikut :


8

Tabel 4

Kajian Pustaka

Nama Peneliti dan Judul Metode


No Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penerapan sistem bagi hasil pada
petani karet di desa Rengas kec.
Payaraman kab. Ogan Ilir dilakukan
atas dasar kekeluargaan dan
Herma Yuniansi
kepercayaan masing-masing pihak.
(2021)
Sistem bagi hasil yang digunakan yaitu
“Sistem Bagi Hasil Pendapatan
Muzara’ah yang umumnya menggunakan
Petani Karet Dalam Prespektif
1. Kualitatif sistem bagi hasil seperdua/bagi dua
Ekonomi Syariah
(50%-50%). Sistem bagi hasil yang
(Studi Kasus di Desa Rengas
mereka lakukan secara garis besar sudah
Kec. Payaraman Kab. Ogan
menjurus kepada kaidah fiqih atau tata
Ilir”.12
cara dalam ekonomi Islam karena
kerjasama bagi hasil yang dilakukan atas
dasar suka sama suka tanpa ada paksaan,
bagi hasil yang mendatangkan
kemaslahatan bagi mereka.
Kuantitatif Berdasarkan hasil penelitian yang di
2. Deskriptif peroleh bahwa variabel pendapatan
berpengaruh terhadap kesejahteraan
keluarga dan terdapat hubungan positif
antara pendapatan terhadap kesejahteraan
Irman Ramadaini keluarga. Yang artinya, bahwa pendapatan
(2019) sangat memiliki pengaruh terhadap tingkat

12
Herma Yuniansi, “Sistem Bagi Hasil Penapatan Petani Karet Dalam Prespektif
Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Desa Rengas Kec. Payamaran Kab. Ogan Ilir)”, Program Studi
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang, 2021.
9

“Pengaruh Tingkat Pendapatan kesejahteraan keluarga tersebut dilihat dari


Petani Karet Terhadap hasil uji T yang menunjukkan sebesar
Kesejahteraan Keluarga Di 4.031 dengan nilai signifikan sebesar
Desa Teluk Rendah Ulu”.13 0,000 atau lebih kecil dari 0.05. Dimana
nilai Thitung > Ttabel atau 3,065 > 2,051 maka
dengan ini menyatakan menerima Ha dan
menolak Ho dengan kata lain bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara tingkat
pendapatan terhadap kesejahteraan
keluarga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel pendapatan petani karet
Ferdiyanto berpengaruh secara singnifikan
(2021) Field terhadap tingkat kesejahteraan
“Analisis Pendapatan Petani Reserch masyarakat di Desa Srikaton
3. Karet Dalam Meningkatkan dan Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten
Kesejahteraan Ekonomi Kualitatif Lampung Selatan yang dipengaruhi oleh
Masyarakat Menurut Prespektif beberapa faktor diantaranya faktor luas
Ekonomi Syariah”. 14
lahan, modal, tenaga kerja, etos kerja,
dan pengalaman kerja.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa
pendapatan petani karet memiliki
Zharniatun Sakdiah Field
pengaruh positif dan signifikan
(2022) Reserch
4. dengan nilai koefisiennya lebih besar
“Pengaruh Pendapatan Petani dan
dari nilai signifikan 0,05 terhadap
Karet Terhadap Pemenuhan Kuantitatif
pemenuhan kebutuhan rumah tangga
Kebutuhan Rumah Tangga
baik kebutuhan primer, kebutuhan
13
Irman Ramadaini, “Pengaruh Tingkat Pendapatan Petani Karet Terhadap
Kesejahteraan Keluarga Di Desa Teluk Rendah Ulu”, Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.
14
Ferdiyanto, “Analisis Pendapatan Petani Karet Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Ekonomi Masyarakat Menurut Prespektif Ekonomi Syariah (Studi di Desa Srikaton Kecamatan
Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan)”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2021.
10

sekunder, dan kebutuhan tersier di


Desa Sialang Bungkuk. Dapat dilihat
dari hasil perhitungan bahwa kebutuhan
rumah tangga mengalami peningkatan
sebesar 0,504. Artinya semakian besar
pendapatan seorang petani karet maka
dapat memenuhi kebutuhan rumah
tangga di Desa Sialang Bungkuk.
Adapun tinjauan Ekonomi Syariah,
pengaruh pendapatan petani karet
terhadap pemenuhan kebutuhan rumah
Di Desa Sialang Bungkuk
tangga di Desa Sialang Bungkuk sudah
Menurut Perspektif Ekonomi
sesuai dengan syariat Islam dilihat dari
Syariah”.15
hasil penelitian yaitu masyarakat yang
bekerja sebagai petani karet tidak
dipengaruhi oleh sikap boros
(mubadzir), berlebih-lebihan, dan
mengacu pada keseimbangan dalam
masalah pemenuhan kebutuhan rumah
tangganya, melihat dari halal dan
haramnya, kemaslahatannnya, kebutuhan
dan kewajibannya. Selama hal itu
mendatangkan maslahah dan tidak
mendatangkan mafsadah.
5. Sri Wahyuni, Ikhsan Gunawan, Kualitatif Hasil penelitian tersebut menunjukkan
Edward Bahar bahwa variable luas lahan, tenaga
(2013) kerja, penggunaan pupuk, dan
“Analisis Faktor Produksi Yang penggunaan etrhel berpengaruh nyata

15
Zharniatun Sakdiah, “Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Pemenuhan
Kabutuhan Rumah tangga Di Desa Sialang Bungkuk Menurut Prespektif Ekonomi Syariah”,
Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau, 2022.
11

dan positif pada taraf signifikan 5


persen, sedangkan variabel modal dan
frekuensi penyadapan berpengaruh
Mempengaruhi Pendapatan
tidak nyata terhadap pendapatan
Petani Karet Di Desa Rambah
petani karet di Desa Rambah Hilir
Hilir Tengah Kecamatan
Tengah dan dari hasil penelitian faktor
Rambah Hilir Kabupaten
produksi yang paling berpengaruh
Rokan Hulu”.16
terhadap pendapatan petani karet adalah
faktor luas lahan dengan nilai koefisien
regresi sebesar 700603, 853.29.
6. Marselinus Silfester, Kuantitatif Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Lca Robin Jonathan, Titin faktor produksi, tenaga kerja,
Rulianan pendidikan dan biaya produksi
(2016) berpengaruh terhadap pendapatan
“Faktor-Faktor Pengaruh petani karet di Desa Sekolaq Darat.
Pendapatan Petani Karet Di Faktor produksi berpengaruh secara
Desa Sekolaq Darat Kabupaten signifikan terhadap pendapatan, hal ini
Kutai Barat”.17 ditunjukkan dengan thitung 4,591 dengan
nilai ttabel 1,680. Faktor tenaga kerja
berpengaruh tidak signifikan karena thitung
lebih kecil -8,56 dibanding ttabel 1,680
yang mana tenaga kerja tidak memiliki
pengaruh terhadap pendapatan petani
karet di desa sekolaq darat. Faktor
tingkat pendidikan berpengaruh secara
signifikan terhadap pendapatan dengan
thitung 2,170 dan ttabel 1,680 yang mana
akan semakin tinggi pendidikan petani

16
Sri Wahyuni, dkk, Analisis ... , 2013.
17
Marselinus Silfester, dkk, “Faktor-Faktor Pengaruh Pendapatan Petani Karet Di
Desa Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat”, Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945
Samarinda, 2016.
12

maka semakin luas pengetahuan yang


nisa diterapkan dalam bertani karet.
Faktor biaya produksi nilai thitung 0,286
dan nilai ttabel 1,680 yang dapat
menunjukkan bahwa jumlah biaya
produksi harus bisa diminimalkan
supaya mendapatkan pendapatan tetap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel pendapatan dan pengeluaran
berpengaruh terhadap kesejahteraan
keluarga dan terdapat hubungan positif
antara pendapatan dan pengeluaran
terhadap kesejahteraan keluarga. yang
artinya, bahwa pendapatan dan
Givari Zakawali
pengeluaran sangat memiliki pengaruh
(2016)
terhadap thitung sebesar 4,543 dengan sig
“Pengaruh Pendapatan Dan
0,000 atau lebih kecil dari 0,05 dilihat
Pengeluaran Petani Karet Penelitian
7. dari ttabel sebesar 1,296. Dilihat pada
Dalam Meningkatkan Deskriptif
variabel pengeluaran thitung sebesar 4,319
Kesejahteraan Keluarga
dengan sig 0,000 atau lebih kecil dari
Kabupaten Ogan Ilir (Studi
0,05 dilihat dari ttabel 1,296. Berdasarkan
Kasus Desa Seri Bandung)”.18
hasil penelitian ini juga maka tidak dapat
menolak hipotesis yang menyatakan
“pendapatan berpengaruh signifikan
dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga dan pengeluaran berpengaruh
signifikan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga”.

