JURNAL ILMIAH
Disusun Oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
NIM : 115020100111053
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 22 Desember 2015.
2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI KECAMATAN JUNREJO KOTA
BATU
ABSTRACT
The aimed of this study to analyze the factors affecting revenue toward farmers in the
Junrejo District Batu. The dependent variable in this research is the revenue received by
Farmers in a farming cycle. Meanwhile, the land area, the amount of capital, the amount
of the crop, age of the farmer and the amount of labor is an independent variable. The
selected sample is 3 villages with the highest number of households cultivate maize crop
in the Junrejo District such as Junrejo Village, Tlekung Village, and Dadaprejo Village.
OLS regression analysis results showed that at the 95 percent confidence level, land
area, the amount of capital, the amount of the crop, and the number of workers has a
significant impact on farmers' revenue. While the age of the farmer has no significant
effect on farmers' revenue.
Keywords: Revenue, Farmers, Land Area, Total Capital, Total Yield, Age Farmers, Total
Labor.
ABSTRAK
A. PENDAHULUAN
Kacang Tanah
Ubi Kayu
Kedelai
Jagung
B. KERANGKA TEORITIS
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Hartawan Tri Rochmiyanto (Skripsi, 2006) yang
berjudul Analisis Usahatani Padi Organik di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa
Faktor-faktor produksi luas lahan dan pupuk berpengaruh secara positif dan nyata
terhadap pendapatan petani. Faktor produksi bibit berpengaruh signifikan namun
koefisiennya negatif terhadap produksi padi, sedangkan faktor produksi tenaga kerja tidak
signifikan terhadap produksi padi.
Sementara itu penelitian yang berjudul Analisis Ekonomi Usahatani Padi Organik
Di Kabupaten Sragen yang dilakukan oleh Endang Widowati (Skripsi, 2007) menyatakan
bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan dari luas lahan, modal usaha, sistem tanam
terhadap pendapatan usaha tani padi. Sedang variabel tenaga kerja, biaya bibit dan biaya
pupuk tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha tani padi.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Christofel D. Nababan dengan judul
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani jagung di Kecamatan Tiga
Binanga Kabupaten Karo, dengan menggunakan data primer pada satu masa panen yang
dimulai pada April 2008 - Agustus 2008 dengan metode OLS. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa jumlah tenaga kerja, dan kepemilikan lahan mempunyai peranan
yang signifikan positif terhadap pendapatan petani, sedangkan harga pupuk tidak
berpengaruh signifikan dalam penelitian tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Adi Budiono Kamiliah Wilda dan Nuri Dewi
Yanti (2012) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Jagung
di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut menyatakan bahwa melalui analisis
fungsi teknis produksi Cobb-Douglas yang digunakan untuk menganalisis dampak dari
input pada produksi jagung mendapat kesimpulan bahwa luas lahan, tenaga kerja, benih,
pupuk organik, pupuk N, Phonska dan herbisida secara bersamaan mempengaruhi hasil
pada produksi jagung di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. Sementara itu,
pupuk organik tidak secara signifikan mempengaruhi hasil produksi.
Dan yang terakhir adalah penelitian oleh Susianti dan Rustam Abd. Rauf, yang
berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Jagung
Manis Studi Kasus Di Desa Sidera Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa Variabel yang diuji seperti luas lahan, harga benih, harga
pupuk, upah tenaga kerja, harga output/jagung dan umur petani berpengaruh nyata
terhadap pendapatan usahatani jagung manis. Sedangkan variabel harga pestisida dan
pendidikan petani tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani jagung.
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas, dapat kita tarik kesimpulan sementara
bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan petani memang sangat
bervariasi dan memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, dalam
penelitian kali ini penulis berusaha untuk mencoba merangkum variabel-variabel tersebut
yang kemudian akan disusun ke dalam sistematika pemikiran yang dianggap paling sesuai
dalam penelitian ini.
C. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan
adalah data primer berupa data antar ruang cross section yang menjadi atribut petani
jagung di Kecamatan Junrejo sebagai objek penelitian ini. Data luas lahan, jumlah modal,
jumlah hasil panen, usia petani, dan tenaga kerja secara langsung diperoleh dari
responden melalui wawancara.
