Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN


“PERTANIAN SEBAGAI BAHAN PANGAN, SERAT, BAHAN
BAKU INDUSTRI, DAN SUMBER ENERGI”

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Agroekoteknologi L

I Dewa Gede Pramuja Suryana 215040200111137


Nadya Widi Prameswari 225040200111104
Ilham Fachriansyah A 225040200111208
Galih Septyani 225040201111011
Ela Nur Azizha 225040207111052

PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PETANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2024
Pertanian Sebagai Bahan Pangan
Pangan merupakan kebutuhan pokok yang penting dalam sebuah kehidupan
manusia. permintaan akan pangan di Indonesia akan meningkat seiring dengan
berjalannya waktu dan meningkatnya kebutuhan manusia akan pangan. Komoditas
pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan antara lain padi, jagung,
ubi, dan kacang kacangan. Kebijakan pembangunan pertanian merupakan salah satu
kebijakan pembangunan nasional yang sangat penting dan besar pengaruhnya
dalam pembentukan ketahanan nasional (Timikasari et al., 2022). Hal ini
disebabkan karena ketahanan pangan dan gizi merupakan salah satu komponen
dalam ketahanan ekonomi, tanpa ketahanan pangan yang memadai, mustahil dapat
menjawab perubahan yang mendasar yang akan terjadi dimasa mendatang

Jenis Luas Panen (Hektar) Produksi (Ton) (Produktivitas


Tanam (Kuintal/Hektar)
an
2020 2021 2022 2020 2021 2022 2020 2021 202
2

Padi 507.5 491.87 538.27 2.550. 2.503.4 2.824.50 50,2 50,90 52,4
45,00 5,70 6,00 609,00 52,00 9,00 5 7

Jagung 134.9 134.80 128.94 939.46 887.961 853.024, 69,6 66,00 66,0
11,70 1,00 4,00 5,95 ,00 00 4 0

Ubi 3.626, 3.444,0 3.460,0 154.72 141.838 143.330, 462, 412,0 414,
Kayu 30 0 0 8,76 ,00 00 68 0 00

Ubi 4.053, 3.593,0 3.609,0 133.93 121,767 122.958, 330, 339,0 341,
Jalar 70 0 0 0,30 ,00 00 39 0 00

Kacan 335,7 337,00 302,00 296,88 305,00 392,00 8,84 9,00 13,0
g Hijau 0 0
Tabel diatas merupakan tabel hasil produksi komoditas pertanian sebagai pemasok
bahan pangan pada beberapa tahun terakhir di Provinsi Sumatera Barat.
berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa hampir seluruh komoditas kecuali kacang
hijau mengalami penurunan produksi tiap tahunnya. akan tetapi pada produktivitas
per hektar beberapa komoditas dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang
cukup signifikan seperti pada komoditas padi, ubi jalar, dan kacang hijau.
Pertanian Sebagai Bahan Serat

Sektor pertanian Indonesia memiliki potensi untuk menjadi penyedia bahan


serat dalam industri tekstil dan kain. Berbagai produk pertanian seperti kulit buah,
daun, dan batang tanaman dapat diolah menjadi serat alam, yang kemudian dapat
digunakan sebagai bahan baku dalam industri tekstil dan kain Industri serat alam di
Indonesia memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan baku aneka industri,
seperti kertas, tekstil, dan kain. Pertanian Indonesia memiliki hasil seperti padi,
kedelai, jagung, kacang tanah, ketela pohon, dan ubi jalar, yang dapat diekspor ke
berbagai negara di seluruh dunia dan menjadi sumber devisa penting bagi
perekonomian Indonesia