18
Givari Zakawali, “Pengaruh Pendapatan Dan Pengeluaran Petani Karet Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan Ilir (Studi Kasus Desa Seri Bandung)”,
Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Patah Palembang,
2016.
13

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


sebagian besar masyarakat mengeluh
terhadap penurunan harga karet yang
menyebabkan pembelian suatu
barang juga menurun sehingga
masyarakat hanya memenuhi
kebutuhan primer dan sekundernya
Sabirin
saja. Ada 8 orang informan dari 10
(2017)
informan lebih mementingkan
“Dampak Turunnya Harga
kebutuhan tersiernya dari pada
Karet Terhadap Pola
kebutuhan primer dan sekundernya.
8. Konsumsi Masyarakat Kualitatif
Sehingga, konsumsi masyarakat di desa
Prespektif Ekonomi Islam
pagar jati kabupaten bengkulu tengah ini
(Studi di Desa Pagar Jati
hanya didasarkan pada keinginan dan
Kabupaten Bengkulu
hawa nafsu dalam mengkonsumsi suatu
Tengah)”.19
barang yang menyebabkan pola
konsumsi di kalangan masyarakat desa
tersebut tidak sesuai dengan tinjauan
dari ekonomi islam yang lebih
mendahulukan kebutuhan primer dan
sekunder yang kemudian baru kebutuhan
tersiernya dapat dipenuhi.
9. Sapriadi Kuantitatif Berdasarkan data Hasil uji R square
(2021) Deskriptif ditemukan bahwa harga karet hanya
“Pengaruh Harga Karet memiliki pengaruh sebesar 0,01. Hal ini
Terhadap Tingkat menyatakan bahwa harga karet tidak
Kesejahteraan Masyarakat mempengaruhi tingkat kesejahteraan
Petani Karet Di Desa Kalobba petani karet. Hal ini juga dibuktikan
Kecamatan Tellulimpoe”.20 dari hasil uji T, dimana ditemukan
19
Sabirin, “Dampak Turunnya Harga Karet Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat
Prespektif Ekonomi Islam (Studi di Desa Pagar Jati Kabupaten Bengkulu Tengah)”, Program
Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Bengkulu, 2017.
14

bahwa Thitung lebih kecil dari pada Ttabel


(0,262 < 1.99962). Maka Ho diterima
dan Ha ditolak yang artinya secara
statistik tidak ada pengaruh yang
signifikan antara harga karet terhadap
tingkat kesejahteraan petani karet.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dampak menurunnya harga getah
Rajo Aman
karet sangat berpengaruh terhadap
(2019)
kesejahteraan masyarakat, yang mana
“Dampak Menurunnya Harga
harga getah karet di Desa Hajoran
Getah Karet Terhadap Kualitatif
10. Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten
Kesejahteraan Masyarakat Di Deskriptif
Labuhanbatu Selatan berkisar Rp 7500
Desa Hajoran Kecamatan
dan sangat tidak bisa mensejahterakan
Sungai Kanan Kabupaten
petani. Ditambah lagi harga-harga bahan
Labuhanbatu Selatan”.21
pokok yang meningkat tentu ini sangat
membebani petani.
Kuantitatif Berdasarkan penelitian yang telah
Nina Pujiarti, Nuraini Asriati, dilakukan dan hasil yang telah diperoleh,
Husni Syahrudin maka secara umum dapat disimpulkan
(2022) bahwa, (1) pendapatan rata-rata petani
“Pengaruh Pendapatan Petani karet di Desa Semuntai Kecamatan
11.
Karet Terhadap Kesejahteraan Sepauk Kabupaten Sintang termasuk
Masyarakat Di Desa Semuntai dalam golongan pendapatan sedang
Kecamatan Sepauk Kabupaten dengan pendapatan rata-rata yang
Sintang”.22 diterima petani karet dalam satu bulan
sebesar Rp1.500.000 – Rp2.500.000 dan

20
Sapriadi, “Pengaruh Harga Karet Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Petani Karet Di Desa Kalobba Kecamatan Tellulimpoe”, Program Studi Ekonomi Syariah
(EKOS) Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai,
Tahun 2021.
21
Rajo Aman, Dampak ..., Medan 2019.
22
Nina Pujiarti, dkk, Pengaruh ..., 2022.
15

termasuk dalam kategori baik dengan


persentase sebesar 81,06%. (2)
kesejahteraan masyarakat di Desa
Semuntai Kecamatan Sepauk Kabupaten
Sintang termasuk dalam kategori baik
dengan persentase sebesar 80,77%
ditinjau dari pendidikan anak, kesehatan,
perumahan, teknologi informasi dan
komunikasi. (3) hasil nilai uji t diperoleh
thitung sebesar 29,798 lebih besar dari
ttabel sebesar 1,983 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 maka Ha
diterima dan H0 ditolak sehingga
diketahui bahwa pendapatan petani
karet mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kesejahteraan
masyarakat di Desa Semuntai
Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.
Sedangkan besarnya pengaruh
pendapatan petani karet terhadap
kesejahteraan masyarakat di Desa
Semuntai Kecamatan Sepauk kabupaten
Sintang melalui uji regresi linear
sederhana diperoleh nilai koefisien
determinasi adalah sebesar 0,895 yang
artinya pengaruh pendapatan petani karet
terhadap kesejahteraan masyarakat di
Desa Semuntai Kecamatan Sepauk
kabupaten Sintang sebesar 89,5%
sedangkan sebesar 10,5% dipengaruhi
oleh variabel atau faktor lain yang tidak
16

diteliti lebih lanjut.


6. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan didalam proposal penelitian ini, yaitu :

 BAB 1 PENDAHULUAN :

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Kajian Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

 BAB 2 LANDASAN TEORI :

Pendapatan, Petani, Tanaman Karet (Lateks), Kesejahteraan,

Kerangka Berpikir, dan Hipotesisi.

 BAB 3 METODE PENELITIAN :

Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Sumber Data, Teknik

Pengumpulan Data, Definisi Operasional, Variabel dan Indikator

Variabel, dan Teknik Analisa Data.


B. LANDASAN TEORI

1. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah yang diterima oleh para masyarakat

sebagai tanda balas jasa atas produksi yang mereka sumbangkan dalam

bentuk produk nasional.23 Pendapatan atau penghasilan dapat dilihat

dari mata pencaharian yang dilakukan oleh setiap rumah tangga.

Pendapatan juga digambarkan sebagai posisi ekonomi dalam

pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dan dapat dikatakan sebagai

sejumlah uang atau nilai yang diperoleh masyarakat sebagai hasil

usaha atau hasil kerja keras. Menurut kamus istilah ekonomi,

pendapatan dapat berupa ekuivalen dengan uang selama periode

tertentu dan merupakan suatu laba atau pendapatan yang telah

dikurangi harganya. Soekirno mengemukakan bahwa ada dua ukuran

pendapatan24:

1) Pendapatan kerja, merupakan perolehan dari menghitung semua

penerimaan dan kenaikan penerimaan yang kemudian dikurangi

dengan pengeluaran baik tunai maupun bunga modal serta

penerimaan nilai kerja keluarga.

2) Penghasilan kerja, merupakan perolehan dari selisih total

penerimaan usaha tani setelah dikurangi dengan bunga modal. Bagi

masyarakat tani tanah merupakan sumber produksi yang sangat


23
Soediyono Reksoprayitno, Ekonomi Makro, (Yogyakarta:BPFE UGM, 2009) h. 27.
24
Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan, (Jakarta: LPEF-UI Bima Grafika 1983),
h.56.

15
16

menentukan keberhasilan usaha tani.