Penelitian ini dilakukan di Desa Junrejo, Desa Tlekung dan Desa Dadaprejo
Kecamatan Junrejo Kota Batu. Kecamatan Junrejo dipilih karena merupakan daerah
dengan jumlah rumah tangga petani yang mengusahakan komoditas jagung terbanyak di
Kota Batu, serta ketiga desa tersebut dipilih karena merupakan wilayah sentra
pengembangan komoditas jagung yang ada di Kecamatan Junrejo.
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Roscoe
(1975) dalam Widayat dan Amirullah (2002) memberikan panduan untuk menentukan
ukuran sampel :
a. Pada setiap penelitian, ukuran sampel harus berkisar antara 30 dan 500, dan b. Apabila
faktor yang digunakan dalam penelitian itu banyak, maka ukuran sampel minimal 10 kali
atau lebih dari jumlah faktor.
c. Jika sampel akan dipecah-pecah menjadi beberapa bagian, maka ukuran sampel
minimum 30 untuk tiap bagian yang diperlukan.
Alat Analisis dan Spesifikasi Model
Untuk menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan petani
jagung di Kecamatan Junrejo digunakan analisis Ordinary Least Square (OLS)
menggunakan data antar ruang (cross section) dengan spesifikasi model sebagai berikut :
Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6D1 + b7D2 + µ
Keterangan:
Ŷ: adalah pendapatan petani (Y: topi) yang dipengaruhi berbagai faktor dalam
merawat tanaman jagung (rupiah)
a: adalah koefisien Intercept (konstanta)
b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 adalah koefisien regresi
X1 adalah skala usaha (luas lahan tanaman jagung) satuan hektare
X2 adalah jumlah modal yang digunakan (rupiah)
X3 adalah jumlah hasil panen (ton)
X4 adalah usia petani (tahun)
X5 adalah jumlah tenaga kerja (orang)
D1 adalah motivasi bertani (Variabel Dummy, untuk Motivasi Sendiri = 1, untuk
yang lain = 0)
D2 adalah penggunaan pupuk (Variabel Dummy, untuk Kimia = 1, non
Kimia/kombinasi = 0)
µ adalah Variabel lain yang tidak diteliti
Pada tabel di atas terlihat bahwa, model yang diestimasi tidak terkena masalah
autokorelasi, multikolinearitas, heteroskedastisitas serta mempunyai distribusi error
secara normal (lolos uji normalitas). Oleh karena itu berdasarkan uji asumsi klasik dapat
disimpulkan bahwa model tersebut layak untuk digunakan.
Karena kebiasaan yang telah mengakar bahkan menjadi budaya, pemasaran melalui
bakul penebas/tengkulak sudah dianggap benar oleh para petani responden. Hal ini pun
akhirnya menjadi sistem yang sudah lama terbentuk pada wilayah penelitian. Padahal
kondisi demikian pada akhirnya menyebabkan petani responden tidak bisa
memaksimalkan margin keuntungan penjualan dari hasil panen usahatani jagung karena
nilai yang cukup besar sebagian sudah terpangkas untuk para penebas atau tengkulak
tersebut. Dengan karakteristiknya sebagai agen penyalur, penebas/tengkulak memiliki
kedudukan sebagai pintu penyalur yang secara tidak langsung mampu mengendalikan
jumlah supply atau penawaran komoditas pertanian sebelum masuk ke pasar atau ke
konsumen (end user). Selain itu, dari hasil wawancara dengan responden petani, sebagian
besar mengatakan bahwa selama bertransaksi dengan penebas/tengkulak, harga seringkali
ditawarkan/ditentukan oleh pihak penebas/tengkulak, sebagaimana yang diungkapkan
oleh Supriyadi:
“Ndugi ingkang sing nggada bakulan mas reganipiun. Kulo pun nerimo mawon,
soale sing penting kangge kulo jagung e saget enggal pajeng.” (dari para bakul
penebas harga yang saya terima. Kalau saya menerima saja, soalnya yang
terpenting hasil panen saya bisa cepat laku.)
Dan pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh hampir semua petani responden.
Sehingga di dalam kondisi ini, para bakul penebas atau tengkulak memiliki peran sebagai
price maker, sedangkan petani hanya bertindak sebagai price taker.
Gambar 3 : Alur Pemasaran (Tata Niaga) Jagung dari Petani Hingga Konsumen di
Kecataman Junrejo Kota Batu Tahun 2015
Tengkulak
petani
(penebas)
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa pola pemasaran (tata niaga) jagung
yang dihasilkan dari petani yang menjadi responden ketika memasuki masa panen, akan
dipasarkan ke dalam satu alur utama, yakni pemasaran melalui penebas atau tengkulak.