Gambar 1. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu Menurut Jenis Hasil Hutan Bukan
Kayu dan Triwulan, 2021
Sektor pertanian juga memberikan dampak konstribusi yang sangat besar
terhadap kemajuan perekonomian di Indonesia. salah satunya yaitu pada hasil
prosuksi hutan bukan kayu. Secara umum, produksi hasil hutan bukan kayu selama
triwulan I sampai triwulan IV mengalami fluktuasi. Produksi bambu mengalami
peningkatan hingga triwulan III, tetapi mengalami penurunan pada triwulan IV.
Sama halnya bambu, produksi rotan, getah karet, dan daun kayu putih mengalami
penurunan pada triwulan IV. Sedangkan jenis produksi hasil hutan bukan kayu yang
mengalami penurunan hingga triwulan III tetapi mengalami peningkatan pada
triwulan IV adalah gaharu, gondorukem, dan jamur. Produksi madu, getah pinus,
dan sagu mengalami peningkatan dari triwulan I sampai triwulan IV. Sementara
jenis produksi hasil hutan bukan kayu lainnya relatif mengalami fluktuasi pada
masing-masing triwulan. dapat dilihat bahwa mayoritas produksi hasil hutan bukan
kayu pada jenis rotan dan getah karet berasal dari Pulau Sumatera. Sebagian besar
produksi hasil hutan bukan kayu pada jenis bambu, gaharu, madu, getah pinus, daun
kayu putih, gondorukem, dan jamur berasal dari Pulau Jawa. Sementara, sebagian
besar produksi hasil hutan bukan kayu dengan jenis sagu berasal dari Pulau Maluku
dan Papua.

Pertanian Sebagai Bahan Baku Industri


Sektor pertanian dapat memberikan kontribusi yang bersar terhadap
pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini disebabkan karena sektor pertanian
merupakan sektor yang menyediakan bahan makanan dan bahan mentah bagi
sebagian industry suatu negara. Selanjutnya, sektor pertanian dapat menyediakan
faktor – faktor yang dibutuhkan untuk eksporasi sektor – sektor yang lain yaitu
sektor industri. Sektor pertanian juga merupakan basis dari hubungan – hubungan
padar yang penting dalam menciptakan spread effect dalam proses pembangunan.
Terakhir sektor pertanian merupakan sumber foreign exchange yang diperlakukan
untuk input pembangunan dan sumber pekerjaan serta pendapatan dari masyarakat
(Supriyati & Suryani, 2016).

Gambar 2. Grafik Produksi Kelapa Sawit di Indonesia 2011-2021 (Sipayung,


2023).

Berdasarkan data grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada


periode 2011 sampai 2020, produksi kelapa sawit mengalami peningkatan sekitar
101.25%. Tetapi pada tahun 2020 ke 2021, terjadi penurunan produksi kelapa sawit
sebesar 43%. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor. Salah satu faktor yang
paling kuat pengaruhnya yaitu dari kebijakan pemerintah (Sipayung,
2023).Penurunan produksi kelapa sawit juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetic
serta lingkungan. Produksi secara genetic merupakan potensi produksi maksimal
yang dimiliki oleh bahan tanaman pada suatu lingkungan tanpa atau sedikit
mengalami hamatan baik faktor lingkungan, maupun teknik budidaya managemen
(Lubis & Lubis, 2018).

Produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh umur tanaman.


Tanaman tua berumur lebih dari 15 tahun memiliki tandan yang lebih berat
dibandingkan dengan tanaman yang muda. Untuk kelapa sawit yang berumur di
atas 10 tahun, berat tandan rata-rata sama untuk setiap tahunnya. Semakin tua umur
tanaman akan menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman sehingga
mengakibatkan penurunan pendapatan yang diperoleh dari usaha kebun sawit. Oleh
karena itu, sangat penting bagi perkebunan sawit untuk melakukan peremajaan
tanaman secara tepat. Dengan demikian, pengurangan populasi pada tanaman sawit
yang telah melewati usia produktif optimum dilakukan untuk tetap
mempertahankan produktivitas tanaman sampai kegiatan peremajaan dilakukan
secara menyeluruh (Inderiati, 2023).