Pendapatan di lingkungan masyarakat terbagi kedalam dua

kategori utama, yaitu : Pertama, pendapatan yang merupakan hasil

kerja masyarakat, jenis pendapatan ini akan disebut sebagai pendapatan

yang diperoleh. Kedua, pendapatan yang bukan hasil kerja masyarakat

dimana pendapatan yang diterima masyarakat disebut dengan

pendapatan yang diterima dimuka.25 Dalam dua kategori pendapatan di

lingkungan masyarakat tersebut, maka pendapatan adalah penentu

utama dalam kesejahteraan hiudp masyarakat yang artinya pendapatan

berperan sebagai faktor penting untuk pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan hidup masyarakat dengan pendapatan yang dapat

dihitung dari seberapa besar tingkat kebutuhan yang ada didalam suatu

lingkungan keluarga dikalangan masing-masing masyarakat.26

b. Pendapatan Dalam Islam

Pendapatan dalam islam yakni perolehan barang atau uang

yang diterima dan dihasilkan oleh masyarakat berdasarkan nilai-nilai

syariat islam. Sehingga, pendapatan yang diperoleh harus bisa

memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya dengan baik. Baik (nishab)

adalah hal yang paling mendasari distribusi, restribusi, dan kekayaan

dalam suatu pendapatan yang perlu dikaitkan dengan pekerjan dan

25
Dr. Farooq Aziz, dkk, “Definition of Income-Cycloramic Analysis From the Qur’ans
Perspective”, International Journal of Physical and Social Sciences, Volume 3 Issue 12, ISSN:
2249-5894, December 2013, h. 506.
26
Johan. P. Mackenbach and Caspar. WN. Looman, “Life Expectancy and National
Income in Europe, 1900-2008 : an Update of Preston’s Analysis”, International Journal of
Epidemiology, 2013, h. 1109.
17

kepemilikan pribadi.27 Dalam al-qur’an surah An-Nisa ayat 29 :

Terjemah :“Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu saling


memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar),
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya, Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.(Q.S. An-
Nisa ayat 29).28

Dari ayat diatas, pendapatan dapat dialokasikan sebagai nilai

kebebasan dan nilai keadilan kemudian manusia yang memperoleh

pendapatan harus ikhlas menerimanya tidak boleh ada unsur yang

buruk. Dari nilai kebebasan dan nilai keadilan juga ada dalam

pendapatan sesuai islam yakni :

1) Nilai kebebasan adalah nilai yang paling utama dalam pendapatan.

Menurut Al-Qardawi pembolehan dan pengakuan atas pendapatan

secara pribadi merupakan bukti serta jaminan pertama dari

kebebasan yang ada dalam islam dan sesungguhnya kebebasan

yang disyariatkan dalam ekonomi islam yaitu kebebasan

memperoleh pendapatan yang bersifat terkendali.

2) Nilai keadilan adalah pondasi dalam islam yang meliputi semua

ajaran dan hukum islam yakni pendapatan yang bersumber dari

konflik individu dan sosial, dimana pendapatan masyarakat muslim

perlu diperhatikan keadilannya dalam melarang berbuat


27
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana
Penada Media Group,2007), h.132.
28
Q.S. An-Nisa Ayat 29.
18

kedzaliman, yaitu pendapatan yang didapatkan dari orang memberi

secara ikhlas tidak boleh dibalas dengan cara yang tidak baik.

c. Definisi Pendapatan Petani

Pendapatan petani adalah pendapatan yang berasal dari bidang

pertanian yaitu dari pendapatan usaha tani sendiri, kemudian

pendapatan yang berasal dari berburuh tani, dan pendapatan yang

bersumber dari luar pertanian.29 Pendapatan petani juga dapat diukur

dari hasil usaha tani yang telah diterima dan pendapatan petani tersebut

dapat dipergunakan sebagai indikator penting serta sebagai sumber

utama dalam mencukupi kebutuhan ekonominya sehari-hari.30

Menurut Sukirno, pendapatan adalah penghasilan yang

diterima oleh masyarakat atas prestasi kerjanya selama satu periode

tertentu baik itu harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.

Pendapatan petani ini dibagi menjadi tiga pendapatan, yaitu :

1) Pendapatan On-Farm, yaitu pendapatan yang diterima dari hasil

usaha tani sendiri seperti menjadi petani karet, petani padi, petani

buah, petani sayur-mayur dan lain sebagainya.

2) Pendapatan Off-Farm, yaitu pendapatan yang diterima dari hasil

usaha tani dengan cara berburuh seperti berburuh diperkebunan

lokal milik pemerintah, berburuh di lahan pertanian milik

pemerintah, dan lain sebagainya.

29
Dewa K.S. Swastika,dkk “Struktur Penguatan Lahan Dan Pendapatan Rumah
Tangga Tani (Studi Kasus Di Kabupaten Kapuas Dan Barito Selatan, Kalimantan Tengah)”
(Kalimantan, 2000)
30
Hernanto “Pendapatan Usaha Tani Ubi Kayu dan Efesiensi Pemasaran”.
http://respository.usu.ac.id/bistream/123456789/11371/1/09E02924.pdf. (diakses 16 Maret 2016)
19

3) Pendapatan Non-Farm, yaitu pendapatan yang sumbernya diterima

dari luar pertanian seperti dari hasil panen luar daerah dari jawa,

dari pedagang tengkulak, pedagang keliling, dari luar negeri, dan

lain sebagainya.31

Pendapatan petani dalam suatu wilayah perkampungan dapat

dibedakan kedalam dua tingkatan pendapatan, yaitu pada tingkat

pendapatan rendah dan tingkat pendapatan yang tinggi. Dapat

dikatakan bahwa bila tingkat pendapatan disuatu wilayah

perkampungan tersebut pendapatan petani nya relatif rendah, maka

kesejahteraan ekonomi masyarakat diwilayah perkampungan itu akan

rendah. Sebaliknya, jika tingkat pendapatan disuatu wilayah

perkampungan tersebut pendapatan petaninya relatif tinggi, maka

kesejahteraan ekonomi masyarakat diwilayah perkampungan itu akan

tinggi pula.32

d. Indikator Pendapatan Petani

1) Pendapatan Yang Diterima Perhari, Perminggu, dan Perbulan

Menurut Sumarsono, upah harian atau pendapatan perhari adalah

pendapatan yang dibayarkan kepada pekerja atas lamanya pekerja

melakukan pekerjaannya.33 Upah mingguan atau pendapatan

perminggu adalah pendapatan yang diterima setelah seminggu

31
Hernanto,”Pendapatan...”, h. 17.
32
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pegawai Negeri
Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”. Jurnal Ekonomika Universitas Al-Muslim Bireuen
Aceh, Vol. IV. No.7. h. 9.
33
Dhenis Lontaan, dkk, “Analisis Perbandingan Loyalitas Dan Produktivitas Pekerja
Upah Harian Dan Upah Borongan (Studi Pada Pekerja Usaha Meubel Di Desa Leilem)”. Jurnal
EMBA, ISSN 2303-1174, Vol. 7. No. 4, Oktober 2019, h. 5625.
20

bekerja yang didasarkan pada hitungan hari dari jumlah waktu yang

dihabiskan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.34 Sedangkan,

upah minimum atau pendapatan perbulan adalah pendapatan

terendah yang terdiri dari upah pokok dan upah tunjangan tetap

dengan memberikan pendapatan kepada para pekerja atas usaha

yang telah ia lakukan.35

2) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan salah satu kebutuhan bagi setiap masyarakat

dalam mencari penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi

keluarganya yang mana pekerjaan ini dapat diperoleh dari media

informasi lowongan pekerjaan melalui website, media cetak, maps

maupun dari orang lain.36

3) Anggaran Biaya

Anggaran biaya merupakan anggaran yang digunakan dalam

membiayai seluruh kegiatan produksi dari perusahaan, kantor,

maupun kegiatan produksi pertanian, perkebunan, dan lain

sebagainya.37

4) Beban Yang Ditanggung


34
Pepep Efendi dan Udin Juhrodin, “Analisis Istihsan Bil Urfi Tentang Sistem Upah
Mingguan Bagi Buruh Bangunan (Penelitian Di Dusun Pangjeleran Desa Padasuka Kec.
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)”. Journal STAI-Al Jawami (JIMMI), Vol. 4. No. 2.
Agustus 2021.
35
Septi Wulan Sari, “Pemberian Upah Pekerja Ditinjau Dari Upah Minimum
Kabupaten Dan Hukum Ekonomi Islam”. Jurnal AHKAM, IAIN Tulungagung. Volume 4, Nomor
1, Juli 2016, h. 125-126.
36
Nuzsep Almigo, “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas Kerja
Karyawan”. Jurnal PSYCHE Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang, Vol. 1. No.
1, Desember 2004.
37
Ranti Utami Fizal, “Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian
Biaya Pada CV. Pinang Advertising Tanjung Pinang”. Program Studi S1 Akuntansi, Jurnal
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Pembangunan Tanjung Pinang, 2021
21

Beban kerja atau beban yang ditanggung merupakan salah satu

unsur yang harus selalu diperhatikan untuk mendapatkan

keserasian dan produktifitas kerja yang baik.38

2. Petani

Petani ialah orang yang bergerak dalam bidang pertanian maupun

perkebunan yaitu dengan melakukan pengelolaan tanah yang tujuannya

untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman agar dapat memperoleh

hasil panen tanaman yang bisa digunakan sendiri atau dijual kepada orang

lain.39 Selain itu, Mosher juga mengatakan bahwa petani adalah manusia

yang bekerja memelihara tanaman untuk di ambil manfaatnya guna

menghasilkan pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi

keluarga sehari-hari.40 Menurut Departemen Pertanian Republik Indonesia

dikatakan bahwa petani adalah pelaku utama dalam agribisnis,

monokultur, polikultur dari tanaman pangan, hortikultura, peternakan,

perikanan dan komoditas perkebunan.