Kemudian pada model alur kedua menggambarkan bahwa pola pemasaran (tata niaga)
jagung yang dihasilkan dari petani diteruskan atau dipasarkan kembali oleh penebas atau
tengkulak kepada pedagang eceran yang ada di pasar sekitar wilayah Kecamatan Junrejo
termasuk pasar besar Kota Batu. Terakhir, pada model alur ketiga menggambarkan bahwa
pola pemasaran (tata niaga) jagung yang dihasilkan dari petani yang telah sampai pada
pedagang eceran yang ada di pasar dijual kembali kepada konsumen (end user).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat disusun
kesimpulan sebagai berikut :
1. Luas lahan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung. Dalam makna
ekonominya, semakin luas atau bertambah jumlah lahan yang digunakan maka
semakin besar pula hasil pendapatan petani karena hasil produksi yang semakin
meningkat.
2. Jumlah modal berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung. Dalam
makna ekonominya, bahwa dengan adanya penambahan modal melalui proses
akumulasi maka proses produksi akan berhenti sehingga akan sulit berkembang.
3. Jumlah hasil panen berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung. Dalam
makna ekonominya, hasil panen yang merupakan output dari proses produksi adalah
ukuran seberapa besar kapasitas usaha petani dalam menghasilkan pendapatan.
4. Jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani jagung.
Dalam makna ekonominya, tenaga kerja sebagai faktor produksi akan berdampak pada
peningkatan hasil produksi ketika jumlahnya juga ditambahkan, namun tetap ada
batasan maksimal penggunaan jumlah tenaga kerja sesuai dengan kapasitas produksi
(proporsional). Sebab jika terus ditambahkan hingga melewati batas proporsional,
maka akan terjadi penurunan pendapatan karena tidak sebanding antara keuntungan
dan biaya tenaga kerja atau terjadi diminishing return of income.
Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka saran yang diberikan dalam menentukan
kebijakan yang terkait dengan pendapatan petani khususnya pada komoditas jagung di
wilayah pertanian Kecamatan Junrejo Kota Batu, maka pengambil kebijakan serta pihak-
pihak yang terkait seperti pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kota
Batu perlu memperhatikan beberapa variabel tersebut yaitu :
1. Luas lahan terbukti berpengaruh terhadap Pendapatan Petani sehingga bisa
direkomendasikan adanya penambahan luas lahan pada para petani jagung. Caranya
bisa dengan memperluas kepemilikan tanah bagi yang memiliki kemampuan atau
bisa juga dengan cara sewa lahan. Sehingga pada masa yang akan datang dalam
perencanaan dan pengembangan wilayah di Kecamatan Junrejo, jangan sampai
mengorbankan lahan pertanian yang subur untuk keperluan diluar program
pengembangan pertanian khususnya pada komoditas jagung.
2. Modal terbukti berpengaruh terhadap pendapatan petani sehingga perlu adanya
penguatan modal setiap petani. Namun karena sifat modal dalam analisis regresi ini
yang kontradiktif, sehingga perlu diawasi secara ketat penggunaan modal tersebut
dan didampingi agar pemakaian modal (terutama dalam bentuk input produksi
seperti bibit dan pupuk) sesuai dengan proporsi yang ideal agar tidak cenderung
mengalami penurunan meskipun jumlahnya terus ditambah (the law of diminishing
return).
3. Jumlah hasil panen terbukti berpengaruh signifikan terhadap penerimaan petani.
Untuk itu bisa dilakukan pengkajian dan penelitian mengenai faktor-faktor usahatani
yang bisa menaikkan jumlah hasil panen tanpa harus menambah luas lahan
sekalipun, misalnya dengan penggunaan bibit unggul atau pupuk berkualitas.
UCAPAN TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
BPS Kota Batu. 2013. Produk Domestik Regional Bruto Kota Batu 2013. Batu.
BPS Kota Batu. 2014. Potret Usaha Pertanian Kota Batu Menurut Subsektor (Hasil
Pencacahan Lengkap Sensus Pertanian 2013 dan Survei Pendapatan Rumah
Tangga Pertanian 2013). Batu.
BPS Kota Batu. 2014. Statistik Daerah Kecamatan Junrejo. Batu.