Pertanian sebagai sumber energi


Pertanian memainkan peran penting sebagai sumber energi alternatif yang
dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan
merangsang keberlanjutan lingkungan. Menurut Rahman et al., (2019) salah satu
cara utama pertanian dapat berkontribusi sebagai sumber energi adalah melalui
pemanfaatan biomassa. Limbah pertanian seperti jerami, serbuk gergaji, dan limbah
organik lainnya dapat diubah menjadi bahan bakar biomassa yang dapat digunakan
untuk pembangkit listrik atau pemanas, mengurangi jejak karbon sekaligus
memanfaatkan sumber daya yang ada. Selain itu, pertanian juga dapat
menghasilkan biogas melalui pengolahan limbah organik.
Proses fermentasi anaerob dari kotoran hewan dan limbah pertanian lainnya
menghasilkan biogas, yang dapat digunakan sebagai sumber energi untuk
memasak, pemanas, atau bahkan sebagai bahan bakar untuk mesin-mesin pertanian.
Penggunaan biogas ini tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga
memungkinkan petani untuk memanfaatkan limbah secara efisien. Tanaman energi
seperti jagung, tebu, atau rapeseed juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
biofuel seperti etanol atau biodiesel. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Mahreni
et al., (2017) yang mengatakan biofuel ini dapat digunakan sebagai pengganti bahan
bakar fosil dalam kendaraan atau mesin-mesin lainnya, membantu mengurangi
polusi udara dan jejak karbon. Terakhir, sistem panel surya juga dapat dipasang di
lahan pertanian untuk menghasilkan listrik. Energi surya ini tidak hanya dapat
digunakan untuk keperluan pertanian, tetapi juga dapat dijual ke grid listrik,
memberikan pendapatan tambahan kepada petani dan mengurangi ketergantungan
pada sumber energi konvensional. Dengan berbagai cara ini, pertanian tidak hanya
menjadi produsen makanan, tetapi juga menjadi kontributor penting dalam
menghadapi tantangan energi dan lingkungan global (Prayitno et al., 2019).
Perkembangan produksi tanaman dan luas panen untuk produk tanaman
yang digunakan sebagai bahan baku dalam produksi biofuel telah menunjukkan
perubahan di bidang pertanian karena tren pertumbuhan sektor biofuel. Selain itu,
peningkatan produksi dan konsumsi biofuel juga dapat mempengaruhi harga
komoditas pertanian yang digunakan sebagai bahan baku produksi bioenergi.