Sedangkan, Darmawan Salman menyatakan bahwa petani sebagai

peasant yang artinya petani melakukan usaha tani (farmer) dengan

bercocok tanaman (cultivator) dan populasi petani di pedesaan ataupun di

perkampungan tersusun oleh tipe-tipe tersebut. Dengan demikian, level

substensinya akan secara berturut-turut melalui cultivator peasant lalu ke

38
Elisabeth Manubo, dkk, “Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap CI RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado”, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi,
ejournal Keperawatan (e-Kep) Volume 3. Nomor 2, Mei 2015, h. 2.
39
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Petani
40
Mosher, A.T, Menggerakkan dan Mengembangkan Pertanian, Yusaguna, Jakarta
1987.
22

farmer. Perbedaan antara petani substensial dengan petani komersial yaitu:

3) Petani substensial adalah petani yang melakukan proses cocok tanam

dengan motivasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan hasil

pertaniannya ditujukan bagi kepentingan konsumen.

4) Petani komersial adalah petani yang menjalankan usaha taninya dengan

motivasi untuk memperoleh keuntungan dan praktek yang dilakukan

petani diperhitungkan secara rasional antara produksi dengan

biayanya.41

Wahyudin mengatakan bahwa golongan petani dibagi menjadi tiga,

yaitu :

1) Petani kaya, ialah petani yang memiliki luas lahan pertanian

sebanyak 2,5 ha lebih.

2) Petani sedang, ialah petani yang memiliki luas lahan pertanian

sebanyak 1 ha sampai 2,5 ha.

3) Petani miskin, yaitu petani yang memiliki luas lahan pertanian kurang

dari 1 ha.42

Keberhasilan seorang petani dilihat dari indikatornya salah satu nya

ialah dari tingkat kesejahteraan petani terhadap pendapatan yang

diperoleh. Menurut Hernanto dalam Sukarno, pendapatan yang besar

didapatkan dari kegiatan usaha seperti usaha tani yang dipengaruhi luas

lahan, tingkat produksi, identitas pengusaha, pertanaman, dan efesiensi

41
Darmawan Salman. Jagad Maritim: Dialektika Modernitas dan Artikulasi
Kapitalisme pada Komunitas Konjo Pesisir Disulawesi Selatan, (Makassar: Ininnawa 1996), h. 51.
42
Wahyudin, Petani dan Keterbelakangannya. (Citra Aditya Bhakti. Bandung, 2005), h.
39.
23

penggunaan tenaga kerja sehingga pendapatan yang diperoleh dapat

mengsejahterahkan kebutuhan hidup para masyarakat petani.43

3. Tanaman Karet (Lateks)

Tanaman karet memiliki peranan penting dalam kehidupan

ekonomi Indonesia, sehingga banyak penduduk yang pendapatannya

mengandalkan komoditas penghasilan getah karet ini dan banyak

diusahakan di perkebunan milik negara terutama diusahakan juga oleh

swasta serta diusahakan oleh rakyat secara mandiri.44

Tanaman karet dengan nama latin Hevea Brasiliensis ini berasal

dari Negara Brazil,45 Amerika Serikat ini adalah salah satu jenis pohon

yang dianjurkan dalam pembangunan HTI untuk memproduksi hasil kayu

dan getah dan dikenalkan di Indonesia sejak zaman kolonial Belanda.

Namun, seiring dengan kemajuan zaman tanaman karet ini mulai

dikembangkan sebgai tanaman perkebunan dan tanaman HTI.46

Tanaman karet ini juga merupakan suatu sumber penghasilan bahan

karet alam dunia yang dapat tumbuh tinggi mencapai 15-25 meter. Batang

pada tanaman karet ini mengandung getah yang dikenal dengan nama

Lateks.47 Akar pada tanaman karet ini mampu menompang batang tanaman

yang tumbuh semakin tinggi dan besar.

43
Soekarwati, Pengantar Agroindustri. (PT Raja Grafindo Persada. Jakarta,2000), h.7.
44
Tim Penulis PS, PANDUAN LENGKAP KARET. (Penebar Swadaya, Anggota Ikapi.
Jakarta,2011), Cet. 3, h. 3.
45
Achmad Zaini,dkk, PENGEMBANGAN KARET (Studi Kasus di Kutai Timur), ISBN :
978-602-6834-34-8, (Mulawarman University Press. Samarinda, Oktober 2017), h. 25.
46
Khaerudin, PEMBIBITAN TANAMAN HTI, (PT. Penebar Swadaya, Anggota IKAPI.
Jakarta,1999) Cet. 2, h. 27.
47
Wikipedia, Penanganan Pasca Panen, Diklat Penerapan Panen Karet bagi Petugas
BPP Jambi, 25 s/d 31 Maret 2008, Subdit Pasca Panen Perkebunan Direktorat Penanganan Pasca
Panen, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran, (Jambi,2008)
24

Tanaman karet ini terbagi kedalam dua jenis, yaitu karet alam dan

karet sintesis. Karet alam ialah bahan yang diperoleh dari polimer alam

secara langsung, dan getah karet tersebut bersifat cair yang dikenal dengan

nama lateks.48 Sedangkan, karet sintesis merupakan polimer buatan

manusia dari minyak bumi yang dikenal sebagai monomer, batu bara,

minyak, gas alam dan asetilena.49

4. Kesejahteraan

a. Teori Kesejahteraan

Kesejahteraan menurut ekonom Itali Vilveredo Pareto

menyatakan bahwa kesejahteraan adalah suatu kondisi syarat dimana

terciptanya alokasi sumber daya secara efisien dan optimal yang

kemudian dikenal dengan istilah syarat atau kondisi pareto (Pareto

Condition). Kondisi pareto didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana

sebagian individu mungkin diuntungkan oleh pertukaran sukarela.50

Kesejahteraan menurut ekonomi secara umum, kesejahteraan

dibagi menjadi tiga macam, yakni classical utilitarian, neoclassical

welfare theory, dan new contractarian approach. Classical utilitarian

menekankan pada kesenangan atau kepuasaan seseorang yang dapat

diukur dan bertambah. Neoclassical welfare theory menekankan bahwa

kesejahteraan merupakan fungsi dari semua kepuasaan individu.


48
Eltia Triwani, laporan akhir : “PENGARUH SUHU OPERASI TERHADAP PERSEN
YIELD PRODUK BAHAN BAKAR CAIR DARI PROSES CATALITIC CRACKING LIMBAH
PABRIK CRUMB RUBBER”. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, 2014. h. 4.
49
Kobe Rumbber Manufacture Indonesia, “Mengenal Tentang Karet Sintesis”.
https://www.kobeglobal.com/mengenal-bahan-baku-ban-karet-sintesis/
50
Rindi Anggoro Sukma, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di
Indonesia, Skripsi Sarjana S1 Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi,
Universitas Negeri Semarang, Semarang. 2012.
25

Sedangkan, new contractarian approach menekankan bahwa individu

yang dirasionalkan setuju dengan adanya kebebasan maksimum dalam

hidupnya yang artinya bebas mengukur kepuasaan sendiri.

Sehingga, kesejahteraan secara jelas dapat mengindentifikasi

adanya pendapatan yang kurang meningkat dikalangan masyarakat dan

kesejahteraan juga dapat menjadi langkah jaminan sosial untuk dapat

mengatasi adanya kesenjangan kemiskinan yang ada di masyarakat.51

Selain itu, kesejahteraan juga memungkinkan masyarakat dalam

bertindak secara mandiri dalam mengisyarakatkan bahwa tidak semua

keinginan harus dipenuhi, tetapi perlu dilakukan dengan tepat

berdasarkan perencanaan yang telah ditentukan.52

b. Kesejahteraan Dalam Islam

Kesejahteraan dalam islam adalah sesuatu yang menjadi

maksud akhir setiap tindakan artinya segala sesuatu yang dimiliki oleh

manusia harus ada disimpan dan dimiliki.53 Kesejahteraan dalam islam

juga dibagi kedalam dua pengertian, yakni :

1) Kesejahteraan Holistik dan Seimbang : Yaitu kecukupan materi yang

didukung oleh kebutuhan spiritual yang mencakup individu dan

sosial.

