PENDAHULUAN
peningkatan nilai tambah komoditas. Berbeda dengan industri lain, Agroindustri tidak
harus mengimpor sebagian besar bahan bakunya dari luar negeri melainkan telah
bahan baku untuk industri. Hal ini didukung dengan adanya keunggulan karakteristik
yang dimiliki agroindustri, yaitu penggunaan bahan baku dari sumberdaya alam yang
satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian serta mengubah system
sektor pertanian. Salah satu agroindustri skala kecil dan rumah tangga, didukung
Berbagai cara telah ditempuh oleh pemerintah. Jawa Timur memiliki daerah
pengembangan padi yang sangat potensial dengan luas panen yaitu mencapai 1,8 juta
hektare dengan produksi padi sebesar 9,69 juta ton/ha gabah kering giling/ GKG atau
utara Provinsi Jawa Timur. Berada pada posisi 112°50'–113°30' Bujur Timur (BT)
dan 7°40'–8°10' Lintang Selatan (LS) dengan luas wilayah sekitar 169.616,65 Ha atau
+ 1696,17 Km2 (1,07% dari luas daratan dan lautan dari Provinsi Jawa Timur.
ketinggian 70-400 meter dari permukaan air laut (mdpl) dan memiliki temperatur
udara relatif panas yaitu 28o C hingga 32o C, tepatnya di Kecamatan Gading yang
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Produktiitas Tanaman Padi di Kecamatan
Gading Tahun 2017-2021
Luas Pertum- Produksi Pertum- Produktivitas Pertum-
Tahun
(ha) (%) (kw) (%) (kw/ha) (%)
2017 7,792 - 396,187.53 - 50.85 -
2018 7,884 1.18 404,941.12 2.21 51.36 1.02
2019 7,972 1.12 441,057.48 8.92 55,33 7.72
2020 8,305 4.18 439,107.56 -0.44 52,87 -4.43
2021 8,368 0.76 448,627.85 2.17 53,61 1.40
Rata-rata 8,064 0.98 425,984.31 3.21 52.80 1.42
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo Tahun 2017-2021
Pada Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan luas panen dari tahun
rata pertumbuhan produksi padi ialah 3.21%, tertinggi pada tahun 2019 dengan
produksi sebanyak 441,057.48 kwintal, dan terendah berada pada tahun 2020 sebesar
-0.44% dengan produksi sebanyak 439,107.56 kwintal. Rata-rata luas lahan, produksi
dan produktivitas dari tahun 2017 hingga tahun 2021 dari Tabel 1.1 dapat
mencakup kegiatan mulai dari panen sampai dengan menghasilkan beras. Pada
prinsipnya penanganan pasca panen meliputi beberapa tahap kegiatan, salah satunya
nilai tambah padi ialah melalui proses penggilingan padi menjadi butiran beras. Beras
adalah kebutuhan pokok utama masyarakat Indonesia, beras berupa bulir gabah yang
sudah dikupas kulitnya dan bagian ini sudah dapat dimasak serta di konsumsi yang
1). Keterbatasan penyediaan bahan baku yang teratur dalam bentuk kuantitas maupun
kualitas yang memadai, faktor iklim yang berpengaruh terhadap keggalan panen,
serta bahan baku yang harus dibeli dari petani kecil yang lokasinya berpencar-pencar.
2). Kesulitan pemasaran karena produk yang dihasilkan yang kurang baik, serta
(Kamisi, 2011)
4). Proses pengeringan padi pada agroindustri yang masih mengandalkan cahaya
agroindustri.
dalam menghadapai krisis ekonomi namun juga memiliki keterkaitan yang kuat
dengan sektor lain. Keterkaitan tersebut tidak hanya keterkaitan produk, tetapi juga
melaui media keterkaitan lain, yaitu keterkaitan konsumsi, investasi dan tenaga kerja
bahan baku perlu menjadi perhatian, karena berkaitan dengan tujuan pembangunan
wilayah pedesaan dan sumberdaya manusia pedesaan. Sehingga setelah dipanen dapat
memperoleh nilai tambah dari komoditi yang dihasilkan dan penyerapan tenaga kerja.
Upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan nilai tambah tanaman padi
ialah melalui proses pengglingan padi. Penggilingan padi memiliki peran yang sangat
penting, peranan ini tercermin dari besarnya jumlah penggilingan padi dan menyebar
hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia. Penggilingan padi
merupakan pusat pertemuan antara produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran
gabah/beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional
yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari
Butiran padi yang memiliki bagian yang tidak dapat dimakan, atau tidak enak
tersebut dilepaskan satu demi satu sampai akhirnya didapatkan beras yang dapat
dikonsumsi yang disebut dengan beras sosoh atau beras putih. Beras sosoh
merupakan hasil utama proses penggilingan padi. Beras sosoh adalah gabungan beras
kepala dan beras patah besar. Beras patah kecil atau menir sering disebut sebagai
hasil samping karena tidak dikonsumsi sebagai nasi seperti halnya beras kepala dan
beras patah besar. Hasil samping proses penggilingan padi berupa sekam, bekatul dan
menir. Penggilingan padi merupakan salah satu tahapan dalam pasca panen padi yaitu
suatu proses pelepasan sekam dari beras. Beras ialah makanan pokok masyarakat di
Indonesia
produksi atau di daerah produksi bahan baku itu perlu menjadi perhatian. Karena
menambah suatu kegiatan atau perlakuan terhadap komoditi setelah melalui proses
pemanenan yang nantinya dapat memperoleh nilai tambah komoditi yang dihasilkan
bagi pengusaha agroindustry. Nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai
penyimpanan dalam suatu produksi. Nilai tambah merupakan pengurangan dari hasil
penjualan produksi dengan (intermediate cost) yaitu biaya input lain yang menunjang
dalam poses produksi selain biaya tenaga kerja, sedangkan keuntungan diperoleh dari
selisih antara total penerimaan (total revenue) dengan total biaya (total cost).
Masalah utama dalam penanganan pasca panen padi yang sering dialami oleh
petani adalah tingginya kehilangan hasil selama pasca panen. Kegiatan pasca panen
penanganan pasca panennya masih belum baik dan benar. Selain itu kendala lain ialah
saat produksi menurun karena faktor cuaca saat mendekati panen sehingga beberapa
agroindustri, sehingga harga padi (gabah kering) menjadi reatif mahal dan terkadang
pelaku agroidustri harus mencari padi ke berbagai wilayah untuk memenuhi produksi
harian. Kendala lain yang dihadapi pemilik agroindustri yaitu keterbatasan biaya
padahal keuntungan harus tetap tercapai, maka penggunaan harus efisien untuk
berikut:
bertujuan untuk:
Kecamatan Gading.
penggilingan padi .
4. Sebagai bahan informasi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.