Gambar 3. Produksi dan Konsumsi Bioethanol di Europe (Kapustová et al.,


2020)
Berdasarkan data diatas didapati bahwa produksi bioethanol masih dibawah
konsumsi yang berarti jumlah produksi belum dapat memenuhi kebutuhan
bioethanol yang meningkat dari tahun ke tahun. Di negara-negara Eropa bioetanol
sebagian besar diproduksi dari gandum, jagung, gula bit, gandum hitam, dan
minyak daur ulang. Gandum digunakan untuk produksi bioetanol terutama di Eropa
Barat Laut, jagung digunakan di Eropa Tengah terutama di Hongaria dan Spanyol.
Pada tahun 2007 dan 2008, harga gabah sedang tinggi, sehingga gula bit lebih
disukai untuk memproduksi bioetanol sebagai bahan baku pada periode ini
(Kapustová et al., 2020). Adapun cara untuk meningkatkan produksi bioethanol
dari jagung menurut Istianah et al., (2018) yaitu, perlu ditingkatkan efisiensi proses
konversi jagung menjadi bioethanol. Ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan
teknologi baru atau memperbaiki teknik yang sudah ada dalam proses fermentasi
dan pemurnian. Proses fermentasi harus dioptimalkan untuk meningkatkan
konversi gula dari jagung menjadi etanol, sementara proses pemurnian harus
dirancang untuk menghasilkan bioethanol yang lebih murni dengan efisiensi yang
lebih tinggi.
Peningkatan produksi jagung itu sendiri juga akan berkontribusi pada
peningkatan produksi bioethanol. Hal ini dapat dicapai melalui praktik pertanian
yang lebih efisien dan inovatif, seperti pemilihan varietas jagung yang lebih
produktif, penggunaan teknik irigasi yang lebih baik, dan pengelolaan tanah yang
berkelanjutan. Pertanian berbasis teknologi dan pendekatan ilmiah yang
berkelanjutan dapat membantu meningkatkan hasil panen jagung secara signifikan,
yang pada gilirannya akan meningkatkan pasokan bahan baku untuk produksi
bioethanol. Menurut Fitriliana et al., (2023) kebijakan yang mendukung industri
bioethanol juga akan membantu mendorong peningkatan produksi. Insentif fiskal,
regulasi yang jelas, dan dukungan infrastruktur yang memadai adalah faktor-faktor
penting yang dapat mendorong pertumbuhan industri bioethanol. Dengan
kombinasi langkah-langkah ini, produksi bioethanol dari jagung dapat ditingkatkan
secara signifikan, membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
dan mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriliana, F., Yana, S., Maryam, M., Rahmi, R., Nengsih, R., Rusmina, C., ... & Asnariza, A.
2023. Peluang Investasi dan Pengembangan Energi Biomassa: Perspektif Pemanfaatan
dan Daya Saing Pengembangannya. Jurnal Serambi Engineering, 8(3).

Inderiati, S. 2023. Produktivitas Tanaman Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Berumur Tua
Berdasarkan Kepadatan Populasi Di Ptpn Xiv Unit Pks Luwu. Agroplantae: Jurnal
Ilmiah Terapan Budidaya Dan Pengelolaan Tanaman Pertanian Dan Perkebunan,
12(1), 41–48. https://doi.org/10.51978/agro.v12i1.521

Istianah, N., Wardani, A. K., & Sriherfyna, F. H. 2018. Teknologi Bioproses. Universitas
Brawijaya Press.
Kapustová, Z., Kapusta, J., Boháčiková, A., & Bielik, P. 2020. Development status in EU
biofuels market. Visegrad Journal on Bioeconomy and Sustainable Development, 9(2),
67-71.

Lubis, M. F., & Lubis, I. 2018. Analisis Produksi Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di
Kebun Buatan, Kabupaten Pelalawan, Riau. Buletin Agrohorti, 6(2), 281–286.
https://doi.org/10.29244/agrob.v6i2.18945

Mahreni, A., Marnoto, T., & Nuri, W. 2017. Teknologi Produksi Biodiesel.
Prayitno, G., Hasyim, A. W., Subagiyo, A., Dinanti, D., & Roziqin, F. 2022. Ruang
Berketahanan Pangan: Menjawab Tantangan Produksi Pangan Berkelanjutan dengan
Optimasi Keruangan Menuju Indonesia Berdaulat. Universitas Brawijaya Press.
Rahman, H., Prasetyo, S. B., & Verinaldy, Y. 2019. Potensi limbah plastik dan biomassa
sebagai sumber energi terbarukan dengan proses pirolisis. Jurnal Teknologi, 6(2), 85-
98.
Sipayung, T. 2023. Produksi Kelapa Sawit di Indonesia (2023). In Paspi (p. 1).
https://palmoilina.asia/sawit-hub/produksi-kelapa-sawit-di-indonesia/

Supriyati, N., & Suryani, E. 2016. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan Agroindustri
di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 24(2), 92.
https://doi.org/10.21082/fae.v24n2.2006.92-106

Timikasari, A.D., Shodiq, D.E., dan Setiawan, I. 2022. Literatur Review Sumber Daya Alam
Pangan Padan Sektor Pertanian Di Indonesia. Jurnal Sains Edukatika Indonesia, 4(2):
44 - 48.

Anda mungkin juga menyukai