2) Kesejahteraan Didunia dan Diakhirat (Falah) : Yaitu kesejahteraan

yang ditunjukkan dengan kecukupan materi didunia dalam rangka


51
Mel Grey, “The Progress of Social Development in South Africa”, Blackwell
Publishing Ltd and the International Journal of Social Welfare, ISSN 1369-6866, 2006, h. 53.
52
Eva Hijorne, dkk, “Negotiating Dilemmas in the Practices of Street-Level Welfare
Work”, Blackwell Publishing Ltd and the International Journal of Social Welfare, ISSN 1369-
6866, 2010, h. 304-307.
53
Ibnu Asyr dalam Hukum Zakat Yusuf Qardhawi, cetakan kesebelas. h. 123.
26

memperoleh kecukupan diakhirat. Artinya, kesejahteraan didunia itu

hanya digunakan untuk mecapai kesejahteraan diakhirat sebab

merupakan sesuatu yang lebih bernilai dibandingkan didunia.

c. Kesejahteraan dalam Ekonomi Syariah

Kesejahteraan dalam ekonomi syariah adalah kesejahteraan

secara menyeluruh baik secara material maupun secara spiritual dan

tidak diukur berdasarkan nilai ekonomi saja tetapi juga mencakup nilai

moral, nilai spiritual dan juga nilai sosial. 54 Ekonomi syariah juga

mengisyaratkan kebahagiaan dengan memasukkan faktor material dan

immaterial (spiritual) secara merata agar kesejahteraan bisa dicapai.55

Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan adalah tercapainya

kemaslahatan agar tujuan yang bisa terjaga baik dalam agama, batin,

akar pikiran, kekayaan dan keturunannya.56

d. Teori Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya

kebutuhan dasar yang tercermin dari rumah yang layak, tercukupinya

kebutuhan sandang dan pangan, biaya pendidikan serta kesehatan yang

murah dan berkualitas atau kondisi dimana setiap individu mampu

memaksimalkan utilitasnya pada batas tertentu dan tercukupinya

54
Ziauddin Sardar & Muhammad Nafik H.R, “Kesejahteraan Dalam Prespektif Islam
Pada Karyawan Bank Syariah”, (Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan. Vol. 3 No 5 Mei
2016 : 391-401), Universitas Airlangga.
55
Muhammad alfi Syahrin,dkk. “Kesejahteraan Masyarakat Prespektif Ekonomi
Syariah”. Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo. JSE : Jurnal Sharia
Economica, Volume 1 Nomor 2, Juli 2022. h. 104.
56
Abdur Rohman, Ekonomi Al-Ghazali, Menelusuri Konsep Ekonomi Islam Dalam
Ihya’ Ulum Ad-Din. Surabaya: Bina Ilmu, 2010.
27

kebutuhan jasmani dan rohani.57 Kesejahteraan masyarakat untuk umat

muslim berdasarkan penafsiran para mufassir dalam al-qur’an yaitu:

Terjemah : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan


bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah
dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu.
Maka Kami siksa mereka sebab perbuatannya.” (Q.S Al-A’araf 7:96).58

Dari ayat diatas, dapat diketahui bahwa kesejahteraan

seseorang tidak dinilai dari materi saja, melainkan dinilai dari

kesenangan yang didalamnya ada cobaan dan ujian bagi setiap umat

manusia.59 Maka, kesejahteraan bagi masyarakat khusus nya yang

muslim perlu dilandaskan dengan rasa aman, rasa syukur dalam diri

atas harta benda yang diberikan serta kesehatan pada diri tanpa ada rasa

paksaan dari pihak mana pun dan memiliki keimanan dalam diri untuk

mensejahterahkan kebutuhan ekonomi masing-masing keluarganya.

e. Indikator Kesejahteraan

1) Indikator Kesejahteraan secara umum

Menurut Badan Pusat Statistik, kesejahteraan disuatu

wilayah masyarakat dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu

pendapatan masyarakat, komposisi pengeluaran masyarakat dari

pangan maupun non-pangan, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat

57
J. Dura, “Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa,
Kebijakan Dana Kelembagaan Desa terhadap Kesejahteraan Masyarakat”. Jurnal Jibeka, 2016.
h. 26.
58
Q.S. Al-A’araf 7:96.
59
Al-Maraghi, A.M, Tafsir Al-Maraghi, Thoha Putra, 1993. h. 28.
28

kesehatan masyarakat, kondisi dan fasilitas disetiap rumah

masyarakat.60

Menurut Sri Edi, indikator kesejahteraan pada umumnya

terdiri dari konsumsi makanan dan gizi, sandang, papan, kesehatan,

pendidikan, spiritual, rekreasi, dan tabungan.61

2) Indikator Kesejahteraan Dalam Konsep Islam

Kesejahteraan dalam konsep islam memiliki 5 indikator

untuk perlindungan terhadap suatu mashlahah, yaitu sebagai

berikut:

a) Ad-dien (Memelihara Agama)

Memelihara agama dapat diukur dari implementasi rukun

islam yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji serta dilihat

dari tercapainya amalan rukun iman.

b) An-nafs (Memelihara Jiwa)

Memelihara jiwa dapat diukur dari seberapa terpenuhinya

kebutuhan sandang, pangan, tempat tinggal, kesehatan dan

fasilitas lainnya yang dapat dicapai dalam memelihara jiwa

tersebut.

c) Al-aql (Memelihara Akal)

Memelihara akal dapat dilihat dari seberapa bisa dia

menjauhi minuman keras, kemudian seberapa mampu dia untuk

60
Agung Purwanto dan Budi Muhammad Taftazani, “Pengaruh Jumlah Tanggungan
Terhadap Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Pekerja K3L Universitas Padjadjaran”,
dalam Jurnal Pekerjaan Nasional. Vol. 1. No. 2, 2018.
61
Sri Edi Suwarsono, Sekitar Kemiskinan dan Keadilan, Jakarta Pers, 1984, h. 24.
29

menjalankan perintah menuntut ilmu pengetahuan, dan seberapa

bisa pula dia menghindarkan diri mendengarkan sesuatu yang

tidak bermanfaat.

d) An-nasl (Memelihara Keturunan)

Memelihara keturunan dapat dilihat dari seberapa mampu

manusia memenuhi kebutuhan ekonomi masing-masing

keluarganya dengan cara yang telah ditentukan oleh Allah

SWT.62

e) Al-maal (Memelihara Harta)

Memelihara harta dapat dilakukan dengan cara tidak

melakukan pemborosan, tidak melakukan penumpukan terhadap

harta, dan selalu menginfaqkan serta rajin bersedekah untuk

kemaslahatan keseluruhan manusia.63

3) Indikator Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Muslim

a) Sandang, Pangan, dan Papan

Sandang, pangan dan papan adalah indikator kebutuhan primer

yang mendasar dalam memenuhi suatu kebutuhan hidup

masyarakat.64 Indikator sandang adalah pemenuhan kebutuhan

diri untuk bergaya hidup seperti pemenuhan diri dengan pakaian

62
Ziaudin Sardar & Muhammad Nafik H.R, “Kesejahteraan dalam prespektif Islam
pada Karyawan Bank Syariah”, dalam Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3, No. 3,
2016.
63
Andi Iswadi, “Maslahat Memelihara Harta dalam Sisten Ekonomi Islam”, dalam
Jurnal Filsafat dan Budaya Hukum, April 2014.
64
Vania Senggetang, dkk, “Pengaruh Lokasi, Promosi Dan Persepsi Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Pada Perumahan Kawanua Emerald City Manado”, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal EMBA, ISSN
2303-1174, Vol. 7. No. 1, Januari 2019, h. 881.
30

yang layak pakai serta bersih, indikator pangan adalah

kenikmatan dalam berbagi konsumsi makanan dan minuman

seperti daging, buah-buahan, susu, air dan lain sebagainya, dan

indikator papan adalah pemenuhan manusia untuk mendapatkan

tempat yang layak huni seperti rumah yang ditempati setiap

hari.65

b) Pendidikan

Pendidikan merupakan cara yang telah dilakukan umat manusia

sepanjang kehidupannya untuk menjadi sarana dalam

mendapatkan ilmu pengetahuan dengan mengembalikan

manusia pada suatu kesadaran moral yang harus dikawal semua

pihak.66

c) Ketaatan Beragama

Ketaatan beragama adalah faktor penting yang perlu dimiliki

setiap individu supaya dapat menghindarkan diri dari dosa agar

dapat mencapai kejayaan dan kebahagiaan hidup manusia

didunia dan diakhirat.67

d) Kehidupan Beragama

Kehidupan beragama adalah kehidupan yang dimiliki oleh setiap

manusia dengan keunikannya masing-masing dalam


65
Sa’diah, “Penerapan Bagi Hasil Perkebunan Karet Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus Desa Bukit Raya Kelurahan Sepaku, Penajam Paser
Utara)”, Program Studi ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda, 2022, h. 32.
66
Ajat Sudrajat, “Mengapa Pendidikan Karakter?”, FIS Universitas Negeri
Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun I, Nomor 1, Oktober 2011, h. 48.
67
Rodi Wahyudi, “Hubungan Perilaku Korupsi Dengan Ketaatan Beragama Di Kota
Pekanbaru”, Jurnal Antikorupsi Volume 2 Nomor 1 – Agustus 2016, h. 193.
31

menghadapi situasi dilingkungan sekitarnya yang masih sering

diwarnai dengan tradisi-tradisi yang sesuai dengan ajaran

islam.68

e) Ketentraman Hidup

Ketentraman hidup adalah perasaan dari jiwa seseorang yang

dibarengi dengan rasa ridha ketika kehidupannya mampu

menggabungkan antara kemaslahatan dunianya dan

kemaslahatan akhiratnya sesuai dengan perintah islam.69

5. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah menjelaskan secara teoritis pertautan antara

variabel yang akan diteliti lalu dihubungkan antara variabel independen

dan dependen.70

Pendapatan Petani Karet (X) Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat

Muslim (Y). Untuk menguji kebenaran suatu penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut :

(X) (Y)
Pendapatan Petani Kesejahteraan Ekonomi
Karet Masyarakat Muslim

Gambar. Kerangka Pikir

6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap

68
Tina Afiatin, “Religiusitas Remaja : Studi Tentang Kehidupan Beragama Di Daerah
Istimewa Yogyakarta”, Jurnal Psikologi, ISSN : 0215-8884, 1998, No. 1, h. 56.
69
Mukran H. Usman dan Aswar, “Kolerasi Kehidupan Berislam Masyarakat Desa
Barungan Dengan Kemakmuran, Keamanan, Dan Ketentraman Hidup”, Jurnal Dakwah dan
Sosial Keagaman, Vol. 6, No. 1, 2020, h. 11.
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D, (bandung: Alfabeta,
2013), h. 60.
32

masalah riset atau penelitian yang mengandung setidak-tidaknya hubungan

dua variabel.71

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan petani

karet terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat muslim di

Kampung Sumberrejo, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai

Barat.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan petani karet

terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat muslim di kampung

Sumberrejo, kecamatan Sekolaq Darat, kabupaten Kutai Barat.

71
Mudrajad Kuncoro, Ph.D, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. (PT. Gelora Aksara Pratama. Penerbit
Erlangga, 2009), h. 49.
C. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian ini mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai suatu fakta serta sifat dari populasi tertentu atau mencoba

menggambarkan fenomena secara detail.72 Sehingga pada penelitian ini

digunakanlah penelitian kuantitatif dan berlandaskan pada penemuan yang

dapat dicapai menggunakan prosedur statistik/pengukuran dari data yang

telah diperoleh.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu

berkaitan dengan masalah yang diteliti.73

Populasi dalam penelitian ini adalah petani karet yang ada

dikampung Sumberrejo yaitu sebanyak 178 orang.

b. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri

atau keadaan tertentu yang akan diteliti dimana anggota populasi akan

dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga dapat

mewakili suatu populasi.74

72
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitaif, Kalitatif, & Penelitian Golongan,
(Jakarta: KENCANA, 2017), h. 62.
73
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitaif : Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder Edisi Revisi 2. Cet. 5, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta: Rajawali Press 2016, h. 76.
74
Nanang Martono, Metode..., h.76.

33
34

Menurut Arikunto, apabila jumlah responden kurang dari 100,

maka sampel yang diambil adalah semuanya sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi dan jika responden lebih dari 100, maka

sampel yang harus diambil sebesar 10% - 15% atau 20% - 25% atau

lebih dari jumlah populasi.75

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian

ini ialah dengan metode purposive sampling. Metode purposive

sampling adalah metode yang digunakan untuk menetapkan responden

dengan kriteria tertentu. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

petani karet yang telah mengetahui tata cara untuk meningkatkan

kesejahteraan masing-masing keluarganya termasuk dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat muslim disekitarnya

yang sesuai dengan tata ekonomi islam. Teknik untuk menentukan

ukuran sampel yang digunakan adalah teknik Random Sampling,

karena jumlah populasi telah diketahui dan dipilih sesuai kriterianya,

yakni dengan rumus :

π=N ×10 %

Dimana :

π : Jumlah sampel minimal

N : Jumlah populasi

Dalam menentukan jumlah sampelnya, digunakanlah

kelonggaran sebesar 10%, dengan perhitungan sebagai berikut:

75
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), h. 112.
35

π=N ×10 %

π=178 ×10 %

π=17,8 (dibulatkan menjadi 18)

π=18

Dari hasil perhitungan sampel diatas, maka diperoleh sampel

sebanyak 18 orang responden.

3. Sumber Data

a. Data Primer

Penelitian primer adalah suatu penelitian yang membutuhkan

data atau informasi dari sumber pertama atau biasa disebut dengan

responden.76Data primer yang ada dalam penelitian ini diperoleh

dengan cara menggunakan metode observasi yaitu pengamatan

langsung kelapangan dan menggunakan metode kuisioner (angket)

yang dibagikan secara langsung melalui fisik kertas kepada responden

yang akan diisi secara langsung oleh masyarakat muslim yang ada di

kampung Sumberrejo, kecamatan Sekolaq Darat, kabupaten Kutai

Barat.

b. Data Sekunder

Penelitian sekunder yaitu suatu bahan yang bukan dari sumber

pertama dan hanya sebagai sarana untuk memperoleh data atau

informasi untuk menjawab masalah yang diteliti.77 Data sekunder yang

ada dalam penelitian ini diperoleh dengan cara mendokumentasikan


76
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), h. 16
77
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian ..., h. 17
36

dokumen-dokumen penting yang berkaitan langsung dengan penelitian

ini dan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan

referensi tertentu seperti buku, jurnal, dan lain sebagainya yang terkait

dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi (pengataman) yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan mengamati langsung kelokasi penelitian.

b. Kuisioner (Angket)

Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada

responden untuk dijawab.78

Dalam penggunaan kuisioner ini digunakanlah pengukuran

Skala Likert, yaitu skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena

tertentu. Artinya, pernyataan yang diberikan bisa berupa positif dan

negatif.79

Kuisioner yang diberikan kepada responden ialah berupa fisik

kertas dan kuisioner ini digunakan agar dapat mengetahui pengaruh

pendapatan petani karet terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat

muslim dikampung sumberrejo tersebut. Untuk penilaian yang

78
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: PT. Alfabeta, 2018), Cet. Ke-2, h.
225.
79
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),
Ed.1., Cet. Ke-5, h. 138-139.
37

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Sangat Setuju (SS) =5

2) Setuju (S) =4

3) Netral (N) =3

4) Tidak Setuju (TS) =2

5) Sangat Tidak Setuju (STS) =1

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu dengan mendokumentasikan berbagai

dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan penelitian di

kampung Sumberrejo Kecamatan Sekolaq Darat Kabupaten Kutai

Barat. Dokumen penting tersebut yaitu berupa data para petani karet

kampung Sumberrejo, data pendapatan petani karet kampung

Sumberrejo, dan profil kampung Sumberrejo.

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu dengan mencari referensi-referensi yang

berhubungan langsung dengan penelitian dikampung Sumberrejo,

Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat. Referensi-referensi

ini didapatkan dari buku, jurnal, website, skripsi terbaru dan skripsi

terdahulu.

5. Definisi Operasional

Judul : “Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Kesejahteraan

Ekonomi Masyarakat Muslim (Studi Kasus di Kampung Sumberrejo,

Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat)”. Berdasarkan judul


38

tersebut, maka variabel penelitian yang didefinisikan secara operasional

adalah “Pendapatan Petani Karet” dan “Kesejahteraan Ekonomi

Masyarakat Muslim”. Pendapatan petani karet yaitu untuk mengetahui

berapa pendapatan dari petani karet dalam memperoleh hasil penyadapan

getah karet dan juga berapa pendapatan yang diperoleh dari hasil jual

getah karet nya tersebut. Sedangkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

muslim yaitu untuk mengetahui seberapa banyak anggota keluarga disetiap

masyarakat muslim yang pemenuhan ekonominya dapat mengsejahterakan

ekonomi keluarganya.