Fitriyaningsih, Erlina. 2012. Pengaruh Besar Modal (Modal Sendiri), Pemberian Kredit,
Dan Tingkat Suku Bunga Kredit Terhadap Peningkatan Pendapatan Pedagang
Kecil Di Desa Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan Bantul. UNY Press. Yogyakarta.
Gujarati, Damodar N. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 1. Penerbit Salemba 4.
Jakarta.
Gujarati, Damodar N. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika Buku 2. Penerbit Salemba 4.
Jakarta.
Hardjanto, Amirullah Imam. 2005. Pengantar Bisnis. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Irianto, Heru dan Emy Widiyanti. 2013. Analisis Value Chain dan Efisiensi Pemasaran
Agribisnis Jamur Kuping di Kabupaten Karangayar. Jurnal SEPA : Vol. 9 No. 2
Februari 2013 : 260 – 272. Universitas Negeri Surakarta. Solo.
Kementan. 2014. Buletin Analisis Perkembangan Harga Komoditas Pertanian.
Kementerian Pertanian. Jakarta.
Kotler P dan Gary Armstrong. 1996. Dasar-Dasar Pemasaran. Prenhallindo. Jakarta.
Nababan, Christofel D. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Petani Jagung di kecamatan tiga binanga kabupaten karo. USU Press. Medan.
Permasih, Jenny. 2014. Proses Pengambilan Keputusan Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penggunaan Benih Jagung Hibrida Oleh Petani Di Kecamatan
Adiluwih Kabupaten Pringsewu. Unila Press. Bandar lampung.
Rahayu, Ami. 2012. Status Keberlanjutan Kota Batu Sebagai Kawasan Agropolitan.
Undip Press. Semarang.
Rifai, Ade Indrawan Ali. 2012. Dampak Pembangunan Sektor pertanian Tanaman
Pangan terhadap Perekonomian Indonesia Analisis Sistem Neraca Sosial
Ekonomi. UI Press. jakarta.
Saputri, Ayu. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba Pengrajin (Studi
Kasus pada Sentra Industri Kerajinan Anyaman dan Tenun ATBM di Desa
Gamplong, kelurahan sumber rahayu, kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta). UAJY Press. Yogyakarta.
Semaoen, Iksan dan Kiptiyah. 1994. Konsumsi dan Pemasaran Bungan Potong di Jawa
Timur. Lembaga Penelitian Brawijaya.
Setiorini, Fajarwulan. 2008. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Mas di Kecamatan
Pagelaran, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. IPB Press. Bogor. Suartining, Ni
Ketut. 2011. Struktur, Perilaku, Dan Kinerja Pemasaran Anggur (Studi
Kasus Di Desa Banjar Kecamatan Banjar) Kabupaten Buleleng. Unud Press.
Bali.
Suprapto, Edy. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usahatani Padi
Organik Di Kabupaten Sragen. UNS Press. Solo.
Surya, Gangga Nanda Adi. 2011. Analisis Pendapatan Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pengusahaan Lahan Sawah (Studi Kasus : Desa Gempol Kolot,
Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat). IPB Press.
Bogor.
Widayat dan Amirullah. 2002. Riset Bisnis. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.
Yuniarti, Titi, Umar Burhan dan M. Muslich Mustadjab. 2009. Efisiensi Pemasaran
Jambu Mete di Kabupaten Lombok Barat (Studi Kasus Di Sentra Produksi
Bayan). Jurnal WACANA Vol. 12 No.1 Januari 2009 Universitas Brawijaya.
Malang.
Lampiran 1 : Hasil Estimasi Regresi dengan Aplikasi Eviews 7
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 09/28/15 Time: 16:46
Sample: 1 30
Included observations: 30
1. Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 09/30/15 Time: 18:34
Sample: 1 30
Included observations: 30
Presample missing value lagged residuals set to zero.
2. Uji Multikolinearitas
D1 D2 X1 X2 X3 X4 X5
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 09/30/15 Time: 17:14
Sample: 1 30
Included observations: 30
4. Uji Normalitas
6
Series: Residuals
Sample 1 30
5
Observations 30
4 Mean -1.70e-15
Median -0.046797
Maximum 0.510922
3 Minimum -0.483626
Std. Dev. 0.308865
Skewness 0.081385
2
Kurtosis 1.702506
1 Jarque-Bera 2.137481
Probability 0.343441
0
-0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6