6. Variabel dan Indikator Variabel

Variabel dan indikator variabel dalam penelitian ini dapat di uraikan

sebagai berikut :

Variabel Indikator Variabel Skala


Pendapatan Petani a. Pendapatan yang terima
Karet (X) perhari, perminggu, atau
perbulan.
Skala Likert
b. Pekerjaan.
c. Anggaran biaya.
d. Beban yang ditanggung.
Kesejahteraan a. Sandang, pangan, dan papan.
Ekonomi Masyarakat b. Pendidikan.
Muslim (Y) c. Ketaatan beragama. Skala Likert
d. Kehidupan beragama.
e. Ketentraman hidup.
7. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
39

berikut :

a. Uji Instrument Penelitian

1) Uji Validitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui seberapa tepat instrumen atau

kuisioner yang disusun dimana mampu menggambarkan yang

sebenarnya dari variabel penelitian. Sebuah instrumen dikatakan

valid apabila nilai koefesien r hitung ≥ r tabel. Validitas dalam

penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur

penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur.80

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali

atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat

pengukur yang sama pula.81 Pengujian dilakukan dengan

membandingkan antara nilai cronbach alpha dengan 0,6 dengan

kriteria pengujiannya sebagai berikut:

 Jika cronbach alpha ≥ 0,6, maka reliabilitas/terpercaya.

 Jika cronbach alpha ≤ 0,6, maka tidak reliabilitas/tidak terpercaya.

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

80
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), h. 59.
81
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), Ed.1.,
Cet. Ke-2., h. 87
40

Normalitas data merupakan hal yang penting karena dengan data

yang terdistribusi normal maka data tersebut dianggap dapat

mewakili populasi.82

2) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam suatu model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari nilai residual pada suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain.

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi artinya adanya korelasi antara anggota serangkaian

observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang. Model regresi

yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. 83

Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW-Test).

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

 Jika dU < DW < 4-dU maka H0 diterima dan tidak terjadi

masalah autokorelasi.

 Jika DW < dL atau DW > 4-dL maka H0 ditolak dan terdapat

masalah autokorelasi.

 Jika dL< DW <dU atau 4-dU < DW < 4-dL maka tidak ada

keputusan yang pasti.

c. Uji Hipotesis Penelitian

1) Analisis Regresi Linear Sederhana

82
Duwi Priyatno, SPSS; Panduan Mudah Olah Data Bagi Mahasiswa & Umum,
(Yogyakarta: ANDI, 2018), h. 73
83
Imam Gunawan, Pengantar Statistika Inferensial, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017),
h.100
41

Salah satu alat yang dapat dihunakan dalam memprediksi

permintaan di masa yang akaan datang dengan berdasarkan data

masa lalu, atau untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas

(independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent) adalah

menggunakan regresi linier.84 Dimana variabel independen (X)

adalah pendapatan petani karet, sedangkan variabel dependen (Y)

adalah kesejahteraan ekonomi masyarakat muslim.

Y =a+b X

Keterangan :

Y : Kesejahteraan ekonomi masyarakat muslim

a : Konstan

b : Koefisien regresi linear

X : Pendapatan petani karet

2) Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R2) adalah suatu nilai yang menggambarkan

seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel dependen bisa

dijelaskan oleh perusahaan atau variasi dari variabel independen.

Nilai koefisien determinasi berada di antara 0-1. Dengan

mengetahui nilai koefisien determinasi kita akan menjelaskan

kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependen.

Semakin tinggi nilai koefisien determinasi akan semakin baik

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan perilaku

variabel dependen.
84
Syofian Siregar, Statistik Parametik ..., h. 379.
42

3) Uji T

Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi

terikat. Uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel

independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap

variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut85 :

 Ho diterima, bila thitung < ttabel atau nilai sig > 0,05 artinya variabel

independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

 Ho ditolak, bila thitung > ttabel atau nilai sig < 0,05 artinya variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen

85
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, (Jakarta: Penerbit Erlangga,
2013) h. 244-245
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an :

Q.S. An-Nisa Ayat : 29

Q.S. Al-A’araf, 7:96

Buku :

Diah Retno Dwi Hastuti dan Rahim. Pengantar Teori dan Kasus Ekonomika

Pertania. Jakarta: Penebar Swadaya, 2008, h. 158.

Ackley, Gardner. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: UI-Press, 1961, h. 34.

Daud Ali, Muhammad. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-

Press, 1988, h. 56.

Etnawati, dkk. Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. Dinas

Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2015-2020, h. 37-69 & h, 8-17.

Reksoprayitno, Soediyono. Ekonomi Makro. Yogyakarta:BPFE UGM, 2009, h.

27.

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembanguna. Jakarta: LPEF-UI Bima Grafika 1983,

h.56.

Edwin Nasution, Mustafa. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana

Penada Media Group, 2007, h.132.

Salman, Darmawan. Jagad Maritim: Dialektika Modernitas dan Artikulasi

Kapitalisme pada Komunitas Konjo Pesisir Disulawesi Selatan. Makassar:

Ininnawa 1996, h. 51.

Wahyudin. Petani dan Keterbelakangannya. Citra Aditya Bhakti. Bandung, 2005,

h. 39.

43
44

Soekarwati. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2000,

h.7.

Tim Penulis PS. PANDUAN LENGKAP KARET. Penebar Swadaya. Anggota

Ikapi. Jakarta. Cet. 3, 2011, h. 3.

Achmad Zaini, dkk. PENGEMBANGAN KARET (Studi Kasus di Kutai Timur).

ISBN : 978-602-6834-34-8. Mulawarman University Press. Samarinda.

Oktober 2017, h. 25.

Khaerudin. PEMBIBITAN TANAMAN HTI. PT. Penebar Swadaya. Anggota

IKAPI. Jakarta. Cet. 2, 1999, h. 27.

Wikipedia. Penanganan Pasca Panen. Diklat Penerapan Panen Karet bagi

Petugas BPP Jambi, 25 s/d 31 Maret 2008. Subdit Pasca Panen

Perkebunan Direktorat Penanganan Pasca Panen, Direktorat Jenderal

Pengolahan dan Pemasaran. Jambi, 2008.

Asyr, Ibnu. Dalam: Hukum Zakat Yusuf Qardhawi, cetakan kesebelas, h. 123.

Rohman, Abdur. Ekonomi Al-Ghazali, Menelusuri Konsep Ekonomi Islam Dalam

Ihya’ Ulum Ad-Din. Surabaya: Bina Ilmu, 2010.

A.M, Al-Maraghi. Tafsir Al-Maraghi. Thoha Putra, 1993. h. 28.

Edi Suwarsono, Sri. Sekitar Kemiskinan dan Keadilan. Jakarta Pers, 1984, h. 24.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2013, h. 60.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3. Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. PT. Gelora

Aksara Pratama. Penerbit Erlangga, 2009, h. 49.


45

Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitaif, Kalitatif, & Penelitian Golongan.

Jakarta: KENCANA, 2017, h. 62.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitaif : Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder Edisi Revisi 2. Cet. 5. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta:

Rajawali Press, 2016, h. 76.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2010, h. 112.

Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2006, h. 16-17.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: PT. Alfabeta. Cet. Ke-2, 2018, h.

225.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Ed.1. Cet. Ke-5, 2016, h. 138-139.

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajawali Pers, 2011, h. 59.

Siregar, Syofian. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi

dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT.

Bumi Aksara. Ed.1. Cet. Ke-2, 2014, h. 87-379.

Priyatno, Duwi. SPSS: Panduan Mudah Olah Data Bagi Mahasiswa & Umum.

Yogyakarta: ANDI, 2018, h. 73.

Gunawan, Imam. Pengantar Statistika Inferensial. Jakarta: Rajawali Pers, 2017,

h.100.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Penerbit
46

Erlangga, 2013, h. 244-245.

A.T, Mosher. Menggerakkan dan Mengembangkan Pertanian. Yusaguna. Jakarta,

1987.

Jurnal :

BR Simanjuntak, Riris Riyanti. “Analisis Pendapatan Usaha Tani Karet Di

Kabupaten Muara Jambi”. (Jurnal Universitas Jambi, 2018), h. 2.

Dr. Farooq Aziz, dkk. “Definition of Income-Cycloramic Analysis From the

Qur’ans Perspective”. International Journal of Physical and Social

Sciences. Volume 3. Issue 12. ISSN: 2249-5894. December 2013, h. 506.

Johan. P. Mackenbach and Caspar. WN. Looman. “Life Expectancy and National

Income in Europe, 1900-2008 : an Update of Preston’s Analysis”.

International Journal of Epidemiology, 2013, h. 1109.

Danil, Mahyu. “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pegawai

Negeri Sipil di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen”. Jurnal Ekonomika

Universitas Al-Muslim Bireuen Aceh. Vol. IV. No.7. h. 9.

Dhenis Lontaan, dkk. “Analisis Perbandingan Loyalitas Dan Produktivitas

Pekerja Upah Harian Dan Upah Borongan (Studi Pada Pekerja Usaha

Meubel Di Desa Leilem)”. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174. Vol. 7. No. 4.

Oktober 2019, h. 5625.

Pepep Efendi dan Udin Juhrodin. “Analisis Istihsan Bil Urfi Tentang Sistem Upah

Mingguan Bagi Buruh Bangunan (Penelitian Di Dusun Pangjeleran Desa

Padasuka Kec. Sumedang Utara Kabupaten Sumedang)”. Journal STAI-

Al Jawami (JIMMI). Vol. 4. No. 2. Agustus 2021.


47

Wulan Sari, Septi. “Pemberian Upah Pekerja Ditinjau Dari Upah Minimum

Kabupaten Dan Hukum Ekonomi Islam”. Jurnal AHKAM. IAIN

Tulungagung. Volume 4. Nomor 1. Juli 2016, h. 125-126.

Almigo, Nuzsep. “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Produktivitas

Kerja Karyawan”. Jurnal PSYCHE Fakultas Psikologi Universitas Bina

Darma Palembang. Vol. 1. No. 1. Desember 2004.

Utami Fizal, Ranti. “Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat

Pengendalian Biaya Pada CV. Pinang Advertising Tanjung Pinang”.

Program Studi S1 Akuntansi. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)

Pembangunan Tanjung Pinang, 2021

Elisabeth Manubo, dkk. “Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat

Dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Di Instalasi Rawat Inap CI

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”. Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, ejournal

Keperawatan (e-Kep). Volume 3. Nomor 2. Mei 2015, h. 2.

Grey, Mel. “The Progress of Social Development in South Africa”. Blackwell

Publishing Ltd and the International Journal of Social Welfare. ISSN

1369-6866, 2006, h. 53.

Eva Hijorne, dkk. “Negotiating Dilemmas in the Practices of Street-Level Welfare

Work”. Blackwell Publishing Ltd and the International Journal of Social

Welfare. ISSN 1369-6866, 2010, h. 304-307.

Ziauddin Sardar & Muhammad Nafik H.R. “Kesejahteraan Dalam Prespektif

Islam Pada Karyawan Bank Syariah”. (Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan
48

Terapan. Vol. 3. No. 5. Mei 2016 : 391-401). Universitas Airlangga.

Muhammad Alfi Syahrin, dkk. “Kesejahteraan Masyarakat Prespektif Ekonomi

Syariah”. Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Probolinggo. JSE

: Jurnal Sharia Economica. Volume 1. Nomor 2. Juli 2022, h. 104.

Agung Purwanto dan Budi Muhammad Taftazani. “Pengaruh Jumlah

Tanggungan Terhadap Tingkat Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Pekerja

K3L Universitas Padjadjaran”, dalam Jurnal Pekerjaan Nasional. Vol. 1.

No. 2, 2018.

Dura, J.“Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Alokasi Dana Desa,

Kebijakan Dana Kelembagaan Desa terhadap Kesejahteraan

Masyarakat”. Jurnal Jibeka, 2016, h. 26.

Ziaudin Sardar & Muhammad Nafik H.R. “Kesejahteraan dalam prespektif Islam

pada Karyawan Bank Syariah”, dalam Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan

Terapan Vol. 3. No. 3, 2016.

Iswadi, Andi. “Maslahat Memelihara Harta dalam Sisten Ekonomi Islam”, dalam

Jurnal Filsafat dan Budaya Hukum. April 2014.

Vania Senggetang, dkk. “Pengaruh Lokasi, Promosi Dan Persepsi Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Perumahan Kawanua

Emerald City Manado”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen

Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal EMBA. ISSN 2303-1174. Vol.

7. No. 1. Januari 2019, h. 881.

Sudrajat, Ajat. “Mengapa Pendidikan Karakter?”. FIS Universitas Negeri

Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Karakter. Tahun I. Nomor 1. Oktober


49

2011, h. 48.

Wahyudi, Rodi. “Hubungan Perilaku Korupsi Dengan Ketaatan Beragama Di

Kota Pekanbaru”. Jurnal Antikorupsi. Volume 2. Nomor 1 – Agustus

2016, h. 193.

Afiatin, Tina. “Religiusitas Remaja : Studi Tentang Kehidupan Beragama Di

Daerah Istimewa Yogyakarta”. Jurnal Psikologi. ISSN : 0215-8884. No. 1,

1998, h. 56.

Mukran H. Usman dan Aswar. “Kolerasi Kehidupan Berislam Masyarakat Desa

Barungan Dengan Kemakmuran, Keamanan, Dan Ketentraman Hidup”.

Jurnal Dakwah dan Sosial Keagaman. Vol. 6. No. 1, 2020, h. 11.

Skripsi :

Sri Wahyuni, dkk. Analisis Faktor Produksi Yang Memepengaruhi Pendapatan

Petani Karet Di Desa Rambah Hilir Tengah Kecamatan Rambah Hilir

Kabupaten Rokan Hulu. Fakultas Pertanian Universitas Pasir Pangarai,

2013.

Aman, Rajo. “Dampak Menurunnya Harga Getah Karet Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat Di Desa Hajoran Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten

Labuhanbatu Selatan”. Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan 2019.

Yuniansi, Herma. “Sistem Bagi Hasil Penapatan Petani Karet Dalam Prespektif

Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Desa Rengas Kec. Payamaran Kab.

Ogan Ilir)”. Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Palembang, 2021.


50

Ramadaini, Irman. “Pengaruh Tingkat Pendapatan Petani Karet Terhadap

Kesejahteraan Keluarga Di Desa Teluk Rendah Ulu”. Program Studi

Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.

Ferdiyanto. “Analisis Pendapatan Petani Karet Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Menurut Prespektif Ekonomi Syariah

(Studi di Desa Srikaton Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Selatan)”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung, 2021.

Sakdiah, Zharniatun. “Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Pemenuhan

Kabutuhan Rumah tangga Di Desa Sialang Bungkuk Menurut Prespektif

Ekonomi Syariah”. Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2022.

Marselinus Silfester, dkk. “Faktor-Faktor Pengaruh Pendapatan Petani Karet Di

Desa Sekolaq Darat Kabupaten Kutai Barat”. Fakultas Ekonomi

Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 2016.

Zakawali, Givari. “Pengaruh Pendapatan Dan Pengeluaran Petani Karet Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan Ilir (Studi Kasus

Desa Seri Bandung)”. Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam UIN Raden Patah Palembang, 2016.

Sabirin. “Dampak Turunnya Harga Karet Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat

Prespektif Ekonomi Islam (Studi di Desa Pagar Jati Kabupaten Bengkulu

Tengah)”. Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis


51

Islam. IAIN Bengkulu, 2017.

Sapriadi. “Pengaruh Harga Karet Terhadap Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Petani Karet Di Desa Kalobba Kecamatan Tellulimpoe”. Program Studi

Ekonomi Syariah (EKOS) Fakultas Ekonomi dan Hukum Islam Institut

Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai. Tahun 2021.

Dewa K.S. Swastika, dkk. “Struktur Penguatan Lahan Dan Pendapatan Rumah

Tangga Tani (Studi Kasus Di Kabupaten Kapuas Dan Barito Selatan,

Kalimantan Tengah)”. Kalimantan, 2000.

Triwani, Eltia. Laporan akhir : “PENGARUH SUHU OPERASI TERHADAP

PERSEN YIELD PRODUK BAHAN BAKAR CAIR DARI PROSES

CATALITIC CRACKING LIMBAH PABRIK CRUMB RUBBER”.

Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, 2014, h. 4.

Anggoro Sukma, Rindi. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impor

Beras di Indonesia”. Skripsi Sarjana S1 Program Studi Ilmu Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Semarang, 2012.

Nina Pujiarti, dkk. “Pengaruh Pendapatan Petani Karet Terhadap Kesejahteraan

Masyarakat Di Desa Semuntai Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang”.

Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak, 2022.

Website :

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kutai_Barat. Diakses tanggal 31

Desember 2022. Pukul 14:22 WIB.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Petani Diakses tanggal 1 Januari 2023. Pukul


52

00:11 WIB.

Kobe Rumbber Manufacture Indonesia, “Mengenal Tentang Karet Sintesis”.

https://www.kobeglobal.com/mengenal-bahan-baku-ban-karet-sintesis/ .

Diakses tanggal 04 Januari 2023. Pukul 11:00 WIB.

Hernanto “Pendapatan Usaha Tani Ubi Kayu dan Efesiensi Pemasaran”.

http://respository.usu.ac.id/bistream/123456789/11371/1/09E02924.pdf.

(diakses 16 Maret 2016) dan diakses kembali pada tanggal 7 Januari 2023.

Pukul 01:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai